Dasar Dasar Geologi
Dasar Dasar Geologi
Geologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bumi. Bumi merupakan salah
satu planet yang ada di sistem tatasurya kita. Bumi didiskripsikan berbentuk
bulat pepat dan berputar pada poros pendeknya. Jari-jari bumi 6.370 km,
yang terdiri dari benda padat (batuan), benda cair, dan gas (udara).
Secara umum interior bumi terdiri dari daratan (benua, pulau-pulau, lembah-
lembah, dan pegunungan), serta lautan (lembah, palung, serta pegunungan
bawah laut). Puncak gunung tertinggi 8.000 m dpl (Pegunungan
Himalaya), sedangkan palung yang terdalam mencapai kedalaman 10.000
meter di bawah muka laut (Palung Philipina).
dasar-dasar geologi -1
Gambar 1. Interior dalam kerak bumi.
Kerak benua didominasi oleh batuan yang kaya Silikat, dekat permukaan
kaya dengan alumunium (SiAl), dan pada kedalaman yang besar kaya akan
magnesium (SiMa), lihat Gambar 2.
Kerak bumi yang merupakan bagian teratas dari interior bumi yang langsung
kontak dengan oksigen dan merupakan tempat akumulasi mineral-mineral
batuan merupakan sasaran utama dari ilmu genesa endapan bahan galian
untuk dapat mengetahui sebaran mineral-mineral berharga. Keterdapatan
mineral-mineral berharga tersebut sangat bergantung pada jumlah
(konsentrasi) mineral-mineralnya, serta letak dan bentuk endapannya.
dasar-dasar geologi -2
Gambar 2. Komposisi (susunan) irisan dalam bumi.
1. Kerak Bumi
Kerak bumi (earthcrust) merupakan padatan yang relatif dingin, rapuh, dan
kaku (rigid) dengan BJ lebih rendah sehingga seolah-olah mengapung di
atas mantel. Ini adalah bagian yang berada di permukaan bumi sampai
kedalaman 100 km.
Karena adanya perbedaan panas yang sangat tinggi antara bagian bumi
yang tengah dengan bagian bumi yang lebih luar, maka akan terjadi
dasar-dasar geologi -3
perbedaan tekanan dimana tekanan pada bagian dalam lebih besar,
sehingga pergerakan magma akan menghasilkan aliran konveksi di dalam
mantel. Lelehan magma yang lebih panas akan bergerak ke atas dan
lelehan magma yang lebih dingin tenggelam (seperti gerakan air panas dan
air dingin pada waktu kita menjerang air di atas kompor, Gambar 3).
Gambar 3. Sketsa aliran panas pada pemanasan air di atas kompor, dan
sketsa aliran konveksi magma.
Akibat aliran konveksi lelehan magma tersebut lapisan kerak bumi yang
padat dan relatif rapuh yang ada di atasnya (mengapung) ikut bergerak
sesuai dengan gerakan lelehan magma. Pada suatu tempat tertentu lapisan
kerak bumi akan retak dan bergerak saling menjauh, dan rekahan yang
ditinggalkannya akan segera terisi oleh lelehan magma yang kemudian juga
akan membeku (disebut sebagai daerah regangan dimana lempengan kerak
bumi yang saling berdekatan menjauh), contohnya pada laut yang dalam di
tengah samudera (Atlantik, Pasifik, dll).
Pada bagian bumi lain akan terjadi tumbukan antara lempeng-lempeng yang
saling mendekat sehingga akan terjadi penunjaman dari salah satu lempeng
tersebut. Lempeng yang lebih tipis (lempeng samudera) akan menunjam di
bawah lempeng benua yang relatif lebih tebal, dan sering disebut sebagai
sebagai zona subduksi (subduction zone). Pada bagian yang menunjam
akan meleleh menjadi magma dan bagian dari lempeng yang lain akan
mengalami perlipatan, pengangkatan, dan pensesaran (Gambar 4).
dasar-dasar geologi -4
Dengan adanya retakan/bukaan akibat terbentuknya sesar-sesar tersebut
maka pada bagian-bagian tertentu pada zona tersebut kadang-kadang
diterobos oleh lelehan batuan panas dari mantel (magma) dan membentuk
kantong-kantong lelehan batuan panas yang disebut sebagai dapur magma
(magma chamber).
2. Pembentukan Batuan
Batuan merupakan suatu bentuk padatan alami yang disusun oleh satu atau
lebih mineral, dan kadang-kadang oleh material non-kristalin. Kebanyakan
batuan merupakan heterogen (terbentuk dari beberapa tipe/jenis mineral),
dan hanya beberapa yang merupakan homogen (disusun oleh satu mineral
dasar-dasar geologi -5
atau monomineral). Tekstur dari batuan akan memperlihatkan karakteristik
komponen penyusun batuan, sedangkan struktur batuan akan
memperlihatkan proses pembentukannya (dekat atau jauh dari permukaan).
Batuan beku merupakan produk akhir dari magma, yang merupakan suatu
massa larutan silikat panas, kaya akan elemen-elemen volatil, dan terbentuk
jauh di bawah permukaan bumi melalui reaksi panas (fusion) dari massa
padatan. Bagian dari pelarutan pada bagian tengah lapisan kerak bumi
(hasil dari magma primer), biasanya mempunyai komposisi basaltik, dan
muncul di permukaan bumi melalui proses erupsi membentuk batuan
volkanik atau ekstrusif, atau melalui pen-injeksian pada perlapisan atau
rekahan-rekahan dalam kerak bumi pada kedalaman yang bervariasi
membentuk batuan hipabissal (hypabyssal rocks). Magma-magma lain yang
berasal dari larutan basaltik yang melalui proses differensiasi kadang-
kadang juga muncul ke permukaan bumi.
dasar-dasar geologi -6
silikat yang kaya akan besi & magnesium (olivin), sodium & kalsium
(piroksen), serta kadang-kadang juga mengandung potasium & air (mika dan
amfibol). Seri (reaksi-reaksi) pembentukan mineral pada batuan beku
(basaltis) dipelajari oleh N.L. Bowen, dan urutannya dikenal dengan Deret
(Series) Reaksi Bowen seperti yang terlihat pada Gambar 5 dan 6.
DERET (SERIES)
DISKONTINIOUS
MINERAL-MINERAL
dasar-dasar geologi -7
yang kaya akan kalsium (anortit) s/d komposisi yang kaya akan sodium
(albit).
Seri diskontinious, dimana mineral-mineral besi dan magnesium terbentuk
pada awal kristalisasi dari larutan dan terendapkan dengan sempurna
membentuk mineral-mineral baru dengan suatu sekuen reaksi yaitu :
Olivine hypersthene augit hornblende biotit
dasar-dasar geologi -8
2.2 Batuan Sedimen
Karena adanya perubahan iklim (panas, dingin, kering, hujan) dan reaksi
dengan zat-zat lain yang ada di permukaan bumi, termasuk juga pembuatan
manusia dan makhluk hidup lainnya, maka batuan yang ada di permukaan
bumi dapat berubah (terombak) sehingga menjadi tidak kuat dan kompak
lagi. Akibatnya batuan tersebut akan mudah tererosi dan ter-transport oleh
aliran sungai.
dasar-dasar geologi -9
Gambar 8. Sketsa proses-proses pelapukan, erosi, transportasi, dan
pengendapan batuan sedimen (atas). Sketsa perlapisan pada
batuan sedimen (bawah).
Batuan sedimen dapat tersebar sangat luas atau terbatas, tergantung pada
luas cekungan pengendapan dan material pembentuk yang tersedia, juga
pada kestabilan cekungan pada masa yang bersangkutan, serta dapat juga
bersamaan dengan pembentukan cebakan endapan berharga/bahan
tambang misalnya :
pada proses pelapukan endapan nikel, laterit, bauksit, dll.
pada proses pengendapan pasirbesi, timah, besi, batubara, pasir, kaolin,
batugamping, dll.
Magma yang merupakan lelehan panas, pijar, dan relatif encer, dapat
bergerak dan menerobos ke permukaan bumi melalui rongga-rongga yang
dasar-dasar geologi - 10
terbentuk oleh proses tektonik (bidang sesar). Selain berupa padatan,
magma juga mengandung uap air dan gas yang bervariasi komposisinya.
Pada saat menerobos ke permukaan bumi, magma yang agak kental dan
bertekanan rendah maka akan muncul berupa lelehan lava panas yang
mengalir dari kepundan/kawah ke lereng gunung, dan secara pelan-pelan
membeku mulai dari bagian ujung dan luarnya, sedangkan bagian
tengahnya masih akan mengalir dan meninggalkan rongga-rongga di dalam
lava (lava berongga).
Kalau magma tersebut encer dan bertekanan tinggi, maka akan terjadi
letusan gunung api. Sumbat kepundan akan hancur dan terlempar ke
sekitarnya dan bersamaan dengan itu sebagian magma panas juga akan
terlempar ke udara. Akibat dari letusan tersebut terjadi proses pendinginan
yang cepat, sehingga magma akan membeku dengan cepat dan membentuk
gelas (obsidian), tufa atau abu halus, lapili dan bom (berupa batuapung
dengan rongga-rongga gas). Material yang halus (tufa) akan terlempar jauh
dan terbawa angin ke tempat yang lebih jauh, sedangkan bom, lapili, dan
gelas, dan material-material lain yang berukuran pasir dan kerikil akan jatuh
di sekitar puncak gunung.
dasar-dasar geologi - 11
Misalnya suatu batuan mengandung 2 mineral yang masing-masing
mempunyai unsur AB dan CD. Setalah proses metamorfosa yang terbentuk
adalah mineral baru dengan susunan unsur AC dan BD.
Contoh lain : CaCO3 CaCO3
(batugamping) (marmer)
dasar-dasar geologi - 12
2.5 Siklus Batuan
Secara alami semua batuan bisa berubah menjadi batuan lain seperti yang
terlihat pada Gambar 9.
Keterangan :
1. Magma membeku membentuk batuan beku pada kerak bagian dalam.
2. Kerak dalam kalau terangkat ---> di permukaan bumi.
3. Aktivitas atmosfir akan merubah batuan menjadi lapuk, tererosi, tertransportasi dan
diendapkan menjadi sedimen.
4. Karena beban dan konsolidasi serta penyemenan, sedimen berubah menjadi batuan
sedimen yang kompak dan keras.
5. a. Batuan sedimen dapat terangkat ke permukaan bumi.
b. Atau mengalami proses metamorfosa menjadi batuan metamorf.
c. Batuan sedimen juga bisa tenggelam (penunjaman) dan meleleh menjadi magma baru
(mantel).
6. a. Batuan metamorf dapat terangkat ke permukaan bumi.
b. Atau tenggelam menjadi magma baru (mantel).
7. Batuan beku juga dapat mengalami metamorfosa menjadi batuan metamorf.
dasar-dasar geologi - 13
3. Stratigrafi
Secara umum stratigrafi diartikan sebagai suatu kesatuan ciri batuan yang
berbeda dengan di atas dan di bawahnya. Stratum dibatasi dari stratum
lainnya oleh bidang perlapisan atau ciri-ciri lain yang membedakannya dari
yang berbatasan.
Secara umum yang dapat dipelajari dari penampang stratigrafi suatu daerah
antara lain : mengetahui urutan-urutan pengendapan batuan di daerah
tersebut, mengetahui susunan batuan, ketebalan, dan hubungan setiap
dasar-dasar geologi - 14
lapisan, dapat memberikan gambaran dalam melakukan interpretasi
lingkungan pengendapan daerah tersebut.
4. Mineralogi
Ada bahan lain yang tidak dapat disebut sebagai mineral, misalnya : SiO 2
(opal, karena amorf), C (batubara, karena merupakan bahan organik), H 2O
(air, karena bukan benda padat).
dasar-dasar geologi - 15
5. Struktur Geologi
Struktur geologi adalah suatu struktur atau kondisi geologi yang ada di suatu
daerah sebagai akibat dari terjadinya perubahan-perubahan pada batuan
oleh proses tektonik atau proses lainnya. Dengan terjadinya proses tektonik,
maka batuan (batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf) maupun
kerak bumi akan berubah susunannya dari keadaannya semula. Struktur
geologi (makro) yang penting untuk diketahui antara lain ; bidang perlapisan,
sistem sesar, sistem perlipatan, sistem kekar, dan bidang ketidakselarasan.
dasar-dasar geologi - 16
Sesar atau patahan (fault) adalah suatu bidang yang terbentuk karena
kekuatan batuan tidak dapat menahan lagi tekanan/beban yang ada
sehingga akhirnya batuan tersebut patah. Setelah terjadinya sesar tersebut,
kedua bagian yang tadinya berhubungan dapat bergeser naik, turun, atau
bergeser secara mendatar (Gambar 11).
Sesar yang terbentuk karena proses tektonik yang kuat umumnya tidak
berdiri sendiri (tunggal), tetapi akan menghasilkan sesar-sesar lain yang
lebih kecil di sekitarnya sehingga dapat membentuk suatu sistem sesar yang
kompleks (Gambar 12).
dasar-dasar geologi - 17
Gambar 12. Sketsa sistem sesar.
Karena aktivitas tektonik, lapisan batuan sedimen yang relatif elastis akan
mengalami tekanan yang tinggi dan terlipat, dan membentuk sistem sinklin-
antiklin. Pada sistem perlipatan maka lapisan batuan yang tadinya mendatar
akan berubah posisinya menjadi miring dengan sudut kemiringan (dip) dan
jurus (strike) yang bervariasi (Gambar 13 dan 14).
dasar-dasar geologi - 18
Gambar 14. Sketsa bidang perlipatan
dasar-dasar geologi - 19
(a) (b)
dasar-dasar geologi - 20
5.4 Sistem Kekar
Seperti juga pada sesar dan perlipatan, kekar umumnya terbentuk karena
proses tektonik yang terjadi pada suatu daerah tertentu. Dalam hal ini kekar
merupakan akibat lanjutan dan proses pembentuk sesar atau perlipatan.
Kalau kekuatan suatu batuan (kuat tekan atau kuat tarik) tidak sanggup lagi
melawan tegangan yang ada, maka batuan tersebut akan pecah atau retak.
Jika ukuran dari retakan tersebut besar dan terjadi pergeseran yang besar
disebut terjadi sesar, sedangkan dalam ukuran retakan tersebut kecil (hanya
sampai beberapa meter) dan relatif tidak terjadi pergeseran disebut sebagai
kekar (Gambar 17).
Pada suatu batuan yang sama dalam daerah yang relatif kecil sering
terdapat beberapa pasang kekar yang berbeda (sistem kekar). Kekar-kekar
yang mempunyai orientasi (jurus dan kemiringan) sama disebut sebagai
satu set kekar. Dalam suatu sistem kekar bisa terdapat lebih dari satu set
kekar.
Permukaan bidang kekar ada yang halus, kasar, bergelombang, licin, dll,
tergantung pada jenis batuan, kekuatan batuan, besarnya gaya, dan jenis
gaya yang bekerja padanya.
dasar-dasar geologi - 21
Dalam analisis kekar yang perlu diperhatikan adalah : ukuran kekar
(persistensi), kekasaran bidang kekar, bukaan kekar (separation), isi bukaan
kekar (infilling), ada/tidaknya air pada kekar, besar aliran air pada sistem
kekar, orientasi bidang kekar (jurus dan kemiringan), jumlah set kekar pada
daerah yang sama, dan kerapatan/jarak kekar
dasar-dasar geologi - 22
Gambar 19. Pengaruh kekar pada bidang perlapisan.
dasar-dasar geologi - 23
Struktur (terutama sesar dan sistem kekar), yang terbentuk sebelum
mineralisasi sangat penting artinya karena merupakan saluran dan tempat
berkumpulnya mineral berharga, terutama dalam pembentukan endapan
hidrothermal (Gambar 21). Contoh : endapan-endapan hidrothermal Au, Cu,
Pb, Zn, dll.
dasar-dasar geologi - 24
Gambar 22. Sketsa perpindahan cebakan bahan galian
dasar-dasar geologi - 25