Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH

BUDAYA DEMOKRASI
MENUJU MASYARAKAT MADANI

Nama Kelompok : 1. Aldila Ulima Widyatna


2. Faisa Nasywa Nabila
3. Irhamul Mamlu’ah
4. Meysha Citra Anita
5. Widya Dwi Ramadani

Kelas : XI MIPA 2 (KESEHATAN)


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mewujudkan masyarakat madani adalah membangun kota budaya


bukan sekedar merevitalisasikan adab dan tradisi masyarakat lokal, tetapi lebih
dari itu adalah membangun masyarakat yang berbudaya agamis sesuai
keyakinan individu, masyarakat berbudaya yang saling cinta dan kasih yang
menghargai nilai-nilai kemanusiaan

Ungkapan lisan dan tulisan tentang masyarakat madani semakin marak


akhir-akhir ini seiring dengan bergulirnya proses reformasi di Indonesia.
Proses ini ditandai dengan munculnya tuntutan kaum reformis untuk
mengganti Orde Baru yang berusaha mempertahankan tatanan masyarakat
yang status quo menjadi tatanan masyarakat yang madani. Untuk mewujudkan
masyarakat madani tidaklah semudah membalikan telapak tangan.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Budaya Demokrasi

Budaya demokrasi terdiri atas dua kata, yaitu budaya dan demokrasi.
Budaya berarti hasil kemampuan akal manusia dalam lingkungan
kehidupannya. Adapun pengertian demokrasi adalah keadaan negara yang
sistem pemerintahannya berkedaulatan rakyat. Artinya, kedaulatan dalam
pemerintahannya berada di tangan rakyat, kekuasaan tertinggi berada dalam
keputusan bersama rakyat, rakyat berkuasa, pemerintah rakyat, dan kekuasaan
oleh rakyat.

Berdasarkan asal katanya, budaya demokrasi mempunyai pengertian


kemampuan manusia yang berupa sikap dan kegiatan yang mencerminkan
nilai-nilai demokrasi seperti menghargai persamaan, kebebasan, dan peraturan.
Budaya demokrasi juga dapat dikatakan sebagai bentuk aplikasi atau
penerapan nilai-nilai yang terkandung dalam prinsip demokrasi itu sendiri.

B. Prinsip-prinsip Budaya Demokrasi

Negara demokrasi adalah Negara yang menjalankan prinsip-prinsip


demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan Negara.Dalam masyarakat
demokratis (pancasila),kebijakan pemerintahan ditentukkan secara bersama-
sama oleh rakyat, kekuasaan dibagi sedemikian rupa menurut system
pembagian kekuasaan dan hak-hak rakyat dilindungi dan dijamin
pelaksanaannya. Ada sembilan prinsip-prinsip budaya demokrasi yang kita
kenal yaitu sebagai berikut:
a. Pemerintahan yang terbuka dan bertanggung jawab, adalah
pemerintahan yang bersedia menyebarluaskan berbagai informasi yang
dibutuhkan masyarakat luas.
b. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang representatif, dalam
melaksanakan tugasnya DPR harus bertindak secara representative,
artinya benar-benar mewakili rakyat yang memilihnya.
c. Peradilan yang bebas dan merdeka, peradilan merupakan lembaga
yang menegakkan hukum. Negara demokrasi adalah Negara hukum,
yaitu adanya supremasi hukum dalam segala bidang.
d. Pers yang bebas, pers yang bebas dapat turut serta dalam mengawasi
jalannya pemerintahan, member masukkan atau kritik, dan penilaian
terhadap kebijakan yang dibuatnya.
e. Prinsip Negara hukum, Negara hukum berarti kekuasaan Negara
terikat pada hukum, namun bukan berarti Negara hukum sama dengan
Negara demokratis.
f. System dwipartai/ multipartai, system dwi partai adalah adanya dua
partai besar yang saling berkompetisi.
g. Pemilu yang demokratis, Negara demokrasi harus menjalankan pemilu
yang demokratis, yaitu pemilu yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1) Adanya pengakuan terhadap hak pilih universal, artinya semua
warga Negara diberi hak untuk memilih dan dipilih dalam pemilu.
2) Adanya keleluasaan untuk membentuk suatu tempat penampungan
aspirasi masyarakat yang beranekaragam.
3) Tersedia mekanisme rekruitmen politik bagi calon-calon wakil yang
demokratis.
4) Ada kebebasan memilih untuk mendiskusikan dan menentukkan
pilihan sehingga pemilih tidak dibawah ancaman atau tekanan dari
pihak manapun.
5) Ada keleluasaan bagi setiap kontestan untuk bersaing secara sehat
sehingga peluang kompetisi ini diberikan secara adil dan sama pada
semua tahapan pemilu.
6) Adanya komite atau panitia pemilihan yang independen, artinya
komite pemilu tidak boleh memihak dan tidak merekayasa hasil
akhir pemilu.
7) Penghitungan suara yang jujur.
8) Pemilu yang demokratis dan kompetitif membutuhkan birokrasi
yang netral dan tidak memihak, artinya birokrasi tidak boleh
menjadi perpanjangan tangan salah satu kekuataan politik yang ikut
dalam pemilu.
h. Prinsip mayoritas, adalah pengambilan keputusan oleh badan
perwakilan rakyat yang dilakukan secara kompromi, kesepakatan, dan
musyawarah.
i. Jaminan akan hak-hak dasar dan hak-hak minoritas, dalam Negara
demokrasi, setiap warga Negara dapat menikmati hak-hak dasar
mereka secara bebas. Hak-hak dasar warga Negara itu dijamin
sepenuhnya dalam konstitusi Negara.

C. Pengertian Masyarakat madani

a. Mun'im (1994) mendefinisikan istilah civil society sebagai seperangkat


gagasan etis yang mengejawantah dalam berbagai tatanan sosial, dan yang
paling penting dari gagasan ini adalah usahanya untuk menyelaraskan
berbagai konflik kepentingan antarindividu, masyarakat, dan negara.
b. Hefner menyatakan bahwa masyarakat madani adalah masyarakat modern
yang bercirikan demokratisasi dalam beriteraksi di masyarakat yang
semakin plural dan heterogen. Dalam keadan seperti ini masyarakat
diharapkan mampu mengorganisasi dirinya, dan tumbuh kesadaran diri
dalam mewujudkan peradaban. Mereka akhirnya mampu mengatasi dan
berpartisipasi dalam kondisi global, kompleks, penuh persaingan dan
perbedaan.
c. Mahasin (1995) menyatakan bahwa masyarakat madani sebagai
terjemahan bahasa Inggris, civil society. Kata civil society sebenarnya
berasal dari bahasa civitas dei yang artinya kota llahi dan society yang
berarti masyarakat. Dari kata civil akhirnya membentuk kata civilization
yang berarti peradaban. Oleh sebab itu, kata civil society dapat diartikan
sebagai komunitas masyarakat kota yakni masyarakat yang telah
berperadaban maju.
d. Istilah madani menurut Munawir (1997) sebenarnya berasal dari bahasa
Arab, madaniy. Kata madaniy berakar dari kata kerja madana yang berarti
mendiami, tinggal, atau membangun. Kemudian berubah istilah menjadi
madani yang artinya beradab, orang kota, orang sipil, dan yang bersifat
sipil atau perdata. Dengan demikian, istilah madaniy dalam bahasa
Arabnya mempunyai banyak arti. Konsep masyarakat madani menurut
Madjid (1997) kerapkali dipandang telah berjasa dalam menghadapi
rancangan kekuasaan otoriter dan menentang pemerintahan yang
sewenang-wenang di Amerika Latin, Eropa Selatan, dan Eropa Timur.
e. Hall (1998) mengemukakan bahwa masyarakat madani identik dengan
civil Society, artinya suatu ide, angan-angan, bayangan, cita-cita suatu
komunitas yang dapat terjewantahkan dalam kehidupan sosial. Pada
masyarakat madani pelaku social akan bepegang teguh pada peradaban
dan kemanusiaan.

Intinya, berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa


masyarakat madani pada prinsipnya memiliki multimakna atau bermakna
ganda yaitu demokratis, menjunjung tinggi etika dan moralitas, transparansi,
toleransi, berpotensi, aspiratif, bermotivasi, berpartisipasi, konsistensi,
memiliki perbandingan, komparasi, mampu berkoordinasi, simplifikasi,
sinkronisasi, integrasi, mengakui emansipasi, dan hak asasi, sederhana,namun
yang paling dominan adalah masyarakat yang demokratis. Dengan mengetahui
makna madani, maka istilah masyarakat madani secara mudah dapat difahami
sebagai masyarakat yang beradab, masyarakat sipil, dan masyarakat yang
tinggal di suatu kota atau berfaham masyarakat kota yang pluralistik.

D. Ciri-ciri Masyarakat Madani

Ciri utama masyarakat madani adalah demokrasi. Demokrasi memiliki


konsekuensi luas di antaranya menuntut kemampuan partisipasi masyarakat
dalam sistem politik dengan organisasi-organisasi politik yang independen
sehingga memungkinkan kontrol aktif dan efektif dari masyarakat terhadap
pemerintah dan pembangunan, dan sekaligus masyarakat sebagai pelaku
ekonomi pasar.

Karakteristik masyarakat madani adalah sebagai berikut :


a. Free public sphere (ruang publik yang bebas), yaitu masyarakat
memiliki akses penuh terhadap setiap kegiatan publik, mereka berhak
melakukan kegiatan secara merdeka dalam menyampaikan pendapat,
berserikat, berkumpul, serta mempublikasikan informasikan kepada
publik.
b. Demokratisasi, yaitu proses untuk menerapkan prinsip-prinsip
demokrasi sehingga muwujudkan masyarakat yang demokratis. Untuk
menumbuhkan demokratisasi dibutuhkan kesiapan anggota masyarakat
berupa kesadaran pribadi, kesetaraan, dan kemandirian serta
kemampuan untuk berperilaku demokratis kepada orang lain dan
menerima perlakuan demokratis dari orang lain.
c. Toleransi, yaitu kesediaan individu untuk menerima pandangan-
pandangan politik dan sikap sosial yang berbeda dalam masyarakat,
sikap saling menghargai dan menghormati pendapat serta aktivitas
yang dilakukan oleh orang/kelompok lain.
d. Pluralisme, yaitu sikap mengakui dan menerima kenyataan mayarakat
yang majemuk disertai dengan sikap tulus, bahwa kemajemukan
sebagai nilai positif dan merupakan rahmat dari Tuhan Yang Maha
Kuasa.
e. Keadilan sosial (social justice), yaitu keseimbangan dan pembagian
yang proporsiaonal antara hak dan kewajiban, serta tanggung jawab
individu terhadap lingkungannya.
f. Partisipasi sosial, yaitu partisipasi masyarakat yang benar-benar bersih
dari rekayasa, intimidasi, ataupun intervensi penguasa/pihak lain,
sehingga masyarakat memiliki kedewasaan dan kemandirian berpolitik
yang bertanggungjawab.
g. Supremasi hukum, yaitu upaya untuk memberikan jaminan terciptanya
keadilan. Keadilan harus diposisikan secara netral, artinya setiap orang
memiliki kedudukan dan perlakuan hukum yang sama tanpa kecuali.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Masyarakat madani dipahami sebagai kemandirian aktivitas warga masyarakat


madani sebagai "area tempat berbagai gerakan sosial" (seperti himpunan
ketetanggaan, kelompok wanita, kelompok keagamaan, dan kelompok intelektual)
serta organisasi sipil dari semua kelas (seperti ahli hukum, wartawan, serikat buruh
dan usahawan) berusaha menyatakan diri mereka dalam suatu himpunan, sehingga
mereka dapat mengekspresikan diri mereka sendiri dan memajukkan berbagai
kepentingan mereka. Masyarakat madani juga harus mempunyai pilar-pilar penegak,
karena berfungsi sebagai mengkritisi kebijakan-kebijakan penguasa yang
diskriminatif serta mampu memperjuangkan aspirasi masyarakat yang tertindas.
Berkembangnya masyarakat madani di Indonesiadiawali dengan kasus-kasus
pelanggaran HAM dan pengekangan kebebasan berpendapat, berserikat, dan
kebebasan untuk mengeluarkan pendapat dimuka umum kemudian dilanjutkan dengan
munculnya berbagai lembaga-lembaga pemerintah mempunyai kekuatan dan bagian
darisosial kontrol.

Anda mungkin juga menyukai