Anda di halaman 1dari 35

RANGKUMAN GANGGUAN SISTEM HEMATOLOGI, RESPIRASI DAN KARDIOVASKULAR

Nama : NOFTA ANDRA


NIM :211211939
Lokal :II C

Karakteristik PPOK TB PARU LIMFOMA ANEMIA LEUKEMIA


Pengertian Penyakit paru Tuberkulosis atau Tb Limfoma maligna Anemia merupakan Leukemia adalah
obstruktif kronis paru adalah suatu (malignant kondisi klinis akibat keganasan
(PPOK) atau disebut penyakit menular lymphomas) ialah kurangnya suplai sel hematologik
juga dengan COPD yang paling sering penyakit darah merah akibat proses
(cronic Obstruktif mengenai parenkim keganasan sehat ,volume sel neoplastik yang
Pulmonary Disease) paru, biasanya primer dari darah merah disertai gangguan
adalah suatu penyakit disebabkan oleh jaringan limfoid ,dan/atau jumlah diferensiasi
yang bias dicegah dan Mycobacterium yang bersifat padat hemoglobin. (maturation
diatasi yang ditandai tuberculosis. (solid), meskipun Hipoksia terjadi arrest) pada
dengan keterbatasan kadang- karena tubuh berbagai
aliran udara yang kadang dapat kekurangan tingkatan sel
menetap, biasanya menyebar secara oksigen.Terlepas induk
bersifat progresif dan sistemik dari penyakit itu hematopeotik
terkait dengan adanya Penyakit Hodgkin sendiri , anemia sehingga terjadi
proses inflamasi (Hodgkin disease) mencerminkan ekspansi
kronis saluran nafas atau limfoma beberapa kondisi progresif dari
dan paru paru Hodgkin ialah pantogenik yang kelompok (clone)
terhadap gas atau limfoma maligna mengarah pada sel ganas
partikel berbahaya yang khas ditandai abnormalitas tersebut dalam
oleh adanya sel jumlah,struktur,dan sumsum tulang,
Reed Sternberg fungsi sel darah kemudian sel
dengan latar sel merah( joyce leukemia beredar
radang pleomorf M.Black jane secara sistemik.
(Bakta, 2013) hokanson hawks, Leukimia
edisi 3, buku 3, hal : adalah Prolifase
817) karena sel induk
hemopoetik
dalam sumsum
tulang. Sel ganas
menggantikan sel
normal Di mana
sel ini dapat
beredar secara
sistemik
kemudian dapat
disertai infiltrasi
ke organ lain.
Seleukimia juga
tumbuh pada
jaringan
hemopoetik
primitif
(ekstrameduler)
sehingga
menimbulkan
pembesaran Lien,
hati dan kelenjar
limfe.Leukimia
dibedakan
menjadi 2 yaitu
leukemia akut
dan leukemia
kronik (Widagdo,
2012).
Organ yang Paru-paru - Usus Sel darah putih Sel darah merah, Sel-sel darah
putih.
terganggu - Ginjal yaitu limfosit ginjal
- Selaput otak
- Kulit
Etiologi Yang dapat Tb paru biasanya Penyebab Penyebab tersering Meskipun
menimbulkan berupa batuk, sebenarnya LH dari anemia adalah penyebab
serangan asma kehilangan nafsu tidak diketahui, kekurangan zat gizi leukemia tidak
bronchial atau sering makan, demam dan meskipun bukti yang diperlukan diketahui
disebut faktor keringat dingin di tidak langsung untuk sintesis beberapa faktor
pencetus: malam hari, batuk mengindikasikan eritrosit yaitu besi, risiko
- alergen darah, kekurangan penyebab virus. vitamin B12 dan dihubungkan
- infeksi saluran energi, nyeri Epstein-Barr virus asam folat.Anemia dengan leukemia
nafas dibelakang mata, (EBV) dipercaya juga dapat termasuk
- olahraga atau dan batuk berdahak menjadi agen diakibatkan dari 1. Faktor genetik
kegiatan yang kausatif. Limfoma beragam kondisi 2. Paparan
jasmani yang berkepanjangan terkait EBV seperti perdarahan, radiasi ion dan
berat yang berlangsung terdokumentsi baik kelainan genetik, bahan kimia
- obat-obatan sekitar 21 hari. pada klien yang penyakit kronik, 3. Kelainan

- polusi udara telah menerima keracunan obat, dan kongenital

- lingkungan transplantasi organ sebagainya. (misalnya

kerja atau yang 1. Perdarahan hebat sindrom down)

Penyebab bronchitis mengalami 2. Akut (mendadak) 4. Adanya

kronis adalah: penyakit defisiensi 3. Kecelakaan definisi imun free

- infeksi imun. Peningkatan 4. Pembedahan fire dan infeksi

- alergi dua sampai tiga dengan human T-

- rangsangan kali lipat dijumpai cell

seperti asap pada klien yang leukemia virus


yang berasal memiliki type (HTLV-1).
dari pabrik Riwayat Faktor genetik
Penyebab dari mononukleosis, meningkatkan
emfisema: penyakit yang risiko leukimia.
- merokok disebabkan EBV. Insiden tinggi
- kerturunan Peneliti telah leukemia
- infeksi menunjukkan akut dan
leukemia limfosit
- hipotesis bahwa 30%-50%
kronis (LLK)
elatase- specimen LH dilaporkan pada
keluarga
antielastase mengandung
tertentu.
fragmen genom
EBV di dalam sel
Reed-Sternberg
diagnostik.
Jenis/Klasifikasi a. Derajat 0 (berisiko) - Klasifikasi - Tipe - Anemia a. Leukemia
(jika ada) Gejala klinis : Memiliki berdasarkan Lymphocyte defisiensi Meilogenus Akut
satu atau lebih gejala lokasi Predomina besi (IDA) LMA mengenai
batuk kronis, produksi anatomis. nce - Talasemia sel system
sputum, dan dispnea. - Klasifikasi - Tipe Mixed - Anemia hematopeotik
Ada paparan terhadap berdasarkan Cellularity sideroblastic yang kelak
faktor resiko. riwayat - Tipe berdiferensiasi ke
Spirometri : Normal medis. Lymphocyte semua sel
b. Derajat I (PPOK - Klasifikasi Depleted myeloid,
ringan) berdasarkan - Tipe monosit,
Gejala klinis : Dengan uji kepekaan Nodular granulosit,
atau tanpa batuk, obat Sclerosis eritrosit dan
dengan atau tanpa klasifikasi trombosit.
produksi sputum. tuberkulosis. b. Leukemia
Sesak napas derajat - Klasifikasi Mielogenus
sesak 0 (tidak berdasarkan kronik LMC juga
terganggu oleh sesak status HIV. dimasukan dalam
saat berjalan cepat sistem keganasan
atau sel myeloid.
sedikit mendaki) Namun banyak
sampai derajat sesak sel normal
1 (terganggu oleh dibandingkan
sesak saat berjalan bentuk akut,
cepat sehingga
atau sedikit penyakit ini lebih
mendaki) . ringan.
Spirometri : FEV1/FVC LMC jarang
< 70%, FEV1 ≥ 80%. menyerang
c. Derajat II (PPOK individu dibawah
sedang) 30 tahun.
Gejala klinis : Dengan c. Leukemia
atau tanpa batuk, Limfositik Akut
dengan atau tanpa LLA dianggap
produksi sputum, sebagai
sesak napas derajat proliferasi
sesak 2 (jalan lebih ganas limfoblast.
lambat di banding Sering terjadi
orang seumuran pada anakanak,
karna laki-laki lebih
sesak saat berjalan banyak
biasa). Spirometri : dibandingkan
FEV1/FVC < 70%; 50% perempuan,
< FEV1 < 80%. puncak insiden
d. Derajat III (PPOK usia 4 tahun,
berat) setelah 15 tahun
Gejala klinis : Sesak LLA jarang
napas derajat sesak 3 terjadi.
(berhenti untuk d. Leukemia
bernafas setelah limfositik kronik
berjalan 100 LLC merupakan
meter/setelah kelainan ringan
berjalan beberapa mengenail
individu usia 50
menit pada ketinggian
sampai 70 tahun.
tetap) dan 4
(sesak saat aktifitas
ringan seperti
berjalan keluar rumah
dan berpakaian)
Eksaserbasi lebih
sering terjadi.
Spirometri : FEV1/FVC
< 70%; 30% < FEV1 <
50%.
e. Derajat IV (PPOK
sangat berat)
Gejala klinis : Pasien
derajat III dengan
gagal napas kronik
disertai
komplikasi kor
pulmonale atau gagal
jantung kanan.
Spirometri FEV1/FVC
<
70%; FEV1 < 30% atau
< 50% (GOLD 2014).
Tanda dan gejala Adapun tanda dan Bakteri yang tumbuh Berdasarkan Bakta, Manifestasi yang Manifestasi Dari
gejala klinik PPOK di paru-paru dapat 2013 gejala klinik menyertai semua tipe
adalah sebagai menimbulkan limfoma munculnya anemia leukemia adalah
berikut : beberapa gejala nonhodgkin dapat adalah sebagai sama. Riwayat
a. “Smoker Cough” penyakit: berupa berikut: akibat tubuh yang klinis
biasanya hanya - Batuk terus- a. Pembesaran bereaksi terhadap biasanya
diawali sepanjang menerus kelenjar getah hipoksia, Gejala menunjukkan
pagi yang dingin yang bening merupakan bervariasi anemia,
kemudian berlangsung gejala yang paling bergantung tingkat trombositopenia
berkembang menjadi lama (lebih sering dijumpai. keparahan dan dan leukopenia.
sepanjang tahun. dari 2- 3 Pembesaran kecepatan hilangnya Manifestasi klinis
b. Sputum, biasanya minggu). kelenjar getah darah, sudah berapa depresi sumsum
banyak dan lengket - Batuk asimetrik lokasi lama anemia terjadi, tulang meliputi
berwarna kuning, berdarah. dan tanda fisik usia klien, dan keletihan yang
hijau atau kekuningan - Nyeri dada kelenjar getah adanya kelainan lain. disebabkan oleh
bila terjadi infeksi. saat bening persis sama Kadar hemoglobin anemia,
c. Dyspnea, terjadi bernapas seperti pada (Hb) biasanya perdarahan
kesulitan ekspirasi atau batuk. penyakit Hodgkin. digunakan untuk akibat
pada saluran - Sesak napas. b. Gejala menegakkan tingkat trombositopenia
pernafasan Selain itu, gejala konstitusional keparahan anemia. (penurunan
Gejala ini mungkin penyakit Tb paru dapat berupa jumla
terjadi beberapa juga berupa: demam, keringat trombosit yang
tahun sebelum - Penurunan malam dan beredar), demam
kemudian sesak nafas berat badan. penurunan berat akibat infeksi,
menjadi - Lemas badan. Gejala anoreksia, sakit
semakin nyata yang - Demam dan konstitusional ini kepala dan
membuat pasien menggigil. lebih jarang papiladema.
mencari bantuan - Berkeringat dijumpai Pendarahan
medik . di malam dibandingkan pada dapat terjadi
Sedangkan gejala hari. penyakit Hodgkin. pada
pada eksaserbasi akut - Tidak nafsu c. Jangkitan kulit,gusi,membr
adalah : makan. orofaringeal an
a. Peningkatan dijumpai pada 5- mukosa,saluran
volume sputum. 10% kasus yang gastrointestinal
b. Perburukan dapat (GI), serta
pernafasan secara menimbulkan saluran
akut. keluhan sakit genitorinaria.
c. Dada terasa berat. menelan (sore Perdarahan juga
d. Peningkatan throat). merupakan
purulensi sputum d. Anemia, infeksi, penyebab
e. Peningkatan dan perdarahan mendasari
kebutuhan dapat dijumpai petekie dan
bronkodilator pada kasus yang ekimosis
f. Lelah dan lesu mengenai sumsum (perubahan
g. Penurunan tulang secara difus. warna dapat
toleransi terhadap e. Dapat dijumpai terlihat pada
gerakan fisik , cepat hepato/splenomeg kulit).
lelah dan terengah- ali.
engah. f. Gejala pada
organ lain seperti
kulit,otak, testis
dan tiroid dapat
dijumpai. Kelainan
kulit sering
dijumpai pada
mycosis funguides
dan
Sezary syndrome.
(Bakta, 2013)
Komplikasi a. Biologi (fisik) Komplikasi yang  Akibat langsung 1. Kelelahan yang - Gagal
- hipoks
terjadi: penyakitnya : Parah sumsum
emia
- asidosi - Kerusakan a. Penekanan 2. Kelainan Jantung tulang
s
pada otak. terhadap organ 3. Kematian5) Gagal (Bone
respira
tori - Gangguan khususnya jalan nafas marrow
- Infeksi
fungsi nafas, usus dan failure.
respira
tori penglihatan. saraf - Infeksi
- gagal
- Kerusakan b. Mudah terjadi - Hepatom
jantung
- kardiak pada tulang infeksi, bisa fatal egali
disritmi  Akibat efek
dan sendi. (Pembesa
a
- status - Kerusakan samping ran hati)
asmati pengobatan :
fungsi hati. - Splenome
kus
b. Psikologis - Kerusakan a. Aplasia sumsum gali
c. Sosial tulang
pada ginjal. (Pembesa
- Kerusakan b. Gagal jantung ran limpa)
pada oleh obat golongan Limpaden
jantung. antrasiklin opati
c. Gagal ginjal oleh
obat sisplatinum
d. Neuritis oleh
obat vinkristin.
(Hermawan, 2013)
Penatalaksanaan Penatalaksanaan Manajemen jalan 1. Radioterapi Anemia pada Terapi untuk
keperawatan Keperawatan: nafas, penghisapan a. untuk penyakit defiensi besi: leukemia akut
1) Mencapai lendir, terapi yang terlokalisir 1) Penyebab dari dapat
bersihan jalan oksigen, dan terapi (derajat 1) defisiensi besi digolonhkan
nafas tambahan berupa b. untuk ajuvan 2) Menggunakan menjadi dua,
a) Pantau adanya batuk efektif dan pada "bulky preparat besi ora yaitu:
dyspnea dan latihan pernapasan disease" Anemia a. Terapi
hipoksemia pada dengan teknik c. untuk tujuan megaloblastic: spesifik:
pasien. memutar. paliatif pada 1) Difisiensi vitamin dalam bentuk
b) Jika - Medikament stadium lanjut B12 dengan kemoterapi
bronkodilator atau osa 2. Kemoterapi pemberian vitamin b. Terapi
suportif:
kortikosteroid tuberkulosis a. kemoterapi B12 yang dapat
untuk
diprogramkan paru aktif. tunggal (single diberikan dengan mengatasi
kegagalan
berikan obat - Medikament agent) injeksi B12.
sumsum
secara tepat osa Chlorambucil atau 2) Terapi Vitamin tulang, baik
karena
dan waspadai tuberkulosis siklofosfamid B12 diberikan pada
proses
kemungkinan efek paru yang untuk LNH derajat pasien selama hidup leukemia
sendiri atau
sampingnya. resisten. keganasan rendah untuk mencegah
akibat terapi
c) Pastikan - Evaluasi b. kemoterapi kekambuhan
bronkospasme terapi kombinasi anemia.
telah berkurang tuberkulosis Anemia defisiensi
dengan mengukur paru aktif. asam folat:
peningkatan - Terapi penangananya
kecepatan aliran profilaksis dengan diet dan
ekspansi dan pada penambahan asam
volume (kekuatan tuberkulosis folat 1 mg/hari,
ekspirasi, lamanya laten. secara IM pada
waktu untuk pasien dengan
ekhalasi dan gangguan
jumlah udara yang absorsi
diekhalasi) serta
dengan mengkaji
adanya
dyspnea dan
memastikan
bahwa dyspnea
telah berkurang.
d) Dorong pasien
untuk
menghilangkan
atau mengurangi
semua iritan paru,
terutama merokok
sigaret.
e) Fisioterapi dada
dengan drainase
postural,
pernapasan
bertekanan positif
intermiten,
peningkatan
asupan cairan.
2) Meningkatkan
pola nafas
a) Latihan otot
inspirasi dan
latihan ulang
pernapasan dapat
membantu
meningkatkan
pola pernafasan
b) Latihan
pernafasan
diafragma dapat
mengurangi
kecepatan
respirasi
3) Memantau dan
menangani
komplikasi
a) Kaji pasien
untuk mengetahui
adanya komplikasi
b) Pantau
perubahan
kognitif,
peningkatan
dyspnea, takipnea
dan takikardia
c) Pantau nilai
oksimetri nadi dan
berikan oksigen
sesuai kebutuhan
d) Ajarkan pasien
dan keluarga
mengenai tanda
dan gejala infeksi
atau komplikasi
lain dan laporkan
perubahan pada
status fisik atau
kognitif (Susan,
2012)

Penatalaksanaan - Menyarankan Penatalaksanaan 1. Transplantasi Anemia aplastic: 1. Terapi


medis penderita tuberkulosis paru sumsum tulang 1) Tranplantasi spesifik : dalam
untuk berhenti dilakukan dengan dan transplantasi sumsum tulang bentuk
merokok pemberian obat anti sel induk 2) Peberian terapi kemoterapi
- Memberikan tuberkulosis atau merupakan terapi imunosupresif 2. Terapi suportif
obat-obatan OAT, misalnya baru dengan dengan globulin : untuk
- Fisioterapi isoniazid, rifampisin, memberikan antitimosit (ATG ) mengatasi
paru pirazinamid, dan harapan Anemia pada kegagalan
etambutol. Selama kesembuhan penyakit ginjal: sumsum tulang,
masa pengobatan, jangka panjang. 1) Pada pasien baik karena
pasien perlu 2. Kemoterapi dialysis harus proses leukemia
menjalani dosis tinggi dengan ditanganidengan sendiri atau
pemeriksaan stem cell pemberian besi dan akibat terapi.
sputum berkala transplantation. asam folat
untuk melihat 3. Terapi dengan 2) Ketersediaan
keberhasilan terapi. imunomodulator eritropeotin
Terapi dengan rekombinan
interferon Anemia pada
diberikan untuk penyakit kronis:
indolent Pada anemia tidak
lymphoma, menunjukan gejala
dikombinasikan dan memerlukan
dengan kemoterapi penanganan khusus.
atau diberikan Besi sumsum tulang
setelah dipergunakan untuk
kemoterapi. membuat darah,
4. Targeted sehingga Hb
therapy meningkat.
Terapi Diet - Konsumsi Makanan yang 1. Pasien diberikan Terapi diet zat besi Diet sehat yang
sayuran dan dianjurkan seperti diet energi tinggi, Yang mencakup perlu diikuti oleh
buah karbohidrat, protein protein tinggi dan makanan kaya zat penderita
- Cukup hewani, protein karbohidrat sedikit besi yang seimbang, leukemia:
kebutuhan nabati, sayur- lebih rendah seperti sayuran yang 1. Mengkaji
protein sayuran dan buah- melalui oral berdaun, daging intake
- Minum juga buahan. Makanan sebanyak 80% dari tanpa lemak, makanan dan
perlu yang tidak total kebutuhan kacang-kacangan, cairan klien.
diperhatikan dianjurkan seperti, sehari. dan biji-bijian. 2. Mengkaji
- Perhatikan gula dan olahan 2. Makanan gambaran
porsi makan gula, gorengan, diberikan selama komposisi
- Posisi makan makanan pedas, tiga hari perawatan makan.
yang benar kopi dan teh kental, dalam konsistensi 3. Mengkaji
serta minuman lunak. nafsu makan,
alkohol dan 3. Pasien juga dan factor-
softdrink. diberikan edukasi faktor yang
dan konseling gizi. mempengaru
hi nafsu
makan.
4. Mangkaji
makanan
kesukaan,
pantangan
atau alergi
yang ada.
5. Mengkaji
apakah
menggunakan
suplemen
makanan.
6. Mengkaji
apakah
menggunakan
obat diet
tertentu.
7. Mengkaji
perubahan
berat badan
yang terjadi.
Biasanya klien
dengan leukemia
mengalami
penurunan nafsu
makan, sehingga
berat badannya
juga menurun.
Riwayat kesehatan Biasanya pasien PPOK Meliputi keluhan Pada umumnya Biasanya pasien Riwayat
sekarang mengeluhkan sesak atau gangguan yang pasien dengan yang memiliki kesehatan
nafas, kelemahan sehubungan dengan limfoma Riwayat penyakit sekarang pada
fisik, batuk yang penyakit didapatkan Anemia akan penyakit
disertai dengan yang di rasakan saat keluhan tampak keletihan leukemia klien
adanya sputum. ini. Dengan adanya utama karena kelemahan pada biasanya lemah,
sesak napas, batuk, ketidaknyamanan tubuh, pusing, lelah,wajah
nyeri dada, keringat karena adanya gemetaran terlihat pucat,
malam, nafsu makan benjolan yang kemampuan sakit kepala,
menurun dan suhu terasa nyeri bila beraktivitas anoreksia,
badan meningkat menelan, kadang- menurun dan nyeri muntah, sesak,
nafas cepat.
mendorong kadang disertai pada luka.
penderita dengan kesulitan
untuk mencari bernafas,
pengonbatan. gangguan
penelanan ,berkeri
ngat di malam hari.
Pasien biasanya
mengalami demam
dan disertai
dengan penurunan
berat badan
Riwayat kesehatan Biasanya ada riwayat Keadaan atau Pada pasien Biasanya pasien Pada riwayat
dahulu paparan gas penyakit – penyakit limfoma biasanya yang memiliki kesehatan
berbahaya seperti yang pernah diderita diperoleh riwayat Riwayat penyakit dahulu pada klien
merokok, polusi oleh penderita penyakit Anemia dapat dilihat dengan leukemia,
udara, gas hasil yang mungkin seperti darikonjungtiva nya. kaji adanya
pembakaran dan sehubungan dengan pembesaran pada tanda-tanda
mempunyai riwayat tuberkulosis paru area seperti : leher, anemia yaitu
penyakit seperti asma antara lain ISPA efusi ketiak, dll. Pasien pucat,
(Ikawati 2016) pleura serta dengan kelemahan,
tuberkulosis paru transplantasi ginjal sesak, nafas
yang kembali aktif. atau jantung. cepat
Riwayat kesehatan Biasanya ditemukan Mencari diantara Meliputi susunan penyakit akut ) dan Dari riwayat
keluarga anggota keluarga anggota keluarga anggota keluarga dapat menyebabkan kesehatan
yang mempunyai pada tuberkulosis yang mempunyai salah satu keluarga, adanya
riwayat alergi (asma) paru yang penyakit yang keturunannya keluarga yang
karna asma menderita penyakit sama dengan mengalami Biasanya mengalami
merupakan salah satu tersebut sehingga pasien, ada atau pasien akan gangguan
penyebab dari PPOK. sehingga diteruskan tidaknya riwayat mengatakan adanya hematologis
penularannya. penyakit menular, salah satu keluarga serta adanya
penyakit turunan pesien yang faktor herediter
seperti DM, mederita anemia, misal
Hipertensi, dsb. maupun penyakit kembar
monozigot.
lain seperti
( penyakit kronis,
maupun penyakit
yang sama.
Hasil pengkajian 1. Pola persepsi dan 1. Pola nutrisi dan 1. Pola nutrisi 1. Pola Pada pasien yang
pola kesehatan tata laksana metabolic: metabolic Kebiasaan mengalami
gordon yang hidup sehat: · penurunan · Mual,munt Biasanya pasien leukemia terjadi
bermasalah/abnor Biasanya terdapat nafsu makan ah yang memiliki penurunan nafsu
mal riwayat merokok akibat dari · Berat Riwayat penyakit makan, anorexia,
karena merokok sesak nafas badan anemia memiliki muntah,
meningkatkan dan menurun pola kebiasaan perubahan
risiko terjadinya penekanan · Nafsy yang kurang baik sensasi rasa,
PPOK 30 kali lebih pada struktur makan seperti : penurunan berat
besar ( Ikawati, abdomen menurun 2. Pada Wanita badan dan
2016). · pasien 2. Pola eliminasi yang gangguan
2. Pola nutrisi dan dengan effusi · Menurunn mengalami menelan, serta
metabolism: pleura ya jumlah haid atau pharingitis.
Biasanya pada keadaan urine menstruasi
pasien PPOK umumnya output yang
terjadi penurunan lemah. · Diuresis berlebihan
nafsu makan. · Pada klien · Penurunan pada masa
3. Pola istirahat dan dengan TB peristaltic produktif
tidur: paru biasanya khusus atau subur
Pola tidur dan mengeluh 3. Pola aktivitas 3. Makanan
istirahat biasanya anoreksia dan latihan atau
terganggu karena 2. Pola eliminasi · Sesak minuman
karena sesak. · Badan nafas penghambat
4. Pola aktifitas dan umumnya 4. Pola persepsi penyerapan
latihan: terasa lemah sensori dan zat besi
Pasien dengan 3. Pola aktivitas kognitif seperti :
PPOK biasanya dan latihan: · perubahan kebiasaan
mengalami · Akibat sesak reflektend mengkonsum
penurunan nafas, on si teh, kopi,
toleransi kebutuhan O2 · perubahan dan coklat
terhadap jaringan akan orientasi, 4. Pola tidur
aktifitas. kurang sikap dan yang tidak
5. Pola persepsi dan terpenuhi dan tingkah teratur
konsep diri: Px akan cepat laku. 5. Pola Nutrisi
Biasanya pasien mengalami 5. Pola persepsi atau
merasa cemas kelelahan dan konsep diri Metabolisme
dan ketakutan pada aktivitas · Kecemasan Biasanya pasien
dengan minimal. · penampila yang memiliki
kondisinya. · Adanya nyeri n diri Riwayat penyakit
6. Pola dada · gangguan anemia pola
penanggulangan · adanya batuk, terhadap makannya
stress: sesak napas perkerjaan tidak teratur dan
Biasanya proses dan nyeri atau porsi makanan
penyakit dada akan keuangan. yang dimakan
membuat klien menganggu 6. Pola hanya ½ dari
merasa tidak aktivitas. mekanisme porsi biasanya.
berdaya sehingga (Marilyn. E. coping dan 6. Pola
menyebabkan Doegoes, toleransi Eliminasi
pasien tidak 1999). terhadap stress Biasanya klien /
mampu 4. Pola tidur dan sikap pasien yang
menggunakan istirahat: menghadapi mengalami
mekanisme · penderita TB penyakit penyakit anemia
koping yang paru tidak terpasang
adaptif. mengakibatka kateter, namun
n jika pasien
terganggunya berada d rumah
kenyamanan sakit bisa jadi
tidur dan terpasang
istirahat. kateter dengan
(Marilyn. E. jumlah urine
Doenges, yang dikeluarkan
1999). kurang lebih
5. Pola persepsi 500m
dan konsep diri: 7. Pola aktivitas
Persepsi pasien / Latihan
terhadap dirinya Biasanya pada
akan berubah. saat pasien /
Pasien yang tadinya klien sakit pola
sehat, tiba-tiba aktivitas yang
mengalami sakit, dilakukan tidak
sesak nafas, nyeri sama seperti
dada. biasanya dan
aktivitas yang
dilakukan banyak
dilakukan
ditempat tidur.
8. Pola
istirahat /
Tidur
Biasanya
pada saat
pasien / klien
sakit pola
tidur pasien
tidak teratur,
karena
pasien sering
merasakan
mual terus
menerus
Hasil pemeriksaan 1. Sistem Penderita yang Inspeksi : A. Pada
fisik yang pernapasan didiagnosa Pergerakkan dinding pemeriksaan
abnormal Pada system Limfoma Hodgkin dada,takipnea, mata:
pernapasan pada sebesar 80% orthopnea, konjungtiva
saat pemeriksaan mengeluhkan dispnea (kesulitan terlihat
fisik dijumpai : benjolan yang bernafas ), nafas anemis
· Inspeksi : Adanya asimtomatis. pendek ,cepat lelah B. Pada
tanda – tanda ketika beraktivitas pemeriksaan
penarikan paru, yang merupakan mulut: bibir
diafragma, manifestasi pucat, sudut
pergerakan berkurangnya bibir pecah
napas yang pengiriman oksigen pecah
tertinggal, suara Palpasi : taktil C. Pada
napas melemah. premitus pemeriksaan
· Palpasi : Perkusi : biasanya ekstermitas:
Fremitus suara bunyi sonor penderita
meningkat. Auskultasi : biasanya leukemia
· Perkusi : Suara suara napas akan
ketok redup. vesikuler,dan bunyi mengalami
· Auskultasi : nafas tambahan nyeri pada
Suara napas lainnya. tulang dan
brokial dengan persendian.
atau tanpa ronki
basah, kasar dan
yang nyaring

2. Sistem
Kardiovalkuler
Perkusi untuk
menentukan batas
jantung dimana
daerah jantung
terdengar pekak.
Hasil pemeriksaan a. Analisa gas - Darah pemeriksaan yang Bentuk sel darah 1. Trombosit
laboratorium/diag darah Adanya dapat dilakukan merah dan adanya sangat
nostik yang (AGD/astrup) kurang adalah sel abnormal rendah
abnormal hanya darah, ada pemeriksaan (<50.000)
dilakukan sel – sel antibodi CD3, 2. Hemoglobulin
pada serangan darah putih CD20, CD79a, : dapat
asam berat yang CD15, CD30, CD45, kurang dari
karena meningkatka dan Ki67. Limfoma 10gr/100ml.
terdapat n Hodgkin dapat
hipoksemia, serta laju didiagnosis dengan
hiperkapnea, endap darah pemeriksaan
dan asidosis meningkat imunohistokimia
respiratorik. terjadi pada CD15, CD30, dan
b. Sputum proses aktif. CD45. Pada
c. Sel eosinofil, - Sputum diagnosis HRS,
dengan status Ditemukan biasanya CD15
asmatikus adanya Basil positif, CD30
dapat tahan Asam positif, dan CD45
mencapai 100- (BTA) pada negatif.
200/mm3. sputum yang
d. Pemeriksaan terdapat
darah rutin pada
dan kimia, penderita
Jumlah sel tuberkulosis
leukosit yang paru yang
lebih dari biasanya
15.000/mm3 diambil pada
terjadi karena pagi
adanya infeksi. hari.
- Test
tuberkulosis
Test
tuberkulosis
memberikan
bukti apakah
orang yang
dites telah
mengalami
infeksi atau
belum. Tes
menggunaka
n dua jenis
bahan yang
diberikan
yaitu : Old
tuberkulosis
(OT) dan
Purifled
Protein
Derivative
(PPD) yang
diberikan
dengan
sebuah
jarum
pendek (1/2
inci) no 24 –
26,
dengan cara
mecubit
daerah
lengan atas
dalam 0,1
yang
mempunyai
kekuatan
dosis 0,0001
mg/dosis
atau 5
tuberkulosis
unit (5 TU).
Diagnosa a. Bersihan jalan nafas - Pola napas 1.Pola Nafas Tidak 1. Perfusi perifer Diagnosa
keperawatan tidak efektif tidak efektif Efektif tidak efektif keperawatan
berhubungan dengan b.d berhubungan berhubungan yang sering
mukus berlebihan, hambatan dengan hambatan dengan penurunan muncul pada
batuk yang tidak upaya napas. upaya napas konsentrasi kasus leukemia
efektif - Ketidakefekti 2. Hipertermi hemoglobin sebagai berikut :
b. Pola nafas tidak fan bersihan berhubungan 2. Intolerasi aktivitas 1. Risiko Infeksi
efektif berhubungan jalan nafas dengan proses berhubungan berhubungan
dengan keletihan otot b.d sekresi penyakit (kanker) dengan kelemahan dengan
pernafasan, yang 3. Nyeri Akut 3. Keletihan leukopenia.
penggunaan otot tertahan. berhubungan berhubungan 2. Penurunan
bantu pernafasan - Gangguan dengan agen dengan kondisi curah jantung
c. Gangguan pertukaran pencedera fisiologis ( mis. berhubungan
pertukaran gas gas. fisiologis Penyakit kronis, dengan
berhubungan dengan 4. Defisit Nutrisi penyakit terminal, trombositopenia
ventilasi-perfusi. berhubungan anemia, malnutrisi, sekunder akibat
dengan faktor kehamilan) leukemia
psikologis ataupun
(keenganan untuk pengobatan.
makan) 3. Keletihan yang
5. Intoleransi berhubungan
Aktivitas yang dengan efek
berhubungan samping
dengan kelemahan pengobatan,
6. Ansietas kadar
berhubungan Hb rendah, nyeri,
dengan kurang kurang tidur,
terpapar informasi atau penyebab
lainnya seperti
dibuktikan oleh
klien.
4. Risiko disfungsi
seksual yang
berhubungan
dengan pengaruh
kemoterapi atau
terapi radiasi
pada organ
reproduksi.

DAFTAR PUSTAKA

Joyce,M. Black dan Hawks, Jane Hokanson. 2014. Keperawatan Medekal Bedah. Singapore: Pte. Ltd.
Jane & Joyce. 2014. Keperawatan Medikal Bedah Buku 3 ed. 8. Singapura: Elsevier.

M. Black, J. (2012). Keperawatan Medikal Bedah edisi 8 cetakan 3. In J. M. Black, Keperawatan Medikal Bedah (pp.
817- 818). Singapore: Penerbit Salemba Medika (PT Salemba Emban Patria).

Pearce, Evelyn C. 2018. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: Percetakan CV Prima Grafika.

Alsagaff Hood, Abdul Mukty, (1995). Dasar-dasar Ilmu Penyakit Paru. Airlangga University Press. Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai