Anda di halaman 1dari 11

Aspek sosiologis

karya sastra
• Sosiologis adalah tentang kehidupan nyata manusia sebagai
suatu kolektivitas, dengan demikian Sosiologi Sastra adalah
aspek sosiologis yang digambarkan dalam karya sastra.
• Menurut Sapardi Djoko Damono terdapat 3 fokus dalam kajian
Sosiologi Sastra
• Sosiologi pengarang: tentang status sosial, ideologi sosial, dan
sebagainya menyangkut pengarang sebagai penghasil karya sastra
• Sosiologi karya sastra: menyangkut karya sastra itu sendiri
• Sosiologi pembaca dan pengaruh sosial karya sastra
Karya Charles Perrault
• Le Petit Chaperon Rouge (Little Red Riding Hood),
• La Belle au Bois Dormant (The Sleeping Beauty),
• Le Chat botté (Puss in Boots),
• Cendrillon (Cinderella),
• Barbe Bleue (Bluebeard), dll
Hampir semua berasal dari cerita rakyat tradisional yang mengalami
modifikasi oleh Perrault agar lebih sesuai dengan publik pembaca
yang disasarnya yaitu para Aristokrat.
Sosiologi pembaca dan
pengaruh sosial karya sastra

• Dongeng Perrault ditulis pada saat préciosité sedang


sangat menarik dan digemari di Prancis dan di Eropa
(abad ke-17).
• Précieux adalah mereka yang menganggap bahwa
penggunaan bahasa yang elegan, cerdas dan indah,
membedakan status sosial pembicaranya, dan préciosité
identik dengan para bangsawan dan bourgeois kelas atas.
Gaya penulisan précieux yang halus dan cerdas
mencerminkan latar belakang dan gaya hidup penulisnya.
• Karya Perrault serta merta mengalami kesuksesan luar
biasa; empat cetakan asli dan dua copy telah diproduksi
pada masanya. Hal ini merupakan hal yang luar biasa
pada masa itu (abad 17).
• Tidak biasanya karya yang dihasilkan di salon-salon
aristokratik sukses dan digemari pula oleh khalayak
pembaca yang berasal dari kelas sosial lebih rendah.
• Kunci dari kesuksesan karya Perrault pada berbagai kelas
sosial adalah karena
• Usaha pertama menuliskan kembali cerita rakyat (lisan) yang
beredar di masyarakat
• Khalayak pembaca dari kelas yang berbeda mengenali dongeng
yang sudah mereka kenal dengan baik.
• Perrault tidak melakukan banyak modifikasi pada cerita rakyat
asli, baik isi (narasi) juga strukturnya.
• Khalayak pembaca aristokrat mengapresiasi gaya penulisan
yang mengaplikasi kosa kata préciosité
Proses menjadi cerita rakyat secara mapan

• Kematian Louis XIV (1715) yang semasa hidupnya sangat


berpengaruh, menandai hilangnya satu gaya hidup,
dengan demikian hilang pula kegemaran akan préciosité
dan juga dongeng pada khalayak aristokrat dengan
salonnya.
• Kembali menjadi populer karena rumah percetakan
banyak bermunculan (abad ke 18), khalayak pembaca
menjadi lebih luas termasuk juga pada karya literatur
jenis dongeng karena mudah diakses
• Walau jenis karya filosofis ataupun politis semakin
digemari, pada abad, kesadaran nasionalis dan patriotis
semakin menjadi semangat masyarakat Eropa pada ke-
19. Materialisasi dari semangat ini diinisiasi oleh Jerman
melalui budaya populer dalam bentuk pelestarian karya
sastra jenis dongeng oleh Grimm bersaudara (1812) yang
menampilkan lagi antara lain karya-karya Charles
Perrault
• Revolusi Industri (1820-1840) juga membawa perubahan
pada kebiasaan membaca khalayak berbagai kelas. Para
pembaca kelas atas semakin tertarik pada rakyat dan
cerita mereka. Charles Perrault yang bukan merupakan
pengarang asli kumpulan dongeng yang dipublikasikannya
kemudian dianggap sebagai bourgeois bijak yang
membela dan mengangkat rakyat kecil dengan
menyebarluaskan cerita yang mereka kenal seumur hidup
mereka.
• 1842 – 1913 karya Charles Perrault dipublikasi tidak
kurang sebanyak 233 edisi oleh 60 penerbit. Karya
populer ini juga menjadi perhatian penting kalangan
intelektual, dan terus menjadi populer dan digemari
berbagai kalangan khalayak pembaca secara mendunia
sampai sekarang.
Références

• Faruk. (1994). Pengantar Sosiologi Sastra. Yogyakarta: Pustaka


Pelajar.
• Jean, L. (2007). Charles Perrault’s paradox: how aristocratic fairy
tales became synonymous with folklore
conservation. Trames, 11(3), 276-283.
• Zipes, J. (1982). Towards a Social History of the Literary Fairy Tale
for Children. Children's Literature Association Quarterly, 7(2), 23-
26.
• http://www.ecrivaines17et18.com/pages/17e-
siecle/preciosite/langage-precieux.html

Anda mungkin juga menyukai