BAB II Etnopedagogi
BAB II Etnopedagogi
KAJIAN PUSTAKA
A. Etnopedagogi Kabanti
1. Etnopedagogi
Etnopedagogi berasal dari dua kata bahasa Yunani kuno yaitu kata (etos)
yang berarti ilmu dan kata (paidagogeo) yang artinya “membimbing” secara
literal berarti membimbing anak. Kata yang berhubungan dengan pedagogi yaitu
bersumber dari nilai-nilai kultular suatu etnis dan menjadi standar perilaku.5
dalam menentukan suatu kemajuan suatu bangsa. Adapun pendapat lain seperti
5
Al-baiti. Kajian Kearifan Lokal Kelompok Budaya dari Lembah Baliem Wamena Papua,
2015. http://www.fkip.unismuh.ic.id/. Diakses 10 Mei 2017, jam 21.00 WITA)
6
Haluty, Djailani. Nilai-Nilai Keearifan Lokal Pulanga Untuk Pengembangan Karakter,
(Gorontalo: Jurnal Al- Ulum IAIN Sultan Amai. Volume 14 Nomor 1,ISSN 1412-0534, 2014), h.
213 diakses 10 Mei 2017 Jam 22.00 WITA.
9
10
2. Kabanti
a. Pengertian Kabanti
Secara etimologi kabanti berasal dari bahasa wolio, terdiri dari dua
morfem yaitu morfem terikat dan morfem bebas bannti. Morfem terikat berfungsi
pengertian puisi.
Kata puisi berasal dari bahasa Yunani kuno ‘poieo’ atau ‘poio’ yang
berarti saya mencipta. Menurut Waluyo yang dikutip oleh Humanika menyatakan
sebagai ciri khasnya. Pengulangan kata tersebut menghasilakan rima, irama atau
ritme.7
berbentuk puisi. 8 Kesusastraan jenis ini telah dikenal oleh masyarakat Buton sejak
masa Kerajaan Buton. Oleh karena itu, kesusastraan jenis kabanti merupakan
setelah masuknya agama Islam di Kerajaan Buton. Masuknya ajaran agama Islam
yang pada prinsipnya merupakan hasil pengolahan secara bebas dari kesusastraan
bentuk prosa Sejak zaman itu, kabanti tidak saja berkembang secara lisan, tetapi
7
Waluyo. Bentuk Dan Makna Tuturan Kabanti Manari Pada Masyarakat Muna Haris Wua,
Skripsi No.15,Vol.3, Desember 2015/ISSN 1979-8296. Diakses 10 Mei 2017 jam 20.00 WITA.
8
La Niampe. Kabanti Oni Wolio (Seri 1-2), (Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa, 2000), h. 2
11
b. Jenis Kabanti
menjadi dua bagian, yaitu pantun dan syair. Kabanti yang tergolong kelompok
sampiran dan isi, dan kadang-kadang pula hanya berupa isi saja. Syair bentuknya
bentuk prosa. Niampe menuturkan bahwa biasanya terdiri atas 8 sampai 12 suku
Puisi sebagai salah satu bentuk karya sastra tidak hanya sebagai sistem
9
La Niampe. Ibid
10
Thomas Carlyle. On Heroes, Hero- Worship and the Heroes in History yang dikutip oleh
Moh. Ali Aziz, Dakwah Pemberdayaan Masyarakat, (Yogyakarta: Pustaka Pesantren, 2005)
11
Wordsworth. Tentang Sastra, http:puisikita.blogspot.com., di akses 20 Juli 2017 jam
10.16 WITA.
12
La Niampe. Kearifan Lokal Pada Kabanti Masyarakat Buton dan Relevansinya
Dengan Pendidikan Karakter el Harakah Vol.14 No.2 Tahun 2012. Di akses 20 Juli 2017 jam
10.20 WITA.
12
B. Pembentukan Akhlak
1. Pengertian Akhlak
arab jama dari bentuk mufradnya khuluqun yang secara bahasa diartikan budi
pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Menurut Sinaga mengatakan bahwa
oleh Selly Sylviyanah adalah akhlak sebagai keadaan jiwa seseorang yang
Jadi pada hakikatnya khuluk (budi pekerti) atau akhlak ialah kondisi atau
sifat yang telah meresap dalam jiwa dan menjadi kepribadian hingga dari situ
timbullah berbagai macam perbuatan dengan cara spontan dan mudah tanpa
dibuat-buat dan tanpa memerlukan pikiran. Apabila dari kondisi tadi timbul
kelakuan yang baik dan terpuji menurut pandangan syariat dan akal pikiran. Maka
ia dinamakan budi pekerti mulia sebaliknya apabila yang lahir kelakuan yang
2. Dasar akhlak
Maka dari itu dasar akhlak adalah Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW.
13
Sinaga Z. A. Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004), h. 1
14
Selly Sylviana. Pembinaan Akhlak Mulia Pada Sekolah Dasar (Studi Deskriptif Pada
Sekolah Dasar Islam Terpadu Nur Al-Rahman), Jurnal: Tarbawi Vol. 1 No. 3 September 2012, h.
193. Di akses 20 Agustus 2017
13
Seperti yang dikatan oleh Yunahar Ilyas yang dikutip oleh Marzuki mengatakan
bahwa ukuran baik dan buruk tidak dapat diserahkan kepada hati nurani belaka,
dasar itulah yang menjadi landasan dan sumber ajaran islam secara keseluruhan
sebagi pola hidup dan menetapkan mana yang baik dan mana yang buruk. Dalam
Jadi jelaslah bahwa al-Qur’an dan al-Hadis pedoman hidup yang menjadi
asas bagi setiap muslim, maka teranglah keduanya merupakan sumber akhlak
dalam islam. Firman Allah dan sunnah Nabi adalah ajaran yang paling mulia dari
segala ajaran maupun hasil renungan dan ciptaan manusia, sehingga telah terjadi
keyakinan (aqidah) Islam bahwa akal dan naluri manusia harus tunduk kriteria
mana perbuatan yang baik dan jahat, mana yang halal dan mana yang haram.
membawa kebenaran dari Allah SWT dan dengan tujuan ingin menyelamatkan
15
Marzuki. Prinsip Dasar Akhlak Mulia Pengantar Studi Konse-Konsep Dasar Etika
Dalam Islam (Yogyakarta: Debut Wahana Press, 2009) h. 21.
16
Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahnya (Bandung: CV Penerbit Diponigoro, 2005)
h.960
17
Imam Ahmad bin Hambal. Al-Musnad Ahmad Bin Hambal, Juz III ( Bairut Lebanon :
Darul Fikr, tth), h. 323.
14
akhlak, terlebih dahulu harus kita ketahui mangenai tujuan pendidikan islam
adalah:
dan perbuatan, mulia dalam tingkah laku dan perangai, bersifat bijaksana,
18
Hasan Basri. Remaja Berkualitas; Problemati Remaja dan Solusinya, (Yogyakarta:
Mitra Pustaka 2004).
19
Abdul Majid , Dian Andayani. Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi,
(Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2004), Cet. 1, h. 74-75
20
Ibid, h. 109.
15
5. ﻛُﻞﱡ ﻣَﻮْ ﻟُﻮْ ٍد ﯾُﻮْ ﻟَ ُﺪ َﻋﻠَﻰ: ﺻﻠﱠﻰ ﷲُ َﻋﻠَ ْﯿ ِﮫ َو َﺳﻠﱠ َﻢ َ ِ ﻗَﺎ َل َرﺳُﻮْ ُل ﷲ: ﺿ َﻲ ﷲُ َﻋ ْﻨﮫُ ﻗَﺎ َل ِ ﻋَﻦْ اَﺑِﻰْ ھُ َﺮ ْﯾ َﺮةَ َر
( ﺼ َﺮﻧِ ِﮫ اَوْ ﯾُ َﻤ ﱢﺠ َﺴﻨِ ِﮫ ) َر َواهُ ا ْﻟﺒُ َﺨﺎرِى َو ُﻣ ْﺴﻠِ ْﻢ
ﻄ َﺮ ِة ﻓَﺎَﺑَ َﻮاهُ ﯾُﮭَ ﱢﻮدَاﻧِ ِﮫ اَوْ ﯾُﻨَ ﱢ
ْ ِا ْﻟﻔ
Dari Abu Hurairah R.A, Ia berkata: Rasulullah SAW bersabda : “Setiap
anak dilahirkan dalam keadaan suci, ayah dan ibunyalah yang
menjadikan Yahudi, Nasrani, atau Majusi.” (HR. Bukhori dan Muslim)
a. Faktor internal
Yaitu keadaaan peserta didik itu sendiri, yang meliputi latar belakang
akhlak, karena ia dalam pergaulan sehari-hari tidak dapat terlepas dari ajaran
agama. Selain kecerdasan yang dimiliki, peserta didik juga harus mempunyai
konsep diri yang matang. Konsep diri dapat diartikan gambaran mental seorang
terhadap dirinya sendiri, pandangan terhadap diri, penilaian terhadap diri, serta
konsep diri yang baik, anak tidak akan mudah terpengaruh dengan pergaulan
bebas, mampu membedakan antara yang baik dan buruk, benar dan salah.
Selain konsep diri yang matang, faktor internal juga dipengaruhi oleh
minat, motivasi dan kemandiria belajar. Minat adalah suatu harapan, dorongan
untuk mencapai sesuatu atau membebaskan diri dari suatu perangsang yang
21
Muntholi'ah. Konsep Diri Positif Penunjang Prestasi PAI, (Semarang : Gunungjati,
2002), Cet.1, h.8
22
Ibid, h.27
23
Abdul Majib, et.al. Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Kencana, 2006), h. 117
16
sedemikian rupa, sehingga anak mau melakukan apa yang dapat dilakukannya.
b. Faktor Eksternal
Yaitu yang berasal dari luar peserta didik, yang meliputi pendidikan
corak sikap dan tingkah laku seseorang adalah faktor lingkungan. Selama ini
dan masyarakat.24
terhadap pembinaan akhlak dan kepribadian seorang anak. Orang tua dapat
24
Abuddin Nata. Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,
2001), Cet. 2, h. 21.
17
memperbaiki akhlak dan kepribadian siswa yang sudah terlanjur rusak dalam
kepribadian, sikap, dan cara hidup, bahkan sampai cara berpakaian, bergaul dan
berbicara yang dilakukan oleh seorang pendidik juga mempunyai hubungan yang
signifikan dengan proses pendidikan dan pembinaan moralitas siswa yang sedang
berlangsung.
dan membina akhlak serta kepribadian seseorang. Seorang anak yang tinggal
dalam lingkungan yang baik, maka ia juga akan tumbuh menjadi individu yang
baik. Sebaliknya, apabila orang tersebut tinggal dalam lingkungan yang rusak
akhlaknya, maka tentu ia juga akan ikut terpengaruh dengan hal-hal yang
Akhlak atau budi pekerti yang mulia adalah jalan untuk memperoleh
tempat mulia sedangkan akhlak yang buruk adalah racun yang berbahaya serta
merupakan sumber keburukan yang akan menjauhkan manusia dari rahmat Allah
SWT. Sekaligus merupakan penyakit hati dan jiwa yang akan memusnahkan
(tercela) yang meliputi: khianat, dusta, melanggar janji, dzalim, bertutur kata
yang kotor, mengadu domba, hasut, tama’, pemarah, riya’, kikir, takabur, keluh
materi pemgentukan akhlak terbagi dalam dua bagian, pertama adalah akhlak
terhadap Allah atau khalik (pencipta), dan kedua adalah akhlak terhadap
diyakini adanya yakni Allah SWT. Dialah yang memberikan rahmat dan
menurunkan adzab kepada siapa saja yang dikehendakinya oleh karena itu
manusia wajib ta’at dan beribadah hanya kepada-Nya sebagai wujud rasa terima
26
Hamzah Ya’qub, Op.Cit., h. 98-100
27
Barnawi Umary, Op.Cit., h. 44-45.
28
Ibid., h. 43.
29
Muhammad Daud Ali. Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2000), h. 352.
19
Dan apa saja yang ada (dimiliki) pada dirimu berupa nikmat,
kesemuanya itu merupakan pemberian dari.30
Manifestasi dari manusia terhadap Allah antara lain: cinta dan ikhlas
menjaga dirinya (jiwa dan raga) dari perbuatan yang dapat menjerumuskan
dirinya atau bahkan berpengaruh kepada orang lain karena diri sendiri
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-
malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang
diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan..31
Ayat di atas menjadi dasar untuk meyakinkan bahwa sikap terhadap diri
sendiri adalah prinsip yang perlu mendapat perhatian sebagai menifestasi dari
30
Departemen Agama RI. Al-Qur'an dan Terjemahnya, Op.Cit, h. 409
31
Ibid , h. 951
20
tanggung jawab terhadap dirinya dalam bentuk sikap dan perbuatan akhlak yang
terpuji.
Di dunia ini tidak ada seorangpun yang bisa hidup tanpa bergantung
lain dengan saling menghormati tolong menolong dalam kebaikan, berkata sopan,
masyarakat yang hidup tentram dan damai. Sebagaimana firman Allah dalam al-
patuh dan taat serta menjaga hubungan duniawi kepada kedua orang tua
32
Ibid, hl. 154.
21
gurunya.
Manusia diposisikan Allah sebagai khalifah di atas bumi ini dan hidup
33
Ibid, h.427-428
22
antara lain:
a. Metode Keteladanan
34
Departemen Agama RI. Al-Qur'an dan Terjemahnya, Op.Cit, h. 10
35
Imam Abdul Mukmin Sa’aduddin. Meneladani Akhlak Nabi: Membangun Kepribadian,
(Bandung: Remaja Rosda Karya, 2006).
23
menjadi bagian hidupnya, seperti sholat, puasa, kesopanan dalam bergaul dan
sejenisnya. Oleh karena itu, Islam mengharuskan agar semua kegiatan itu
c. Metode Cerita
Cerita memiliki daya tarik yang besar untuk menarik perhatian setiap
memperhatikan orang yang bercerita. Hal itu terjadi karena cerita memiliki
daya tarik untuk disukai jiwa manusia. Sebab di dalam cerita terdapat kisah-kisah
zaman dahulu, sekarang, hal-hal yang jarang terjadi dan sebagainya. Selain itu
cerita juga lebih lama melekat pada otak seseorang bahwa hampir tidak
metode ini, guru juga bisa menyertai penyampaian nasehat–nasehat untuk anak
diantaranya:
Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi
orang-orang yang mempunyai akal (QS. Yusuf:111)37
36
Fuad Asy Syalhub. Guruku Muhammad SAW, (Jakarta: Gema Insani Perss, 2006),
Cet.1, h. 115.
37
Departemen Agama RI. Al-Qur'an dan Terjemahnya , Op.Cit., h. 366.
24
nasehat peringatan atas kebaikan dan kebenaran dengan jalan apa saja yang dapat
manusia kepada ide yang dikehendakinya. Inilah yang kemudian dikenal dengan
nasehat. Sebagaimana firman Allah dalam al-Qur'an surat An-Nahl ayat 125:
atau teladan dari si pemberi atau penyampai nasehat itu. Ini menunjukkan
bahwa antara satu metode yakni nasehat dengan metode lain yang dalam hal
pemberian pelajaran, beralihlah kepada metode pahala dan sanksi atau metode
janji harapan dan ancaman. Sebab Allah SWT pun sudah menciptakan surga
dan neraka, dan berjanji dengan surga itu serta mengancam dengan neraka-Nya.
38
Ibid, h. 421
39
Abudin Nata. Filsafat Pendidikan Islam, Op.Cit, h. 98
25
keindahan pasti, atau kebaikan yang murni dari setiap noda, berbanding dengan
amal soleh yang dilakukan atau amal buruk yang dijauhi demi mencari ridha
Allah berupa kasih sayangnya kepada para hamba. Firman Allah SWT dalam
larangan Allah SWT atau dimaksudkan untuk menakut-nakuti para hamba. Ini
menyimpang dari jalan surat dalam Allah, dijelaskan al-Ahqaaf ayat 20:
40
Departemen Agama RI. Al-Qur'an dan Terjemahnya, Op.Cit, h. 777
41
Imam Abdul Mukmin Sa’aduddin. Op.Cit., h. 83.
42
Departemen Agama RI, Op.Cit, h. 825
26
yang cukup diisyaratkan saja sudah menghentikan perbuatannya, ada yang belum
berhenti hingga dimarahi, ada yang perlu ditakut-takuti dengan tongkat, ada pula
C. Remaja
1. Pengertian Remaja
Masa remaja disebut pula sebagai masa penghubung atau masa peralihan
bahasa Latin adolescare yang artinya “tumbuh atau tumbuh untuk mencapai
puber dan masa remaja tidak berbeda dengan periode lain dalam rentang
“Masa remaja adalah masa peralihan, ketika individu tumbuh dari masa anak-
anak menjadi individu yang memiliki kematangan. Pada masa tersebut, ada
dua hal penting menyebabkan remaja melakukan pengendalian diri. Dua hal
tersebut adalah, pertama, hal yang bersifat eksternal, yaitu adanya perubahan
lingkungan, dan kedua adalah hal yang bersifat internal, yaitu karakteristik
di dalam diri remaja yang membuat remaja lebih bergejolak dibandingkan
dengan masa perkembangan lainnya (storm and stress period).”45
43
Santrock J.W. Adolescence, Perkembangan Remaja, (Jakarta: Erlangga, 2003).
44
Ali M., Asrori M. Psikologi Remaja, Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2006)
45
Gunarsa S. D. Dari Anak Sampai Usia Lanjut, (Jakarta: PT. BPK. Gunung Mulia,
2009)
27
Masa remaja adalah masa transisi yang ditandai oleh adanya perubahan
fisik, emosi dan psikis. Masa remaja, yakni antara usia 10-19 tahun, adalah suatu
periode masa pematangan organ reproduksi manusia, dan sering disebut masa
pubertas. Masa remaja adalah periode peralihan dari masa anak ke masa dewasa.46
seksual terjadi secara pesat terutama pada awal masa remaja. Akan tetapi,
pubertas bukanlah suatu peristiwa tunggal yang tiba-tiba terjadi. Pubertas adalah
mahluk aseksual menjadi mahluk seksual. Kata pubertas berasal dari kata latin
menentukan secara tepat permulaan dan akhirnya adalah sulit. Kecuali untuk
menarche, yang terjadi agak terlambat pada masa pubertas, tidak ada tanda
Muangman yang dikutip oleh Sarwono pada 1974, WHO (World Health
dan sosial ekonomi, sehingga secara lengkap definisi tersebut berbunyi sebagai
berikut;
46
Widyastuti Y., Rahmawati A., Purwaningrum Y. E. . Kesehatan Reproduksi,
(Yogyakarta: Ftramaya, 2009)
47
Santrock J. W. Life-Span Development: Perkembangan Masa Hidup. Jilid 2, (Jakarta:
Erlangga, 2002)
48
Santrock J. W. Op Cit.
28
anak dan sebelum masa dewasa. Adanya perubahan besar dalam tahap
masa perkembangan lainnya. Hal ini menyebabkan masa remaja menjadi penting
untuk diperhatikan.
tua akhir menurut Thalib masa remaja dibagi menjadi tiga tahapan yakni masa
remaja awal, masa remaja pertengahan, dan masa remaja akhir. Adapun kriteria
usia masa remaja awal pada perempuan yaitu 13-15 tahun dan pada laki-laki yaitu
15-17 tahun. Kriteria usia masa remaja pertengahan pada perempuan yaitu 15-18
tahun dan pada laki-laki yaitu 17-19 tahun. Sedangkan kriteria masa remaja akhir
pada perempuan yaitu 18-21 tahun dan pada laki-laki 19-21 tahun”.50 Menurut
Papalia dan Olds yang dikutip oleh Jahja masa remaja adalah:
49
Sarwono S. W. Psikologi Remaja, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010)
50
Thalib S. B. Psikologi Pendidikan Berbasis Analisis Empiris Aplikatif, (Jakarta:
Kencana Media Groub, 2010)
29
akhir belasan tahun atau awal dua puluhan tahun.51 Jahja menambahkan,
karena laki-laki lebih lambat matang daripada anak perempuan, maka laki-
laki mengalami periode awal masa remaja yang lebih singkat, meskipun pada
usia 18 tahun ia telah dianggap dewasa, seperti halnya anak perempuan.
Akibatnya, seringkali laki-laki tampak kurang untuk usianya dibandingkan
dengan perempuan. Namun adanya status yang lebih matang, sangat berbeda
dengan perilaku remaja yang lebih muda.”52
masa yang mempunyai tingkatan usia masa remaja berlangsung antara umur
12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22
tahun bagi pria. Rentang usia remaja ini dapat dibagi menjadi dua bagian,
yaitu usia 12/13 tahun sampai dengan 17/18 tahun adalah remaja awal, dan
usia 17/18 tahun sampai dengan 21/22 tahun adalah remaja akhir.53
menurut hukum di Amerika Serikat saat ini, individu dianggap telah dewasa
apabila telah mencapai usia 18 tahun, dan bukan 21 tahun seperti pada
ketentuan sebelumnya. Pada usia ini, umumnya anak sedang duduk di bangku
sekolah menengah.54
remaja dimulai pada usia 11 atau 12 sampai masa remaja akhir atau awal usia dua
puluhan, dan masa tersebut membawa perubahan besar saling bertautan dalam
batasan usia remaja menurut WHO adalah 12 sampai 24 tahun. Menurut Depkes
51
Jahja Y. Op Cit
52
Jahja Y. Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Groub, 2012)
53
Ali M., Asrori M. Psikologi Remaja, Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta:Bumi
Aksara, 2006)
54
Ali M, Asrori Op Cit
55
Papalia D. E, Olds S. W., Feldman R. D. Human Development (Psikologi
Perkembangan). (Jakarta: Kencana Predana Media Groub, 2008)
30
RI adalah antara 10 samapi 19 tahun dan belum kawin. Menurut BKKBN adalah
10 sampai 19 tahun.56
perempuan relatif lebih muda dibandingkan dengan usia remaja pada laki-laki.
Hal ini menjadikan perempuan memiliki masa remaja yang lebih panjang
persiapan untuk menghadapi masa dewasa. Seperti yang dikutip oleh Ali dan
59
Jahja Y. Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Kencana Kencana Prenada Media Groub,
2012)
60
Papalia, dkk. Op cit
32
sensoris, dan keterampilan motorik.61 Menurut Piaget yang dikutip oleh Papalia
Perubahan pada tubuh ditandai dengan pertambahan tinggi dan berat tubuh,
pertumbuhan tulang dan otot, dan kematangan organ seksual dan fungsi
reproduksi. Tubuh remaja mulai beralih dari tubuh kanak-kanak menjadi tubuh
orang dewasa yang cirinya ialah kematangan. Perubahan fisik otak strukturnya
semakin sempurna untuk meningkatkan kemampuan kognitif.62
bahwa: Pada masa remaja itu, terjadilah suatu pertumbuhan fisik yang cepat
61
Jahja Y. Op Cit
62
Jahja Y. Op Cit
63
Widyastuti Y., Rahmawati A., Purwaningrum Y. E.. Op Cit
33
1. Rambut. Rambut kemaluan pada wanita juga tumbuh seperti halnya remaja
laki-laki. Tumbuhnya rambut kemaluan ini terjadi setelah pinggul dan
payudara mulai berkembang. Bulu ketiak dan bulu pada kulit wajah tampak
setelah haid. Semua rambut kecuali rambut wajah mula-mula lurus dan
terang warnanya, kemudian menjadi lebih subur, lebih kasar, lebih gelap
dan agak keriting.
2. Pinggul. Pinggul pun menjadi berkembang, membesar dan membulat. Hal
ini sebagai akibat membesarnya tulang pinggul dan berkembangnya
lemak di bawah kulit
3. Payudara. Seiring pinggul membesar, maka payudara juga membesar dan
puting susu menonjol. Hal ini terjadi secara harmonis sesuai pula dengan
berkembang dan makin besarnya kelenjar susu sehingga payudara menjadi
lebih besar dan lebih bulat.
4. Kulit. Kulit, seperti halnya laki-laki juga menjadi lebih kasar, lebih
tebal, pori-pori membesar. Akan tetapi berbeda dengan laki-laki kulit pada
wanita tetap lebih lembut
5. Kelenjar lemak dan kelenjar keringat. Kelenjar lemak dan kelenjar
keringat menjadi lebih aktif. Sumbatan kelenjar lemak dapat menyebabkan
jerawat. Kelenjar keringat dan baunya menusuk sebelum dan selama masa
haid
6. Otot. Menjelang akhir masa puber, otot semakin membesar dan kuat.
Akibatnya akan membentuk bahu, lengan dan tungkai kaki
7. Suara. Suara berubah semakin merdu. Suara serak jarang terjadi pada
wanita.64
remaja yang tidak nampak oleh kasat mata. Perubahan yang terjadi sesuai yang
64
Widyastuti Y., Rahmawati A., Purwaningrum Y. E. Kesehatan Reproduksi.
(Yohyakarta: Fitramaya, 2009)
34
3. Ada kecenderungan tidak patuh pada orang tua, dan lebih senang pergi
bersama dengan temannya daripada tinggal di rumah
b) Perkembangan intelegensia. Pada perkembangan ini menyebabkan remaja:
1. Cenderung mengembangkan cara berpikir abstrak, suka memberikan
kritik
2. Cenderung ingin mengetahui hal-hal baru, sehingga muncul perilaku
ingin mencoba-coba.65
mereka semakin abstrak (remaja berpikir lebih abstrak daripada anak-anak), logis
pemecahan masalah), dan idealis (remaja sering berpikir tentang apa yang
mungkin. Mereka berpikir tentang ciri- ciri ideal diri mereka sendiri, orang lain,
dan dunia); lebih mampu menguji pemikiran diri sendiri, pemikiran orang lain,
65
Widyastuti Y. Op Cit
66
Jahja Y. Op Cit
67
Jahja Y. Op Cit
35
dan apa yang orang lain pikirkan tentang diri mereka; serta cenderung
Masa remaja awal (sekitar usia 11 atau 12 sampai 14 tahun), transisi keluar dari
peralihan antara masa anak-anak dan masa dewasa, status remaja remaja agak
kabur, baik bagi dirinya maupun bagi lingkungannya.70 Semiawan yang dikutip
oleh Ali dan Asrori mengibaratkan: terlalu besar untuk serbet, terlalu kecil untuk
taplak meja karena sudah bukan anak-anak lagi, tetapi juga belum dewasa. Masa
pengendalian diri belum sempurna. Remaja juga sering mengalami perasaan tidak
68
Santrock J. W. Op Cit
69
Papalia D. E. Op Cit
70
Ali M., Asrori M. Op Cit
71
Ali M., Asrori M. Op Cit
72
Ali M., Asrori M. Op Cit
36
adanya perubahan yang sangat cepat dari anggota tubuh. Pada taraf
emosinya.
b. Perubahan pola interaksi dengan orang tua. Pola asuh orang tua
asuhnya menurut apa yang dianggap terbaik oleh dirinya sendiri saja
sehingga ada yang bersifat otoriter, memanjakan anak, acuh tak acuh,
tetapi ada juga yang dengan penuh cinta kasih. Perbedaan pola asuh
kalau dulu anak dipukul karena nakal, pada masa remaja cara semacam
37
sebagai berikut:
nilai yang berbeda semacam ini jika tidak disertai dengan pemberian
laku emosional.
diidealkan oleh mereka. Para guru merupakan tokoh yang sangat penting
merupakan tokoh otoritas bagi para peserta didiknya. Oleh karena itu,
tidak jarang anak-anak lebih percaya, lebih patuh, bahkan lebih takut
kepada guru daripada kepada orang tuanya. Posisi guru semacam ini
D. Kajian Relavan
73
Ali M., Asrori M. Op Cit
39
remaja.74
74
Hendra Karlina, Bentuk dan Makna Nyanyian Rakyat Muna Berdasarkan Status
Sosial. (Kendari:Skripsi Uho. 2015) Di akses 20 Juli 2017 jam 10.20 WITA
75
Sahlan. Kearifan Lokal Pada Kabanti Masyarakat Buton dan Relevansinya Dengan
Pendidika Karakter. (Kendari: Kampus Bumi Tridharma Anduonohu. el Harakah Vol.14 No.2
2012). Di akses 20 Juli 2017 jam 10.20 WITA.
40
3. Tesis karya Arfin Bagea, yang berjudul Wacana Kabanti Menari Pada
karya ini dengan penulis yaitu karya ini membahas lebih umum tentang
76
Arfin Bagea. Wacana Kabanti Menari Pada Masyarakat Mawasangka Kabupaten
Buton Provinsi Sulawesi Tenggara (Sebuah Tinjauan Etnolinguistik), Yogyakarta: Program Pasca
Sarjana Universitas Gadjah Mada 2013.
BAB III
METODE PENELITIAN
E. Metode Penelitian
menggali informasi yang berhubungan dengan judul penelitian ini, yang hasilnya
akhlak Remaja.
F. Lokasi Penelitian
Tenggara.
G. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah penyanyi kabanti, tokoh adat
1. Jenis Data
menjadi 2 yakni:
a. Data primer atau data utama dapat diperoleh dari syair kabanti dan hasil
kabanti.
41