Anda di halaman 1dari 11

ILMU TAUHID

WASAIL ASY-SYIRIKU

DISUSUN OLEH :

JENNIFER MELASARI

(NIM : 2022.03.10.018)

DOSEN PENGAMPU :

Amrillah, M.Pd.I.

FAKULTAS TARBIYAH

PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING PENDIDIKAN ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM AL- AZHAAR LUBUKLINGGAU

TAHUN AKADEMIK 2022/2023


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah ta’ala. Karena dengan rahmat dan
petunjuk-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Tugas ini bertujuan
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah yang ada. Penulis menyadari betul
bahwa apa yang disajikan dalam tugas ini masih banyak terdapat kekurangannya
baik menyangkut isi maupun penulisan, kekurangan-kekurangan tersebut terutama
disebabkan kelemahan dan keterbatasan pengetahuan maupun kemampuan
penulis sendiri.

Hanya dengan kearifan dan bantuan dari berbagai pihak untuk


memberikan teguran, saran dan kritik yang konstruktif kekurangan-kekurangan
tersebut dapat diminimalisir sedemikian mungkin sehingga tugas ini dapat
memberikan manfaat yang maksimal bagi pembaca. Dengan kesempatan ini
penulis ingin menghaturkan ucapan terima kasih kepada dosen pengampu mata
kuliah ini. Demikianlah, mudah-mudahan tugas ini memberikan manfaat kepada
kita.

Lubuklinggau, Maret 2023

Penulis
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Syirik

B. Tingkatan Syirik

C. Macam-Macam Syirik

D. Bahaya Syirik

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ada tiga sebab fundamental munculnya perilaku syirik, yaitu :

a. Al-jahlu (kebodohan), Al-jahlu sebab pertama perbuatan syirik. Karenanya


masyarakat sebelum datangnya Islam disebut dengan masyarakat jahiliyah.
Sebab, mereka tidak tahu mana yang benar dan mana yang salah. Dalam
kondisi yang penuh dengan kebodohan itu, orang-orang cendrung berbuat
syirik.
b. Dhai‟ful iiman (lemahnya iman), dan Seorang yang imannya lemah
cenderung berbuat maksiat. Sebab, rasa takut kepada Allah tidak kuat.
Lemahnya rasa takut kepada Allah ini akan dimanfaatkan oleh hawa nafsu
untuk menguasai diri seseorang.
c. Taqliid (ikut-ikutan secara membabi-buta). Al-Qur’an selalu
menggambarkan bahwa orang-orang yang menyekutukan Allah selalu
memberi alasan mereka melakukan itu karena mengikuti jejak nenek
moyang mereka. Allah berfirman :“Dan apabila mereka melakukan
perbuatan keji, mereka berkata, „Kami mendapati nenek moyang kami
mengerjakan yang demikian itu, dan Allah menyuruh kami
mengerjakannya.‟ Katakanlah, „Sesungguhnya Allah tidak menyuruh
(mengerjakan) perbuatan yang keji.‟ Mengapa kamu mengada-adakan
terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui?” (QS. Al-A’raf: 28).
B. Rumusan Masalah
a. Apakah pengertian syirik itu?
b. Apa sajakah tingkatan syirik itu?
c. Apa sajakah macam-macam syirik itu?
d. Bahaya apa sajakah dari perilaku syirik itu?

C. TUJUAN
a. Mengetahui apa itu pengertian syirik.
b. Mengetahui tingkatan yang terdapat pada syirik.
c. Mengetahui macam-macam syirik itu.
d. Mengetahui bahaya apa sajakah yang ditimbulkan dari perilaku syirik.
BAB I

PEMBAHASAN

A. Pengertian Syirik
Syirik adalah mempersekutukan Allah SWT dengan makhluk Nya, baik
dalam dimensi rububiyah (mengesakan Allah dalam tiga perkara yaitu penciptaan-
Nya, kekuasaan-Nya, dan pengaturan-Nya.), mulkiyah (mengesakan Allah dalam
segala perbuatan-Nya di akhirat.) maupun ilahiyyah (mengesakan segala bentuk
peribadatan bagi Allah, seperti berdo'a, meminta, tawakal, takut, berharap,
menyembelih, bernadzar, cinta, dan selainnya dari jenis-jenis ibadah yang telah
diajarkan Allah dan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam), secara langsung
atau tidak, secara nyata atau terselubung.1
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (dalam KBBI, 1990: 984) syirik
berarti penyekutuan Allah SWT dengan yang lain. Misalnya pengakuan
kemampuan ilmu daripada kemampuan dan kekuatan Allah SWT, peribadatan
selain kepada Allah SWT dengan menyembah patung, tempat-tempat keramat dan
kuburan, dan kepercayaan terhadap keampuhan peninggalan-peninggalan nenek
moyang, yang diyakini menentukan dan mempengaruhi jalan kehidupan.2

B. Tingkatan Syirik

Dilihat dari sifat dan tingkatan sanksinya, syirik dapat dibagi dua: Syirik
besar (assyirku al-akbar) dan syirik kecil (as-syirku al-asghar).3

1
Ilyas, Yunahar. 2016. Kuliah Aqidah Islam. Yogyakarta: LPPI.
2
Tim Penyusun Kamus Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1990. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
3
Ilyas, Yunahar. 2016. Kuliah Aqidah Islam. Yogyakarta: LPPI.
a. Syirik Besar, yaitu meyakini adanya Tuhan selain Allah SWT. Disebut
syirik besar karena menyekutukan Tuhan secara keseluruhan. Begitu
besarnya, sehingga dosa pelaku syirik ini tidak diampuni Allah. Secara
teologis tidak semua orang musyrik disamakan dengan kafir, karena di
antara mereka ada yang tetap percaya kepada Allah SWT, tidak sama
dengan orang kafir yang sebenarnya. Namun, karena dosa-dosanya tidak
diampuni Tuhan, maka di akhirat ia akan masuk neraka.
b. Syirik Kecil, yaitu melakukan sembahan bukan karena Allah SWT, tetapi
karena manusia. Misalnya, seseorang melaksanakan shalat bukan karena
Tuhan, tetapi karena manusia, agar disebut alim. Dalam Islam syirik
bentuk ini disebut juga dengan riya. 16 Syahrin Harahap dan Hasan Bakti
Nasution, Ensiklopedi Aqidah Islam, Cet. II, (Jakarta, 2009: 584 - 585 ),
disebut syirik kecil karena menyekutukan Tuhan hanya dalam beribadah. 4

C. Macam-Macam Syirik

Untuk mengetahui ragam syirik, maka berikut adalah bentuk- bentuk syirik:

a. Sihir
Adapun sihir, ia adalah tindakan kufur dan termasuk tujuh dosa besar
yang membinasakan. Sihir mengakibatkan bahaya dan tidak bermanfaat.
Allah SWT berfirman yang artinya “Mereka mempelajari sesuatu yang
mencelakan, dan tidak memberi manfaat kepada mereka” (Qs. al-Baqarah :
102). Orang yang mempraktekkan sihir dianggap telah kafir. Vonis untuk
penyihir adalah dibunuh. Pendapatan yang dihasilkan dari sihir adalah
haram dan tercela. Orang-orang yang bodoh dan lemah iman pergi ke
tukang sihir untuk meminta bantuan sihir agar

4
Hadi, Khairul. 2013. Makna Syirik dalam Al-Qur’an (Kajian Tafsir Tematik dan Kaitannya
Fenomena Kehidupan Sekarang). Thesis. Riau: Universitas Islam Negeri Sultas Syarif Kasim Riau.
menyerang atau membalaskan dendam mereka. Sebagian orang melakukan
tindakan haram dengan meminta bantuan tukang sihir untuk mengatasi
sihir yang menyerangnya, tetapi seharusnya ia kembali kepada Allah SWT
dan mencari kesembuhan dengan firman-Nya, misalnya dengan membaca
ayat-ayat perlindungan dan lain sebagainya.5
b. Menyembah Kuburan
Menyembah kuburan berarti meyakini bahwa para wali yang telah
meninggal bisa memenuhi kebutuhan dan menyingkirkan musibah, serta
memohon pertolongan dan bantuan kepada mereka. Allah SWT berfirman
yang artinya “Dan Rabbmu telah memerintahkan agar kamu jangan
menyembah selain Dia” (Qs. al-Isra’ : 23).

D. Bahaya Syirik
a. Tidak mendapatnya pengampunan dari Allah, sebagaimana permulaan
ayat mengatakan, bahwa tidak diampuni-nya dosa syirik karena akibatnya
dapat merusak diri.
b. Tergolong dosa yang amat besar. sebagaimana penutup bahkan sebesar-
besarnya dosa besar, sebagaimana hadist Nabi saw. Dari Anas bin Malik
r.a berkata Rasulullah SAW bersabda: “Telah dikemukakan kepada
Rasulullah saw. (ditanyaiNya) tentang dosa-dosa besar, lalu Rasulullah
SAW bersabda: syirik kepada Allah, membunuh jiwa, dan durhaka kepada
kedua ibu-bapak. (alBuchary). Ibnu Katsir mengatakan, bahwa syirik
digolongkan dosa besar, sebab perbuatan syirik menyamakan kedudukan
Tuhan yang hanya dari dialah semua nikmat dengan berhala-hala yang
tidak memiliki nikmat.

5
Al-Munajjid, Muhammad Shalih. 2012. Dosa-Dosa yang Diremehkan Manusia. Solo: Zamzam.
Halaman 28- 29.
c. Sesesat-sesat kesesatan, sebagaiman penutup ayat 116, al-Maraghiy
mengatakan, “bahwasahnya orang-orang yang melakukan perbuatan
syirik itu telah tersesat dari tujuan atau terjauh dari jalan lurus, sebab
syirik merupakan kesesatan yang merusak akal, menodai kejernihan ruh,
dan menjadikannya tunduk kepada hamba lain seperti dirinya sendiri.”

d. Penyembahan terhadap syaitan, sebagaimana penutup ayat 117, al


Maraghiy mengatakan, “diantara pekerjaan dan tuntutan tabiat setan
ialah menyesatkan dan menyibukan para hamba dengan anganangan
kososng yang bathil (jauh dari haq dan hidayah) seperti penye-satannya
kepada hamba (manusia) yang berpendapat, bahwa orang-orang berdosa
akan mendapatkan Rahmat Allah tanpa bertaubat dan akan keluar dari
neraka setelah mendapatkan Syafaat, serta membujuk manusia untuk
senang dunia dan lupa akhirat."

e. Kezaliman yang besar, sebagaimana penutup ayat 13 surah Luqman (13),


(Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezalima
yang besar).6

6
Hamang, M Nasri. 2003. Sirik dan Wasilah dalam Al-Qur’an Sebuah Kajian Syar’iyyah
Berdasarkan Metode Tafsir Maudhu’i. Jurnal Ilmiah Al-Syir‟ah. Volume 1. Nomor 1. Halaman: 1 -
10.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Syirik merupakan refleksi jiwa, akal, dan fisik dalam menyekutukan Allah
yang mungkin dalam bentuk eksiernal, yakni demonstratif yang dapat disaksikan
oleh orang lain, dan internal,. yakni yang hanya dirasakan oleh yang
bersangkutan. Bentuk eksternal dan internal syirik dapat berupa paganislik
(penyembahan berhala) dengan segala macam wujud apa saja yang dijadikan
objek sekaligus subjek itu, yang dalam isyarat Alqur'an (dan istilah ulama)
disebut syirik akbar. Syirik tidak diragukan sebagai perbuatan yang membawa
implikasi kehidupan keagamaan yang amat berbahaya sebab indikasiindikasinya
yang tak terampuni, sebesar-besar dosa besar, sesesatsesat kesesatan,
penyembahan syaitan, dan kezaliman yang besar.

B. Saran
Diakhir tulisan ini, kami menitipkan beberapa buah saran untuk pembaca dan
penelaah dengan harapan semuga Allah SWT memudahkan hambaNya meraih
berjuta pintu kebaikan. Jadikanlah kitab suci al-Qur’an dan Hadits Nabi SAW
sebagai kitab pembimbing bagi mencapai maksudnya Nur al-Qur’an ke dalam
jiwa kita, sehingga menjadi seorang Muslim yang mencukupi arti kata dengan
Nur al- Qur’an itu sendiri. Setiap orang hendaknya bersabar dalam meniti
jalanjalan tauhid dan senantiasa memelihara kewaspadaan diri agar tidak
terjerumus dalam perbuatan syirik.
DAFTAR PUSTAKA

Al-Munajjid, Muhammad Shalih. 2012. Dosa-Dosa yang Diremehkan Manusia.


Solo: Zamzam. Halaman 28-29.

Hadi, Khairul. 2013. Makna Syirik dalam Al-Qur’an (Kajian Tafsir Tematik dan
Kaitannya Fenomena Kehidupan Sekarang).Thesis. Riau: Universitas
Islam Negeri Sultas Syarif Kasim Riau.

Hamang, M Nasri. 2003. Sirik dan Wasilah dalam Al-Qur’an Sebuah Kajian
Syar’iyyah Berdasarkan Metode Tafsir Maudhu’i. Jurnal Ilmiah Al-
Syir‟ah. Volume 1. Nomor 1. Halaman: 1 -10.

Ilyas, Yunahar. 2016. Kuliah Aqidah Islam. Yogyakarta: LPPI.

Manzur, Ibunu. Lisanul , Arabi. Jilid IV. Halaman: 2248-2249.

Tim Penyusun Kamus Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1990. Kamus


Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai