Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Berfilsafat kerap dianggap kegiatan yang hanya dilakukan para arif


bijaksana. Oleh pikir hampir selalu dihubungkan dengan para cerdik cendikia,
kaum terpelajar, dan mereka yang punya waktu luang. Orang awam, atau rakyat
kebanyakan, seolah-oleh sama sekali tidak berfilsafat. Mereka dianggap kurang
berfikir. Hal itu bisa dimaklumi, karena orang awam hanya berpikiran untuk
memenuhi kebutuhannya saja tanpa memikirkan atau merenungkan suatu
peristiwa, mereka terlalu sibuk memikirkan hal lain untuk itu. Filsafat dan ilmu
adalah dua kata yang saling terkait, baik secara subtansial maupun secara historis
karena kelahiran ilmu tidak lepas dari peranan filsafat, sebaliknya perkembangan
ilmu memperkuat keberadaan filsafat.
Filsafat ilmu merupakan cabang filsafat yang merefleksi, radikal dan
intergal mengenail hakikat ilmu pengetahuan itu sendiri. Filsafat ilmu merupakan
penerusan dalam pengembangan filsafat pengetahuan (epistemologi), sebab
“pengetahuan ilmiah” tidak lain adalah a higher level dalam perangkat
pengetahuan manusia dalam arti umum sebagaimana kita terapkan dalam
kehidupan sehari-hari. (Koento, 1994: 18)
Menurut Koento Wibisono ilmu pengetahuan sebagai satu kesatuan
menampakkan diri secara dimensional, yaitu ilmu sebagai masyarakat, sebagai
proses, dan sebagai produk. Ilmu sebagai masyarakat menunjukkan adanya
sekelompok elite yang dalam kehidupannya sangat mendambakan imperatives
yang oleh R. Merto disebut universalisme, komunalisme, desinterestedness dan
skeptisisme yang teratur. Ilmu menggambarkan aktivitas masyarakat ilmiah yang
dengan aktivitasnya seperti ekspedisi, penelitian, seminar, eksperimentasi, dan
sebagainya sebagai aplikasi dalam mencari dan menemukan suatu hasil yang
secara pragmatis hendak dicapai. Adapun ilmu sebagai produk menunjukkan
hasil-hasil berupa karya ilmiah, teori, paradigma, beserta hasil terapannya berupa
teknologi.
Filsafat disebut-sebut sebagai induk segala ilmu oleh para filosof. Sebab,
dari filsafat lah ilmu-ilmu modern dan kontemporer berkembang, sehingga
manusia dapat menikmati ilmu dan buahnya sekaligus yaitu teknologi. Awalnya
dilsafat terbagi pada teoretis dan praktis. Psikologi juga merupakan cabang ilmu
dari filsafat. Perkembangan ini dapat diibaratkan sebuah pohon dengan cabang
dan ranting yang semakin lama semakin rindang.
Sama seperti filsafat, pada dasarnya psikologi sudah menyentuh semua
aspek yang ada di kehidupan manusia, karena psikologi penting bagi kehidupan
kita yang selalu berhubungan dan bersama dengan orang lain. Psikologi
dibutuhkan atau dipelajari dalah kehidupan sehari-hari, karena meminjam
ungkapan Bertens (1993), dapat disebut utilitarisme, yaitu suatu sikap yang
menjadi ciri khas masyarakat modern. Dalam masyarakat tradisional dahulu sikap
ini tidak dikenal ataupun kalau dikenal hanya kebetulan dan insidental, bukan
sistematis dan menyeluruh. Utilitarisme menekankan hubungan antara “means”
dan “end”, antara sarana dan tujuan. Kita harus mempergunakan sarana tertentu,
jika ingin mencapai suatu tujuan. Dalam pembahasan anatara filsafat dan
psikologi sering kali kita menemukan kata jiwa dan badan atau hal-hal yang
berkaitan dengan kerohanian dan kejasmanian. Pertanyaan kongkrit mengenai
hubungan kerohanian dan kejasmanian saja sudah memperlihatkan kebingungan
dengan masalah, apahak mesti dirumuskan sebagai soal “badan dan jiwa”, ataukah
sebagai masalah body and mind (Campbell, 1984)?
Selama ini ilmu jiwa memaknai kata “psikologi” yang betapa sukarnya
mengenal jiwa manusia yang sifatnya abstrak. Wajarlah jika Thomas Alva Edison
berkata “My mind is incapable of conceiving such a thing as a soul.” Pikiran saya
tidak mampu untuk memahami hal seperti jiwa. Meskipun begitu, satu-satunya
cara yang dapat dilakukan adalah mengobservasikan perilakunya, walapun
perilaku tidak merupakan cerminan jiwa secara keseluruhan.
Dari uraian penjelasan latar belakang di atas maka saya tertarik untuk
membuat judul makalah Hubungan Filsafat Ilmu dengan Psikologi.

1.2 Tujuan Penulisan

Dari latar belakang yang telah diurangkan di atas maka tujuan penulisan
adalah sebagai berikut,
1. Menjelaskan apa pengertian, objek kajian, tujuan dan kegunaan Filsafat Ilmu.
2. Mendiskripsikan apa pengertian, objek kajian, dan manfaat Psikologi.
3. Memaparkan apa hubungan filsafat ilmu dengan psikologi.

Anda mungkin juga menyukai