Anda di halaman 1dari 10

LUTHFI PRATAMA PUTRA

Sharia Economics Islamic Journal


Juli, 2023: Vol. 01 No. 01, hal.: 1-4
https://doi.org/10.37010/luthfipratamaputra.v1i1
4

"PENERAPAN PRINSIP EKONOMI SYARIAH DALAM


PENGEMBANGAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DI DESA KARANG
ASEM BARAT KECAMATAN CITEUREUP"
Application of sharia economic principles in the development of small and medium enterprises in
Karang Asem Barat village, Citeureup sub-district

Luthfi Pramatama Putra1 Dr.Kholifatul Husna Asri M.Pd2


3
STEI NAPALA, Kab. Bogor Prov Jawa Barat 16730
4
luthfipratamaputra15@gmail.com

Abstrak
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan tonggak perekonomian Indonesia. Pembinaan arus
dilakukan untuk dapat meningkatkan atau minimal mempertahankan bisnis UMKM. Kita dapat teneladani
Rasulullah saw yang berprofesi sebagai pebisnis atau pedagang sukses yang bersifat jujur, adil, amanah, dan
transparan. Hal ini membawa hikmah dan keuntungan yang tak terduga. Subtema yang saya angkat dalam penerapan
prinsip ekonomi syariah dalam pengembangan usaha kecil dan menengah yaitu pendalaman prinsip bisnis Islami,
pembukuan transaksi keuangan menurut Islam, pemasaran usaha pada market place menurut Islam, dan pembayaran
zakat perniagaan atas hasil usaha. Terdapat beberapa UMKM yang saya kunjungi dan konsultasi yaitu mulai dari
Toko mainan, Warkop, warteg, jasa cuci steam dan para penjual makanan atau minuman dalam bentuk gerobak
disekitaran desa karang Asem Barat Citeureup. Hasil kunjungan awal saya, Toko mainan berjenis usaha
perdagangan distributor secara online di beberapa market place. Warung kopi adalah jasa usaha minuman yang
bertempat sebagai atau seluruh bangunan yang permanen atau semi permanen, dilengkapi dengan peralatan dan
perlengkapan untuk proses pembuatan, penyimpunan, penyajian, dan penjualan minuman bagi umum di tempat
usahanya kecuali minuman berakohol. Dalam produksi dan penjualan, kedua UMKM ini sudah melakukan hal
sesuai ajaran Islam yaitu jujur, transparan, amanah, dan adil, serta menggunakan akad (murabahah dan
mudharabah). Namun pada Toko mainan masih ada penjualan barang lain yang dilakukan secara drop ship. Hal ini
kurang sesuai dengan ajaran Islam di mana rukun akad murabahah bisa dilakukan jika barang dagangan milik
penjual secara utuh. Dalam hal pembayaran zakat, kedua UMKM Dalam hal pembayaran zakat, kedua MKM ini
sudah melakukannya kepada masyarakat sekitar.
Kata Kunci: Ekonomi Islam, Usaha Mikro, Usaha Menengah, Keadilan, Keberlanjutan, Kerjasama, Tanggung Jawab Sosial

Abstract
Micro, Small and Medium Enterprises (MSMEs) are a cornerstone of the Indonesian economy. Coaching must be done to be
able to improve or at least maintain the MSME business. We can emulate the Prophet Muhammad who works as a successful
businessman or trader who is honest, fair, trustworthy and transparent. This brings unexpected wisdom and benefits. The sub-
themes that I raised in the application of sharia economic principles in the development of small and medium enterprises
were the deepening of Islamic business principles, bookkeeping of financial transactions according to Islam, business
marketing in the market place according to Islam, and payment of business zakat on business results. There were several
MSMEs that I visited and consulted, starting from toy shops, warkop, warteg, steam washing services and food or drink
sellers in the form of carts around Karang Asem Barat Citeureup village. The results of my initial visit, the toy store is a type
of online distributor trading business in several market places. A coffee shop is a beverage business service that is located as
part or as a whole of a permanent or semi-permanent building, equipped with tools and equipment for the process of making,
storing, serving and selling drinks to the public at their place of business except for alcoholic drinks.
In production and sales, these two MSMEs have done things according to Islamic teachings, namely being honest,
transparent, trustworthy and fair, and using contracts (murabahah and mudharabah). But at the toy shop there are still sales of
other goods being made by drop ship. This is not in accordance with Islamic teachings where the pillars of a murabahah
contract can be carried out if the merchandise belongs to the seller in its entirety. In terms of paying zakat, the two MSMEs
In terms of paying zakat, these two MSMEs have done it to the surrounding community.
Keywords:
Islamic Economics, Micro Enterprises, Medium Enterprises, Justice, Sustainability, Cooperation, Social Responsibility

1
2 | e-ISSN:

PENDAHULUAN

UMKM adalah singkatan dari Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. UMKM adalah jenis usaha yang memiliki skala
kecil atau menengah dengan jumlah karyawan terbatas dan modal yang relatif kecil. UMKM biasanya dimiliki dan dijalankan
oleh individu atau kelompok kecil dengan tujuan untuk menghasilkan pendapatan dan menciptakan lapangan kerja. UMKM
memiliki peran penting dalam perekonomian suatu negara karena memberikan kontribusi besar terhadap pertumbuhan
ekonomi, penciptaan lapangan kerja, dan peningkatan pendapatan masyarakat.
UMKM biasanya melibatkan berbagai sektor usaha seperti perdagangan, jasa, pertanian, industri kecil, dan inovasi
teknologi. Beberapa contoh UMKM yang umum termasuk toko kelontong, restoran kecil, bengkel motor, dan perusahaan
perangkat lunak kecil.
Berikut adalah beberapa karakteristik UMKM, skala Usaha Kecil atau Menengah, UMKM memiliki skala yang lebih
kecil dibandingkan dengan perusahaan besar. Mereka memiliki karyawan terbatas dan kapasitas produksi yang lebih rendah.
UMKM biasanya tidak memiliki jaringan distribusi yang luas dan fokus pada pasar lokal atau regional.
Modal Terbatas, Modal yang digunakan oleh UMKM umumnya terbatas. Biasanya pemilik usaha menggunakan modal
sendiri atau mengandalkan pinjaman kecil dari bank atau lembaga keuangan lainnya. Modal yang terbatas ini membatasi
kemampuan UMKM untuk melakukan investasi besar dan skala ekspansi yang cepat.
Manajemen Sederhana, karena skala usaha yang kecil, UMKM biasanya memiliki struktur manajemen yang sederhana.
Pemilik usaha sendiri yang mengelola dan mengendalikan operasional perusahaan. Kurangnya sumber daya manusia dan
keuangan membatasi kemampuan UMKM untuk membentuk departemen dan fungsi manajemen yang kompleks.
Pendapatan untuk Penghidupan: Banyak UMKM dimiliki dan dijalankan oleh individu atau keluarga sebagai sumber
utama penghasilan mereka. UMKM memberikan kesempatan untuk menciptakan lapangan kerja bagi anggota komunitas lokal,
mengurangi tingkat pengangguran, dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi.
Inovasi dan Kreativitas: UMKM sering kali menjadi sarang inovasi dan kreativitas. Karena UMKM beroperasi dengan
modal terbatas, pemilik usaha harus mencari cara yang kreatif untuk memenuhi kebutuhan pasar dengan sumber daya yang
terbatas. Inovasi dan kreativitas ini sering kali menghasilkan produk atau layanan baru yang unik dan membedakan UMKM
dari pesaingnya.
Selain karakteristik tersebut, UMKM juga menghadapi beberapa tantangan, antara lain:
Akses Terbatas terhadap Modal dan Pembiayaan: Salah satu tantangan utama yang dihadapi UMKM adalah akses
terbatas terhadap modal dan pembiayaan. Bank dan lembaga keuangan sering kali enggan memberikan pinjaman kepada
UMKM karena dianggap memiliki risiko yang tinggi. Hal ini menyulitkan UMKM untuk mengembangkan usaha mereka atau
menghadapi kejadian tak terduga seperti penurunan omset atau kebutuhan investasi.
Infrastruktur yang Terbatas: Infrastruktur yang terbatas seperti jaringan transportasi yang kurang baik atau akses yang
buruk terhadap teknologi informasi dapat menjadi tantangan bagi UMKM. Hal ini membatasi kemampuan UMKM untuk
mencapai pasar yang lebih luas dan meningkatkan efisiensi operasional mereka.
Persaingan yang Ketat: UMKM sering kali menghadapi persaingan yang ketat dari perusahaan besar dan UMKM
lainnya. Perusahaan besar memiliki keunggulan dalam hal skala produksi, pasokan sumber daya, dan jaringan distribusi yang
lebih luas. UMKM harus mencari cara untuk membedakan diri mereka dari pesaing dan menjaga daya saing.
Dalam rangka untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan UMKM, pemerintah biasanya memberikan bantuan
dan insentif, termasuk pinjaman dengan suku bunga rendah, pelatihan dan pendidikan, akses ke pasar ekspor, dan fasilitas
infrastruktur yang ditingkatkan. Pemerintah juga sering kali mengadopsi kebijakan untuk membangun ekosistem inovasi yang
mendukung perkembangan UMKM, seperti penciptaan inkubator bisnis dan akses mudah terhadap pengetahuan dan teknologi.
UMKM memainkan peran yang penting dalam perekonomian karena mereka merupakan sumber daya yang tak
tergantikan dalam menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif. Mereka juga mendorong
perubahan yang positif dalam komunitas lokal dengan berkontribusi pada pembangunan sosial dan ekonomi secara
berkelanjutan. Oleh karena itu, dukungan untuk UMKM dan perkembangan mereka harus menjadi prioritas utama dalam
kebijakan ekonomi suatu negara.
Berdasarkan data dari kementrian dan usaha dan menegah (kemenkop UMKM) pada bulan maret 2021, kontribusi
UMKM PBD sebesar 61,07% atau senilai Rp 8.573,89 triliun. Untuk mendukung potensi UMKM, perlu adanya dukungan dan
sinergi yang kuat dari berbagai sektor. Serta kontribusi UMKM terhadap produkdomestik bruto (PBD) indonesi hampir 61%
dan menyrap sebanyak 97% tenaga kerja. Ujarny pada Maybank Indonesia Economic Outlook 2023 diJakarta, Rabu
(15/3/2023).
Berarti UM KMl turut serta membantu meringankan beban pemerintah dalam upaya m e n g e n t a s k a n
kemiskinan karena dapat menyediakan lapangan pekerjaan untuk rakyat yang berefek pada peningkatan

ALIF: Sharia Economics Journal


https://doi.org/10.37010/alif.v1i1.xxx | 3

perekonomian rakyat, menjadi altematif pasar bagi kelompok berdaya beli rendah, serta merupakan lumbun g
pemungutan. zakat (Rosalinda, Abdullah. & Fadli, 2021).
Defi ni si m engenai bi sni s banyak dikemukan oleh ahli-ahli dari bidang ekonomi syariah. Bisnis merupakan
suatu istilah untuk menjelaskan segala aktivitas berbagai institusi dari yang menghasilkan barang dan jasa yang diperlukan
untuk kehidupan masyarakat seharihari (Manullang, 2002 : 8). Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2008, jenis bisnis berdasarkan
Skala usahanya dibagi menjadi usaha mikro, kecil, menengah, dan besar.
U s a h a m i k r o a d a l a h u s a h a y a n g mempunyai kekayaan bersih tidak lebih dari 50 juta rupiah (tidak termasuk
tanah dan bangunan usaha), serta omzet tidak lebih dari 300 juta rupiah per tahunnya. Sedangkan usaha kecil bukan cabang
dari perusahaan yang memiliki kekayaan bersih di atas 50 juta rupiah (tidak termasuk rumah dan bangunan usaha). Omzet
mulai dari 300 juta rupiah sampai 2,5 miliar rupiah per tahun.
Usaha menengah adalah usaha eknomi produktif yang bukan cabang dari perusahaan yang memiliki kekayaan bersih
lebih dari 500 juta rupiah sampai 10 milyar rupiah (tidak termasuk tanah dan bangunan usaha). Omzet mulai dari 2,5
milyar rupiah sampai 50 milyar rupiah. Terakhir, usaha besar adalah usaha yang di j al ankan ol eh l ebi h dari sat u badan
perusahaan. Penghasilan dan jumlah kekayaan usaha besar lebih besar daripada UMKM dan usaha menengah. Usaha besar
adalah usaha yang memiliki jumlah karyawan lebih dari 100 karyawan. Usaha besar memiliki kekayaan bersih di atas 10
milyar rupiah (tidak termasuk tanah dan bangunan usaha).
D i m a s a p a n d e m i o m z e t U M K M khususnya mengalami penurunan sangat drastis. Keterbatasan ruang
gerak masyarakat karena kondisi tertulamya virus covid-19 maka terbatas pula kegiatan penjualan barang secara konvensional
yakni dengan bertatap muka antara produsen dan konsumen. Penurunan d a y a b e l i m a s y a r a k a t j u g s
m e n j a d i penyebabnya karena banyak pemecatan (PHK) karyawan, pengurangan jam kerja yang berimbas pada
pengurangan gaji, dan hal-hal lain. Kondisi ini menyebabkan banyak perusahaan dan UMKM yang gulung
tikar karena pendapatan operasional tidak mampu menutupi beban operasional belum lagi jika memiliki hutang yang
perlu dicicil.
Saat ini sudah memasuki masa post pandemi, namun jika UMKM tidak melakukan perubahan dalam pola
bisnis maka kondisi krisis ekonomi balk disebabkan oleh pandemi maupun hal lain kemungkinan akan terulang kembali.
Maka UMKM harus merubah strategi bisnisnya misalnya menambah fitur penjualan secara online, membuat pembukuan agar
dapat mengevaluasi kinerja bulanan, dan lain sebagainya.
Atas dasar latas belakang tersebut,saya ingin melakukan pengarahan prinsip bisnis syariah kepada pelaku UMKM di
Citeureup dan sekitarnya. Bisnis Islami dipilih karena mayoritas penduduk Indonesia adalah Muslim begitupun pelaku
UMKM di Citeureup dan sekitarnya. Selain itu Rasulullah saw merupakan teladan dalam berbisnis. Sifatnya y a n g
j u j u r , r a m a h , a m a n a h , d a n a d i l membuatnya menjadi pebisnis yang sukses tanpa harus membohongi para
konsumennya.
Dalam Islam bisnis dapat dipahami sebagai serangkaian aktivitas bisnis dalam berbagai bentuknya yang tidak
dibatasi jumlah (kuantitas) kepemilikan hartanya (barangijasa) termasuk profitnya, namun dibatasi dalam cara perolehan dan
pendayagunaan hartanya (ada aturan halal dan haram) (Yusanto dan Karebet, 2002 18). Selain itu, menurut Zainal (2013)
Kata bisnis dalam A1-Qur'an biasanya yang digunakan al-tijarah, al-bai', tadayantum, dan isytara. Tetapi yang seringkali
digunakan yaitu al-tijarah dan dalam Bahasa arab tijaraha berawal dari kata dasar tajara, tajran wa tijarata,
yang bennakna berdagang at au berniaga. At-tijaratun walmutj ar yaitu perdagangan. perniagaan (menurut kamus Al-
munawwir).
Bisnis merupakan suatu kegiatan yang terhormat di dalam aj aran karena itu cukup banyak ayat Al-Qur'an
dan hadits Nabi yang menyebut dan menj elaskan norma-norma bisnis. Sesuai dengan hadits Nabi SAW mengatakan,
"Hendaklah kamu berdagang, karena di dalamnya terdapat 90% pintu rezeky" (H.R Ahmad).
Pelaksanaaan Peraturan Syariah tentang Berbisnis di Indonesia telah mendapatkan landasam hukum yang kuat.
Sahli satu sumber hukum bisnis syariah adalah ijtihad ulil amri, dan salah satu hasil ijtihad adalah lahimya peraturan
perundang-undangan. Dalam landasan konstitusional Indonesia yakni UUD 1945 tersirat pedoman pelaksanaan
bisnis secara syariah yaitu pada Pasal 29 Ayat 1 "Negara berdasarkan atas Ketuhanan yang Maha Esa" dan Pasal 29
ayat 2 "Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan b e r i b a d a t
m e n u r u t a g a m a n y a d a n kepercayaannya itu". Hal ini memang tidak tertuju dalam bisnis syariah saj a namun pada
segala aktivitas masyarakat Indonesia hares berdasarkan asas ketuhanan (prinsip syariah).
Dalam menjalankan bisnis perlu syarat yang dijalankan yaitu sebagai berikut : Pertanta, syarat-syarat Agid
(pihak-pihak yang berakad) yakni :
Al'aciid (pihak yang berakad) hams orang yang berakal (tidak boleh gila. mabuk), dan Muinayyiz (bisa
membedakan antara halal dan haram).

Judul Naskah
Nama Penulis 1, Nama Penulis 2, Nama Penulis 3
4 | e-ISSN:

Kedua, syarat-syarat obyek akad (ma' qud ‘alayli) ada 6 hal, yakni : 1. zatnya (barangnya) suci, 2. dapat
dimanfaatkan, 3. kepemilikan agid terhadap barang tersebut, 4. kemampuan untuk menyerah-terimakannya. 5.
Pengetahuan tentang barang tersebut, dan 6. keberadaan barang yang dibeli hams di s eraht erimakan barangnya.
Al-Qur.an menjelaskan tentang konsep bisnis dengan beberapa kata yang diantaranya adalah kata: al Tijarah
(berdagang, berniaga), al baiu (menjual), dan tadayantum (muamalah). Al-Tij arab dari kata dasar tajir, tajara. tajaratan
wal tajiratan yang memiliki makna dagang, berniaga. Kata tij arah dalam AlQui•an dapat ditemui dalam QS. An Nisa: 29 yang
artinya "Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil
(tidak benar), kecuali dalam perdagangan yang berlaku atas dasar suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu
membunuh dirimu. Sungguh. Allah Maha Penyayang kepadamu." Juga seruan agar tidak dilalaikan dalam mengingat Allah
swt oleh perdagangan yaitu QS. An Nur: 37 artinya "Orang yang tidak dilalaikan oleh perdagangan dan jual beli dari
mengingat Allah, melaksanakan salat, dan menunaikan zakat. Mereka takut kepada hari ketika hati dan penglihatan
menjadi guncang (hari Kiamat)."
Rasulullah saw merupakan pedagang ulung yang sejak kecil sudah melakukan perdagangan bersama
keluarganya. Saat remaja, Rasulullah berdagang bersama As-Saib bin Abus-Saib yang merupakan rekanan terbaik.
tidak pernah saling curang dan saling berselisih. Al Mubarakfury menyebutkan, dalam berdagang, nabs dikenal dengan
setinggitingginya nilai amanah, nilai kejujuran, dan sikap menjaga kehormatan diri, hingga diberi gelar al-Amin. Rasulullah
pun telah terlibat dalam perdagangan internasional sejak remaja. Di usia 17 tahun, Muhammad telah memimpin sebuah
ekspedisi perdagangan ke luar negeri. Afzalur Rahman dalam buku Muhammad A Trader menyebutkan, reputasi Rasulullah
dalam dunia bisnis demikian bagus. sehingga dia dikenal luas di Yaman, Syiria. Yordania, Irak, Basrah. dan kota-kota
perdagangan lainnya di jazirah Arab. Afzalur Rahman juga mencatat, dalam ekspedisi perdagangannya Muhammad telah
mengarungi 17 negara ketika itu, sebuah aktivitas perdagangan yang luar biasa.
Salah satu langkah alternatif yang dapat ditempuh oleh pelaku UMKM juga tidak lagi berjuala n melalui ta tap
inuka dengan pelanggan, akan tetapi dengan berjualan secara online dengan memasarkan produknya di social media
(facebook, instagram, twitter, tiktok, dan lain sebagainya). Tidak bisa dipungkiri bahwa belanja online menjadi pilihan °tell
banyak konsumen untuk memperoleh barang yang diinginkan tanpa menggunakan banyak waktu dan tenaga,
adanya kemudahan dalam melakukan transaksi dengan harga cukup bersaing dan kualitas barang yang
bagus.
Pergeseran gaga belanja masyarakat ini, ditandai juga dengan pertumbuhan marketplace e-conunerce yang
tersedia (Wahyuni. dkk., 2018).
Kelebihan yang dimiliki oleh marketplace adalah konsumen dapat melakukan komunikasi dan tawar menawar
dengan penjual sama halnya seperti di pasar konvensional. Menurut Yustiani dan Yunanto. (2017) marketplace dapat
enurangi beban biaya operasional dan biaya promosi perusahaan. Namun diantara kekeuangannya adalah perang harga
dan sulit untuk memembuat citra perusahaan terutama pemain bare (Kalsum, 2022).
Marketplace syariah mengacu pada Al-Qur'an dan hadits dimana diantaranya hares menyediakan produk dan jasa
yang legal dan halal, harga yang adil, dan iklan dimana konsumen mendapatkan hak terkait keakuratan informasi produk
yang dipromosikan tersebut (Hasanah dan Sari, 2021). Beberapa karakter Nabi Muhanunad yang dapat dijadikan contoh dalam
melakukan bisnis, antara lain (Antonio M. S., 2011):
Jujur. Kejujuran merupakan hal terpenting dalam melakukan transaksi jual beli. Hal ini b e r k a i t a n d e n g a n
h a d i t s N a b i y a n g d i r i w a y a t k a n o l e h t h n u M a j a h , dibenarkan seorang muslim menjual barang yang
mempunyai aib kecuali is menj elaskan aibnya". Tidak membeda-bedakan konsumen. Dalam hal ini. seluruh konsumen
mengetahui segala informasi mengenai keadaan barang dan kualitasnya. Ramah. Keramahan mendekatkan hubungan antara
pedagang dan konsumen. Sebagaitnana claim sabda Nabi "Allah merahmati seseorang yang ramah dan toleran dalam berbisnis"
(H.R. Al Bukhari). Cakap. Seorang pengusaha hams memiliki kemampuan dalam pengetahuan mengenai barang yang akan
dijual. Hal ini ditujukan agar konsumen mendapatkan kepuasan dari informasi yang disampaikan oleh penjual.
Rasulullah SAW bersabda, "Pekerjaan yang paling baik adalah jual beli yang menepati syariat dan pekerjaan
seseorang dengan tangannya sendiri" (H.R. Ahmad dan At Tabrani). Senang membantu pelanggan. Berbisnis
dalam Islam bukan hanya mencari keuntungan, tetapi juga berorientasi pada sikap ta'awun (sating tolong menolong)..
Menjaga hak-hak konsumen. Dalam menjaga kepercayaan konsumen, Rasulullah memberikan hak-hak konsumennya, seperti hak
memilih dan menentukan. keputusan. Seperti sabda Rasulullah SAW "kedua belch pihak dalam transaksi perdagangan
berhak membatalkan transaksi selama mereka belum berpisah. Jika mereka berkata benar dan menjelaskan segala
sesuatunya dengan jernih. transaksi mereka akan mendapatkan berkah. Tapi jika mereka menyembunyikan sesuatu dan
berdusta, berkah yang ada dalam transaksi mereka akan terhapus" (H.R. Al Bukhari). Tidak menjelekkan bisnis orang
lain. Demi untuk mendapatkan pelanggan, ada pihak yang menggunakan cam dengan menjelekkan pesaing agar
konsumen berpindah kepadanya. Namun sikap seperti dapat menjadi bumerang. yang akibatnya konsumen tidak

ALIF: Sharia Economics Journal


https://doi.org/10.37010/alif.v1i1.xxx | 5

memiliki respek terhadapnya. Rasulullah bersabda "Jan.ganlah seseorang di antara kalian menjual dengan maksud
untuk menjelekkan apa yang dijual oleh orang lain" (Muttafaq cAlaih). Zakat berasal dari kata zaka, artinya tumbuh
dengan subur. Dalam kitab kitab hukum Islam, perkataan zakat itu diartikan dengan suci, tumbuh. dan berkembang serta
berkah. Dan jika pengertian itu dihubungkan dengan harta, maka menurut aj aran Islam. harta yang dizakati itu akan tumbuh
dan berkembang. bertambah karena suci dan berkah(membawa kebaikan bagi kehidupan). Sedangkan infak
adalah membelanj akan, secara terminologi artinya mengeluarkan harta karena taat clan patuh kepada Allah swt dan
menurut kebiasaan yaitu untuk memenuhi kebutuhan. Pengeluaran infak dapat dilakukan oleh seorang muslim sebagai rasa
syukur ketika menerima rezeki dari Allah dengan jumlah sesuai kerelaan dan kehendak muslim tersebut.
Sedekah adalah segala pemberian atau kegiatan untuk mengliarap pahala dari Allah swt. Sedekah memiliki
dimensi yang lebih leas dari infak karena sedekah memiliki 3 pengertian utama yaitu: Pemberian kepada fakir miskin yang
membutuhkan tanpa mengharapkan imbalan (bersifat sunnah) pandangan syariah} seperti memberikan senyum
Urgensiihikmah memberikan ZIS Sebagai perwujudan dari keimanan kepada Allah swt dan keyakinan akan kebenaran
aj aranNya, Perwujudan syukur nikmat (baik nikmat materi maupun immateri), Meminimalisir sifat kikir, materialistik,
egoistik, dan hanya mementingkan diri sendiri, Membersihkari, mensucikan, dan membuat ketenang an jiwa mu zakki, Sebagai
perwujudan kasih sayang kepada sesama manusia sehingga membuat hilangnya rasa dengki clan iri hati dari kalangan
mustahik, Sebagai cumber dana pembangunan sarana dan prasarana yang hams dimiliki umat Islam (sarana pendidikan,
ekonomi, ibadah), Meningkatkan kesejahteraan umat, Memotivasi kaum muslimin untuk memiliki etos kenja
yang .meningkat dari waktu ke waktu agar tidak hanya dapat memenuhi kebutuhan hidup tapi juga dapat memberikan kepada
orang lain yang membutuhkan
Anjuran tentang berzakat dalani ayat hadits Rasul : Rasulullah bersabda: "Orang pemurah itu dekat dengan Allah, dekat
dengan manusia, dekat dengan surga, dan jauh dari neraka Orang yang bodoh tapi pemurah lebih dicintai Allah
dibandingkan ahli ibadah tapi bakhil (kikir)" Rasulullah bersabda: "Ya Allah berilah orang yang berinfaq itu pengganti, dan
orang yang m enahan di ri (dari i nfaki sedekah) it u keh an curan". Rasulullah bersabda: "Bersihkanlah hartamu dengan
zakat dan obatilah sakit kalian dengan bershodaqoh, dan tolaklah oleh mu bencanabencana itu dengan doa"

METODE

Metode pelaksanaan kegiatan pengerahan penerapan prinsip ekonomi syariah dalam pengembangan UMKM
kepada masyarakat dilakukan dengan observasi langsung ke tempat usaha UMKM yaitu didesa Karang Asem Barat
Kecamatan Citeureuo. Dengan melaksanakan observasi maka saya dapat melihat langsung proses
tersebut. Sehingga saya dan pelaku UMKM dapat berdiskusi terkait kesulitan yang dihadapi UMKM sehingga tim PKM
dapat memberikan arahan dan masukan guna pertumbuhan kinerja di kemudian hari.
Kegiatan ini dilakukan selama sebulan kurang Juli 2023. Dengan urutan :

1. Penerapan kepada UMKM Toko Mainan


Lokasi : Jalan Pahlawan Citeureup - Bogor
Hari/Tanggal : Jum’at, 28 Juli 2023
Pukul : 13 .00-14.00 WIB
Pembahasan : Sosialisasi dengan tujuan diskusi memahami prinsip ekonomi islam dan
cara pejualan sambil dilakukan tanya jawab.
Peserta : satu orang owner dan pegawai UMKM Toko mainan

2. Penerapan Kepada UMKM warung kopi


Lokasi : Kp.Kaum Rt01/Rw01, desa Karang Asem Barat, kecamatan Citeuteup
HarilTanggal : Minggu, 30 Juli 2023
Pukul : 10.30-12 .00 WII3
Pembahasan : Sosialisasi dangan tujuan diskusi memabahas tentang prinsip ekonomi islam dalam
pengembangan Usaha Mikro dan Menengah disertai tanya jawab dan diskusi
Peserta : Dua orang owner Warung kopi Maknopi

Judul Naskah
Nama Penulis 1, Nama Penulis 2, Nama Penulis 3
6 | e-ISSN:

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil
Hasil dikunjungan awal saya, Toko Mainan usaha perdagangan mainan preloved secara online di
market place. W a r k o p ( w a r u n g k o pi ) b e r j e n i s j a s a u s a ha m i n u m a n d a n m a k a na n y a n g
b e r t e m p a t s e b a g a i a t a u s e l ur u h b a n g u na n p e r m a n e n a t a u s e m i p e r m a n e n, di l e n g ka p i d e n g a n
p e r a l a t a n d a n p e r l e n g k a pa n u nt u k p r os e s pe m b u a t a n , p e n y i m p a n a n, p e n y a j i a n, da n
p e nj u a l a n m i n u m a n a t a u m a k a n a n b a g i u m um d i t e m pa t u s a h a n y a k e c u a l i m i n um a n
a l k o h o l . Kedua UMKM ini sudah melakukan hal sesuai ajaran Islam yaitu jujur, transparan, amanah. dan adil,
serta m e n g g u n a k a n a k a d ( m u r a b a h a h d a n mudharabah). Namun pada Toko MAINAN masih ada
penjualan barang lain yang dilakukan secara drop ship. Hal ini kurang sesuai dengan ajaran Islam di mana rukun
akad murabahah bisa dilakukan jika barang dagangan milik penjual secara utuh.
eM

Tabel 1. Hasil Statistik Deskriptif Toko Maenan EM


No. Produk yang terjual Nilai
1 Mobil – mobilan 6,56
2 Berbie 6,78
3 Senapan 6,85
4 Puzle 1,2
5 Varians 1,44
Sumber: Diolah (July, 2023)

Tabel 1. Hasil Statistik Deskriptif Warung Kopi


No. Produk yang terjual Nilai
1 Kopi 5,56
2 Gorengan 5,78
3 Mie Rebus 4,85
4 Snack 3,2
5 Varians 2,44
Sumber: Diolah (July, 2023)

Gambar Lokasi Warung Kopi

ALIF: Sharia Economics Journal


https://doi.org/10.37010/alif.v1i1.xxx | 7

Majukan UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) Kecamatan Citeureup bekerjasama dengan
Forum UMKM dan Online. Hal tersebut seperti penjelasan dari Ketua Forum UMKM Kecamatan
Jonggol Yana Rebele mengatakan, diera perkembanga teknologi saat ini, tentunya pemapatan dunia
digital untuk kepentingan bisnis kian populer. Maka dengan berkembangnya jual beli dapat dilakukan
dengan gengaman tangan. Para pelaku usaha dapat menjual produknya melalui penjualan sistem online.
“Dengan begitu untuk menghadapi era modern UMKM yang ada di wilayah Kecamatan Citeureup
ini. Diajarkan bisa memanfaatkan sistem penjualan melalui situs online,” ujarnya saat ditemui
bogorOnline.com di lokasi.
Sambung Yana menambahkan, adanya pelatihan penjulan produk usaha kecil melalui sistem
online. Dimana para pelaku usaha dapat mempromosikan produknya hanya melalui gegaman. Agar
dapat mempromosikan produknya dengan sekali ketik. Sehingga produk yang dibuat dapat dilihat dan
bisa jadi diminati. Dan pihaknya berharap pelatihan ini benar benar dapat dipelajari dengan
kesungguhan.
“Sehingga ilmunya dapat dimanfaatkan,” ujarnya saat ditemui bogorOnline.com di kantor
kecamatan Citeureup.
Sementara salah satu pelaku UMKM yang sudah menjalankan usahanya melalui situs online
Aning menambahkan, dirinya sudah dapat menjual produk sampai puluhan juta rupiah, melalui situs
online.
“Tapi semua itu perlu tekun dan sabar dan jangan malu belajar,” katanya

Pembahasan
Diciteureup merupakan salah satu daerah di Indonesia yang banyak memiliki Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah (UMKM). Dalam hal ini, terdapat beberapa permasalahan yang dialami oleh UMKM di Citeureup, seperti:
Akses Terbatas terhadap Modal dan Pembiayaan: UMKM di Citeureup sering menghadapi kesulitan dalam
mendapatkan modal dan pembiayaan. Bank dan lembaga keuangan seringkali enggan memberikan pinjaman kepada
UMKM di daerah ini karena dianggap memiliki risiko yang tinggi. Keterbatasan modal dan pembiayaan ini
menghambat UMKM untuk mengembangkan usaha mereka atau menghadapi kejadian tak terduga.
Kurangnya Pendidikan dan Pelatihan: Banyak pemilik UMKM di Citeureup tidak memiliki pengetahuan dan
keterampilan yang memadai dalam mengelola usaha mereka. Kurangnya pendidikan dan pelatihan yang relevan
mengenai manajemen usaha, pemasaran, dan keuangan sering kali menjadi hambatan dalam mengembangkan dan
meningkatkan operasional UMKM.
Infrastruktur yang Terbatas: Infrastruktur yang terbatas, seperti akses transportasi yang buruk, kualitas listrik
yang tidak stabil, dan kurangnya akses terhadap teknologi informasi, menjadi kendala bagi UMKM di Citeureup. Hal
ini membuat sulit bagi UMKM untuk mencapai pasar yang lebih luas dan meningkatkan efisiensi operasional mereka.
Persaingan yang Ketat: UMKM di Citeureup juga menghadapi persaingan yang ketat baik dari perusahaan besar
maupun UMKM lainnya. Persaingan ini bisa mengakibatkan penurunan omset dan keuntungan serta menghambat
perkembangan UMKM lokal.
Kurangnya Akses ke Pasar Ekspor: UMKM di Citeureup seringkali mendapatkan akses terbatas ke pasar ekspor.
Hal ini disebabkan oleh kurangnya pengetahuan, keterampilan, dan jaringan yang diperlukan untuk memperluas pasar
di luar daerah tersebut. Keterbatasan ini menghambat UMKM di Citeureup untuk meningkatkan potensi dan
pendapatan mereka melalui pasar ekspor.
Untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi UMKM di Citeureup, beberapa langkah yang dapat dilakukan
antara lain:
Meningkatkan Akses terhadap Modal dan Pembiayaan: Pemerintah, bank, dan lembaga keuangan dapat
memberikan bantuan dan insentif dalam hal pinjaman dengan suku bunga rendah atau program pembiayaan khusus
untuk UMKM di Citeureup. Pendampingan dan pelatihan juga dapat diberikan kepada UMKM untuk mempersiapkan
mereka dalam mengajukan pinjaman.
Meningkatkan Pendidikan dan Pelatihan: Pemerintah, lembaga pendidikan, dan organisasi bisnis harus bekerja
sama untuk menyediakan pendidikan dan pelatihan yang relevan bagi pemilik UMKM di Citeureup. Pelatihan yang
diberikan harus mencakup manajemen usaha, pemasaran, keuangan, dan keterampilan teknis lainnya.
Perbaikan Infrastruktur: Pemerintah daerah harus meningkatkan infrastruktur di Citeureup, termasuk
transportasi, pasokan listrik yang stabil, dan akses ke teknologi informasi yang lebih baik. Dengan adanya infrastruktur
yang memadai, UMKM di Citeureup dapat lebih efisien dalam operasional mereka dan dapat menjangkau pasar yang
lebih luas.
Meningkatkan Daya Saing: UMKM di Citeureup perlu memperkuat daya saing mereka melalui inovasi produk,
peningkatan kualitas, pemasaran yang efektif, dan diferensiasi dari pesaing. Pemerintah dan organisasi bisnis dapat

Judul Naskah
Nama Penulis 1, Nama Penulis 2, Nama Penulis 3
8 | e-ISSN:

memberikan bimbingan dan dukungan dalam hal pengembangan strategi pemasaran yang efektif dan pengembangan
produk unggulan.
Memperluas Akses ke Pasar Ekspor: Untuk membantu UMKM di Citeureup memperluas pasar mereka,
pemerintah dan lembaga terkait harus memberikan dukungan dan fasilitas. Hal ini termasuk pelatihan dalam
perdagangan internasional, akses ke informasi pasar, dan jaringan yang dapat membantu UMKM menjalin hubungan
dengan pelanggan potensial di luar daerah.
Dengan melakukan langkah-langkah ini, diharapkan UMKM di Citeureup dapat mengatasi permasalahan yang
dihadapi dan mengembangkan usaha mereka secara berkelanjutan.
UMKM seharusnya mendapatkan perhatian lebih baik dari pemerintah maupun akademisi. Ka re n a de ng an
ad an ya ke se j a ht er a an m asyarakat m enengah ke bawah dapat meningkat. Pendampingan bisnis UMKM
secara Islami harus terus dilakukan secara berkelanjutan peningkatan kinerja usaha mereka. Saat melakukan kumjumhan
awal kepada UMKM Toko Mainan dan Warung Kopi saya dapti bahwa masih ada transaksi bisnis yang belum sesui syariah
yaitu metode drop ship, juga kekurang tahuan dan pham akan prinsip-prinsip ekomi islam dalam pengembangan usaha mikro
dan menegah.

7
6
5
4 anak 1 tahun
3 anak 3 tahun
2 anak 5 tahun
1
0 anak 5 tahun
Mobil anak 3 tahun
Bebie Senapan anak 1 tahun
Mobilan Puzzl Varians

Grafik Toko Maenan

5
4.5
4
3.5
3 Dewasa
2.5 Orang tua
2 Varians
1.5
1
0.5
0
Kopi Gorengan Mie Rebus Snack Varians

Grafik Warung Kopi

PENUTUP

Kesimpulan Dalam artikel ini, telah dijelaskan penerapan prinsip-prinsip ekonomi Islam dalam
pemengembangan UMKM. Prinsip-prinsip seperti keadilan, keberlanjutan, kerjasama, dan tanggung
jawab sosial dapat menjadi pedoman dalam membangun dan mengembangkan usaha mikro dan
menengah yang sesuai dengan ajaran agama Islam. Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini, diharapkan
UMKM dapat memberikan kontribusi yang lebih besar dalam pembangunan ekonomi yang
berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara luas.
Dalam hal ini, terdapat beberapa permasalahan yang dialami oleh UMKM di Citeureup, seperti Akses Terbatas
terhadap Modal dan Pembiayaan: UMKM di Citeureup sering menghadapi kesulitan dalam mendapatkan modal dan

ALIF: Sharia Economics Journal


https://doi.org/10.37010/alif.v1i1.xxx | 9

pembiayaan. Bank dan lembaga keuangan seringkali enggan memberikan pinjaman kepada UMKM di daerah ini karena
dianggap memiliki risiko yang tinggi. Keterbatasan modal dan pembiayaan ini menghambat UMKM untuk mengembangkan
usaha mereka atau menghadapi kejadian tak terduga. Kurangnya Pendidikan dan Pelatihan Banyak pemilik UMKM di
Citeureup tidak memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai dalam mengelola usaha mereka. Kurangnya
pendidikan dan pelatihan yang relevan mengenai manajemen usaha, pemasaran, dan keuangan sering kali menjadi hambatan
dalam mengembangkan dan meningkatkan operasional UMKM. Infrastruktur yang Terbatas Infrastruktur yang terbatas,
seperti akses transportasi yang buruk, kualitas listrik yang tidak stabil, dan kurangnya akses terhadap teknologi informasi,
menjadi kendala bagi UMKM di Citeureup. Hal ini membuat sulit bagi UMKM untuk mencapai pasar yang lebih luas dan
meningkatkan efisiensi operasional mereka. Persaingan yang Ketat UMKM di Citeureup juga menghadapi persaingan yang
ketat baik dari perusahaan besar maupun UMKM lainnya. Persaingan ini bisa mengakibatkan penurunan omset dan
keuntungan serta menghambat perkembangan UMKM lokal. Kurangnya Akses ke Pasar Ekspor UMKM di Citeureup
seringkali mendapatkan akses terbatas ke pasar ekspor. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pengetahuan, keterampilan, dan
jaringan yang diperlukan untuk memperluas pasar di luar daerah tersebut. Keterbatasan ini menghambat UMKM di
Citeureup untuk meningkatkan potensi dan pendapatan mereka melalui pasar ekspor. Untuk mengatasi permasalahan yang
dihadapi UMKM di Citeureup, beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain :
Meningkatkan Akses terhadap Modal dan Pembiayaan: Pemerintah, bank, dan lembaga keuangan dapat memberikan
bantuan dan insentif dalam hal pinjaman dengan suku bunga rendah atau program pembiayaan khusus untuk UMKM di
Citeureup. Pendampingan dan pelatihan juga dapat diberikan kepada UMKM untuk mempersiapkan mereka dalam
mengajukan pinjaman. Meningkatkan Pendidikan dan Pelatihan: Pemerintah, lembaga pendidikan, dan organisasi bisnis
harus bekerja sama untuk menyediakan pendidikan dan pelatihan yang relevan bagi pemilik UMKM di Citeureup. Pelatihan
yang diberikan harus mencakup manajemen usaha, pemasaran, keuangan, dan keterampilan teknis lainnya.
Perbaikan Infrastruktur: Pemerintah daerah harus meningkatkan infrastruktur di Citeureup, termasuk transportasi,
pasokan listrik yang stabil, dan akses ke teknologi informasi yang lebih baik. Dengan adanya infrastruktur yang memadai,
UMKM di Citeureup dapat lebih efisien dalam operasional mereka dan dapat menjangkau pasar yang lebih luas.
Meningkatkan Daya Saing: UMKM di Citeureup perlu memperkuat daya saing mereka melalui inovasi produk, peningkatan
kualitas, pemasaran yang efektif, dan diferensiasi dari pesaing. Pemerintah dan organisasi bisnis dapat memberikan
bimbingan dan dukungan dalam hal pengembangan strategi pemasaran yang efektif dan pengembangan produk unggulan.
Memperluas Akses ke Pasar Ekspor untuk membantu UMKM di Citeureup memperluas pasar mereka, pemerintah
dan lembaga terkait harus memberikan dukungan dan fasilitas. Hal ini termasuk pelatihan dalam perdagangan internasional,
akses ke informasi pasar, dan jaringan yang dapat membantu UMKM menjalin hubungan dengan pelanggan potensial di luar
daerah.

DAFTAR PUSTAKA
Al Quran dan Hadits
Andriatie, Noor Hastuti. 2020. "Pernanfaatan E-Commerce Dal am Upaya Meningkatkan Penjualan Bunga Hias
Komunitas Lestari Cyclop di Jayapura". The Community Engagement Journal, Vol 3 No 2, Juni 2020
Apriadi. Deni dan Saputra, A. Y., 2017. E-Commerce Berbasis Marketplace Dalam U p a y a M e m p e r s i n g k a t
D i s t r i b u s i Penjualan Hasil Pertanian. Jurnal RESIT Vol. 1 No. 2. Lubuklinggau: STMIK Bina Nusantara
Jaya.
Rosalinda, M., Abdullah, & Fadli. (2021). P e n g a u r u h P e n g e t a h u a n Z a k a t , Pendapatan Dan Kepercayaan
Muzakki Terhadap Minat Pelaku UMK1v1 Untuk Membayar Zakat Niaga Di Organisasi Pengelola Zakat
Kota Bengkulu. Jurnal Akuntansi Universitas Bengkulu Vol 11 no 1, 67-80.
Rosita, Ayu, (2018), Persepsi Risiko, Terhadap Kepuasan. Melalui Kepercayaan. Dalam E-Marketplace, Jumal Ekobis
Dewantara Vol. 1 No. 11 November
Simarmata, Mervyn Yudikaputra dkk., 2021, Mediasi Kepercayaan Konsumen Pada Hubungan Kualitas Produk Dan
Persepsi Risiko Terhadap Keputusan Pembelian Di Marketplace (Survey pada Mahasiswa Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa), Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Tirtayasa (JRBMT), Vol. 5 No. 1,2021
hh. 33-47 e-ISSN: 2599-0837.
Sirclo. 2020. "Junilah Pengguna E-Commerce Indonesia di Tahun 2020 Meningk_at Pesat". https ://www.s irclo. c on-
1j uml ah-pengguna-e-c ommerce-indon esia -ditahun-2020-meningkat-p es at/ . Di aks es tanggal 5 Juni 2021.
Wahyuni, Nuraida, dkk., (2018), Pengenalan D a n P e m a n f a a t a n M a r k e t p l a c e E - Commerce Untuk Pelaku Ukm
Wilayah Cilegon, Jurnal Dinamika, Fakultas T e k n i k , J u r u s a n T e k n i k I n d u s t r i , Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa
www. ekon . go .i d. (2022). Kemenko P e r e k o n o n l i a n L u n c u r k a n U n i t Penguinpul Zakat, Dukung
Peinulihan Ekonorni dan Inklusi Keuangan Syariah. Jakarta: Kementrian Koordinator Bidang Perekonomian
RI.
Ahmad, Sumiyanto,BMT Menuju Koperasi Modern, Solo: ISES Publishing, 2008 al-Baqi’, Muhammad Fu’ad,Mu’jam al-
Mufaras al-Fad al-Qur’an al-Karim, t.t, Dar al-Fikr.
Amalia,Euis, “Keadilan Distributif Dalam Ekonomi Islam Penguatan Peran LKM dan UKM di Indonesia”, Jakarta: Rajawali,
2009.
Arifin, Zainul,Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah, Jakarta: Pustaka Alvabet,Cet.4, Mei 2006.

Judul Naskah
Nama Penulis 1, Nama Penulis 2, Nama Penulis 3
10 | e-ISSN:

Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, Edisi Revisi V, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006
Buku Agenda Pengelola KJKSBMT bina Ummat Sejahtera2013.Buku Diktat Basic Training Level 1 KJKSBMT Bina
Ummat Sejahtera.
Eljunusi Rahman, “Implementasi Balanced Scorecard Pada Lembaga Keuangan Micro Syari’ah Baitulmal Wat Tamwil Kota
Semarang”, Semarang:2006
Heri, Sudarsono, “Bank dan Lembaga Keuangan Syariah” , Yogyakarta: CV. Adipura ,2003
Huda,Nurul,MohamadHeykal, ”Lembaga Keuangan Islam Tinjauan Teoretis dan Praktis”, Jakarta: Kencana, 2010.
Iwantono,Sutrisno, “Kiat Sukses Berwirausaha Strategi Baru Mengelola Usaha Kecil dan Menengah”, Jakarta: PT Grasindo,
2002.
Malik, Hatta Abdul, Jurnal Dimas, Pemikiran Agama untuk Pemberdayaan, LPM IAIN Walisongo, Semarang 2012.
Maryana, Siti,Pelayanan Jasa Syariah Pada KJKSBMT BUS Cabang Sumber, 2013. Td.
Moleong, Lexy J.,Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006
Muhammad, Lembaga-Lembaga Keuangan Umat Kontemporer, Yogyakarta: UII Press, 2000.
_________, “Bank Syariah Problem dan Prospek Perkembangan di Indonesia”, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005.
Nazir. M, Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988 Partanto, Pius A, M. DahlanYacub Al Barry kamus Ilmiah
Populer ,Yogyakarta: Arkola 2001.
Ridwan, Muhammad,Manajemen Baitul Maal Wa Tamwil, Yogyakarta: UII Press, 2004.
Sudarsono,Heri, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Yogyakarta: Ekonisia, 2003.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta,2009
Sumadiningrat, Gunawan,Membangun Perekonomian Rakyat, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998.

ALIF: Sharia Economics Journal

Anda mungkin juga menyukai