Anda di halaman 1dari 3

SOSIAL BUDAYA

1. BUDAYA KALOSARA

Kalosara atau yang biasa disebut juga dengan kalo merupakan sebuah
simbol hukum adat pada kebudayaan Tolaki di Sulawesi Tenggara yang telah
diwariskan secara turun-temurun. Kalosara digunakan dalam berbagai aturan hukum
adat seperti hukum dalam bidang pemerintahan, pertanahan, perkawinan,
pewarisan, utang-piutang, konflik dan penyelesainnya, serta banyak bidang lainnya.

2. BUDAYA MOSEHE

Mosehe pada orang Tolaki sering disebut sebagai upacara pensucian.


Secaraharfiah, Mosehe merupakan penggabungan dari dua kata yaitu modan sehe.
Moartinya melakukan sesuatu, dan seheyang berarti suci atau menyehatkan.
Mosehe berarti upaya pensucian diri dari segala perbuatan yang salah.
3. BUDAYA TARI LULO

Tari Malulo atau Lulo merupakan salah satu jenis kesenian tari dari Sulawesi
Tenggara. Tarian ini berasal dari suku Tolaki di Kabupaten Konawe yang sampai
saat ini masih melestarikan tari Malulo sebagai tarian persahabatan. Tari Malulo
memiliki filosofi persahabatan yang ditunjukkan muda-mudi suku Tolaki sebagai
ajang perkenalan, mencari jodoh, dan mempererat tali persaudaraan.

4. BUDAYA KAOGO-OGO

Ritual Kaago-Ago adalah ritual yang diadakan sebelum pergantian musim,


dari musim timur ke musim barat atau sebaliknya, dari musim barat ke musim timur,
untuk mencegah penyakit pada manusia, dalam wujud melakukan hubungan
pertalian dengan kekuatan tertentu yang bukan manusia, tetapi jin dan setan, agar
mereka tidak mengganggu manusia.
5. BUDAYA TARI LINDA

Tari Linda adalah tarian yang berasal dari Kabupaten Muna Sulawesi
Tenggara. Linda penamaan yang berasal dari bahasa daerah Muna yang berarati
menari. Tari Linda merupakan tarian yang berjumlah genap, empat sampai sepuluh
orang. Tari Linda merupakan tarian ritual dan tarian hiburan.

6. BUDAYA KABANTI

Kabanti adalah nyanyian tradisional, berisi ungkapan hati, nasihat agama,


adat-istiadat, dan sebagainya. Tradisi kabanti muncul ketika penyebaran agama
Islam di Buton tengah gencar-gencarnya dan termasuk di dalamnya budaya tulis-
menulis. Oleh sebab itu, kabanti ditulis dengan menggunakan aksara Arab, Arab
Melayu, dan Aksara Walio.

Anda mungkin juga menyukai