Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH

GANGGUAN AKTIVITAS FISIK

Disusun guna memenuhi tugas

Mata Kuliah Kebutuhan Dasar Manusia

Dosen pengampu: Anik Enikmawati, S.Kep, Ns., M.Kep

Disusun oleh

1. Siti Laila Rahmawati (01202201005)


2. Anisah Dhiyaa Luhfii (01202201008)
3. Shiefa Ayustina Santoso (01202201034)
4. Waffa Erdita Maharani (01202201038)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INSTITUT TEKNOLOGI SAINS DAN KESEHATAN PKU MUHAMMADIYAH
SURAKARTA 2023
1. PENGERTIAN GANGGUAN AKTIVITAS

Gangguan aktivitas merupakan ketidakmampuan seseorang untuk melakukan


kegiatan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Gangguan Mobilitas atau Imobilitas merupakan keadaan di mana seseorang tidak


dapat bergerak secara bebas karena kondisi yang mengganggu pergerakan (aktivitas),
misalnya trauma tulang belakang, cedera otak berat disertai fraktur pada ekstremitas, dan
sebagainya. Gangguan mobilitas fisik (immobilisasi) didefinisikan oleh North American
Nursing Diagnosis Association (NANDA) sebagai suatu kedaaan dimana individu yang
mengalami atau beresiko mengalami keterbatasan gerakan fisik.

2. PENYEBAB GANGGUAN AKTIVITAS

 Kelainan Postur
 Gangguan perkembangan otot
 Kerusakan sistem syaraf
 Trauma langsung pada sistem muskuloskeletal dan neuromuskuler
 Kekakuan otot

3. TANDA DAN GEJALA GANGGUAN AKTIVITAS

 Penurunan kekuatan otot


 Kurang pengetahuan tentang aktivitas fisik
 Keadaan mood depresif
 Keterlambatan perkembangan
 Ketidaknyamanan

4. PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Sinar-X tulang menggambarkan kepadatan tulang, tekstur, dan perubahan
hubungan tulang.
 CT Scan (Computed Tomography) menunjukan rincian bidang tertentu tulang
yang terkena dan dapat memperlihatkan tumor jaringan lunak atau cidera ligament
atau tendon. Di gunakan untuk mengidentifikasi dlokasi dan panjangnya patah
tulang di daerah yang sulit di evaluasi.
 Pemeriksaan Laboratorium
HB menurun pada trauma, Ca menurun pada imobilisasi lama, Alkali Fosfat
meningkat, Kreatinin dan SGOT meningkat pada kerusakan otot

5. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada pasien dengan masalah gangguan
mobilitas fisik yaitu dengan memberikan latihan rentang gerak. Latihan rentang gerak
yang dapat diberikan salah satunya yaitu dengan latihan Range of Motion (ROM)
yang merupakan latihan gerak sendi dimana pasien akan menggerakkan masing-
masing persendiannya sesuai gerakan normal baik secara pasif maupun aktif. Range
of Motion (ROM) pasif diberikan pada pasien dengan kelemahan otot lengan maupun
otot kaki berupa latihan pada tulang maupun sendi dikarenakan pasien tidak dapat
melakukannya sendiri yang tentu saja pasien membutuhkan bantuan dari perawat
ataupun keluarga.
Kemudian, untuk Range of Motion (ROM) aktif sendiri merupakan latihan yang
dilakukan sendiri oleh pasien tanpa membutuhkan bantuan dari perawat ataupun
keluarga. Tujuan Range of Motion (ROM) itu sendiri, yaitu mempertahankan atau
memelihara kekuatan otot, memelihara mobilitas persendian, merangsang sirkulasi
darah, mencegah kelainan bentuk (Potter & Perry, 2012). Saputra (2013) berpendapat
bahwa penatalaksanaan untuk gangguan mobilitas fisik, antara lain :
 Pengaturan posisi tubuh sesuai dengan kebutuhan pasien, seperti memiringkan
pasien, posisi fowler, posisi sims, posisi trendelenburg, posisi genupectoral, posisi
dorsal recumbent, dan posisi litotomi.
 Ambulasi dini
Salah satu tindakan yang dapat meningkatkan kekuatan dan ketahanan otot serta
meningkatkan fungsi kardiovaskular. Tindakan ini bisa dilakukan dengan cara
melatih posisi duduk di tempat tidur, turun dari tempat tidur, bergerak ke kursi
roda, dan yang lainnya.
 Melakukan aktivitas sehari-hari.
Melakukan aktivitas sehari-hari dilakukan untuk melatih kekuatan, ketahanan, dan
kemampuan sendi agar mudah bergerak, serta mingkatkan fungsi kardiovaskular.
 Latihan Range of Motion (ROM) aktif atau pasif.

6. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


A. ANALISA DATA
 DS:
- Mengeluh sulit menggerakkan ekstremitas
- Nyeri saat bergerak
- Merasa cemas saat bergerak
 DO:
- Kekuatan otot menurun
- Rentang gerak (ROM) menurun
- Gerakan tidak terkoordinasi
- Gerakan terbatas

 Problem : Gangguan mobilitas fisik


 Etiologi : Kerusakan integritas struktur tulang

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan integritas
struktur tulang dibuktikan dengan sulit menggerakkan ekstremitas, nyeri
saat bergerak, merasa cemas saat bergerak, kekuatan otot menurun, ROM
menurun, gerakan tidak terkoordinasi, gerakan terbatas.

C. LUARAN DAN INTERVENSI


 Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 x 24 jam, maka
mobilitas fisik meningkat, dengan kriteria hasil:
o pergerakan ekstremitas meningkat (5)
o kekuatan otot meningkat (5)
o rentang gerak rom meningkat (5)
o nyeri menurun (5)
o kecemasan menurun (5)
o gerakan tidak terkoordinasi menurun (5)
o gerakan terbatas menurun (5)
o kelemahan fisik menurun (5)

 Dalam Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), intervensi


utama untuk diagnosis gangguan mobilitas fisik adalah:

Dukungan ambulasi

Observasi
- Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya
- Identifikasi toleransi fisik melakukan ambulasi
- Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah sebelum memulai
ambulasi
- Monitor kondisi umum selama melakukan ambulasi
Terapeutik
- Fasilitasi aktivitas ambulasi dengan alat bantu (mis. tongkat,
kruk)
- Fasilitasi melakukan mobilisasi fisik, jika perlu
- Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam meningkatkan
ambulasi

Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur ambulasi
- Anjurkan melakukan ambulasi dini
- Ajarkan ambulasi sederhana yang harus dilakukan (mia berjalan
dari temat tidur ke kursi roda, berjalan dari tempat tidur ke kamar
mandi, berjalan sesuai toleransi)

Dukungan mobilisasi

Observasi
- Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya
- Identifikasi toleransi fisik melakukan pergerakan
- Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah sebelum memulai
mobilisasi
- Monitor kondisi umum selama melakukan mobilisasi

Terapeutik
- Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu (mis. pagar
tempat tidur)
- Fasilitasi melakukan pergerakan, jika perlu
- Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam meningkatkan
pergerakan

Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi
- Anjurkan melakukan mobilisasi dini
- Ajarkan mobilisasi sederhana yang harus dilakukan (mis. duduk
di tempat tidur, duduk di sisi tempat tidur. pindah dari tempat tidur
ke kursi)

Anda mungkin juga menyukai