Anda di halaman 1dari 6

Nama : Sofi Nur Eka April laelani

Senin, 27-03-2023
Resume 1
Materi 1
PENGANTAR PELATIHAN IPCN

Tujuan khusus
Setelah mengikuti pelatihan
1. Memahami metode pelatihan IPCN menggunakan metode virtual/daring
2. Mengikuti pelatihan sesuai dengan ketentuan
3. Mendapatkan ilmu pengetahuan dalam rangka untuk meningkatkan kompetensi IPCN.

Pendahuluan
 IPCN merupakan persyaratan yang harus dipenuhi oleh rumah sakit sesuai dengan PMK 27 tahun
2017 dan Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit (PPI.2)→ Purnawaktu
 Diperlukan seorang IPCN yang kompeten
 Tersertifikasi oleh Himpunan Perawat Pencegah dan pengendali Infeksi Indonesia (HIPPII) dan PPNI →
Sesuai PKB PP PPNI

KRITERIA PESERTA PELATIHAN


1. Perawat generalis
2. Telah mengikuti Pelatihan PPI Dasar
3. Profesi/Nakes lain yang berminat

KESIMPULAN
1. Menjadikan IPCN Indonesia yang profesional
2. Berkontribusi dalam meningkatkan mutu pelayanan di layanan kesehatan di Indonesia
3. Tersertifikasi oleh Organisasi Profesi Perawat sesuai dengan PKB PP PPNI
4. Peserta medapatkan soft file materi pelatihan, dan dapat digunakan oleh peserta dalam memberikan
edukasi di tempat bekerja

Materi 2
PENGENALAN PROFIL HIPPI
REGULASI HIPPII
▪ UU NO 38 TAHUN 2014 ttng Keperawatan beserta Turunannya
▪ AD/ART, PO,Kebijakan Organisasi Profesi PPNI
▪ Penatalaksanaan Kompetensi :PMK 27 Tahun 2017
HIPPII DALAM PERSPEKTIF ORGANISASI
• Pengurus Pusat (Berkedudukan di Jakarta)
• Pengurus Wilayah (Berkedudukan di Ibu Kota Provinsi)
• Saat ini sudah ada di 23 wilayah
Organisasi dan Tata Laksana (Ortala)
• Ketua PP dan Ketua PW
• Kesekretariatan PP dan Kesekretariatan PW
• Keuangan dan Aset PP dan Keuangan Aset PW
• Ketua Bidang PP dan Wakil Ketua Bidang PW
• Ketua Departemen dan Ketua Divisi PW
Hakikat Perawat PPI dalam Regulasi Nasional
1. UU No.38 Tahun 2014 (Keperawatan)
 Pasal 28: Praktik Keperawatan didasarkan pada Kode Etik, Standar Pelayanan, Standar Profesi
dan Standar Prosedur Operasional
 BAB IV : Registrasi, Izin Praktik dan Registrasi Ulang
2. Permenkes 49 Tahun 2013 (Komite Keperawatan)
 Peningkatan Profesionalisme Keperawatan melalui mekanisme Kredensial, penjagaan mutu
profesi, pemeliharaan etika dan disiplin profesi
3. Permenkes 27 tahun 2017 (Pedoman PPI di Fasyankes)
 Perawat PPI pada Komite/Tim PPI (Infection Prevention Control Nurse)
 Infection Prevention Control Link Nurse
 Legal Functional berada dibawah Komite PPI dan Legal Profesional berada dibawah
Keperawatan.

Output (Pengenalan Profil HIPPII)


1. memahami konsep Organisasi Profesi dalam keseminatan
2. Pemahaman dalam regulasi terkait tugas dan fungsi perawat PPI dalam Praktik Keperawatan
3. Keikutsertaan dalam pengembangan kompetensi dalam keilmuan kekhususan tersebut

Materi 3
KONSEP KEWASPADAAN ISOLASI

HEALTHCARE ASSOCIATED INFECTIONS (HAIS)


Adalah Infeksi yang terjadi pada pasien selama perawatan di RS dan fasilitas pelayanan kesehatan
lainnya, dimana ketika masuk dan tidak ada infeksi dan tidak dalam masa inkubasi, termasuk infeksi
dalam RS tapi muncul saat pasien pulang
Infeksi karena pekerjaan pada petugas RS dan tenaga Kesehatan terkait proses pelayanan Kesehatan di
fasilitas pelayanan Kesehatan.
Rantai penularan penyakit infeksi
1. Agen penyebab infeksi (bakteri, jamur, virus,riketsia,parasit
2. Reservoir (manusia,air dan larutan,obat,peralatan
3. Tempat keluar (eksreti,sekreta,droplet)
4. Cara penularan (kontak langsung,tak langsung, droplet melalui udara,benda,vector)
5. Tempat masuk (lap. Mukosa,luka,sal.cerna,sal.kemih,sal.nafas)
6. Penjamu rentan (immunocompromise, paska bedah, luka bakar, penyakit kronik, umur
muda, lansia

Kewaspadaan Isolasi terdiri dari dua lapis:


1. Kewaspadaan Standar ada 11 komponen
1. Kebersihan tangan
2. Alat pelindung diri
3. Dekontaminasi peralatan perawatan pesain
4. Kesehatan lingkungan
5. Pengelolaan limbah
6. Penatalaksanaan linen
7. Perlindungan Kesehatan Petugas
8. Penempatan Pasien
9. Hygiene/ respirasi/ etika batuk
10. Praktik penyuntik yang aman
11. Praktik lumbal pungsi yang aman

2. Kewaspadaan berdasarkan Transmisi


1. Kontak
2. Droplet
3. Airborne

KESIMPULAN
• Kewaspadaan Isolasi merupakan bagian dari program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
• Kewaspadaan Isolasi terdiri dari dua lapis: Kewaspadaan Standar dan Kewaspadaan berdasarkan
Transmisi
• Kewaspadaan berdasarkan transmisi merupakan lapis kedua /tambahan dari kewaspadaan standar
diterapkan pada pasien yang terinfeksi atau diduga infeksi
• Penerapan kewaspadaan Isolasi merupakan kunci memutus mata Rantai infeksi

Materi 4
KEBIJAKAN KEMENKES DALAM PENINGKATAN
MUTU MELALUI AKREDITASI RUMAH SAKIT DALAM STANDAR PPI

Strategi Transformasi Layanan Rujukan


 Peningkatan akses layanan melalui jejaring rumah sakit rujukan
• Peningkatan jejaring RS rujukan terutama untuk pelayanan 9 penyakit prioritas
• Pengembangan fasilitas pelayanan rujukan di remote area
 Perbaikan Mutu Layanan
• Perbaikan kualitas layanan RS di Indonesia
• Meliputi perbaikan layanan medis dan hospitality layanan RS
 Program Sister Hospital
Bekerja sama dengan RS luar negeri untuk knowledge and technology transfer
 Perbaikan Manajemen Keuangan Meningkatkan kemampuan manajemen keuangan RS:
• Mendorong RSBLU untuk peningkatan kinerja layanan dan keuangan
• Memperbaiki cash flow RSmelalui perbaikan proses klaim JKN

13 INDIKATOR MUTU RUMAH SAKIT


1. Kepatuhan kebersihan tangan
2. Kepatuhan penggunaan APD
3. Kepatuhan identifikasi pasien
4. Waktu tanggap Operasi Seksio sesarea emergensi
5. Waktu tunggu rawat jalan
6. Penundaan operasi elekti
7. Kepatuhan waktu visite Dokter
8. Pelaporan hasil kritis laboratorium
9. Kepatuhan penggunaan formularium nasional
10. Kepatuhan terhadap alur klinis (clinical pathway)
11. Kepatuhan upaya pencegahan risiko pasien jatuh
12. Kecepatan waktu tanggap komplain
13. Kepuasan pasien

Standar Akreditasi RS
Kepmenkes Nomor : HK.01.07/MENKES/1128/2022

Kelompo Manajemen Pelayanan keselamatan Program Total


k RS berfokus pasien nasional
pada pasien
Ruang lingkup Terkait good Terkait good Terkait upaya Terkait upaya
corporate clinical rumah sakit rumah sakit
governance governance meningkatkan melaksanakan
sasaran program
keselamatan prioritas
pasien nasional
BAB 7 7 1 1 16
STANDAR 107 101 8 10 226
EP 403 330 24 32 789

PMK 27 / 2017 TENTANG PPI


1. HAIs dapat dicegah bila Fasyankes secara konsisten melaksanakan program PPI.
2. Penyakit infeksi terkait pelayanan kesehatan (HAIs) merupakan salah satu masalah
kesehatan di berbagai negara di dunia
3. Pedoman PPI
• Acuan dalam pelaksanaan PPI
• Melindungi masy & kes pasien
• Efisiensi & peningkatan mutu
4. Upaya untuk memastikan perlindungan kepada SETIAP orang terhadap kemungkinan
tertular infeksi (masyarakat umum & disaat menerima pelayanan kes )

- Transformasi akreditasi rumah sakit merupakan bagian dari transformasi pelayanan


kesehatan rujukan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan - -
akreditasi dan kualitas pelayanan.
- Pelaksanaan Program PPI di RS menjadi bagian penting dalam upaya mewujudkan mutu dan
keselamatan pasien yang merupakan salah satu standar akreditasi

Materi 5
PELAKSANAAN PATIENT SAFETY DI RUMAH SAKIT

KESELAMATAN PASIEN adalah suatu sistem yang membuat asuhan pasien lebih aman,
meliputi ; asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan risiko pasien, pelaporan dan analisis
insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya, serta implementasi solusi
untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan
oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil.
Permenker 11/2017 tentang keselamatan pasien
• Standar Keselamatan Pasien RS
• Sasaran Keselamatan Pasien RS
• Tujuh Langkah Keselamatan Pasien RS

SASARAN KESELAMATAN PASIEN


1. Mengidentifikasi pasien dengan benar
2. Meningkatkan komunikasi yang efektif
3. Meningkatkan keamanan obat-obatan yang harus diwaspadai
4. Memastikan lokasi pembedahan yang benar, prosedur yang benar, pembedahan pada
pasien yang benar
5. Mengurangi risiko infeksi akibat pelayanan kesehatan
6. Mengurangi risiko cedera pasien akibat terjatuh

IDENTITAS PASIEN KARS


1. Nama pasien dalam KTP- el
2. Tanggal lahir
3. Nomer rekam medis
4. N.I.K. Nomer Induk Kependudukan
GELANG IDENTITAS
• Biru: Laki Laki
• Pink: Perempuan
• GELANG PENANDA:
• Merah: Alergi
• Kuning: Risiko Jatuh
• Ungu : Do Not Resucitate

KOMUNIKASI DIANGGAP EFEKTIF BILA:


• TEPAT WAKTU
• AKURAT
• LENGKAP
• JELAS, DAN
• DIPAHAMI OLEH RESIPIEN/PENERIMA PESAN
(TULBAKON)
1. Tulis Lengkap
2. Baca Ulang- Eja untuk NORUM/LASA
3. Konfirmasi→lisan dan tanda tangan

PANDUAN SIGN IN SEBELUM INDUKSI ANESTESI


1. Identifikasi pasien, prosedur, informed consent sudah dicek ?
2. Sisi operasi sudah ditandai ?
3. Mesin anestesi dan obat-obatan lengkap ?
4. pulse oxymeter terpasang dan berfungsi ?
5. Allergi ?
6. Kemungkinan kesulitan jalan nafas atau aspirasi
7. Risiko kehilangandarah >= 500ml
PENANDAAN LOKASI OPERASI
• Penandaan sisi operasi dilakukan dengan melibatkan pasien serta dengan tanda yang tidak
memiliki arti ganda serta segera dapat dikenali.
• Tanda tersebut harus digunakan secara konsisten di dalam rumah sakit; dan harus dibuat
oleh PPA yang akan melakukan tindakan
• harus dibuat saat pasien terjaga dan sadar jika memungkinkan, dan harus terlihat sampai
pasien disiapkan.
• Penandaan sisi operasi hanya ditandai pada semua kasus yang memiliki dua sisi kiri dan
kanan (lateralisasi), struktur multipel (jari tangan, jari kaki, lesi), atau multiple level (tulang
belakang).
• Penandaan lokasi operasi harus melibatkan pasien dan dilakukan dengan tanda yang
langsung dapat dikenali dan tidak bermakna ganda. Tanda “X” tidak digunakan sebagai
penanda karena dapat diartikan sebagai “bukan di sini” atau “salah sisi” serta dapat
berpotensi menyebabkan kesalahan dalam penandaan lokasi operasi. Tanda yang dibuat
harus seragam dan konsisten digunakan di rumah sakit.
• Dalam semua kasus yang melibatkan lateralitas, struktur ganda (jari tangan, jari kaki, lesi),
atau tingkatan berlapis (tulang belakang), lokasi operasi harus ditandai.

SKRENING MANDIRI RAWAT JALAN


• Memakai pertanyaan skrining sederhana dapat meliputi:
a) Apakah Anda merasa tidak stabil ketika berdiri atau berjalan?
b) Apakah Anda khawatir akan jatuh?
c) Apakah Anda pernah jatuh dalam setahun terakhir?

Anda mungkin juga menyukai