Anda di halaman 1dari 8

Konsep Medis

A. Pengertian
Anemia adalah penurunan kadar hemoglobin (Hb), hematokrit atau hitung eritrosit
(red cell count) berakibat pada penurunan kapasitas pengangkutan oksigen oleh darah.
Tetapi harus di ingat pada keadaan tertentu dimana ketiga parameter tersebut tidak
sejalan dengan massa eritrosit, tertentu dimana ketiga parameter tersebut tidak sejalan
dengan massa eritrosit, seperti pada dehidrasi, perdarahan akut, dan kehamilan. Oleh
karena itu dalam diagnosis anemia tidak cukup hanya sampai kepada label anemia
tetapi harus dapat di tetapkan penyakit dasar yang menyebabkan anemia tersebut
(Sudoyo Aru dalam Nurarif & Kusuma, 2015).
Anemia adalah istilah yang menunjukkan rendahnya hitung sel darah merah dan
kadar hematokrit dibawa normalAnemia bukan merupakan penyakit, melainkan
merupakan pencerminan keadaan suatu penyakit (gangguan) fungsi tubuh Secara
fsiologis anemia tejadi apabila terdapat kekurangan jumlah hemoglobin untuk
mengangkut oksigen ke jaringanAnemia tidak merupakan satu kesatuan tetapi
merupakan akibat dari berbagai proses patologik yang mendasari. (Smeltzer C
SuzanneBuku Ajar Keperawatan medial: bedah Brunner dan Suddarth: 935).
Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan komponen
darah elemen tak adekuat atau kurang nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan sel
darah, yang mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah (Doengoes
at all, 2000).

B. Penyebab Dan Faktor Predisposisi


Ada beberapa jenis anemia sesuai dengan penyebabnya:
1. Anemia pasca perdarahan
Terjadi sebagai akibat perdarahan yang masih seperti kecelakaan, operasi dan
persalinan dengan perdarahan atau yang menahun seperti penyakit cacingan.
2. Anemia defisiensi
Terjadi karena kekurangan bahan baku pembuatan sel darah.
3. Anemia hemolitik
Terjadi penghancuran (hemolisis) eritrosit yang berlebihan karena;
a) Faktor intrasel
Misalnya talasemia, hemoglobnopatia (talasemia HbE, sickle cell anemia),
sferositas, defisiensi enzim eritrosi (G-6PD, piruvatkinase, glutation reduktase).
b) Faktor ekstasel
Karena intoksikasi, infeksi (malaria), imunologis (inkompatibilitas golongan
darah, reaksi hemolitik pada tranfusi darah).
c) Anemia aplastik
Disebabkan terhentinya pembuatan sel darah sumsum tulang (kerusakan
sumsum tulang)
(Wijaya &Putri,2013)

C. Manifestasi Klinik
1. Manifestasi klinis yang sering muncul
a) Pusing
b) Mudah berkunang-kunang
c) Lesu
d) Aktivitas kurang
e) Rasa mengantuk
f) Susah konsentrasi
g) Cepat Lelah
h) Prestasi kerja fisik / pikiran menurun

2. Gejala khas masing-masing anemia


a) Perdarahan berulang / kronik pada anemia pasca perdarahan, anemia defisiensi
besi
b) Ikterus, urin berwarna kuning tua/coklat, perut mrongkol/makin buncit pada
anemia hemolitik
c) Mudah infeksi pada anemia aplastik dan anemia karena keganasan
3. Pemeriksaan fisik
a) Tanda-tanda anemia umum pucat, takikardi, pulsus celer, suara pembuluh darah
spontan, bising karotis, bising sistolik anorganik, perbesaran jantung
b) Manifestasi khusus pada anemia
1) Defisiensi besi : spoon nail glossilis
2) Defisiensi B12 : paresis, ulkus dilungkal
3) Hemolitike : ikterus, splenomegali
4) Aplastik : anemia biasanya berat perdarahan, infeksi
(Sudoyo 2009)

D. Patofisiologi
Penurunan jumlah sel darah merah (SDM) dalam sirkulasi, penurunan jumlah
hemoglobin (Hb) di dalam SDM, atau kombinasi keduanya, mengakibatkan
berkurangnya kapasitas pembawa oksigen dalam darah.
1. Anemia defesiensi besi: cadangan zat besi yang adekuat, yang menyebabkan
insufisiensi Hb (molekul utama dalam SDM), mengakibatkan sel tampak tidak
normal, berukuran lebih kecil dari normal (mikrositik), dan pucat (hipokromik)
2. Anemia akibat penyakit kronis (anemia of chronic diseaseACD): menyertai
gangguan inflamatonk, infeksius, atau neoplastik yang kronis Pendinan
menunjukkan bahwa anemia memiliki prevalensi 30-90% pada individu yang
menderita kanker
3. Anemia pernisius (PA): kurangnya faktor instnnsik di dalam perut menyebabkan
ketidakmampuan untuk mengabsorpsi vitamin B12 yang menyebabkan
pembentukan SDM abnormal.
4. Anemia aplastik: kegagalan sumsum tulang untuk memproduksi seltermasuk SDM
dan sel darah putih (SDP) serta trombosit.
5. Anemia hemolitik: penghancuran prematur SDM
(Dongoes at all,2019)
E. Pathway

F. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Medis
a) Penatalaksanaan Anemia karena perdarahan
Pengobatan terbaik adalah transfusi darah. Pada perdarahan kronik diberikan
transfusi packed cell Mengatasi renjatan dan penyebab perdarahan. Dalam
keadaan darurat pemberian cairan intravena dengan cairan infuse apa saja yang
tersedia.
b) Anemia Defisiensi Besi(DB)
Respon reguler DB terhadap sejumlah besi cukup mempunyai arti diagnostik,
pemberian oral garam ferro sederhana (sulfat, glukonatfumarat) merupakan
terapi yang murah dan memuaskan preparat besi parenteral (dekstran besi)
adalah bentuk yang efektif dan aman digunakan bila perhitungan dosis tepat,
sementara itu keluarga harus diberi edukasi tentang diet penderita, dan
konsumsi susu harus dibatasi lebih baik 500 ml/ 24jam Jumlah makanan ini
mempunyai pengaruh ganda yakni jumlah makanan yang kaya akan besi
bertambah dan kehilangan darah karena intoleransi protein susu sapi tercegah.
c) Anemia defisiensi asam folat
Meliputi pengobatan terhadap penyebabnya dan dapat dilakukan pula dengan
pemberian/suplementasi asam folatoral 1mg perhari.
d) Anemiahemolitik
1) Anemia hemolitikautoimun
Terapi inisial dengan menggunakan prednison 1-2 mb/kg BB/hari jika
anemia menganca hidup, transfusi harus diberikan dengan hati-hati. Apabila
prednison tidak efektif dalam menanggulangi kelainan ini atau penyakit
mengalami kekambuhan dalam periode taperingoff dari prednisone maka
dianjurkan untuk dilakukan splenektomi Apabila keduanya tidak menolong
maka dilakukan terapi dengan menggunakan berbagai jenis obat
imunosupresifImmunoglobulin dosis tinggi intravena (500 mg/kg BB/hari
selama 1-4) mempunyai efektifitas tinggi dalam mengontrol
hemolisisNamun efek pengobatan ini hanya sebentar (1-3minggu) dan
sangat mahal harganya. Dengan demikian pengobatan ini hanya digunakan
dalam situasi gawat darurat dan bila pengobatan dengan prednisone
merupakan kontraindikasi.
(Wijaya&Putri, 2013Nurarif2015)

G. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Nurarif (2015), pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada klien
penyakit anemiaadalah :
1. Pemeriksaan laboratorium
a) Tes penyaring, tes ini dikerjakan pada tahap awal pada setiap kasus anemia
Dengan pemeriksan in, dapat dipastikan adanya anemia dan bentuk morfologi
anemia tersebut. Pemeriksaan ini meliputi : kadar hemoglobin, indeks eritrosit,
apusan darah tepi.
b) Pemeriksaan darah seri anemia hitung leukosit, trombosit, laju endap darah
(LED), dan hitung retikulosit
c) Pemeriksaan sumsum tulang pemeriksaan ini memberikan gambaran informasi
mengenai keadaan system hematopoesisb.
2. Pemeriksaan laboratorium nonhematologis faal ginjalfaal endokrin, asam urat, faal
hati, biakan kuman.
3. Radiologi: thorak, bone survey, USG, atau linfangiografi
4. Pemeriksaan sitogenetik
5. Pemeriksaan biologi molekuler
(Nurarif & Kusuma, 2015)

H. Pengkajian
1. Lakukan pengkajian fisik.
2. Dapatkan riwayat kesehatan, termasuk riwayat diet
3. Observasi adanya manifestasi anemia.
a) Manifestasi umum
b) Kelemahan otot
c) Mudah lelah
d) Kulit pucat
4. Manifestasi system saraf pusat.
a) Sakit kepala
b) Pusing
c) Kunang-kunang.
d) Peka rangsang
e) Proses berpikir lambaf
f) Penurunan lapang pandangg
g) Apatish.Depresi
5. Syok (anemia kehilangan darah)
a) Perfusi perifer buruh
b) Kulit lembab dan dingin
c) Tekanan darah rendah dan tekanan darah setral
d) Peningkatan frekwensi jatung

I. Diagnosa Keperawatan
1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen.
2. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik (Pre Operasi)
3. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan penurunan ekspansi paru.
4. Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi dibuktikan dengan merasa
bingung, sulit berkonsentrasi, tampak gelisah, tampak tegang.

J. Perencanaan Keperawatan

No. SDKI SLKI SIKI


1. Intoleransi aktivitas Toleransi aktivitas Manajemen energi
(D.0056) (L.05047) (I.05178)
Observasi :
Definisi : Setelah dilakukan 1. Identifikasi gangguan
Ketidakcukupan tindakan keperawatan fungsi tubuh yang
energi untuk Intoleransi aktivitas mengakibatkan
melakukan aktivitas diharapkan dapat kelelahan.
sehari-hari. membaik, 2. Monitor kelelahan
Dengan kriteria hasil : fisik dan emosional.
1. Keluhan Lelah 3. Monitor pola dan jam
menurun tidur
2. Dispnea saat
beraktivitas menurun Terapeutik :
3. Dispnea setelah 1. Sediakan lingkungan
beraktivitas menurun nyaman dan rendah
4. Perasaan lemah stimulus
menurun 2. Lakukan latihan
5. Warna kulit membaik rentang gerak pasif
6. Tekanan darah dan/atau aktif
membaik 3. Berikan aktivitas
distraksi yang
menenangkan
4. Fasilitasi duduk di sisi
tempat tidur, jika
tidak dapat berpindah
atau berjalan

Edukasi :
1. Anjurkan tirah baring
2. Anjurkan melakukan
aktivitas secara
bertahap

Kolaborasi :
1. Kolaborasi dengan
ahli gizi tentang cara
meningkatkan asupan
makanan,
2. Nyeri akut (0077) Tingkat nyeri (L.08066) Manajemen nyeri
(I.08238)
Definisi : Pengalam Setelah dilakukan
sensorik atau tindakan keperawatan Observasi :
emosional yang Nyeri akut diharapkan 1. Identifikasi lokasi,
berkaitan dengan dapat membaik, karakteristik,
kerusakan jaringan Dengan kriteria hasil : durasifrekuensi,
actual atau 1. Keluhan nyeri kualitas, intensitas
fungsional, dengan menurun nyeri.
onset mendadak atau 2. Meringis menurun 2. Identifikesi skala
lambat dan 3. Kesulitan tidur nyeri
berintensitas ringan menurun 3. Identifikasi faktor
hingga berat yang 4. Nafsu makan membaik yang memperberat
berlangsung kurang dan memperingan
dari 3 bulan. nyeri

Terapautik :
1. Kontrol lingkungan
yang memperberat
rasa nyeri (mis. suhu
ruanganpencahayaan,
kebisingan)
2. Fasilitasi Istirahat dan
tidur
3. Pertimbangkan jenis
dan sumber nyeri
dalam pemilihan
strategi meredakan
nyari.

Edukasi :
1. Anjurkan
menggunakan
analgetic secara tepat.

Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian
analgetic, jika perlu.

3. Pola napas tidak Pola napas (L.01004) Pemantauan Respirasi


efektif (D.0005) (I.01014)
Setelah dilakukan
Definisi : Inspirasi tindakan keperawatan Observasi :
dan/atau ekspirasi pola napas tidak efektif 1. Monitor frekuensi,
yang tidak diharapkan dapat irama, kedalaman
memberikan ventilasi membaik, Upaya napas.
adekuat. Dengan kriteria hasil : 2. Monitor pola napas
1. Dispnea menurun (seperti takipnea)
2. Penggunaan otot bantu
pernapasan menurun Terapeutik :
3. Frekuensi napas 1. Atur interval
membaik. pemantauan respirasi
sesuai kondisi pasien.
2. Dokumentasi hasil
pemantauan.

Edukasi :
1. Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan.
2. Informasikan hasil
pemantauan.

4. Ansietas (D.0080) Tingkat ansietas Reduksi ansietas


(L.09093) (I.09314)
Definisi : Kondisi
emosi dan Setelah dilakukan Observasi :
pengalaman subyektif 7indakan keperawatan 1. Identifikasi saat
individu terhadap Ansietas diharapkan dapat tingkat ansietas
objek yang tidak jelas membaik. berubah (Mis.
dan spesifik akibat Dengan kriteria hasil : Kondisi, waktu,
antisipasi bahaya 1. Keluhan pusing stresor)
yang memungkinkan menurun 2. Monitor tanda-tanda
individu melakukan 2. Pola tidur membaik ansietas
Tindakan untuk
menghadapi Terapeutik :
ancaman. 1. Temani pasien untuk
mengurangi
kecemasan, jika perlu.
2. Pahami situasi yang
membuat ansietas
3. Motivasi
mengidentifikasi
situasi yang memicu
kecemasan.

Edukasi :
1. Jelaskan prosedur,
termasuk sensasi yang
mungkin dialami.
2. Latih Teknik relaksasi

Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian
obat antiansietas, jika
perlu.
DAFTAR PUSTAKA

Aini, SN., Suyadi, & Harjayanti, AD(2019). Relaksasi Otot Progresif Dalam Menurunkan
Tingkat Nyeri Pada Asuhan Keperawatan GastritisJurnal Keperawatan CARE, 9(1).
Black, J dan Hawks, J. (2014). Keperawatan Medikal Bedah: Manajemen Klinis untuk
Hasil yang DiharapkanDialihbahasakan oleh Nampira RJakarta: Salemba Emban Patria.
Jakarta: Salemba Emban Patria.

Maisaroh, E. K. (2016). ASUHAN KEPERAWATAN KETIDAKSEIMBANGAN


NUTRISI PADA PASIEN ULKUS DIABETIK DI MAJAPAHIT WOUND CARE
CANTRE MOJOKERTOIn KTI D3 KEPERAWATAN.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017 Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia Definisi
dan Indikator Diagnostik Edisi 1Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI

Tim Pokja SIKI DPP PPN12017. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi dan
Tindakan Keperawatan Edisi 1JakartaDewan Pengurus Pusat PPNI

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2017. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Definisi dan
Kriteria Hasil Keperawatan Edisi 1Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI

Anda mungkin juga menyukai