Anda di halaman 1dari 11

UPAYA MELESTARIKAN PERMAINAN TRADISIONAL PADA

PROGRAM TAMAN BERMAIN BAGI ANAK-ANAK DUSUN


GEBAYAN

Benni Setiawan, S.H.I., M.S.I.1, Ade Rizal Nurhasan2


Universitas Negeri Yogyakarta

Email: aderizal.2019@student.uny.ac.id.

ABSTRAK
Pengenalan Permainan Tradisional merupakan salah satu sub program individu
mahasiswa KKN UNY Dusun Gebayan yang tergabung dalam program Taman Bermain dan
Olahraga. Program ini dilatar belakangi oleh banyaknya permainan tradisional di tanah jawa
yang saat ini sangat jarang dimainkan oleh anak-anak di Indonesia khususnya di lokasi kami
berkegiatan KKN yaitu Dusun Gebayan. Secara umum saat ini banyak dari anak-anak di
Indonesia yang cenderung lebih menyukai game online dari gadget dibanding dengan
memainkan permainan-permainan tradisional. Padahal permainan tradisional merupakan
warisan budaya bangsa yang sangat perlu dilestarikan. Kegiatan yang dilakukan antara lain
pengenalan permainan tradisional pada anak seperti petak umpet, gobak sodor, lompat karet,
congklak, engklek, serta permainan tradisional lokal yaitu lutungan/panjat bambu dengan
sasaran yaitu anak-anak di Dusun Gebayan yang rata-rata merupakan siswa dengan jenjang
pendidikan TK-SD. Kegiatan dapat terlaksana dengan baik dan lancar. Antusias peserta
kegiatan cenderung meningkat di setiap kegiatan yang dilaksanakan. Peserta kegiatan merasa
senang, semangat, serta lebih memahami dan mengetahui berbagai macam permainan
tradisional dan jenis-jenis olahraga yang dimainkan.

Kata kunci: bermain, permainan tradisional

PENDAHULUAN

1. Bermain
Bermain merupakan hal yang identik memberikan pandangan bahwa salah satu cara
dengan anak-anak. Bagi anak-anak bermain untuk melepaskan emosi anak adalah melalui
merupakan hal yang menyenangkan. Bermain aktivitas bermain. Anak dapat mengembangkan
dilakukan oleh anak tanpa beban dengan penuh rasa harga dirinya dan dapat menguasai
perasaan bahagia. Itulah alasan bermain beberapa keterampilan sosial melalui aktivitas
merupakan lawan dari aktivitas bekerja (Suyadi, bermain. (Montolalu, 2013, hal. 79)
2010, hal. 283). Hal serupa juga dikemukakan Menurut Berk (2006, hal. 599-600),
oleh Moritsz Lazarus bahwa bermain itu bermain memiliki beberapa tahapan seperti
berbeda dengan bekerja. Anak dapat yang dikemukakan oleh Rubin & Fein
menghilangkan kelelahannya dalam belajar Vandenber, yaitu :
melalui aktivitas bermain (Mutiah, 2010, hal. 1) Bermain fungsional (Functional Play),
95). Sigmund Freud dan Erik Erikson juga tahapan ini biasanya mulai terlihat saat anak
berusia 1-2 tahun. Pada tahapan ini anak pada aktivitas bermain karena biasanya
biasanya beraktivitas dengan atau tanpa alat tahap ini diawali saat anak memasuki masa
permainan, misalnya bermain mobil- pubertas.
mobilan atau berjalan di sekitar ruangan. Menurut Hurlock (1978, hal. 326-328),
2) Bermain bangun membangun (Constructive bermain dibagi dalam dua kategori, yaitu:
Play), tahapan ini mulai terlihat saat anak 1) Bermain aktif, pada kategori ini anak
berusia antara 3 – 6 tahun. Pada tahapan ini senang melakukan hal-hal yang
anak mulai menciptakan bangunan tertentu menggerakkan seluruh tubuhnya sehingga
dengan alat permainan yang tersedia dan anak mendapatkan kepuasan saat bermain.
membentuk sesuatu. Contoh aktivitas 2) Bermain bebas dan spontan, pada kategori
bermain pada tahap ini adalah menggambar ini anak tidak terikat oleh aturan permainan
atau menyusun puzzle. sehingga bebas melakukan eksplorasi pada
3) Bermain pura-pura (Make Believe Play), benda-benda di sekitarnya. Contoh kategori
tahap ini biasanya mulai terlihat saat anak bermain bebas adalah anak menonton
berusia antara 2 – 6 tahun. Anak terlihat adegan lucu atau membaca buku.
berpura-pura menirukan kegiatan orang- Sementara itu Sheriden (2011, hal. 14-
orang yang pernah dilihatnya dalam 16), mengemukakan beberapa kategori bermain,
kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh anak yaitu:
bermain dengan memerankan tokoh polisi 1) Active Play, kategori ini banyak melibatkan
atau dokter yang pernah ditemuinya atau anggota tubuh sehingga sangat bermanfaat
pernah dilihatnya di televisi. untuk anak-anak. Contoh kategori active
4) Permainan dengan peraturan (Games with play adalah permainan lompat tali.
Rules), pada tahap ini anak sudah bisa 2) Explorative and Manipulative Play,
mematuhi aturan dalam permainan. Contoh kategori permainan ini sangat bermanfaat
permainan pada tahap ini adalah permainan untuk perkembangan motorik kasar,
monopoli dan ular tangga. motorik halus, dan koordinasi mata-tangan.
Menurut Hurlock (1978, hal. 324) Anak juga mendapatkan kesempatan untuk
perkembangan bermain pada anak melalui mengeksplorasi lingkungannya dan mencari
empat tahap, yaitu: tahu tentang sifat benda melalui inderanya.
1) Tahapan penjelajahan (exploratory stage), 3) Imitative Play, kategori permainan ini
pada tahap ini anak mulai melakukan sudah bisa dimainkan jika anak sudah
aktivitas penjelajahan dengan merangkak mampu mengontrol gerakan tubuhnya,
dan berjalan. memanipulasi objek di sekitarnya, dan
2) Tahap mainan (toy stage), pada tahap ini mulai memahami bahasa sederhana.
anak mulai berpikir bahwa mainannya Biasanya kategori permainan ini dimainkan
dapat berperilaku seperti manusia sehingga oleh anak berusia 7 - 8 bulan.
sering mengajak berbicara mainannya 4) Constructive (or End Product) Play,
layaknya teman bermainnya. kategori permainan ini memerlukan
3) Tahap bermain (play stage), pada tahap ini kombinasi dari kemampuan motorik dan
jenis permainan anak mulai banyak. Anak sensorik beserta pemahaman kognitif dan
mulai bermain dengan berbagai alat simbolik dari anak.
permainan dan lama kelamaan menjadi 5) Make Believe or Pretend Play, kategori
games, olahraga, serta bentuk permainan permainan ini seperti bermain peran. Anak
lain yang juga dilakukan oleh orang memerankan tokoh yang pernah dilihatnya
dewasa. dalam kehidupan sehari-hari.
4) Tahap melamun (daydream stage), pada 6) Games with Rule, kategori permainan ini
tahap ini anak mulai berkurang minatnya anak sudah belajar tentang aturan, berbagi,
kesabaran, kedisiplinan, dan sikap sportif. untuk mengembangkan otot-ototnya dan energi
Anak juga mulai belajar bekerja sama yang ada (Mutiah, 2010). Ketika bermain anak
dengan tim, khususnya pada permainan akan belajar mengambil keputusan dan
kelompok. menyusun strategi dalam menyelesaikan
Achroni (2012, hal. 16-18), permainan. Hal ini tentunya akan berdampak
mengemukakan tentang beberapa manfaat pada keterampilan anak (Thobrani & Mumtaz,
bermain bagi anak, yaitu: 2011, hal. 44)
1) Melalui kegiatan bermain, anak Dari pendapat para ahli tersebut, dapat
mendapatkan kegembiraan dan hiburan ditarik kesimpulan bahwa bermain permainan
sehingga terhindar dari stres serta merupakan salah satu jenis aktivitas fisik yang
bermanfaat bagi kesehatan fisik, mental, dapat mengembangkan kemampuan kognitif,
dan prestasi akademiknya. sosial, fisik, serta kemampuan emosi anak-anak.
2) Kemampuan motorik kasar anak dapat Terdapat beberapa tahapan dan dalam bermain.
distimulasi melalui kegiatan bermain. Walaupun beberapa istilah yang dipakai oleh
Kemampuan motorik kasar berkaitan para ahli diatas berbeda, namun secara garis
dengan aktivitas yang melibatkan otot-otot besar tahapan bermain dapat dikategorikan
besar. Contoh aktivitas motorik kasar berdasarkan tahap usia perkembangan anak.
adalah melompat, berjalan, berlari, Terdapat pula beberapa pendapat yang
mengayunkan tangan, dan sebagainya. mengemukakan tentang kategori bermain.
3) Kemampuan motorik halus dapat Kategori tersebut dikelompokkan berdasarkan
distimulasi melalui kegiatan bermain. usia anak. Walaupun terdapat beberapa
Aktivitas motorik halus berkaitan dengan perbedaan pendapat kategori bermain dari para
gerakan otot-otot kecil dan koordinasi ahli tersebut, namun tujuan dari pengkategorian
mata-tangan. Contoh aktivitas motorik tersebut tetaplah sama yaitu sebagai sarana
halus adalah menggambar, memasang stimulus anak yang disesuaikan berdasarkan
kancing, menggunting, dan sebagainya. usianya. Bermain dapat bermanfaat baik bagi
4) Kemampuan konsentrasi anak bisa dilatih anak, selain fisik, bermain juga dapat digunakan
melalui aktivitas bermain. sebagai sarana mengembangkan kemampuan
5) Aktivitas bermain dapat mendorong kognitif, sosial, serta kemampuan emosi anak-
spontanitas anak agar anak mampu berpikir anak.
dan bertindak cepat ketika ingin melakukan
sesuatu. Hal ini bisa dilatih melalui 2. Permainan Tradisional
permainan yang bersifat kompetisi Dahulu, anak-anak lebih sering bermain
6) Aktivitas bermain juga dapat menstimulasi dan beraktivitas fisik bersama diluar rumah.
kemampuan sosial anak. Aktivitas bermain Sangat sering dijumpai anak-anak bermain
dapat melatih kesabaran, empati, layang-layang, petak umpet, gobak sodor, dll.
kemandirian, kejujuran, dan kepercayaan Bahkan ketika malam hari pun anak-anak juga
diri anak. sering melantunkan tembang-tembang
7) Aktivitas bermain dapat mencegah risiko tradisional.
anak mengalami obesitas karena anak Permainan tradisional merupakan
banyak melakukan aktivitas fisik. Aktivitas simbolisasi dari pengetahuan yang turun
yang membuat anak banyak bergerak temurun dan mempunyai bermacam-macam
sangat baik untuk menyehatkan tubuh dan fungsi atau pesan dibaliknya Permainan
menguatkan otot-otot anak. tradisional merupakan hasil budaya yang besar
Proses tumbuh kembang anak bisa nilainya bagi anak-anak dalam rangka
distimulasi melalui aktivitas bermain. Fungsi berfantasi, berekreasi, berkreasi, berolah raga
bermain terhadap sensori motorik anak penting yang sekaligus sebagai sarana berlatih untuk
hidup bermasyarakat, keterampilan, kesopanan dampak lain dari seringnya memainkan yaitu
serta ketangkasan (Andriani, 2012) menurunnya perkembangan sosial, emosional
Sebagian besar permainan tradisional dan dan mental anak. Oleh karena itu, seiring
olahraga merupakan ekspresi budaya asli dan dengan perkembangan dan kemajuan teknologi
cara hidup yang memberikan kontribusi saat ini harus diimbangi dengan upaya
terhadap identitas umum kemanusiaan telang pengendalian dan penyaringan agar dampak
menghilang dan yang masih bertahan juga negatif dapat terminimalisir bagi generasi
terancam hilang atau punah karena pengaruh penerus bangsa khususnya anak-anak.
globalisasi dan harmonisasi keragaman warisan Selain perkembangan teknologi, ada
olahraga dunia (Boro, 2015, hal. 88). Menurut beberapa hal yang menjadi faktor semakin
data yang dikutip dalam buku Javaansche menurunnya eksistensi permainan tradisional.
Meisjespelen en Kindertiedjes karangan H. Tedi, (2015, hal. 8) menyatakan bahwa
Overbeck disebutkan bahwa jumlah permainan hilangnya permainan tradisional disebabkan
anak dari seluruh tanah Jawa sebanyak 697 oleh beberapa faktor yaitu:
permainan (Purwaningsih, 2006) 1) Sarana dan tempat bermain tidak ada.
Menurut Gustiana Mega Anggita, Siti 2) Adanya penyempitan waktu, terlebih lagi
Baitul Mukarromah, Mohammad Arif Ali semakin kompleksnya tuntutan zaman
(2018: 55-59), permainan tradisional terhadap anak yang semakin membebani.
merupakan salah satu sarana bermain bagi anak. 3) Permainan tradisional terdesak oleh
Selain bermanfaat bagi kesehatan, kebugaran permainan modern dari luar negeri dimana
dan tumbuh kembang anak, terdapat juga nilai- tidak memakan tempat, tak terkendala
nilai positif yang terkandung dalam permainan waktu baik itu siang hari, pagi, sore ataupun
tradisional misalnya kejujuran, kerja sama, malam bisa dilakukan serta tidak perlu
sportif, tolong menolong, tanggung jawab, menunggu orang lain untuk bermain.
disiplin dan masih banyak lagi dimana hal-hal 4) Terputusnya pewarisan budaya yang
tersebut dapat membangun karakter anak. dilakukan oleh generasi sebelumnya dimana
Selain itu, Permainan tradisional lebih mereka tidak sempat mencatat, mendata dan
efektif dari kegiatan sehari-hari dalam rangka mensosialisasikan sebagai produk budaya
untuk mengembangkan kontrol objek, masyarakat kepada generasi dibawahnya.
kemampuan lokomotor dan keterampilan dasar (Kovačević & Opić, 2014) menyatakan
(Akbar, 2009, hal. 126) bahwa permainan tradisional jarang dimainkan
Seiring dengan perkembangan zaman dan pada jam istirahat sekolah dan class meeting,
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi hal tersebut terjadi karena beberapa hambatan
(IPTEK), beberapa permainan tradisional yang berhubungan dengan kurangnya ruang dan
tersebut sudah sangat jarang ditemui. Saat ini, waktu untuk bermain di sekolah karena jumlah
anak-anak lebih cenderung untuk memainkan siswa di kelas yang banyak dan sedikitnya
permainan modern sepeti game online atau ruang untuk bermain.
permainan yang terdapat pada gadget. Menurut Berdasarkan beberapa opini dan pendapat
anak-anak, permainan online dinilai lebih diatas permainan merupakan suatu warisan
variatif untuk dimainkan. Padahal hal tersebut budaya yang wajib untuk dilestarikan.
merupakan hal yang kurang baik bagi Permainan tradisional terdapat nilai-nilai positif
perkembangan kemampuan fisik anak. Anak yang terkandung misalnya kejujuran, kerja
hanya duduk tanpa melakukan aktivitas fisik sama, sportif, tolong menolong, tanggung
yang dapat membantu motorik mereka. Hal jawab, disiplin merupakan sarana bermain yang
tersebut dapat berakibat menurunnya kesehatan baik bagi kesehatan fisik namun juga berfantasi,
anak, seperti kesehatan mata dan meningkatnya berekreasi, berkreasi, berolah raga yang
risiko obesitas akibat kurang gerak. Adapun sekaligus sebagai sarana berlatih untuk hidup
bermasyarakat, keterampilan, kesopanan serta 2) Manfaat : 
ketangkasan. Terdapat banyak faktor yang a. Peserta kegiatan dapat mengetahui
mempengaruhi menurunnya eksistensi dari berbagai macam permainan tradisional
permainan tradisional di kalangan anak-anak yang sudah jarang dimainkan saat ini.
saat ini. Faktor tersebut antara lain, kurangnya b. Peserta kegiatan mampu meningkatkan
pengawasan terhadap perkembangan teknologi, kemampuan belajar bagaimana caranya
semakin minimnya sarana dan prasarana, bekerja sama, berempati dengan orang
terputusnya pewarisan budaya, serta lain, dan bahkan mulai membangun
tergusurnya permainan tradisional tersebut pertemanan.
dengan permainan-permainan modern. Oleh c. Setelah melaksanakan kegiatan, peserta
sebab itu, kita wajib melestarikan permainan kegiatan akan merasa terhibur dan
tradisional tersebut. senang karena terfasilitasi dengan baik.

3. Program Pengenalan Permainan METODE PEMBERDAYAAN


Tradisional di Dusun Gebayan
Dusun Gebayan merupakan salah satu Program ini dilaksanakan di
dusun yang terletak di Desa Sirahan, Dusun Gebayan, Desa Sirahan,
Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang. Dari Kecamatan Salam, Kabupaten
data yang diperoleh melalui pengamatan Magelang, Jawa Tengah dengan sasaran
singkat, terdapat banyak anak-anak dengan utama yaitu anak-anak. Program ini
kategori TK-SD. Rutinitas anak yang lebih dilakukan dengan memperkenalkan
banyak dihabiskan untuk bermain gadget, berbagai macam permainan tradisional
kurangnya aktivitas fisik yang dilakukan yang sering dimainkan dengan sasaran
bersama teman-teman sebaya, serta minimnya yaitu anak-anak di Dusun Gebayan
pengetahuan mengenai permainan-permainan yang rata-rata merupakan siswa dengan
tradisional menjadi faktor kuat pendorong jenjang pendidikan TK-SD. Program
dipilihlah program ini. kerja ini dilaksanakan melalui beberapa
Program Pengenalan Permainan tahap yaitu tahap observasi,
Tradisional ini sebagai wujud sekaligus perencanaan, sosialisasi, persiapan dan
dukungan nyata dari penulis dalam upaya pelaksanaan.
pelestarian permainan tradisional sebagai salah Observasi
satu warisan budaya bangsa. Program ini Tahap pertama adalah observasi.
nantinya akan menjadi sub program dari Tahapan ini bertujuan untuk
program kerja Taman Bermain dan Olahraga. mengetahui karakteristik anak-anak
Program ini memiliki sasaran kegiatan yaitu yang ada di Dusun Gebayan. Tahap
anak-anak yang ada di Dusun Gebayan. Adapun observasi ini dilakukan dengan metode
tujuan dan manfaat yang diharapkan dari wawancara dengan anak-anak untuk
terselenggaranya program ini yaitu : mengetahui sejauh mana pengetahuan
1) Tujuan :  mereka mengenai berbagai jenis
a. Mengembangkan kemampuan kognitif, permainan tradisional yang biasa
sosial, fisik, serta kemampuan emosi dimainkan di tanah Jawa. Observasi ini
anak-anak. juga bertujuan untuk mengukur minat
b. Sebagai sarana refreshing bagi anak- dan ketertarikan anak-anak terhadap
anak. permainan tradisional. Tahap ini
c. Memperkenalkan berbagai macam dilakukan pada saat anak sedang
permainan tradisional kepada anak- bermain di sekitar area dusun. Selain
anak. wawancara, tahap observasi juga
dilakukan dengan melakukan seperti kebutuhan anak, kategori
pengamatan terhadap berbagai fasilitas permainan sesuai usia anak,
yang telah tersedia di Dusun Gebayan. ketersediaan fasilitas pendukung, serta
Perencanaan cuaca.
Tahap kedua yaitu perencanaan.
Data yang diperoleh pada saat observasi HASIL DAN PEMBAHASAN
kemudian diolah untuk menyusun
rencana kegiatan. Rencana kegiatan Program Pengenalan Permainan
berisi tentang waktu dan tempat Tradisional ini dimulai dengan tahap
pelaksanaan, jenis kegiatan yang akan observasi. Kegiatan observasi
dilaksanakan, serta konsep kegiatan. dilakukan pada saat observasi
Tahapan ini bertujuan sebagai acuan lingkungan Dusun Gebayan. Ada dua
pada saat kegiatan dilakukan supaya kegiatan yang dilakukan pada tahap ini
lebih terstruktur. yaitu wawancara dengan sasaran
Sosialisasi kegiatan dan juga pengamatan terhadap
Tahap yang ketiga yaitu fasilitas pendukung kegiatan yang telah
sosialisasi. Sosialisasi dilakukan tersedia di Dusun Gebayan. Wawancara
bersamaan dengan sosialisasi program dengan sasaran kegiatan dilakukan di
kerja KKN Dusun Gebayan. Hal-hal beberapa lokasi tempat anak-anak
yang menjadi fokus sosialisasi yaitu bermain seperti lapangan badminton,
latar belakang dipilihnya program, lapangan bola, dan pelataran masjid.
tujuan dan manfaat program, bentuk Kegiatan wawancara ini dilakukan
kegiatan, serta waktu dan tempat sewaktu mereka sedang berkumpul
pelaksanaan. Selain anak-anak, untuk bermain sepulang dari sekolah.
kegiatan sosialisasi ini juga ditujukan Kurang lebih 20 anak diwawancara
untuk orang tua anak supaya orang tua secara langsung.
anak dapat membantu program kerja ini Dari wawancara yang telah
dengan cara memberi gambaran lebih dilakukan diperoleh data antara lain :
tentang permainan-permainan 1) Anak-anak cenderung kurang familiar
tradisional yang ada. dengan berbagai permainan tradisional.
Persiapan Anak-anak banyak yang belum mengetahui
Tahap yang keempat yaitu cara memainkan beberapa permainan
persiapan. Pada tahap ini dilakukan tradisional.
dengan persiapan sarana dan prasarana 2) Anak-anak cenderung kurang berminat
pendukung seperti penyediaan alat dan untuk memainkan permainan tradisional.
persiapan tempat. Selain persiapan Mereka cenderung lebih memilih untuk
sarana dan prasarana, tahap persiapan memainkan permainan modern di ponsel
ini juga dilakukan dengan yang mereka miliki.
pengkondisian peserta kegiatan. Dari hasil pengamatan terhadap
Pelaksanaan fasilitas pendukung program yang telah
Kemudian tahap terakhir yaitu tersedia di dusun. Diperoleh data bahwa
pelaksanaan. Setelah melakukan empat ada beberapa fasilitas yang bisa
tahap diatas, tahap yang wajib dimanfaatkan, yaitu :
dilakukan selanjutnya yaitu 1) Lapangan Badminton
pelaksanaan. Tahap ini akan dilakukan 2) Lapangan Bola
secara bertahap dengan 3) Lapangan Voli
mempertimbangkan beberapa aspek 4) Posko KKN
5) Balai Pertemuan Warga bambu yang biasa dimainkan oleh anak
6) Pelataran Masjid laki-laki dan lompat tali karet yang biasa
dimainkan oleh anak perempuan.
Setelah memperoleh data-data dari Kegiatan juga dikonsep secara
observasi diatas, langkah selanjutnya bergiliran tiap hari pelaksanaannya. Cara ini
yaitu perencanaan. Berpegang pada dimaksudkan untuk meminimalisir rasa
data observasi, rencana yang disusun jenuh pada anak dalam memainkan
oleh penulis antara lain berupa jenis permainan tradisional. Contoh dari cara ini
permainan tradisional yang dipilih, yaitu dengan diatur jadwal pelaksanaan
waktu dan tempat pelaksanaan, serta kegiatan, misalnya hari pertama dan kedua
konsep kegiatan. Rincian rencana bermain permainan tradisional gobak sodor.
sebagai berikut : Hari ketiga dan keempat lompat tali karet,
1) Jenis Permainan Tradisional dst.
Beberapa permainan tradisional yang
dipilih yaitu: Tahap selanjutnya setelah
a. Gobak Sodor rencana program tersusun yaitu
b. Lompat Tali Karet sosialisasi kepada masyarakat
c. Petak Umpet/Delikan khususnya anak-anak dan orang tua
2) Waktu Pelaksanaan anak. Sosialisasi program ini
Waktu pelaksanaan yang direncanakan dilaksanakan bersamaan dengan
yaitu: sosialisasi seluruh program KKN pada
a. 22 Juli 2022 tanggal 4 Agustus 2022 di serambi
b. 23 Juli 2022 Majid Nurul Ikhsan Gebayan. Dengan
c. 24 Juli 2022 dilaksanakannya sosialisasi ini
d. 29 Juli 2022 harapannya sasaran kegiatan mampu
e. 30 Juli 2022 mengerti Program Pengenalan
f. 31 Juli 2022 Permainan Tradisional ini dan bisa
g. 4 September 2022 membantu terselenggaranya program
3) Tempat Pelaksanaan secara maksimal.
Tempat pelaksanaan kegiatan yaitu : Selanjutnya yaitu tahap
a. Lapangan Badminton persiapan. Persiapan dilakukan dengan
b. Lapangan Bola cara membeli berbagai kebutuhan
c. Lapangan Voli peralatan kegiatan. Tidak banyak
d. Posko KKN permainan tradisional dari rencana
e. Balai Pertemuan Warga program yang membutuhkan alat yang
f. Pelataran Masjid kompleks. Dari keempat permainan
4) Konsep Kegiatan tersebut hanya lompat karet yang
Kegiatan dilakukan dengan konsep membutuhkan pembelian alat berupa
pengkategorian permainan sesuai dengan karet gelang. Karet gelang yang sudah
usia, tidak semua dari jenis permainan dibeli selanjutnya dirangkai bersama
tradisional bisa dimainkan oleh seluruh peserta kegiatan. Selebihnya permainan
kategori usia peserta seperti contoh gobak yang lain seperti gobak sodor, dan
sodor yang dibedakan antara peserta TK delikan hanya membutuhkan persiapan
dan Peserta SD. Selain kategori usia, tempat saja. Persiapan dilakukan
pengkategorian kegiatan juga didasarkan dengan matang sehari sebelum kegiatan
pada jenis kelamin peserta kegiatan, dilakukan.
contohnya yaitu permainan lutungan/panjat
Kemudian tahap selanjutnya h. Jika ada pemain beralih kotak
yaitu pelaksanaan. Dalam tahap ini diperbolehkan asal memberi tahu
ditemui beberapa hambatan/kendala terlebih dahulu.
yang mengharuskan jadwal kegiatan i. Kalau pemain dapat melewat penjaga
diubah. Program ini dipersingkat sampai garis belakang, harus kembali
pelaksanaannya dan dijadwal ulang dan melewati penjagaan lagi.
pada hari Jumat-Minggu tanggal 22-24 j. Jika ada pemain yang dapat kembali,
Juli 2022. Rincian kegiatan selama tiga kelompok tersebut dianggap menang
hari tersebut adalah sebagai berikut: dan mendapat sawah satu..
1) Jumat, 22 Juli 2022 k. Apabila ada salah satu pemain yang
Pada tanggal tersebut dilaksanakan melanggar aturan tersebut dianggap
permainan tradisional gobak sodor. Dikutip mati dan terjadilah pergantian
dari laman kemdikbud.go.id, gobak sodor permainan. 
merupakan salah satu permainan tradisional l. Setelah peraturan disepakati, maka
yang ada di Daerah Ungaran Kabupaten permainan baru bisa dimulai.
Semarang Jawa Tengah. Permainan ini
bersifat kelompok. Permainan ini sudah Dalam pelaksanaannya anak-anak
jarang dimainkan oleh anak-anak di Dusun terlihat sangat antusias dan gembira dalam
Gebayan. Hal tersebut menjadi pendorong bermain. Terlaksananya permainan ini
diadakannya permainan ini. diharapkan dapat menjadi sarana olah raga,
Kegiatan ini dilaksanakan di lapangan melatih bertanggungjawab pada diri
bola dan diikuti oleh kurang lebih 12 maupun kelompoknya, melatih
peserta di kategori SD. Dari ke 12 peserta kedisiplinan, belajar bekerja sama dengan
tersebut dibagi ke dalam tiga kelompok. orang lain, serta sebagai hiburan bagi anak-
Setiap kelompok dibagi secara adil anak di Dusun Gebayan.
berdasarkan usia, kemampuan, dan jenis
kelamin. Sebelum bermain, peserta diberi 2) Sabtu, 23 Juli 2022
penjelasan awal tentang peraturan gobak Di hari dan tanggal tersebut telah
sodor. Aturan tersebut antara lain : dilaksanakan kegiatan bermain permainan
a. Penjaga boleh bergerak ke sana kemari tradisional lompat tali karet dengan diikuti
tetapi tidak boleh melewati garis oleh 10 peserta perempuan bertempat di
melintang yang dijaganya. Balai Pertemuan Warga Dusun Gebayan.
b. Kaki si penjaga tidak boleh keluar Permainan ini terbilang cukup
garis. sederhana untuk dimainkan dan tidak
c. Penjaga hanya boleh menyentuh memerlukan peralatan yang beraneka ragam
pemain lawan dengan tangan dan tidak hanya perlu tali karet yang sudah dirangkai
boleh menyakiti. sebelumnya. Umumnya, permainan ini
d. Pemain yang sudah masuk tidak boleh dimainkan secara kelompok. Ada dua
keluar lagi kelompok dalam permainan tradisional ini,
e. Garis tengah arena (garis sodor) hanya yaitu kelompok pemegang ujung tali yang
dilewati oleh sodor. terdiri dari 2 orang dan sisanya menjadi
f. Pemain jika akan harus melewati garis kelompok yang melompat tali. Adapun
jaga, kalau dilanggar maka dianggap peraturan dari permainan ini yaitu :
mati dan terjadilah pergantian pemain. a. Penentuan kelompok pemain ditentukan
g. Pemain jika tersentuh penjaga dianggap dengan cara hompimpah dan suit
mati. b. Tingkatan ketinggian dimulai dari yang
terendah yaitu ketinggian lutut sampai
pada ketinggian tertinggi yaitu setara dimainkan minimal 2 orang yang umumnya
kepala pemegang karet. berada diluar ruang (Wahyuni, 2009)
c. Jika ada anggota tubuh mengenai karet Adapun aturan main dari permainan
pada saat melompat dia dinyatakan tradisional ini antara lain:
gugur a. Pemain terdiri dari penjaga benteng dan
d. Peserta yang dinyatakan gugur pemain yang bersembunyi. Penentuan
bergantian menjadi pemegang karet pemain dilakukan dengan hompimpah
e. Jika sudah pada ketinggian yang cukup dan suit.
tinggi diberi kelonggaran anggota tubuh b. Pemain mengatur kesepakatan jumlah
boleh mengenai karetnya hitungan.
f. Setelah peraturan disepakati, maka c. Saat penjaga benteng menutup mata
permainan baru bisa dimulai. dan menghitung sesuai kesepakatan,
pemain lain mulai mencari tempat aman
Dalam pelaksanaannya anak-anak untuk bersembunyi.
terlihat sangat antusias dan gembira dalam d. Begitu hitungan selesai, permainan pun
bermain. Terlaksananya permainan ini dimulai.
diharapkan dapat memperkuat nilai-nilai e. Dalam pencarian, saat penjaga
positif yang terkandung dalam permainan menemukan pemain yang ndelik
ini kepada anak-anak di Dusun Gebayan. (bersembunyi), dia harus segera menuju
Nilai-nilai tersebut antara lain nilai kerja benteng sembari meneriakkan nama
keras tercermin dari semangat pemain yang pemain itu. Misalnya teriak “Jetung
berusaha agar dapat melompati tali dengan Nanda!”
berbagai macam ketinggian. Nilai f. Penjaga harus beradu lari dengan
ketangkasan dan kecermatan tercermin dari pemain yang ketahuan, karena kalau
usaha pemain untuk memperkirakan antara pemain tiba lebih dulu, dia lolos dari
tingginya tali dengan lompatan yang akan kemungkinan menjadi penjaga
dilakukannya. Juga nilai sportivitas selanjutnya.
tercermin dari sikap pemain yang tidak g. Penjaga harus mencari semua pemain
berbuat curang dan bersedia menggantikan atau menyerah dan mengatakannya
pemegang tali jika melanggar peraturan keras-keras.
yang telah ditetapkan dalam permainan. h. Pemain yang "tertangkap" penjaga
kemudian melakukan hompimpah
3) Minggu, 24 Juli 2022 untuk menentukan siapa penjaga
Pada hari dan tanggal tersebut telah selanjutnya.
dilaksanakan kegiatan permainan i. Permainan baru selesai ketika ada
tradisional yaitu petak umpet/delikan. kesepakatan semua peserta.
Delikan dilaksanakan pada minggu pagi
dengan peserta kegiatan sejumlah kurang Permainan tersebut dapat terlaksana
lebih 10 peserta dari semua kelompok dengan baik. Para peserta merasa antusias
kategori. dan gembira dalam bermain. Dengan
Menurut Achroni (Agustin, 2017) terlaksananya permainan ini diharapkan
mengatakan bahwa permainan petak umpet dapat bermanfaat bagi perkembangan anak-
merupakan permainan yang menyenangkan anak di Dusun Gebayan. Manfaat tersebut
bagi anak yang dapat dimainkan dengan yaitu:
cara mencari teman-temannya yang Permainan petak umpet ini memiliki
bersembunyi. Petak umpet adalah sejenis manfaat antara lain:
permainan cari dan sembunyi yang bisa a. Melatih kemampuan berhitung anak.
b. Mengembangkan motorik kasar dan Dalam pelaksanaannya, pada
menyehatkan karena gerakan lari yang awalnya anak-anak mengalami
terdapat pada permainan ini. kesulitan dalam memainkan permainan
c. Melatih ingatan anak mengenai aturan tersebut sehingga mudah merasa bosan
main bahwa pemain jaga yang berhasil dan lelah. Namun seiring berjalannya
menemukan anak yang bersembunyi waktu, dengan pemahaman yang mulai
harus menyebutkan namanya terlebih meningkat anak-anak menjadi merasa
dahulu sambil menyentuh benteng. sangat antusias dan aktif mengikuti
d. Melatih kesabaran dan sportivitas anak. kegiatan permainan tradisional. Dari
e. Mengasah ketelitian anak. pelaksanaan tersebut, diperoleh hasil
yakni peserta kegiatan mampu
SIMPULAN mengetahui, memahami peraturan, dan
mampu memainkan beberapa
Kegiatan Pengenalan Permainan permainan tradisional tersebut dengan
Tradisional merupakan sub program riang gembira dan sangat antusias.
dari program Taman Bermain dan
Olahraga yang diselenggarakan oleh DAFTAR PUSTAKA
mahasiswa KKN UNY di Dusun
Gebayan. Banyaknya permainan
tradisional di tanah jawa tersebut saat
ini sangat jarang dimainkan oleh anak-
anak di Indonesia khususnya di lokasi
kami berkegiatan KKN yaitu Dusun
Gebayan. Secara umum saat ini banyak
dari anak-anak di Indonesia yang
cenderung lebih menyukai game online
dari gadget dibanding dengan
memainkan permainan-permainan
tradisional. Padahal permainan
tradisional merupakan kekayaan budaya
yang sangat perlu dilestarikan. Hal-hal
tersebut yang menjadi latar belakang
kami Mahasiswa KKN untuk memilih
dan melaksanakan program Pengenalan
Pengenalan Tradisional tersebut.
Kegiatan ini dilakukan dengan
memperkenalkan berbagai macam
permainan tradisional yang sering
dimainkan. Kegiatan dilaksanakan pada
tanggal 22 - 24 Juli 2022 dengan
sasaran yaitu anak-anak di Dusun
Gebayan yang rata-rata merupakan
siswa dengan jenjang pendidikan TK-
SD. Kegiatan dimulai dilakukan dalam
empat tahap yaitu observasi,
perencanaan, persiapan dan
pelaksanaan.
Achroni, K. (2012). Mengoptimalkan Tumbuh Kembang Anak Melalui Permainan Tradisional.
Jogjakarta: Javalitera.
Akbar, H. (2009, Juni). The Effect of Traditional Games in Fundamental Motor Skill Development in
7-9 Years Old Boys. Iranian Journal of Pediatrics Volume 19 No. 2, 123-129.
Andriani, T. (2012, Januari-Juli). Permainan Tradisional dalam Membentuk Karakter Anak Usia Dini.
Jurnal Sosial Budaya Volume No. 1, 121-136.
Berk, L. E. (2006). Child Development Seventh Edition. USA: Pearson.
Boro, J. (2015). Impact of Globalisation to Traditional Games and Recreation of the Bodos. IOSR
Journal of Humanities and Social Science (IOSR-JHSS) Volume 20 Issue 3 Ver. V1, 87-91.
Hurlock, E. B. (1978). Perkembangan Anak Jilid 1 edisi Keenam. Terjemahan oleh Meitasari
Tjandrasa dan Muslichah Zarkasih. Jakarta: Erlangga.
Kovačević, T., & Opić, S. (2014). Contribution of Traditional Games to The Quality of Student
Relatian and Frequency of Student Socialization in Primary Education. Croatian Journal of
Education, 95-112.
Montolalu. (2013). Orientasi Baru Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana.
Mutiah, D. (2010). Psikologi Bermain Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana.
Purwaningsih, E. (2006, Juni). Permainan Tradisional Anak: Salah Satu Khasanah Budaya yang Perlu
Dilestarikan. Jantra Vol. I, No. 1, 42.
Sheriden, M. D. (2011). Play in Early Childhood From Birth to Six Years 3rd Edition. New York:
Routledge.
Suyadi. (2010). Psikologi Belajar PAUD. Yogyakarta: Pedagogia.
Tedi, W. (2015, Desember). Perubahan Jenis Permainan Tradisional menjadi permainan Modern
Anak-Anak Di Desa Ijuk Kecamatan Belitang Hulu Kabupaten Sekadu. Sociologique Volume
3 N0. 4, 1-17.
Thobrani, M., & Mumtaz, F. (2011). Mendongkrak Kecerdasan Anak Melalui Bermain dan
Permainan. Yogyakarta: Ar Ruzz Media.

Anda mungkin juga menyukai