Anda di halaman 1dari 32

BAHAN PERTEMUAN

BULAN KEBANGSAAN
“ Panggilan Kebangsaan Untuk Indonesia Damai “

KOMISI KATEKETIK, KITAB SUCI, LITURGI


KEUSKUPAN AGUNG PALEMBANG
2023
PENGANTAR

Saudara saudari umat beriman yang terkasih,


Sinode III Keuskupan Agung Palembang mengamanatkan umat Katolik
untuk semakin mencintai tanah air, kebangsaan, kebhinekaan, dan NKRI.
Sebagai wujud dari amanat itu, bulan Agustus ditetapkan sebagai bulan
kebangsaan. Dengan bulan kebangsaan ini Gereja KAPal mengajak seluruh
umat Katolik untuk mensyukuri anugerah kemerdekaan dan terlibat aktif
dalam darmabakti kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Ungkapan syukur tentu saja tidak sebatas dalam perayaan-perayaan, doa dan
ibadat melainkan juga dengan merefleksikan peran dan keterlibatan kita
dalam hidup berbangsa dan bernegara. Tanpa terkecuali, kita sebagai umat
katolik dipanggil untuk terlibat dalam perayaan penuh syukur itu dengan
terus memperjuangkan nilai-nilai persatuan, persaudaraan sejati, dan
kesejahteraan yang berkeadilan sosial.
Dalam rangka kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-78, pemerintah
mengarahkan gerak bersama seluruh lapisan masyarakat untuk mengisi
kemerdekaan dalam tema: “Terus Melaju Untuk Indonesia Maju.” Umat
Katolik Keuskupan Agung Palembang, yang merupakan bagian tak
terpisahkan dari masyarakat Indonesia yang pluralis, ikut bertanggung jawab
terhadap tercapainya cita-cita bersama menuju Indonesia maju.
Komisi Kerawam dan Komisi Kateketik, Kitab Suci, dan Liturgi KAPal
menyadari bahwa untuk bergerak bersama butuh kesatuan hati, semangat
dan pemahaman yang sama dan benar agar Indonesia maju bisa tercapai.
Dengan tujuan tersebutlah bahan pendalaman iman ini disusun. Bahan
pendalaman ini disarikan dari buku Novena Kebangsaan yang diterbitkan
oleh Kevikepan Yogyakarta Barat tahun 2023. Bahan ini diharapkan bisa
menginspirasi dan menggerakkan umat Katolik, baik di lingkungan,
kelompok kategorial, serta komunitas, untuk duduk bersama mendalami
peran serta aktif umat Katolik dalam kiprahnya sebagai anggota Gereja dan
masyarakat.
Tema Bulan Kebangsaan 2023 ini adalah Panggilan Kebangsaan Untuk
Indonesia Damai. Tema ini dibagi kedalam empat sub-tema, yakni:

2 | Bulan Kebangsaan K e u s k u p a n A g u n g P a l e m b a n g
Pertemuan I Panggilan Kebangsaan: Syukur Atas Rahmat Ke-
Bhinneka-Tunggal-Ika-an
Pertemuan II Panggilan Kebangsaan: Syukur Atas Rahmat
Persaudaraan Sejati Lintas Agama.
Pertemuan III Panggilan Kebangsaan: Syukur Atas Rahmat Pancasila
Bagi Bangsa Indonesia.
Pertemuan IV Panggilan Kebangsaan: Syukur Atas Panggilan Untuk
memperjuangkan Kebaikan Bersama.

Semoga keempat bahan ini cukup menginspirasi umat Katolik dalam


peziarahan iman dan mewujudkan Gereja yang misioner. Tuhan memberkati
segala karya baik kita.

Palembang, 20 Juli 2023

Komisi Kerasulan Awam dan


Komisi Kateketik, Kitab Suci, dan
Liturgi KAPal

3 | Bulan Kebangsaan K e u s k u p a n A g u n g P a l e m b a n g
Pertemuan Pertama

Panggilan Kebangsaan:
Syukur Atas Rahmat Ke-Bhinneka-Tunggal-Ika-an

1. Lagu Pembuka
MB. No. 489 – Betapa Kita Tidak Bersyukur, PS No. 707

2. Tanda Salib dan Salam


P Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus
U Amin
P Semoga rahmat Tuhan kita Yesus Kristus, cinta kasih Allah dan
persekutuan Roh Kudus, beserta kita.
U Sekarang dan selama lamanya.

3. Pengantar
Saudara saudari umat beriman yang terkasih,
Hidup dan keseharian orang Katolik di Indonesia umumnya, sebetulnya
amat sangat cair dan luwes. Jauh sebelum kata toleransi, dialog, dan
jargon persaudaraan didengungkan, orang sudah bersaudara. Banyak
orang bersaudara dalam hubungan darah dan perbedaaan agama bukan
masalah. Orang saling berkunjung dalam sukacita persaudaraan ketika
perayaan keagamaan dan tanpa mengagung-agungkan kepercayaan
sendiri dan merendahkan kepercayaan yang lain. Orang saling melayani
dalam ke-bhineka-tunggal-ika-an. Mungkinkah hal ini masih kita alami?
Ataukah orang Katolik sendiri sudah mulai menutup diri dan minder
karena merasa minoritas?
Dalam pertemuan pertama ini, kita diajak belajar dari keteladanan Rm.
YB Mangunwijaya, Pr. Ia adalah imam diosesan (projo) dari Keuskupan

4 | Bulan Kebangsaan K e u s k u p a n A g u n g P a l e m b a n g
Agung Semarang. Romo Mangun dalam hidupnya bekerja bagi banyak
orang yang berasal dari berbagai macam agama dan status sosial. Ia
berjuang bagi orang miskin melalui pendidikan dan lingkungan hidup.
Kiprahnya diakui dan disyukuri oleh semua orang.
Marilah kita awali pertemuan pertama ini dengan menyadari kehadiran
Tuhan serta berdoa kepada-Nya agar Ia menyertai dan membimbing kita
serta menemukan kehendak-Nya dalam relasi dengan sesama.
(hening sejenak ....)

4. Doa Pembuka
Marilah berdoa, Ya Allah, Engkau memberikan anugerah keselamatan
abadi kepada umat manusia dalam rupa kedamaian di tengah
keberagaman ras, suku, bahasa, dan agama. Maka, kami mohon, semoga
kami mampu hidup bersaudara dalam perbedaan dengan saling
melayani satu dengan yang lain. Dengan pengantaraan Yesus Kristus,
Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan
Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

5. Pendalaman Materi

Kisah Inspiratif : Rm. Y.B. Mangunwijaya, Pr


Romo Kaum Marginal dan Arsitek Peraih Aga Khan Award.

Yusuf Bilyarta Mangunwijaya (Y.B. Mangun-wijaya) atau kerap disapa


Romo Mangun adalah seorang rohaniwan Katolik, budayawan, arsitek,
dan penulis yang terkenal karena karya-karyanya. Y.B. Mangunwijaya
juga dikenal sebagai aktivis bagi kaum miskin dan tersingkir yang
membantu warga di Kali Code, Yogyakarta dan Kedung Ombo, Sragen.
Romo Mangun memiliki beberapa nama samaran yaitu Wastuwijaya
atau Thalib Yusuf.
Yusuf Bilyarta Mangunwijaya lahir di Ambarawa, 6 Mei 1929 dengan
nama kecil Bilyarta. Adapun Yusuf merupakan nama baptisnya,

5 | Bulan Kebangsaan K e u s k u p a n A g u n g P a l e m b a n g
sedangkan Mangunwijaya yang diambil dari nama kakeknya yang
merupakan seorang petani tembakau. Y.B. Mangunwijaya adalah
sulung dari dua belas bersaudara dari pasangan Yulianus Sumadi
Mangunwijaya dan ibu Serafin Kamdaniah. Ayahnya merupakan
seorang guru dan penilik sekolah di Magelang.
Y.B. Mangunwijaya menyelesaikan pendidikan SD di Magelang pada
tahun 1943. Beliau kemudian melanjutkan pendidikan di sekolah Teknik
(setingkat SMP) di Yogyakarta sampai tamat di tahun 1947, dan SLA di
Malang sampai tamat di tahun 1951. Tamat dari SLA, Y.B.
Mangunwijaya kemudian menempuh pendidikan seminari sebagai calon
imam Keuskupan Agung Semarang. Seminari Menengah tersebut
berada di Jalan Code Yogyakarta hingga 1952, yang kemudian pindah
ke Seminari Menengah Mertoyudan, Magelang hingga 1953. Setelah
tamat SLA Seminari Mertoyudan, Y.B. Mangunwijaya melanjutkan
studi Filsafat dan Teologi di Institut Filsafat dan Teologi Sancti Pauli,
Yogyakarta dan tamat di tahun 1959.
Y.B. Mangunwijaya kemudian ditahbiskan pada tanggal 8 September
1959 oleh Mgr. Albertus Soegijapranata, SJ. Sesudah tahbisan, Y.B.
Mangunwijaya melanjutkan studi di jurusan Arsitektur di Institut
Teknologi Bandung sampai tahun 1960. Selanjutnya Y.B.
Mangunwijaya melanjutkan studi di Jerman yaitu Sekolah Tinggi
Teknik Rhein, Westfalen, Aachen Jerman dari tahun 1960-1966.
Sepulang dari Jerman, Romo Mangun bertugas sebagai pastor yang
memperhatikan kaum miskin dan tinggal di paroki Salam, Magelang.
Pada tahun 1978 Romo Mangun mengikuti Fellow of Aspen Institute
for Humanistic Studies, Aspen, Colorado, Amerika Serikat.
Pengabdian Romo Mangun
Saat remaja, Y.B. Mangunwijaya sempat bergabung sebagai prajurit
BKR, TKR Divisi III, Batalyon X, Kompi Zeni 1945-1946. Beliau
bahkan pernah menjadi komandan Seksi TP Brigade XVII, Kompi Kedu
antara tahun 1947-1948 dan ikut dalam pertempuran di Magelang,
Ambarawa, dan Semarang. Pengalaman yang tak dapat dilupakan oleh
beliau adalah ketika ia menjadi sopir pengantar makanan untuk mayor
Suharto, mantan Presiden RI.

6 | Bulan Kebangsaan K e u s k u p a n A g u n g P a l e m b a n g
Romo Mangun juga pernah menjadi dosen luar biasa pada Jurusan
Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta pada
tahun 1967-1980. Pada saat yang sama tepatnya sejak 1968, Romo
Mangun mulai aktif menulis kolom di berbagai surat kabar dan majalah.
Selepas berhenti sebagai dosen di UGM, Romo Mangun terus berkarya
sebagai arsitek independen.
Dengan izin dari Uskup, Romo Mangun kemudian memutuskan tinggal
dan berkarya sebagai “pekerja sosial” di lembah Kali Code, Yogyakarta
sampai tahun 1986. Romo Mangun membangun perkampungan di
bantaran Kali Code yang kini dikenang sebagai karya gemilang Romo
Mangun sebagai seorang arsitek. Banyak pemukiman yang menjadikan
Code sebagai contoh pembangunan kampung di pinggir kali. Karena
karyanya di Code itu, pada 1992 ia dianugerahi Aga Khan Award,
sebuah penghargaan bagi konsep arsitektur yang ramah lingkungan dan
mewadahi aspirasi masyarakat. Ia juga menerima The Ruth and Ralph
Erskine Fellowship pada 1995 karena dedikasinya untuk kaum marginal
di Code.
Kemudian pada tahun 1986 hingga 1988, Romo Mangun berkarya di
pantai Grigak Gunung Kidul dengan mendampingi penduduk setempat
dalam program lingkungan hidup dan pengadaan air bersih. Setelah itu
Romo Mangun kembali ke Yogyakarta dan mendirikan Laboratorium
Dinamika Edukasi Dasar, Sebuah lembaga nirlaba yang memusatkan
perhatian pada bidang pendidikan dasar terutama bagi anak-anak miskin
dan terlantar.
Dalam kondisi sakit, Romo Mangun juga sempat membantu warga
korban pembangunan waduk Kedung Ombo, Jawa Tengah sampai tahun
1994. Sejak tahun 1994, atas izin dan dukungan Mendikbud Wardiman
Djojonegoro, Romo Mangun merintis program pendidikan dasar
eksperimental di SD Kanisius Mangunan, Kalasan.
Romo Mangun juga aktif dalam dunia kepenulisan dengan berbagai karya
berupa artikel, esai, cerpen, novel dan buku nonfiksi. Novelnya yang
berjudul Burung-Burung Manyar mendapatkan penghargaan sastra
Ramon Magsaysay pada tahun 1996.

7 | Bulan Kebangsaan K e u s k u p a n A g u n g P a l e m b a n g
Sampai akhir hayatnya, Romo Mangun masih menghimpun dan
mengayomi anak-anak jalanan di sepanjang Kali Code, Yogyakarta,
dalam komunitas Pinggir Kali Code (Girli). Semua pengabdiannya
kepada rakyat kecil itu membuat Romo Mangun dikenal sebagai Romo
bagi kaum marginal
Romo Mangun berpulang pada hari Rabu siang, tanggal 10 Februari 1999,
di Hotel Le Mendien Jakarta. Beliau tutup usia setelah menyampaikan
makalah “Peran Buku demi Kearifan dalam Iptek” dalam simposium
Meningkatkan Peranan Buku dalam Upaya Membentuk Masyarakat Baru
Indonesia yang diselenggarakan oleh Yayasan Obor Indonesia. Romo
Mangun dimakamkan di Kompleks Seminari Tinggi Santo Paulus
Kentungan, Yogyakarta.

Video Inspiratif
Apabila kondisi dan peralatan memungkinkan umat dapat memutar video
atau menyanyikan lagu tertentu untuk mendalami kisah inspiratif sesuai
kutipan di atas.

Link video
– “Di Balik Pesan Sang Teladan”, dapat diakses melalui link youtube:
https://www.youtube.com/ watch?v=9E3p-7XvYvQ
− “Romo Mangunwijaya”, dapat diakses melalui link youtube:
https://www.youtube.com/watch?v=z2ljMLeAEZg
− “Jejak Romo Mangun di Kali Code”, dapat diakses melalui link youtube:
https://www.youtube.com /watch?v=r0jTc2_gdPo

6. Pertanyaan Pendalaman
Jawablah pertanyaan-pertanyaan pendalaman berikut ini:

a. Apa yang menarik dari kisah hidup Romo Mangun bagi Anda
pribadi?

8 | Bulan Kebangsaan K e u s k u p a n A g u n g P a l e m b a n g
b. Sebagai orang Katolik, pesan apa yang bisa Anda petik dari kisah
hidup Romo Mangun?

7. Peneguhan – Refleksi - Aksi


Peneguhan
Dalam ensiklik Laudato Si, Paus Fransiskus mengatakan bahwa bumi
adalah “rumah bersama” bagi seluruh umat manusia. Ia memuji usaha
semua orang untuk turut bertanggung jawab merawat rumah mereka,
dan meminta umat Kristiani untuk melakukan pertobatan ekologis yang
radikal. “Tantangan yang mendesak untuk melindungi rumah kita
bersama mencakup upaya menyatukan seluruh keluarga manusia guna
mencari bentuk pembangunan berkelanjutan dan integral, karena kita
tahu bahwa perubahan itu dimungkinkan.
Sang Pencipta tidak meninggalkan kita. Ia tidak pernah meninggalkan
rencana kasih-Nya atau menyesal telah menciptakan kita. Umat manusia
masih memiliki kemampuan untuk bekerja sama dalam membangun
rumah kita bersama. “Di sini saya ingin mengakui, memberikan
dorongan dan berterima kasih kepada semua orang yang dalam
pelbagai bidang aktivitas manusia yang sangat beraneka ragam,
berjuang untuk menjamin perlindungan rumah yang kita bagikan.” (LS
13)

Refleksi
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut sebagai refleksi pribadi atau
dalam kelompok!
1. Ceritakan pengalaman indahnya kebersamaan dalam perbedaan
yang pernah Anda temui.
2. Apakah dalam keluarga Anda ada yang beragama lain? Bagaimana
sikap Anda?
3. Menurut Anda, mengapa Tuhan menciptakan manusia berbeda-
beda, baik suku, warna kulit, agama dan budaya?

9 | Bulan Kebangsaan K e u s k u p a n A g u n g P a l e m b a n g
Aksi
Buatlah gerakan bersama dengan umat lingkungan atau komunitas
kategorial atau segmen umat tertentu untuk mewujudkan rasa syukur
atas rahmat ke-bhineka-tunggal-ika-an, misalnya: mengajak anak-anak
mengumpulkan pakaian layak pakai atau sembako atau bingkisan untuk
diberikan pada panti asuhan atau komunitas-komunitas lintas agama
tertentu di sekitar paroki.
8. Doa Penutup
Marilah berdoa:
Ya Allah, kami bersyukur atas karunia-Mu yang telah kami terima
dalam pertemuan pada hari ini. Bimbinglah dan resapilah usaha dan
karya kami dalam menjaga rumah bersama, rumah yang penuh dengan
pengertian, toleransi, dialog, dan penuh persaudaraan. Dengan
pengantaraan Kristus Tuhan kami. Amin.
† Dalam Nama Bapa, dan Putra, dan Roh Kudus.

9. Lagu Penutup
MB 528 – Bangun Dunia Baru
PS 702 – Yang Kauperbuat Bagi Saudara-Ku

10 | Bulan Kebangsaan K e u s k u p a n A g u n g P a l e m b a n g
Pertemuan Kedua

Panggilan Kebangsaan:
Syukur Atas Rahmat Persaudaraan Sejati Lintas Iman

1. Lagu Pembuka
MB. No. 495; PS. No. 678

2. Tanda Salib dan Salam


P Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus
U Amin
P Semoga rahmat Tuhan kita Yesus Kristus, cinta kasih Allah dan
persekutuan Roh Kudus, beserta kita.
U Sekarang dan selama lamanya.

3. Pengantar
Bapak ibu saudara saudari yang terkasih,
Pada pertemuan kedua ini kita akan bersama-sama mendalami peran kita
sebagai umat Katolik di tengah masyarakat yang berbeda agama dan
keyakinan. Gereja Katolik sebetulnya mengajarkan bahwa dalam relasi
lintas agama, kita tidak hanya berhenti pada toleransi. Toleransi adalah
membiarkan yang lain yang berbeda. Gereja mengajak umatnya untuk
membangun dialog. Pada hal yang memungkinkan, kita menjalin dialog
iman untuk saling menularkan pengalaman kasih melalui agama
masing-masing dalam ruang-ruang pembelajaran.
Bentuk dialog yang lain adalah dialog karya, yaitu ketika umat
beragama berembuk bersama untuk melaksanakan giat kemanusiaan,
sosial, kemasyarakatan, dan sejenisnya. Pada taraf yang paling dasar
adalah dialog kehidupan. Yaitu saat setiap orang dengan dijiwai ajaran

11 | Bulan Kebangsaan K e u s k u p a n A g u n g P a l e m b a n g
iman masing-masing hidup baik untuk menyelamatkan seluruh dunia,
setiap orang beragama bekerja keras menyumbangkan karya-karya amal
kasih dan kebaikan sesuai ajaran agama masing-masing secara
berdampingan.
Kita tidak lagi memahami extra ecclesiam nulla sallus (Di luar Gereja
tidak ada keselamatan) dalam arti sempit. Kita yakin bahwa Allah juga
bekerja menyelamatkan manusia melalui berbagai cara yang tidak kita
ketahui. Hal ini termasuk melalui ajaran agama dan kepercayaan yang
lain. Meski demikian, keterbukaan ini tentu tidak mengurangi iman kita
pada Yesus Kristus Sang Penebus dan Penyelamat.
Mengawali pertemuan kita pada hari ini, marilah hening sejenak untuk
meyadari kehadiran Tuhan di tengah kita, sembari memohon bantuan-Nya
agar kita selalu dalam bimbingan Roh Kudus untuk menjalani kehidupan
di tengah masyarakat yang majemuk ini.

4. Doa Pembuka
Marilah berdoa,
Ya Allah sumber kebijaksanaan, utuslah Roh Kebijaksanaan-Mu kepada
kami, agar kami dapat memahami kehendak-Mu serta melaksanakannya
dalam hidup kami sehari-hari. Kami bersyukur atas persaudaraan lintas
agama yang terjalin erat di antara kami. Ajarilah kami untuk berani
melepaskan segala prasangka dan merasa diri lebih dari yang lain sehingga
kami dapat menjadi murid-murid-Mu yang sejati. Dengan pengantaraan
Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam
persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.
Amin.

12 | Bulan Kebangsaan K e u s k u p a n A g u n g P a l e m b a n g
5. Pendalaman Materi

Kisah Inspiratif : Abdurrahman Wahid

Abdurrahman Wahid atau akrab disapa Gus Dur adalah presiden


Indonesia keempat yang menjabat sejak 1999 hingga 2001. Gus Dur
menggantikan posisi BJ Habibie setelah dipilih oleh Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR) melalui pemilu 1999. Sewaktu
menjabat sebagai Presiden Indonesia, Gus Dur dikenal sebagai
pemimpin yang cukup kontroversial karena beberapa kebijakannya.
Salah satu kebijakan Abdurrahman Wahid yang cukup menuai
kontroversi adalah pencabutan pelarangan Partai Komunis Indonesia
(PKI) yang tertuang dalam Tap MPR Nomor 25 Tahun 1966.
Abdurrahman Wahid atau Gus Dur lahir di Jombang, Jawa Timur, pada 4
Agustus 1940. Gus Dur merupakan putra pertama dari enam bersaudara.
Ayahnya adalah pendiri organisasi besar Nahdlatul Ulama (NU), KH
Wahid Hasjim. Sedangkan ibunya adalah putri dari pendiri Pesantren
Denanyar Jombang. Sewaktu kecil, Gus Dur gemar membaca dan kerap
menghabiskan waktunya di perpustakaan pribadi milik sang ayah. Selain
itu, ia juga senang berkunjung ke perpustakaan umum di Jakarta. Ketika
menginjak usia remaja, referensi bacaannya kian bertambah, mulai dari
majalah, surat kabar, dan novel. Sejak kecil, Gus Dur terlihat mempunyai
kesadaran penuh untuk mengambil alih tanggung jawab NU.
Pada sekitar April 1953, ia bersama sang ayah pergi ke Sumedang, Jawa
Barat, untuk menghadiri pertemuan NU. Akan tetapi, di tengah
perjalanan, mobil yang mereka tumpangi mengalami kecelakaan dan
menewaskan ayahnya.
Masih di tahun yang sama, Gus Dur pergi ke Yogyakarta untuk
mengenyam pendidikan. Ia sempat bersekolah di Sekolah Menengah
Ekonomi Pertama (SMEP) Gowongan, sekaligus menetap di Pesantren
Krapyak. Namun, karena tidak bisa beraktivitas secara leluasa di
pesantren, Gus Dur meminta pindah ke kota dan menetap di rumah H.
Junaedi, yang merupakan seorang pimpinan lokal Muhammadiyah.

13 | Bulan Kebangsaan K e u s k u p a n A g u n g P a l e m b a n g
Tamat dari sekolah itu, Gus Dur melanjutkan pendidikannya di
Pesantren Tegalrejo, Magelang, Jawa Tengah, yang dipimpin K.H.
Chaudhary. Dua tahun berselang, ia kembali ke Jombang dan menetap
di Pesantren Tambak Beras hingga berusia 20 tahun.
Di usia 22 tahun, Gus Dur berangkat menuju ke Mekkah untuk
menunaikan ibadah haji sekaligus menuju Mesir guna melanjutkan studi
di Universitas Al-Azhar. Namun, sesampainya di Mesir, Gus Dur tidak
langsung berkuliah di sana, melainkan masuk ke Madrasah Aliyah lebih
dulu. Setelah menyelesaikan sekolahnya di Mesir, Gus Dur berkunjung
ke universitas-universitas lain. Akhirnya, Gus Dur memutuskan tinggal
di Belanda selama enam bulan, sekaligus membentuk suatu
perkumpulan bernama Pelajar Muslim Indonesia dan Malaysia.
Baru Pada 1971, Gus Dur kembali ke Indonesia. Selama masa
pemerintahan Orde Baru, ia disibukkan dengan berbagai kegiatan. Ia
memulai karier dengan mengembangkan pendidikan di pesantren dan
menjadi seorang jurnalis.
Pada 1980-an, Gus Dur terjun ke dunia politik, sebelum akhirnya
memilih berhenti dan fokus berkegiatan di Nahdlatul Ulama (NU). Di
NU, Gus Dur berperan dalam mereformasi dan menghidupkan
organisasi ini, yang tadinya dianggap stagnan. Pada 1984, ia pun terpilih
menjadi Ketua NU.
Jabatan ini kembali ia pegang setelah memenangkan suara dalam
Musyawarah Nasional 1989. Pada masa jabatan yang kedua inilah, Gus
Dur sempat berselisih dengan rezim Soeharto. Akibatnya, Gus Dur
sempat dijegal oleh rezim Orde Baru dalam pemilihan Ketua NU pada
1994. Kendati demikian, ia tetap terpilih kembali sebagai Ketua NU
untuk ketiga kalinya.
Setelah Soeharto tidak lagi menjabat sebagai presiden RI, banyak partai
politik (parpol) baru yang terbentuk. Pada Juni 1998, banyak orang dari
komunitas NU yang berharap agar Gus Dur membentuk partai politik.
Sebulan setelahnya, Gus Dur menanggapi hal itu karena menyadari
bahwa partai politik adalah satu-satunya cara untuk bisa bertahan di
dunia politik atau pemerintahan. Gus Dur pun setuju membentuk parpol
bernama Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dimana ia menjabat sebagai

14 | Bulan Kebangsaan K e u s k u p a n A g u n g P a l e m b a n g
Dewan Penasihat. Pada 7 Februari 1999, PKB resmi menyatakan bahwa
dirinya menjadi kandidat pemilihan Presiden Indonesia. Gus Dur secara
resmi dinyatakan sebagai calon presiden oleh Poros Tengah pada 7
Oktober 1999. Poros Tengah merupakan koalisi partai politik yang
berisikan PKB, Partai Amanat Nasional (PAN), PPP, PK, dan Partai
Bulan Bintang.
Pada 20 Oktober 1999, Gus Dur resmi menggantikan BJ Habibie
sebagai Presiden Indonesia. Namun, masa pemerintahan Abdurrahman
Wahid sebagai presiden RI hanya berlangsung selama dua tahun. Ia
memang dikenal sebagai presiden di era Reformasi yang kebijakannya
cukup kontroversial dan kerap berselisih pendapat dengan banyak pihak.
Gus Dur membuat keputusan yang berani dalam bidang budaya dan
agama pada waktu itu. Ia mengeluarkan Keputusan Presiden (Kepres)
No. 6 Tahun 2000, yang berisi mengenai pencabutan Inpres No.14
Tahun 1967 tentang agama, kepercayaan, dan adat-istiadat Tionghoa.
Sejak itu Khonghucu menjadi salah satu agama resmi di Indonesia. Gus
Dur juga menetapkan tahun baru imlek sebagai hari libur nasional.
Gus Dur dilengserkan dari jabatannya oleh Majelis Permusyawaratan
Rakyat (MPR) pada 23 Juli 2001 karena beberapa sebab. Salah satunya,
Gus Dur dianggap melanggar UUD 1945 Pasal 9 tentang Sumpah
Jabatan dan Tap MPR No. XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan
Negara yang Bebas KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme). Itulah
mengapa, Gus Dur diberhentikan oleh MPR, meski pada akhirnya
tuduhan-tuduhan tersebut tidak pernah terbukti. Ketika menjabat
sebagai presiden, Gus Dur sudah menderita berbagai penyakit, seperti
stroke, diabetes, gangguan ginjal, dan gangguan pada penglihatannya.
Gus Dur meninggal pada 30 Desember 2009 di Rumah Sakit Cipto
Mangunkusumo, Jakarta, akibat penyakitnya yang komplikasi.

Video Inspiratif
Apabila kondisi dan peralatan memungkinkan umat dapat memutar video
atau menyanyikan lagu tertentu untuk mendalami kisah inspiratif sesuai
kutipan di atas.

15 | Bulan Kebangsaan K e u s k u p a n A g u n g P a l e m b a n g
Link video
Video berikut bisa digunakan sebagai alternatif untuk membangun
pengenalan akan Gus Dur:
 “Mengenang Sosok Gus Dur”, dapat diakses melalui link youtube:
https://www.youtube.com/watch?v =8IlihYBhRVs
 “Gus Dur, Bapak Bangsa dan Pemikir Toleransi”, dapat diakses dari link
youtube: https://www.youtube.com/watch?v=b-RrKM8-IbQ
 “Rindu Bersatu”, dapat diakses melalui link youtube:
https://www.youtube.com/watch?v=zrcN10IFVfY&t =110s

6. Pendalaman
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini:
a. Apa peran Gus Dur di bidang toleransi umat beragama?
b. Apa peran Gus Dur di bidang kemanusiaan?
c. Sebutkan salah satu ungkapan atau semboyan yang dikenal dari Gus
Dur.
7. Peneguhan – Refleksi – Aksi
Peneguhan
Berdasarkan misinya menyinari seluruh dunia dengan amanat Injil, serta
menghimpun semua orang dari segala bangsa, suku dan kebudayaan ke
dalam satu Roh, Gereja menjadi lambang persaudaraan, yang
memungkinkan serta mengukuhkan dialog dari ketulusan hati. Hal itu
mensyaratkan, supaya pertama-tama dalam Gereja sendiri kita
mengembangkan sikap saling menghargai dan menghormati serta
kerukunan, dengan mengakui segala kemacam-ragaman yang wajar,
untuk menjalin dialog yang makin subur antara semua anggota yang
merupakan satu Umat Allah, baik para gembala maupun umat beriman
lainnya. (GS 92).
Hubungan manusia dengan Allah Bapa dan hubungannya dengan
sesama manusia saudaranya begitu erat, sehingga Alkitab berkata:
“Barang siapa tidak mencintai, ia tidak mengenal Allah” (1Yoh 4:8) …

16 | Bulan Kebangsaan K e u s k u p a n A g u n g P a l e m b a n g
Konsili Suci, … meminta dengan sangat kepada Umat beriman kristiani,
supaya bila ini mungkin “memelihara cara hidup yang baik diantara
bangsa-bangsa bukan Yahudi” (1Ptr 2:12), dan … sehingga mereka
sungguh-sungguh menjadi putera Bapa di sorga. (NA 5).
Refleksi
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut sebagai refleksi pribadi atau
dalam kelompok!
1. Apa pandangan Anda terhadap agama lain?
2. Bagaimana sikap Anda terhadap tindakan intoleransi?
3. Bagaimana Anda menghayati dan menghidupi semangat toleransi
dalam kegiatan sehari-hari?
Aksi
Buatlah gerakan bersama dengan umat lingkungan, atau komunitas
kategorial, atau segmen umat tertentu untuk mewujudkan persaudaraan
sejati dengan umat beragama lain. Misalnya, kunjungan ke pesantren,
ke vihara, ke Klenteng, ke masjid, atau ke Gereja Kristen.

8. Doa Penutup
Marilah berdoa, Ya Allah, kami bersyukur karena melalui pertemuan ini
Engkau telah mengajar kami untuk bersatu hati mensyukuri dan
memperjuangkan persatuan dan kesatuan bangsa. Semoga, persatuan
kami dengan Putra-Mu juga makin mempererat persatuan kami sebagai
satu nusa dan satu bangsa dengan tetap memelihara keanekaragaman
yang ada di antara kami. Kiranya terciptalah kerukunan dan damai
sejahtera di tanah air kami sebagaimana tanah air surgawi yang kami
rindukan. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami.

9. Lagu Penutup
MB. No. 530; PS. No. 619

17 | Bulan Kebangsaan K e u s k u p a n A g u n g P a l e m b a n g
Pertemuan Ketiga

Panggilan Kebangsaan:
Syukur Atas Rahmat Pancasila Bagi Bangsa Indonesia

1. Lagu Pembuka
MB. No. 449 – Bapa karya Mu agung perkasa;
PS. No 706 – Betapa agung karya Mu

2. Tanda Salib dan Salam


P Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus
U Amin
P Semoga rahmat Tuhan kita Yesus Kristus, cinta kasih Allah dan
persekutuan Roh Kudus, beserta kita.
U Sekarang dan selama lamanya.

3. Pengantar
Bapak ibu saudara saudari yang terkasih,
Pada pertemuan ketiga ini kita diajak untuk mensyukuri anugerah istimewa
bagi bangsa kita yakni Pancasila. Tanggal 1 Juni secara resmi ditetapkan
sebagai Hari Lahirnya Pancasila dengan Perpres Nomor 24 Tahun 2016
yang dikeluarkan oleh Presiden Joko Widodo. Tanggal ini merujuk pada
tanggal saat Bung Karno menyampaikan gagasannya tentang dasar negara
Indonesia merdeka pada sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
Panca artinya lima, sedangkan sila artinya prinsip atau asas. Pada saat itu
Bung Karno menyebutkan lima dasar untuk negara Indonesia, yakni Sila
pertama “Kebangsaan,” sila kedua “Internasionalisme atau

18 | Bulan Kebangsaan K e u s k u p a n A g u n g P a l e m b a n g
Perikemanusiaan,” sila ketiga “Demokrasi,” sila keempat “Keadilan
sosial,” dan sila kelima “Ketuhanan yang Maha Esa.” Lontaran ide tersebut
diyakini sudah didapatkan oleh Bung Karno ketika menjalani pembuangan
di Ende. Kemudian, setelah melalui proses usulan dan diskusi para tokoh
bangsa, lahirlah rumusan Pancasila seperti sekarang ini.
Bagaimana Gereja Katolik, sebagai bagian dari Bangsa Indonesia,
menjadikan Pancasila sebagai dasar hidup? Nilai-nilai yang terkandung
dalam Pancasila memiliki kesamaan dengan nilai-nilai hidup kekatolikan;
bagaimana hal ini disadari dan dilaksanakan oleh Gereja demi
membangun kebaikan bersama?
Bapak ibu dan saudara saudari yang terkasih, marilah kita hening sejenak,
menyadari kehadiran Tuhan sembari memohon petunjuk dan bimbingan-
Nya agar dalam pertemuan yang ketiga ini kita mampu memahami makna
Pancasila dan mengamalkannya dalam hidup sehari-hari. (hening
sejenak)

4. Doa Pembuka
Marilah berdoa, Allah Bapa Yang Maha Kasih, kami bersyukur atas
karunia Pancasila yang Engkau anugerahkan bagi bangsa kami.
Bimbinglah kami semua agar mampu memaknai kembali dasar negara
kami dalam langkah laku sehari-hari. Biarlah Pancasila menjadi pijar
dan landasan kami bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dengan
pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama
dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah,
sepanjang segala masa. Amin.

5. Pendalaman Materi

Kisah Inspiratif : Dr. (HC) Ir. Soekarno


Soekarno dilahirkan dengan nama Koesno Sosrodihardjo. Dia lahir di
Surabaya, Jawa Timur, 6 Juni 1901 - meninggal di Jakarta, 21 Juni
1970 pada umur 69 tahun. Soekarno adalah Presiden Indonesia

19 | Bulan Kebangsaan K e u s k u p a n A g u n g P a l e m b a n g
pertama yang menjabat pada periode 1945-1966.
Setelah pertanggungjawabannya ditolak Majelis Permusyawaratan
Rakyat Sementara (MPRS) pada sidang umum keempat tahun 1967,
Soekarno diberhentikan dari jabatannya sebagai presiden pada Sidang
Istimewa MPRS pada tahun yang sama dan Soeharto menggantikannya
sebagai pejabat Presiden Republik Indonesia.
Achmed Soekarno
Di beberapa negara Barat, nama Soekarno kadang- kadang ditulis
Achmed Soekarno. Hal ini terjadi karena ketika Soekarno pertama kali
berkunjung ke Amerika Serikat, sejumlah wartawan bertanya-tanya,
"Siapa nama kecil Soekarno?" karena mereka tidak mengerti kebiasaan
sebagian masyarakat Indonesia yang hanya menggunakan satu nama
saja atau tidak memiliki nama keluarga. Entah bagaimana, seseorang
lalu menambahkan nama Achmed di depan nama Soekarno
Sukarno menyebutkan bahwa nama Achmed didapatnya ketika
menunaikan ibadah haji. Dalam beberapa versi lain, disebutkan pemberian
nama Achmed di depan nama Sukarno, dilakukan oleh para diplomat
muslim asal Indonesia yang sedang melakukan misi luar negeri dalam
upaya untuk mendapatkan pengakuan kedaulatan negara Indonesia oleh
negara-negara Arab.
Masa Kecil dan Masa Remaja
Soekarno dilahirkan dari pasangan Raden Soekemi Sosrodihardjo dan Ida
Ayu Nyoman Rai. Keduanya bertemu ketika Raden Soekemi yang
merupakan seorang guru ditempatkan di Sekolah Dasar Pribumi di
Singaraja, Bali. Nyoman Rai merupakan keturunan bangsawan dari Bali
dan beragama Hindu, sedangkan Raden Soekemi sendiri beragama Islam.
Mereka telah memiliki seorang putri yang bernama Sukarmini sebelum
Soekarno lahir. Ketika kecil Soekarno tinggal bersama kakeknya, Raden
Hardjokromo di Tulung Agung, Jawa Timur. Ia bersekolah pertama kali
di Tulung Agung hingga akhirnya ia pindah ke Mojokerto, mengikuti
orang tuanya yang ditugaskan di kota tersebut. Di Mojokerto, ayahnya
memasukkan Soekarno ke Eerste Inlandse School, sekolah tempat ia
bekerja. Kemudian pada Juni 1911 Soekarno dipindahkan ke Europeesche
Lagere School (ELS) untuk memudahkannya diterima di Hoogere Burger

20 | Bulan Kebangsaan K e u s k u p a n A g u n g P a l e m b a n g
School (HBS).
Pada tahun 1915, Soekarno telah menyelesaikan pendidikannya di ELS
dan berhasil melanjutkan ke HBS di Surabaya, Jawa Timur. Ia dapat
diterima di HBS atas bantuan seorang kawan bapaknya yang bernama
H.O.S. Tjokroaminoto. Tjokroaminoto bahkan memberi tempat tinggal
bagi Soekarno di pondokan kediamannya. Di Surabaya, Soekarno
banyak bertemu dengan para pemimpin Sarekat Islam, organisasi yang
dipimpin Tjokroaminoto saat itu, seperti Alimin, Musso, Dharsono, Haji
Agus Salim, dan Abdul Muis. Soekarno kemudian aktif dalam kegiatan
organisasi pemuda Tri Koro Dharmo yang dibentuk sebagai organisasi
dari Budi Utomo. Nama organisasi tersebut kemudian ia ganti menjadi
Jong Java (Pemuda Jawa) pada 1918. Selain itu, Soekarno juga aktif
menulis di harian "Oetoesan Hindia" yang dipimpin oleh
Tjokroaminoto.
Soekarno sewaktu menjadi siswa HBS Soerabaja
Tamat HBS Soerabaja bulan Juli 1921, bersama Djoko Asmo rekan satu
angkatan di HBS, Soekarno melanjutkan ke Technische Hoogeschool te
Bandoeng (sekarang ITB) di Bandung dengan mengambil jurusan
teknik sipil pada tahun 1921, setelah dua bulan dia meninggalkan kuliah.
Tetapi pada tahun 1922 mendaftar kembali dan tamat pada tahun 1926.
Soekarno dinyatakan lulus ujian insinyur pada tanggal 25 Mei 1926 dan
pada Dies Natalis ke-6 pada tanggal 3 Juli 1926 dia diwisuda bersama
delapan belas insinyur lainnya.
Prof. Jacob Clay selaku ketua fakultas pada saat itu menyatakan
"Terutama penting peristiwa itu bagi kita karena ada di antaranya 3
orang insinyur orang Jawa." Mereka adalah Soekarno, Anwari, dan
Soetedjo, selain itu ada seorang lagi dari Minahasa yaitu Johannes
Alexander Henricus Ondang.
Saat di Bandung, Soekarno tinggal di kediaman Haji Sanusi yang
merupakan anggota Sarekat Islam dan sahabat karib Tjokroaminoto. Di
sana ia berinteraksi dengan Ki Hajar Dewantara, Tjipto
Mangunkusumo, dan Dr. Douwes Dekker, yang saat itu merupakan
pemimpin organisasi National Indische Partij.

21 | Bulan Kebangsaan K e u s k u p a n A g u n g P a l e m b a n g
Lahirnya Gagasan Pancasila
Ketika diasingkan di Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur, selama empat
tahun, Presiden Soekarno lebih banyak merenung dan mempelajari lebih
jauh tentang Islam dan pluralisme. Ia pun banyak berdiskusi dengan
T.A. Hassan, tokoh Islam di Bandung, dan Pastor Hujtink, seorang
imam Katolik di Ende.
Presiden Soekarno kerap merenung berjam-jam di bawah pohon sukun.
Soekarno pun memperoleh gagasan tentang Pancasila dan mendapatkan
idenya dari lima cabang pohon sukun. “Di kota ini kutemukan lima butir
mutiara, di bawah pohon sukun ini pula, kurenungkan nilai-nilai luhur
Pancasila,” ujarnya waktu itu. Meskipun pohon sukun yang asli telah
tumbang sejak tahun 1960-an, namun sejak 1980-an orang-orang
menyebut pohon sukun di situ sebagai pohon Pancasila.
Video Inspiratif
Apabila kondisi dan peralatan memungkinkan umat dapat memutar video
atau menyanyikan lagu tertentu untuk mendalami kisah inspiratif sesuai
kutipan di atas.
Link video
 “Bung Karno Baca Isi Pancasila”, dapat diakses melalui link youtube:
https://www.youtube.com/watch?v= 3pM3jLBV44g
 “Jiwa Merdeka Soekarno”, dapat diakses melalui link
youtube:https://www.youtube.com/watch?v= EyfJMJdQnCo
 “Pancasila Rumah Kita”, dapat diakses melalui link
youtube:https://www.youtube.com/watch?v= 8cC8X87N5mI

6. Pendalaman
Jawablah pertanyaan-pertanyaan pendalaman berikut:
1. Apakah Anda hafal Pancasila? Coba sebutkan.
2. Bagaimana pengalaman Anda mengamalkan nilai-nilai Pancasila?
3. Adakah sikap-sikap atau pengalaman bersama masyarakat yang

22 | Bulan Kebangsaan K e u s k u p a n A g u n g P a l e m b a n g
tidak sejalan dengan nilai-nilai Pancasila? Apa yang Anda lakukan?

7. Peneguhan – refleksi – aksi


Peneguhan
Gereja mendukung terbentuknya prakarsa-prakarsa sosial untuk
kebaikan bersama dalam solidaritas dan kesukarelaan masyarakat.
Gagasan untuk membentuk bonum commune (kebaikan bersama) pada
pandangan Thomas Aquinas adalah hubungan tata cara ilahi dengan tata
cara manusiawi yang mewujud dalam realitas politik, hukum,
pembentukan komunitas politik, dan komunitas pelayan bagi
masyarakat
Gereja tidak lagi terikat secara politis dengan negara seperti yang terjadi
pada abad penyatuan tahta dan altar. Dalam hal ini, otonomi dan
kemandirian Gereja dan negara secara khusus ditekankan. Kebaikan
bersama politik dan rohani dapat dipisahkan untuk sebagian besar,
meskipun akan selalu ada titik temu bersama. Konsili Vatikan II
menegaskan Gereja bersifat missioner (bdk. AG 2; LG 1) dan misi gereja
harus dalam konteks dunia. Oleh karena itu, kehidupan meng-Gereja dan
bernegara harus seiring sejalan.
Meskipun mematuhi hukum, Gereja juga berhak bertindak sesuai moral
korektif dan mengkritik negara ketika melihat prinsip- prinsip etika
dilanggar. (RN 14, 33; PT 39). Sekaligus juga umat Katolik diajak untuk
menghidupi dan mempromosikan nilai-nilai hidup kebangsaan yang sejalan
dengan nilai-nilai kristiani. Nilai-nilai yang tekandung dalam Pancasila,
yakni: Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Demokrasi, dan Keadilan,
adalah nilai-nilai yang sejalan dengan ajaran Tuhan Yesus Kristus.

Refleksi
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut sebagai refleksi.
1. Apakah nilai-nilai Pancasila sejalan dengan ajaran Gereja Katolik?
Sebutkan tiga nilai Pancasila juga sesuai dengan ajaran Gereja Katolik.
2. Apakah Anda mempunyai pengalaman menarik berkaitan dengan salah

23 | Bulan Kebangsaan K e u s k u p a n A g u n g P a l e m b a n g
satu nilai Pancasila? Ceritakan
3. Apa pandangan Anda terhadap politik di Indonesia? Apakah perlu orang
Katolik terlibat dalam politik? Mengapa?

Aksi
Dalam rangka ulang tahun lahirnya Pancasila, buatlah lomba kebangsaan
lintas agama yang melibatkan anak-anak, orang muda dan dewasa.
Misalnya, lomba paduan suara lagu-lagu nasional, lomba menggambar
lambang Pancasila, lomba membuat poster-poster digital, dan sebagainya.
Dari lomba-lomba tersebut diharapkan ada kebersamaan dengan komunitas-
komunitas lintas iman yang ada di sekitar Anda.

8. Doa Penutup
Marilah berdoa,
Ya Allah, kami bersyukur atas rahmat kasih-Mu terhadap bangsa kami
Indonesia yang telah Kau anugerahi Pancasila sebagai dasar negara.
Kami mohon berkatilah kami semua untuk menjadi penjaga tetap
tegaknya Pancasila dengan mengedepankan semangat kemanusiaan dan
keadilan demi kebaikan bersama. Mampukanlah kami dalam
melaksanakan nilai-nilai Pancasila tersebut dalam kehidupan sehari-
hari. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami. Amin.

9. Lagu Penutup
MB. No. 496 – Indah Tanah Ku
Lagu Garuda Pancasila

24 | Bulan Kebangsaan K e u s k u p a n A g u n g P a l e m b a n g
Pertemuan Keempat

Panggilan Kebangsaan:
Syukur Atas Panggilan Untuk Memperjuangkan
Kebaikan Bersama.

1. Lagu Pembuka
MB. No. 456; PS. No. 682

2. Tanda Salib dan Salam


P Dalam nama Bapa, dan Putera dan Roh Kudus
U Amin
P Semoga rahmat Tuhan kita Yesus Kristus, cinta kasih Allah dan
persekutuan Roh Kudus beserta kita
U Sekarang dan selama-lamanya.

3. Pengantar
Bapak ibu, dan saudara saudari sekalian dalam Kristus,
Selamat berjumpa kembali dalam pertemuan bulan kebangsaan yang
keempat. Tema kita kali ini adalah syukur atas panggilan untuk
memperjuangkan kebaikan bersama. Dalam pertemuan hari ini kita akan
belajar dari kisah inspiratif yang diambil dari tokoh Agustinus Adisucipto.
Agustinus Adisucipto adalah salah seorang pahlawan kemerdekaan
Indonesia. Kita tidak mempersoalkan agamanya atau nama baptisnya. Kita
mengenang tekad orang-orang muda yang bergerak dengan berbagai cara
untuk memperjuangkan dan menjaga tegaknya kemerdekaan Indonesia
sebagai bagian dari putra-putri terbaik bangsa.

25 | Bulan Kebangsaan K e u s k u p a n A g u n g P a l e m b a n g
Peran para tokoh Katolik seperti Adisucipto, Yos Sudarso, dan lain-lain
memang tidak perlu dikotakkan sebagai sekedar tokoh Katolik yang
berkiprah dalam kemerdekaan negara saja. Kita menimba pengalaman
mengenai peran-peran sederhana yang tepat dengan pesan kuat yang
berdampak besar bagi kehidupan bersama. Disitulah sebetulnya setiap
orang Katolik dipanggil untuk berpartisipasi dalam hidup bersama,
berbangsa dan bernegara.

4. Doa Pembuka
Marilah berdoa, Allah Bapa Yang Maha Pengasih, kami bersyukur karena
telah Engkau tanamkan tekad kuat dalam hati kami untuk
memperjuangkan kebaikan bersama. Ajarilah kami selalu untuk rela hati
menaruh kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi. Biarlah dengan
semangat membara dan penuh kegembiraan kami memikul tanggung
jawab kami masing-masing. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-
Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh
Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.
U. Amin

5. Pendalaman Materi

Kisah Inspiratif : Agustinus Adisucipto

Seorang komodor udara Indonesia yang berasal dari Salatiga. Adisucipto


menjadi satu-satunya orang yang memiliki ijazah Groote Militaire Brevet
atau penerbang pada masa itu. Sehingga, ia ditugaskan untuk memimpin
kesatuan operasi dengan basis Maguwo. Oleh karena itu, Adisucipto pun
disebut sebagai perintis utama pendidikan penerbangan di Indonesia.
Adisucipto juga disebut sebagai Bapak Penerbang Indonesia.

26 | Bulan Kebangsaan K e u s k u p a n A g u n g P a l e m b a n g
Kehidupan
Agustinus Adisucipto atau yang akrab disapa Tjip lahir di Salatiga, 4
Juli 1916. Ia merupakan putra sulung dari Roewidodarmo, seorang
pensiunan pemilik sekolah di Salatiga. Saat masih muda, Adisucipto
memiliki kegemaran membaca buku filsafat kemiliteran serta filosofi,
kemudian buku-buku olahraga. Ketika ia sudah lulus dari sekolah
menengah pertama atau Meer UitgebreidLager Onderwijs (MULO),
Adisucipto berniat untuk ikut tes sekolah penerbangan di Kalijati.
Namun, keinginannya ini ditentang oleh sang ayah, sehingga ia masuk
Algeemene Middelbare School (AMS) di Semarang. Setelah lulus
pada 1936, Adisucipto kembali memohon kepada sang ayah untuk
diizinkan mengikuti pendidikan sekolah militer Breda (Negeri Belanda).
Tetapi, sang ayah justru menyarankannya untuk masuk ke sekolah
kedokteran. Karena merasa tidak ada lagi harapan, Adisucipto pun
menuruti saran sang ayah. Ia kuliah di Genneskundige Hooge School atau
sekolah tinggi kedokteran di Jakarta.
Meskipun selama berkuliah di sana Adisucipto termasuk mahasiswa
yang rajin, pikirannya tetaplah berada di "udara". Oleh sebab itu,
secara diam- diam Adisucipto mengikuti test penerinaman Militaire
Luchtvaart Opleidings School atau sekolah pendidikan penerbangan
militer di Kalijati. Ia lulus dengan hasil yang sangat memuaskan. Dari
hasil ini, ayahnya pun akhirnya mengizinkan Adisucipto untuk
menempuh sekolah penerbangan. Kini cita-cita Adisucipto telah
tercapai, ia mencurahkan semua perhatiannya kepada lapangan
idamannya. Setelah lulus dari tingkat pertama, Adisucipto diterima
sebagai kadet penerbang. Bersamaan dengan sembilan siswa lainnya,
Adisucipto mencapai tingkat Vaandrig Kortverbang Vlieger atau
Letnan Muda calon penerbang ikatan pendek.
Namun, karena saat itu masih terdapat diskriminasi antara orang
Belanda dengan Indonesia, maka dari 10 siswa, hanya terdapat lima
orang yang lulus. Kelima orang ini mencapai tingkat Klein Militaire
Brevet atau Brevet Penerbang Tingkat Pertama. Dari lima orang ini,
hanya ada dua orang saja yang berhasil mendapat Groot Militaire
Brevet atau Brevet Penerbang Tingkat Atas, yaitu Agustinus
Adisucipto dan Sambudjo Hurip. Sejak menjadi penerbang, karier

27 | Bulan Kebangsaan K e u s k u p a n A g u n g P a l e m b a n g
Adisucipto makin melejit. Ia diangkat menjadi Ajudan Kapitein
(Kolonel) Clason, pejabat Angkatan Udara KNIL di Jawa. Ia
menduduki jabatan ini sampai Jepang datang ke Indonesia pada tahun
1942.
Pada masa pendudukan Jepang, semua bekas penerbang KNIL
dibebastugaskan. Adisucipto pun kembali ke rumah orang tuanya di
Salatiga. Di sana ia bekerja sebagai jurutulis di Perusahaan Angkutan
Bus (Jidosya Jimukyoku). Ketika revolusi meletus, Adisucipto
pindah ke Yogyakarta. Di sana didirikanlah Tentara Keamanan
Rakyat (TKR) bagian penerbangan pada markas tertinggi TKR
berdasarkan maklumat pemerintah pada 5 Oktober 1945. Bagian ini
bertugas untuk membangun serta menyusun penerbangan militer.
Soerjadi Soerjadarma, perwira lulusan Akademi Militer di Breda,
diangkat sebagai Komodor Udara. Ia kemudian memanggil
Adisucipto untuk turut membantu menyusun kekuatan di udara.
Soerjadarma juga turut memanggil semua penerbang bekas KNIL
yang ada di Jawa.
Pada Desember, Oerip Sumohardjo, kepala staf umum Tentara
Nasional Indonesia (TNI atau TKR), memerintahkan agar para
komandan segera mengklasifikasikan seluruh material dan
penerbang serta melapor ke Markas Besar Umum (MBU). Dari
pengumuman ini, Adisucipto kemudian diangkat menjadi Komodor
Muda Udara. Ia diberi tugas untuk mengambil alih seluruh material,
personel, dan instalasi.
Pada tanggal 27 Oktober 1945, Adisucipto menerbangkan pesawat
Cureng berbendera merah putih di sekitaran Yogyakarta. Ia
menerbangkan pesawat tersebut karena bermaksud untuk membakar
semangat rakyat Indonesia dalam melawan penjajahan. Inilah
penerbangan berbendera merah putih pertama di tanah air. Hal ini
juga menjadi bukti semangat cinta tanah air yang begitu besar.

28 | Bulan Kebangsaan K e u s k u p a n A g u n g P a l e m b a n g
Pada 15 November 1945, Adisucipto mendirikan sekolah
penerbang di Yogyakarta, tepatnya di Lapangan Udara Maguwo. Di
lapangan Maguwo, ia diberi tanggung jawab dari panglima divisi
setempat, yang secara resmi dimulai pada tanggal 15 Desember
1945. Disamping tugas itu, ia juga ditugaskan untuk memimpin
kesatuan operasi dengan basis Maguwo. Oleh sebab itu, Adisucipto
disebut sebagai perintis utama dalam sejarah pendidikan
penerbangan di Indonesia.
Pada saat Agresi Militer Belanda I, Adisucipto bersama
Abdulrahman Saleh, komodor muda udara, diperintahkan untuk ke
India menggunakan pesawat Dakota VT-CLA. Mereka berhasil
menerobos blokade udara Belanda menuju India dan Pakistan.
Sebelum kembali ke Indonesia, mereka lebih dulu singgah ke
Singapura untuk mengambil bantuan obat-obatan Palang Merah
Malaya. Soerjadi Surjadarma pun sudah menunggu kedatangan
pesawat ini di Lanud Maguwo. Ia memerintahkan agar pesawat tidak
berputar-putar sebelum mendarat untuk menghindari kemungkinan
serangan udara pada pesawat tersebut.
Saat pesawat yang ditumpangi Adisucipto dan Saleh mendekati
Lanud Maguwo, pesawat ini masih berputar-putar untuk bersiap
mendarat. Tiba-tiba muncul dua pesawat Kittyhawk milik Belanda
dari arah utara. Pesawat ini diwakili oleh Lettu B.J. Ruesink dan
Serma W.E. Erkelens yang langsung menjatuhkan tembakan ke
pesawat Dakota VT-CLA. Akibatnya, pesawat pun hilang kendali
kemudian jatuh di perbatasan Desa Ngoto dan langsung terbakar.
Semua penumpang di pesawat tersebut pun meninggal, salah satunya
Agustinus Adisucipto. Ia dimakamkan di pemakaman umum Kuncen
I dan II, lalu dipindahkan ke Monumen Perjuangan TNI AU pada 14
Juli 2000 di Sewon, Yogyakarta. Untuk mengenang jasanya,
Adisucipto dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional. Namanya pun
dijadikan nama bandar udara di Yogyakarta.

29 | Bulan Kebangsaan K e u s k u p a n A g u n g P a l e m b a n g
Video Inspiratif
Apabila kondisi dan peralatan memungkinkan umat dapat memutarvideo
atau menyanyikan lagu tertentu untuk mendalami kisah inspiratif sesuai
kutipan di atas.
Link video
 “Mengenal Pahlawan Udara Agustinus Adisucipto”, dapat diaksesmelalui
link youtube: https://www.youtube.com/watch?v=lk-vvIVO1xA
 “Kisah Adisucipto”, dapat diakses melalui link
youtube:https://www.youtube.com/watch?v= nrNiT-1-BcQ
 “Sang Penerbang (Sejarah Adisucipto)”dapat diakses melalui link
youtube: https://www.youtube.com/ watch?v=eU7K-Py7Fx0

6. Pendalaman
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut berdasarkan kutipan di
atas!
1. Mengapa Adisucipto disebut sebagai perintis utama dalam
sejarah pendidikan penerbangan di Indonesia?
2. Aksi apa yang dibuat oleh Adisucipto sebagai bentuk tanggung
jawabnya kepada Bangsa Indonesia?
3. Pesan penting apa yang bisa Anda petik dari kisah hidup
Adisucipto?

7. Peneguhan – Refleksi – Aksi


Peneguhan
Kaum muda merupakan kekuatan amat penting dalam masyarakat
zaman sekarang. Mereka pun memiliki peran penting di bidang sosial
dan juga politik. Kesadaran akan kematangan kepribadian serta
terdorong oleh gairah hidup dan semangat kerja yang meluap,
mereka sanggup memikul tanggung jawab sendiri. Mereka pun ingin
memainkan peran dalam kehidupan sosial dan budaya. Semangat

30 | Bulan Kebangsaan K e u s k u p a n A g u n g P a l e m b a n g
yang demikian, hendaknya dimiliki orang-orang muda Katolik dan
menjiwai kehidupan semua orang Katolik.
Bila gairah itu diresapi oleh semangat Kristus dan dijiwai sikap patuh
dan cinta kasih terhadap Gereja, maka boleh diharapkan akan
membuahkan hasil yang melimpah. Orang Katolik harus menjadi
rasul-rasul pertama dan langsung bagi masyarakat di mana mereka
berada. Mereka menjalankan kerasulan dengan memperjuangakan
kebaikan bersama bagi semua orang dengan mengindahkan lingkungan
sosial kediaman mereka. (AA 12).

Refleksi
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut sebagai refleksi pribadi atau
dalam kelompok!
a. Apa keterlibatan Anda di masyarakat dalam rangka membangun
bangsa Indonesia?
b. Apakah Anda mempunyai pengalaman kegiatan yang pernah
dilakukan yang dapat mengobarkan semangat cinta tanah air?
Ceritakan!
c. Apakah Anda mempunyai pengalaman perjumpaan dengan orang-
orang yang berkehendak baik, yang mengorbankan kepentingan diri
sendiri demi kemanusiaan? Ceritakan!

Aksi
Buatlah sebuah kegiatan bersama yang mengarah pada kebaikan
bersama bagi masyarakat di sekitar Anda. Misalnya, gotong royong
bersih-bersih lingkungan, atau perlombaan keakraban dengan semua
golongan di masyarakat Anda. Bisa juga mengadakan pagelaran seni
budaya. Dengan menampilkan keindahan seni budaya diharapkan makin
memupuk rasa cinta tanah air. Selain itu, upaya melestarikan seni
budaya merupakan kesempatan untuk melawan upaya-upaya
menggantikan budaya Indonesia yang sangat kaya dengan budaya asing.

31 | Bulan Kebangsaan K e u s k u p a n A g u n g P a l e m b a n g
8. Doa Penutup
Marilah berdoa, Allah pemersatu bangsa, sumber kebijaksanaan sejati
kami bersyukur atas rahmat panggilan untuk berpartisipasi dalam
perjuangan mewujudkan nilai-nilai kebaikan bersama. Kami mohon
pimpinlah langkah kami di dalam segala upaya dan karya kami
membangun kehidupan bersama yang makin solid, maju dan penuh
dengan sukacita. Ajarilah orang muda kami untuk terbuka akan kasih-
Mu sehingga makin bersemangat dan dijiwai cinta akan kesejahteraan
dan kedamaian di tengah-tengah kami. Dengan pengantaraan Kristus
Tuhan kami. Amin.

9. Lagu Penutup
MB. No. 463; PS . No. 692

32 | Bulan Kebangsaan K e u s k u p a n A g u n g P a l e m b a n g

Anda mungkin juga menyukai