Makalah Ilmu Kalam
Makalah Ilmu Kalam
"AL ASY’ARIYAH"
Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah "Ilmu kalam"
Disusun Oleh :
Kelompok 02
M Fachdiansyah
Rama Zulfikri
Evan Rivai
Siti Rohimah
Syukur alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah swt, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunianya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini, guna
memenuhi tugas kelompok mata kuliah "Ilmu kalam"
kami menyadari bahwa penulisan dari makalah ini,tidak terlepas dari bantuan banyak
pihak,yang dengan tulus memberikan do'a saran dan kritik,sehingga makalah ini dapat
terselesaikan
Kami menyadari bahwasannya makalah ini jauh dari kata sempurna, dikarnakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu kami
mengharapakan segala bentuk saran dan kritikan yang membangun dari berbagai pihak, akhirnya
kami berharap makalah ini dapat bermanfaat di dalam dunia pendidikan.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............…………………………………........................ii
DAFTAR ISI….…………………………………………………………………iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................................1
C. Tujuan penulisan.................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................2
A. lahirnya aliran al-asy’ariah.................................................................................................2
D. perkembangan dan pengaruh asy'ariah (ahalus sunnah wal jama'ah) di dunia islam .........2
B. Saran...................................................................................................................................5
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Beragam aliran teologi yang berdiri memiliki sejarah yang cukup panjang, semuanya
tidak terlepas dari para pendirinya dan latar belakang yang menyertai sampai pada para
pengikutnya yang memilki loyalitas terhadap aliran tersebut.
Makalah ini akan membahas tentang aliran Asy’ariyah yang berkembang pada abad ke-4
dan ke-5/ke-10 dan ke-11. Aliran ini merupakan salah satu aliran yang muncul atas reaksi
terhadap Mu’tazilah sebagai paham yang memprioritaskan akal sebagai landasan dalam
beragama. Ketidaksepakatan terhadap doktrin-doktrin Mu’tazilah tersebut memunculkan aliran
Asy’ariyah yang dipelopori oleh Abu Al-Hasan Al-Asy’ari. Doktrin-doktrin yang dikemukan
beliau dan para pengikutnya merupakan penengah diantara aliran-aliran yang ada pada saat itu.
Pada perkembangan selanjutnya aliran ini banyak dianut oleh mayoritas umat Islam
karena dianggap sebagai aliran Sunni yang mampu mewakili cara berpikir yang diharapkan umat
Islam di tengah-tengah pergolakan hati akibat beberapa aliran yang datang lebih dulu.
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka dalam pembahasan
makalah ini, dapat dirumuskan beberapa permasalahan, yaitu :
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Lahirnya Asy’ariyah
Aliran Asy'ariyah adalah aliran teologi Islam yang lahir pada dasawarsa kedua abad ke-
10 (awal abad ke-4). Pengikut aliran ini, bersama pengikut Maturudiyah dan Salafiyah,
mangaku termasuk golongan ahlus sunnah wal jama‟ah.1. Nama Asy‟ariyah sebagai suatu
aliran dalam ilmu kalam berasal dari nama tokoh Iman Abu al-Hasan Ali Ibn Isma‟il
alAsy‟ari. Ia lahir di kota basrah (Irak) pada tahun 260 H/873 M dan wafat pada tahun 324
H/935 M.
Dengan nama al-Asy‟ari di belakang namanya, benarlah bahwa Imam Abu Hasan
alAsy‟ari mempunyai hubungan darah dengan Abu Musa al-Asy‟ari, seorang sahabat yang
menjadi hakam (perantara) dalam sangketa antara Ali bin Abi Thalib dengan Mu‟awiyah bin
Abi Sufyan. Pada usia remaja Abu Hasan al-Asy‟ari berguru pada seorang tokoh Muktazilah
bernama Abu Ali al-Jubbai.
Di sini timbul soal apa sebenarnya yang menimbulkan perasaan ragu dalam diri alAsy'ari
yang kemudian mendorongnya untuk meninggalkan paham Mu‟tazilah? Berbagai tafsiran
diberikan untuk menjelaskan hal ini. Menurut Ahmad Mahmud Subhi keraguan itu timbul
karena al-Asy'ari menganut madzhab Syafi‟i. al-Syafi‟i mempunyai pendapat teologi yang
berlainan dengan ajaran-ajaran Mu‟tazilah, umpamanya al-Syafi‟i berpendapat bahwa al-
Qur'an tidak diciptakan, tetapi bersifat qadim dan bahwa Tuhan dapat dilihat di akherat nanti.
5
السيَِّئ ِة فَاَل جُيْ ٰ ٓزى اِاَّل ِم ْثلَ َها َو ُه ْم
َّ َِم ْن َجاۤءَ بِاحْلَ َسنَ ِة َفلَهٗ َع ْش ُر اَْمثَاهِلَا َ ۚو َم ْن َجاۤءَ ب
ِ َربِّها ن
ٌاظَرة َ َ اضر ۙاةٌِىٰل
ِ َّۚ وجوه يَّوم ِٕى ٍذ ن
َ ْ ٌ ُْ ُ
َ
6
Artinya : “Wajah-wajah (orang-orang mu‟min) pada hari itu berseri-seri. Kepada Tuhannyalah
mereka melihat. (Al-Qiyamah :22-23).21
Berdasarkan firman tersebut,sebagaimana Al-Asy'ari menetapkan bahwa Allah dapat
dilihat pada Hari Kiamat. Mu'tazilah manafikannya, sebab perbuatan melihat memerlukan ruang
bagi yang bagi yang melihat, dan hal ini jelas mengandung konsekuensi bahwa Allah bertempat
pada suatu ruang, padahal Allah Maha suci dari berada pada suatu tempat dan dipengaruhi oleh
perubahan waktu.
3. Masalah Kekuasaan Tuhan Dan Perbuatan Manusia
Dalam hal ini Mu‟tazilah berpendapat, manusialah yang melakukan perbuatannya dengan
daya kekuatan yang diberikan Tuhan kepadanya. Golongan Jabariyah menyatakan manusia tidak
berkuasa menciptakan sesuatu, tetapi manusia mempunyai daya untuk memperoleh suatu
perbuatan, yang menurut Al-Asy‟ari disebut “kasab” (acquistion, perolehan ).22
Mengenai perbuatan manusia, al-Asy‟ari berpendapat juga bahwa perbuatan manusia itu
diciptakan oleh Tuhan. Ini bertolak belakang dengan pendapat al-Muktazilah yang mengatakan
bahwa perbuatan manusia diwujudkan oleh manusia itu sendiri. Untuk menggambarkan
hubungan perbuatan manusia dengan kehendak dan kekuasaan mutlak Tuhan, al-Asy‟ari
menggunakan istilah al-kasb (acquistion, perolehan). Al-Kasb adalah suatu yang timbul dari al-
muktasib. Yang dimaksud dengan kasb disini ialah”berbarengan kekuasaan manusia dengan
perbuatan Tuhan”.23
Al-Asy‟ari mengemukakan arti al-iktisab adalah suatu terjadi dengan perantara daya
yang diciptakan, dan dengan demikian menjadi perolehan atau kasb bagi orang yang dengan
dayanya perbuatan itu timbul. Kasb atau perolehan mengandung arti keaktifan dan dengan
demikian manusia bertanggung jawab atas perbuatannya. Tetapi karena kasb adalah ciptahan
Tuhan, ini menghilangkan arti keaktifan itu sendiri sehingga manusia bersifat pasif dalam
perbuatannya. Dasar al-Asy‟ari mengatakan kasb itu ciptahan Tuhan adalah firman Allah dalam
surah al-Shaffat (37) ayat 96 :
1. Kepintaran tokoh sentralnya yaitu Imam Al-Asy’ari dan keahliannya dalam perdebatan
dengan basis keilmuan yang dalam. Di samping itu ia adalah seseorang yang shaleh dan taqwa
sehingga ia mampu menarik simpati orang banyak dan memperoleh kepercayaan dari mereka.
2. Asy’ariah memiliki tokoh-tokoh dari kalangan intelektual dan birokrasi (penguasa) yang
sangat membantu penyebaran paham ini. Para tokoh-tokoh tersebut tidak hanya ahli dalam
bidang memberikan argumentasi-argumensi yang meyakinkan dalam mengembangkan ajaran
Ahlussunnah Waljama’ah melalui perdebatan namun juga melahirkan karya-karya ilmiah yang
menjadi referensi hingga saat ini. Karya tersebut antara lain: Maqalat al-Islamiyyah, al-Ibanah an
Ushuluddianah, al Luma’ Ketiganya oleh Asy’ari, al-Tamhid oleh Al-Baqillani, al-Irsyad oleh
Al-Juwaini, al-Qawaidul Aqa’id dan Ihya Ulumuddin oleh Al-Ghazali, Aqidatu Ahlut
Tauhid oleh al Sanusi, Risalatut tauhid oleh Muhammad Abduh dan karya-karya lainnya.
Pengaruh Ahlu Sunnah ini sampai ke Indonesia.
8
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Kepintaran tokoh sentralnya yaitu Imam Al-Asy’ari dan keahliannya dalam perdebatan
dengan basis keilmuan yang dalam. Di samping itu ia adalah seseorang yang shaleh dan taqwa
sehingga ia mampu menarik simpati orang banyak dan memperoleh kepercayaan dari mereka.
2. Asy’ariah memiliki tokoh-tokoh dari kalangan intelektual dan birokrasi (penguasa) yang
sangat membantu penyebaran paham ini. Para tokoh-tokoh tersebut tidak hanya ahli dalam
bidang memberikan argumentasi-argumensi yang meyakinkan dalam mengembangkan ajaran
Ahlussunnah Waljama’ah melalui perdebatan namun juga melahirkan karya-karya ilmiah yang
menjadi referensi hingga saat ini.
9
DAFTAR PUSTAKA
1. Al-Maqdisy, Al-imam ibnu Qudamah. Lum’atul I’tiqad Al-Hadi ila Sabilir Rasyad / Pokok-
Pokok Aqidah Ahlus Sunnah Waljamaah; Pekalongan; Pustaka Sumayyah. 2007
2. Tim Karya Ilmiah Santri Lirboyo. Aliran-Aliran Teologi Islam. Kediri; Zam-Zam 2008
3. http://mpi2umi.blogspot.com/2015/05/tugas-makalah-pemikiran-aliran-asyariah.html
4. https://www.kumpulanmakalah.com/2015/10/al-asyariyah.html
https://yusufa17.blogspot.com/p/blog-page.html
10