Skripsi Rima Novalis - NIM 11194862111337 - Revisi - HALAMAN
Skripsi Rima Novalis - NIM 11194862111337 - Revisi - HALAMAN
SKRIPSI
Oleh:
Rima Novalis
NIM: 11194862111337
SKRIPSI
Oleh:
Rima Novalis
NIM: 11194862111337
Pembimbing I Pembimbing II
Novalia Widiya Ningrum, S.S.T., M.Kes. apt. H. Ali Rakhman Hakim, M.Farm.
NIK.1166012011040 NIK. 1166012015073
ii
HALAMAN PENGESAHAN DEWAN PENGUJI
SKRIPSI
Oleh:
Rima Novalis
NIM: 11194862111337
iii
iv
Efektivitas Air Rebusan Pepaya dalam Meningkatkan Produksi ASI Ibu
Nifas di Wilayah Kerja Puskesmas Paringin Kabupaten Balangan Tahun
2022
Rima Novalis1*, Novalia Widiya Ningrum1, Ali Rakhman Hakim2
1
Program Studi Sarjana Kebidanan, Fakultas Kesehatan Universitas Sari Mulia
2
Program Studi Sarjana Farmasi, Fakultas Kesehatan Universitas Sari Mulia
Abstrak
Latar Belakang: ASI mengandung banyak nutrisi, oleh karena itu pemberian ASI
eksklusif penting bagi bayi berusia 0-6 bulan. Data terbaru bulan September 2022
di wilayah kerja Puskesmas Paringin, menunjukkan bayi yang mendapatkan ASI
eksklusif sebanyak 67% (peringkat 5 dari 12). Puskesmas Paringin menjadi
puskesmas percontohan bagi puskesmas lain yang ada di Kabupaten Balangan, oleh
karena itu diharapkan pemberian ASI eksklusif di wilayah Puskesmas Paringin
terpenuhi secara maksimal. Penyebab kurangnya pemberian ASI ekslusif salah
satunya adalah ibu yang mengalami kesulitan dalam proses laktasi.Pepaya
merupakan salah satu buah yang mengandung laktagogum, serta mudah untuk
ditemukan dengan harga terjangkau. Pemanfaatan pepaya sebagai alternatif
pelancar ASI dapat dilakukan dengan cara merebus pepaya sampai matang
kemudian air rebusan tersebut di minum.
Tujuan: Untuk mengetahui efektivitas air rebusan pepaya dalam meningkatkan
produksi ASI ibu nifas di wilayah kerja Puskesmas Paringin Kabupaten Balangan
tahun 2022.
Metode: Metode penelitian ekperimen yang digunakan adalah Quasi experimental
design, dengan rancangan penelitian non equivalent control group design, dimana
15 responden di kelompok ekperimen dan 15 responden di kelompok kontrol.
Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive random sampling. Hipotesis
diuji menggunakan Independent t test.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan efektivitas konsumsi air rebusan buah pepaya
terhadap produksi ASI pada ibu nifas menggunakan uji statistik independent t test,
diperoleh bahwa nilai p value 0,007<0,05.
Simpulan: Air rebusan pepaya efektif dalam meningkatkan produksi ASI ibu nifas
di wilayah kerja Puskesmas Paringin Kabupaten Balangan tahun 2022.
Kata Kunci:air rebusan pepaya, ibu nifas, produksi ASI.
v
Effectiveness of Papaya Boiled Water in Increasing Breast Milk Production for
Postpartum Mothers in the Working Area of the Paringin Health Center,
Balangan Regency in 2022
Abstract
Background: Breast milk contains many nutrients, therefore exclusive
breastfeeding is important for babies aged 0-6 months.The latest data for
September 2022 in the working area of the Paringin Health Center, shows that 67%
of babies get exclusive breastfeeding (rank 5 out of 12). The Paringin Health Center
is a model health center in Balangan Regency, therefore it is hoped that exclusive
breastfeeding in its working area will be fulfilled optimally.Difficulty with
lactationis the reason why mothers do not give exclusive breastfeeding. Papaya
contains lactagogum, and is easy to find and affordable prices. Papaya as breast
milk booster can be done by boiling it until cooked then drink it.
Objective: To find out the effectiveness of papaya boiled water in increasing the
milk production of postpartum mothers in the working area of the Paringin Health
Center, Balangan Regency, in 2022.
Methods: The experimental research method used was Quasi experimental design,
with non-equivalent control group design, where 15 respondents in the
experimental group and 15 respondents in the control group. Sampling using
purposive random sampling technique. The hypothesis was tested using the
Independent t test.
Results: The results showed the effectiveness of papaya boiled water on breast milk
production in postpartum mothers using the independent t test, the p value was
0.007<0.05.
Conclusion: Papaya boiled water is effective in increasing the breast milk
production of postpartum mothers in the working area of the Paringin Health
Center, Balangan Regency, in 2022.
Keywords:breast milk production, papaya boiled water, post partum mother
vi
KATA PENGANTAR
Segala syukur dan puji hanya bagi Tuhan Yang Maha Esa, oleh karena
anugerah-Nya yang melimpah, kemurahan dan kasih setia yang besar akhirnya
Rebusan Pepaya dalam Meningkatkan Produksi ASI Ibu Nifas di Wilayah Kerja
Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat
Universitas Sari Mulia Banjarmasin. Saya menyadari bahwa tanpa bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak, saya tidak dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh
1. Hj. Aizar Soedarto, BSc., MBA., selaku Ketua Yayasan Indah Banjarmasin.
2. Dr. RR. Dwi Sogi Sri R, S.KG., M.Pd selaku RektorUniversitas Sari Mulia.
vii
8. Ika Mardiatul Ulfa, S.S.T., M.Kes., selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Sari Mulia.
11. apt. H. Ali Rakhman Hakim, M.Farm. selaku Pembimbing II yang telah
12. Orang tua dan keluarga yang selalu mendoakan dan telah memberikan bantuan
dan kritik yang membangun demi kesempurnaan di masa yang akan datang.
Saya berharap semoga Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa manfaat
Banjarmasin, 2023
Penulis
viii
DAFTAR ISI
ix
3.3.2 Sampel ............................................................................................ 36
3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ...................................... 37
3.5 Jenis dan Sumber Data ......................................................................... 38
3.6 Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data ........................................... 38
3.7 Analisis Data ........................................................................................ 40
3.9 EtikaPenelitian...................................................................................... 40
3.9.1 Ethical Clereance ........................................................................... 40
3.9.2 Ijin Tempat Penelitian .................................................................... 41
3.9.3 Informed Consent ........................................................................... 41
3.9.4 Confidentiallity ............................................................................... 41
3.9.5 Benefit ............................................................................................. 41
3.9.6 Justice ............................................................................................. 41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 43
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 4.2 1 Grafik Rata-rata Jumlah Produksi ASI Kelompok Eksperimen dan
xi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 4.1.1 Rincian Desa dan Kelurahan di Wilayah Kerja Puskesmas Paringin . 43
xii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Jadwal Penelitian
2. Surat Permohonan Melakukan Studi Pendahuluan
3. Surat Izin Melakukan Studi Pendahuluan Dinkes Kabupaten Balangan
4. Surat Permohonan Melakukan Penelitian
5. Surat Izin Melakukan Penelitian Dinkes Kabupaten Balangan
6. Sertifikat Ethical
7. Lembar Konsultasi Pembimbing I dan Pembimbing II
8. Berita Acara Perbaikan Proposal
9. Berita Acara Perbaikan Skripsi
10. Surat Keterangan Lulus Plagiasi
11. Lembar Observasi
12. Standar Operasional Prosedur
13. Lembar Keterangan Penelitian (Informed consent)
14. Lembar Persetujuan Menjadi Responden Kelompok Ekspereimen
(Informed consent)
15. Lembar Persetujuan Menjadi Responden Kelompok Kontrol (Informed
consent)
16. Rekap Data Jumlah Produksi ASI
17. Hasil Uji Statistik
18. Dokumentasi Penelitian
19. Riwayat Hidup
xiii
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
Nifas merupakan proses alami yang dilalui wanita pasca persalinan (post
fisiologis, yaitu involusi uterus dan pengeluaran iochea, perubahan psikis dan fisik,
serta laktasi atau pengeluaran air susu ibu (ASI). Laktasi merupakan suatu keadaan
di mana terjadi perubahan pada payudara ibu, sehingga seorang ibu dapat
memproduksi air susu ibu (Turlina & Wijayanti, 2015). Memberikan air susu ibu
pada bayi merupakan metode pemberian makanan yang terbaik untuk bayi.
Air susu ibu (ASI) merupakan suatu emulsi lemak dalam larutan protein,
laktosa, dan garam-garam anorganik yang sekresi oleh kelenjar mamae ibu, berguna
sebagai makanan bagi bayinya (Ari, 2015). ASI mengandung banyak nutrisi, yaitu
faktor imunologis dan memiliki bioavailabilitas yang lebih tinggi bila dibandingkan
dengan susu formula. Air susu ibu memiliki semua zat gizi dan cairan yang
diperlukan oleh bayi untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi pada enam bulan pasca
kelahiran.
diberi Air Susu Ibu (ASI) selama paling sedikit enam bulan dan pemberian ASI
dilanjutkan sampai anak berumur dua tahun. Pemberian air susu ibu selama enam
1
2
air susu ibu yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan selama enam bulan,
dari segi kesehatan dan sosioekonomi, serta menurunkan angka kesakitan dan
kematian bayi, hal ini telah dibuktikan diberbagai penelitian (Kharisma, Ariyoga,
sebanyak 67%, sedangkan sebanyak 33% bayi masih belum mendapatkan ASI
eksklusif. Pencapaian ini merupakan peringkat kelima dari 12 puskesmas yang ada
di Kabupaten Balangan. Hal ini menunjukkan bahwa masih ada ibu di wilayah kerja
Puskesmas Paringin yang belum dapat memberikan ASI eksklusif kepada bayinya.
Puskesmas Paringin menjadi puskesmas percontohan bagi puskesmas lain yang ada
salah satunya adalah ibu yang mengalami kesulitan dalam proses laktasi.
bengkak, bayi yang tidak mau menyusu karena berlidah pendek atau teknik
menyusui yang kurang tepat (Dewi & Sunarsih, 2013). Penyebab kurang lancarnya
3
ASI juga dimungkinkan karena faktor hormon atau makanan yang dikonsumsi. Hal
ini juga memungkinkan pemenuhan kebutuhan nutrisi bayi ikut tidak maksimal.
Produksi ASI yang tidak maksimal dapat disebabkan karena beberapa hal,
perawatan payudara, faktor kejiwaan ibu yang terganggu, dan trauma pasca
kontrasepsi hormonal. Beberapa saran yang perludiperhatikan para ibu yang sedang
yang dapat meningkatkan volume ASI pada saat masa menyusui dimulai setelah
melahirkan (masa nifas). Bagi ibu nifas saran serta dukungan sangat diperlukan
agar proses menyusui berjalan lancar dan diharapkan dapat memberikan ASI
eksklusif.
bahan berkhasiat obat. Indonesia memiliki 7.000 jenis tanaman berkhasiat obat,
tetapi kurang dari 300 jenis yang telah dimanfaatkan rutin dalam industri obat
laktagogum. Laktagogum adalah zat yang dapat meningkatkan produksi air susu
ibu, atau sering disebut pelancar ASI. Pepaya yang mempuyai nama latin Carica
flavonoid, alkanoid, saponin, tannin, quinon, dan steroid/ triterpenoid. Buah juga
E, serta mineral (Istiqomah, Wulanadari, & Azizah, 2015). Buah pepaya menjadi
salah satu bahan makanan yang mempunyai banyak manfaat serta mudah
rumah (Istiqomah, Wulanadari, & Azizah, 2015). Selain itu buah pepaya juga
termasuk buah dengan harga yang terjangkau di pasaran. Buah pepaya yang mudah
produksi ASI telah dilakukan, anatara lain penelitian dari Sri Banun Titi Istiqomah,
Dewi Triloka Wulanadari, dan Ninik Azizah (2015)menguji pengaruh buah pepaya
terhadap kelancaran produksi ASI ibu menyusi; Desti Nataria dan Sherly Oktiarini
(2018) menguji pengaruh buah pepaya terhadap peningkatan produksi ASI; Aning
Pattypeilohy dan Dina Melanieka Sitikhe Henukh (2019), menguji pengaruh air
rebusan pepaya dalam meningkatkan produksi ASI ibu nifas; Wirdaningsih (2020),
menguji pengaruh buah pepaya terhadap kelancaran ASI ibu menyususi; Irma
ASI ibu menyusui; Zuliyana dan Siska Indrayani (2021); menguji efek konsumsi
buah pepaya terhadap produksi ASI ibu postpartum; serta Hayatul Rahimah dan
Rohmatul Fadhila (2022), membahas konsumsi buah pepaya sebagai salah satu
tersebut menunjukkan bahwa buah pepaya mempunyai potensi menjadi salah satu
alternatif bahan makanan yang dapat meningkatkan produksi ASI atau pelancar
ASI.
dilakukan dengan cara merebus buah pepaya sampai matang kemudian air rebusan
tersebut di minum. Cara ini dilakukan karena tidak semua orang menyukai buah
5
pepaya, sehingga diberikan inovasi alternatif untuk tetap mendapatkan manfaat dan
kandungan dari buah pepaya. Dengan adanya inovasi ini diharapkan menjadi salah
satu terobosan atau solusi bagi para ibu nifas yang sedang menyusui di wilyah kerja
puskesmas Paringin agar dapat memperoleh pelancar ASI yang bermanfaat, mudah
Berdasarkan dari data dan pengamatan sampai saat ini maka dilakukan
produksi ASI Ibu Nifas di wilayah kerja Puskesmas Paringin Kabupaten Balangan
tahun 2022.
dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana efektivitas air rebusan pepaya dalam
produksi ASI ibu nifas di wilayah kerja Puskesmas Paringin Kabupaten Balangan
tahun 2022.
a. Mengetahui produksi ASI pada ibu nifas sebelum mengkonsumsi air rebusan
pepaya.
6
b. Mengetahui produksi ASI pada ibu nifas setelah mengkonsusmsi air rebusan
pepaya.
sebagai berikut.
a. Bagi Peneliti
selama masa perkuliahan dan juga untuk mengadakan penelitian lebih lanjut
tentang efektivitas air rebusan pepaya dalam meningkatkan produksi ASI ibu
nifas serta diharapkan dapat menjadi informasi atau sumber data sebagai bahan
a. Ibu Nifas
7
baru saja melahirkan untuk untuk dapat memberikan ASI pada bayinya dengan
berikut.
1.5.1 Judul
adalah penilitian yang dilakukan oleh Aning Pattypeilohy dan Dina Melanieka
Sitikhe Henukh ( 2019) serta Irma Yanti (2021). Pada kedua penelitian tersebut
memuat kata rebusan buah pepaya untuk meningkatkan produksi ASI. Walaupun
memiliki judul yang hampir sama tetapi kriteria responden yang digunakan sebagai
subjek penelitian berbeda. Pada penelitian oleh Aning Pattypeilohy dan Dina
10
Melanieka Sitikhe Henukh (2019), walaupun pada judulnya tertulis ibu Nifas
sebagai subjek penelitian, tetapi tidak ada kriteria spesifik mengenai masa nifas dari
subjek. Pada penelitian oleh Irma Yanti (2021), subjek yang termuat dalam judul
adalah ibu menyusui sehinga tidak terbatas pada ibu Nifas. Jadi walaupun memiliki
judul yang mirip, tetapi fokus responden pada penelitian ini berbeda.
adalah buah pepaya yang dikonsumsi secara langsung atau dalam bentuk sayur buah
pepaya. Pada penelitian ini berfokus pada air rebusan buah pepaya. Walaupun ada
dependennya produksi ASI ibu nifas saja tanpa da kriteria batasan masa nifas, jika
pada penelitia ini kriteria ibu nifas yang ditetukan yaitu <30 hari. Pada penelitian
oleh Irma Yanti (2021), varibel independennya yaitu produksi ASI ibu menyusui,
Kalimantan Selatan. Penelitian sebelumnya yang terbaru dan sangat relevan dengan
penelitian ini dilakukan pada tahun 2021, sedangkan penelitian ini baru dilakukan
TINJAUAN PUSTAKA
a. Pengertian ASI
Air susu ibu (ASI) dalam Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 2012
merupakan cairan hasil sekresi kelenjar payudara ibu. Pemberian ASI selama
enam bulan setelah kelahiran disebut ASI eksklusif. Air susu ibu (ASI)
anorganik yang disekresi oleh kelenjar mamae ibu, sebagai makanan bagi
merupakan bayi yang hanya diberi ASI saja tanpa tambahan lainnya seperti
susu formula, madu, air putih, jeruk, dan makanan padat misal pisang, pepaya,
biscuit, bubur susu, bubur nasi, dan tim. Depkes RI (2018) juga mendefinisikan
ASI eksklusif merupkan air susu ibu yang diberikan kepada bayi tanpa
memberikan makanan dan minuman lain sejak lahir sampai usia enam bulan,
Air susu ibu yang diberikan dengan jumlah yang cukup merupakan
makanan terbaik bagi bayi, karena dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi selama
enam bulan pertama. Kelebihan yang dimiliki oleh ASI, antara lain mudah
dicerna, selain itu ASI mengandung zat gizi yang sesuai, mengandung enzim-
enzim untuk mencerna zat-zat gizi yang terdapat dalam ASI tersebut. ASI
memiliki perbandingan atau rasio kandungan antara Whey dan Casein yang
12
13
sesuai untuk bayi. Rasio Whey dan Casein pada ASI sebesar 65:35. Whey yang
lebih banyak adalah salah satu keunggulan dari ASI, hal ini menyebabkan
protein ASI lebih mudah diserap. Hal ini tentunya berbeda dengan susu sapi
yang mempunyai rasio Whey dan Casein sebesar 20:80, yang jumlah Casein
ASI menjadi bahan makanan alamiah bagi bayi yang lahir sudah cukup
bulan. Keunggulan ASI antara lain mudah diperoleh serta selalu dalam keadaan
segar dan bebas dari berbagai macam bakteri, oleh karena itu meminimalisir
terjadinya ganggunan saluran pencernaan. Bayi yang diberi ASI sangat jarang
di temukan alergi, di bandingkan bayi yang diberi susu sapi. Menurut Roesli
(2015), gejala muntah dan kolik lebih jarang ditemukan pada bayi yang
mendapatkan ASI.
oleh ibu. Bagi ibu memberikan ASI mempunyai manfaat antara lain yaitu
Manfaat dan keunggulan dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu: aspek
1) Aspek Gizi
penting dalam proses maturasi atau pematangan sel otak. DHA dan
2) Aspek Imunologik
a) Dalam ASI terkandung zat anti infeksi, terjamin bersih dan bebas
kontaminasi.
d) Sel darah putih dalam ASI pada 2 minggu pertama lebih dari 4000 sel
3) Aspek Psikologik
a) Rasa percaya diri ibu untuk menyusui. Ibu yang mampu menyusui
dipengaruhi oleh emosi pada diri ibu dan kasih sayang ibu terhadap
bayi, hal ini akan meningkatkan hormon oksitosin yang pada akhirnya
kontak langsung ibu dan bayi yaitu ikatan kasih sayang ibu dan bayi
skin contact).
4) Aspek Kecerdasan
a) Interaksi ibu dan bayi dan kandungan nilai gizi ASI sangat dibutuhkan
kecerdasan bayi.
poin IQ 4,3 poin lebih tinggi saat usia 18 bulan, 4-6 poin lebih tinggi
saat usia 3 tahun, dan 8,3 poin lebih tinggi pada usia 8,5 tahun,
5) Aspek Neurologis
menghisap dan bernafas yang terjadi pada bayi baru lahir dapat lebih
sempurna.
6) Aspek Ekonomis
biaya tambahan untuk makanan bayi sampai bayi berumur 6 bulan, jadi
1) Frekuensi Penyusuan
2011).
Ibu yang telah melahirkan bayi lebih dari satu kali, menurut
Nugroho (2011) produksi ASI pada hari ke-4 setelah melahirkan lebih
rileks dan nyaman. Keadaan ibu yang cemas dan stres dapat meghambat
kronik dan akut juga dapat mempengaruhi produksi ASI (Nugroho, 2011).
6) Konsumsi rokok
(Nugroho, 2011).
7) Konsumsi alkohol
membuat ibu rileks dan membantu mengeluarkan ASI, namun etanol dapat
8) Pil kontrasepsi
progestin yang diminum oleh ibu menyusui dapat menurunkan jumlah dan
19
lama ASI, namun bila pil kontrasepsi atau pil KB hanya mengandung
9) Makanan ibu
sebagai bagian dari ASI dan sebagai sumber energi saat menyusui
suami dan keluarga. Hal ini akan membuat ibu lebih menyayangi bayinya
dan ini akan mempengaruhi pengeluaran ASI lebih banyak (Haryono &
Setianingsih, 2014).
masuk antara 7-8 bulan. Payudara yang terawat dengan baik dapat
setelah lahir. ASI keluar pada hari pertama kelahiran. Pada persalinan
anestesi (bius) total. Ibu dengan melahirkan secara sesar biasanya tidak
bisa memberikan ASI pada bayinya pada satu jam pertama setelah
persalinan. Selain itu, kondisi luka bekas operasi di perut ibu dapat
memproduksi ASI lebih banyak lagi, oleh karena itu diharapkan setiap selesai
penting dan perlu diperhatikan supaya proses menyusui berjalan lancar, adalah
untuk dapat dengan baik memberikan ASI sangat penting karena hal ini
2015).
sangat berbeda, karena dot/ kempeng terbuat dari karet. Jika bayi sudah
saat produksi ASI dalam jumlah sedikit (Fikawati & Syafiq, 2015).
Dengan kata lain hal ini mengurangi proses isapan bayi ke payudara.
22
rangsangan isapan bayi ke payudara ibu. Seperti yang kita ketahui isapan
mengeluarkan ASI.
oksitosin lebih optimal sehingga produksi ASI menjadi lancar (Fikawati &
Syafiq, 2015).
Kondisi ibu yang rileks akan membuat ibu lebih tenang yang
9. Menyiapkan peralatan ASI perah bila ibu bekerja atau bepergian bersama
23
bayi.
bersama bayi dan ingin menyusui bayi di tempat umum, ibu dapat
11. Berkonsultasi pada petugas kesehatan apabila ASI tidak banyak keluar
Jika semua hal pada poin sebelumnya sudah dilakukan akan tetapi
galaktogogen yang berupa makanan, obat herbal atau obat yang dapat
cara memompa ASI secara manual atau dengan alat bantu dari waktu ke waktu
dengan jangka waktu yang ditentukan. Menurut penelitian dari Zuliyana dan
Indriyani (2021) peningkatan produksi ASI pada ibu menyusui dilihat dari
24
frekuensi volume produksi ASI yang diperah selama 15 menit dengan alat
pompa ASI, yang kemudian ASI yang telah diperah dimasukkan ke dalam
2.1.2 Laktagogum
produksi ASI, atau biasa disebut pelancar ASI (ASI Booster). Sampai saat ini
beredar di pasaran.
dan prolaktin seperti alkaloid, polifenol, steroid, flavonoid yang efektif dalam
meningkatkan laju sekresi dan produksi ASI yaitu dengan langsung merangsang
aktivitas protoplasma pada sel-sel sekretoris kelenjar susu/ mamae dan ujung saraf
sekretoris dalam kelenjar susu yang mengakibatkan sekresi air susu meningkat, atau
kelenjar mamae pada sel-sel epitelium alveolar yang akan merangsang laktasi (Sari,
2003).
25
2.1.3 Nifas
Masa nifas atau post partum atau disebut juga puerpurium. Kata puerpurium
berasal dari bahasa latin, kata “Puer” artinya bayi dan “Parous” artinya melahirkan.
Nifas didefinisikan sebagai darah yang keluar dari rahim karena sebab melahirkan
atau setelah melahirkan (Anggraini, 2010). Masa nifas merupakan periode atau
masa yang mana terjadi perubahan pada kodisi reproduksi ibu pasca melahirkan.
pengerutan kembali menjadi ukuran semul (Prastiwi, 2018). Masa nifas terjadi
mulai dari plasenta lahir dan berakhir saat alat-alat kandungan atau genetalia
rentang waktu tersebut merupakan waktu yang diperlukan ibu untuk memulihkan
alat kandungan ke keadaan yang normal. Tahapan masa nifas dibagi menjadi 3
sebagai berikut.
a. Puerperium Dini
agama Islam masa ini dianggap bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.
b. Puerperium Intermedial
c. Remote Puerperium
Waktu pemulihan untuk sehat sempurna, terutama jika selama kehamilan atau
(Anggraini, 2010).
Buah pepaya adalah jenis tanaman herba yang tergolong dalam family
Carecacae. Ada empat genus untuk buah pepaya yaitu carica, jarilla, jacaranta
dan cylicomoroph. Buah ini berasal dari Amerika Tengah dan Hindia Barat
bahkan kawasan sekitar daerah tropis maupun sub tropis. Pemberian nama
pepaya di dalam bahasa Indonesia diadopsi dari bahasa Belanda yaitu papaja,
kemudian mengadopsi juga dari bahasa arawak yaitu papaya, jika dalam bahasa
mencapai 5-10 meter dengan tata letak daun yang berbentuk spiral pada batang
pohon bagian atas. Bentuk daun menyirip lima tangkai yang panjang dan
dengan tiga kelamin yaitu : tumbuhan jantan, tumbuhan betina, dan tumbuhan
biasanya meruncing, ketika muda berwarna hijau gelap dan setelah masak hijau
Angin diperlukan untuk penyerbukan bunga, maka angin tidak boleh terlalu
berkisar antara 22-26°C, kelembaban udara kurang lebih 40%. Tanah yang
subur, gembur, dan banyak mengandung humus dan memiliki daya menahan air
yang tinggi merupakan tanah yang baik untuk tanaman pepaya Derajat
keasaman tanah (pH tanah) yang ideal adalah netral dengan pH 6-7. Kandungan
air dalam tanah adalah hal yang penting dalam pertumbuhan tanaman pepaya.
Air yang terlalu banyak dan menggenang dapat mengundang penyakit jamur
yang dapat merusak akar hingga tanaman layu bahkan mati. Jika kekeuranagn
air, maka tamanan akan kurus, daun, bunga dan buah rontok. Pepaya dapat
merupakan buah tropis yang dikenal dengan sebutan Carica papaya. Buah
pepaya juga merupakan salah satu jenis buah yang mengandung nutrisi tinggi
cocok ditanam di daerah tropis, menjadi hal yang wajar jika populasi tanaman
satu cara untuk meningkatkan produksi ASI sehingga dapat menjadi ssalah satu
disebabkan oleh produksi ASI yang rendah atau kurang. Mekanisme kerja
laktagogum dalam meningkatkan laju sekresi dan produksi ASI adalah secara
susu/ mamae sehingga ujung saraf sekretoris dalam kelenjar susu guna sekresi
terhadap kelenjar mamae pada sel-sel epitelium alveolar yang akan merangsang
Pada penelitian ini menggunakan Pepaya Calline adalah buah lokal asli
Indonesia termasuk famili Caricaceae dan mulai banyak ditanam oleh petani di
California. Sebetulnya nama California itu nama yang diberikan oleh pedagang
Indonesia. Pepaya California tumbuh di lahan yang subur dan sedikit berpasir
dengan ketinggian 700 meter di atas permukaan laut, dengan curah hujan 1000-
2000 mm/tahun dan kelembaban udara 40% dengan pH tanah berada pada
29
antara 6 dan 7, walau bisa tumbuh di mana saja tapi akan menjdi tidak optimal
jika tidak pada kondisi tersebut. Aspek gizi dari Pepaya Calline yaitu (Soekardi,
menyebabkan kanker.
masa menyusui.
pencernaan protein, bisa sebagai obat diare, sakit maag dan sembelit. Dan
ASI lebih deras dan lancar dibandingkan sebelum mengkonsumsi buah pepaya
c. Cara Pengolahan Air Rebusan Buah Pepaya untuk Meningkatkan Produksi ASI
Ibu Nifas
30
Air rebusan pepaya yang dimaksud dalam penelitian ini adalah buah
pepaya yang masih muda direbus dalam air mendidih sampai matang (Yanti,
2021). Cara pengolahan air rebusan buah pepaya untuk meningkatkan produksi
ASI Ibu nifas sesuai dengan standar operasional prosedur yang dibuat oleh Yanti,
2) Kupas kulitnya
pematangan)
4) Didihkan air 500 ml atau 2 gelas air, rebus 3 potong buah pepaya (100 gram)
Air rebusan buah pepaya tersebut nantinya akan dikonsumsi dalam 1 hari oleh
Rebusan Pepaya.
(tiap payudara) dengan alat pompa ASI (Zuliyana & Indriyani, 2021).
31
intervensi sampai hari ke-7 selama 15 menit setiap kali pemerahan, setelah
2 jam pengosongan payudara, dan dilakukan pada waktu yang sama setiap
bayinya.
2.2 KerangkaTeori
Kerangka teori dalam penelitian ini dapat dilihat pada skema di bawah ini :
yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan (Nursalam,
penemuan dalam penelitian dengan teori. Kerangka konsep pada penelitian ini
jawaban atau dugaan sementara yang bisa dianggap benar dan bisa dianggap salah,
33
Ha : Air rebusan pepaya efektif dalam meningkatkan produksi ASI ibu nifas di
Ho : Air rebusan pepaya tidak efektif dalam meningkatkan produksi ASI ibu nifas
METODE PENELITIAN
Subjek dalam penelitian ini adalah ibu nifas kurang dari 40 hari.
intervensi pada subjek penelitian, dengan tujuan menilai pengaruh suatu perlakuan
design atau disebut dengan motode penelitian eksperimen semu. Disebut demikian
34
35
digunakan dalam penelitian yang subjeknya manusia yang berarti subjek tidak
dapat dimanipulasi dan dikontrol secara intensif (Syamsuddin & Damaianti, 2011).
Rancangan atau desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini
adalah non equivalent control group design. Pada rancangan ini objek penelitian
dibagi menjadi dua yaitu kelompok control dan kelompok perlakuan (eksperimen).
Pemilihan kedua kelompok ini tidak dilakukan secara acak (Notoatmodjo, 2015).
E O1 X O2
K O3 O4
3.3 PopulasidanSampelPenelitian
3.3.1 Populasi
Populasi subjek penelitian ini adalah semua ibu nifaskurang dari 40 hari
3.3.2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah ibu nifas dalam kategori baru
melahirkan kurang dari 40 hari, yang berada di wilayah kerja Puskesmas Paringin
berjumlah 30 orang dengan 15 orang pada kelompok eksperimen dan 15 orang pada
kelompok kontrol, karena penelitian ini merupakan penelitian eksperimen (Gay &
Diehl, 1992). Teknik sampling yang digunakan dalam pengambilan sampel pada
salah satu teknik non random sampling, di mana peneliti menentukan pengambilan
sampel dengan cara menetapkan ciri khusus yang sesuai dengan tujuan penelitian,
(2016) teknik purposive sampling adalah teknik mengambil sampel dengan tidak
berfokus pada tujuan tertentu. Kriteria pada penelitian ini sebagai berikut:
a. Kriteria Inklusi
b. Kriteria Eksklusi
4) Ibu nifas dengan penyakit penyerta yang dapat bereaksi terhadap kandungan
37
atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang suatu
dalam konsep secara operasional, praktik, dan nyata dalam lingkup objek
Variabel
Penelitian
Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
pada kelas
ekserimen
Variabel Bebas (Independent variable)
Air rebusan Terapi komplementer Lembar 1= Nominal
pepaya yang digunakan Observasi Diberikan air
dengan cara merebus Efektivitas Air rebusan
buah pepaya dalam air Rebusan Pepaya pepaya.
mendidih hingga dalam 2 = Tidak
matang, untuk Meningkatkan doberikan air
meningkatkan Produksi Asi Ibu rebusan
produksi ASI bagi Ibu Nifas(Wirdaning pepaya.
nifas (Yanti, 2021). sih, 2020)
Variabel Terikat (Dependent Variable)
38
Jenis data yang diambil dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu
berupa angka yang menunjukkan volume ASI yang diproduksi sampel sebelum dan
Sumber data yang diperoleh merupakan data primer, yaitu data yang
diperoleh langsung dari subjek penelitian. Sumber data berupa jumlah volume ASI
mencatat setiap data yang diperoleh dalam penelitian. Lembar observasi disadur
(2020).
dari responden, yaitu dengan mengamati volume produksi ASI ibu nifas pada
volume produksi ASI ibu nifas pada kelompok kontrol. Langkah yang dilakukan
hipotesis yang telah dibuat. Data dianalisis menggunakan uji statistik yang dipilih
Independent T Test. Uji ini diunakan untuk mengetahui adakah perbedaan rerata
yang bermakna antara dua kelompok bebas (kelompok tidak berpasangan; sumber
data berasal dari subjek yang berbeda) yang berskala data interval/rasio. Pengujian
ini dimaksudkan untuk menyelidiki apakah air rebusan pepaya efektif dalam
Beberapa asumsi yang harus dipenuhi dalam uji ini adalah normalitas,
data yang dihasilkan pada setiap kelompok nantinya berdistribusi normal atau tidak.
kelompok. Pengujian outlier dilakukan untuk melihat ada tidaknya outlier pada data
3.9 EtikaPenelitian
clereance penelitian adalah pedoman bagi peneliti untuk menjunjung tinggi nilai
clereance berupa keterangan tertulis yang diberikan oleh komisi etik penelitian
yang akan dilaksanakan, mempunyai hak untuk bebas berpartisiasi atau menolak
menjadi responden. Pada Informed Consent juga dicantumkan bahwa data yang
3.9.4 Confidentiallity
diberikan harus dirahasiakan, untuk itu perlu adanya tanpa nama (anonymity) dan
kerahasiaan.
3.9.5 Benefit
Peneliti juga tetap mempertimbangkan resiko serta keuntungan yang akan berakibat
3.9.6 Justice
diskriminasi.
BAB IV
tabel berikut.
Tabel 4.1.1 Rincian Desa dan Kelurahan di Wilayah Kerja Puskesmas Paringin
penduduk di wilayah Kecamatan Paringin pada tahun 2021 berjumlah 19.506 jiwa.
43
44
Kecamatan Paringin memiliki kepadatan penduduk 195 jiwa per km2. Pertumbuhan
pertambangan dan penggalian, serta pertanian dan kehutanan. Selain itu disokong
l. Laboratorium z. IPAL
pembantu (Pustu) dan 10 Poskesdes, yang dapat dilihat pada tabel berikut.
kesehatan dasar, yaitu : pelayanan kesehatan ibu dan anak, pelayanan kesehatan
pada siswa SD dan setingkat, pelayanan KB, pelayanan imunisasi, gigi, serta
pemberian vitamin A pada bayi dan balita, penimbangan balita, serta pemberian
berfokus pada masyarakat di wilayah kerja puskesmas tersebut saja, tetapi juga
a. Karakteristik Responden
besar umur ibu diantara 20-35 tahun berjumlah 29 orang (96,67%), sebagian
orang (56, 67%), dan sebagian besar tidak bekerja yaitu berjumlah 21 orang
(70,00%).
efektivitas dari air rebusan pepaya terhadap jumlah produksi ASI ibu nifas di
Pemberian Intervensi f % f %
Air Rebusan Pepaya 15 100 0 0
Sumber : Data Primer, 2023
Balangan
jumlah produksi ASI pada saat sebelum intervensi (pretest) adalah 83,33ml,
sedangkan pada hari ke-7 intervensi (posttest hari ke-7) rata-rata jumlah
jumlah produksi ASI selama dilakukan intevensi, yaitu sejumlah 63,33 ml.
Jika dirata-rata jumlah produksi ASI kelompok eksperimen pada posttest dari
kelompok kontrol juga adanya penigkatan dari pretest sampai hari ke-7 atau
posttest hari ke-7. Walaupun demikian dapat dilihat bahwa sebagian besar
jumlah produksi ASI responden pada kelompok kontrol cukup stabil artinya
pada saat pretest adalah 89,00ml, sedangkan pada postets hari ke-7 rata-rata
peningkatan jumlah produksi ASI, yaitu sejumlah 11,33 ml. Jika dirata-rata
jumlah produksi ASI kelompok kontrol pada posttest dari hari ke-2 sampai
dan kelompok kontrol per hari dapat dilihat pada grafik berikut.
49
150,00
100,00
50,00
0,00
Pretest Postest Postest Postest Postest Postest Postest
h2 h3 h4 h5 h6 h7
kelompok eksperimen.
Balangan menggunakan uji statistik yang dipilih berdasarkan tujuan uji yaitu
melihat rerata posttest jumlah produksi ASI setiap responden pada kelompok
statistik dalam peelitian ini dilakukan menggunakan program SPSS. Dalam uji
1) Uji Asumsi
normalitas.
mana keduanya >0,05. Maka berdasarkan uji Shapiro Wilk, data setiap
terpenuhi.
51
observasil lainnya dan muncul dalam bentuk nilai ekstrim, baik untuk
Pada tabel 4.2.6, terdapat nilai thitung sebesar 2,914 pada df 28. Nilai
dengan nilai ttabel pada df 28 dan probabilitas 0,05, didapatkan nilai ttabel
4.3 Pembahasan
a. Kelompok Eksperimen
mengurangi dan mencegah adanya bias pada penelitian ini diantaranya adalah
sebagai berikut.
3) Memastikan responden memeras ASI pada jam dan durasi yang sama setiap
harinya.
makanan yang dipercaya dapat melancarkan ASI selain air rebusan pepaya
b. Kelompok Kontrol
Kontrol perilaku yang dilakukan pada kelompok kontrol untuk mengurangi dan
mencegah adanya bias pada penelitian ini diantaranya adalah sebagai berikut.
54
2) Memastikan responden memeras ASI pada jam dan durasi yang sama setiap
harinya.
berlangsung.
kelompok kontrol rentang usia ibu Nifas di wilayah kerja Puskesmas Paringin
Kabupten Balangan mayoritas pada usia 20-35 tahun, yaitu sebanyak 29 dari
produksi ASI ibu menyusui, di mana mayoritas responden berada pada rentang
usia 20-25 tahun, yaitu sebanyak 17 dari 27 orang (63%). Hal ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Efriani dan Astuti (2020) mengenai hubungan
umur dan pekerjaan ibu menyusui dengan pemberian ASI eksklusif, yang
menyatakan bahwa ibu dengan rentang usia 20-35 tahun (60,9%) lebih
Secara konsep sesuai teori kelompok usia 20-35 tahun merupakan usia
merawat bayinya (Efriani & Astuti, 2020). Peneliti berasumsi bahwa dengan
ibu memiliki pola pikir yang lebih matang dan tidak mudah menyerah serta
untuk tetap menyusui, hal ini memberikan menfaat yang merangsang hormone
prolakstin tetap bekerja dengan baik. Seperti yang kita ketahui bahwa hormone
menunjukkan hasil bahwa hampir seluruh ibu nifas dalam hal ini adalah
responden (80,6%) melakukan inisiasi menyusui dini pada waktu kurang dari
satu jam serta memproduksi ASI secara lancar. Insiasi menyusui dini dilakukan
dalam satu jam pertama akan membangun reflex hisap bayi yang akan
seorang ibu rumah tangga atau tidak bekerja, yaitu sebanyak 21 dari 30 orang
menyusui, yaitu sejumlah 23 dari 42 orang responden (54,8%) adalah ibu ruma
adanya beberapa kendala yang dapat dihadapi, antara lain tidak tersedianya
tempat untuk menyusui atau memompa ASI di tempat kerja, lalu tempat kerja
yang berjarak cukup jauh dari rumah sehingga tidak dapat menyempatkan
Kabupaten Balangan
intervensi (pretest) pemberian air rebusan pepaya pada ibu nifas di wilayah kerja
sebanyak 83,33ml, sedangkan pada kelompok kontrol sebanyak 89ml. Hal ini
menujukkan bahwa sebelum diberikan intervensi berupa air rebusan pepaya pada
Produksi ASI dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor yang utama
prolaktin dan hormone oksitosin. Pada saat bayi menghisap payudara ibu, akan
merangsang neurohormonal pada putting susu dan areola ibu. Rangsangan tersebut
anterior, hormon prolaktin keluar masuk ke peredaran darah dan sampai pada
reflek bayi yang memutar kepala kea rah payudara ibu ketika didekatkan pada
payudara ibu (rooting reflex). Kekurangan hormons prolaktin dan oksitosin akan
berakibat kepada sulitnya produksi ASI yang dibutuhkan untuk pemberian ASI
& Setianingsih, 2014). Asupan makanan yang dikonsumsi oleh ibu merupakan
salah satu faktor yang mempengaruhi komposisi dan produksi ASI yang dihasilkan
oleh ibu tersebut. Di Indonesia banyak terdapat tanaman yang dipercaya berkhasiat
laktagogum, seperti buah pepaya. Laktagogum adalah zat yang dapat meningkatkan
sebanyak 95,28ml. Hal ini menunjukkan adanya perubahan jumlah produksi ASI
yang memiliki kandungan nutrisi tinggi dan kaya akan manfaat bagi kesehatan.
Wilayah Indonesia yang berada dalam iklim tropis sangat cocok sebagai tempat
memperoleh buah pepaya untuk konsumsi sehari-hari dengan mudah. Buah pepaya
prolaktin dan oksitosin seperti alkaloid, polifenol, steroid, flavonoid, dan substansi
hasil bahwa nilai thitung sebesar 2,914. Nilai thitung tersebut dibandingkan dengan nilai
sebesar 2,048. Dapat dilihat bahwa Nilai thitung> ttabel; 2,914>2,048. Dengan
demikian Ho ditolak dan Ha diterima, yaitu air rebusan pepaya efektif dalam
59
Kabupaten Balangan tahun 2022. Hal ini juga diperkuat dengan p value atau Sig.
(2 tailed) yaitu sebesar 0,007<0,05, maka ada perbedaan bermakna secara statistic
antara kelompok 1 dan kelompok 2. Perbedaan bernilai positif yaitu sebesar 22,387,
Hasil ini juga sesuai dengan penelitian dari Pattypeilohy dan Henukh
meningkatkan prdosuksi ASI ibu nifas di puskesmas Manutapen, yaitu hasil uji
yang siginfikan produksi ASI sebelum dan sesudah diberikan air rebusan buah
pepaya. Begitu pula penelitian dari Yanti (2021), mengenai pengaruh pemberian
rebusan buah pepaya terhadap peningkatan produksi ASI ibu menyusui di PMB
pemberian rebusan buah pepaya terhadap peningkatan produksi ASI ibu menyusui,
Hal ini dapat terjadi karena pemberian air rebusan pepaya mengandung
mengandung enzim papain dan kalium. Fungsi enzim papain berguna untuk
kebutuhan kalium di masa menyusui. Menurut Ayuni (2012), jika ibu kekurangan
kalium maka badan akan terasa lelah, serta dapat menyebabkan perubahan suasana
60
hati menjadi depresi, sementara saat menyusui ibu harus berpikir positif dan
mikronutrien yang sangat penting bagi ibu nifas. Vitamin A dapat membantu
otak dan mengaktivasi sel-sel epital dalam alveoli untuk mengakomodasi air susu
serta laktagogum yang khasiatnya telah terbukti secara ilmiah dari buah pepaya
(Muhartono et al., 2018). Kandungan laktagogum dalam pepaya menjadi salah satu
cara untuk meningkatkan laju sekresi dan produksi ASI sehingga menjadi strategi
4.4 Keterbatasan
yang dapat mempengaruhi jumlah produksi ASI belum dapat dikontrol secara
penuh akbat peneliti tidak dapat mengontrol responden selama 24 jam penuh. Hal
yang dapat dilakukan oleh peniliti untuk mengatasi hal tersebut adalah selalu
produksi ASI. Faktor-faktor tersebut seperti dari segi konsumsi makanan yang
bergizi, tidak mengkonsumsi obat atau makanan yang dipercaya dapat menjadi ASI
61
booster atau pelancar ASI, serta memerhatikan kondisi emosional seperti stress,
Menurut Nugroho (2011), produksi ASI akan lancar dan baik jika ibu dalm
kondisi rileks dan nyaman. Kondisi ibu yang cemas serta stres akan mengganggu
proses laktasi atau kegiatan menyusui karena terhambatnya produksi ASI. Kondisi
rileks akan membuat ibu lebih tenang sehingga menumbuhkan refleks oksitosin
yang dapat merangsang produksi ASI lebih banyak (Fikawati & Syafiq, 2015). Oleh
karena itu kondisi emosional ibu yang sedang menyusui sangat berpengaruh
PENUTUP
5.1 Simpulan
5.1.1 Produksi ASI pada ibu nifas sebelum mengkonsumsi air rebusan
pepaya.
pepaya adalah 83,33ml, sedangkan rata-rata pretest jumlah produksi ASI ibu nifas
5.1.2 Produksi ASI pada ibu nifas setelah mengkonsusmsi air rebusan
pepaya.
Rata-rata jumlah produksi ASI ibu nifas pada kelompok eksperimen setelah
diberikan intervensi (postest) atau setelah mengonsumsi air rebusan pepaya adalah
117,67ml, sedangkan rata-rata posttest jumlah produksi ASI ibu nifas pada
produksi ASI pada ibu nifas menggunakan uji statistic independent t test, diperoleh
bahwa nilai p value 0,007<0,05, maka dapat disimpulkan bahwaair rebusan pepaya
62
63
efektif dalam meningkatkan produksi ASI ibu nifas di wilayah kerja Puskesmas
5.2 Saran
meningkatkan produksi ASI ibu nifas. Oleh karena itu, peneliti menyarankan
kepada Universitas Sari Mulia, khususnya kepada program studi kebidanan agar
dapat menjadikan skripsi ini sebagai refrensi bahan ajar dan diskusi mengenai terapi
ASI eksklusif.
Ibu nifas dan/atau ibu menyusui sebaiknya mengonsumsi air rebusa pepaya
secara rutin sebagai alternatif pelancar ASI. Hal ini diarenakan air rebusan pepaya
dapat menstimulasi peningatan sekresi dan jumlah produksi Air Susu Ibu (ASI).
ibu nifas atau ibu menyusui sebagai salah satu aternatif pelancar ASI. Peneliti
megharapkan rebusan air pepaya ini dapat diterapkan secara langsung oleh para ibu
produksi ASI dapat dilakukan dengan membuat selebaran atau leaflet mengenai
menjadi lebih baik lagi. Penelitian selanjutnya dapat meneliti terhadap subjek
dengan kriteria yang berbeda, seperti pada ibu meyusui dengan membandingkan
Ari, D. (2015). Membesarkan Anak Hebat dengan ASI. Yogyakarta: BUKU KITA.
Depkes RI. (2018). Buku Kesehatan Ibu dan Anak, Jilid A. Jakarta: Depkes RI.
Dewi, V. N. ., & Sunarsih, T. (2013). Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Jakarta:
Salemba Medika.
Efriani, R., & Astuti, D. A. (2020). Hubungan Umur dan Pekerjaan Ibu Menyusui
dengan Pemberian ASI Eksklusif. Jurnal Kebidanan, 9(2), 153–162.
https://doi.org/10.26714/jk.9.2.2020.153-162
Fikawati, S., & Syafiq, A. (2015). Penyebab Keberhasilan dan Kegagalan Praktik
Pemberian Asi Eksklusif. KESMAS, 4(3), 120–131.
https://doi.org/10.21109/kesmas.v4i3.184
Gay, L. R., & Diehl, P. L. (1992). Research Methods for Business and.
Management. New York: MacMillan Publishing Company.
Haryono, R., & Setianingsih, S. (2014). Manfaat Asi Eksklusif Untuk Buah Hati
Anda. Yogyakarta: Gosyen Publising.
65
66
Kamalah, R., Suherlin, I., & Pasaribu, I. H. (2021). Artikel history. Jurnal
Kebidanan Sorong, 1(1), 35–43. Retrieved from
https://jkb.ub.ac.id/index.php/jkb/article/view/365/346
Kharisma, Y., Ariyoga, A., & Sastramihardja, H. S. (2011). EEfek Ekstrak Air
Buah Pepaya (Carica papayaL.) Muda terhadap Gambaran Histologi Kelenjar
MammaMencit Laktasi. MKB, 43(4), 160–165.
https://doi.org/10.15395/mkb.v43n4.63
Nataria, D., & Oktiarini, S. (2018). Peningkatan Produksi ASI dengan Konsumsi
Buah Pepaya. Jurnal Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi, 9(1), 1–4.
UI_DI_KABUPATEN_TEGAL/links/5b69180892851ca650511b73/PENGO
BATAN-TRADISIONAL-JAMU-DALAM-PERAWATAN-KESEHATAN-
IBU-NIFAS-DAN-MENYUSUI-DI-KABUPATEN-TEGAL.pdf
Ramaiah, S. (2016). ASI dan Menyusui. Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer.
Sari, I. (2003). Daya Laktagogum Jamu Uyup-uyup dan Ekstrak Daun Katu
(Sauropus androgynous Merr.) pada Glandula ingluvrca merpati. Majalah
Farmasi Indonesia, 14(1), 265–269. Retrieved from
https://indonesianjpharm.farmasi.ugm.ac.id/index.php/3/article/view/734/595
Turlina, L., & Wijayanti, R. (2015). Pengaruh pemberian serbuk daun pepaya
terhadap kelancaran asi pada ibu nifas di bpm ny. hanik dasiyem, amd.keb di
Kedungpring Kabupaten Lamongan. Surya : Jurnal Media Komunikasi iIlu
Kesehatan, 7(1), 14–22. Retrieved from
https://library.unej.ac.id/index.php?p=show_detail&id=174304
69
Lampiran 1
Jadwal Penelitian
Lampiran 3
Surat Izin Melakukan Studi Pendahuluan Dinkes Kabupaten Balangan
Lampiran 4
Surat Permohonan Melakukan Penelitian
Lampiran 5.
Tanggal Paraf
No Materi Bimbingan Saran
Bimbingan Pembimbing
`1 17-11-2022 Pembimbinganjudul Pengaturanjudul
proposal skripsi yang tepat
2 22-11-2022 Judul Accepted di Buatformulirjudulda
LPPM nlanjutpembuatan
proposal
3 27-22-2022 Konsultasi BAB I Perbaikan
sesuaiarahanuntuk
BAB I danlanjutkan
BAB II
4 30-11-2022 Perbaikan BAB I Perbaikansesuaiarah
dankonsultasi BAB an BAB II danLanjut
II BAB III
Tanggal Paraf
No Materi Bimbingan Saran
Bimbingan Pembimbing
1 26-12-2022 Bimbinganperbaikan Perbaikitatatulis
proposal Perhatikantatabahasa
skripsisetelahsidang
proposal
2 03-01-2023 Bimbinganperbaikan ACC Perbaikan
proposal proposal skripsi
skripsisetelahrevisi
Lanjutkan BAB IV
dan BAB V
3 09-01-2023 Konsultasi BAB IV Tambahkanpembaha
sansecararinci
Perbaikidan
perhatikan
jumlahabstrakharus
250 kata saja
4 14-01-2023 Konsultasirevisi Perbaikansesuaiarah
BAB IV an BAB IV dan
BAB V
5 23-01-2023 Konsultasirevisi Perbaikansesuaiarah
BAB IV an BAB IV dan
BAB V
6 27-01-2023 Konsultasi BABV Kesimpulandan
saran ditambahkan
ACC
Arahanuntukpersiap
an maju sidang hasil
Catatan Proses Bimbingan/ Form.Konsultasi
ACC
Lampiran 8
Tanggal TandaTan
No NamaPenguji Masukan Disetujui gan
1 Dwi Rahmawati, 1. Tandatangan di lembar persetujuan 22/ 02/2023
S.S.T.,M.Kes. dilengkapi
2. Keaslian penelitian dengan
melengkapi materai Rp. 10.000,-
3. Kata pengantar diperbaiki susunan
nama-namanya
4. Abstract ditonjolkan bahwa alas an
pengambilan judul
5. Tata lakasana SOP, teori SOP
penelitian
6. Perbedaan dengan teoriter dahulu
7. Pembahasan ditambahkan kendala
kendalanya, contoh dari segi
pengetahuan responden
Lampiran 11
LEMBAR OBSERVASI
PRODUKSI ASI IBU NIFAS
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PARINGIN
KABUPATEN BALANGAN TAHUN 2022
A. Identitas Responden
1. Umur ………tahun
2. Inisiasi Menyusui Dini q. Ya
r. Tidak
*lingkari pilihan yang
sesuai
3. Bekerja a. Ya
b. Tidak
*lingkari pilihan yang
sesuai
B. Jumlah produksi ASI sebelum konsumsi air rebusan pepaya ………..ml
C. Jumlah produksi ASI setelah konsumsi air rebusan pepaya
1. Hari 2 ………..ml
2. Hari 3 ………..ml
3. Hari 4 ………..ml
4. Hari 5 ………..ml
5. Hari 6 ………..ml
6. Hari 7 ………..ml
Kelompok Kontrol
LEMBAR OBSERVASI
A. Identitas Responden
1. Umur ………tahun
2. Inisiasi Menyusui Dini s. Ya
t. Tidak
*lingkari pilihan
yang sesuai
3. Bekerja c. Ya
d. Tidak
*lingkari pilihan
yang sesuai
B. Jumlah produksi ASI (saat kelompok ekperimen belum konsumsi ………..ml
air rebusan pepaya)
C. Jumlah produksi ASI (saat kelompok ekperimen sudah konsumsi
air rebusan pepaya)
1. Hari 2 ………..ml
2. Hari 3 ………..ml
3. Hari 4 ………..ml
4. Hari 5 ………..ml
5. Hari 6 ………..ml
6. Hari 7 ………..ml
Lampiran 12
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
NAMA SOP SOP AIR REBUSAN PEPAYA DALAM MENINGKATKAN
PRODUKSI ASI IBU NIFAS
PENGERTIAN Tindakan pembuatan dan pemberian air rebusan pepaya kepada ibu
nifas
TUJUAN Meningkatkan produksi ASI ibu nifas
PETUGAS Peneliti
ALAT DAN 1. Buah pepaya muda 3 potong (100 gr)
BAHAN 2. Air 500ml.
3. Panci dan pengaduk
4. Kompor
5. Gelas
6. Lembar Observasi
PROSEDUR A. Tahap Prainteraksi
PELAKSANAAN 1. Cuci tangan
2. Menyiapkan alat dan bahan
B. Tahap Orientasi
1. Mengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan, cara pembuatan rebusan buah pepaya dan
cara mengonsumsinya.
4. Menanyakan kesediaan dan kesiapan responden.
C. Tahap Kerja
1. Responden dianjurkan untuk mengosongkan payudara, 2 jam
sebelum pengambilan ASI
2. Pumping ASI sebelum mengkonsumsi air rebusan pepaya,
pada hari pertama penelitian selama 15 menit simpan di botol
ukur dan catat berapa volumenya (ml).
3. Bersihkan buah pepaya
4. Kupas kulitnya
5. Potong-potong buah pepaya dengan berat 1 potongnya 100
gram. Kemudian setiap potongan di bagi menjadi 3 (hal ini
untuk mempermudah proses pematangan)
6. Didihkan air 500 ml, rebus 3 potong buah pepaya (100 gram)
dalam air tersebut sampai matang, kurang lebih 5-10 menit.
7. Hasil air rebusan pepaya dikonsumsi dalam jangka 1 hari.
Lakukan perebusan dengan takaran yang sama sampai hari ke
tujuh.
8. Pumping ASI kembali di hari kedua sampai hari ke tujuh dan
hasilnya dicatat dalam lembar observasi.
D. Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi sesuai dengan tujuan
2. Mencatat hasil kegiatan
Sumber : (Yanti, 2021)
Lampiran 13
Lembar Keterangan Penelitian (Informed consent)
Rima Novalis
(………………………)
Lampiran 15
Lembar Persetujuan
Menjadi Responden Kelompok Kontrol (Informed consent)
(………………………)
Lampiran 16. Rekap Data Jumlah Produksi ASI
Kelompook Eksperimen
Jumlah Produksi ASI Kelompok Eksperiman (ml)
Postest
Responden Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5 Hari 6 Hari 7 Rata-
Pretest
rata
postest
1 80 85 95 95 105 115 120 102,50
2 100 100 115 125 125 155 170 131,67
3 80 90 105 115 125 135 155 120,83
4 90 110 125 135 140 145 165 136,67
5 90 95 105 115 130 135 155 122,50
6 20 20 30 50 90 100 135 70,83
7 70 70 75 75 80 85 95 80,00
8 100 120 125 125 130 135 145 130,00
9 75 75 95 100 110 115 125 103,33
10 100 140 150 160 170 175 185 163,33
11 100 110 125 125 130 155 175 136,67
12 100 115 120 125 130 135 145 128,33
13 100 110 115 125 135 150 160 132,50
14 45 55 60 65 75 105 120 80,00
15 100 110 115 125 125 130 150 125,83
Rata-rata 83,33 93,67 103,67 110,67 120,00 131,33 146,67 117,67
Kelompok Kontrol
Jumlah Produksi ASI Kelompok Kontrol (ml)
Postest
Responden Rata-
Pretest
Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5 Hari 6 Hari 7 rata
Postest
1 90 90 95 100 105 105 105 100,00
2 80 80 85 85 85 90 90 85,83
3 80 80 80 85 85 85 90 84,17
4 100 100 105 110 110 105 105 105,83
5 95 95 95 100 100 105 105 100,00
6 100 100 105 105 105 105 105 104,17
7 90 95 95 115 115 115 120 109,17
8 115 115 115 115 120 115 120 116,67
9 80 85 85 85 90 95 95 89,17
10 90 90 90 95 100 100 105 96,67
11 60 60 65 65 65 70 70 65,83
12 100 100 100 100 105 105 105 102,50
13 80 80 80 80 85 85 90 83,33
14 65 65 65 70 70 70 75 69,17
15 110 110 115 115 115 120 125 116,67
Rata-rata 89,00 89,67 91,67 95,00 97,00 98,00 100,33 95,28
Lampiran 17. Hasil Uji Statistik
a. Deskriptof statistik
b. Uji Normalitas
c. Uji Homogenitas
d. Bebas Outlier
e. Independent t test
Tabel t statistika
Lampiran 18. Dokumentasi Penelitian
RIWAYAT HIDUP
E-Mail : novalisindrawan@gmail.com