Anda di halaman 1dari 12

Mustofa, Edy Turjono

ANALISISOPTIMALISASI TERHADAPAKTIVITASPETANIGARAM
MELALUI
PENDEKATANHULUHILIRDIPENAMBANGANPROBOLINGGO

OLEH :
Mustofa 1), Edy Turjono2)
1Ekonomi, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Mandala (penulis 1)
E-mail: mustofa@stie-mandala.ac.id
2Ekonomi, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Mandala (penulis 2)
E-mail: edyturjono@stie-mandala.ac.id

Abstract

Analysis of optimization of activities carried out based on the characteristics of the salt
farmers the potential of an area . This study aims to : 1 ) Identify the performance potential of the
farming community of economic activity in coastal salt mining , 2) Determine the internal
environment and economic activity ekstrnal salt farmers from upstream to downstream in the
coastal area of the sub-district mining, 3 ) Knowing policy strategy which is able to optimize the
economic activity in coastal fishing communities .
. Based on the analysis of the optimization study of the activity of the salt farmers through the
upstream downstream approach in coastal areas Mining subdistrict Pajarakan can be concluded :
Farmers salt in the process of making salt use way very simple , namely evaporate sea water in the
plot saltworks with solar energy without touching any technology , so even if the raw material is
abundant but the salinity and dissolved pollutants are very diverse , in addition to the area saltworks
scattered and narrow land ownership by the people . To prevent these conditions, the salt farmers of
the people in the process of making thereof suggested by GEO MEMBRANE TECHNOLOGY

Keywords: Salt farmers, Analysis of optimization

1. PENDAHULUAN ini justru garam menjadi masalah, negeri


yang seharusnya mampu memproduksi garam
Sebagai negara agraris yang sebagian berlimpah, malah harus mendatangkan garam
besar penduduknya bermata pencaharian dari negara lain.
sebagai petani masalah yang dihadapi petani Pada 2012, data BPS menunjukkan
Indonesia semakin lama semakin banyak. selama periode Januari-Oktober, Indonesia
Selain sebagai negara agraris, Indonesia juga masih mengimpor garam sebanyak 1,97 juta
dikenal dengan negara maritim, karena ton dengan menghabiskan devisa negara
luasnya laut yang dimiliki negara ini garis senilai 96 juta dolar AS (sekitar Rp 870
pantainya saja mencapai 99.000 km (http:// miliar). Insya Allah pertanyaan tersebut sudah
national geographic.co.id). Tetapi belakangan terjawab, setidaknya untuk garam konsumsi,

46 JURNAL WIGA VOL. 5 NO. 1, MARET 2015 ISSN NO 2088-0944


Mustofa, Edy Turjono

yaitu dengan pernyataan dari Kementerian Pertumbuhan ekonomi berkaitandengan


Kelautan dan Perikanan, bahwa produksi proses merupakan peningkatan produksi
garam konsumsi nasional 2012 mencapai 2,8 barang dan jasa dalam kegiatan ekonomi
ton atau surplus sekitar 1,4 juta ton. masyarakat. Dapat dikatakan bahwa
Berdasarkan jenisnya, garam dibagi dalam dua pertumbuhan menyangkut perkembangan
kelompok besar, yakni garam konsumsi dan garam yang berdimensi tunggal dan diukur dengan
industri. Sedangkan bila didasarkan pada kandungan
meningkatnya hasil produksi dan pendapatan.
NaCl, garam dibagi dalam empat kelompok, yakni
Dalam pertumbuhan ekonomi, proses
menjadi garam pengawetan ikan, garam konsumsi,
garam industri, serta garam farmasi (untuk keperluan
produksi yang melibatkan sejumlah jenis
infus, shampo, dan cairan dialisat). Berdasarkan latar produk dengan menggunakan sejumlah
belakang di atas maka dapat dirumuskan sarana produksi tertentu. Hubungannya
permasalahan sebagai berikut : ditunjukkan dengan perimbangan kuantitatif
1. Bagaimanakah aktivitas ekonomi antara sejumlah sarana produksi di satu pihak
masyarakat Petani Garam dari hulu hingga dengan hasil seluruh produksi di pihak lain.
ke hilir di Kawasan Pesisir Penambangan Pertumbuhan ekonomi dalam arti terbatas
Kecamatan Pajarakan Kabupaten yaitu peningkatan produksi dan pendapatan
Probolinggo ? yang dapat berlangsung tanpa terwujudnya
2. Bagaimanakahpengaruh lingkungan pembangunan. Pembangunan merupakan
internal dan eksternal aktivitas ekonomi suatu transformasi dalam arti perubahan
masyarakat Petani Garam di Kawasan struktural, yaitu perubahan dalam struktur
Pesisir Penambangan Kecamatan ekonomi masyarakat yang meliputi
Pajarakan Kabupaten Probolinggo ? perubahan pada perimbangan perimbangan
3. Bagaimanakah strategi dan kebijakan keadaan yang melekat pada landasan kegiatan
untuk mencapai optimalisasi aktivitas ekonomi dan bentuk susunan ekonomi
(Djojohadikusumo, 1994:2-3).
ekonomi masyarakat Petani Garam di
Kawasan Pesisir Penambangan Kecamatan Garam rakyat merupakan kegiatan garam
Pajarakan Kabupaten Probolinggo ? yang dilakukan oleh rakyat yang sebagian
Istilah pertumbuhan kawasan dan besarnya membuat garam dan bahkan sudah
perkembangan sesungguhnya tidak bermakna menjadi rutinitas tahunan yang menjadi mata
sama. Menurut Parr dalam Dahuri (2004:49), pencaharian yang menunjang untuk kehidupan
perkembangan senantiasa disertai dengan setiap harinya. Produksi garam rakyat menjadi
perubahanstruktural.Pertumbuhan merupakan mata pencaharian utama saat musim kemarau
suatu proses kontinyu sebagai hasil dari melanda, produksi garam sangatlah membantu
berbagai pengembangan keputusan di dalam perekonomian rakyat.Mata pencaharian
ataupun yang mempengaruhi suatu wilayah. masyarakat seringkali terkait dengan
Representasi dari suatu proses pengembangan lingkungan sekitar masyarakat itu sendiri,alam
keputusan ini dapat diaktualisasikan pada sekeliling memberikan kemungkinan-
suatu kondisi terhadap kebijakan kemungkinan pada masyarakat pekerjaan yang
pengembangan petani garam kabupaten dapat atau bisa memanfaatkan alam sekitar.
Probolinggo yang mengembangkan pesisir Salah satu pekerjaan yang memanfaatkan alam
Penambangan sebagai kegiatan dalam yaitu petani garam,dengan menggunakan
menunjang pertumbuhan ekonomi daerah. bantuan sinar matahari petani garam membuat
garam. Pembuatan garam rakyat umumnya
tidak

JURNAL WIGA VOL. 5 NO. 1, MARET 2015 ISSN NO 2088-0944 47


Mustofa, Edy Turjono

menggunakan peralatan atau teknologi yang Perikanan (DKP) kabupaten Probolinggo


tinggi, petani garam membutuhkan bantuan untuk pengembangan kawasan pesisir
sinar matahari dan proses pembuatan garam yang dapat diimplementasikan dalam
ini masih menggunakan cara tradisional. upaya pengelolaan dan pengembangan
sumberdaya kawasan pesisir khususnya
2. KAJIAN LITERATUR petani garam di kawasan pesisir
Penambangan.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang hendak dicapai yaitu : 3. METODE PENELITIAN
1. Mengidentifikasiaktivitas ekonomi
masyarakat Petani Garam di Kawasan Penelitian ini menggunakan bentuk
Pesisir Penambangan Kecamatan penelitian kualitatif yang dilakukan pada
Pajarakan Kabupaten suatu obyek dan mengkondisikannya seperti
apa adanya. Menurut Sutopo (2002:111)
Probolinggo; “Penelitian kualitatif studi kasusnya
2. Mengetahui lingkungan internal dan mengarah pada pendeskripsian secara rinci
eksternal aktivitas ekonomi masyarakat dan mendalam mengenai potret kondisi
Petani Garam di Kawasan Pesisir tentang apa yang sebenarnya terjadi di
Penambangan Kecamatan Pajarakan lapangan studinya”. Secara teori penelitian
Kabupaten Probolinggo; kualitatif mempunyai pengertian sebagai
3. Mengetahui strategi kebijakan yang suatu pernyataan sistematis yang berkaitan
mampu mengoptimalkan aktivitas dengan seperangkat preposisi yang berasal
ekonomi masyarakat Petani Garam di dari data dan diuji kembali secara empiris.
Kawasan Pesisir Penambangan Kecamatan
Pajarakan Kabupaten Probolinggo. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah
Manfaat Penelitian masyarakat di kawasan pesisir Penambangan,
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini tepatnya di desa Penambangan kecamatan
adalah : Pajarakan kabupaten Probolinggo, yang
1. Manfaat Akademis meliputi; tokoh-tokoh masyarakat,
a.Mengembangkan khasanah ilmu masyarakat sebagai petani garam, masyarakat
pengetahuan di bidang ekonomi petani garam sebagai pengusaha serta
regional khususnya masalah dinamika masyarakat umum.
kawasan pesisir serta bermanfaat bagi
pengembangan kegiatan penelitian Tahap-Tahap Penelitian Tahap-tahap
lebih lanjut oleh berbagai pihak yang dalam penelitian meliputi :
berkepentingan. a. Menggali Sumber-Sumber Sekunder
b.Sebagai tambahan ilmu pengetahuan Sumber-sumber sekunder dikumpulkan
dan referensi terkait dengan fenomena dari instansi atau lembaga lembaga
aktivitas ekonomi petani garam yang pemerintah, non pemerintah maupun
dapat mendorong tumbuh dan swasta. Sumber sekunder meliputi juga
berkembanganya kegiatan ekonomi buku pustaka dan sumber informasi
lokal secara mandiri. lainnya. Berdasarkan sumber-sumber
2. Manfaat Praktis (Pemerintah Daerah ) sekunder ini, dapat diperoleh data dan
Sebagai masukan bagi Dinas Kelautan dan

48 JURNAL WIGA VOL. 5 NO. 1, MARET 2015 ISSN NO 2088-0944


Mustofa, Edy Turjono

informasi yang relevan untuk dapat selanjutnya dengan mengikuti petunjuknya


mengetahui kondisi saat ini (existing untuk mendapatkan sampling berikutnya
system) dari aktivitas ekonomi kawasan sehinggamendapatka n data lengkap
pesisir di lokasi penelitian. dan mendalam, ibaratnya bola salju yang
menggelinding, semakin besar.
b. Pengamatan atau Observasi Langsung
Pengamatanlangsung dimaksudkan untuk Berdasarkan pendapat tersebut di atas,
mengetahui dan memahami secara dapat disimpulkan bahwa untuk memperoleh
langsung kegiatan petani garam di masing- data yang mendalam diperlukan informan
masing lokasi penelitian. Pengamatan tersebut dianggap mencukupi kemudian
langsung yang dilakukan meliputi: informan tersebut diminta menunjukkan subyek
1. Pengamatan langsung terhadap kondisi lain yang dianggap mengetahui permasalahan
fisik lokasi penelitian ini lebih luas, sehingga diperoleh data yang
a. Pengamatan terhadap lahan, mendalam dan benar-benar mendukung
mencakup fasilitas pokok, fasilitas tercapainya hasil penelitian.
fungsional dan fasilitas penunjang.
b. Pengamatan terhadap kemudahan Teknik Pengumpulan Data
aksesibilitas menuju lokasi penelitian, Pengumpulan data dilakukan dengan
dilihat dari fasilitas infrastruktur cara mengumpulkan berbagai informasi atau
berupa jalan dan sarana transportasi. data-data seputar pemanfaatan sumber daya
c. Pengamatan terhadap prasarana alam pesisir yang dilakukan oleh para petani
penunjang garam mulai dari hulu sampai dengan hilir di
2. Pengamatan terhadap aktivitas kegiatan kawasan pesisir Penambangan kecamatan
petani garam Pajarakan kabupaten Probolinggo. Adapun
a. Pengamatan kegiatan petani garam teknik pengumpulan data dilakukan dengan
b. Pengamatan proses distribusi dan beberapa cara sebagai berikut :
pemasaran garam. a. Teknik observasi (pengamatan) : Teknik
3. Pengamatan terhadap keberadaan dan ini dilakukan untuk mendapatkan data
aktivitas ekonomi petani garam mengenai potensi sumberdaya pesisir dan
a. Pengamatan terhadap keberadaan dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat
peran lembaga-lembaga garam yang petani garam setempat.
ada, baik kelembagaan pemerintah, b. Teknik interview (wawancara) :
non pemerintah maupun swasta. Untuk mendapatkan data primer maka
b. Pengamatan terhadap pelaksanaan menggunakan teknik wawancara semi
kebijakan dan penegakan hukumnya. terstruktur (semi structured interview)
yakni wawancara yang pelaksanaannya
Teknik Penarikan Informan lebih bebas dan menggunakan pertanyaan-
Dalam menentukan informan, peneliti pertanyaan terbuka yang dilakukan secara
menggunakan teknik bola salju (snowball porpusive dengan nara sumber atau
sampling). Menurut pendapat Yin responden yang dianggap paling banyak
sebagaimana dikutip oleh Sutopo (2002:37) : mengetahui permasalahan yang dihadapi
Snowball sampling merupakan masyarakat pesisir dalam pengelolaan
penggunaan sampling tanpa persiapan tetapi kawasan konservasi laut yaitu petani
mengambil orang pertama yang dijumpai, dan garam, petani garam pedagang,

JURNAL WIGA VOL. 5 NO. 1, MARET 2015 ISSN NO 2088-0944 49


Mustofa, Edy Turjono

kepala kampung, tokoh masyarakat, tokoh China. Penambangan memiliki nilai yang
agama, tokoh adat, pejabat Dinas Perikanan sangat strategis untuk menggali potensi selain
dan Kelautan serta instansi terkait. garam perairannya sangat kaya dengan jenis
c. Kuesioner : ikan ekonomis penting antar lain : jenis-jenis
Untuk mendapatkan data primer digunakan ikan tuna, ikan karang, ikan tengiri, ikan
kuesioner sebagai alat untuk mengukur. cucut, ikan cakalang, ikan tongkol, cumi-
Respondennya adalah petani garam, kepala cumi, berbagai jenis udang dan masih banyak
kampung, tokoh masyarakat, tokoh agama, jenis-jenis lainnya. Hal inilah yang
tokoh adat, dan pejabat Dinas Perikanan mendorong sebagian besar penduduk
dan Kelautan serta instansi terkait. Penambangan untuk menggantungkan mata
Analisis Data pencahariannya ketika belum datang musim
1. Mengidentifikasi Keragaan Aktivitas garam ke sektor perikanan.
Ekonomi Masyarakat Petani Garam Di Sektor usaha pengolahan garam di
Kawasan Pesisir Penambangan Kecamatan Penambangan tergolong tradisional, hal
Pajarakan Kabupaten Probolinggo. tersebut dapat dilihat dari model yang
2. Analisis Lingkungan Internal dan digunakan dengan menggunakan kincir
Eksternal Kawasan Pesisir Penambangan sederhana untuk mengangkat air laut yang
3. Strategi dan Kebijakan Optimalisasi mau dijadikan garam dengan menggunakan
Aktifitas Ekonomi Petani Garam di tenaga angin untuk menggerakkan kincir.
Kawasan Pesisir Penambangan Kecamatan Luas lahan yang di gunakan petani untuk
Pajarakan Kabupaten Probolinggo pengelolaan garam kurang lebih sekitar 300
Salah satu strategi yang dapat digunakan hektar. Sebenarnya luas lahan garapan petani
dalam optimalisasi aktivitas ekonomi di garam di desa Penambangan kurang lebih
Kawasan Pesisir Penambangan adalah 450 hektar tetapi mengalami penyusutan
analisis SWOT. Menurut Rangkuti (2005:18) seiring pengalihan fungsi lahan ke perumahan
analisis SWOT adalah identifikasi berbagai dan pertanian dan tanaman pangan.
faktor secara sistematis untuk merumuskan Biasanya pada musim kemarau para
strategi pengembangan unit pengolahan petani garam di desa Penambangan mulai
Garam. Analisis ini didasarkan pada logika menggarap lahannya mulai bulan Juni. Mereka
yang dapat memaksimalkan kekuatan mulai menguras,mengeringkan dan
(Strengths) dan peluang membersihkan tambak-tambak mereka guna
(Opportunities),namun secara bersamaan dapat mempersiapkan lahan untuk proses pembuatan
meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan garam. Pada bulan Juli tambak-tambak mulai
ancaman (Threats). Berdasarkan analisis ini diisi dengan air laut dan memulai proses
dapat diketahui keterkaitan antara faktor peminihan garam selama 1-1,5 bulan. Pada
internal dengan faktor eksternal, sehingga dapat antara bulan Agustus-November proses
menghasilkan kemungkinan alternatif strategis. pemanenan garam dilakukan.

Analisis Hasil Penelitian


4. HASIL DAN PEMBAHASAN Aktivitas Ekonomi Masyarakat Petani
Desa Penambangan memiliki jumlah Garam Penambangan
penduduk sebanyak 5.314 jiwa yang terdiri Aktivitas ekonomi petani garam di
dari berbagai suku antara lain: suku Madura, kawasan pesisir penambangan pada terakhir ini
suku Jawa, warga negara keturunan Arab dan terlihat sangat bergairah. Hal ini dapat dilihat

50 JURNAL WIGA VOL. 5 NO. 1, MARET 2015 ISSN NO 2088-0944


Mustofa, Edy Turjono

dari aktivitas masyarakat yang aktif terus- dalam kantong sak untuk langsung dijual. Bagi
menerus dalam kegiatan pembuatan garam hal petani garam yang memiliki lahan yang luas
ini dikarenakan kondisi cuaca bagus dengan biasanya tidak menjual secara langsung akan
terjadinya kemarau yang cukup panjang. tetapi menyimpan garam terlebih dahulu baru
Pemanfaatan produk garam oleh masyarakat menjualnya ketika harga jualnya mengalami
pada umumnya dimanfaatkan atau dikonsumsi kenaikan,karena umumnya ketika panen raya
dalam bentuk garam yang sudah di lakukan pada musim kemarau harga garam jatuh pada
pengepakan. Terkait usaha pembuatan garam titik termurah. Ada juga petani yang menjual
yang berlangsung di kawasan pesisir sebagian dan menyimpan sebagian karena
Penambangan tidak lepas adanya kegiatan yang terbentur kebutuhan untuk menutupi biaya
mendukung produksi garam. Kegiatan operasional selama kegiatan produksi garam.
pendukung ini antara lain sarana transportasi 2. Tahapan Pasca Produksi Kegiatan
dalam memasarkan produk garam maupun Garam
mengangkut keperluan kebutuhan logistik Hasil pemetaan di lapangan tahapan
petani garam, sarana perbaikan dan pembuatan pasca produksi kegiatan pembuatan garam di
lahan. Berdasarkan hasil penjelasan tersebut di Penambangan. Terdapat pelaku usaha dalam
atas, jenis-jenis usaha yang terkait dalam proses pasca produksi (hilir), di antaranya;
kegiatan pembuatan garam di kawasan pesisir (1) tengkulak, (2) usaha pengepakan garam,
penambangan akan diidentifikasi menurut (3) pembeli perantara dan pembelian akhir.
tahapan dalam rangkaian sistem bisnis garam Terkait dalam tahapan aktivitas pasca
yang meliputi; Tahapan Produksi dan Tahapan produksi kegiatan petani garam pemasaran
Pasca Produksi. hasil produksi petani garam dan pengolahan
1. Tahapan Produksi Kegiatan garam hasil pemanenan.
Pembuatan Garam Keterkaitan tersebut memberikan dampak
Tahapan aktivitas produksi dalam secara ekonomi terhadap para pelaku usaha di
kegiatan pembuatan garam diawali dengan sektor masing-masing. Hubungan keterkaitan
persiapan diperlukannya sarana alat untuk yang kuat pada pelaku usaha, mencerminkan
pembuatan lahan garam dan perbaikan lahan bahwa sistem bisnis garam dalam
garam karena sebagian besar lahan garam menghasilkan produk garam sangat terkait oleh
ketika musim hujan difungsikan sebagai keberadaan petani garam yang dapat
tambak ikan berupa cangkul,sekop,kincir, memberikan dampak pada beberapa pelaku
pipa-pipa untuk saluran air, dan kemudian usaha lainnya. Dampak ini direpresentasikan
keperluan kebutuhan logistik selama dalam penciptaan pendapatan dan membuka
perbaikan lahan berlangsung. lapangan kerja yang mempunyai keterkaitan
Hasil pemetaan di lapangan, keterkaitan dalam kegiatan pergaraman pada produksi
dalam tahapan produksi kegiatan pembuatan (hulu) sampai dengan pasca produksi (hilir).
garam terdapat beberapa pelaku usaha, Rantai nilai pada sektor hulu kegiatan
diantaranya (1) petani garam, (2) pedagang pergaraman Penambangan merupakan
atau tengkulak . Hasil pembuatan garam yang penciptaan nilai pendapatan yang diperoleh
dihasilkan oleh petani garam penambangan petani garam sebagai pelaku pembuatan garam.
setiap hasil pemanenan yang terjadi 4 hari Aktivitas pembuatan garam (produksi)
sekali tersebut di masukkan ke dalam gudang merupakan bagian dari aktivitas sektor hulu di
penyimpanan tapi sebagian besar yang dijual kawasan pesisir Penambangan. Tahapan
langsung kepada tengkulak dimasukkan ke aktivitas produksi petani garam di antaranya

JURNAL WIGA VOL. 5 NO. 1, MARET 2015 ISSN NO 2088-0944 51


Mustofa, Edy Turjono

petani garam membuat garam di tambak- tata letaknya yaitu dari lahan tradisional
tambak garam. Setelah diperoleh hasil menjadi semi intensif perubahan tata letak ini
pembuatan garam selanjutnya dikumpulkan di dimaksudkan untuk meningkatkan hasil
tempat penampungan garam untuk dilakukan produksi, dimana pada lahan semi intensif
transaksi penjualan. terdiri dari beberapa petakan
Secara garis besar dapat dikatakan Dari perubahan lahan tersebut akan dapat
bahwa kegiatan pembuatan garam yang meningkatan produksi yang sangat nyata yaitu
terjadi di kawasan Penambangan saat ini telah mencapai 40% hingga 60% hal ini disebabkan
mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dari perbandingan luas lahan dimana 35 % luas
melalui rantai nilai kegiatan usaha garam lahan digunakan untuk kolam penampung
yaitu tumbuhnya kewirausahaan dan dapat air tua, kolam peminihan, kolam ulir dan
membuka lapangan pekerjaan bagi kolam penampung air tua, sedangkan 65 %
masyarakat lokal yang didasari oleh adanya digunakan untuk meja kristal, selain produksi
pemanfaatan sumber daya pesisir kelautan meningkat keuntungan yang lain dari sistim
(alam, manusia, kelembagaan dan modal), semi intensif ini adalah masa produksi yang
yang dapat menciptakan aktivitas pada pelaku lebih cepat dimana dalam waktu 14 hari akan
usaha dalam keterkaitan kegiatan pembuatan cepat didapat air tua sedangkan pada lahan
garam. tradisional untuk mendapatkan air tua sampai
Analisis Lingkungan Internal dan 30 hari.
Eksternal b. Melapisi meja kristalisasi dengan terpal
Lingkungan internal yang dimaksud plastik
adalah masyarakat dan lingkungan dikawasan Untuk meningkatkan mutu garam rakyat
pesisir penambangan itu sendiri. Kegiatan yang saat ini menjadi tuntutan pasar maka
petani garam di pesisir pantai penambangan dan petani garam harus mau menambah sarana
perkembangan di kawasan pesisir tentunya yang ada. Karena saat ini produksi garam
tidak terlepas dari daya dukung lingkungan, rakyat dinilai kurang memenuhi syarat SNI,
keberlangsungan sumberdaya alam dan yakni nilai NaCl yang rendah, warna buram
dilakukan secara terpadu oleh berbagai pihak kecoklatan dan rapuh. Oleh karena itu untuk
terkait dengan menekankan pada peningkatan mengatasi permasalahan yang ada maka saat
kesejahteraan masyarakat setempat. ini dikembangkan teknologi geo membrane.
Lingkungan eksternal secara tidak Didalam teknologi geo membrane seluruh
langsung memberikan pengaruh yang sangat meja kristalisasi dilapisi terpal plastik hal ini
kuat dalam mendukung perkembangan pesisir untuk menjamin terhadap kebersihan
Penambangan. Dukungan pemerintah Pusat produksi garam.
maupun Pemerintah Daerah (PEMDA) Dengan teknologi geo membrane
memberikan arahan dan dukungan terhadap pembudidaya garam rakyat selama musim
upaya pengembangan aktivitas yang garam dapat memanen garamnya secara terus
berlangsung di Penambangan. Salah satunya menerus, tidak perlu khawatir lagi terhadap
adalah program yang sangat membantu petani kwalitas garam yang dihasilkan karena kristal
garam adalah program geo mebran yang – kristal garam tersebut tidak bersentuhan
mampu meningkatkan produktivitas dan dengan tanah, sehingga akan didapat kristal
kualitas garam. garam yang putih, bersih dan berbobot. Selain
Tahapan teknologi geo membrane pada meja kristalisasi yang dilapisi dengan
1. Lahan yang mau digunakan harus di rubah terpal plastik juga pada saluran pemasukan

52 JURNAL WIGA VOL. 5 NO. 1, MARET 2015 ISSN NO 2088-0944


Mustofa, Edy Turjono

air tua dari kolam penampung air tua ke meja analisis SWOT. Analisis SWOT ini umumnya
kristalisasi perlu dilapisi terpal plastik, hal ini digunakan karena memiliki kelebihan yang
dimaksudkan untuk mencegah lumpur tanah sederhana, fleksibel, menyeluruh, menyatukan
yang ada pada saluran pemasukan jangan dan berkolaborasi. Dengan analisis ini akan
sampai terbawa masuk ke meja kristalisasi, dapat diketahui keterkaitan antara faktor
pada saat membagi masuknya air tua ke meja internal dan faktor eksternal, sehingga dapat
–meja kristalisasi. menghasilkan kemungkinan alternatif strategis
c. Terpal Plastik yang di gunakan. (Rangkuti, F. 2005).
Terpal plastik yang digunakan untuk Hasil identifikasi faktor-faktor analisis
geo membrane bisa menggunakan nomor A SWOT aktivitas ekonomi masyarakaT
12 atau plastik HDPE dengan ketebalan 500 nelayan di Kawasan Pesisir
mikron, karena plastic ini mempunyai nilai Penambangan sebagai berikut :
ekonomis yang tinggi, dimana dalam 1. Evaluasi Faktor Internal Aktivitas
penggunaanya mampu bertahan sampai Ekonomi Masyarakat Petani Garam Di
empat musim garam dengan perawatan yang Kawasan Pesisir Penambangan:
baik. Di dalam perawatan plastic ini, apabila Hasil analisis faktor internal, diperoleh
tidak musim garam harus di lepas dari meja faktor-faktor kekuatan dan kelemahan
kristalisasi kemudian dicuci dan digulung strategis pada aktivitas ekonomi masyarakat
kembali terus disimpan dalam bak air, jangan petani garam di Kawasan Pesisir
disimpan pada tempat yang kering, karena Penambangan sebagai berikut :
kemungkinan akan dirusak oleh tikus. d. Cara a. Faktor-Faktor kekuatan
Pemasangan geo membrane 1) Lokasi yang mudah di jangkau untuk
• Ukur luasan plastik geo membrane yang aktivitas pengangkutan
akan di gunakan 2) Posisi wilayah Penambangan yang
• Buat galengan pada meja kristalisasi strategis di daerah pesisir dengan kekayaan
sesuai dengan luasan plastik geo membrane sumber daya laut yang melimpah
• Guluk atau padatkan meja kristalisasi 3) Adanya organisasi kelompok petani
agar permukaan meja kristalisasi rata. garam (rukun petani garam)
• Bentangkan plastik geo membran pada b. Faktor-Faktor kelemahan
meja kristalisasi hingga menutupi seluruh 1) Kompetensi masyarakat (SDM) yang
permukaan galengan. masih rendah
• Kuatkan pada tepi plastik geo membrane 2) Petani garam kurang proaktif, kreatif
dengan cara memberi pasak kayu pada dan inovatif
bagian tepi plastik geo membrane. 3) Pengetahuan masyarakat terhadap
penanganan garam supaya lebih berkualitas
Analisis Optimalisasi Aktifitas Ekonomi sangat rendah
Petani Garam Di Kawasan Pesisir 2. Evaluasi Faktor Ekternal Aktivitas
Penambangan Ekonomi Masyarakat Petani Garam Di
Kawasan Pesisir Penambangan
A. Analisis Optimalisasi Aktivitas Hasil analisis faktor ekternal, diperoleh
Ekonomi Petani Garam faktor-faktor peluang dan ancaman strategis
Untuk menganalisis optimalisasi pada aktivitas ekonomi masyarakat petani
aktivitas ekonomi petani garam di Kawasan garam di Kawasan Pesisir Penambangan
Pesisir Penambangan dengan menggunakan sebagai berikut :

JURNAL WIGA VOL. 5 NO. 1, MARET 2015 ISSN NO 2088-0944 53


Mustofa, Edy Turjono

a. Faktor-Faktor Peluang petak kristalisasi yang tidak memenuhi


1) Peluang pangsa pasar yang terbuka persyaratan dimana petak peminihan lebih
luas,produksi garam nasional masih tidak sangat luas dibandingkan dengan petak
mampu di suplai produksi garam dalam kristalisasi
negeri b. Proses
2) Ada perhatian dan dukungan Pemerintah Secara umum dalam proses produksi
Daerah (PEMDA) Kabupaten garam rakyat adalah total kristalisasi , dimana
Probolinggo dalam hal ini dinas Kelautan air tua yang berada dimeja peminihahan bila
dan Perikanan (DKP). dianggap mencukupi kepekatanya langsung
3) Sebagai kawasan pengembangan pesisir dialirkan kemeja – meja kristalisasi, tanpa
dalam menumbuhkan perekonomian pengontrolan kepekatan larutan air garam
daerah yang memenuhi syarat. Selain hal tersebut
b. Faktor-Faktor Ancaman juga didalam pemadatan atau pengolahan
1) Munculnya garam import yang membuat meja kristalisasi kurang bagus atau kurang
harga garam jatuh padat sehingga pada saat pemanenan
2) Adanya pencemaran lingkungan di kemungkinan permukaan meja tanahnya akan
perairan laut yang dapat menurunkan ikut terbawa sehingga warna kristal garam
kualitas sumber daya yang ada. akan menjadi keruh atau coklat.
3) Informasi pemasaran di kuasai oleh para c. Produktifitas :
tengkulak Produktifitas rata – rata petani garam
4) Beralihnya fungsi lahan garam ke tambak berkisar 60 ton sampai 80 ton per hektar
udang . permusim dikarenakan petakan – petakan
proses produksi garam masih belum tertata
5. KESIMPULAN secara benar atau tetap sama secara turun
Berdasarkan hasil penelitian analisis temurun tanpa sentuhan teknologi apapun
optimalisasi terhadap aktivitas petani garam d. Mutu garam
melalui pendekatan hulu hilir di kawasan Garam yang dihasilkan dalam bentuk
pesisir Penambangan kecamatan Pajarakan kristal yang kecil dan rapuh hal ini dikarenakan
kabupaten Probolinggo dapat disimpulkan : pada proses pelepasan air tua yang belum
Petani garam dalam proses pembuatan garam saatnya serta waktu pemanenan yang terlalu
menggunakan cara yang sangat sederhana yaitu pendek yakni berkisar 3 s.d 5 hari
menguapkan air laut didalam petak pegaraman Masalah Teknologi Produksi
dengan tenaga sinar matahari tanpa sentuhan a. Teknis Produksi
teknologi apapun, sehingga walaupun bahan Peralatan dan cara produksi masih
baku melimpah namun salinitas dan polutan sederhana, saluran air bahan baku tidak
yang terlarut sangat beragam, disamping itu tertata sehingga pasokan air sebagai bahan
areal pegaraman terpencar-pencar dan baku tidak kontinyu.
kepemilikan lahan oleh rakyat sempit, adapun b. Iklim
hal – hal yang lain adalah sebagai berikut : Musim kemarau di pulau jawa relative
a. Areal sarana pendek yaitu berkisar 4 s.d. 5 bulan pertahun
Luas areal pada pegaraman rakyat yang dengan kelembaban yang tinggi, sehingga
dimiliki secara perorangan sangat kecil yaitu produktivitas garam pertahun rendah.
berkisar antara 0,5 sampai dengan 5 hektar per c. Produktivitas Lahan
unit dengan penataan petak peminihan dengan Produktivitas lahan garam rakyat rata

54 JURNAL WIGA VOL. 5 NO. 1, MARET 2015 ISSN NO 2088-0944


Mustofa, Edy Turjono

– rata masih rendah yaitu sekitar 60 s.d 80 meja kristalisasi. Dari perbedaan tersebut
ton/ ha/musim pada lahan semi intensif akan cepat didapat
d. Kualitas Produk air tua yaitu dengan penambahan kolam ulir,
Kualitas produk tidak seragam dengan dan untuk meningkatkan produksi garam
kandungan zat pencemar yang tinggi. Sehingga diperluasnya meja kristalisasi hal ini tidak
untuk peningkatan kualitas atau pemurnian perlu dikawatirkan kekurangan air tua
kristal garam melalui pencucian menyebabkan karena stok air tua sudah tersedia di kolam
naiknya biaya, oleh Karena itu garam rakyat penampung air tua.Sedangkan untuk
cenderung dijual dengan kualitas seadanya. meningkatkan mutu garam rakyat yang
Sebagai perbandingan garam konsumsi perlu dilaksanakan oleh pembudidaya garam
produksi PT. Garam mengandung NaCl 95 % adalah pengontrolan air tua yang akan
– 97 %, sedangkan garam rakyat dilepas kemeja kristalisasi dimana air tua
mengandung NaCl lebih kecil dari 95%. yang akan dilepas harus mempunyai
e. Sarana dan Prasarana kepekatan 25° Be agar didapat kristal garam
Sarana dan prasarana garam rakyat yang baik yaitu kristal garam tersebut tidak
belum tertata dan kurang memadai. Tata letak mudah rapuh dengan waktu pemanenan
pegaraman rakyat umumnya tidak teratur dan minimal 10 hari. Selain hal tersebut yang
terpencar-pencar, sarana jalan yang perlu mendapat perhatian adalah kondisi
menghubungkan petak/lahan dengan jalan meja kristalisasi, karena pada umumnya
raya sebagai sarana transportasi hampir pembudidaya garam rakyat selama musim
dikatakan tidak ada atau tidak memadai. Hal kemarau ingin memanen garamnya secara
ini menyebabkan biaya angkut ke tepi jalan terus menerus, tidak lagi memperhatikan
raya (transportasi ke atas truk pengangkut) kondisi lapisaan atas meja kristalisasi,
menjadi tinggi sehingga pendapatan padahal dengan pemanenan yang terus
pembudidaya garam pada umumnya menjadi menerus menyebabkan tanah lapisan atas
lebih kecil karena dipotong biaya transport meja kristalisasi akan rusak, sehingga akan
yang cukup besar. didapat kristal garam yang warnanya keruh
Saran atau kecoklatan. Untuk mencegah hal
tersebut maka pada pembudidaya garam
1. Berdasarkan masalah yang ada saat ini maka
rakyat dalam proses pembuatan garamnya
untuk meningkatkan produksi dan kualitas
disarankan dengan TEKNOLOGI GEO
garam rakyat perlu ada sentuhan teknologi
MEMBRANE
bagi pembudidaya garam rakyat. Adapun
untuk peningkatan produksi perlu penataan 2. Perlunya dikaji ulang kebijakan garam
lahan yang ada yaitu merobah lahan dari import yang selama ini berlangsung.
tradisional menjadi semi intensif , karena Sekarang ini dengan berlangsungnya
pada lahan tradisional umumnya terdiri musim kemarau yang cukup panjang stok
dari : kolam penampung air muda, kolam garam di tingkat petani dan pedagang atau
peminihan, meja kristalisasi sedangkan tengkulak cukup melimpah.
kolampenampungairtuahanyaadadisekitar 3. Resi gudang perlu dijadikan salah satu solusi
meja kristalisasi yang berbentu parit. Pada untuk menyimpan garam pada saat panen
lahan semi intensif terdiri dari kolam raya di musim kemarau. Ditiap panen garam
penampung air muda, kolam peminihan, tiap tahun harga garam selalu jatuh dibawah
kolam ulir , kolam penampung air tua dan harga standart dari pemerintah.

JURNAL WIGA VOL. 5 NO. 1, MARET 2015 ISSN NO 2088-0944 55


Mustofa, Edy Turjono

6. REFERENSI Lexy J. Moleong. 2000. Metodologi


Penelitian Kualitatif, Bandung: PT.
Adisasmita, Rahardjo. 2005. Dasar-dasar Remaja Rosdakarya.
Ekonomi Wilayah. Yogyakarta: Graha Moch.Nazir. (2003), Metode Penelitian,
Ilmu.Arsyad, L. 1997. Ekonomi Jakarta: Salemba Empat.
Pembangunan. Ed. 3, Yogyakarta. Mubiyarto dkk, 1984, Nelayan dan
Bagian :Penerbit STIE YKPN. Kemiskinan, Jakarta: C.V. Rajawali.
Arsyad, L. 2004. Ekonomi Pembangunan, Nugroho, Iwan dan Rokhmin Dahuri. 2004.
Penerbit STIE YKPN, Yogyakarta Pembangunan Wilayah - Perspektif
Aswad, H. 2008. Strategi Perbaikan Ekonomi Ekonomi, Soaial dan Lingkungan. Jakarta:
Masyarakat Nelayan di Kecamatan Pustaka LP3ES Indonesia.
Lakudo Kabupaten Buton Purtomo,S.R.,1995, Evaluasi Pembangunan
Blakely, Edward J. 1994. Planning Local Daerah Kabupaten Jember,Jember.
Economic Development - Theory and Rais dkk. 2004, Menata Ruang Laut Terpadu,
Practice. California: Sage Publications. Jakarta : PT Pratnya
Boedhisantoso, S. 1999. Komunitas Lokal di Rangkuti, F. 2005. Analisis SWOT
Kawasan Pesisir dan Teknis Membedah Kasus Bisnis.
Pemberdayaannya. Makalah Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.
Lokakarya Pembangunan Pranata Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur
Sosial Komunitas pesisir. Depok 30 Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta.
Mei - 1 juni 1999. Sutopo H.B. 2002. Metodologi Penelitian
Dahuri, R.,J. Rais, S.P. Ginting, dan Kualitatif, Surakarta: Sebelas Maret
M.J. Sitepu. 1996. Pengelolaan University Press.
Sumberdaya Wilayah Pesisir & Universitas Jember. 2010. Pedoman
Lautan secara Terpadu. PT Pradnya Penulisan Karya Ilmiah. Jember:
Paramitha, Jakarta UPT Penerbitan Universitas Jember
Dahuri dkk. 2001. Pengelolaan Sumber Daya Boedhisantoso, S. 1999. Komunitas Lokal di
Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Kawasan Pesisir dan
Terpadu. Jakarta: PT.Pradnya Pemberdayaannya.Makalah Lokakarya
Paramita. Pembangunan Pranata Sosial
Djojohadikusumo, Sumitro.1994 Dasar Teori Komunitas Pesisir.Depok 30 Mei - 1
Ekonomi Pertumbuhan dan Ekonomi juni 1999
Pembangunan - Perkembangan Poerwanto, Heri, 2004, Kawasan
Pemikiran Ekonomi. Jakarta: LP3ES,. Pengembangan Ekonomi Terpadu
Kartasasmita, G., 1996, Ekonomi Regional, Harapan dan Kenyataan,Institut
Jakarta. Pertanian Bogor ,Tumotou.net/pps
Khrisna, A. (2003), “Sosial Capital, 702_82034/e_d_ heripoerwanto.
Community Driven Development, pdf.supplemmental result Aris
andEmpowerment : A Short Note on Kabul, 2011. Ramsol,Dirjen KP3K
Concept and Operation”, World Bank Kementerian Kelautan dan Perikanan
Working Paper 33077, World Bank Republik Indonesia Jakarta.
Kuncoro. M. 2003. Metode Riset Untuk Bisnis Buku Panduan Pembuatan Garam Bermutu
& Ekonomi : Bagaimana Meneliti dan 2002. Badan Riset Kelautan dan
Menulis Tesis. Jakarta: Erlangga. Perikanan.Pusat Riset Wilayah Laut

56 JURNAL WIGA VOL. 5 NO. 1, MARET 2015 ISSN NO 2088-0944


Mustofa, Edy Turjono

dan Sumberdaya Nonhayati. Proyek historis-tahun-1970-2007).html. 9 hal.


Riset Kelautan dan Perikanan . Peraturan Menteri Perdagangan Republik
Pemberdayaan Garam Rakyat.2003. Direktorat Indonesia Nomor 20/M-DAG/ PER/9/2005
Jendral Peningkatan Kapasitas Tentang Ketentuan Impor
Kelembagaan dan Pemasaran Garam. Republik Indonesia.
Departemen Kelautan dan Perikanan Peraturan Menteri Perdagangan Republik
Buku Panduan Diklat Teknis Pemberdayaan Indonesia Nomor 44/M-DAG/
Garam Rakyat 2010. Balai Diklat PER/1012007 tentang Perubahan atas
Perikanan Tegal. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor
20/M-DAG/PER/9/2005 tentang
Ketentuan Impor Garam. Republik
Internet Indonesia.
Website : http://www.dkp-banten.go.id. Rochwulaningsih Y. 2007. Petani garam
Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi dalam jeratan kapitalisme: Analisis
Banten: Mewujudkan Kawasan Industri Kasus
Pengelolaan Perikanan Bojonegoro, 22 Petani Garam di Rembang, Jawa Tengah.
Oktober 2007. Jurnal [Internet]. [dikutip 3 maret
Website : http://www.pipp.dkp.go.id 2013: 21.35]. Dapat diunduh dari:
Departemen Kelautan dan Perikanan http://isjd.pdii.lipi.go.id/ad
Republik Indonesia: Pusat Informasi m i n / jurnal/203077587.pdf. 9 hal.
Pelabuhan Perikanan (PIPP), Sarjono MC. 2011. Menelusuri lintasan air
Karakteristik Kelas Pelabuhan PPS, penggaraman (kajian historis terhadap
PPN, PPP dan PPI, Agustus 2007. pertumbuhan petani garam di Losarang
Website : http//www.unidayan.ac.id. file Kabupaten Indramayu 1982-2008). [skripsi].
Shjahrul Asward strategi perbaikan [Internet]. [dikutip 3 Maret 2013: 22.03].
ekonomi masyarakat nelayan.Maret dapat diunduh dari:http://
2009 repository.upi.edu/operator/upload/s_
Website : http://national geographic.co.id sej_0608968_chapter5.pd. 111 hal.
Garis pantai wilayah indonnesi. Sastaatmadja E. 2010. Suara petani. Bandung
Oktober 2013 [ID]: Masyarakat Geografi Indonesia.
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2003. Hasil Hal. 46-49.
produksi dan kebutuhan garam Republika, 17 Januari 2013/ humasristek.
nasional. Jakarta [ID]: BPS dan Ditjen
PLS Depdiknas.
Darmawan W. 2007. Potret kehidupan sosial
ekonomi di Kabupaten Indramayu.
Jurnal
Universitas Pendidikan Indonesia [Internet].
[dikutip 3 maret 2013: 23.10]. dapat
diunduh dari:
http://jurnal.upi.edu/533/view/533/ potret-
kehidupan-sosial-ekonomi-
dikabupatenindramayu-(tinjauan-

JURNAL WIGA VOL. 5 NO. 1, MARET 2015 ISSN NO 2088-0944 57

Anda mungkin juga menyukai