Anda di halaman 1dari 33

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Etnopedagogi Kabanti

1. Etnopedagogi

Etnopedagogi berasal dari dua kata bahasa Yunani kuno yaitu kata (etos)

yang berarti ilmu dan kata (paidagogeo) yang artinya “membimbing” secara

literal berarti membimbing anak. Kata yang berhubungan dengan pedagogi yaitu

pendidikan, sekarang digunakan untuk merujuk kepada keseluruhan konteks

pembelajaran, belajar, dan berbagai kegiatan yang berhubungan dengan hal

tersebut. Dengan demikian etnopedagogi dapat diartikan sebagai ilmu pendidikan

yang berada dilingkungan masyarakat.

Menurut Rustaman yang dikutip oleh Albaiti mengatakan bahwa:

Etnopedagogi merupakan praktik pendidikan berbasis kearifan lokal dan

bersumber dari nilai-nilai kultular suatu etnis dan menjadi standar perilaku.5

Pembicaraan tentang kearifan lokal akhir-akhir ini mendapatkan

perhatian terutama dalam mendukung kemajuan bangsa. Berbagai analisis yang

meyakinkan bahwa kearifan lokal memiiliki kearifan lokal memiliki konstribusi

dalam menentukan suatu kemajuan suatu bangsa. Adapun pendapat lain seperti

yang dikemukakan oleh Djailani Haluty bahwa: menggali kearifan lokal

merupakan upaya strategis dalam membangun karakter bangsa di era global.6

5
Al-baiti. Kajian Kearifan Lokal Kelompok Budaya dari Lembah Baliem Wamena Papua,
2015. http://www.fkip.unismuh.ic.id/. Diakses 10 Mei 2017, jam 21.00 WITA)
6
Haluty, Djailani. Nilai-Nilai Keearifan Lokal Pulanga Untuk Pengembangan Karakter,
(Gorontalo: Jurnal Al- Ulum IAIN Sultan Amai. Volume 14 Nomor 1,ISSN 1412-0534, 2014), h.
213 diakses 10 Mei 2017 Jam 22.00 WITA.

9
10

2. Kabanti

a. Pengertian Kabanti

Secara etimologi kabanti berasal dari bahasa wolio, terdiri dari dua

morfem yaitu morfem terikat dan morfem bebas bannti. Morfem terikat berfungsi

sebagai pembentuk kata benda, sedangkan morfem bebas banti mengandung

pengertian puisi.

Kata puisi berasal dari bahasa Yunani kuno ‘poieo’ atau ‘poio’ yang

berarti saya mencipta. Menurut Waluyo yang dikutip oleh Humanika menyatakan

bahwa puisi merupakan bentuk kesusastraan yang menggunakan pengulang suara

sebagai ciri khasnya. Pengulangan kata tersebut menghasilakan rima, irama atau

ritme.7

Menurut La Niampe Kabanti merupakan suatu karya sastra yang

berbentuk puisi. 8 Kesusastraan jenis ini telah dikenal oleh masyarakat Buton sejak

masa Kerajaan Buton. Oleh karena itu, kesusastraan jenis kabanti merupakan

kesusastraan masyarakat Buton yang paling tua. Kabanti berkembang pesat

setelah masuknya agama Islam di Kerajaan Buton. Masuknya ajaran agama Islam

sanggup mengubah dan mewarnai perkembangan sastra masyarakat Buton.

Petuah-petuah tentang nilai-nilai dan falsafah hidup disampaikan melalui kabanti,

yang pada prinsipnya merupakan hasil pengolahan secara bebas dari kesusastraan

bentuk prosa Sejak zaman itu, kabanti tidak saja berkembang secara lisan, tetapi

juga berkembang secara tulisan.

7
Waluyo. Bentuk Dan Makna Tuturan Kabanti Manari Pada Masyarakat Muna Haris Wua,
Skripsi No.15,Vol.3, Desember 2015/ISSN 1979-8296. Diakses 10 Mei 2017 jam 20.00 WITA.
8
La Niampe. Kabanti Oni Wolio (Seri 1-2), (Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa, 2000), h. 2
11

b. Jenis Kabanti

Dari segi bentuknya, kesusastraan jenis kabanti dapat dikelompokkan

menjadi dua bagian, yaitu pantun dan syair. Kabanti yang tergolong kelompok

pantun pada umumnya bentuknya pendek-pendek kadang-kadang terdiri atas

sampiran dan isi, dan kadang-kadang pula hanya berupa isi saja. Syair bentuknya

panjang-panjang, dan merupakan hasil pengolahan secara bebas dari kesusastraan

bentuk prosa. Niampe menuturkan bahwa biasanya terdiri atas 8 sampai 12 suku

kata, antaranya memakai 4 tekanan, biasanya terdiri atas 3 sampai 4 perkataan

sehingga kabanti merupakan karya sastra bentuk puisi.9

Puisi sebagai salah satu bentuk karya sastra tidak hanya sebagai sistem

norma, melainkan terdiri dari beberapa lapis norma yang menuangkan

pengalaman universal dan pengalaman individu melalui ungkapan bahasa.

Beberapa pandangan ahli tentang puisi yaitu:

1. Carlyle mengemukakan bahwa puisi merupakan pemikiran yang bersifat


musikal, karena pencipta puisi memikirkan rangkaian bunyi yang merdu
disusun dengan menonjolkan bunyi yang merdu.10
2. Wordsworth mengemukakan bahwa puisi merupakan pernyataan perasaan
seseorang pengarang yang bersifat imajinatif.11
3. Dunton yang dikutip oleh La Niampe berpendapat bahwa puisi itu merupakan
pemikiran manusia secara konkret dan artistik melalui bahasa emosional dan
berirama.12

9
La Niampe. Ibid
10
Thomas Carlyle. On Heroes, Hero- Worship and the Heroes in History yang dikutip oleh
Moh. Ali Aziz, Dakwah Pemberdayaan Masyarakat, (Yogyakarta: Pustaka Pesantren, 2005)
11
Wordsworth. Tentang Sastra, http:puisikita.blogspot.com., di akses 20 Juli 2017 jam
10.16 WITA.
12
La Niampe. Kearifan Lokal Pada Kabanti Masyarakat Buton dan Relevansinya
Dengan Pendidikan Karakter el Harakah Vol.14 No.2 Tahun 2012. Di akses 20 Juli 2017 jam
10.20 WITA.
12

B. Pembentukan Akhlak

1. Pengertian Akhlak

Menurut pendekatan etimologi, perkataan, “akhlak” berasal dari bahasa

arab jama dari bentuk mufradnya khuluqun yang secara bahasa diartikan budi

pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Menurut Sinaga mengatakan bahwa

kalimat tersebut mengandung segi-segi hubungannya dengan khaliq yang berarti

pencipta dan makhluk yang berarti diciptakan.13

Secara terminologi definisi akhlak menurut Ibn Miskawaih yang dikutip

oleh Selly Sylviyanah adalah akhlak sebagai keadaan jiwa seseorang yang

mendorongnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melalui pertimbangan

dan pemikiran telebih dahulu.14

Jadi pada hakikatnya khuluk (budi pekerti) atau akhlak ialah kondisi atau

sifat yang telah meresap dalam jiwa dan menjadi kepribadian hingga dari situ

timbullah berbagai macam perbuatan dengan cara spontan dan mudah tanpa

dibuat-buat dan tanpa memerlukan pikiran. Apabila dari kondisi tadi timbul

kelakuan yang baik dan terpuji menurut pandangan syariat dan akal pikiran. Maka

ia dinamakan budi pekerti mulia sebaliknya apabila yang lahir kelakuan yang

buruk, maka disebut pekerti yang tercela.

2. Dasar akhlak

Akhlak meruapakan suatu cerminan diri seseorang dalam beriperilaku.

Maka dari itu dasar akhlak adalah Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW.

13
Sinaga Z. A. Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004), h. 1
14
Selly Sylviana. Pembinaan Akhlak Mulia Pada Sekolah Dasar (Studi Deskriptif Pada
Sekolah Dasar Islam Terpadu Nur Al-Rahman), Jurnal: Tarbawi Vol. 1 No. 3 September 2012, h.
193. Di akses 20 Agustus 2017
13

Seperti yang dikatan oleh Yunahar Ilyas yang dikutip oleh Marzuki mengatakan

bahwa ukuran baik dan buruk tidak dapat diserahkan kepada hati nurani belaka,

tetapi harus dikembalikan kepada wahyu yang terjamin kebenarannya. 15 Kedua

dasar itulah yang menjadi landasan dan sumber ajaran islam secara keseluruhan

sebagi pola hidup dan menetapkan mana yang baik dan mana yang buruk. Dalam

al-Qur’an diterangkan dasar akhlak pada surat al-Qalam ayat 4 yakni:

    


Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung, (QS.
Al-Qalam: 4).16

Dasar akhlak dalam Hadis Nabi SAW salah satunya adalah:


17

Dari abu Hurairah berkata, Rasulullah SAW bersabda: sesungguhnya aku


diutus untuk menyempurnakan akhlak yang baik (HR. Ahmad).

Jadi jelaslah bahwa al-Qur’an dan al-Hadis pedoman hidup yang menjadi

asas bagi setiap muslim, maka teranglah keduanya merupakan sumber akhlak

dalam islam. Firman Allah dan sunnah Nabi adalah ajaran yang paling mulia dari

segala ajaran maupun hasil renungan dan ciptaan manusia, sehingga telah terjadi

keyakinan (aqidah) Islam bahwa akal dan naluri manusia harus tunduk kriteria

mana perbuatan yang baik dan jahat, mana yang halal dan mana yang haram.

3. Tujuan Pembentukan Akhlak

Islam adalah agama rahmat bagi umat manusia. Ia datang dengan

membawa kebenaran dari Allah SWT dan dengan tujuan ingin menyelamatkan

15
Marzuki. Prinsip Dasar Akhlak Mulia Pengantar Studi Konse-Konsep Dasar Etika
Dalam Islam (Yogyakarta: Debut Wahana Press, 2009) h. 21.
16
Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahnya (Bandung: CV Penerbit Diponigoro, 2005)
h.960
17
Imam Ahmad bin Hambal. Al-Musnad Ahmad Bin Hambal, Juz III ( Bairut Lebanon :
Darul Fikr, tth), h. 323.
14

dan memberikan kebahagiaan hidup kepada manusia dimanapun mereka

berada. Agama Islam mengajarkan kebaikan, kebaktian, mencegah manusia

dari tindakan onar dan maksiat.18 Sebelum merumuskan tujuan pembentukan

akhlak, terlebih dahulu harus kita ketahui mangenai tujuan pendidikan islam

dan tujuan pendidikan akhlak.

Muhamad Al-Munir menjelaskan bahwa tujuan pendidikan Islam

adalah:

a. Tercapainya manusia seutuhnya

b. Tercapainya kebahagiaan dunia dan akherat

c. Menumbuhkan kesadaran manusia mengabdi dan takut kepada Allah.19

Tujuan pendidikan moral dan akhlak dalam Islam ialah untuk

membentuk orang-orang berakhlak baik, keras kemauan, sopan dalam bicara

dan perbuatan, mulia dalam tingkah laku dan perangai, bersifat bijaksana,

sempurna, beradab, ikhlas, jujur, dan suci.20

Dari beberapa keterangan di atas, dapat ditarik rumusan mengenai

tujuan pendidikan akhlak, yaitu membentuk akhlakul karimah. Sedangkan

pembentukan akhlak sendiri itu sebagai sarana dalam mencapai tujuan

pendidikan akhlak agar menciptakan menusia yang berakhlakul karimah.

4. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Pembentukan Akhlak

Banyak hadis yang menerangkan tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi manusia salah satunya seperti hadis dibawah;

18
Hasan Basri. Remaja Berkualitas; Problemati Remaja dan Solusinya, (Yogyakarta:
Mitra Pustaka 2004).
19
Abdul Majid , Dian Andayani. Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi,
(Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2004), Cet. 1, h. 74-75
20
Ibid, h. 109.
15

5. ‫ ﻛُﻞﱡ ﻣَﻮْ ﻟُﻮْ ٍد ﯾُﻮْ ﻟَ ُﺪ َﻋﻠَﻰ‬: ‫ﺻﻠﱠﻰ ﷲُ َﻋﻠَ ْﯿ ِﮫ َو َﺳﻠﱠ َﻢ‬ َ ِ‫ ﻗَﺎ َل َرﺳُﻮْ ُل ﷲ‬: ‫ﺿ َﻲ ﷲُ َﻋ ْﻨﮫُ ﻗَﺎ َل‬ ِ ‫ﻋَﻦْ اَﺑِﻰْ ھُ َﺮ ْﯾ َﺮةَ َر‬
( ‫ﺼ َﺮﻧِ ِﮫ اَوْ ﯾُ َﻤ ﱢﺠ َﺴﻨِ ِﮫ ) َر َواهُ ا ْﻟﺒُ َﺨﺎرِى َو ُﻣ ْﺴﻠِ ْﻢ‬
‫ﻄ َﺮ ِة ﻓَﺎَﺑَ َﻮاهُ ﯾُﮭَ ﱢﻮدَاﻧِ ِﮫ اَوْ ﯾُﻨَ ﱢ‬
ْ ِ‫ا ْﻟﻔ‬
Dari Abu Hurairah R.A, Ia berkata: Rasulullah SAW bersabda : “Setiap
anak dilahirkan dalam keadaan suci, ayah dan ibunyalah yang
menjadikan Yahudi, Nasrani, atau Majusi.” (HR. Bukhori dan Muslim)

Pada prinsipnya faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan akhlak

ditentukan oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan eksternal

a. Faktor internal

Yaitu keadaaan peserta didik itu sendiri, yang meliputi latar belakang

kognitif (pemahaman ajaran agama, kecerdasan), latar belakang afektif (motivasi,

minat, sikap, bakat, konsep diri dan kemandirian).21

Pengetahuan agama seseorang akan mempengaruhi pembentukan

akhlak, karena ia dalam pergaulan sehari-hari tidak dapat terlepas dari ajaran

agama. Selain kecerdasan yang dimiliki, peserta didik juga harus mempunyai

konsep diri yang matang. Konsep diri dapat diartikan gambaran mental seorang

terhadap dirinya sendiri, pandangan terhadap diri, penilaian terhadap diri, serta

usaha untuk menyempunakan dan mempertahankan diri.22 Dengan adanya

konsep diri yang baik, anak tidak akan mudah terpengaruh dengan pergaulan

bebas, mampu membedakan antara yang baik dan buruk, benar dan salah.

Selain konsep diri yang matang, faktor internal juga dipengaruhi oleh

minat, motivasi dan kemandiria belajar. Minat adalah suatu harapan, dorongan

untuk mencapai sesuatu atau membebaskan diri dari suatu perangsang yang

tidak menyenangkan.23 Sedangkan motivasi adalah menciptakan kondisi yang

21
Muntholi'ah. Konsep Diri Positif Penunjang Prestasi PAI, (Semarang : Gunungjati,
2002), Cet.1, h.8
22
Ibid, h.27
23
Abdul Majib, et.al. Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Kencana, 2006), h. 117
16

sedemikian rupa, sehingga anak mau melakukan apa yang dapat dilakukannya.

Dalam pendidikan motivasi berfungsi sebagai pendorong kemampuan, usaha,

keinginan, menentukan arah dan menyeleksi tingkah laku pendidikan.

b. Faktor Eksternal

Yaitu yang berasal dari luar peserta didik, yang meliputi pendidikan

keluarga, pendidikan sekolah dan pendidikan lingkungan masyarakat.

Salah satu aspek yang turut memberikan saham dalam terbentuknya

corak sikap dan tingkah laku seseorang adalah faktor lingkungan. Selama ini

dikenal adanya tiga lingkungan pendidikan, yaitu lingkungan keluarga, sekolah,

dan masyarakat.24

terbentuknya corak sikap dan tingkah laku seseorang adalah faktor

lingkungan. Selama ini dikenal adanya tiga lingkungan pendidikan, yaitu

lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.25 Merupakan faktor yang

berpengaruh terhadap pembentukan perilaku atau akhlak remaja, dimana

perkembangannya sangat dipengaruhi faktor lingkungan, di antaranya adalah:

1) Lingkungan keluarga (orang tua)

Orang tua merupakan penanggung jawab pertama dan yang utama

terhadap pembinaan akhlak dan kepribadian seorang anak. Orang tua dapat

membina dan membentuk akhlak dan kepribadian

2) Lingkungan sekolah (pendidik)

24
Abuddin Nata. Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,
2001), Cet. 2, h. 21.
17

Pendidik di sekolah mempunyai andil cukup besar dalam upaya

pembinaan akhlak dan kepribadian anak yaitu melalui pembinaan dan

pembelajaran pendidikan agama Islam kepada siswa. Pendidik harus dapat

memperbaiki akhlak dan kepribadian siswa yang sudah terlanjur rusak dalam

keluarga, selain juga memberikan pembinaan kepada siswa. Disamping itu,

kepribadian, sikap, dan cara hidup, bahkan sampai cara berpakaian, bergaul dan

berbicara yang dilakukan oleh seorang pendidik juga mempunyai hubungan yang

signifikan dengan proses pendidikan dan pembinaan moralitas siswa yang sedang

berlangsung.

3) Lingkungan masyarakat (lingkungan social)

Lingkungan masyarakat tidak dapat diabaikan dalam upaya membentuk

dan membina akhlak serta kepribadian seseorang. Seorang anak yang tinggal

dalam lingkungan yang baik, maka ia juga akan tumbuh menjadi individu yang

baik. Sebaliknya, apabila orang tersebut tinggal dalam lingkungan yang rusak

akhlaknya, maka tentu ia juga akan ikut terpengaruh dengan hal-hal yang

kurang baik pula.

4) Materi Pembentukan Akhlak

Akhlak atau budi pekerti yang mulia adalah jalan untuk memperoleh

kebahagiaan dunia dan di akhirat kelak serta mengangkat derajat manusia ke

tempat mulia sedangkan akhlak yang buruk adalah racun yang berbahaya serta

merupakan sumber keburukan yang akan menjauhkan manusia dari rahmat Allah

SWT. Sekaligus merupakan penyakit hati dan jiwa yang akan memusnahkan

arti hidup yang sebenarnya.


18

Menurut Hamzah Ya’qub dan Barnawie Umary, materi-materi

pembentukan akhlak dibagi menjadi dua kategori; pertama, materi akhlak

mahmudah yang meliputi: al-amanah (dapat dipercaya), ash-shidqah (benar atau

jujur), al-wafa’ (menepati janji), al-‘adalah (adil), al-iffah (memelihara kesucian

hati), al-haya’ (malu).26 Al-ikhlas (tulus), as-shobru (sabar), ar-rahmah (kasih

sayang), al-afwu (pema’af), al-iqtisshad (sederhana), al-khusyu’ (ketenangan),

as-sukha (memberi), at-tawadhu’ rendah hati), as-syukur (syukur), at-tawakkal

(berserah diri), as-saja’ah (pemberani).27 Kedua, materi akhlak madzmumah

(tercela) yang meliputi: khianat, dusta, melanggar janji, dzalim, bertutur kata

yang kotor, mengadu domba, hasut, tama’, pemarah, riya’, kikir, takabur, keluh

kesah, kufur nikmat, menggunjing, mengumpat, mencela, pemboros, menyakiti

tetangga, berlebih-lebihan dan membunuh.28

Menurut Muhammad Daud Ali mengatakan bahwa secara garis besar,

materi pemgentukan akhlak terbagi dalam dua bagian, pertama adalah akhlak

terhadap Allah atau khalik (pencipta), dan kedua adalah akhlak terhadap

makhluk semua ciptaan Allah.29

a. Akhlak terhadap Allah

Alam dan seisinya ini mempunyai pencipta dan pemelihara yang

diyakini adanya yakni Allah SWT. Dialah yang memberikan rahmat dan

menurunkan adzab kepada siapa saja yang dikehendakinya oleh karena itu

manusia wajib ta’at dan beribadah hanya kepada-Nya sebagai wujud rasa terima

26
Hamzah Ya’qub, Op.Cit., h. 98-100
27
Barnawi Umary, Op.Cit., h. 44-45.
28
Ibid., h. 43.
29
Muhammad Daud Ali. Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2000), h. 352.
19

kasih terhadap segala yang telah dianugerahkan Allah kepada manusia.

Sebagaimana firman Allah dalam surat An-Nahl ayat 53 yang berbunyi:

            
Dan apa saja yang ada (dimiliki) pada dirimu berupa nikmat,
kesemuanya itu merupakan pemberian dari.30

Manifestasi dari manusia terhadap Allah antara lain: cinta dan ikhlas

kepada Allah, takwa (takut berdasarkan kesadaran mengerjakan nikmat yang

diberikan, tawakkal (menyerahkan persoalan kepada Allah), sabar dan ikhlas.

b. Akhlak terhadap Diri Sendiri

Akhlak terhadap diri sendiri yang dimaksud adalah bagaimana seseorang

menjaga dirinya (jiwa dan raga) dari perbuatan yang dapat menjerumuskan

dirinya atau bahkan berpengaruh kepada orang lain karena diri sendiri

merupakan asal motivasi dan kembalinya manfaat suatu perbuatan.

Sebagaimana firman Allah dalam al-Qur'an surat At- Tahrim ayat 6 :

         

           
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-
malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang
diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan..31

Ayat di atas menjadi dasar untuk meyakinkan bahwa sikap terhadap diri

sendiri adalah prinsip yang perlu mendapat perhatian sebagai menifestasi dari

30
Departemen Agama RI. Al-Qur'an dan Terjemahnya, Op.Cit, h. 409
31
Ibid , h. 951
20

tanggung jawab terhadap dirinya dalam bentuk sikap dan perbuatan akhlak yang

terpuji.

b. Akhlak terhadap Sesama Manusia

Di dunia ini tidak ada seorangpun yang bisa hidup tanpa bergantung

kepada orang lain, sebagai makhluk sosial yang hidup ditengah-tengah

masyarakat, Islam menganjurkan umatnya untuk saling memperhatikan satu sama

lain dengan saling menghormati tolong menolong dalam kebaikan, berkata sopan,

berperilaku adil dan lain sebagainya. Sehingga tercipta sebuah kelompok

masyarakat yang hidup tentram dan damai. Sebagaimana firman Allah dalam al-

Qur'an surat Al- Maidah ayat 2 :

            

           

          

            

         

Dan tolong menolonglah kamu sekalian dalam mengerjakan kebaikan dan


takwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran…(QS. Al-Maidah ; 2).32

Sedangkan akhlak terhadap sesama bagi anak remaja, antara lain:

1) Akhlak terhadap orang tua; Allah memerintahkan manusia untuk selalu

patuh dan taat serta menjaga hubungan duniawi kepada kedua orang tua

dan selalu bertindak sopan kepada keduanya, bertutur kata secara

32
Ibid, hl. 154.
21

lembut, merendahkan hati, berterima kasih dan memohonkan rohmah

dan maghfiroh kepada Allah SWT.

Sebagaimana firman Allah dalam al-Qur'an surat Al-Isra ayat 23-24 :

            

            

           

  


Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah
selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan
sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau Kedua-duanya
sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah
kamu mengatakan kepada keduanya Perkataan "ah" dan janganlah kamu
membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka Perkataan yang mulia.
Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh
kesayangan dan ucapkanlah.33

2) Akhlak terhadap guru, guru harus dipatuhi dan dihormati karena

merupakan orang tua yang telah mengajarkan ilmu yang membuat

manusia menjadi lebih beradab, mengerti sopan santun dan merawat

anak didiknya sebagaimana seseorang menyayangi anaknya. Oleh karena

itu sudah seharusnya seorang murid menghormati dan mengagungkan

gurunya.

c. Akhlak terhadap Lingkungan

Manusia diposisikan Allah sebagai khalifah di atas bumi ini dan hidup

ditengah-tengah lingkungan bersama makhluk lain sehingga sudah menjadi

33
Ibid, h.427-428
22

kewajibannya untuk menjaga lingkungan sebagai makhluk yang memiliki derajat

tertinggi dengan akal dan kemampuannya mengelola alam. Sebagaimana firman

Allah dalam al- Qur'an surat Al-Baqoroh ayat 11-12.

           

       

Dan bila dikatakan kepada mereka:"Janganlah kamu membuat kerusakan di


muka bumi". mereka menjawab: "Sesungguhnya Kami orang-orang yang
Mengadakan perbaikan." Ingatlah, Sesungguhnya mereka Itulah orang-
orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar.(QS Al-Baqoroh
:11-12).34
6. Metode Pembentukan Akhlak

Beberapa metode yang biasa digunakan dalam pembentukan akhlak

antara lain:

a. Metode Keteladanan

Keteladanan merupakan perbuatan yang patut ditiru dan dicontoh dalam

praktek pendidikan, anak didik cenderung meneladani pendidiknya. Karena

secara psikologis anak senang meniru tanpa memikirkan dampaknya.

Amr bin Utbah berkata kepada guru anaknya bahwa:


"Langkah pertama membimbing anakku hendaknya membimbing dirimu
terlebih dahulu. Sebab pandangan anak itu tertuju pada dirimu maka
yang baik kepada mereka adalah kamu kerjakan dan yang buruk adalah
yang kamu tinggalkan.”35
b. Latihan dan Pembiasaan

Mendidik dengan melatih dan pembiasaan adalah mendidik dengan cara

memberikan latihan-latihan terhadap suatu norma tertentu kemudian

34
Departemen Agama RI. Al-Qur'an dan Terjemahnya, Op.Cit, h. 10
35
Imam Abdul Mukmin Sa’aduddin. Meneladani Akhlak Nabi: Membangun Kepribadian,
(Bandung: Remaja Rosda Karya, 2006).
23

membiasakan untuk mengulangi kegiatan tertentu tersebut berkali-kali agar

menjadi bagian hidupnya, seperti sholat, puasa, kesopanan dalam bergaul dan

sejenisnya. Oleh karena itu, Islam mengharuskan agar semua kegiatan itu

dibarengi niat supaya dihitung sebagai kebaikan.

c. Metode Cerita

Cerita memiliki daya tarik yang besar untuk menarik perhatian setiap

orang, sehingga orang akan mengaktifkan segenap indranya untuk

memperhatikan orang yang bercerita. Hal itu terjadi karena cerita memiliki

daya tarik untuk disukai jiwa manusia. Sebab di dalam cerita terdapat kisah-kisah

zaman dahulu, sekarang, hal-hal yang jarang terjadi dan sebagainya. Selain itu

cerita juga lebih lama melekat pada otak seseorang bahwa hampir tidak

terlupakan.36 Sehingga akan mempermudah pemahaman siswa untuk mengambil

ibrah (pelajaran) dari kisah–kisah yang telah diceritakan dalam pelaksanaan

metode ini, guru juga bisa menyertai penyampaian nasehat–nasehat untuk anak

didiknya (siswa) dalam al-Qur'an ayat yang mengandung metode cerita

diantaranya:

           

          

  
Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi
orang-orang yang mempunyai akal (QS. Yusuf:111)37

36
Fuad Asy Syalhub. Guruku Muhammad SAW, (Jakarta: Gema Insani Perss, 2006),
Cet.1, h. 115.
37
Departemen Agama RI. Al-Qur'an dan Terjemahnya , Op.Cit., h. 366.
24

d. Metode Mauidzah (Nasehat)

Mauidzah berarti nasehat. Rasyid Ridha mengartikan mauidzah adalah

nasehat peringatan atas kebaikan dan kebenaran dengan jalan apa saja yang dapat

menyentuh hati dan membangkitkannya untuk mengamalkan dalam al-Qur'an

juga menggunakan kalimat-kalimat yang menyentuh hati untuk mengarahkan

manusia kepada ide yang dikehendakinya. Inilah yang kemudian dikenal dengan

nasehat. Sebagaimana firman Allah dalam al-Qur'an surat An-Nahl ayat 125:

           

             

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran


yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya
Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat
dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang
mendapat petunjuk. (QS An-Nahl : 125).38
Tetapi nasehat yang disampaikan ini selalu disertai dengan panutan

atau teladan dari si pemberi atau penyampai nasehat itu. Ini menunjukkan

bahwa antara satu metode yakni nasehat dengan metode lain yang dalam hal

ini keteladanan bersifat saling melengkapi.39

e. Metode Pahala dan Sanksi

Jika pembentukan akhlak tidak berhasil dengan metode keteladanan dan

pemberian pelajaran, beralihlah kepada metode pahala dan sanksi atau metode

janji harapan dan ancaman. Sebab Allah SWT pun sudah menciptakan surga

dan neraka, dan berjanji dengan surga itu serta mengancam dengan neraka-Nya.

38
Ibid, h. 421
39
Abudin Nata. Filsafat Pendidikan Islam, Op.Cit, h. 98
25

Pemberian harapan adalah janji yang diikuti bujukan dengan kenikmatan,

keindahan pasti, atau kebaikan yang murni dari setiap noda, berbanding dengan

amal soleh yang dilakukan atau amal buruk yang dijauhi demi mencari ridha

Allah berupa kasih sayangnya kepada para hamba. Firman Allah SWT dalam

surat Fushshilat ayat 30:

           

       

Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan Kami ialah Allah"


kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, Maka Malaikat akan
turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut dan
janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang
telah dijanjikan Allah kepadamu".(QS Fushshilat : 30).40

Sedangkan ancaman adalah mengancam dengan sanksi akibat melanggar

larangan Allah SWT atau dimaksudkan untuk menakut-nakuti para hamba. Ini

merupakan keadilan dari Allah.41 Al-Qur’an menggunakan metode ancaman

untuk menerangkan tempat kembali orang-orang musyrik dan orang-orang yang

menyimpang dari jalan surat dalam Allah, dijelaskan al-Ahqaaf ayat 20:

       

Dan (ingatlah) hari (ketika) orang-orang kafir dihadapkan ke neraka


(kepada mereka dikatakan): "Kamu telah menghabiskan rezkimu yang baik
dalam kehidupan duniawimu (saja) dan kamu telah bersenang-senang
dengannya; Maka pada hari ini kamu dibalasi dengan azab yang
menghinakan karena kamu telah dan karena kamu menyombongkan diri di
muka bumi tanpa telah fasik". (QS al-Ahqaaf : 20).42

40
Departemen Agama RI. Al-Qur'an dan Terjemahnya, Op.Cit, h. 777
41
Imam Abdul Mukmin Sa’aduddin. Op.Cit., h. 83.
42
Departemen Agama RI, Op.Cit, h. 825
26

Dalam pemberian sanksi harus sesuai pelanggaran yang dilakukan dan

sanksi tersebut dijatuhkan menurut tahap-tahapnya, karena di antara mereka ada

yang cukup diisyaratkan saja sudah menghentikan perbuatannya, ada yang belum

berhenti hingga dimarahi, ada yang perlu ditakut-takuti dengan tongkat, ada pula

yang berhenti dengan tindakan fisik.

C. Remaja

1. Pengertian Remaja

Masa remaja adalah masa transisi dalam rentang kehidupan manusia,

menghubungkan masa kanak-kanak dan masa dewasa.43

Masa remaja disebut pula sebagai masa penghubung atau masa peralihan

untuk mencapai kematangan.

Remaja, yang dalam bahasa aslinya disebut adolescence, berasal dari

bahasa Latin adolescare yang artinya “tumbuh atau tumbuh untuk mencapai

kematangan”. Bangsa primitif dan orang-orang purbakala memandang masa

puber dan masa remaja tidak berbeda dengan periode lain dalam rentang

kehidupan. Anak dianggap sudah dewasa apabila sudah mampu mengadakan

reproduksi.44 Menurut Rice yang dikutip oleh Gunarsa) bahwa:

“Masa remaja adalah masa peralihan, ketika individu tumbuh dari masa anak-
anak menjadi individu yang memiliki kematangan. Pada masa tersebut, ada
dua hal penting menyebabkan remaja melakukan pengendalian diri. Dua hal
tersebut adalah, pertama, hal yang bersifat eksternal, yaitu adanya perubahan
lingkungan, dan kedua adalah hal yang bersifat internal, yaitu karakteristik
di dalam diri remaja yang membuat remaja lebih bergejolak dibandingkan
dengan masa perkembangan lainnya (storm and stress period).”45

43
Santrock J.W. Adolescence, Perkembangan Remaja, (Jakarta: Erlangga, 2003).
44
Ali M., Asrori M. Psikologi Remaja, Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2006)
45
Gunarsa S. D. Dari Anak Sampai Usia Lanjut, (Jakarta: PT. BPK. Gunung Mulia,
2009)
27

Masa remaja adalah masa transisi yang ditandai oleh adanya perubahan

fisik, emosi dan psikis. Masa remaja, yakni antara usia 10-19 tahun, adalah suatu

periode masa pematangan organ reproduksi manusia, dan sering disebut masa

pubertas. Masa remaja adalah periode peralihan dari masa anak ke masa dewasa.46

Pubertas (puberty) ialah suatu periode di mana kematangan kerangka dan

seksual terjadi secara pesat terutama pada awal masa remaja. Akan tetapi,

pubertas bukanlah suatu peristiwa tunggal yang tiba-tiba terjadi. Pubertas adalah

bagian dari suatu proses yang terjadi berangsur-angsur (gradual).47 Pubertas

adalah periode dalam rentang perkembangan ketika anak-anak berubah dari

mahluk aseksual menjadi mahluk seksual. Kata pubertas berasal dari kata latin

yang berarti “usia kedewasaan”. Santrock menambahkan bahwa kita dapat

mengetahui kapan seorang anak muda mengawali masa pubertasnya, tetapi

menentukan secara tepat permulaan dan akhirnya adalah sulit. Kecuali untuk

menarche, yang terjadi agak terlambat pada masa pubertas, tidak ada tanda

tunggal yang menggemparkan pada Masa pubertas.48

Muangman yang dikutip oleh Sarwono pada 1974, WHO (World Health

Organization) memberikan definisi tentang remaja yang lebih bersifat konseptual.

Dalam definisi tersebut dikemukakan tiga kriteria, yaitu biologis, psikologis,

dan sosial ekonomi, sehingga secara lengkap definisi tersebut berbunyi sebagai

berikut;

Remaja adalah suatu masa di mana:

46
Widyastuti Y., Rahmawati A., Purwaningrum Y. E. . Kesehatan Reproduksi,
(Yogyakarta: Ftramaya, 2009)
47
Santrock J. W. Life-Span Development: Perkembangan Masa Hidup. Jilid 2, (Jakarta:
Erlangga, 2002)
48
Santrock J. W. Op Cit.
28

1) Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda


seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual.
2) Individu mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari
kanak-kanak menjadi dewasa.
3) Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh kepada
keadaan yang relatif lebih mandiri.49

Dalam tahapan perkembangan remaja menempati posisi setelah masa

anak dan sebelum masa dewasa. Adanya perubahan besar dalam tahap

perkembangan remaja baik perubahan fisik maupun perubahan psikis (pada

perempuan setelah mengalami menarche dan pada laki-laki setelah mengalami

mimpi basah) menyebabkan masa remaja relatif bergejolak dibandingkan dengan

masa perkembangan lainnya. Hal ini menyebabkan masa remaja menjadi penting

untuk diperhatikan.

2. Batasan Usia Remaja

Berdasarkan tahapan perkembangan individu dari masa bayi hingga masa

tua akhir menurut Thalib masa remaja dibagi menjadi tiga tahapan yakni masa

remaja awal, masa remaja pertengahan, dan masa remaja akhir. Adapun kriteria

usia masa remaja awal pada perempuan yaitu 13-15 tahun dan pada laki-laki yaitu

15-17 tahun. Kriteria usia masa remaja pertengahan pada perempuan yaitu 15-18

tahun dan pada laki-laki yaitu 17-19 tahun. Sedangkan kriteria masa remaja akhir

pada perempuan yaitu 18-21 tahun dan pada laki-laki 19-21 tahun”.50 Menurut

Papalia dan Olds yang dikutip oleh Jahja masa remaja adalah:

“Masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan dewasa yang


pada umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia

49
Sarwono S. W. Psikologi Remaja, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010)
50
Thalib S. B. Psikologi Pendidikan Berbasis Analisis Empiris Aplikatif, (Jakarta:
Kencana Media Groub, 2010)
29

akhir belasan tahun atau awal dua puluhan tahun.51 Jahja menambahkan,
karena laki-laki lebih lambat matang daripada anak perempuan, maka laki-
laki mengalami periode awal masa remaja yang lebih singkat, meskipun pada
usia 18 tahun ia telah dianggap dewasa, seperti halnya anak perempuan.
Akibatnya, seringkali laki-laki tampak kurang untuk usianya dibandingkan
dengan perempuan. Namun adanya status yang lebih matang, sangat berbeda
dengan perilaku remaja yang lebih muda.”52

Menurut Mappiare, yang dikutip oleh Ali dan Asrori mengemukakan

bahwa Masa remaja adalah

masa yang mempunyai tingkatan usia masa remaja berlangsung antara umur
12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22
tahun bagi pria. Rentang usia remaja ini dapat dibagi menjadi dua bagian,
yaitu usia 12/13 tahun sampai dengan 17/18 tahun adalah remaja awal, dan
usia 17/18 tahun sampai dengan 21/22 tahun adalah remaja akhir.53

Hurlock, yang dikutip oleh Ali dan Asrori mengemukakan bahwa

menurut hukum di Amerika Serikat saat ini, individu dianggap telah dewasa

apabila telah mencapai usia 18 tahun, dan bukan 21 tahun seperti pada

ketentuan sebelumnya. Pada usia ini, umumnya anak sedang duduk di bangku

sekolah menengah.54

Papalia D. E, Olds S. W., Feldman R. D. mengatakan bahwa: masa

remaja dimulai pada usia 11 atau 12 sampai masa remaja akhir atau awal usia dua

puluhan, dan masa tersebut membawa perubahan besar saling bertautan dalam

semua ranah perkembangan.55

Widyastuti Y., Rahmawati A., Purwaningrum Y. E. mengatakan bahwa:

batasan usia remaja menurut WHO adalah 12 sampai 24 tahun. Menurut Depkes

51
Jahja Y. Op Cit
52
Jahja Y. Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Groub, 2012)
53
Ali M., Asrori M. Psikologi Remaja, Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta:Bumi
Aksara, 2006)
54
Ali M, Asrori Op Cit
55
Papalia D. E, Olds S. W., Feldman R. D. Human Development (Psikologi
Perkembangan). (Jakarta: Kencana Predana Media Groub, 2008)
30

RI adalah antara 10 samapi 19 tahun dan belum kawin. Menurut BKKBN adalah

10 sampai 19 tahun.56

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa usia remaja pada

perempuan relatif lebih muda dibandingkan dengan usia remaja pada laki-laki.

Hal ini menjadikan perempuan memiliki masa remaja yang lebih panjang

dibandingkan dengan laki-laki.

3. Tugas Perkembangan Remaja

Semua tugas perkembangan pada masa remaja dipusatkan pada

penanggulangan sikap dan pola perilaku yang kekanak-kanakan dan mengadakan

persiapan untuk menghadapi masa dewasa. Seperti yang dikutip oleh Ali dan

Asrori mengatakan bahwa tugas perkembangan masa remaja difokuskan pada

upaya meninggalkan sikap dan perilaku kekanak-kanakan serta berusaha untuk

mencapai kemampuan bersikap dan berperilaku secara dewasa.57 Hurlock yang

dikutip oleh Ali dan Asrori juga menambahkan bahwa:

Tugas- tugas perkembangan masa remaja adalah berusaha:

1) Mampu menerima keadaan fisiknya;


2) Mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa;
3) Mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang
berlainan jenis;
4) Mencapai kemandirian emosional;
5) Mencapai kemandirian ekonomi;
6) Mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yang sangat
diperlukan untuk melakukan peran sebagai anggota masyarakat;
7) Memahami dan menginternalisasikan nilai-nilai orang dewasa dan orang
tua;
8) Mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan
untuk memasuki dunia dewasa;
9) Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan;58
56
Widyastuti L. H., dkk. Op Cit
57
Ali M., Asrori M. Op Cit
58
Ali M., Asrori M. Op Cit
31

Memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab kehidupan

keluarga Kay yang dikutip oleh Jahja mengemukakan bahwa:

Tugas-tugas perkembangan remaja adalah sebagai berikut:

1) Menerima fisiknya sendiri berikut keragaman kualitasnya


2) Mencapai kemandirian emosional dari orang tua atau figur-figur yang
mempunyai otoritas.
3) Mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal dan belajar
bergaul dengan teman sebaya atau orang lain, baik secara individual
maupun kolompok
4) Menemukan manusia model yang dijadikan identitasnya.
5) Menerima dirinya sendiri dan memiliki kepercayaan terhadap
kemampuannya sendiri.
6) Memperkuat self-control (kemampuan mengendalikan diri) atas dasar skala
nilai, psinsip-psinsip, atau falsafah hidup. (Weltan-schauung).
7) Mampu meninggalkan reaksi dan penyesuaian diri (sikap/perilaku)
kekanak-kanakan.59 Dengan demikian masa puber adalah masa yang paling
penting untuk dibina dan dibimbing dalam setiap orang guna
mempersiapkan diri mereka menghadapi masa depan dengan penuh
tanggung jawab.

Papalia, Old, dan Feldman mengemukakan bahwa:

“Dalam masa remaja, penampilan anak berubah, sebagai hasil peristiwa


pubertas yang hormonal, mereka mengambil bentuk tubuh orang dewasa.
Pikiran mereka juga berubah; mereka lebih dapat berpikir secara abstrak dan
hipotesis. Perasaan mereka berubah terhadap hampir segala hal. Semua
bidang cakupan perkembangan sebagai seorang remaja menghadapi tugas
utama mereka: membangun identitas –termasuk identitas seksual- yang akan
terus mereka bawa sampai masa dewasa”.60

4. Perkembangan Fisik Masa Remaja

Papalia dan Olds yang dikutip oleh Jahja menjelaskan bahwa

perkembangan fisik adalah perubahan-perubahan pada tubuh, otak, kapasitas

59
Jahja Y. Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Kencana Kencana Prenada Media Groub,
2012)
60
Papalia, dkk. Op cit
32

sensoris, dan keterampilan motorik.61 Menurut Piaget yang dikutip oleh Papalia

dan Olds sesuai yang dikutip oleh Jahja menambahkan bahwa:

Perubahan pada tubuh ditandai dengan pertambahan tinggi dan berat tubuh,
pertumbuhan tulang dan otot, dan kematangan organ seksual dan fungsi
reproduksi. Tubuh remaja mulai beralih dari tubuh kanak-kanak menjadi tubuh
orang dewasa yang cirinya ialah kematangan. Perubahan fisik otak strukturnya
semakin sempurna untuk meningkatkan kemampuan kognitif.62

Widyastuti Y., Rahmawati A., Purwaningrum Y. E. mengemukakan

bahwa: Pada masa remaja itu, terjadilah suatu pertumbuhan fisik yang cepat

disertai banyak perubahan, termasuk di dalamnya pertumbuhan organ-organ

reproduksi (organ seksual) sehingga tercapai kematangan yang ditunjukkan

dengan kemampuan melaksanakan fungsi reproduksi.

Perubahan yang terjadi pada pertumbuhan tersebut diikuti munculnya


tanda-tanda sebagai berikut:

a) Tanda-tanda seks primer


Semua organ reproduksi wanita tumbuh selama masa puber. Namun
tingkat kecepatan antara organ satu dan lainnya berbeda. Berat uterus
pada anak usia 11 atau 12 tahun kira-kira 5,3 gram, pada usia 16 tahun
rata-rata beratnya 43 gram. Sebagai tanda kematangan organ reproduksi
pada perempuan adalah datangnya haid. Ini adalah permulaan dari
serangkaian pengeluaran darah, lendir dan jaringan sel yang hancur dari
uterus secara berkala, yang akan terjadi kira-kira setiap 28 hari. Hal
ini berlangsung terus sampai menjelang masa menopause. Menopause
bisa terjadi pada usia sekitar lima puluhan.

b) Tanda-tanda seks sekunder.63

Menurut Widyastuti Widyastuti Y., Rahmawati A., Purwaningrum Y. E.

mengatakan tanda-tanda seks sekunder pada wanita sebagai berikut.

Sangat memiliki perubahan signifikan antara lain:

61
Jahja Y. Op Cit
62
Jahja Y. Op Cit
63
Widyastuti Y., Rahmawati A., Purwaningrum Y. E.. Op Cit
33

1. Rambut. Rambut kemaluan pada wanita juga tumbuh seperti halnya remaja
laki-laki. Tumbuhnya rambut kemaluan ini terjadi setelah pinggul dan
payudara mulai berkembang. Bulu ketiak dan bulu pada kulit wajah tampak
setelah haid. Semua rambut kecuali rambut wajah mula-mula lurus dan
terang warnanya, kemudian menjadi lebih subur, lebih kasar, lebih gelap
dan agak keriting.
2. Pinggul. Pinggul pun menjadi berkembang, membesar dan membulat. Hal
ini sebagai akibat membesarnya tulang pinggul dan berkembangnya
lemak di bawah kulit
3. Payudara. Seiring pinggul membesar, maka payudara juga membesar dan
puting susu menonjol. Hal ini terjadi secara harmonis sesuai pula dengan
berkembang dan makin besarnya kelenjar susu sehingga payudara menjadi
lebih besar dan lebih bulat.
4. Kulit. Kulit, seperti halnya laki-laki juga menjadi lebih kasar, lebih
tebal, pori-pori membesar. Akan tetapi berbeda dengan laki-laki kulit pada
wanita tetap lebih lembut
5. Kelenjar lemak dan kelenjar keringat. Kelenjar lemak dan kelenjar
keringat menjadi lebih aktif. Sumbatan kelenjar lemak dapat menyebabkan
jerawat. Kelenjar keringat dan baunya menusuk sebelum dan selama masa
haid
6. Otot. Menjelang akhir masa puber, otot semakin membesar dan kuat.
Akibatnya akan membentuk bahu, lengan dan tungkai kaki
7. Suara. Suara berubah semakin merdu. Suara serak jarang terjadi pada
wanita.64

5. Perkembangan Psikis Masa Remaja

Perkembangan psikis masa remaja adalah suatu perubahan pada jiwa

remaja yang tidak nampak oleh kasat mata. Perubahan yang terjadi sesuai yang

dikutip oleh Widyastuti Y, Rahmawati A., Purwaningrum Y. E. menjelaskan

bahwa Perubahan-perubahan yang berkaitan dengan kejiwaan pada remaja adalah:

a) Perubahan emosi. Perubahan tersebut berupa kondisi:


1. Sensitif atau peka misalnya mudah menangis, cemas, frustasi, dan
sebaliknya bisa tertawa tanpa alasan yang jelas. Utamanya sering terjadi
pada remaja putri, lebih-lebih sebelum menstruasi
2. Mudah bereaksi bahkan agresif terhadap gangguan atau rangsangan
luar yang mempengaruhinya. Itulah sebabnya mudah terjadi perkelahian.
Suka mencari perhatian dan bertindak tanpa berpikir terlebih dahulu

64
Widyastuti Y., Rahmawati A., Purwaningrum Y. E. Kesehatan Reproduksi.
(Yohyakarta: Fitramaya, 2009)
34

3. Ada kecenderungan tidak patuh pada orang tua, dan lebih senang pergi
bersama dengan temannya daripada tinggal di rumah
b) Perkembangan intelegensia. Pada perkembangan ini menyebabkan remaja:
1. Cenderung mengembangkan cara berpikir abstrak, suka memberikan
kritik
2. Cenderung ingin mengetahui hal-hal baru, sehingga muncul perilaku
ingin mencoba-coba.65

6. Perkembangan Kognitif Masa Remaja

Perkembangan kognitif adalah perubahan kemampuan mental seperti

belajar, memori, menalar, berpikir, dan bahasa.66

Menurut Piaget (dalam Santrock dan Jahja) mengatakan bahwa:

“seorang remaja termotivasi untuk memahami dunia karena perilaku adaptasi


secara biologis mereka. Dalam pandangan Piaget, remaja secara aktif
membangun dunia kognitif mereka, di mana informasi yang didapatkan tidak
langsung diterima begitu saja ke dalam skema kognitif mereka. Remaja telah
mampu membedakan antara hal-hal atau ide-ide yang lebih penting dibanding
ide lainnya, lalu remaja juga mengembangkan ide-ide ini. Seorang remaja
tidak saja mengorganisasikan apa yang dialami dan diamati, tetapi remaja
mampu mengholah cara berpikir mereka sehingga memunculkan suatu ide
baru.67

Santrock mengemukakan bahwa kekuatan pemikiran remaja yang sedang

berkembang membuka cakrawala kognitif dan cakrawala sosial baru. Pemikiran

mereka semakin abstrak (remaja berpikir lebih abstrak daripada anak-anak), logis

(remaja mulai berpikir seperti ilmuwan, yang menyusun rencana-rencana untuk

memecahkan masalah-masalah dan menguji secara sistematis pemecahan-

pemecahan masalah), dan idealis (remaja sering berpikir tentang apa yang

mungkin. Mereka berpikir tentang ciri- ciri ideal diri mereka sendiri, orang lain,

dan dunia); lebih mampu menguji pemikiran diri sendiri, pemikiran orang lain,

65
Widyastuti Y. Op Cit
66
Jahja Y. Op Cit
67
Jahja Y. Op Cit
35

dan apa yang orang lain pikirkan tentang diri mereka; serta cenderung

menginterpretasikan dan memantau dunia social.68

Papalia D. E. Olds S. W. dan Feldman R. D. mengemukakan bahwa:

Masa remaja awal (sekitar usia 11 atau 12 sampai 14 tahun), transisi keluar dari

masa kanak-kanak,menawarkan peluang untuk tumbuh–bukan hanya dalam

dimensi fisik, tetapi juga dalam kompetensi kognitif dan sosial.69

7. Perkembangan Emosi Masa Remaja

Ali dan Asrori mengemukakan bahwa Karena berada pada masa

peralihan antara masa anak-anak dan masa dewasa, status remaja remaja agak

kabur, baik bagi dirinya maupun bagi lingkungannya.70 Semiawan yang dikutip

oleh Ali dan Asrori mengibaratkan: terlalu besar untuk serbet, terlalu kecil untuk

taplak meja karena sudah bukan anak-anak lagi, tetapi juga belum dewasa. Masa

remaja biasanya memiliki energi yang besar, emosi berkobar-kobar, sedangkan

pengendalian diri belum sempurna. Remaja juga sering mengalami perasaan tidak

aman, tidak tenang, dan khawatir kesepian.71

Ali dan Ansori menambahkan bahwa:

Perkembangan emosi seseorang pada umumnya tampak jelas pada perubahan


tingkah lakunya. Perkembangan emosi remaja juga demikian halnya. Kualitas
atau fluktuasi gejala yang tampak dalam tingkah laku itu sangat
tergantung pada tingkat fluktuasi emosi yang ada pada individu tersebut.
Dalam kehidupan sehari-hari sering kita lihat beberapa tingkah laku
emosional, misalnya agresif, rasa takut yang berlebihan, sikap apatis, dan
tingkah laku menyakiti diri, seperti melukai diri sendiri dan memukul-mukul
kepala sendiri.72

68
Santrock J. W. Op Cit
69
Papalia D. E. Op Cit
70
Ali M., Asrori M. Op Cit
71
Ali M., Asrori M. Op Cit
72
Ali M., Asrori M. Op Cit
36

Sejumlah faktor menurut Ali dan Asrori yang dapat mempengaruhi

perkembangan emosi remaja adalah sebagai berikut:

a. Perubahan jasmani. Perubahan jasmani yang ditunjukkan dengan

adanya perubahan yang sangat cepat dari anggota tubuh. Pada taraf

permulaan pertumbuhan ini hanya terbatas pada bagian-bagian tertentu

saja yang mengakibatkan postur tubuh menjadi tidak seimbang.

Ketidakseimbangan tubuh ini sering mempunyai akibat yang tak terduga

pada perkembangan emosi remaja. Tidak setiap remaja dapat menerima

perubahan kondisi tubuh seperti itu, lebih-lebih jika perubahan tersebut

menyangkut perubahan kulit yang menjadi kasar dan penuh jerawat.

Hormon-hormon tertentu mulai berfungsi sejalan dengan perkembangan

alat kelaminnya sehingga dapat menyebabkan rangsangan di dalam

tubuh remaja dan seringkali menimbulkan masalah dalam perkembangan

emosinya.

b. Perubahan pola interaksi dengan orang tua. Pola asuh orang tua

terhadap anak, termasuk remaja, sangat bervariasi. Ada yang pola

asuhnya menurut apa yang dianggap terbaik oleh dirinya sendiri saja

sehingga ada yang bersifat otoriter, memanjakan anak, acuh tak acuh,

tetapi ada juga yang dengan penuh cinta kasih. Perbedaan pola asuh

orang tua seperti ini dapat berpengaruh terhadap perbedaan

perkembangan emosi remaja. Cara memberikan hukuman misalnya,

kalau dulu anak dipukul karena nakal, pada masa remaja cara semacam
37

itu justru dapat menimbulkan ketegangan yang lebih berat antara

remaja dengan orang tuanya.

c. Perubahan pola interaksi dengan teman sebaya. Remaja seringkali

membangun interaksi sesama teman sebayanya secara khas dengan

cara berkumpul untuk melakukan aktifitas bersama dengan membentuk

semacam geng. Interksi antaranggota dalam suatu kelompok geng

biasanya sangat intens serta memiliki kohesivitas dan solidaritas yang

sangat tinggi. Pembentukan kelompok dalam bentuk geng seperti ini

sebaiknya diusahakan terjadi pada masa remaja awal saja karena

biasanya bertujuan positif, yaitu untuk memenuhi minat mereka bersama.

d. Perubahan pandangan luar. Ada sejumlah pandangan dunia luar yang

dapat menyebabkan konflik-konflik emosional dalam diri remaja, yaitu

sebagai berikut:

1) Sikap dunia luar terhadap remaja sering tidak konsisten. Kadang-

kadang mereka dianggap sudah dewasa, tetapi mereka tidak mendapat

kebebasan penuh atau peran yang wajar sebagaimana orang dewasa.

Seringkali mereka masih dianggap anak kecil sehingga menimbulkan

kejengkelan pada diri remaja. Kejengkelan yang mendalam dapat

berubah menjadi tingkah laku emosional

2) Dunia luar atau masyarakat masih menerapkan nilai-nilai yang

berbeda untuk remaja laki-laki dan perempuan. Kalau remaja laki-

laki memiliki banyak teman perempuan, mereka mendapat predikat

populer dan mendatangkan kebahagiaan. Sebaliknya, apabila remaja


38

putri mempunyai banyak teman laki-laki sering sianggap tidak

baik atau bahkan mendapat predikat yang kurang baik. Penerapan

nilai yang berbeda semacam ini jika tidak disertai dengan pemberian

pengertian secara bijaksana dapat menyebabkan remaja bertingkah

laku emosional.

3) Seringkali kekosongan remaja dimanfaatkan oleh pihak luar yang

tidak bertanggung jawab, yaitu dengan cara melibatkan remaja

tersebut ke dalam kegiatan-kegiatan yang merusak dirinya dan

melanggar nilai-nilai moral.

e. Perubahan interaksi dengan sekolah. Pada masa anak-anak, sebelum

menginjak masa remaja, sekolah merupakan tempat pendidikan yang

diidealkan oleh mereka. Para guru merupakan tokoh yang sangat penting

dalam kehidupan mereka karena selain tokoh intelektual, guru juga

merupakan tokoh otoritas bagi para peserta didiknya. Oleh karena itu,

tidak jarang anak-anak lebih percaya, lebih patuh, bahkan lebih takut

kepada guru daripada kepada orang tuanya. Posisi guru semacam ini

sangat strategis apabila digunakan untuk pengembangan emosi anak

melalui penyampaian materi-materi yang positif dan konstruktif.73

D. Kajian Relavan

Berdasarkan penelusuran peneliti lakukan, ada beberapa penelitian yang

relevan dengan tema yang peneliti susun yaitu sebagai berikut:

73
Ali M., Asrori M. Op Cit
39

1. Skripsi karya Karlina Hendra, yang berjudul Bentuk dan Makna

Nyanyian Rakyat Muna Berdasarkan Status Sosial, mahasiswa Program

Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Pendidikan

Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Halu Oleo. Skripsi ini sama-sama membahas tentang tradisi nyanyian

rakyat, Adapun letak perbedaannya pada sudut pandang penelitian. Karya

Karlina Hendra membahas makna dan bentuk nyanyian rakyat

berdasarkan status sosial. Sementara penulis untuk peneliti ini, membahas

etnopedagogi Kabanti/nyanyian rakyat dalam pembentukan akhlak

remaja.74

2. Skripsi Karya Sahlan, Yang berjudul Kearifan Lokal Pada Kabanti

Masyarakat Buton dan Relevansinya Dengan Pendidikan Karakter el

Harakah Vol.14 No.2 2012, Fakultas Keguruan Illmu Pendidikan

Universitas Halu Oleo. Skripsi ini mempunyai kesamaan pembahasan

mengenai nilai-nilai kabanti di masyarakat, adapun perbedaannya yakni

dari isi pembahasan pendidikan. Karya Sahlan hanya untuk

merelevansikan nilai-nilai kabanti itu sendiri dengan pendidikan

karakter. Sementara penulis untuk peniliti ini kabanti-Nya merupakan

praktek pendidikan secara langsung. 75

74
Hendra Karlina, Bentuk dan Makna Nyanyian Rakyat Muna Berdasarkan Status
Sosial. (Kendari:Skripsi Uho. 2015) Di akses 20 Juli 2017 jam 10.20 WITA
75
Sahlan. Kearifan Lokal Pada Kabanti Masyarakat Buton dan Relevansinya Dengan
Pendidika Karakter. (Kendari: Kampus Bumi Tridharma Anduonohu. el Harakah Vol.14 No.2
2012). Di akses 20 Juli 2017 jam 10.20 WITA.
40

3. Tesis karya Arfin Bagea, yang berjudul Wacana Kabanti Menari Pada

Masayarakat Mawasangka Kabupaten Buton Provinsi Sulawesi

Tenggara (Sebuah tinjauan Etnolinguistik), Program Pasca Sarjana

Universitas Gadjah Mada 2013. Karya ini memiliki kesamaan dengan

penulis karena sama-sama membahas tradisi kabanti, adapun perbedaan

karya ini dengan penulis yaitu karya ini membahas lebih umum tentang

kabanti menari dari sudut pandang tinjauan etnolinguistik, sementara

peneliti membahas lebih khusus kabanti-Nya dan fokus pada

pembentukan akhlak remaja. 76

76
Arfin Bagea. Wacana Kabanti Menari Pada Masyarakat Mawasangka Kabupaten
Buton Provinsi Sulawesi Tenggara (Sebuah Tinjauan Etnolinguistik), Yogyakarta: Program Pasca
Sarjana Universitas Gadjah Mada 2013.
BAB III

METODE PENELITIAN

E. Metode Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang sifatnya

menggali informasi yang berhubungan dengan judul penelitian ini, yang hasilnya

akan memberikan gambaran tentang etnopedagogi kabanti dalam pembentukan

akhlak Remaja.

F. Lokasi Penelitian

Desa yang ditetapkan sebagai lokasi penelitian adalah desa Lanto,

kecamatan Mawasangka Tengah kabupaten Buton Tengah Provinsi Sulawesi

Tenggara.

G. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah penyanyi kabanti, tokoh adat

dan masyarakat setempat.

1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini dapat diklasifikasikan

menjadi 2 yakni:

a. Data primer atau data utama dapat diperoleh dari syair kabanti dan hasil

wawancara dari para informan pada seluruh objek penelitian. Informan

penelitian yang dimaksud adalah masyarakat, tokoh adat dan penyanyi

kabanti.

41

Anda mungkin juga menyukai