Demokrasi Jadi
Demokrasi Jadi
Disusun Oleh :
JURUSAN SYARIAH
TAHUN 2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Demokrasi merupakan sistem pemerintahan suatu negara sebagain
upaya dalam mewujudkan kedaulatan rakyat atas negara untuk dijalankan
oleh pemerintah di negara tersebut. Salah satu pilah sistem demokrasi
adalah adanya prinsip kekuasaan yang dibagi menjadi tiga yakni,
eksekutif, yudikatif dan legislatif yang ketiganya merupakan lembara yang
independen dan berada dalan peringkat yang sama atau sejajarv
kedudukannya. Kesejajaran dan independensi ketiga lembaga negara ini
diperlukan agar saling mengawasi dan saling mengontrol1.
Indonesia merupakan salah satu negara yang menjunjung tinggi
asas demokrasi, untuk di Asia Tenggara Indonesia adalah negara yang
paling terbaik menjalankan demokrasinya, dan kita harus merasa bangga
dengan keadaan itu.
Didalam praktek kehidupan kenegaraan sejak masa awal
kemerdekaan hingga saat ini, paham demokrasi perwakilan yang
dijalankan di Indonesia terdiri dari beberapa model demokrasi perwakilan
yang saling berbeda satu dengan lainnya.
Dan dalam makalah ini, saya sebagai penulis akan menjelaskan
dari pengertian demokrasi, unsur penegak demokrasi, prinsip dan
parameter demokrasi, serta sejarah perkembangan demokrasi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan demokrasi?
2. Apa saja unsur penegak dalam berdirinya sebuah demokrasi?
3. Apa saja yang menjadi prinsip dan parameter sebuah demokrasi?
4. Bagaimana perkembangan sejarah demokrasi di Indonesia?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mendeskripsikan dari pengertian demokrasi.
1
Tim Pokja UIN Sunan Kalijaga, Pancasila dan Kewarganegaraan, (Yogyakarta: Pokja
Akademik UIN Sunan Kalijaga, 2005), hal.67
2. Untuk mengetahui unsur penegak dalam berdirinya sebuah demokrasi.
3. Untuk mengetahui prinsip dan parameter sebuah demokrasi.
4. Untuk mengetahui sejarah perkembangan demokrasi di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN MASALAH
A. Pengertian Demokrasi
Demokrasi merupakan sebuah kata yang sudah tidak asing lagi
ditelinga kita. Karena demokrasi merupakan suatu sistem negara yang
telah dijadikan alternatif dalam mengatur tatanan aktivitas bermasyarakat
dan bernegara. Terlebih kita sebagai warga negara indonesia yang
merupakan salah satu negara di dunia yang menggunakan sistem
demokrasi. Namun sebenarnya, apa sih hakikat dari demokrasi itu sendiri?.
Secara etimologis, demokrasi merupakan gabungan antara dua kata
dari bahasa Yunani, yaitu demos yang berarti rakyat dan cratein atau
cratos yang berarti kekuasaan. Dapat disimpulkan bahwa secara
terminologis demokrasi berarti kedaulatan yang berada di tangan rakyat.
Dengan kata lain, kedulatan rakyat mengandung pengetian bahwa sistem
kekuasaan tertinggi dalam sebuah Negara dibawah kendali rakyat.2
Pengertian demokrasi secara istilah menurut para ahli, adalah
sebagai berikut3:
1. Joseph A. Shumpter
“Demokrasi merupakan suatu perencanaan institusional untuk
mencapai keputusan politik dimana individu-individu
memperoleh kekuasaan untuk memutuskan cara perjuangan
kompetitif atas suara rakyat”.
2. Sidney Hook
2
R.Masri Sareb Putra (ed), Etika dan Tertib Warga Negara, (Jakarta: Salemba Humanika,
2010),hal.148
3
Ibid, hal. 148
“Demokrasi adalah bentuk pemerintahan dimana keputusan-
keputusan pemerintahan yang penting secara langsung atau
tidak langsung didasarkan pada kesepakatan mayoritas yang
diberikan secara bebas dari rakyat dewasa”.
3. Henry B. Mayo:
“Demokrasi sebagai sistem politik merupakan suatu sistem
yang menunjukan bahwa kebijakan umum ditentukan atas
dasar mayoritas oleh wakil-wakil secara efektif oleh rakyat
dalam pemilihan-pemilihan berkala yang didasarkan atas
prinsip kesamaan politik dan diselenggarakan dalam suasana
terjaminnya kebebasan politik”.
Makna demokrasi dalam sebuah ideologi adalah bahwa ketika sebuah Negara
sebagai sebuah organisasi tertinggi dalam wilayah tertentu menganut demokrasi,
Negara tersebut harus mau menyerahkan kekuasaan kepada rakyat4, sehingga:
4
R.Masri Sareb Putra (ed), Etika dan Tertib Warga Negara, (Jakarta: Salemba Humanika,
2010),, hal.148-149
people); kedua, pemerintah oleh rakyat (government by people);
ketiga, pemerintahan untuk rakyat (government by people)5.
5
Tim Pokja UIN Sunan Kalijaga, Pancasila dan Kewarganegaraan, (Yogyakarta: Pokja
Akademik UIN Sunan Kalijaga, 2005), hal.69
6
Ibid, hal. 76
7
Ibid, hal. 76
8
Ibid, hal. 77
Masyarakat madani (Civil Society), mensyaratkan adanya civic
gagement yaitu keterlibatan warga Negara dalam asosiasi-asosiasi
sosial. Civic engagement ini memungkinkan tumbuhnya sikap terbuka,
percaya, dan toleran antara satu dengan yang lain sangat pening artinya
bagi bangunan politk demokrasi. Masyarakat madani dan demokrasi,
bagi Gellner merupakan dua kata kunci yang tidak dapat
dipisahkan.Demokrasi dapat dianggap sebagai hasil dinamika
masyarakat yang menghendaki adanya partisipasi.Selain itu, demokrasi
merupakan pandangan mengenai masyarakat dalam kaitan
pengungkapan kehendak, adanya perbedan pandangan, adanya
keragaman konsesus.Tatanan nilai-nilai masyarakat tersebut ada dalam
masyarakat madani.Karena itu, demokrasi membutuhkan tatanan nilai-
nilai sosial yang ada pada masyarakat madani9.
3. Insfrastruktur Politik
Insfrastuktur ini terdiri dari adanya partai politik, kelompok-kelo
gerakan, dan kelompok penekan.
Fungsi partai politik menurut Mirriam Budiardjo10:
- Sebagai sarana komunikasi politik
- Sebagai sarana sosialisasi politik
- Sebagai sarana rekrutmen kader dan anggota politik
- Sebagai sarana pengatur konflik.
Dan begitu pula dengan kelompok penekan dan kelompok gerakan,
mereka mengambil peran penting dalam perubahan pemerintahan.
4. Pers yang Bebas dan Bertanggungjawab
Peran pers dalam kehidupan demokrasi sangat penting, karena dari
sinilah berbagai ragam informasi akan dipublikan. Di lain pihak juga
pers mengambil andil sebagai media penyampai aspirasi masyarakat
dalam mengkritisi kinerja pemerintah.
9
Prof.Dr. Azyumardi Azra,” Demokrasi, HAM,dan Masyarakat. hal. 119
10
Tim Pokja UIN Sunan Kalijaga, “Pancasila dan Kewarganegaraan”, hal. 79
Selain itu, dewan pers juga sebagai mediator, sebagai mediator
antara penerbitan pers dan masyarakat, dewan pers pun bersikap
independen dan adil. Dewan pers menekankan pada tercapainya
penyelesaian informal, melalui musyawarah, antara pihak pengadu dan
pihak penerbitan pers bersangkutan. Penyelesaian yang bersifat lebih
formal hanya akan diambil jika upaya musyawarah tidak membuahkan
hasil11.
C. Prinsip dan Parameter Demokrasi
Suatu pemerintahan dikatakan demokratis, apabila mempunyai
prinsip-prinsip demokrasi.
Menurut Masykuri Abdillah, prinsip demokrasi terdiri dari tiga
yaitu: persamaan, kebebasan, dan pluralisme.
Menurut Inu Kencana, prinsip demokrasi, yaitu12:
1. Adanya pembagian kekuasaan
2. Adanya pemilihan umum yang bebas
3. Adanya manajemen yang terbuka
4. Adanya kebebasan individu
5. Adanya peradilan yang bebas
6. Adanya pengakuan pihak minoritas
7. Adanya pemerintahan yang berdasarkan hokum
8. Adanya pers yang bebas
9. Adanya beberapa partai politik
10. Adanya musyawarah.
Untuk mengukur kinerja dalam menjalankan pemerintahannya
secara demoratis, dibutuhkan aspek-aspek pengukur sebagai parameter,
yaitu:
Pertama, masalah pembentukan Negara. Kita percaya bahwa
proses pembentukan kekuasaan akan sangat menentukan bagaimana
kualitas watak, dan pola hubungan yang akan dibangun. Untuk sementara
11
Masduki, Kebebasan Pers dan Kode Etik Jurnalistik, hal.95
12
Tim Pokja UIN Sunan Kalijaga, “Pancasila dan Kewarganegaraan”, hal.81
ini, pemilihan umum, dipercaya sebagai salah satu instrument penting
guna memungkinkan berlangsungnya suatu proses pembentukan
pemerintahan yang baik.
Kedua, dasar kekuasaan Negara. Masalah ini menyangkut konsep
legimitasi kekuasaan serta pertanggungjawabannya langsung kepada
rakyat. Aturan yang ada patut memastikan setidaknya ada dua hal utama:
a. Memungkinkan terjadinya desentralisasi, untuk menghindari
sentralisasi
b. Memungknksn pembatasan, agar kekuasaan tidak menjadi
tidak terbatas
Ketiga, masalah kontrol rakyat. Apakah berbagai koridor tersebut
sudah dengan sendirinya akan berjalan suatu proses yang memungkinkan
terbangun sebuah relasi yang baik, yakni suatu relasi kuasa yang simestris,
memiliki sambungan yang jelas, dan adanya mekanisme yang
memungkinkan check and balance terhadap kekuasaan yang dijalankan
eksekutif dan legislatif.
14
Tim ICCE UIN Jakarta, ”Demokrasi, HAM, dan Masyarakat Madani”, hal. 131-132
3. Demokrasi Pancasila (1965-1998)
15
Ibid, hal. 133-134
kembali memasuki masa otoriter sebagaimana yang terjadi pada orde
lama dan orde baru.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
16
Tim ICCE UIN Jakarta, ”Demokrasi, HAM, dan Masyarakat Madani”, hal.135-141
menyangkut konsep legimitasi kekuasaan serta pertanggungjawabannya
langsung kepada rakyat.
DAFTAR PUSTAKA