Pendahuluan Davit
Pendahuluan Davit
PENDAHULUAN
1
2
dengan prosedur. Keadaan sekarang ini banyak pihak pengguna jasa baik
pengirim maupun penerima barang yang kecewa dengan pelayanan jasa
bongkar muat barang karena banyaknya resiko yang timbul terhadap barang
yang dikirim oleh pengguna jasa, sehingga mengakibatkan kerugian. Oleh
sebab itu harus ada kejelasan tanggung jawab dari perusahaan bongkar muat
Untuk pengoptimalan pelayanan yang baik, maka perusahaan di tuntut
untuk mencapai produktivitas yang tinggi dan untuk memenuhi standar yang
telah di tetapkan perusahaan, maka perlu di buatkan suatu prosedur
penanganan mengenai proses bongkar muat untuk mempermudah dan
mengefisienkan proses pemuatan di pelabuhan. Dalam hal ini perusahaan
bongkar muat merupakan peran utama dalam bidang bongkar muat, sangat
berperan besar dalam menunjang kebutuhan kegiatan bongkar muat untuk
menangani seperti muatan Clinker, Batubara dan Gypsum natural.
Adapun alasan pemilihan sumber penulisan tentang peran perusahaan
bongkar muat karena perlunya kebutuhan bongkar muat dalam kelancaran
arus barang dalam perdaganagan niaga. Salah satu kapal yang mengangkut
muatan Clinker adalah MV. Worldera 6. Maka dari itu penulis akan
membahas “PROSES PEMUATAN SEMEN CLINKER OLEH PT.
VARIA USAHA BAHARI PADA KAPAL MV. WORLDERA 6 DI
PELABUHAN KHUSUS PT. SEMEN INDONESIA TUBAN”.
BAB 1 : PENDAHULUAN
Dalam hal ini menjelaskan tentang latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penulisan, serta sistematika
penulisan.
BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA
Berisi tentang teori yang digunakan dalam penyususnan karya
tulis. Baik teori yang berasal dari buku, jurnal ilmiah maupun
media cetak online.
BAB 3 : METODE PENGUMPULAN DATA
Dalam bab ini penulis menguraikan teknik-teknik pengumpulan
data dalam mendukung keberhasilan penyusunan karya tulis.
Sumber dalam memperoleh data-data juga dijelaskan secara
terperinci dalam sub-bab ini
BAB 4 : PEMBAHASAN DAN HASIL
Dalam bab ini berisikan tentang deskripsi objek pengamatan yaitu
PT. Varia Usaha Bahari Cabang Tuban dan hasil pembahasan atas
5 rumusan masalah yang di ambil penulis mengenai penanganan
pemuatan Clinker oleh perusahan bongkar muat PT. Varia Usaha
Bahari Cabang Tuban di kapal MV. Worldera 6 di Pelabuhan
Khusus PT. Semen Indonesia Tuban.
BAB 5 : PENUTUP
Bab ini berisi tentang jawaban dari tujuan dan merupakan inti dari
pembahasan pengamatan atau kesimpulan serta saran. Ditunjukan
kepada perusahaan atau tempat pengambilan data.
DAFTAR PUSTAKA
Dalam lembar ini terdapat berbagai sumber-sumber yang
membantu penulis dalam penulisan karya tulis.
LAMPIRAN
Dalam hal ini lampiran berisi dokumen tambahan yang
ditambahkan (dilampirkan) ke dalam karya tulis ilmiah ini.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
6
7
dilaksanakan melalui empat tahapan, yakni operasi kapal (ship operation), operasi
dermaga (quey transfer operation), operasi gudang dan lapangan (storage
operation), dan operasi penyerahan dan penerimaan barang (delivery and receive
operation).
1. Stevedoring
a. Stevedore adalah pelaksana penyusun rencana dan pengendalian kegiatan
bongkar/muat di atas kapal.
b. Chief Tally Clerk adalah penyusun rencana pelaksana dan pengendali
perhitungan fisik, pencatatan dan survei kondisi barang pada setiap
pergerak an bongkar/muat dan dokumentasi serta membuat laporan secara
periodik.
c. Foremen adalah pelaksana dan pengendali kegiatan operasional
bongkar/muat barang dari dan ke kapal sampai ke tempat penumpukan
barang dan sebaliknya serta membuat laporan periodik hasil kegiatan
bongkar muat.
d. Tally Clerk adalah pelaksana yang melakukan kegiatan perhitungan
pencatatan jumlah, merek, dan kondisi setiap gerakan barang berdasarkan
dokumen serta membuat laporan.
e. Mistry adalah pelaksana perbaikan kemasan barang dalam kegiatan
stevedoring, cargodoring, receiving/delivery.
f. Wachman adalah pelaksana keamanan barang pada kegiatan stevedoring,
cargodoring, receiving/delivery.
2. Cargodoring
a. Quay supervisior adalah petugas pengendali kegiatan operasional bongkar
muat barang di dermaga dan mengawasi kondisi barang sampai ke tempat
penimbunan atau sebaliknya.
b. Tally Clerk adalah pelaksana yang melakukan kegiatan perhitungan
pencatatan jumlah, merek, dan kondisi setiap gerakan barang berdasarkan
dokumen serta membuat laporan.
c. Wachman adalah pelaksana keamanan barang pada kegiatan stevedoring,
cargodoring, receiving/delivery.
9
3. Receiving/Delivery
a. Tally Clerk adalah pelaksana yang melakukan kegiatan perhitungan
pencatatan jumlah, merek, dan kondisi setiap gerakan barang berdasarkan
dokumen serta membuat laporan.
b. Mistry adalah pelaksana perbaikan kemasan barang dalam kegiatan
stevedoring, cargodoring, receiving/delivery.
c. Wachman adalah pelaksana keamanan barang pada kegiatan stevedoring,
cargodoring, receiving/delivery.
c. Melepaskan ganco muatan pada sling atau pun jala-jala pada muatan.
d. Kegiatan penyusunan barang/cargo di dalam palka sambil
mengembalikan ganco muatan ke dermaga ataupun di sisi kapal.
2. Kegiatan Operasi pembongkaran muatan (Discharging) melalui proses-proses
sebagai berikut:
a. Persiapan muatan dari dalam palka dan mengkaitkan ganco muatan
b. Mengangkat muatan serta menurunkanya di dermaga atau kendaraan yang
tersedia seperti truck, lorry dan kereta api.
c. Melepaskan sling dari ganco muatan.
d. Pengambilan ganco muatan ke atas kapal, kemudian mengeluarkan
muatan dari sling atau jala-jala.
Dalam pelaksanaan kegiatan bongkar muat aspek-aspek yang
mempengaruhi kinerja meliputi proses kerja dan kondisi pekerjaan, waktu yang
digunakan dan lamanya melaksanakan pekerjaan jumlah barang berupa karung
beras, karyawan harus melihat dahulu kondisi tumpukan barang apakah cukup
aman jika di bongkar sekaligus atau bertahap sesuai dengan peralatan yang
digunakan dalam pembongkaran muatan. Sedangkan karena keterbatasan alat
bongkar muat yang digunakan menyebabkan kegiatan bongkar harus dilakukan
secara bergantian, sehingga meskipun barang yang akan dibongkar sangat darurat,
namun harus menunggu giliranya. Oleh karena itu, dalam mengantisipasi alat
bongkar muat yang tidak memadai karena jumlah yang terbatas maka upaya yang
dilakukan adalah dengan melakukan koordinasi dengan bagian-bagian yang
terkait sehingga peralatan bongkar muat yang ada dapat dilakukan dengan
optimal.
Selain itu tidak sesuainya tempat pelaksanaan bongkar muat disebabkan
karena kondisi yang tidak memadai seperti gudang yang penuh saat pemuatan
barang, jika gudang penuh maka kepala regu behandle melakukan koordinasi
dengan kepala gudang untuk menempatkan barang di gudang yang lain.
11
e. Exchavator
Exchavator adalah alat berat yang dipergunakan untuk memindahkan material.
Dalam proses bongkar muat alat ini berperan dalam proses cleaning
(pembersihan) pada saat muatan dalam palka sedikit atau untuk mempermudah
grab dalam memindahkan mautan.
f. Sling
Sling adalah jerat untuk memuat yang dibuat dari tali kawat baja, gunanya
untuk mengangkut muatan dan alat berat dari palka kapal.
g. Hook Crane
Hook Crane terletak pada ujung sling crane, dan berfungsi untuk dikaitkan
pada beban atau grab.
e. Stowage Plan
Stowage Plan merupakan gambar dari irisan memanjang/penampilan sebuah
kapal dengan muatan yang menjunkan tempat-tempat penyusunan muatan.
f. Draft Survey Sheet
Draft Survey Sheet merupakan dokumen yang berisi draft kapal pada saat
sebelum muatan di bongkar dan setelah muatan di bongkar dari pihak
surveyor owner.
16
17
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu,
dokumentasi ini dapat berbentuk tulisan maupun gambar. Studi dokumentasi
ini diperoleh oleh penulis dari proses penyelesaian pembuatan disbursement
yang ada di PT.Varia Usaha Bahari. Menurut Sugiyono (2019), studi
dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan metode kualitatif.
Bahkan kredibilitas hasil penelitian kualitatif akan semakin tinggi jika
melibatkan atau menggunakan studi dokumen dokumen dalam metode
kualitatif.