Analisa Jurnal INTAN P
Analisa Jurnal INTAN P
Disusun Oleh
Intan Prasetyanti
SN221074
RHEUMATOID ATHRITIS
NIM : SN221074
Kelompok : 28
1. Latar Belakang
Lanjut usia (Lansia) adalah seseorang yang memiliki usia dari atau sama
dengan 55 tahun (WHO dalam Utomo, 2019). Lansia biasanya mengalami penyakit
persendian seperti asam urat, oesteoporosis, dan rheumatoid arthritis. Rheumatoid
arthritis merupakan suatu penyakit yang menyerang persendian yang menimbulkan
nyeri, kekakuan, pembengkakan, peradangan, dan keterbatasan gerak (Nasrullah,
Rahayu, Hadi, & Ari, 2021). Dampak yang terjadi pada rasa nyeri apabila
berlangsung secara berulang-ulang dapat mengakibatkan terjadinya respon stress yang
antara lain berupa meningkatnya rasa cemas, denyut jantung berlebihan, tekanan
darah meningkat, dan frekuensi nafas meningkat (Sampeangin & Pramesty, 2019).
Indonesia mengalami peningkatan jumlah penduduk setiap tahunnya terutama
lansia. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), UNFPA, & BPS,
(2018) bahwa di Indonesia pada tahun 2019 penduduk yang berusia 60 tahun keatas
diperkirakan meningkat menjadi 27,5 juta jiwa, sedangkan pada tahu 2045 lansia yang
ada di Indonesia diperkirakan mencapai 57,0 juta jiwa. Penyakit yang dialami oleh
lansia adalah rhematoid arthritis. Rhematoid arthritis merupakan suatu penyakit yang
menyerang persendian yang menimbulkan nyeri, kekakuan padaketerbatasan gerak.
Rheumathoid arthritis dapat menyerang persendian manapun seperti sendi-sendi yang
ada di kaki dan tangan (Nasrullah dkk., 2021).
Nyeri pada penyakit rhematoid arthritis sering terjadi pada cuaca dingin bisa
pagi maupun malam hari. Kejadian nyeri ini dapat terjadi selama satu jam sampai
lebih dari satu jam atau sepanjang hari (American College of Rheumatologi, 2012
dalam Nasrullah dkk., 2021). Tindakan kompres hangat dengan nafas dalam
meruapakan tindakan yang diberikan pada penderita nyeri sendi. Kompres hangat
merupakan terapi yang digunakan untuk meredahkan atau mengurangi nyeri sehingga
dapat memberikan riaksi tenang, rileks, dan memberikan rasa hangat (Agustiningrum,
2019). Nafas dalam merupakan tindakan bukan secara medis yang berguna untuk
menenangkan sistem saraf dan melepaskan ketegangan otot sehingga nyeri berkurang
(Doliarn’do dkk, 2018).
Berdasarkan data dunia WHO bahwa jumlah penderita rhematoid arthritis
yang ada di belahan dunia pada saat ini telah menunjukkan angka 355 juta jiwa yang
dapat diartikan bahwa 1 dari 6 penduduk belahan dunia mengalami penyakit
rhematoid arthritis (Sampeangin & Pramesty, 2019). Prevalensi penyakit nyeri sendi
yang berada di Indonesia berdasarkan wawancara diagnosis dokter memiliki
presentase (7,3%) dan berdasarkan jenis kelamin yang didiagnosis dokter tingkat
nyeri sendi sebanyak (8,5%) perempuan mengalami rematik sehingga lebih tinggi
dibanding pada laki-laki (6,1%) (RISKESDAS, 2019). Dikutip dari penelitian
Doliarn’do, dkk (2018) bahwa prevelensi di Indonesia nyeri sendi pada penyakit
rematik menunjukkan 23,6% hingga 31,3%. Prevalensi lansia yang mengalami
rhematoid arthritis di Jombang mencapai 8,91% (RISKESDAS, 2019). Penyebab
artritis reumatoid tidak diketahui. Faktor genetik, lingkungan, hormon imunologi, dan
faktor-faktor infeksi mungkin memainkan peran penting. Sementara itu, faktor sosial
ekonomi, psikologis, dan gaya hidup, dapat mempengaruhi progresivitas dari
penyakit.
Kegiatan posyandu lansia gawe waras yang dilakukandi dusun jurang gunting
terdapat lebih dari 30 lansia. Rata-rata lansia didusun tersebut memiliki riwayat
penyakit seperti hipertensi, DM, rematik, asam urat, myalgia. Kebanyakan lansia
mengeluhkan memiliki tensi tinggi dan mengeluh menderita rematik.
2. PICOS
P : Satu orang pasien artritis reumatoid di Puskesmas Banjarsari Metro Utara
I : Penerapan kompres hangat untuk mengurangi nyeri sendi. Dilakukan
kompres hangat selama 10-15 menit, dengan menginstruksikan pasien
dengan posisi duduk duduk senyaman mungkin.
C : Pengaruh kombinasi kompres hangat dengan nafas dalam terhadap
penurunan nyeri sendi pada lansia dengan rhematoid arthritis.
O : Berdasarkan hasil implementasi berupa pemberian kompres hangat yang
dilakukan selama 3 hari, Didapatkan bahwa pada hari pertama pengkajian
nyeri Ny.J didapatkan (skor nyeri 6) kategori sedang dan hari kedua setelah
pemberian kompres hangat skor nyeri mengalami penurunan yaitu (skor
nyeri 5) dengan kategori sedang, hari ketiga setelah intervensi kembali skor
nyeri mengalami penurunan yaitu (skor nyeri 4) namun masih berada dalam
rentang nyeri sedang. Setelah dilakukan kompres hangat intensitas nyeri yang
dirasakan Ny.J mengalami penurunan.
S : Penerapan kompres hangat terhadap intensitas nyeri pada pasien atritis
rheumatoid (Hasanah et al., 2021)
3. Tinjauan Kasus
Ny.M berusia 62 tahun, jenis kelamin perempuan, pekerjaan pedagang, klien
mengatakan tidak tamat SD, klien memilki 3 anak, klien tinggal bersama anak ketiga
yang belum menikah, klien mengatakan anaknya yang sudah memiliki keluarga dan
tinggal sendiri. Pada saat di lakukan pengkajian pada tanggal 20 Juni2023 pukul
09:30 WIB didapatkan tanda-tanda vital, BB:65 kg, TB: 151 cm, TD 160/110 mmHg,
suhu 36,2C, nadi 84x/menit RR 20x/menit, GDS: 100 mg/dl. Klien mengatakan nyeri
pada tengkuk,punggung dan lutut kaki kanan dan kiri, klien mengatakan nyeri pada
setiap saat dan waktu pagi. Klien mengatakan nyeri seperti tertusuk benda tajam, klien
mengatakan nyeri hilang timbul, saat ditunjukkan skala nyeri dengan rentang 0-10
klien menunjuk angka 4 dalam kategori sedang.
4. Dasar Pembanding
Pemberian kompres air hangat untuk menuerunkan intensitas nyeri pada Ny.M
tanggal 24 Juni 2023 . Hasilnya menunjukkan bahwa ada pengaruh pemberian terapi
kompres hangat saat nyeri di sendi hasil penerapan ini sesuai dengan teori kompres
hangat adalah suatu tindakan memberikan rasa hangat pada klien dengan
menggunakan cairan atau alat yang menimbulkan hangat pada bagian tubuh yang
memerlukannya. Kompres hangat adalah suatu metode dalam pengunaan suhu hangat
setempat yang dapat menimbulkan beberapa efek fisiologis dan efek terapeutik.
Pemberian kompres hangat diantaranya dapat mengurangi nyeri, meningkatkan aliran
darah, mengurangi kejang otot, dan menurunkan kekakuan tulang sendi5 . Terjadinya
penurunan intensitas nyeri pada Penggunaan kompres hangat pada bagian tubuh yang
terasa nyeri karena Pada kompres hangat terjadi pelebaran pembuluh darah yang
mengakibatkan peningkatan sirkulasi darah serta peningkatan tekanan kapiler.
Tekanan O2 dan CO2 didalam darah meningkat sedangkan PH mengalami penurunan.
Aktivitas sel menjadi meningkat dan pada beberapa otot akan mengurangi ketegangan
sehingga nyeri berkurang dan tidak mengganggu aktivitas setiap hari . Selain itu
penggunaan kompres hangat diharapkan dapat meningkatkan rileksasi beberapa otot
dan mengurangi nyeri akibat spasme atau kekakuan serta memberikan rasa hangat.
5. Implementasi
Implementasi yang dilakuakan berupa pemberian kompres hangat selama 10-
15 menit dengan suhu air 37-40 oC. yang dilakukan selama 3 hari. Langkah-langkah
melakukan kompres: Atur lingkungan yang nyaman agar pasien bisa focus dan rileks,
Siapkan alat dan bahan,Posisikan pasien senyaman mungkin bisa duduk atau
berbaring, Ambil air panas letakkan dalam baskom, gunakan kain untuk melakukan
kompre hangat di kaki Ny.M. dikompres memakai kain yang dibasahi dengan air
hangat dengan suhu 37-40 0C, lalu diletakkan dibagian yang merasa nyeri dan saat
diletakkan dibagian yang nyeri.
6. Hasil
Skala nyeri
Tanggal
Sebelum Sesudah
Intervensi hari I 4 4
Intervensi hari II 4 3
Damanik, D. N., (2019). Pengaruh Kompres Hangat Terhadap Intensitas Nyeri Pada
Lansia Yang Mengalami Rematoid Artritis Di Desa Kotasan Kecamatan
Galang. Jurnal Kesehantan Ilmiah Indonesia, Vol. 4 No.1 Juni 2019
Hasanah, U., Ludiana, & Dewi, K. (2021). Penerapan Kompres Hangat Terhadap
Intensitas Nyeri Pada Pasien Artritis Reumatoid Application Of Warm
Compresses To Pain Intensity In Rheumatoid Atritis Patient. 1(September),
299–305.
NOOR, Z. (2017). Buku Ajaran Muskuloskeletal. (P. P. Lestari, Ed (Edisi 2). Jakarta:
Salemba Medika.
Kemenkes RI. (2018). Hasil utama riskesdas 2018. Kementrian Kesehatan RI. Badan
Penelitian dan Perkembangan Kesehatan
Sari, R., Purwono, J., Safitri, D., Prahmawati, P., & Hasanah, N. (2020). The warm
compress of clove water (syzygium aromaticum) therapy during bouts.
Malahayati International.Journal of Nursing and Health Science, 3(2), 117-123.
Mengetahui
Intan Prasetyanti