Skripsi Ady Mahardika
Skripsi Ady Mahardika
ASUH OTORITER
SKRIPSI
Disusun Oleh :
NPM : 17700011
FAKULTAS PSIKOLOGI
JAKARTA
2023
KATA PENGANTAR
OTORITER. ”
dalam ejaan penulis mohon maaf. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
untuk kita semua. Penulisan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik
Tama Jagakarsa.
4. Ibu Dra. Tjitjik Hamidah, M.Si, Psi, selaku Dekan Fakultas Psikologi
peneniliti. Peneliti ucapkan terima kasih, appresiasi dan bangga karena Ibu
6. Ibu Mia Anita Lestari, S.Psi, M.Psi, selaku dosen pembimbing teknis
terima kasih atas waktu, saran dan kesediaan mengkaji skripsi ini dengan
teliti dan sabar hingga memberikan masukan yang sangat bermanfaat pada
7. Ibu Sri Cahya Kencana, M.Psi, selaku dosen yang telah membantu
atas waktu, saran dan kesediaan mengkaji skripsi ini dengan teliti dan
ini.
tiada hentinya.
yang telah dilalui selama 4 tahun ini. Semoga kebersamaan ini abadi dan
11. Kepada semua responden yang telah meluangkan waktunya terima kasih
12. Seluruh pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu dalam
penulisan skripsi ini, semoga Allah SWT akan membalas kebaikan kita
semua Amiin.
Jakarta , 2023
Penulis
Ady Mahardika
NPM : 17700011
DAFTAR ISI
ABSTRAK........................................................................................................................................iii
ABSTRACT......................................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
E. Penelitian Sebelimnya.................................................................
G. Hipotesis .....................................................................................
1. Populasi.................................................................................
2. Sampel...................................................................................
PENDAHULUAN
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
Negara.
yang dibagi menjadi dua yaitu faktor internal (dari kelurga atau orang tua)
internal terdiri dari beberapa hal yaitu umur kepala keluarga, tingkat
dalam memperlakukan anak. Setiap orang tua berbeda dalam supaya anak
bisa mengembangkan potensi dirinya. Ada pula orang tua yang memberi
kebebasan kepada anak tapi tetap memberikan kontrol, dan ada pula orang
selalu tergantung pada orang tua, perilaku orang tua tersebut disebut
dengan pola asuh otoriter, dengan alasan agar anak tidak mengalami
celaka, dan karena anak belum bisa berfikir secara logis maka perlu ada
anak mereka berkembang seperti apa yang diharapkan. Perilaku orang tua
perkembangan selanjutnya.
Pertama kali seorang anak bergaul adalah dengan orang tua,
orang tua yang otoriter di mana orang tua terlalu banyak melindungi dan
Sekarang ini sering ditemui orang tua yang memberikan apa saja
diri dengan keadaan diluar rumah. kebiasaan orang tua yang selalu
menyesuaikan diri.
sampai sebegitu jauh sehingga anak tidak mencapai kebebasan atau selalu
tergantung pada orang tua. aspek pola asuh otoriter adalah kontak yang
yang kurang aktif dalam proses belajar mengajar, pemalu, bolos disaat jam
dan masih banyak lagi pelanggaran yang terjadi dilakukan siswa sebagai
penyesuaian diri remaja, maka peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut
B. Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian ini berujuan untuk :
1. Manfaat Teoritis:
Manfaat dari penelitian ini adalah untuk menambah kajian
pengetahuan bidang psikologi, terutama dalam hal
penyesuaian diri remaja dan perilaku orang tua kepada
anak.
2. Manfaat praktis :
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi
yang berguna bagi sekolah, orang tua dan
remaja agar dapat menyesuaikan diri dengan baik.
D. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah memahami ini daripada skripsi ini
maka dalam penulisan skripsi ini penulis membagi 5 (lima) Bab
dan Sub Bab seperti dibawah ini :
BAB I. PENDAHULUAN
Dalam bab ini menguraikan tentang Latar Belakang
Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian Serta
Sitematika Penulisan
sebelumnya.
signifikasi yang lebih besar dari o,o5 ini berati tidak ada hubungan
TINJAUAN PUSTAKA
penyesuaian diri. Agar individu tersebut dapat diterima dan diakui oleh
individu terhadap tuntutan dari lingkungan sekitarnya maupun dari dalam dirinya.
dan sosial.
dan juga memiliki suatu Hubungan timbal balik yang sesuai antara diri
sendiri dengan orang lain serta dengan lingkungannya diri sendiri yang
dimaksud adalah suatu kesatuan dari tubuh pikiran perilaku Gagasan dan
perasaan dalam diri kita hubungan dan interaksi dengan orang lain
memiliki pengaruh yang kuat jelas dan nyata terhadap diri kita dalam
yang telah ditemukan oleh para ahli di atas, maka dapat disimpulkan
sesuai dengan kondisi diri dan tuntutan dari lingkungan sekitar terhadap
lain-lain.
Penyesuaian sosial adalah bagian dari penyesuaian diri. adapun
manusia yang mampu hidup sebagai manusia tanpa manusia lain. dengan
kata lain, terdapat saling ketergantungan antara manusia yang satu dengan
dan diterima dalam kelompok, maka orang tersebut akan berusaha untuk
mencapai keharmonisan pada diri sendiri, orang lain dan lingkungan untuk
yaitu:
komitmen untuk sukses dan mendapatkan kesuksean itu dalam hal ini
yang tidak wajar atau bertentangan dengan norma yang dijunjung tinggi
oleh agama dan masyarakat. penyesuaian diri yang salah satu atau
menyimpang ditandai dengan berbagai bentuk perilaku yang serba salah,
egonya. untuk melindungi rasa aman egonya itu individu mereaksi dengan
agresi verbal adalah berkata kasar, bertengkar, panggilan nama yang jelek,
kritikan yang tajam sementara contoh non verbal diantaranya menolak atau
melanggar aturan
pecandu narkoba.
khusus dan bersifat klinis, bahkan perlu perawatan di rumah sakit adapun
psikokis
e. tingkah laku anti sosial ( antisocial behavior) tingkah laku anti sosial
gangguan fungsi otak dan peradangan lambung dan usus Tersisih seperti
alkohol dan narkoba Oleh karena itu yang menjadi perhatian utama yaitu
upaya pencegahan.
g. penyimpangan seksual dan AIDS beberapa perilaku yang menyimpang
3)gejala jasmani, 4)memiliki konsep diri yang positif, 5)menerima diri dan
diri dan tanggung jawab yang tinggi, 8)mampu membuat hubungan yang
terhadap dirinya yang dapat mengatasi konflik emosional dan penyesuaian diri
dengan lingkungan.
kemampuan seseorang untuk hidup dan bergaul secara wajar dengan lingkungan
sehingga individu merasa puas terhadap diri dan lingkungannya penyesuaian diri
dalam hal ini tentu tidak menimbulkan konflik bagi dirinya sendiri dan tidak
penentu kelak Mampu menyesuaikan diri dengan baik atau tidak pada lingkungan.
menciptakan penyesuaian diri yang sehat bagi remaja antara lain yaitu lingkungan
keluarga lingkungan teman sebaya dan lingkungan sekolah ketiga lingkungan ini
berperan dalam proses pembentukan penyesuaian diri individu belajar dari setiap
a. Keadaan fisik
diri, sebab keadaan sistem-sistem tubuh yang baik merupakan syarat bagi
terciptanya penyesuaian diri yang baik adanya cacat fisik dan penyakit
c. Keadaan psikologis
d. Keadaan lingkungan
tidak tentram, tidak damai, dan tidak aman, maka individu tersebut akan
mengalami gangguan dalam melakukan proses penyesuaian diri keadaan
diri.
diri dalam penelitian ini menjadi 2 Faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
internal yang secara potensial sudah ada, sudah dimiliki seseorang sejak lahir dan
faktor ini turut memberikan pengaruh pada penyesuaian diri individu yaitu
religiusitas. Faktor yang kedua yaitu faktor eksternal, faktor diluar diri seseorang
tentu saja, yang penting bagi perkembangan anak bukanlah kuantitas waktu yang
penting( Benzies, keown, & Magil-Evans, 2009; 2009a, b;Gross dkk, 2009).
bersama.
orang tua seharusnya tidak menghukum atau bersikap dingin kepada anak-
anaknya agar mematuhi orang tua serta menghormati usaha dan jerih
kendalian tegas pada anak serta tidak dapat banyak memberi peluang
untuk Mandiri namun masih tetap memberi batasan dan kendali atas
berdialog secara verbal. Di samping itu orang tua juga bersifat hangat dan
“kamu tahu bahwa Seharusnya kamu tidak melakukan hal itu sekarang
Mari kita bicarakan bagaimana agar kalau kamu mampu menangani situasi
itu secara lebih baik”. Orang tua otoritatif memperlihatkan rasa senang dan
Mereka juga mengharapkan tingkah laku yang matang, Mandiri dan sesuai
terlihat riang gembira , memiliki kendali diri dan percaya diri, serta
Adalah gaya Di mana orang tua sangat tidak terlibat di dalam kehidupan
aspek-aspek lain dari kehidupan orang tua lebih penting daripada mereka
anak-anak ini cenderung tidak kompeten secara sosial banyak anak-anak
independensi secara baik mereka sering kali memiliki harga diri yang
rendah tidak matang dan mungkin terasing dari keluarga pada remaja
anak yang kreatif dan percaya diri Meskipun demikian anak-anak dari
orang tua yang memanjakan jarang belajar menghormati orang lain dan
egosentris, tidak patuh, dan kesulitan dalam relasi dengan kawan sebaya.
memanjakan.
tingginya agresi anak, ini mungkin karena anak yang agresif tersebut
kemungkinan orang tua yang otoritarian ( faktor pertama) dan anak yang
yang sangat signifikan antara persepsi terhadap pola asuh otoriter orangtua
dengan penyesuaian diri remaja. Hal ini berarti semakin positif persepsi
terhadap pola asuh otoriter orangtua maka semakin tinggi penyesuaian diri
objeknya.
Persepsi akan membantu individu dalam mengorganisasikan dan
memberi arti pada lingkungan mereka. Pola asuh otoriter orangtua yang
individu.
tidak akan merasa tergantung dan malu karena orangtua membatasi serta
teman dan tetap mengedepankan aturan dari orangtua tanpa harus merasa
pada remaja tergolong sedang dan persepsi terhadap pola asuh otoriter
a. Pemberian disiplin
b. Komunikasi
c. Pemenuhan kebutuhan
pemenuhan kebutuhan pada pola asuh otoriter cenderung sangat
laku.
diatur agar menjadi anak yang baik serta harus patuh pada aturan-aturan
a. Orang tua memberikan batasan kepada anak dan memaksa anak untuk
antara lain:
a. Pedoman perilaku
yang berat.
b. Orang tua masih memegang prinsip pola asuh sesuai tradisi masa lalu
dengan bahan kajian dari penelitian ini. Aspek pola asuh otoriter:
a. Verbal Hostility
b. Corporal Punishment
menghukum anak tanpa alasan yang jelas, memaksa anak ketika anak
tidak patuh.
terlebih dahulu.
d. Directiveness
Mengatur anak dengan cara memberi tahu anak apa yang harus
orangtua.
A.
B.
C.
D.
E.
F. Remaja
1. Definisi Remaja
tahun, dan akhir masa remaja bermula dari Usia 16 atau 17 tahun
singkat.
10-12 tahun, dan berakir pada usia 21-22 tahun. Secara umum
tahun hingga 22 tahun bagi pria. Rentang usia remaja ini dapat
Otoriter
oleh orang tua terhadapa anaknya, didalamnya ada banyak atauran yang
disertai dengan ancaman-ancaman agar anak patuh dan tunduk pada apa
yang diinginkan oleh orang tua Remaja merupakan masa peralihan dari
masa kanak-kanak ke masa dewasa. Dimana pada fase tersebut, tidak lagi
H. Kerangka Berfikir
digunakan pada penilitian ini yaitu penuyesuaian diri dan Pola Asuh
Otoriter. Dengan Judul penelitian “Hubungan Antara Penyesuaian Diri
Adapun dalam penelitian ini kerangka berfikir adalah sebagai berikut ini:
I. Hipotesis
METODE PENELITIAN
Dalam bab ini akan dipaparkan mengenai metode penelitian yang meliputi
Dan variabel bebas (Independent variable). Variabel terikat adalah variabel yang
variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
Suatu variabel dengan merinci yang harus dikerjakan oleh peneliti untuk
1. Penyesuaian diri
1. Populasi
dari unit analisis yang diperoleh berdasarkan ciri-ciri yang diduga dari
atau dianalisis secara umum. Sebagai suatu populasi, kelompok subjek ini
dari kelompok subjek yang lain. Jadi populasi adalah seluruh individu
yang akan di teliti.
2. Sampel
kondisi dan atribut penelitian yang ada pada populasi. Selain itu Kumar
Jakarta.
kuantitatif. pengumpulan data dengan metode skala sebagai alat ukur psikologi
melalui sejumlah pertanyaan atau pernyataan tertulis. Skala ini terdiri dari dua
Adapun skala yang dimaksud dalam penelitian ini adalah skala langsung,
yaitu skala yang dikerjakan oleh subjek penelitian dan subjek tinggal memilih
salah satu alternative jawaban yang telah disediakan. Pernyataan dalam skala
Likert sudah dibagi ke dalam empat tingkat, yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S),
Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Variabel yang diukur
sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrument yang dapat berupa
negative (unfavorable). Jawaban setiap instrumen ini memiliki tingkat dari yang
tertinggi (sangat positif) dan terendah (sangat negative) dan diukur melalui item
Table 1
Sangat Setuju 4 1
Setuju 3 2
Tidak Setuju 2 3
penelitian ini berdasarkan teori Baker dan Siryk (dalam Splichal, 2009),
Attachment.
Table 2
Dari kuisioner ini akan diketahui jenis pola asuh apa yang
diberikan oleh ibu kepada anaknya, dimana terdiri dari tiga jenis
yaitu, pola asuh otoriter, pola asuh otoritatif, dan pola asuh
Tabel 3
Erlangga Edy M.M (2020). Perilaku Over Protective Orang Tua dengan
of Islamic Psychology)
Erlangga.
Salatiga
Otoriter Orang Tua, Kecerdasan Emosi, Dan Kemandirian Anak Sd) Vol