Anda di halaman 1dari 6

Khutbah Jumat: Tujuh Kemudahan di Bulan

Ramadhan 

Khutbah Pertama
‫ت َأ ْع َمالِنَا َم ْن‬
ِ ‫ُور َأ ْنفُ ِسنَا َو ِم ْن َسيَِّئا‬
ِ ‫ِإ َّن ْال َح ْم َد هَّلِل ِ نَحْ َم ُدهُ َونَ ْستَ ِعينُهُ َونَ ْستَ ْغفِ ُرهُ َونَعُو ُذ بِاهللِ ِم ْن ُشر‬
ُ‫ى لَه‬ ِ ‫يَ ْه ِد هَّللا ُ فَالَ ُم‬
َ ‫ض َّل لَهُ َو َم ْن يُضْ لِلْ فَالَ هَا ِد‬
َ ‫َوَأ ْشهَ ُد َأ ْن الَ ِإلَهَ ِإالَّ هَّللا ُ َوحْ َدهُ الَ َش ِر ْي‬
ُ‫ك لَه‬
ُ‫َوَأ ْشهَ ُد َأ َّن ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُولُه‬
‫ان ِإلَى يَ ْو ِم ال ِّدي ِْن‬ َ ‫اللّهُ َّم‬
ٍ ‫صلِّ َعلَى نَبِيِّنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آلِ ِه َو َم ْن تَبِ َعهُ ْم بِِإحْ َس‬
:‫قَا َل هللاُ تَ َعالَى فِي ِكتَابِ ِه ال َك ِري ِْم‬
َ ‫تَ ُموتُ َّن ِإاَّل َوَأ ْنتُ ْم ُم ْسلِ ُم‬
‫ون‬ َ ‫يَا َأيُّهَا الَّ ِذ‬
َّ ‫ين آ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َح‬
‫ق تُقَاتِ ِه َواَل‬
‫َس ِديدًا يُصْ لِحْ لَ ُك ْم َأ ْع َمالَ ُك ْم َويَ ْغفِرْ لَ ُك ْم ُذنُوبَ ُك ْم َو َم ْن ي ُِط ِع‬ ‫ين آ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َوقُولُوا قَ ْواًل‬َ ‫يَا َأيُّهَا الَّ ِذ‬
‫هَّللا َ َو َرسُولَهُ فَقَ ْد فَا َز فَ ْو ًزا َع ِظي ًما‬
‫ َو َش َّر اُأل ُم ْو ِر ُمحْ َدثَاتُهَا َو ُك َّل ُمحْ َدثَ ٍة‬r ‫ض ُل الهُ َدى هُ َدى ُم َح َّم ٍد‬
َ ‫ث ِكتَابُ هللاِ َوَأ ْف‬ َ ‫فَِإ َّن َأصْ َد‬
ِ ‫ق ال َح ِد ْي‬
َ ‫ضالَلَةٌ َو ُك َّل‬
ِ َّ‫ضالَلَ ٍة فِى الن‬
‫ار‬ َ ‫بِ ْد َعةٌ َو ُك َّل ِب ْد َع ٍة‬
Para Jamaah shalat Jumat yang semoga senantiasa dirahmati oleh Allah Ta’ala …
Segala puji pada Allah, kita memuji-Nya, meminta pertolongan pada-Nya meminta ampunan
pada-Nya. Kami berlindung dari kejelekan diri kami dan kejelekan amal kami. Siapa yang
diberi petunjuk oleh Allah, maka tidak ada yang dapat menyesatkannya. Siapa yang
disesatkan oleh Allah, tidak ada yang bisa memberi petunjuk padanya.
Aku bersaksi bahwa tidak ada yang berhak disembah selain Allah dan aku bersaksi bahwa
Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya.
Semoga shalawat tercurah pada Nabi kita Muhammad –shallallahu ‘alaihi wa sallam-,
keluarga dan sahabat-Nya serta yang mengikuti mereka dengan baik hingga akhir zaman.
Islam itu membawa kemudahan pada umatnya. Kemudahan ini dapat dibuktikan dalam
syariat puasa yang kita jalankan, sebagaimana disebutkan dalam ayat,

‫ي ُِري ُد هَّللا ُ بِ ُك ُم ْاليُ ْس َر َواَل ي ُِري ُد بِ ُك ُم ْال ُع ْس َر‬


“Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.” (QS.
Al-Baqarah: 185).
Sebelumnya Allah Ta’ala berfirman tentang orang sakit dan musafir yang dapat keringanan
saat puasa,

‫ان َم ِريضًا َأ ْو َعلَى َسفَ ٍر فَ ِع َّدةٌ ِم ْن َأي ٍَّام‬


َ ‫َو َم ْن َك‬
“Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya
berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain.” (QS. Al-
Baqarah: 185).
Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Sesungguhnya diberikan keringanan bagi kalian untuk
tidak berpuasa ketika sakit dan saat bersafar. Namun puasa ini wajib bagi yang mukim dan
sehat. Itu semua adalah kemudahan dan rahmat Allah bagi kalian.” (Tafsir Al-Qur’an
Al-‘Azhim, 2: 59).
 
Sekarang kita akan melihat tujuh kemudahan dalam syariat ibadah puasa dan amalan yang
dilakukan di bulan Ramadhan yang sebentar lagi akan kita jalani.
 

Kemudahan pertama:
Bagi orang sakit boleh ambil keringanan tidak berpuasa jika berat berpuasa.
Allah Ta’ala berfirman,

‫ان َم ِريضًا َأ ْو َعلَى َسفَ ٍر فَ ِع َّدةٌ ِم ْن َأي ٍَّام ُأ َخ َر‬


َ ‫َو َم ْن َك‬
“Dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya
berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain.” (QS. Al
Baqarah: 185)
 

Kemudahan kedua:
Bagi musafir jika berat dalam safar boleh ambil keringanan tidak berpuasa.
Kalau berpuasa itu berat saat safar, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan untuk
tidak berpuasa. Jabir radhiyallahu ‘anhu mengatakan,

‫ فَقَا َل‬، ‫ َو َر ُجالً قَ ْد ظُلِّ َل َعلَ ْي ِه‬، ‫ فَ َرَأى ِز َحا ًما‬، ‫ان َرسُو ُل هَّللا ِ – صلى هللا عليه وسلم – فِى َسفَ ٍر‬
َ ‫َك‬
‫ْس ِم َن ْالبِرِّ الص َّْو ُم فِى ال َّسفَ ِر‬ َ ‫ فَقَالُوا‬. » ‫« َما هَ َذا‬
َ ‫ فَقَا َل « لَي‬. ‫صاِئ ٌم‬
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika bersafar melihat orang yang berdesak-
desakan. Lalu ada seseorang yang diberi naungan. Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam mengatakan, “Siapa ini?” Orang-orang pun mengatakan, “Ini adalah orang yang
sedang berpuasa.” Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bukanlah suatu
yang baik jika seseorang berpuasa ketika dia bersafar.” (HR. Bukhari, no. 1946 dan Muslim,
no. 1115)
Namun kalau safar tersebut penuh kemudahan misal perjalanan yang hanya sebentar
dengan pesawat (misal: Jogja – Jakarta, ditempuh hanya 1 jam perjalanan dengan
pesawat), maka baiknya tetap berpuasa karena lebih cepat terlepas dari kewajiban. Dari Abu
Darda’ radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata,

ُ‫ض َع ال َّر ُج ُل يَ َده‬ ِ َ‫ْض َأ ْسف‬


َ َ‫ار ِه فِى يَ ْو ٍم َحارٍّ َحتَّى ي‬ ِ ‫َخ َرجْ نَا َم َع النَّبِ ِّى – صلى هللا عليه وسلم – فِى بَع‬
‫ان ِم َن النَّبِ ِّى – صلى هللا عليه وسلم – َواب ِْن‬ َ ‫ َو َما فِينَا‬، ِّ‫َعلَى َرْأ ِس ِه ِم ْن ِش َّد ِة ْال َحر‬
َ ‫صاِئ ٌم ِإالَّ َما َك‬
َ‫َر َوا َحة‬
“Kami pernah keluar bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di beberapa safarnya pada
hari yang cukup terik. Sehingga ketika itu orang-orang meletakkan tangannya di kepalanya
karena cuaca yang begitu panas. Di antara kami tidak ada yang berpuasa. Hanya Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam saja dan Ibnu Rowahah yang berpuasa ketika itu.” (HR. Bukhari,
no. 1945 dan Muslim, no. 1122)
Namun kalau kondisi sudah super berat saat safar yaitu bisa celaka bahkan binasa, malah
jadi tercela ketika tetap berpuasa. Dari Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata,
“Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar pada tahun Fathul Makkah (8
H) menuju Makkah di bulan Ramadhan. Beliau ketika itu berpuasa. Kemudian ketika sampai
di Kuroo’ Al Ghomim (suatu lembah antara Mekkah dan Madinah), orang-orang ketika itu
masih berpuasa. Kemudian beliau meminta diambilkan segelas air. Lalu beliau
mengangkatnya dan orang-orang pun memperhatikan beliau. Lantas beliau pun meminum
air tersebut. Setelah beliau melakukan hal tadi, ada yang mengatakan, “Sesungguhnya
sebagian orang ada yang tetap berpuasa.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun
mengatakan,

َ ‫صاةُ ُأولَِئ‬
َ ‫ك ْال ُع‬
ُ‫صاة‬ َ ‫ُأولَِئ‬
َ ‫ك ْال ُع‬
‘Mereka itu adalah orang yang durhaka. Mereka itu adalah orang yang durhaka.’” (HR.
Muslim, no. 1114)
 kesimpulannya, Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah berkata, “Yang
lebih afdhal adalah yang paling mudah baginya saat safar. Jika dalam puasa terdapat
bahaya, maka puasa dihukumi haram. Allah Ta’ala berfirman,

َ ‫َواَل تَ ْقتُلُوا َأ ْنفُ َس ُك ْم ِإ َّن هَّللا َ َك‬


‫ان ِب ُك ْم َر ِحي ًما‬
“Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang
kepadamu” (QS. An Nisa’: 29). Ayat ini menunjukkan bahwa jika ada bahaya, maka
terlarang untuk melakukannya. (Syarh Al-Mumthi’, 6: 328)

 Kemudahan ketiga:
Bagi tiang sepuh (orang sudah tua renta) boleh tidak berpuasa dan diganti dengan fidyah.
Allah Ta’ala berfirman,

َ ‫َو َعلَى الَّ ِذ‬


ٍ ‫ين ي ُِطيقُونَهُ فِ ْديَةٌ طَ َعا ُم ِم ْس ِك‬
‫ين‬
“Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa)
membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin.” (QS. Al-Baqarah: 184)
Ibnu Qudamah rahimahullah mengatakan, “Orang sakit yang tidak diharapkan lagi
kesembuhannya, maka dia boleh tidak berpuasa dan diganti dengan memberi makan kepada
orang miskin bagi setiap hari yang ditinggalkan. Karena orang seperti ini disamakan dengan
orang yang sudah tua.” (Al-Mughni, 4: 396)
 

Kemudahan keempat:
Bagi wanita hamil dan menyusui kalau berat berpuasa, boleh tidak berpuasa dan puasanya
tetap diqadha’. Qadha’ ini tetap ada sebagaimana pendapat jumhur (kebanyakan ulama).
Namun kalau berat karena utang puasa yang menumpuk -misal selama enam tahun punya
tiga anak berturut-turut-, ketika itu tentu sangat berat untuk diqadha’, maka boleh diganti
fidyah. Caranya, satu hari tidak puasa, mengeluarkan satu bungkus makanan.
 

Kemudahan kelima:
Wanita haidh masih boleh beribadah di bulan Ramadhan seperti yang boleh dilakukan:
 Membaca Al-Qur’an asalkan tidak menyentuhnya langsung, bisa baca dari Al-
Qur’an terjemahan atau menyentuh mushaf Al-Qur’an (yang murni bahasa Arab)
dengan sarung tangan.
 Membaca dzikir, sepakat ulama boleh.
 Membaca do’a juga boleh apalagi di bulan Ramadhan adalah waktu diijabahinya
do’a-do’a.
 Mencari malam Lailatul Qadar di sepuluh hari terakhir Ramadhan.
 Masuk masjid untuk mengikuti pengajian, meskipun sedang haidh. Menurut
pendapat terkuat, wanita haidh masih boleh masuk masjid.
Ini lima hal dahulu yang dijelaskan mengenai kemudaah saat kita berpuasa dan menjalani
amalan di bulan Ramadhan.

‫َأقُ ْو ُل قَ ْولِي هَ َذا َ َوا ْستَ ْغفِ ُر هللاَ لِي َولَ ُك ْم َولِ َساِئ ِر ال ُم ْسلِ ِمي َْن ِإنَّهُ هُ َو ال َس ِم ْي ُع ال َعلِ ْي ُم‬
 

Khutbah Kedua
 

‫اف اَأل ْنبِيَا ِء َوالمرْ َسلِي َْن نَبِيِّنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آلِ ِه‬
ِ ‫صالَةُ َوال َّسالَ ُم َعلَى َأ ْش َر‬
َّ ‫ال َح ْم ُد هللِ َربِّ ال َعال ِمي َْن َوال‬
‫صحْ بِ ِه َأجْ َم ِعي َْن‬
َ ‫َو‬
Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga tercurah pada nabi
termulia dari para nabi dan rasul, yaitu kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, kepada
keluarga dan seluruh sahabatnya.
 
Amma ba’du,
Ma’asyirol muslimin jama’ah shalat Jumat rahimani wa rahimakumullah …
Selanjutnya …
 

Kemudahan keenam dari amalan yang dilakukan di bulan Ramadhan:


Shalat malam tidak dibatasi jumlah rakaat, boleh dengan rakaat sedikit maupun banyak.
Dalilnya,

َ ‫َع ِن اب ِْن ُع َم َر َأ َّن َر ُجالً َسَأ َل َرسُو َل هَّللا ِ – صلى هللا عليه وسلم – َع ْن‬
‫صالَ ِة اللَّي ِْل فَقَا َل َرسُو ُل‬
َ ‫ فَِإ َذا َخ ِش َى َأ َح ُد ُك ُم الصُّ ْب َح‬، ‫صالَةُ اللَّي ِْل َم ْثنَى َم ْثنَى‬
ً‫صلَّى َر ْك َعة‬ َ « – ‫هَّللا ِ – صلى هللا عليه وسلم‬
» ‫صلَّى‬
َ ‫ تُوتِ ُر لَهُ َما قَ ْد‬، ً‫اح َدة‬
ِ ‫َو‬
Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, ada seseorang yang bertanya pada Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau lantas menjawab, “Shalat malam itu dua raka’at salam,
dua raka’at salam. Jika salah seorang di antara kalian khawatir masuk Shubuh, maka
tutuplah dengan satu raka’at, maka itu jadi raka’at ganjil jadi penutup yang sebelumnya.”
(HR. Bukhari, no. 990 dan Muslim, no. 749). Kalau seandainya jumlah rakaat shalat tarawih
dibatasi 11 raka’at, pasti dalam jawaban Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam di atas akan
diberikan batasan.
Ibnu ‘Abdil Barr rahimahullah mengatakan, “Sesungguhnya shalat malam tidak memiliki
batasan jumlah raka’at tertentu. Shalat malam adalah shalat nafilah (yang dianjurkan),
termasuk amalan dan perbuatan baik. Siapa saja boleh mengerjakan sedikit raka’at. Siapa
yang mau juga boleh mengerjakan banyak.” (At-Tamhid, 21: 70)
 

Kemudahan ketujuh:
Boleh melakukan i’tikaf sunnah di bulan Ramadhan walau hanya sebentar, yang penting
dilakukan di masjid. Allah Ta’ala menyebutkan tentang syari’at i’tikaf,

ِ ‫ون فِي ْال َم َس‬


‫اج ِد‬ َ ُ‫َوَأ ْنتُ ْم َعا ِكف‬
“Sedang kamu beri’tikaf dalam masjid.”(QS. Al Baqarah: 187). Ibnu
Hazm rahimahullah berkata, “Allah Ta’ala tidak mengkhususkan jangka waktu tertentu untuk
beri’tikaf (dalam ayat ini). Dan Rabbmu tidaklah mungkin lupa.” (Al-Muhalla, 5: 180).
Al-Mardawi rahimahullah mengatakan, “Waktu minimal dikatakan i’tikaf pada i’tikaf yang
sunnah atau i’tikaf yang mutlak adalah selama disebut berdiam di masjid (walaupun hanya
sesaat).” (Al-Inshof, 6: 17)
Sehingga jika ada yang bertanya, bolehkah beri’tikaf di akhir-akhir Ramadhan hanya pada
malam hari saja karena pagi harinya mesti kerja? Jawabannya, boleh. Karena syarat i’tikaf
hanya berdiam walau sekejap, terserah di malam atau di siang hari.
 
Intinya, syariat Isalam membawa kemudahan bagi orang yang menjalani puasa, ibadah serta
amalan di bulan Ramadhan. Ada kemudahan yang diberikan pada orang sakit, musafir, tiang
sepuh (orang sudah tua renta), kemudahan wanita haidh dalam ibadah, sampai pada
kemudahan dalam shalat malam (shalat tarawih) dan i’tikaf walau hanya sebentar.
 
Sekarang tinggal kita, mau beramal ataukah tidak.
Moga Allah memudahkan kita berjumpa dengan bulan Ramadhan dan dimudahkan beramal
shalih di dalamnya sesuai dengan tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
 
Di akhir khutbah ini, kami ingatkan untuk bershalawat pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam. Siapa yang bershalawat pada beliau sekali, akan dibalas sepuluh kali.

ً ‫صلُّوا َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ُموا تَ ْسلِيما‬ َ ‫ون َعلَى النَّبِ ِّي يَا َأيُّهَا الَّ ِذ‬
َ ‫ين آ َمنُوا‬ َ ُّ‫صل‬
َ ُ‫ِإ َّن هَّللا َ َو َماَل ِئ َكتَهُ ي‬
‫ك َح ِم ْي ٌد‬‫آل ِإ ْب َرا ِه ْي َم‪ِ ،‬إنَّ َ‬
‫ْت َعلَى ِإ ْب َرا ِه ْي َم َو َعلَى ِ‬‫صلَّي َ‬‫آل ُم َح َّم ٍد َك َما َ‬ ‫صلِّ َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى ِ‬‫اَللَّهُ َّم َ‬
‫آل ِإ ْب َرا ِه ْي َم‪ِ ،‬إنَّ َ‬
‫ك َح ِم ْي ٌد‬ ‫ت َعلَى ِإ ْب َرا ِه ْي َم َو َعلَى ِ‬‫آل ُم َح َّم ٍد َك َما بَا َر ْك َ‬
‫ار ْك َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى ِ‬
‫َم ِج ْي ٌد ‪َ .‬وبَ ِ‬
‫َم ِج ْي ٌد‬
‫‪Marilah kita berdoa pada Allah, moga setiap doa kita diperkenankan di Jumat penuh berkah‬‬
‫‪ini.‬‬

‫ت اَألحْ يَا ِء ِم ْنهُ ْم َواَأل ْم َوا ِ‬


‫ت ِإنَّ َ‬
‫ك َس ِم ْي ٌع‬ ‫اللهُ َّم ا ْغفِرْ لِ ْل ُم ْسلِ ِمي َْن َوالم ْسلِ َما ِ‬
‫ت َوالمْؤ ِمنِي َْن َوالمْؤ ِمنَا ِ‬
‫قَ ِريْبٌ ُم ِجيْبُ ال َّد ْع َو ِة‬
‫ت ْال َوهَّابُ‬
‫ك َأ ْن َ‬ ‫َربَّنَا اَل تُ ِز ْغ قُلُوبَنَا بَ ْع َد ِإ ْذ هَ َد ْيتَنَا َوهَبْ لَنَا ِم ْن لَ ُد ْن َ‬
‫ك َرحْ َمةً ِإنَّ َ‬

‫ت ِإلَى النُّ ِ‬
‫ور‪،‬‬ ‫ات بَ ْينِنَا‪َ ،‬وا ْه ِدنَا ُسبُ َل ال َّساَل ِم‪َ ،‬ونَجِّ نَا ِم َن ُّ‬
‫الظلُ َما ِ‬ ‫ف بَي َْن قُلُوبِنَا‪َ ،‬وَأصْ لِحْ َذ َ‬ ‫اللَّهُ َّم َألِّ ْ‬
‫ارنَا‪َ ،‬وقُلُوبِنَا‪،‬‬‫ص ِ‬ ‫ار ْك لَنَا فِي َأ ْس َما ِعنَا‪َ ،‬وَأ ْب َ‬ ‫ش َما ظَهَ َر ِم ْنهَا َو َما بَطَ َن‪َ ،‬وبَ ِ‬ ‫اح َ‬ ‫َو َجنِّ ْبنَا ْالفَ َو ِ‬
‫ك ُم ْثنِ َ‬
‫ين ِبهَا‬ ‫َّحي ُم‪َ ،‬واجْ َع ْلنَا َشا ِك ِر َ‬
‫ين لِنِ َع ِم َ‬ ‫ت التَّ َّوابُ الر ِ‬ ‫ك َأ ْن َ‬ ‫اجنَا‪َ ،‬و ُذرِّ يَّاتِنَا‪َ ،‬وتُبْ َعلَ ْينَا ِإنَّ َ‬ ‫َوَأ ْز َو ِ‬
‫ين لَهَا‪َ ،‬وَأتِ ِم ْمهَا َعلَ ْينَا‬ ‫َعلَ ْي َ‬
‫ك‪ ،‬قَابِلِ َ‬

‫اب النَّ ِ‬
‫ار‬ ‫َربَّنَا آتِنَا فِي ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِي اآْل ِخ َر ِة َح َسنَةً َوقِنَا َع َذ َ‬
‫ان ِإلَى يَ ْو ِم ال ّديْن‪.‬‬ ‫صلَّى هللاُ َعلَى نَبِيِّنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آلِ ِه َو َ‬
‫صحْ بِ ِه و َ َم ْن تَبِ َعهُ ْم بِِإحْ َس ٍ‬ ‫َو َ‬
‫آخ ُر َد ْع َوانَا َأ ِن ْال َح ْم ُد هلل َربِّ ْال َعالَ ِمي َْن‬
‫َو ِ‬
‫—‬

Anda mungkin juga menyukai