Anda di halaman 1dari 3

BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Sebagai induk ilmu pengetahuan, filsafat adalah ilmu yang mencari
hakikat sesuatu dengan menciptakan pertanyaan dan jawaban secara terus-
menerus sehingga mencapai pengertian yang hakiki tentang sesuatu. Masa itu
belum ada pembuktian-pembuktian empiris, melainkan berbagai teori
dikemukakan berdasarkan argumentasi logika belaka. Psikologi benar-benar
masih merupakan bagian dari filsafat dalam arti yang sebenarnya.
Pengertian filsafat ilmu, dalam sejarah perkembangan pemikiran
kefilsafatan antara satu ahli filsafat dan ahli filsafat lainnya selalu berbeda, dan
hampir sama banyaknya dengan ahli filsafat itu sendiri. Pengertian filsafat dapat
ditunjau dari dua segi, yakni secara etimologi dan secara terminologi. Selain itu
banyak pula para ahli filsuf yang memberikan pengertian filsafat menurut sudut
pandang mereka, dengan pokok pikiran tentang filsafat menurut mereka. Sehingga
dapat ditarik kesimpulah bahwa filsafat adalah ilmu pengetahuan yang
menyelidiki segala sesuatu yang ada secara mendalam dengan menggunakan akal
sampai pada hakikatnya. Filsafat bukan mempersoalkan gejala-gejala atau
fenomena, tetapi yang dicari adalah hakikat dan suatu fenomena. Hakikat adalah
suatu prinsip yang menyatakan “sesuatu” adalah “sesuatu” itu adanya. Filsafat
adalah usaha untuk mengetahui segala sesuatu. “ada” (being) merupakan
implikasi dasar. Jadi segala sesuatu yang mempunyai kualitas tertentu pasti adalah
“ada”.
Sama halnya dengan ilmu pengetahuan yang lain filsafat juga memiliki
objek kajian, objek adalah sesuatu yang merupakan bahan dari suatu penelitian
atau pembentukan pengetahuan. Setiap ilmu pengetahuan pasti mempunyai objek
dalam filsafat dibedakan menjadi dua, yaitu objek material dan objek formal.
Objek material filsafat adalah suatu bahan yang menjadi tinjauan penelitian atau
pembentukan pengetahuan itu. Objek material juga adalah hal yang diselidiki,
dipandang, atau disorot oleh suatu disiplin ilmu. Objek material mencakup apa
saja, baik hal-hal konkret ataupun hal yang abstrak. Objek formal, yaitu sudut
pandangan yang ditujukan pada bahan dari penelitian atau pembentukan
pengetahuan itu atau sudut dari mana objek material itu disorot.
Filsafat juga memiliki tujuan dalam pengilmuannya, yaitu mendalami
unsur-unsur pokok ilmu, memahami sejarah pertumbuhan, perkembangan dan
kemajuan ilmu di berbagai bidang, menjadi pedoman bagi para dosen dan
mahasiswa dalam mendalami studi di perguruan tinggi, terutama untuk
membedakan persoalan yang ilmiah dan nonilmiah, mendorong para calon
ilmuwan dan iluman untuk konsisten dalam mendalami ilmu dan
mengembagkannya, mempertegas bahwa dalam persoalan sumber dan tujuan
antara ilmu dan agama tidak ada pertentangan.
Keguanaan filsafat dapat dibagi menjadi dua, yakni kegunaan secara
umum dan secara khusus. Kegunaan secara umum dimaksudkan manfaat yang
dapat diambil oleh orang yang belajar filsafat dengan mendalam sehingga mampu
memecahkan masalah-masalah secara kritis tentang segala sesuatu. Kegunaan
secara khusus dimaksudkan manfaat khusus yang diambil untuk memecahkan
khususnya suatu objek di Indonesia. Jadi, khusus diartikan terikat oleh ruang dan
waktu.
Secara etomologis, istilah psikologi berasal dari bahasa Yunani yaitu,
dari kata psyche yang berarti “jiwa”, dan logos yang berarti “ilmu”. Jadi secara
harfiah, psikologi berati ilmu jiwa, atau ilmu yang mempelajari tentang gejala-
gejala kejiwaan. Selain itu banyak para ahli psikologi yang memberikan pendapat
mereka tentang definisi psikologi dari sudut pandang mereka.
Sama hanya dengan filsafat psikologi juga memiliki objek kajian, yaitu
objek material dan objek formal. Objek material adalah sesuatu yang dibahas,
dipelajarai dan diselidiki atau suatu unsur yang ditentukan atau sesuatu yang
dijadkan sasaran pemikiran. Objek material mencakup apa saja, baik hal-hal
konkret (misalnya kerohanian, nilai-nilai, ide-ide), sedangkan objek formal adala
cara memandang, cara meninjau yang dilakukan oleh seorang peneliti terhadap
objek materialnya serta ptrinsip-prinsip yang digunakannya. Jadi, “sudut dari
mana objek material itu disoroti disebut objek formal”.
Dengan mempelajari psikologi, berarti ada usaha untuk mengenal
manusia. Mengenal berarti dapat memahami, berarti pula kita dapat menguaraikan
dan menggambarkan tingkah laku dan kepribadian manusia beserta aspek-
aspeknya. Adapun dalam filsafat yang sebenarnya merupaka “ibu kandung”
psikologi, psikologi bereperan serta dalam memecahkan masalah-masalah rumit
yang berkaitan dengan akal, kehendak, dan pengetahuan.

4.2. Saran
Berdasarkan uraian diatas dapat kita ambil pelajaran tentang bagaimana
hubungan antara Filsafat Ilmu dengan Psikologi, dengan mempelajari dan
mengetahui tentang hal tersebut diharapkan dapat berkontribusi dalam
perkembangan ilmu pengetahuan kedepanya, ini diharapkan dapat menjadi sarana
pembelajaran yang baik dan mengambil hikmah yang manfaat untuk kita terapkan
di kehidupan sekarang, dapat dilihat pula hubungan yang bersinergi antara Filsafat
dan Psikologi, yang mampu bersanding damai dalam membuat Peradaban
Keilmuwan. Bagi kita muslim abad 21 selayaknya mampu mengambil hikmah
positif dan tidak menganggap bahwa ilmu merupakan hal yang sederhana.
Melainkan menjadikan ilmu sebagai sarana kita untuk terus berkembang dan
mengembangkan diri dengan cara menambah wawasan keilmuan.
Diharapkan dengan adanya pembahasan ilmu seperti ini dapat membuka
pikiran para mahasiswa yang lain dalam meneliti hal yang masih belum peneliti
sekarang lakukan, membuat mereka berpikir untuk menguraikan lebih jauh dan
mempelajari apa itu Filsafat Ilmu dan Psikologi, serta apa hubungan keduanya.
Sehingga dapat membuka wawasan baru dalam ilmu pengetahuan dan menjadikan
mereka memiliki pemikiran lebih kritis dalam menelaah suatu disiplin ilmu.

Anda mungkin juga menyukai