Anda di halaman 1dari 22

43

PERILAKU BERBAGI PENGETAHUAN (KNOWLEDGE SHARING)


KARYAWAN MINIMARKET

KNOWLEDGE SHARING BEHAVIOR AMONG


MINIMARKET EMPLOYEES

Sri Raharso & Sri Surjani Tjahjawati


(Staf Pengajar Jurusan Administrasi Niaga Politeknik Negeri Bandung)

ABSTRAK

Penelitian ini mengeksplorasi faktor-faktor yang bisa memicu perilaku berbagi


pengetahuan di antara para karyawan minimarket di Jawa Barat. Pada dasarnya, pendahulu dari
perilaku adalah niat untuk berperilaku. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan teori
reasoned action dan planned behavior untuk memprediksi adanya knowledge sharing behavior
di antara 403 karyawan minimarket. Model teoritis divalidasi dengan secara cross sectional.
Hasil temuan empiris menyatakan bahwa 29% variasi knowledge sharing intention dapat
dijelaskan oleh variabel pendahulunya dan 36,6% variasi knowledge sharing behavior dapat
diprediksi oleh knowledge sharing intention dan perceived behavioral control. Secara total,
empat dari lima hipotesis dapat dibuktikan dalam penelitian ini.

Kata Kunci: berbagi pengetahuan, teori reasoned action, teori planned behavior

ABSTRACT

This study explores the factors that inhibit the behavior of knowledge sharing – from
behavioral perspective - among minimarket employees in West Java. Behavior intention has
long been found to be significantly associated with actual behavior. So, this research employed
the theory of reasoned action (TRA) and the theory of planned behavior (TPB). In total, 403
responses from employees of minimarket organization in West Java were collected. The
theoritical model was validated within the context of a single empirical study. The finding
provided significant statistical support for the research model, for about 29% of the variance in
the knowledge sharing intention and 36,6% variance in the actual knowledge sharing behavior.
In total, 4 of the 5 hypothesized relationship were supported.

Keywords: knowledge sharing, theory of reasoned action, theory of planned behavior

LATAR BELAKANG PENELITIAN organizational learning yang efektif


(Riege, 2005). Fokus organisasi pada saat
Dalam lingkungan bisnis yang ini adalah mengelola pengetahuan untuk
sangat kompetitif, keunggulan kompetitif memperoleh keunggulan kompetitif (van
organisasi pada saat ini bergantung pada den Hooff & Ridder, 2004; Raharso,
manajemen pengetahuan dan 2009a; Heeseok & Byonggu, 2003; Sharp,
44 Sigma-Mu Vol.6 No.2 – September 2014

2003; Marquardt, 2002; DeTienne & 2005) yang sulit dikodifikasikan (Raharso,
Jackson, 2001; Staples et al., 2001; Meso 2009a). UKM juga menghadapi tantangan
& Smith, 2000). Kemampuan untuk penggunaan dan penciptaan pengetahuan.
mengelola pengetahuan akan menjadi Ketika teknologi yang bisa digunakan
pekerjaan utama para pekerja-pengetahuan untuk mengelola pengetahuan tumbuh
(Marquardt, 2002). Dalam ekonomi yang dengan pesat, pengetahuan dapat dikoleksi,
berbasis “brain” (knowledge-based disimpan, dan diakses untuk meningkatkan
organization) bukannya “brawn” (otot), kinerja. Akan tetapi, pengetahuan yang
organisasi fokus pada terciptanya aset tersimpan dalam individu pegawai
intelektual yang dihasilkan dari manajemen merupakan aset yang paling berharga,
pengetahuan (Tapscott, 1996). tetapi pengetahuan tersebut jarang
Karena manajemen pengetahuan dibagikan kepada individu yang lain (Hu,
memberikan manfaat yang signifikan bagi 2009: 980). Padahal, fokus dari
organisasi (Yang, 2008), sektor usaha kecil manajemen pengetahuan adalah bagaimana
dan menengah (UKM) juga berbagi pengetahuan untuk menciptakan
mengaplikasikan manajemen pengetahuan “value-added benefits” pada organisasi
(Megdadi et al. 2012; Izaskun et al., 2012; (van den Hooff & Ridder, 2004;
Staplehurst & Ragsdell, 2010; Delahaye, Liebowitz, 2001).
2005; Wong & Aspinwall, 2005; McAdam Tidak mengherankan, semenjak
& Reid, 2001). Kogut & Zander (1992) menyatakan bahwa
UKM memiliki peran dalam kemampuan organisasi dalam mentransfer
membangun perekonomian nasional pengetahuan merupakan raison d’être,
(Hadiyati, 2011). Terbukti, ketika krisis penelitian dalam domain knowledge
ekonomi melanda Indonesia pada 1997, sharing telah menjadi arena yang
UKM merupakan salah satu pilar menjanjikan dalam penelitian manajemen
penyelamat perekomian nasional. Stel dan pengetahuan (dalam Alexopoulos &
Thurik (2004) menyatakan bahwa UKM Monks, 2004). Oleh karena itu, berbagi
memiliki peran dalam peningkatan pengetahuan merupakan faktor terpenting
kesempatan kerja, pemerataan pendapatan, dalam implementasi manajemen
pembangunan ekonomi pedesaan, serta pengetahuan (van den Hooff & Ridder,
peningkatan ekspor nonmigas. UKM 2004; Mason & Pauleen, 2003; Robertson,
merupakan “driving force” dari 2002).
perekonomian suatu bangsa (Samitowska, Salah satu bentuk bisnis UKM
2011). adalah bisnis ritel atau eceran; berupa pasar
UKM mengadopsi manajemen modern dalam format minimarket. Menurut
pengetahuan dalam rangka memenangkan Ardiansyah et al. (2013a: 3), bisnis ritel
persaingan (Staplehurst & Ragsdell, 2010; atau eceran di Indonesia sungguh sangat
Alam et al., 2009). Akan tetapi, menggiurkan. Deretan investor dan peritel
MacAdam & Reid (2001) serta asing yang memadati industri pasar modern
Supyuenyong et al. (2009) menyatakan Indonesia terus bertambah. Mereka hadir
bahwa implementasi manajemen dengan mengakuisisi ritel yang ada atau
pengetahuan di UKM berbeda dengan membangun sendiri jaringan ritel. Bisnis
perusahaan besar. Secara alamiah, ritel, terutama yang menyediakan
pengetahuan dalam UKM berwujud dalam kebutuhan sehari-hari, memang tidak
bentuk pengetahuan tasit (Egbu et al., pernah sepi dari permintaan. Bahkan
Perilaku Berbagi Pengetahuan (Knowledge Sharing) 45
Karyawan Minimarket

dalam kondisi kritis, selama masyarakat al., 1988). Akan tetapi, dua teori tersebut
masih membutuhkan barang-barang masih jarang digunakan dalam studi pada
kebutuhan sehari-hari, permintaan tersebut area knowledge sharing (Ryu et al., 2003),
tetap ada (Ardiansyah et al., 2013a: 3). terutama dalam setting bisnis eceran
Terbukti omset bisnis ritel di Indonesia berbentuk minimarket, terutama di negara
berada pada kisaran Rp140-150 triliun pada sedang berkembang seperti Indonesia.
2012 dan pada 2013 diperkirakan akan Literatur knowledge sharing umumnya
tumbuh sebesar 15% (Ardiansyah et al., berbasis pada pengalaman organisasi di
2013b: 4). Format minimarket terus Barat (Cohen, 1998) dan asumsi-asumsi
tumbuh karena bertambahnya jumlah kelas teori Barat (Davison & Ou, 2007). Tsui
menengah di Indonesia. Oleh karena itu, (2006) menggambarkan hal tersebut
minimarket merupakan primadona dari sebagai sebuah perspektif etik, yaitu
format bisnis ritel di Indonesia (Ardiansyah melihat Indonesia dari luar (outside);
et al., 2013b: 4). bukannya menggunakan perspektif emic,
Untuk memenangkan persaingan yaitu: memandang Indonesia dari dalam
dalam bisnis eceran, hasil kajian Raharso (inside).
(2006) dan Raharso (2009b) menyatakan Jadi, penelitian ini diharapkan akan
bahwa inovasi merupakan salah satu kunci mengisi kesenjangan penerapan knowledge
bagi bisnis eceran untuk menjadi pemimpin sharing dalam bisnis eceran berbentuk
pasar. Di pihak lain, kajian Saenz et al. minimarket di Indonesia. Model
(2012), Hu et al. (2012), Liao et al. knowledge sharing tersebut akan menjadi
(2007), Lin (2007), Liebowitz (2002), bahan bagi pemilik dan pengelola
dan Jarvenpaa & Staples (2001) minimarket untuk meningkatkan daya
mendemonstrasikan bahwa knowledge kompetitisi mereka sehingga mereka bisa
sharing berperan dalam mengembangkan menjadi unggul secara berkelanjutan.
kapabilitas inovasi dalam organisasi. Jadi, Sudah selayaknya, minimarket milik
agar bisnis eceran memenangkan bangsa Indonesia yang menjadi pemimpin
persaingan, aktivitas berbagi pengetahuan pasar dalam bisnis ini, jangan sampai
merupakan salah satu rute yang bisa dikalahkan oleh peritel dari negara lain.
diimplementasikan untuk menghasilkan
bisnis eceran yangn inovatif. 1.1 Masalah Penelitian
Oleh karena itu, tujuan penelitian TRA menyarankan bahwa perilaku
ini adalah mengidentifikasi faktor-faktor individu ditentukan oleh kehendak atau niat
apa yang mempromosikan aktivitas berbagi berperilaku (behavioral intention) dan
pengetahuan dalam bisnis eceran berformat kehendak tersebut merupakan fungsi dari
minimarket di Jawa Barat. Uji empiris sikap (attitude) dan norma subjektif
perilaku knowledge sharing di antara para (subjective norm) (Fishbein & Ajzen,
karyawan minimarket di wilayah Jawa 1975). Model TRA kemudian direvisi
Barat dilakukan dengan mengadopsi teori dengan menambahkan sebuah konstruk,
psikologi sosial, yaitu theory of the yaitu kendali perilaku yang dirasakan
reasoned action (TRA) (Fishbein & Ajzen, individu (perceived behavioral control).
1975) dan theory of planned behavior Model ini selanjutnya diberi nama TPB
(TPB) (Azjen, 1991). TRA dan TPB telah (Ajzen, 1991; Ajzen, 1987). Dalam
terbukti mampu memprediksi perilaku penelitian ini, model TRA dan TPB
individu dalam setting sosial (Sheppard et menyarankan bahwa behavioral intention
46 Sigma-Mu Vol.6 No.2 – September 2014

karyawan minimarket untuk membagi menyatakan bahwa knowledge sharing sulit


pengetahuan secara bersama-sama terjadi dalam kehidupan sehari-hari di
ditentukan oleh attitude, subjective norm, organisasi. Karyawan tidak suka membagi
dan perceived behavioral control. pengetahuan yang mereka miliki kecuali
Dengan demikian, dalam perspektif jika mereka berpikir bahwa hal tersebut
perilaku knowledge sharing, variabel berharga dan penting (Ryu et al., 2003:
attitude terhadap knowledge sharing, 114). Knowledge sharing merupakan
subjective norm, perceived behavioral aktivitas yang bersifat voluntir dan tidak
control, dan knowledge sharing intention dapat dipaksakan (Käser & Miles, 2002).
merupakan “behavioral determinants” Oleh karena itu, perlu diidentifikasi
perilaku knowledge sharing (Wu & Zhu, faktor-faktor behavioral apa saja yang bisa
2012). menjadi pemicu bagi karyawan untuk mau
Jadi, tujuan penelitian ini adalah berbagi pengetahuan. Tantangan terbesar
memverifikasi variabel-variabel apa yang dalam mengaplikasikan manajemen
memengaruhi perilaku knowledge sharing pengetahuan adalah mengubah perilaku
dilihat dari perspektif behavioral dan karyawan (Ruggles, 1998). Robertson
selanjutnya mengidentifikasi pola hubungan (2002) menyatakan bahwa memahami
antar- variabel. perilaku karyawan dalam membagi
pengetahuan merupakan langkah awal
TINJAUAN PUSTAKA dalam mengaplikasikan manajemen
Ketika pengetahuan menjadi pengetahuan. Wu & Zhu (2012)
sumber daya terpenting bagi organisasi, mengidentifikasi bahwa “behavioral
aktivitas knowledge sharing antar- individu determinants” merupakan salah satu
akan menjadi faktor kritis untuk penentu dari perilaku knowledge sharing.
menghasilkan pengetahuan organisasi; yang
selanjutnya akan diberdayakan untuk 2.1 Knowledge Sharing
menghasilkan inovasi. Masalahnya, Salah satu cara agar organisasi
aktivitas knowledge sharing bukanlah memperoleh keunggulan kompetitif
tindakan yang alamiah, aktivitas tersebut berbasiskan pengetahuan adalah dengan
harus ditumbuhkan dan difasilitasi oleh mengelola knowledge sharing (Argote &
organisasi (Bock et al., 2005). Aktor Ingram, 2000). Liebowitz (2001)
utama dari knowledge sharing adalah menyatakan bahwa aktivitas knowledge
manusia, bukan teknologi (Cabrera & sharing akan menciptakan “value-added
Canrera, 2002). Pengetahuan ada dalam benefits” pada organisasi. Knowledge
pikiran manusia dan eksis ketika pikiran sharing merupakan alat bagi organisasi
tersebut diekspresikan dalam bentuk dalam rangka menghasilkan inovasi (Wang
tindakan (Widén-Wulff & Suomi, 2009). & Yang, 2007). Islam et al. (2010)
Oleh karena itu, tingkat knowledge sharing menyatakan aktivitas knowledge sharing
dari organisasi selalu berakar pada membantu organisasi dalam mentransfer
mekanisme yang berada pada tingkatan ide-ide baru dan solusi-solusi. Selain itu,
individu (Felin & Foss, 2006). MacDermott & O’Dell, (2001)
Pengetahuan seringkali bersifat menyebutkan bahwa knowledge sharing
personal dan sulit diekspresikan sehingga memungkinkan organisasi untuk
sulit dibagikan kepada yang lain (Szulanski, mengidentifikasi, mempromosikan, dan
1996). Davenport & Prusak (1998) menyebarkan best practices serta
Perilaku Berbagi Pengetahuan (Knowledge Sharing) 47
Karyawan Minimarket

mereduksi atau mengeliminasi upaya-upaya pengetahuan (Bock & Kim, 2002). Tujuan
“redundant reinvention”. Tidak utama dari aktivitas tersebut adalah
mengherankan apabila Ryu et al. (2003) mentransfer pengetahuan individu menjadi
menyatakan bahwa knowledge sharing bisa aset dan sumber daya organisasi (Dawson,
menjadi alat untuk menghasilkan organisasi 2001). Adanya aktivitas knowledge sharing
yang berkualitas dan efisien. Jadi, menyebabkan anggota organisasi bisa
organisasi yang tidak memiliki praktik mengaktualisasi visi-visi organisasi
knowledge sharing yang efektif dan efisien (Olatokun & Nneamaka, 2012).
akan gagal dalam memperoleh manfaat Berbagi pengetahuan antar-
inovasi bisnis dan pertumbuhan dari individu dalam suatu organisasi merupakan
intelektual kapital karyawannya (Raharso, aktivitas penting untuk menciptakan,
2011b: 69). mendeseminasi, dan mengelola
Knowledge sharing dapat pengetahuan dalam semua tingkat
didefinisikan sebagai aktivitas mentransfer organisasi (Ipe, 2003). Kemampuan
pengetahuan tasit maupun implisit dari satu organisasi dalam memanfaatkan
individu, kelompok, atau organisasi pada pengetahuan bergantung pada individu,
pihak lain (Lee, 2001 dalam Zawawi et al., yang secara aktual melakukan aktivitas
2011). Connelly & Kelloway (2003) menciptakan, membagi, serta
menyatakan knowledge sharing sebagai mengaplikasikan pengetahuan.
satu set perilaku yang melibatkan Pengetahuan akan bermanfaat ketika
pertukaran informasi dari satu individu ke anggota organisasi mau membagi
individu lain. Ryu et al. (2003: 113) pengetahuan yang mereka miliki dan
berpendapat bahwa knowledge sharing menciptakan pengetahuan baru dari
adalah perilaku mendiseminasi pengetahuan pengetahuan yang diperoleh dari individu
dari satu individu kepada individu lain lain. Jadi, knowledge sharing merupakan
dalam satu organisasi. Kadang-kadang, tindakan dasar untuk mewujudkan adanya
knowledge sharing juga disebut sebagai pengetahuan yang dapat dibagikan kepada
knowledge transfer (Davenport & Prusak, anggota organisasi. Aktivitas ini penting
2000 dalam Zawawi et al., 2011). Ling et karena menyediakan relasi antara
al. (2009) mendefinisikan knowledge pengetahuan yang tersimpan dalam
sharing sebagai diseminasi informasi dan individu menjadi pengetahuan organisasi.
pengetahuan ke seluruh organisasi. Pengetahuan ini akan dikonversi menjadi
Knowledge sharing juga dapat didefinisikan “economic and competitive value” bagi
sebagai aktivitas bagaimana individu organisasi (Hendriks, 1999).
bekerja bersama, saling menukar
pengetahuan, melakukan pembelajaran, dan 2.2 Behavioral Determinants
meningkatkan kemampuan individu untuk TPB dari Ajzen (1991) mungkin
mencapai tujuan-tujuan individu dan merupakan model sosial-psikologikal yang
organisasi (Zawawi et al., 2011). Dapat paling berpengaruh dan populer untuk
dinyatakan bahwa knowledge sharing menjelaskan dan memprediksi perilaku
adalah berbagi informasi, ide-ide, saran- manusia dalam konteks spesifik (Ajzen,
saran, dan pengalaman dari satu individu ke 2001; Jalilvand & Samiei, 2012). TPB
individu lain (Arabshahi et al., 2013). merupakan perluasan dari TRA yang
Knowledge sharing merupakan terjadi karena adanya temuan bahwa
aktivitas terpenting dari manajemen perilaku individu tidak 100% bersifat
48 Sigma-Mu Vol.6 No.2 – September 2014

sukarela dan dapat dikendalikan (Wu & positif. Sebaliknya, apabila individu
Zhu, 2012). memandang bahwa akibat dari suatu
Fishbein & Ajzen (1975) perilaku adalah suatu hal yang
menyatakan bahwa perilaku individu merugikan/negatif, attitude negatif akan
ditentukan oleh kehendak atau niat melekat pada individu tersebut. Attitude
berperilaku (behavioral intention). Hal merupakan konstruk psikologis yang
tersebut diperkuat oleh Ching-Lin (2003) penting karena bisa memengaruhi dan
yang menyatakan bahwa niat seorang memprediksi banyak perilaku (Jalilvand &
individu (human intention) merupakan Samiei, 2012).
prediktor terbaik terhadap perilaku orang Fishbein & Ajzen (1975; Refiana,
tersebut. Niat berperilaku merupakan 2002; Shih & Fang, 2004) berpendapat
prediktor terkuat dari perilaku yang bahwa attitude terhadap perilaku tertentu
ditargetkan (Jalilvand & Samiei, 2012). didasarkan sekumpulan pasangan
Niat berperilaku merupakan indikasi bahwa keyakinan (belief-evaluation). Attitude
individu sudah siap untuk terlibat atau merupakan fungsi perilaku termasuk
menjalankan suatu perilaku tertentu (Wu & keyakinan perilaku (behavioral belief)
Zhu, 2012). Ajzen (1991) selanjutnya seseorang dan evaluasi terhadap
menyatakan bahwa niat diasumsikan sudah konsekuensinya. Attitude yang dipelajari
mencakup faktor-faktor motivasional yang dari pengalaman-langsung biasanya lebih
memengaruhi perilaku. Jadi, perilaku mampu memprediksi perilaku pada masa
individu untuk berbagi pengetahuan yang akan datang daripada sikap yang
(knowledge sharing behavior) bisa dipelajari dari pengalaman-tidak-langsung
diprediksi dari niatnya (knowledge sharing (East, 1997).
intention). Dengan demikian, peneliti bisa Dalam konteks knowledge sharing,
membuat hipotesis berdasarkan kajian ketika karyawan memiliki sikap yang
tersebut, yaitu: positif terhadap aktivitas knowledge
H1. Knowledge sharing intention sharing, mereka akan memiliki niat untuk
memengaruhi knowledge sharing melakukan knowledge sharing.
behavior. Berdasarkan ulasan tersebut, peneliti bisa
Model TRA menyatakan bahwa membuat hipotesis sebagai berikut.
niat berperilaku merupakan fungsi dari H2. Knowlede sharing attitude
attitude dan subjective norm (Fishbein & memengaruhi knowledge sharing intention.
Ajzen, 1975). Selanjutnya, norma adalah suatu
Attitude merupakan suatu perasaan konvensi sosial yang mengatur kehidupan
yang bersifat suka/tidak suka terhadap suatu manusia. Norma merupakan standar
objek/tindakan (Ajzen & Fishbein, 1980). perilaku yang mencakup pedoman seberapa
Menurut East (1997), attitude adalah banyak pekerjaan yang dilakukan (Luthans,
sebuah respon evaluatif terhadap sebuah 2006).
konsep. Attitude merupakan tingkatan Subjective norm adalah tekanan
ketika individu mengevaluasi apakah suatu sosial yang dirasakan seseorang untuk
perilaku bersifat baik (favorably) atau tidak melakukan atau tidak melakukan suatu
baik (unfavorably) (Gagné, 2009). Attitude tindakan (Gagné, 2009). Subjective norm
akan positif terhadap perilaku bila individu merupakan fungsi keyakinan individu
tersebut memersepsikan bahwa akibat yang dalam hal menyetujui atau tidak menyetujui
dilakukan oleh perilaku tersebut bersifat perilaku tertentu (Refiana, 2002). Untuk
Perilaku Berbagi Pengetahuan (Knowledge Sharing) 49
Karyawan Minimarket

menyetujui/tidak menyetujui perilaku, TRA sebagai model yang bisa


dasarnya adalah keyakinan yang dinamakan memprediksi perilaku telah diaplikasikan
subjective norm. Dengan demikian, faktor dalam berbagai bidang seperti psikologi,
lingkungan keluarga (ayah, ibu, saudara) manajemen, pemasaran, kesehatan (Fortin,
merupakan pihak yang dapat memengaruhi 2000; Chang, 1998), dan perbankan syariah
tindakan individu. Seorang individu akan (Raharso et al., 2008). Dalam bidang
berperilaku tertentu apabila persepsi orang knowledge sharing, Bock dan Kim (2002)
lain terhadap perilaku tersebut bersifat telah mengaplikasikan TRA dalam sebuah
positif. Artinya, orang lain institut penelitian di organisasi publik; Ryu
mempersepsikan bahwa perilaku individu et al. (2003) dalam industri kesehatan, dan
tersebut diperbolehkan/ atau sebaiknya Aulawi et al. (2009) di perusahaan
dilakukan. Subjective norm merupakan telekomunikasi. Akan tetapi, walaupun
persepsi yang bersifat individual terhadap TRA terbukti efektif dalam memprediksi
tekanan sosial untuk melakukan/tidak perilaku, model ini tidak valid untuk
melakukan perilaku tertentu. Subjective memprediksi perilaku individu ketika
norm dapat ditentukan dan diukur sebagai individu tersebut tidak memiliki kebebasan
suatu kumpulan keyakinan normatif dalam mengendalikan kemauan berperilaku
mengenai setuju tidaknya terhadap suatu mereka (Sheppard et al., 1988).
perilaku (Refiana, 2002; Jalilvand & Model TPB merupakan revisi dari
Samiei, 2012). dari model TRA dengan menambahkan
Peran subjective norm sebagai sebuah konstruk, yaitu kendali perilaku
penentu niat berperilaku sudah yang dirasakan individu (perceived
didokumentasikan dalam berbagai situasi behavioral control) atau keyakinan individu
(Jalilvand & Samiei, 2012). Ketika dalam mengendalikan suatu perilaku
karyawan merasakan adanya tekanan sosial (Gagné, 2009: 572). Konstruk tersebut
dalam organisasi untuk membagi digunakan untuk mengantisipasi situasi
pengetahuan yang mereka miliki, kondisi ketika individu memiliki ketidakmampuan
tersebut akan memotivasi karyawan untuk dalam mengendalikan perilaku yang akan
meniatkan diri agar bisa terlibat dalam dia kerjakan (Ajzen, 1991; Ajzen, 1987).
aktivitas knowledge sharing. Berdasarkan Perilaku individu tidak selamanya bersifat
kajian tersebut, selanjutnya peneliti bisa sukarela dan dapat dikendalikan oleh
membangun hipotesis sebagai berikut: individu itu sendiri (Wu & Zhu, 2012).
H3. Subjective norm memengaruhi Contohnya, ketika karyawan minimarket X
knowledge sharing intention. memiliki attitude terhadap knowledge
Premis dasar dari TRA adalah sharing yang bersifat positif dan memiliki
individu adalah rasional dan perilaku yang subjective norm yang dia yakini, belum
akan dieksplorasi individu ada dalam tentu karyawan tersebut akan berperilaku
kendali kemauan mereka sendiri (Fishbein seperti yang dia inginkan (dalam hal ini
& Middlestadt, 1997). Jadi, attitude dan akan melakukan aktivitas knowledge
subjective norm membentuk behavioral sharing). Kondisi atau situasi yang ada di
intention untuk melakukan perilaku minimarket tersebut (misal: toko sedang
tertentu. Dengan perkataan lain, behavioral ramai dikunjungi pembeli sehingga para
intention menentukan perilaku apa yang karyawan tidak memiliki cukup waktu ‘lack
dilakukan oleh individu tersebut. of time’ untuk berbagi pengetahuan) juga
memengaruhi perilaku individu tersebut
50 Sigma-Mu Vol.6 No.2 – September 2014

(Ryu et al., 2003). Perceived behavioral behavioral control adalah prediktor yang
control merujuk kepada persepsi individu nyata terhadap behavioral intention (East,
pada sulit tidaknya mereka dalam 1997; Chen et al., 2009).
berperilaku seperti yang diinginkan (Ajzen, Artinya, apabila seorang karyawan
1991). merasa mampu melakukan aktivitas
Perceived behavioral control knowledge sharing, karyawan tersebut akan
merupakan fungsi keyakinan kontrol membangun niat untuk melakukan aktivitas
‘control belief’ dan akses faktor kontrol knowledge sharing dan akan melakukan
‘access to the control factor’. Yang tindakan knowledge sharing. Berdasarkan
termasuk faktor kendali adalah faktor hasil kajian literatur tersebut, peneliti
internal (seperti keahlian, kemampuan, membuat hipotesis sebagai berikut:
informasi, emosi) dan faktor eksternal H4. Perceived behavioral control
(misal: situasi/lingkungan). Perceived memengaruhi knowledge sharing intention.
behavioral control mengindikasikan bahwa H5. Perceived behavioral control
motivasi individu dipengaruhi oleh persepsi memengaruhi knowledge sharing behavior.
seberapa sulit perilaku “X” dapat
dilakukan, termasuk di dalamnya sampai di METODE PENELITIAN
mana keberhasilan yang mungkin akan Desain penelitian ini adalah
dicapai individu tersebut bila berperilaku deskriptif dan eksploratori dengan unit
“X” (Refiana, 2002). analisis adalah karyawan minimarket di
Seperti yang diasumsikan Fishbein wilayah Jawa Barat. Populasi penelitian
dan Ajzen (1975), individu biasanya cukup adalah semua karyawan yang bekerja di
rasional dan mampu menggunakan minimarket yang ada di wilayah Jawa
informasi yang mereka miliki secara Barat. Teknik sampling dilakukan dengan
sistematis. Jadi, apabila individu merasa menggunakan random sampling (Kuncoro,
dia tidak memiliki sumber daya/kesempatan 2003: 114) terhadap para karyawan yang
untuk melakukan sesuatu, individu tersebut bekerja di minimarket yang tersebar di
tidak akan melakukan perilaku yang Jawa Barat. Akan tetapi, peneliti
memerlukan sumber daya tersebut (bahkan menetapkan kuota minimal adalah sebesar
dalam situasi individu memiliki attitude 400 responden. Jumlah ini sudah
positif dan subjective norm yang memenuhi syarat untuk penelitian yang
menyetujui perilaku tersebut). bersifat multivariat (Hair et al., 1998).
Konstruk perceived behavioral Metode pengumpulan data
control kompatibel dengan konsep menggunakan kuesioner berskala Likert
perceived self-efficacy dari Bandura (1982). (Soedibjo, 2005: 90), antara 1-5; 1
Perceived behavioral control memiliki bermakna “sangat tidak setuju” dan 5
pengaruh langsung kepada behavioral bermakna “sangat setuju”. Karena
intention dan behavior (tindakan/perilaku) pengumpulan data dilakukan dengan
dalam model TPB (Ryu et al., 2003; Chen menggunakan kuesioner, kesungguhan
et al., 2009). Studi yang dilakukan responden dalam menjawab pertanyaan
Bandura (dalam East, 1997) menyatakan merupakan hal yang sangat penting dalam
bahwa self-efficacy merujuk pada penilaian penelitian ini. Keabsahan hasil penelitian
seseorang tentang seberapa mampu dia sosial sangat ditentukan oleh alat ukur yang
melakukan suatu tindakan tertentu pada digunakan. Oleh karena itu, dibuat dua
masa yang akan datang. Perceived macam pengujian: uji validitas dan
Perilaku Berbagi Pengetahuan (Knowledge Sharing) 51
Karyawan Minimarket

reliabilitas untuk menguji kesungguhan 2007; Tohidinia & Mosakhani, 2010; Wu


jawaban dari responden. & Zhu, 2012 digunakan untuk mengukur
Variabel knowledge sharing variabel knowledge sharing behavior.
attitude menggunakan hasil penelitian Variabel ini terdiri atas tujuh item
sebelumnya, seperti Chennamaneni, 2006; pernyataan. Contohnya adalah Saya
Lin, 2007; Tohidinia & Mosakhani, 2010; membagikan apa yang saya ketahui tentang
Wu & Zhu, 2012. Variabel ini terdiri atas pekerjaan di minimarket ini kepada rekan
lima item. Sebagai contoh itemnya adalah kerja.
Membagi informasi atau pengetahuan Analisis faktor akan dilakukan
pada rekan kerja merugikan saya sendiri. terhadap item-item pernyataan yang ada
Variabel subjective norm terdiri atas lima dalam kuesioner untuk mengetahui
item pernyataan. Contoh item: Atasan unidimensionality-nya. Analisis ini
menyarankan saya untuk saling membagi dimanfaatkan untuk menjawab pertanyaan
informasi atau pengetahuan. Instrumen penelitian yang pertama, yaitu
tersebut merupakan modifikasi dari hasil mengidentifikasi faktor-faktor atau variabel
penelitian Chennamaneni, 2006; Tohidinia apa saja yang memengaruhi aktivitas
& Mosakhani, 2010; Wu & Zhu, 2012. knowledge sharing (Santoso, 2002; Hair et
Untuk mengukur perceived behavioral al., 1998) dilihat dari perspektif model
control, peneliti menggunakan hasil TRA dan TPB. Analisis regresi digunakan
penelitian Chennamaneni, 2006; Lin, 2007; untuk melihat relasi antara variabel bebas
Tohidinia & Mosakhani, 2010; Wu & terhadap variabel terikat.
Zhu, 2012 sehingga dihasilkan enam item
pernyataan. Contoh: Saya memiliki waktu HASIL DAN PEMBAHASAN
untuk berbagi informasi atau pengetahuan Setelah polling item disusun, diuji
dengan rekan kerja. Untuk mengukur validitas dan reliabilitas kepada 30
knowledge sharing intention, hasil responden. Selanjutnya, angket awal yang
penelitian dari Chennamaneni, 2006; valid (korelasi item-total <0,30) dan
Tohidinia & Mosakhani, 2010; Wu & reliabel (cronbach alpha>0,70)
Zhu, 2012; dan Eze et al., 2013 digunakan didistribusikan kepada pegawai
peneliti untuk menghasilkan lima item minimarket yang tersebar di kota dan
pernyataan. Contoh item pernyataan kabupaten di Jawa Barat sehingga
tersebut adalah: Apabila saya memiliki dihasilkan 403 angket yang layak dianalisis.
kesempatan, saya akan membagikan Berikut ini adalah profil dari responden
pengalaman kerja saya pada rekan kerja. tersebut.
Hasil penelitian Chennamaneni, 2006; Lin,

Tabel 1. Profil Responden


Gender Pria 232 orang 57,6%
Wanita 171 orang 42,4%
Masa Kerja ≤1 tahun 176 orang 43,7%
2-4 tahun 186 orang 46,9%
5-6 tahun 21 orang 5,2%
>6 tahun 17 orang 4,2%
Usia <30 tahun 384 orang 95,3%
52 Sigma-Mu Vol.6 No.2 – September 2014

31-40 tahun 18 orang 4,5%


41-50 tahun 1 orang 0,2%
Lokasi Kota Bandung 68 orang 16,9%
Kota Bekasi 8 orang 2%
Kota Bogor 12 orang 3%
Kab. Ciamis 52 orang 12,9%
Kab. Cianjur 17 orang 4,2%
Kota Cimahi 19 orang 4,7%
Kota Cirebon 10 orang 2,5%
Kab. Garut 52 orang 12,9%
Kab. Bandung 15 orang 3,7%
Kab. Bandung 19 orang 4,7%
Barat
Kab. Bogor 11 orang 2,7%
Kab. Purwakarta 17 orang 4,2%
Kab. Tasikmalaya 46 orang 11,4%
Kab. Karawang 10 orang 2,5%
Kab. Majalengka 9 orang 2,2%
Kab. Sukabumi 15 orang 3,7%
Kab. Sumedang 12 orang 3%
Kota Tasikmalaya 11 orang 2,7%
Pendidikan SMP 2 orang 0,5%
SMK 156 orang 38,7%
SMA 218 orang 54,1%
D1/2/3 19 orang 4,7%
D4/S1 7 orang 1,7%
S2/3 1 orang 0,2%
Sumber: hasil olah data, 2014

Peneliti menggunakan analisis Analisis faktor dilakukan terhadap


faktor untuk melakukan purifikasi terhadap semua item pernyataan yang digunakan
item pernyataan. Sesuai dengan saran Hair untuk mengukur behavioral determinants.
et al. (2006: 128), faktor loading yang KMO dari analisis faktor ini adalah 0,873;
signifikan secara praktis bernilai ±0,50 atau BTS=3800,926; df=300; menggunakan
lebih besar; dan lebih dari +0,70 metode ekstraksi principal component
dipertimbangkan sebagai struktur yang analysis. Metode rotasi adalah varimax
terdefinisi dengan baik dan menjadi tujuan dengan normalisasi Kaiser; ekstrasi
dari semua analisis faktor. Oleh karena itu, dilakukan terhadap faktor yang memiliki
peneliti menggunakan batasan faktor nilai eigen>1. Hasilnya adalah lima
loading minimal sebesar 0,50 sebagai nilai komponen atau faktor, tersaji dalam Tabel
yang dianggap signifikan untuk setiap item 2.
yang dianalisis faktor.
Perilaku Berbagi Pengetahuan (Knowledge Sharing) 53
Karyawan Minimarket

Tabel 2. Analisis Faktor, Validitas, & Reliabilitas


Validitas &
Komponen Reliabilitas
No. Item Korelasi Cronbach’s
1 2 3 4 5 Item- alpha
Total
1 Behavior1 0,763 0,604
2 Behavior2 0,730 0,551
3 Behavior3 0,654 0,516
4 Behavior4 0,587 0,620 0,806
5 Behavior5 0,583 0,584
0,558
6 Behavior6 0,571
8 Intention1 0,782 0,587
9 Intention2 0,778 0,633
10 Intention3 0,631 0,677 0,818
11 Intention4 0,629 0,603
12 Intention5 0,592 0,569
13 PBC1 0,750 0,447
14 PBC2 0,703 0,503
15 PBC3 0,655 0,584
0,746
16 PBC4 0,557 0,520
17 PBC5 0,518 0,504
18 SubNorm1 0,508 0,447
19 SubNorm2 0,749 0,448
20 SubNorm3 0,691 0,515
21 SubNorm4 0,659 0,534
0,716
0,515

22 SubNorm5 0,561
24 Attitude1 0,941 0,752
0,752 0,858
25 Attitude2 0,912
% Variance 12,737% 12,028% 11,863% 44,238% 7,363%
Total Variance Explained: 55,229%
Hanya ditampilkan faktor loading>0,50; level signifikansi=0,000
Attitude=knowledge sharing attitude; SubNorm=subjective norms; PBC=perceived behavioral
control; Intention=knowledge sharing intention; Behavior=knowledge sharing behavior
Sumber: hasil olah data, 2014

Analisis faktor menghasilkan lima 2006), tidak ada item pernyataan dari satu
faktor atau variabel yang selaras dengan faktor/variabel tertentu dipersepsikan oleh
pooling item yang dikembangkan dalam responden sebagai item pernyataan untuk
penelitian ini. Dengan menggunakan mengukur faktor/variabel yang lain (cross-
norma faktor loading >0,50 (Hair et al., loading). Akan tetapi, ada tiga item
54 Sigma-Mu Vol.6 No.2 – September 2014

pernyataan yang digunakan untuk perspektif theory of planned behavior, para


mengukur knowledge sharing attitude harus karyawan minimarket terbukti telah
dibuang karena memiliki faktor loading melakukan “actual behavior” dalam bentuk
<0,50. Hal yang sama terjadi juga terjadi aktivitas knowledge sharing, bukan sekadar
untuk variabel subjective norm dan niat untuk melakukan knowledge sharing.
knowledge sharing behavior, masing- Faktor kedua dari behavioral
masing ada satu item yang harus dibuang. determinants adalah knowledge sharing
Hal ini sesuai dengan pendapat Hair et al. intention, yang dibentuk oleh lima item
(2006) yang menyatakan bahwa nilai faktor pernyataan. Dalam perspektif theory of
loading ≥0,50 merupakan nilai yang planned behavior, knowledge sharing
umumnya dapat diterima secara praktis. intention merupakan pendahulu dari actual
Artinya: hasil tersebut berguna untuk behavior (dalam hal ini adalah knowledge
mencapai tujuan penelitian. Jadi, item sharing behavior). Teori tersebut
pernyataan yang memiliki faktor menyatakan bahwa setiap perilaku selalu
loading<0,50 menjadi kurang relevan didahului oleh niat yang disengaja untuk
secara praktis karena tidak dipersepsikan melakukan sesuatu (Krok, 2013).
mampu mengukur variabel yang Behavioral intention merupakan niat atau
dihipotesiskan dalam penelitian. hasrat untuk terlibat dalam perilaku yang
Dengan demikian, lima relevan, misal: niat berbagi pengetahuan
faktor/variabel yang dihasilkan dalam merupakan niat untuk melakukan aktivitas
analisis faktor memiliki label seperti berbagi pengetahuan. Dengan demikian,
aslinya, yaitu: knowledge sharing karyawan minimarket di Jawa Barat
behavior, knowledge sharing intention, memiliki niat untuk melakukan aktivitas
knowledge sharing attitude, subjective knowledge sharing.
norm, dan perceived behavioral control. Faktor behavioral berikutnya,
Prosedur berikutnya adalah ketiga, yang menjadi pengungkit aktivitas
menguji reliabilitas dari faktor-faktor atau knowledge sharing adalah knowledge
variabel-variabel yang terbentuk dari sharing attitude yang dibentuk oleh dua
analisis faktor tersebut. Berdasarkan kajian item pernyataan. Attitude untuk melakukan
empiris tersebut, lima faktor atau variabel knowledge sharing di antara para karyawan
yang membentuk behavioral determinants minimarket di Jawa Barat dibentuk oleh
tergolong valid karena memiliki nilai serangkaian keyakinan bahwa berbagi
Cronbach’s alpha >0,70 (Hair et al., 2006: pengetahuan merupakan aktivitas yang
139). Jadi, hasil analisis faktor terhadap positif. Dengan demikian, dapat
behavioral determinants menghasilkan lima disimpulkan bahwa karyawan minimarket
faktor yang teruji unidimensionalitas dan di Jawa Barat memiliki knowledge sharing
reliabilitasnya. attitude yang positif sehingga bisa menjadi
Faktor pertama dari behavioral prediktor bagi munculnya niat untuk
determinants adalah knowledge sharing berbagi pengetahuan. Karyawan percaya
behavior yang terdiri atas enam item bahwa berbagi pengetahuan akan
pernyataan. Hal ini mengindikasikan memberikan output tertentu yang positif
bahwa para karyawan minimarket di Jawa bagi mereka, misal: dikenal oleh rekan
Barat melakukan aktivitas knowledge kerja, dipromosikan, citra diri yang
sharing kepada rekan kerjanya. Dalam meningkat, dll. (Krok, 2013).
Perilaku Berbagi Pengetahuan (Knowledge Sharing) 55
Karyawan Minimarket

Faktor behavioral keempat yang kemampuan untuk melakukan kegiatan


memengaruhi terbentuknya aktivitas berbagi pengetahuan. Dengan kata lain,
knowledge sharing adalah subjective norms. mereka merasa kompeten untuk bisa
Faktor ini dibentuk oleh empat item melakukan kegiatan berbagi pengetahuan
pernyataan. Sejalan dengan mekanisme dengan rekan kerja. Oleh karena itu, tidak
attitude, subjective norms dibentuk oleh mengherankan apabila Ajzen menyatakan
keyakinan-keyakinan karyawan minimarket bahwa konsep perceived behavioral
pada norma-norma tertentu, yaitu: saran control memiliki persamaan dengan konsep
atasan untuk berbagi pengetahuan yang self-efficacy dari Bandura (1977 dalam
merupakan kepatuhan pada aturan Hansen & Avital, 2005). Berbeda dengan
perusahaan. Jadi, karyawan minimarket di knowledge sharing attitude dan subjective
Jawa Barat memiliki norma yang positif norms, perceived behavioral control
sehingga norma tersebut bisa menjadi memiliki pengaruh langsung dan tidak
prediktor bagi niat untuk berbagi langsung terhadap knowledge sharing
pengetahuan. Karyawan tersebut percaya behavior (Hansen & Avital, 2005).
bahwa berbagi pengetahuan merupakan Berdasarkan temuan empiris
“aturan” yang penting bagi mereka (Krok, tersebut, dapat dinyatakan bahwa perilaku
2013). Sebaliknya, bila karyawan berbagi pengetahuan karyawan minimarket
minimarket tidak melakukan kegiatan di Jawa Barat dapat diprediksi dengan
berbagi pengetahuan, mereka tidak akan menggunakan theory of planned behavior.
dikenal dan diterima oleh rekan-rekan Karyawan tersebut memiliki attitude dan
kerjanya (Tohidinia & Mosakahni, 2010). subjective norms yang positif terhadap
Faktor terakhir dari behavioral aktivitas knowledge sharing serta memiliki
determinants adalah perceived behavioral kemampuan untuk melakukan aktivitas
control, yang disusun oleh lima item tersebut. Secara deskriptif, semua variabel
pernyataan. Seperti halnya knowledge memiliki nilai rata-rata>3,0 dengan standar
sharing attitude dan subjective norms, para deviasi yang dapat diterima. Kecuali untuk
karyawan minimarket di Jawa Barat juga variabel knowledge sharing attitude, yang
percaya bahwa mereka mampu untuk memiliki standar deviasi yang marginal.
melakukan aktivitas knowledge sharing. Korelasi antarvariabel disajikan dalam
Mereka memiliki waktu, alat, dan Tabel 3.

Tabel 3. Rata-rata dan Korelasi antar Variabel


Rata- Standar
Variabel 1 2 3 4 5
rata Deviasi
- -0,049 -
1 Knowledge sharing attitude 3,764 1,0928 1 0,38 0,149’ 0,182’
’ ’

2 Subjective norms 4,126 0,4954 1 0,382’ 0,313’


0,443’’
’ ’

3 Perceived behavioral control 3,711 0,5005 1 0,490’


0,459’’

56 Sigma-Mu Vol.6 No.2 – September 2014

4 Knowledge sharing intention 3,853 0,5256 1 0,543’



5 Knowledge sharing behavior 3,751 0,5280 1
’’ korelasi signifikan pada tingkat 0,01 (2-tailed)
Sumber: hasil olah data, 2014

Berbeda dengan yang diharapkan Selanjutnya, konsisten dengan


peneliti, ternyata relasi antara knowledge theory of planned behavior, penelitian ini
sharing attitude dengan variabel knowledge mengidentifikasi adanya relasi positif dan
sharing intention memperlihatkan adanya signifikan antara subjective norms dan
hubungan yang negatif. Artinya, semakin perceived behavioral control dengan
tinggi nilai attitude para karyawan knowledge sharing intention serta relasi
minimarket, knowledge sharing intention positif dan signifikan antara perceived
akan semakin menurun atau sebaliknya. behavioral control dan knowledge sharing
Akan tetapi, relasi tersebut tidak signifikan. intention dengan knowlegde sharing
Artinya, dalam kasus ini, knowledge behavior. Adanya hubungan yang kuat
sharing attitude tidak memiliki relasi yang (r=0,543) antara knowledge sharing
berarti dengan knowledge sharing intention. intention dengan knowledge sharing
Dengan demikian, penjelasannya adalah behavior sesuai dengan hasil analisis-meta
karyawan minimarket sudah memiliki terhadap 87 studi yang melaporkan adanya
knowledge sharing attitude, tetapi korelasi yang kuat sebesar 0,53 (Sheppard
komitmen tersebut tidak cukup tinggi et al., 1988).
sehingga bisa memicu terjadinya niat untuk Untuk menjawab adanya pengaruh
berbagi pengetahuan. Atau, knowledge antarvariabel, peneliti menggunakan
sharing attitude yang diadopsi para analisis regresi yang hasilnya disajikan
karyawan minimarket dihasilkan dari secara visual dalam Gambar 1.
terpaan informasi yang kurang tepat
sehingga para karyawan tidak berniat untuk
melakukan aktivitas knowledge sharing.

Knowledge
sharing attitude -0,05
H2 R2=0,290 R2=0,366

0,334 Knowledge 0,405 Knowledge


Subjective
sharing sharing
Norms H3 H1
intention behavior
0,354 0,322
H4
Perceived tidak signifikan H5 0,631
behavioral control
Signifikan pada taraf 0,05
Gambar 1. Hasil Penelitian
Ɛ
57

Paralel dengan hasil korelasi knowledge sharing yang nyata (Luthans,


antarvariabel, knowledge sharing attitude 2006: 241-242).
tidak memiliki pengaruh yang signifikan Variabel perceived behavioral
terhadap knowledge sharing intention. control dan knowledge sharing intention
Subjective norms dan perceived behavioral secara simultan berpengaruh positif dan
control mampu bertindak sebagai prediktor signifikan terhadap knowledge sharing
bagi knowledge sharing intention. Secara behavior. Dua variabel tersebut memiliki
simultan, dua variabel tersebut mampu peran sebesar 36,6% untuk menjelaskan
menjelaskan 29% variasi yang ada dalam variasi yang ada dalam knowledge sharing
variabel knowledge sharing intention. behavior.
Dengan demikian, menjadi tugas para
pengelola minimarket untuk mengedukasi SIMPULAN
para karyawan sehingga mereka memiliki Ketika persaingan menjadi fakta
knowledge sharing attitude yang bisa sehari-hari, organisasi perlu
menjadi pengungkit bagi munculnya memberdayakan sumber daya, yang
knowledge sharing intention. Kondisi diyakini para ahli sebagai media untuk
aktual sudah membuktikan bahwa para mendapatkan keunggulan kompetitif yang
karyawan memiliki subjective norms dan langgeng, pengetahuan. Oleh karena itu,
perceived behavioral control yang bisa organisasi besar maupun kecil perlu
menjadi pemicu niat untuk berbagi bertransformasi untuk menjadi organisasi
pengetahuan. yang berbasis pengetahuan dengan
Untuk bisa mengubah knowledge menggunakan karyawan sebagai aktor
sharing attitude karyawan, ada dua tahap utamanya. Manajemen pengetahuan akan
yang perlu dilakukan. Pertama, efektif apabila para karyawan memiliki
mengidentifikasi hambatan untuk perilaku berbagi pengetahuan.
mengubah sikap. Umumnya, terdapat dua Penelitian ini berhasil
hambatan dasar yang mencegah individu mengidentifikasi adanya tiga variabel yang
untuk mengubah sikap, yaitu: komitmen bisa menjadi anteseden dari knowledge
berbagi pengetahuan dan informasi yang sharing intention, yaitu knowledge sharing
tidak memadai (Luthans, 2006: 241). attitude, subjective norms, serta perceived
Kedua, mengatasi hambatan dengan cara behavioral control di antara para karyawan
menyediakan informasi baru tentang minimarket. Selain itu, juga diidentifikasi
manfaat knowledge sharing bagi individu, adanya knowledge sharing behavior di
tim, dan organisasi; penggunaan rasa takut antara mereka. Relasi serta pengaruh antara
pada tingkatan sedang (tentang konsekuensi variabel juga berhasil diperolah dari studi
apabila karyawan tidak mau melakukan ini.
aktivitas knowledge sharing); memecahkan Penelitian ini merupakan studi awal
masalah ketidaksesuaian antara sikap dan terhadap aplikasi model TRA dan TPB
perilaku untuk melakukan knowledge untuk memprediksi perilaku berbagi
sharing; menggunakan rekan kerja untuk pengetahuan para karyawan minimarket.
melakukan persuasi kepada individu yang Oleh karena itu, diperlukan studi lanjutan
enggan melakukan knowledge sharing; dan untuk memperkuat hasil studi ini.
co-opting atau melibatkan karyawan yang
enggan berbagi pengetahuan dalam suatu
kegiatan yang membutuhkan aktivitas
58

DAFTAR PUSTAKA Tanah Air Semakin Deras”, Kontan,


4-10 Maret, hlm 3.
Ajzen, I & Fishbein, M. 1980. Ardiansyah, Arief; Anastasia Lilin Y.;
Understanding the Attitudes and Adisti Dini I.; Narita I.; & Sofyan Nur
Predicting Social Behavior. New H. 2013b. “Pemain Bertambah,
Jersey: Prentice Hall. Bisnis Ritel Tetap Renyah”, Kontan,
Ajzen, I. 1987. Attitudes, Traits, and 4-10 Maret, hlm. 4-5.
Actions: Dispositional Prediction of Argote, L. & P. Ingram. 2000. “Knowledge
Behavior in Personality and Social Transfer: A Basis for Competitive
Psychology in L. Berkowits. (1987). Advantage in Firms”,
Advances in Experimental Social Organizational Behavior and Human
Psychology, No. 20. San Diego: Decision Processess. Vol. 85, pp.
Academic Press. 150-169.
Ajzen, I. 1991. “The Theory of Planned Aulawi, Hilmi; Iman Sudirman; Suryadi;
Behavior”, Organizational Behavior Kadarsah; & Rajesri Govindaraju.
and Human Decision Processes, Vol. 2009. “Knowledge Sharing Behavior,
50, No. 2, pp. 179-211. Antecedent and Their Impact on the
Ajzen, I. 2001. “Nature and Operation of Individual Innovation Capability”,
Attitudes”, Annual Review of Journal of Applied Sciences
Psychology, Vol. 52, pp. 27-58. Research, Vol. 5, No. 12, pp. 2238-
Alam, Syed Shah; Zaini Abdullah; 2246.
Noormala Amir Ishak; & Zahariah Bandura, A. 1982. “Self-efficacy
Mohd. Zain. 2009. “Assessing Mechanism in Human Agency”,
Knowledge Sharing Behaviour among American Psychologist, Vol. 37, pp.
Employees is SMEs: An Empirical 122-147.
Study”, International Business Bock, G. W. & Kim, Y. G. 2002.
Research, Vol. 2, No. 2, April, pp. “Breaking The Myths of Rewards:
115-122. an Exploratory Study of Attitudes
Alexopoulos, Angelos & Kathy Monks. about Knowledge Sharing”,
2004. “A Social Capital Perspective Information Resources Management
on the Role of Human Resources Journal, Vol. 15,No. 2, pp. 14-21.
Practices in Intra-organizational Bock, G.W.; R.W. Zmud; & Kim, Y.G.
Knowledge Sharing” (Paper at 5th 2005. “Behavioral Intention
International Conference on HRD Formation in Knowledge Sharing:
Research and Practice across Europe). Examining the Role of Extrinsic
Arabshahi, Masoomeh; Mohammad Motivatiors, Social-Psychological
Lagzian; Fariborz Rahimnia; Azar Forces, and Organizational Climate”,
Kafashpour. 2013. “The Impact of MIS Quarterly, Vol. 29, No. 1, pp.
Emotional Intelligence on Faculty 87-111.
Members’ Knowledge Sharing Cabrera, A.C. & E.F. Canrera. 2002.
Behavior”, Management Science “Knowledge-sharing Dilemmas”,
Letters, Vol. 3, pp. 2963-2970. Organizational Studies, Vol. 23, No.
Ardiansyah, Arief; Anastasia Lilin Y.; 5, pp. 687-710.
Adisti Dini I.; & Sofyan Nur H.
2013a. “Asing Dekap Ritel Kita: Chang, M. K. 1998. “Predicting Unethical
Serbuan Peritel dan Investor Asing ke Behavior: A Comparison of the
Perilaku Berbagi Pengetahuan (Knowledge Sharing) 59
Karyawan Minimarket

Theory of Reasoned Action and the Experiences in an SME”. (11th


Theory of Planned Behavior”, Pacific-Asia Conference on
Journal of Business Ethics, Vol. 17, Information Systems, 3-6 July).
no. 16, pp. 1825-1834. Langham Hotel, Auckland, New
Chennamaneni, Anitha. 2006. Zealand.
Determinants of Knowledge Sharing Dawson, R. 2001. “Knowledge
Behaviors: developing and testing Capabilities as the Focus of
an integrated theoritical model. (A Organizational Development and
Dissertation for the Faculty of the Strategy,” Journal of Knowledge
Graduate School of the University of Management, Vol. 4, No. 4, pp. 320-
Texas at Arlington, December). 327.
Chen, Irene Y.L.; Nian-Shing Chen; & Delahaye, Brian. 2005. “Knowledge
Kinshuk. 2009. “Examining the Management in An SME”,
Factors Influencing Participants’ International Journal of
Knowledge Sharing Behavior in Organizational Behavior, Vol. 9, No.
Virtual Learning Communities”, 3, pp. 604-614.
Educational Technology & Society, DeTienne, Kristen & Lisa Ann Jackson.
Vol. 12, No. 1, pp. 134-148. 2001. “Knowledge Management:
Ching-Lin, T. 2003. “A Dynamic View of Understanding Theory and
Knowledge Sharing Behavior in Development Strategy”, Competitive
Collaborative Virtual Team. In Review, Vol. 11, No. 1, pp. 1-11.
Program for Promoting University East, Robert. 1997. Consumer Behaviour:
Academic Excellence Annual Advances and applications in
Prospectus Report for Year 2003”, – marketing. London: Prentice Hall.
An Integrated Study on Knowledge
Economy and Electronic Commerce, Egbu, O.C; S. Hari; & H.S. Renukappa.
National Sun Yat-Sen University & 2005. “Knowledge Management for
National Central University, Sustainable Competitiveness in
Guangzhou. Small and Medium Surveying
Cohen, D. 1998. “Towards a Knowledge Practices”, Structural Survey, Vol.
Context: Report on the First Annual 23, No. 1, pp. 7-21.
University of California Berkeley Eze, Uchenna Cyril; Gerald Gan Goh Goh;
Forum on Knowledge and the Firm”, Choon Yih Goh; & Tiong Ling Tan.
California Management Review, Vol. 2013. “Perspectives of SME on
40, No. 3, pp. 22-39. Knowledge Sharing. VINE”, The
Connellly, C.E. &, E.K. Kelloway. 2003. journal of Information and
“Predicors of Employees’ Perception Knowledge Management Systems,
of Knowledge Sharing Cultures”, Vol. 43, No. 2, pp. 210-236.
Leadership and Organization Felin, T. & N.J. Foss. 2006. “Individuals
Development Journal, Vol. 24, pp. and Organizations: Thoughts on a
294-301. Micro—foundations Project for
Davenport, T.H. & L. Prusak. 1998. Strategic Management and
Working Knowledge. Boston, MA: Organizational Analysis”, Research
Harvard Business School Press. Methodology in Strategy and
Davison, Robert M. & Carol X.J. Ou. Management, Vol. 3, pp. 253-288.
2007. “Sharing Knowledge in China:
60 Sigma-Mu Vol.6 No.2 – September 2014

Fishbein, M. & S. Middlestadt. 1997. “A Heeseok, Lee &, Choi Byounggu. 2003.
Striking Lack of Evidence for “Knowledge Management Enablers,
Nonbelief-based Attitude Formation Processess, and Organizational
and Change: A Response to Five Performance: An integrative View
Commentaries”, Journal of and Empirical Examination”,
Consumers Psychology, Vol. 6, No. Journal of Management Informations
2, pp. 107-115. System, Summer, Vol. 20, No. 1, pp.
Fishbein, M. & I. Ajzen. 1975. Belief, 179-228.
Attitude, Intention and Behavior: An Hendriks, P. 1999. “Why Share
introduction to theory and research. Knowledge? The Influence of ICT
Reading, MA: Addison-Wesley. on the Motivations for Knowledge
Fortin, D. R. 2000. “Clipping Coupons in Sharing”, Knowledge and Process
Cyberspace: A Proposed Model of Management, Vol. 6, No. 2, pp. 91-
Behavior for Deal-prone 100.
Consumers”, Psychology and Hu, Meng-Lei Monica. 2009. “Knowledge
Marketing, Vol. 17, pp. 515-534. Sharing and Innovative Service
Gagné, Marylène. 2009. “A Model of Behavior Relationship: Guanxi as
Knowledge-Mharing Motivation”, Mediator”, Social Behavior and
Human Resources Management, Personality, Vol 37, No. 7, pp. 977-
July-August, Vol. 48, No. 4, pp. 571- 992.
589. Hu, Monica Meng-Lei; Tsung-Lin Ou; &
Hadiyati, Ernani. 2011. “Kreativitas dan Lee-Cheng Lin. 2012. “Effects of
Inovasi Berpengaruh terhadap Social Exchange and Trust on
Kewirausahaan Usaha Kecil”, Knowledge Sharing and Service
Jurnal Manajemen dan Inovation”, Social Behavior and
Kewirausahaan, Vol. 13, No. 1, Personality, Vol. 40, No. 5, pp.
Maret, hal. 8-16. 783-800.
Hair, Jr., Joseph F.; Rolph E. Anderson; Ipe, M. 2003. “Knowledge Sharing in
Ronald L. Tatham; William C. Organization: Conceptual
Black. 1998. Multivariate Data Framework”, Human Resources
Analysis with Reading. New Jersey: Development Review, Vol. 2, No. 4,
Prentice Hall. pp. 337-359.
Hair, Jr., Joseph F.; William C. Black; Islam, Z.; Z. A. Ahmad; &,H. Mahtab.
Barry J. Babin; Rolph E. Anderson; 2010. “The Mediating Effects of
,Ronald L. Tatham. 2006. Socialization on Organizational
Multivariate Data Analysis. Upper Contexts and Knowledge Sharing”,
Saddle, New Jersey: Pearson Journal of Knowledge Global, Vol.
Education. 3, No. 1, pp. 31-48
Hansen, Sean & Michel Avital. 2005. Izaskun, Alvares Meaza; Cilleruelo
“Share and Share Alike: the Social Carrasco Ernesto; Zamanillo
and Technological Influences on Elguezabal Ibon; & Zarrabeitia
Knowledge Sharing Behavior”, Case Bilbao Enara. 2012. “Knowledge
Western Reserve University, USA. Management Practice in SME, Case
Sprouts: Working Papers on Studi in Basque Country SME”, 6th
Information Systems, Vol. 3, No. 13. International Conference on
Perilaku Berbagi Pengetahuan (Knowledge Sharing) 61
Karyawan Minimarket

Industrial Engineering and Industrial Liebowitz, J. 2002. “Facilitating


Management, Vigo, July 18-20. Innovation Through Knowledge
Jalilvand, Mohammad Reza & Neda Sharing: A Look at the US Naval
Samiei. 2012. “The Impact of Surface Warfare Center-Carderock
Electronic Word of Mouth on a Division”, Journal of Computer
Tourism Destination Choice: Testing Information Systems, Vol. 42, No. 5,
the Theory of Planned Behavior pp. 1-6.
(TPB)”, Internet Research, Vol 22, Lin, F. H. 2007. “Knowledge Sharing and
No. 5, pp. 591-612. Firm Innovation Capability: An
Jarvenpaa, S.L. & D.S. Staples. 2001. empirical Study”, International
“The Use of Collaboration Journal of Manpower, Vol. 28, No.
Electronics Media for Information 3/4, pp. 315-332.
Sharing: an Exploratory Study of Ling, C. W.; M. S. Sandhu.; & K. K. Jain.
Determinants”, Journal of Strategic 2009. “Knowledge Sharing in An
Information Systems, Vol. 9, pp. American Multinational Company
129-154. Based in Malaysia”, Journal
Käser, P.A.W. & R.E. Miles. 2002. Workplace Learning, Vol. 21, No. 2,
“Understanding Knowledge pp. 125-142.
Activitists’ Successes and Failure”, Luthans, Fred. 2006. Perilaku Organisasi
Long Range Planning, Vol. 35, No. (Diterjemahkan oleh Vivin Andhika
1, pp. 9-28. Yuwono, Shekar Purwanti, Th. Arie,
Kogut, B. & U. Zander. 1992. “Knowledge & Winong Rosari). Yogyakarta:
of the Firm, Combinative Andi.
Capabilities and the Replication of MacDermott, R. & C. O’Dell. 2001.
Technology”, Organization Science, “Overcoming Cultural Barriers to
Vol. 3, No. 3, pp. 383-397. Sharing Knowledge”, Journal of
Krok, Ewa. 2013. “Willingness to Share Knowledge Management, Vol. 5, pp.
Knowledge Compared with Selected 76-85.
Social Psychology Theories”, Marquardt, Michael J. 2002. Building the
Contemporary Economics, Vol. 7, Learning Organization. Palo Alto,
Issue 1, pp. 101-1-9. CA: Davies-Black Publishing.
Kuncoro, Mudrajat. (2003). Metode Riset Mason, D. & D. J. Pauleen. 2003.
untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: “Perceptions of Knowledge
Erlangga. Management: A Qualitative
Liao, S. H.; W. C. Fei & C. C. Chen. Analysis”, Journal of Knowledge
2007. “Knowledge Sharing, Management, Vol 7, No. 4, pp. 34-
Absorptive Capacity, and Innovation 48.
Capability: An Empirical Study of McAdam, Rodney & Renee Reid. 2001.
Taiwans Knowledge-Intensive “SME and Large Organization
Industries”, Journal of Information Perceptions of Knowledge
Science, Vol. 20, No. 10, pp. 1-20. Management: Comparison and
Liebowitz, J. 2001. “Knowledge Contrasts”, Journal of Knowledge
Management and Its Link to Management, Vol. 5, No. 3, pp.
Artificial Intelligence”, Expert 231-241.
Systems with Application, Vol. 20,
pp. 1-6.
62 Sigma-Mu Vol.6 No.2 – September 2014

Megdadi, Younes; Ahmad S. M Al- Planned Behavior di Kalangan


Sukhar; & Mohammed A. J. Pengusaha Kecil di Kota Bandung”,
Hammouri. 2012. “Factors and Jurnal Bisnis dan Manajemen, Vol 8,
Benefits of Knowledge Management No. 1, Mei, hal. 59-70.
Practices by SMEs in Irbed District Refiana, Laila. 2002. “Analisis Behavioral
of Jordan: An Empirical Study”, Intention: Kasus Pelaksanaan Hak
International Journal of Business Cipta Software Komputer”, Jurnal
and Social Science, Vol. 3, No. 16, Manajemen Indonesia, Vol. 1, hlm.
August, pp. 325-331. 19-27.
Meso, Peter & Robert Smith. 2000. “A Riege, A. 2005. “Three-dozen
Resource-Based View of Knowledged-Sharing Barriers
Organizational Knowledge Managers Must Consider”, Journal
Management Systems”, Journal of of Knowledge Management, Vol. 9,
Knowledge Management, Vol. 4, No. No. 1, pp. 18-35.
3, pp. 224-234. Robertson, S. 2002. “A Tale of Two
Olatokun, Wole M. & Elueze, I. Nneamaka. Knowledge-Sharing Systems”,
2012. “Analysing Lawyers’ Attitude Journal of Knowledge Management,
Towards Knowledge Sharing”, SA Vol. 6, No. 3, pp. 295-308.
Journal of Information Management, Ruggles, R. 1998. “The State of Notion:
Vol. 14, No. 1, pp. 1-11. Knowledge Management in
Raharso, Sri. 2006. “Inovasi di Industri Practice”, California Management
Eceran: Mampukah Berperan Review, Vol. 49, No. 3, pp. 80-89.
sebagai Mediator antara Orientasi Ryu, Seewon; Seung Hee Ho; & Ingoo
Pasar dan Kinerja Organisasi”, Han. 2003. “Knowledge Sharing
Jurnal Bisnis Strategi, Vol. 15, No. Behavior of Pysicians in Hospital”,
1, Juli, hlm. 70-83. Expert Systems with Applications,
Raharso, Sri. 2009a. “Knowledge Based Vol. 25, pp. 113-122.
Organization: Kunci untuk Saenz, Josune; Nekane Aramburu;
Membuat Kompetisi Menjadi Tidak Carlos E. Blanco. 2012.
Relevan”, Jurnal Manajemen “Knowledge Sharing and Innovation
Usahawan Indonesia, No. 2, Tahun in Spanish and Colombian High-
ke-38, hlm., 41-51. Tech Firms”, Journal of Knowledge
Raharso, Sri. 2009b. “Orientasi Pasar, Management, Vol. 16, Iss. 6, pp.
Inovasi, dan Kinerja Organisasi 919-933.
Ritel”, Jurnal Manajemen Samitowska, Wioleta. 2011. “Barriers to
Usahawan Indonesia, No. 3, Tahun The Development of
ke 38, hlm. 20-29. Entrepreneurship Demonstrated by
Raharso, Sri. 2011b. “Pekerja Micro, Small, and Medium
Pengetahuan (Knowledge Worker): Enterprises in Poland”, Economics
Konsepsi dan Tantangan and Sociology, Vol. 4, No. 2, pp. 42-
Pengelolaan”, Jurnal Manajemen 49.
Usahawan Indonesia, Vol. 40, No. 1, Santoso, Singgih. 2002. Buku Latihan
Februari, hlm. 58-74. SPSS Statistik Multivariat. Jakarta:
Raharso, Sri; Tintin Suhaeni; & Sholihati Elex Media Komputindo.
Amalia. 2008. “Menjadi Nasabah
Bank Syariah: Aplikasi Theory of
Perilaku Berbagi Pengetahuan (Knowledge Sharing) 63
Karyawan Minimarket

Sharp, Duane. 2003. “Knowledge of Enterprise Information


Management Today: Challenges and Management, Vol. 22, No.1-2, pp.
Opportunities”, Informations 63-80.
Systems Management, Spring, pp. Szulanski, G. 1996. “Exploiting Internal
32-37. Stickiness: Impediments to the
Sheppard, B.H.; J. Hartwick; & P. R. Transfer of Best Practice”, Strategic
Warshaw. 1988. “The Theory of Manajemen Journal, Vol. 17, pp. 27-
Reasoned Action: A Meta-Analysis 43.
of Past Research with Tapscott, Don. 1996. Digital Economy:
Recommendations for Modifications Promise and peril in the age of
and Future Research”, Journal of networked intelligence. New York:
Consumer Research, Vol. 15, No. 3, MacGraw-Hill.
pp. 325-343. Tohidinia, Zahra & Mohammad
Shih, Ya-Yueh & Kwoting Fang. 2004. Mosakhani. 2010. “Knowledge
“The Use of a Decomposed Theory Sharing Behaviour and Its
of Planned Behavior to Study Predictors”, Industrial Management
Internet Banking in Taiwan”, & Data Systems, Vol. 110, No. 4, pp.
Internet Research, Vol. 14, No. 3, pp. 611-631.
213-223. Tsui, E. 2005. “The Role of IT in KM:
Soedibjo, Bambang S. 2005. Pengantar Where are We Now and Where are
Metode Penelitian. Bandung: Unas We Heading?”, Journal of
Pasim. Knowledge Management, Vol. 9,
Staplehurst, Jonathan & Gillian Ragsdell. No. 1, pp. 3-6.
2010. “Knowledge Sharing in van den Hoof, Bart & Jan A. Ridder.
SMEs: a Comparison of Two Case 2004. “Knowledge Sharing in
Study Organizations”, Journal of Context: the Influence of
Knowledge Management Practice, Organizational Commitment,
Vol. 11, No. 1, March. Pp. 1-17. Communication Climate and CMC
Staples, D. Sandy; Kathleen Greenaway; use on Knowledge Sharing”, Journal
& James D. McKeen. 2001. of Knowledge Management, Vol. 8,
“Opportunities for Research about No. 6, pp. 117-130.
Managing The Knowledge-Based Wang, C. C. & Y. J. Yang. 2007.
Enterprise”, International Journal of “Personality and Intention to Share
Management Review, Vol 3, Issues 1, Knowledge: An Empirical Study of
pp. 1-20. Scientists in an R&D Laboratory”,
Stel, Carree & Zoetermeer Thurik. 2004. Social Behavior and Personality, an
“The Effect of Entrepreneurship on International Journal, Vol. 35, No.
National Economic Growth: An 10, pp. 1427-1436.
Analysis Using GEM Database”, Widén-Wulff, Gunilla & Reima Suomi.
SCALES paper No. 320. 2009. “The Knowledge Sharing
Supyuenyong, V.;, N. Islam; & U. Model: Stressing the Importance of
Kulkarni. 2009. “Influence of SME Social Ties and Capital. In Pour, M.
Characteristics on Knowledge Khosrow (Ed.)”, Best practice and
Management Processes: The Case conceptual innovations in
Study of Enterprise Resource information resources management:
Planning Service Prodiver”, Journal utilizing technologies to enable
64 Sigma-Mu Vol.6 No.2 – September 2014

global progressions, pp. 146-168.


Hershey, PA: IGI Global.
Wong, Kuan Yew &, Elaine Aspinwall.
2005. “An Empirical Study of the
Important Factors for Knowledge-
Management Adoption in the SME
Sector”, Journal of Knowledge
Management, Vol. 9, No. 3, pp. 64-
82.
Wu, Yong & Weidong Zhu. 2012. An
Integrated Theoritical Model for
Determinants of Knowledge Sharing
Behaviours”, Kyebernetes, Vol. 41,
No. 10, pp. 1462-1482.
Yang, Jen-te. 2008. “Individual Attitudes
and Organizational Knowledge
Sharing”, Tourism Management,
Vol. 29, pp. 345-353.
Zawawi, Azlyn; Zaherawati Zakaria;
Nazni Noordin; Mohd. Zool Hilmie
Mohamed Sawal; Natrah Mat
Junos; & Nurul Shahida Ahmad
Najid. 2011. The Study of Barrier
Factors in Knowledge Sharing: a
Case Study in Public University”,
Management Science and
Engineering, Vol. 5, No. 1, pp. 59-
70.

Anda mungkin juga menyukai