Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

PENGUJIAN KOMPOSISI BAHAN

Dosen:

Andika Wisnujati, S.T., M.Eng.

Disusun Oleh:

1. Kharisma Akmaludin (20173020038)


2. Bima Andhika N (20173020073)
3. Diky Fajar Rifai (20173020057)
4. Dimas Setyawan (20173020062)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA


PROGRAM VOKASI
2017
I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Ilmu logam adalah ilmu mengenai bahan bahan logam dimana ilmu ini berkembang bukan
berdasarkan teori saja melainkan atas dasar pengamatan, pengukuran dan pengujian.
Pengujian bahan logam saat ini semakin meluas baik dalam konstruksi, permesinan,
bangunan, maupun bidang lainnya.  Hal ini disebabkan karena sifat logam yang bisa diubah,
sehingga pengetahuan tentang metalurg iterus berkembang.
     Untukmengetahuikualitassuatulogam,
pengujiansangateratkaitannyadenganpemilihanbahan yang
akandipergunakandalamkonstruksisuatualat,
selainitujugabisauntukmembuktikansuatuteoriyamgsudahadaataupunpenemuanbarudibidang
metalurgi. Dalam proses perencanaan, dapatjugaditentukanjenisbahanmaupundimensinya,
sehinggaapabilatidaksesuaidapatdicaripenggantinya yang lebihtepat. Disampingtidak 
mengabaikanfaktor  biayaproduksidankualitasnya.
Melalui pengujian diharapkan dapat mengetahui sifat–sifat logam seperti sifat mekanik, sifat
fisikdan lain sebagainya. Sifat mekanik adalah kemampuan suatu bahan untuk menerima
beban atau gaya tanpa menimbulkan kerusakan pada benda tersebut.
Beberapasifatmekanikantaralain :
a) KEKUATAN ( STRENGHT )
Menyatakan kemampuan bahan untuk menerima tegangan tanpa menyebabkan bahan
menjadi patah, kekuatan ini terdiri dari : kekuatan tarik, kekuatan tekan, kekuatan geser, dan
lain sebagainya.
b) KEKERASAN ( HARDNESS )
Menyatakan kemampuan bahan untuk tahan terhadap goresan, pengikisan
( abrasi ).Sifat ini berkaitan terhadap sifat tahan aus ( wear resistance ).
c) KEKENYALAN ( ELASTICITY )
Menyatakan kemampuan bahan untuk menerima tegangan tanpa mengakibatkan terjadinya
perubahan bentuk yang permanen setelah tegangan dihilangkan.Tetapi apabila tegangan
melampaui batas maka perubahan bentuk akan terjadi walaupun beban dihilangkan.
d) KEKAKUAN ( STIFNESS )
Adalah kemampuan bahan untuk menerima tegangan atau beban tanpa mengakibatkan
terjadinya perubahan bentuk atau defleksi.
e) PLASTISITAS ( PLASTICITY )
Menyatakan kemampuan bahan untuk mengalami sejumlah deformasiplastis   ( yang
permanent ) tanpa mengakibatkan terjadinya kerusakan. Sifat ini sering disebut sebagai
keuletan( ductility ).
f)   KETANGGUHAN ( TOUGHNESS )
Menyatakan kemampuan bahan untuk menyerap sejumlah energy tanpa mengakibat
kanterjadinya kerusakan atau banyaknya energi yang diperlukan untuk mematahkan suatu
bahan.
g) MERANGKAK ( CREEP )
Merupakan kecenderungan suatu logam untuk mengalami deformasiplastis yang besarnya
merupakan fungsi waktu pada saat menerima beban yang besarnya relative besar.
h) KELELAHAN ( FATIQUE )
Merupakan kecenderungan dari logam untuk patah bila menerima tegangan berulang – ulang
yang besarnya masih jauh dibawah batas kekuatan elastisnya.

a) Rumusan masalah
 Apa yang dimaksud uji komposisi bahan?
 Alat apa saja yang digunakan dalam pengujian komposisi material ?
 Bagaimana langkah pengujian komposisi material?

II PEMBAHASAN
A. Pengertian uji komposisi bahan
Uji komposisi bahan adalah suatu pengujian untuk mengetahui kelebihan dan
kekurangan suatu bahan.
B. Alat yang digunakan pemgujiankomposisi bahan
 Spectometer
 Pengertian Spectometer
Spectrophotometer adalah alat untuk mengukur transmitansi atau absorbs cahaya
(pernyerapan) oleh suatau sampel sebagai fungsi dari panjang gelombang dan
dibandingkan dengan standart tertentu. Selain itu juga digunakan untuk mengukur
sederetan sampel pada sutau panjang gelombang tunggal. Meskipun ada yang
menggunakan sinar rangkap, tetapi peralatan sama seperti system sinar tunggal.
Prinsip kerja alat spectrophotometer yaitu cahaya dari sumber cahaya yang masuk ke
monokromator didispersikan menjadi cahaya monokromatis. Cahaya monokromatis
ditransmisikan melalui sel sampel dalam tempat sampel dan jatuh pada detector,
kemudian dikonversikan sinyal listrik yang memperkuat dan tercatat pada rekorder.
Sedangkan pada dasarnya analisis secara spectrophotometer dilakukan dengan cara
pembentukan cahaya senyawa berwarna dengan pereaksi-pereaksi tertentu dan setiap
warna mempunyai intensitas tertentu. Intensitas cahaya yang dihasilkan diukur dengan
spectrophotometer.
o Komponen Spectrophotometer
Spectrophotometer dibagi dalam 4 bagian penting, diantaranya yaitu : Sumber cahaya,
monokromator, cuvet, dan detector.

1.SumberCahaya
Sumber cahaya untuk spectrophotometer UV digunakan lampu D2 (Deutrium)
atau lampu hidrogen. Untuk spectrophotometer visible dapat digunakan lampu
wolfram. Dan untuk spectrophotometer infra red dapat digunakan lampu Nernst
Lampu Deutrium (Hidrogen) menghasilkan spectrum kontinyu dalam daerah
Ultraviolet (UV) yang dihasilkan oleh eksitasi elektrik dari deuterium atau hidrogen
pada tekanan rendah.
Lampu filament tungsten adalah lampu yang umum dipakai di rumah tangga dan jenis
lampu yang sering dipakai sebagai lampu kedaraan bermotor. Arah energi yang
dipancarkan oleh lampu tersebut bermacam-macam. Lampu-lampu Tungsetn iodine
mengandung campuran gas inert dan sejumlah gas iodine (halogen). Untuk mencegah
penguapan yang cepat dari filament tungset melalui lingkaran halogen di bawah
suasana panas, oleh karena itu lampu tersebut tahan lama dan untuk menjaga radiasi
yang kuat dalam waktu yang lama.

2.Monokromator
Monokromator berfungsi untuk mengubah cahaya polikromatik menjadi cahaya
monokromatik menurut DAY dan UNDERWOOD (1993) monokromator adalah
peralatan optic yang dapat mengisolasi suatu berkas sinar dari sumber kontinyu dengan
kemurnian spektral yang tinggi untuk semua panjang gelombang. Unsur terpenting
pada sebuah monokromator adalah sistem celah masuk, kemudian dikumpulkan oleh
sebuah lensa atau cermin sehingga sinar pararel jatuh pada prisma atau kisi difraksi,
selanjutnya melalui jalan optik monokromatis melewati contoh yang diperiksa.
Ada dua jenis monokromator, yang satu menggunakan prisma dan yang lainnya
menggunakan grating (kisi) sebagai pendispersi cahaya

a)MonokromatorPrisma
Komponen ini dibuat dari bahan quartz untuk daerah ultraviolet (UV), visible, dan
infra red (IR) dekat. Prinsip kerja suatau prisma adalah apabila seberkas sinar melewati
dua medium yang berbeda, maka berkas sinar tersebut akan mengalami pembelokan
(refraksi). Besarnya refraksi tergantung pada index bias ini berubah-ubah dengan
panjang gelombang yang berbeda, cahaya biru akan lebih dibelokkan dari pada cahaya
merah.

b)MonokromatorGrating(kisi)
Dispersi radiasi ultra violet dapat diperoleh dengan menjatuhkan sinar polikromatis
pada granting transmisi atau pada permukaan granting refleksi yang lebih praktis dan
sering digunakan. Tahap pertama pada pembuatan grating refleksi yaitu penyediaan
master granting yang tersusun dari lekukan paralel dengan jarak rapat disusun pada
permukaan keras yang telah dilapisi dengan peralatan seperti intan.

3. Wadah Sampel(cuvet)
Menurut DAY dan UNDERWOOD (1993), larutan yang akan diperiksa dengan
spectrophotometer ditempatkan dalam tempat contoh (cuvet). Tempat contoh tersebut
harus terbuat dari bahan yang dapat meneruskan sinar. Dari daerah spectrum yang
dipakai, kaca silica biasa digunakan untuk daerah panjang gelombang antara 350
sampai 3 µm. Pada daerah 300 nm sampai daerah tampak dapat digunakan sel dari
bahan kaca pyrex. Tetapi bahan demikian tidak boleh digunakan untuk daerah
ultraviolet (UV), karena bersifat menyerap radiasi sinar UV. Sehingga pengukuran
daerah ultraviolet di bawah 350 nm, digunakan cuvet yang terbuat dari bahan quartz
dan leburan silica (fused silica). Kedua bahan tersebut dapat digunakan juga di daerah
sinar tampak (visible) sampai 3 µm, tetapi harganya juga cukup mahal. Bahan yang
lebih murah, seperti cuvet plastic dapat digunakan untuk daerah tampak. Syarat- syarat
terpenting untuk cuvet, Yaitu :
a.mempunyaiketebalan permukaan yang sama.
b.Harus transparan, sehingga dapat mentransmisikan sinar dengan baik.
c.Tahan terhadap senyawa kimia.

4.Detektor
Detektor berfungsi mengubah cahaya menjadi arus listrik. Detector yang bias
digunakan adalah Foto Tube dan Layar Cell. Sinyal listrik yang diberikan oleh
detector selanjutnya diubah oleh prosesor sehingga dapat ditampilkan oleh alat baca.
Prinsip kerja detector pada spectrophotometer adalah energy foton sinar yang jauh
mengenai dan mengubah energy tersebut menjadi suatu besaran yang dapat diukur,
misalnya penghitaman pelat foto, arus listrik atau perubahan-perubahan panas. Sifat –
sifat detector yang ideal harus mempunyai kepekaan yang tinggi, perbandingan sinyal
dan noise tinggi, dan mempunyai respon tetap pada daerah panjang gelombang
pengamatan.
C. Langkah Pengujian Komposisi material
Proses pengujian komposisi material menggunakan spectrometer. 3ada tiga bagian
utama yaitu :
· Furnace berisi logam cair yang dilebur dari beberapa raw material
· Standar material yang menentukan kandungan komposisi masing-masing unsur yang
ditetapkan
· Proses pengujian komposisi yang menggunakan CE meter dan Spectrometer. Dari
proses pengujian didapatkan data mengenailogam cair seperti Temperatur
Liquidus(T_Liq), komposisi logam cair
Dari data tersebut diketahui apakah komposisi sesuai dengan standar atau
tidak.Apabila komposisi tidak sesuai dengan standarmaka dilakukan proses
penyesuaian
(adjustment).Proses pengujian material dilakukan setelahlogam cair mendekati
temperatur tuang dengancara mengambil sampel dari furnace kemudiandituangkan ke
mangkuk uji pada spectometer atau CE meter kemudian akan terdeteksi temperatur
liquidusdari sampel uji. Setelah T Liq terbaca pada spectometer atau CEmeter maka
akan didapat dua kemungkinanapakah T_Liq berada dalam rentang target atau tidak.
Bila T_liq tidak berada dalam rentangtarget maka dilakukan penambahan
komponen(unsur) yang bersangkutan atau pembuanganlogam cair dari furnace.
Apabila T_Liq berada dalam rentang targetmaka peyesuaian dilanjutkan untuk masing-
masing unsur yang ditetapkan dalam standarmaterial. Disini juga dilakukan
penambahandengan raw material untuk mencapai standar
komposisi yang telah ditetapkan. Pada algoritma ini terjadi iterasi untuk masing-
masingunsur. Apabila semua unsur yang disesuaikankomposisinya dengan rentang
target makaproses penyesuaian telah selesai dilakukandengan demikian komposisi
material ini telah sesuai dengan standar.

III PENUTUP
Kesimpulan
Dari pembahasan di atas kita tau bahwa penggunaan bahan yang tidak tepat akan
berujung pada rendahnya efiensi, gangguan pemakaian, rendahnya usia pakai, dan
kegagalan. Oleh karena itu perlu adanya pengujian material yang akan digunakan
sebelum diputuskan layak tidaknya matrial itu di pakai. Secara mekanik pengujian
yang dipakai harus dapat melihat sifat mekanik pada material tersebut. Dengan
menggunakan alat yang sudah ditentukan untuk pengujian komposisi bahan matrial
tersebut. Namun kita juga dapat memperhatikan pengujian secara fisik dan kimia.
Daftar pustaka
#Degarmo, Paul, Material And Process inManucaturing Process, Second Edition,McGraw-Hill, New Delhi,
1986.

#http://terasepter.blogspot.co.id/2013/11/pengujian-bahan.html

#http://www.sucofindo.co.id/2/25/30/pengujian-dan-analisa/210/pengujian-material-produk-
logam.html

Anda mungkin juga menyukai