Hakikat-Manusia-Sebagai-Makhluk-Merdeka-Sahari-Salahuddin-030823061536 - (NASKAH KHUTBAH) - (ELIPSKI)
Hakikat-Manusia-Sebagai-Makhluk-Merdeka-Sahari-Salahuddin-030823061536 - (NASKAH KHUTBAH) - (ELIPSKI)
KHUTBAH PERTAMA
ََّّشعُ ْوبًاَّوقَبَاۤ ِٕى َل َّلِتَ َع َارفُ ْوآَّ َّاِن َّاَ ْكَرَم ُك ْم َ اَّخلَ ْقنّٰ ُك ْم َِّّم ْن َّذَ َك ٍر َّواُنْث
ُ ّٰىَّو َج َع ْلنّٰ ُك ْم
ِ يٓاَيُّهاَّالن
َ اس َّان
ُ َ َّّٰ
َّ ََّّخبِْي ٌر ِ ِعْندَّال ّٰلّ ِوَّاَتْ ّٰقى ُكمَّٓاِنَّال ّٰلّو
َ َّعلْي ٌم َ َ ْ َ
Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari
seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal.
Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah
orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
lagi Maha Teliti.
Ayat ini mengingatkan kita bahwa Allah Swt. meniciptakan manusia dalam
berbagai bentuk dan warna, serta dibedakan menjadi bangsa-bangsa dan suku-
suku. Tujuan dari perbedaan tersebut adalah untuk saling mengenal dan bekerja
sama dalam membangun kehidupan yang lebih baik. Makanya kita tidak boleh
merendahkan orang lain karena perbedaan tersebut, karena di sisi Allah Swt,
orang yang paling mulia adalah orang yang paling takwa.
Ditegaskan pula dalam sebuah hadis yang bersumber dari Abu Dzar ra.
bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Hamba Allah tidak akan beriman sampai dia
mencintai orang lain sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri." (H.R. Bukhari).
Hadits ini menunjukkan bahwa manusia sebagai makhluk merdeka tidak
boleh meremehkan atau merugikan orang lain, karena orang lain memiliki hak
yang sama dengan dirinya. Manusia harus menghargai keberadaan orang lain dan
bersikap adil dalam bertindak. Namun, faktanya seringkali perbedaan tersebut
menjadi sumber konflik dan perselisihan antara manusia. Sebagai contoh, konflik
yang terjadi antara suku, ras, agama, dan budaya yang berbeda di berbagai daerah
bahkan antar negara. Hal ini menunjukkan bahwa manusia masih memiliki
keterbatasan dalam memahami makna dari hakikat kebebasan yang diberikan
Allah Swt.
Allah memberikan kebebasan kepada manusia dalam berbagai hal, termasuk
kebebasan berpikir, berpendapat, memilih, dan bertindak. Hal ini dapat dilihat
dari ayat-ayat al-Qur'an yang menekankan pentingnya kebebasan dalam
menjalankan kehidupan manusia. Ayat ke-29 dari Surat al-Kahfi berbunyi sebagai
berikut:
ِ ِ ّٰ ِ ِ
َّٓيَّنَ ًارا َ َّش اۤءََّفَ ْليُ ْ ِم ْنَّوَم ْن
َ ْ َّش اۤءََّفَ ْليَ ْك ُف َّْرَّٓان آَّاَ ْعتَ ْدنَاَّللّّٰلم َ َّاْلَ ُِّ َِّم ْنَّربِّ ُك َّْمَّٓفَ َم ْن
ْ َوقُ ِل
ََُّّٓ اَّالش َرا ِ ِ ِ ٍ ِ ِ ِ ِ اَح ا َِبَّمِِ م
َ َّس َرادقُ َهآَّ َوا ْنَّي ْس تَغْيثُ ْواَّيُغَ ا ُ ْواَّ َ اۤءَّ َكالْ ُم ْه لَّيَ ْش وىَّالْ ُو ُج ْوََّهَّٓب ْئ
ُ ْ َ
َّ ََّّم ْرتَ َف ًقا
ُت ْ ََو َساۤء
Katakanlah (Nabi Muhammad), “Kebenaran itu datangnya dari
Tuhanmu. Maka, siapa yang menghendaki (beriman), hendaklah dia
beriman dan siapa yang menghendaki (kufur), biarlah dia kufur.”
Sesungguhnya Kami telah menyediakan neraka bagi orang-orang zalim
yang gejolaknya mengepung mereka. Jika mereka meminta
pertolongan (dengan meminta minum), mereka akan diberi air seperti
(cairan) besi yang mendidih yang menghanguskan wajah. (Itulah)
seburuk-buruk minuman dan tempat istirahat yang paling jelek. (Q.S.
al-Kahfi:29).
Ayat ini menegaskan bahwa kebenaran datangnya dari Tuhan, dan manusia
diberikan kebebasan untuk memilih antara beriman atau kafir. Bagi orang yang
beriman, mereka akan mendapatkan kebaikan dan pahala dari Allah, sedangkan
bagi orang yang kafir, mereka akan mendapatkan siksaan dan azab dari Allah.