Cinta Kasih - Etika.

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.

Cinta kasih adalah anugrah yang patut disyukuri karena keberadaannya

merupakan kebutuhan setiap orang. Ada yang menganggap cinta kasih

mendatangkan kebahagiaan dan kepuasan. Ada juga yang menganggap justru

menggelisahkan, bahkan menjadi tak tenang. Anggapan yang bernada miring

dan menganggap kurang perlu terhadap cinta dan termasuk pula sebagian

besar pembahasan-pembahsan biasanya bermula dari satu pandangan yang

reduksionis terhadap cinta kasih, misalnya mendengar kata “cinta” biasanya

konotasi orang akan mengarah kepada cinta romantis antara 2 remaja

berlainan jenis.

Melihat objeknya, dimana cinta merupakan perilaku manusia yang

emosional dan dipelajari, serta mujudnya yang merupakan tanggapan atau

sanggahan tertentu, maka cinta dapat dikatakan berakar pada psikologis.

Diakui atau tidak, manusia butuh cinta dan kasih sebagai sumber kebahagiaan

yang terletak pada 3 hal = mencintai dan mengasihi Tuhan, mencintai dan

mengasihi diri sendiri, dan mencintai dan mengasihi sesama.

Selain itu penelaahan dan renungan terhadap cinta kasih juga

dilakukan secara fisiologis. Plato, filsuf besar pelopor idealisme, dengan

bersemangat mengkaji cinta kasih dalam tulisannya yang bertitel symposium:

“siapa yang tidak terharu oleh cinta kasih, berarti berjalan dalam gulita“.

Sementara itu Karl Jasper dalam teorinya tentang “komunikasi eksistensial”


menyatakan bahwa manusia baru bisa bereksistensi setelah menjalin cinta

kasih dengan sesamanya. Adapun dalam pandangan Henry Bergson, Iqbal dan

Rumi, cinta kasih dipandang sebagai kekuatan kreatif yang bekerja dalam

dunia; sedangkan menurut Kahlil Gibran, cinta kasih adalah karunia Tuhan

yang menjadi potensi dalam diri manusia, karena itu tiada gunanya bila tidak

direalisasikan dalam kehidupan nyata.

B. Tujuan.

a. Tujuan umum

Agar mahasiswa/i mampu mengamalkan rasa cinta kasih dalam

berinteraksi antar sesama manusia dalam kehidupan sehari - hari.

b. Tujuan khusus

 agar mahasiswa/i mampu menyebutkan dan menjelaskan

arti kasih dari berbagai sumber.

 Agar mahasiswa/i mampu menyebutkan dan menjelaskan

bentuk-bentuk cinta kasih.


ILUSTRASI

Berikut ini adalah kasus tentang cinta kasih yang dialami teman saya

yang bernama Aditya. Adit menyukai seorang gadis bernama Tya. Adit mencoba

untuk mendekati dan berkenalan dengannya. Setelah berkenalan, mereka cukup

dekat dan saling mengenal satu dengan yang lainnya. Adyt mengenal Tya adalah

gadis yang sangat pengertian, perhatian dan penyayang. Akhirnya mereka berdua

saling menyukai dan membina hubungan asmara. Adit sangat mencintai dan

menyayangi Tya. Adit selalu memberikan tang terbaik buat Tya. Adit merasa

bahagia, apabila dia melakukan sesuatu yang dapat membahagiakan Tya dan tidak

membuatnya sedih. Tak sedikit pengorbanan yang dia berikan. Tya pun

merasakan hal yang sama. Dia selalu merasa dilindungi, diperhatikan dan

disayangi. Hubungan mereka bina menjadikan mereka untuk lebih saling percaya

dan berusaha untuk tidak saling mengecewakan. Dengan begitu hubungan mereka

dapat bertahan dalam waktu yang lama.

Dari ilustrasi diatas dapat disimpulkan bahwa cinta kasih diatas berwujud

cinta kasih romantic, dimana cinta kasih yang terjadi antara manusia yang terjadi

antara manusia yang merekatkan dua hati. Dalam cinta, hati keduanya akan

menyatu. Cinta kasih itu bisa timbul dari pandangan atau sebuah kedekatan. Cinta

kasih bisa membawa seseorang merasakan sebuah kehangatan, kedamaian,

ketenangan, perlindungan dan rasa kasih sayang yang diberikan seseorang kepada

orang yang ia cinta dan kasihi. Cinta kasih selalu memberi dan menerima antara

satu dengan yang lainnya. Cinta kasih yang tulus tidak pernah mengharapkan

balasan dari orang yang ia cintai. orang yang menghargai cinta kasih akan saling
menghormati antara satu dengan yang lain. Jadi, cinta kasih harus tetap dijaga dan

dibina agar tetap bertahan selamanya.

 Teori - Teori Tentang Cinta Kasih.

Teori - teori cinta kasih disini diambil dari kajian - kajian filsafat dan kitab

suci.

1. Teori Plato.

Sang empu idealisme, Plato menyatakan cinta kasih adalah kerinduan

(eros) setiap orang untuk sampai ke dunia ide. Lebih jauh dalam

tulisannya, The Symposium, yang memakai Socrates sebagai juru bicara;

Plato-lewat ‘mulut’ Socrates - menyatakan cinta kasih adalah “pencarian

keabadian”, bahkan sampai setelah kematian, dimana tetap muncul

sebagai keinginan mencapai puncak kebaikan, kebenaran dan keindahan.

2. Teori Karl Jasper.

Untuk merealisasikan eksistensi manusia (perbuatan, pemilihan dan

kebebasan kehendak) dibutuhkan komunikasi eksistensial, yakni

membuka diri bagi orang lain dan menyerahkan diri kepada orang lain

tersebut. Sumber komunikasi ini adalah cinta kasih.

3. Teori Hegel.

Dalam bukunya, Philosopy of Right, Hegel menyatakan bahwa cinta

kasih adalah kesadaran akan kesatuan dengan yang lain, kesatuan

bersama masyarakat dengan kekuatan yang universal yang merupakan

dasar bagi semua perasaan etis.


4. Teori Max Scheler.

Menurut filsuf fenomenologis ini, cinta kasih adalah memberikan diri

seseorang kepada suatu ‘keberadaan yang total’ (gesamtwessem); karena

itu menyikap esensi keberadaan manusia; dan karena alasan inilah cinta

kasih merupakan suatu aspek pengetahuan fenomenologis.

5. Teori Kahlil Gibran

Sang filsuf - penyair ini, menyatakan cinta kasih merupakan inti

kehidupan manusia dan seharusnya membimbing manusia dalam

kehidupan. Tuhan membekali manusia dengan cinta kasih, sehingga pada

dasarnya cinta kasih adalah fitrah manusia dan bahkan dalam tingkat

tertentu merupakan bagian dari ‘diri’ Tuhan sendiri, bahwasanya akan

membawa kepada kebersihan nurani.

6. Surah Al-Hujarat (49 ayat 7).

Allah berfirman, “Allah menjadikan kamu cinta pada keimanan dan

menjadikan iman itu indah dalam hatimu”. Ayat tersebut mengisyaratkan

bahwa Allah yang menciptakan cinta kasih, sumber segala cinta kasih dan

asal muasal setiap perasaan cinta kasih.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Cinta Kasih.

Cinta yang dalam bahasa Inggrisnya love; atau hubb, ‘isyq dalam

bahasa Arab; eros atau philo dalam bahasa Yunani kuno; amor kata orang

Spanyol; tresno kata orang Jawa; dan berjuta bahasa lainnya yang bermakna

satu. Dapat diartikan sebagai perasaan kejiwaan seseorang terhadap suatu

yang bertendensi untuk melindungi, menjaga dan memelihara. Biasanya,

kecenderungan ini diwujudkan dengan pengorbanan. Menurut sang hujjah Al-

Islam, Imam Al-Ghazali, seandainya sampai terjadi perbedaan kata dari arti

mahabbah (cinta), maka mahabbah tidak memiliki pengertian lain, selain

kecondongan terhadap sesuatu yang menyenangkan.

Dalam ‘Kamus Besar Bahasa Indonesia’, kata cinta setidaknya

memiliki 4 arti, yaitu:

1. Suka sekali ; sayang benar.

2. Kasih sekali ; terpikat.

3. ingin sekali ; berharap sekali.

4. susah hati ; khawatir.

Cinta, kasih dan sayang mempunyai makna yang saling mengait.

Kasih sayang yang dalam bahasa Inggrisnya disebut affection, biasanya selalu

disanding dalam satu kata, kasih sayang. Jika seseorang merasa ‘harus’

memberi segala sesuatu yang positif pada orang lain, artinya ada rasa sayang.

Sayang biasanya tumbuh belakangan setelah seseorang benar - benar tahu


sifat-sifat orang lain dan yakin orang tersebut menerima kekurangan dan

kelebihannya. Cinta biasanya lahir dari rasa suka terhadap fisik atau

keindahan seseorang.

B. Bentuk - Bentuk Cinta Kasih.

a. Cinta kasih ketuhanan.

Cinta kepada Tuhan adalah fitrah manusia, sebagaimana sebuah

konsep menyatakan bahwa dalam manjalankan kehidupannya di dunia ini,

ada 3 kebutuhan yang menjadi fitrah manusia. Tuntutan jasad (makan,

minum, seks), tuntutan bathin (hidup harmonis, cinta, kasih sayang),

tuntutan rohani (kerinduan kembali kepada Tuhan).

Ada 3 tingkatan orang yang mencintai Tuhan:

1. Cinta orang awam, yakni dengan selalu mengingat Tuhan.

2. Cinta orang sidiq, yakni cinta yang dapat menghilangkan tabir

antara manusia dan Tuhan dengan menghilangkan kehendak dan

sifatnya sendiri, sedang hatinya penuh dengan perasaan cinta kepada

Tuhan dan selalu rindu kepada-Nya.

3. Cinta orang arif, yakni cinta orang yang mengetahui benar

terhadap Tuhan, yang dilihat dan dirasa bukan lagi cinta, tapi diri yang

dicintai.

Bagi para rohaniawan, cinta kepada Tuhan sering dilukiskan sebagai

kepasrahan total seseorang kepada Tuhannya, baik lahir maupun batinnya.


b. Cinta kepada kemanusiaan.

Manusia adalah makhluk sosial, tak bisa hidup tanpa berhubungan

dan kerjasama antar sesama mereka. Berpijak pada asumsi ini, maka cinta

kasih kemanusiaan atau rasa cinta kasih paa sesama manusia memiliki

nilai penting. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw:

“Demi zat yang jiwaku ada dalam tangan-Nya; manusia tidak akan masuk

surga sehingga mereka beriman dan mereka tidak dianggap beriman

sampai mereka saling mencintai”. (HR. Muslim)

Ringkasnya cinta kasih sesama adalah hal-hal sebagai berikut:

1. Sebelum seseorang mencintai-mengasihi sesamanya ia harus pula

mencintai-mengasihi diri sendiri. Ini bukan suatu egoisme, tapi

pemenuhan yang manusiawi terhadap hak dan kewajiban.

2. Cinta kasih kepada sesama diberikan dengan tidak pilih-pilih.

3. Cinta sesama sifatnya adil dan bijaksana.

Cinta sesama meliputi: cinta orang tua pada anak, cinta kaka paa adik,

cinta kasih perawat dalam merawat pasiennya, dan lain - lain.

c. Cinta kasih alam semesta

Manusia amat bergantung kepada alam dan merupakan bagian

dari alam. Cinta kepada alam hendaknya dilakukan melalui penjagaan

harmoni dalam alam secara utuh, bahkan sampai unsur yang mungkin

dianggap kecil dan sepele termasuk benda-benda mati. Manusia mencintai

alam dengan menjaga agar pemakaiannya dan pemanfaatannya terhadap

alam dengan tidak merusak dan memusnahkan potensi alam.


d. Cinta kasih romantic.

Cinta kasih romantic atau cinta kasih kepada lawan jenis ini

secara umum bisa dikategorikan sebagai cinta kepada sesama manusia;

namun ada beberapa karakter khusus yang membuat pembahasan tentang

cinta kasih kepada lawan jenis patut dikhususkan.

Rasa tertarik sekaligus cinta kasih terhadap lawan jenis ini

tidak bisa dipungkiri merupakan fitrah manusia, bahkan merupakan fitrah

alam semesta.

Setiap manusia pernah mengalami jenis cinta kasih ini. Sejarah

dunia pun agaknya tidak kekurangan cerita romantic, yang sifatnya

legenda misalnya dari daratan china, kisah cinta Sampek - Engtay. Dalam

tradisi barat terkenal kisah Romeo - Juliet, tradisi Timur Tengah terkenal

kisah Laila Majnun - Syirin Farhad yang masing-masing berakhir tragis

karena gugurnya para pecinta tersebut di medan cinta. Cinta kasih

romantic ini biasanya membutuhkan pengorbanan yang besar.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan.

Membahas dan mengkaji cinta kasih memang tidak semudah

mengkalkulasi atau menganalisa hal-hal yang tampak oleh mata. Banyak filsuf

dengan teori-teorinya mencoba menyumbang pandangan tentang cinta kasih

yaitu perasaan kejiwaan seseorang terhadap sesuatu yang mendorong

seseorang untuk melindungi, menjaga dan memelihara, serta cenderung

diwujudkan dengan sebuah pengorbanan; kepasrahan total manusia kepada

sang Pencipta, baik lahir maupun batin. Ada 4 bentuk cinta kasih : cinta kasih

ketuhanan, cinta kasih kemanusiaan, cinta kasih alam semesta dan cinta kasih

romantic.

B. Saran.

Setiap orang dikhususkan kepada mahasiswa/i sebaiknya terus

memupuk rasa cinta kasih dalam berinteraksi antar sesama manusia agar tetap

tercipta keharmonisan dan keselarasan dalam kehidupan sehari - hari.


DAFTAR PUSTAKA

Carroll, L. Patrick. 2001. “Dimana Allah Dapat Ditemukan”, Jakarta: Obor.

Faiz, Fahruddin. 2002. “Filosofi Cinta Kahlil Gibran”. Yogyakarta: Tinta.

Fakhruroji, Moch. 2005. “Tafsi Cinta”, Bandung: Dar Mizan.


MAKALAH ETIKA UMUM

“C I N T A K A S I H”

OLEH

KELOMPOK IV

ASMI DASI

TRI WULANDARI

YUSTINA IDA BELANG

KATARINA LAMARIAN

POLITEKNIK KESEHATAN KUPANG


JURUSAN KEPERAWATAN
2005 - 2006

Anda mungkin juga menyukai