Anda di halaman 1dari 9

BAB III

TATALAKSANA PENYAKIT DIARE

A. Pembagian Diare
1. Diare Pada Anak
a. Diare Akut
Buang air besar yang frekuensinya lebih sering dari biasanya (pada
umumnya 3 kali atau lebih) perhari dengan konsistensi cair dan
berlangsung kurang dari 7 hari.
1) Etiologi
Secara klinis penyebab diare akut dibagi dalam 4 kelompok yaitu
infeksi, malabsorbsi, keracunan makanan dan diare terkait
penggunaan antibiotika.
Infeksi dapat disebabkan oleh bakteri, virus, fungi, parasit (protozoa,
cacing). Dari berbagai penyebab tersebut, yang sering ditemukan
adalah diare yang disebabkan oleh infeksi virus.
2) Patofisiologi
a) Diare Sekretorik
Disebabkan oleh sekresi air dan elektrolit ke dalam usus halus
yang terjadi akibat gangguan absorpsi natrium oleh vilus saluran
cerna, sedangkan sekresi klorida tetap berlangsung atau
meningkat. Keadaan ini menyebabkan air dan elektrolit keluar dari
tubuh sebagai tinja cair.
Diare sekretorik ditemukan pada diare yang disebabkan oleh
infeksi bakteri akibat rangsangan pada mukosa usus oleh toksin,
misalnya toksin E.coli atau V.cholera 01.
b) Diare Osmotik
Mukosa usus halus adalah epitel berpori yang dapat dilalui oleh air
dan elektrolit dengan cepat untuk mempertahankan tekanan
osmotik antara lumen usus dan cairan intrasel. Oleh karena itu, bila
di lumen usus terdapat bahan yang secara osmotik aktif dan sulit
diserap akan menyebabkan diare.

b. Diare Bermasalah
Diare bermasalah terdiri dari disentri, diare berkepanjangan (prolonged
diarrhea), diare persisten/ kronik dan diare dengan gizi buruk (malnutrisi) serta
diare dengan penyakit penyerta.

2. Diare Pada Pelancong (Traveller’s Diarrhea)


Diare pada pelancong adalah penyakit diare yang sering ditemukan pada orang
yang melaksanakan perjalanan ke tempat yang baru. Angka serangan (attack rate)
40-60% pengunjung dari negara maju ke negara berkembang akan menderita
diare.

Pembagian wilayah menurut risiko terkena diare pada pelancong dapat dibagi
dalam :
■ Low Risk (< 10%) -> Eropa Timur,Australia dan New Zealand, United States,
Canada, Singapura dan Jepang.
■ Moderate Risk (10-20%) -> Pulau Caribbean, Afrika Selatan, negara-negara
yang berbatasan laut Mediteranean termasuk Israel.
■ High Risk (> 30%) -> Asia (kecuali Singapura), Afrika (kecuali Afrika selatan),
Amerika Selatan. Amerika Tengah dan Mexico.

B. Prinsip Tatalaksana Penderita Diare


Prinsip tataiaksana penderita diare pada anak adalah Lintas Diare (Lima Langkah
Tuntaskan Diare), yang terdiri atas :
1) Oralit Osmolaritas Rendah
Mencegah terjadinya dehidrasi dapat dilakukan mulai dari rumah dengan
memberikan Oralit. Bila tidak tersedia, berikan lebih banyak cairan rumah
tangga yang mempunyai osmolaritas rendah yang dianjurkan seperti air tajin,
kuah sayur, kuah sup, sari buah, air teh dan air matang.
Macam cairan yang digunakan bergantung pada:
a) Kebiasaan setempat dalam mengobati diare
b) Tersedianya cairan/sari makanan yang cocok
c) Jangkauan pelayanan kesehatan

Bila terjadi dehidrasi (terutama pada anak), penderita harus segera dibawa ke
petugas kesehatan atau sarana kesehatan untuk mendapatkan terapi rehidrasi
yang cepat dan tepat.

2) Zinc
Di negara berkembang, umumnya anak sudah mengalami defisiensi Zinc. Bila
anak diare akan kehilangan Zinc bersama tinja, menyebabkan defisiensi
menjadi lebih berat.
Zinc diberikan pada setiap diare dengan dosis:
■<6 bulan diberikan 10 mg (H tablet) Zinc per hari.
■>6 bulan diberikan 1 tablet zinc 20 mg.
Pemberian Zinc diteruskan sampai 10 hari, walaupun diare sudah membaik.
Hal ini dimaksudkan untuk mencegah kejadian diare selanjutnva selama 3
bulan ke depan.

3) Pemberian ASI/Makanan
Pemberian makanan selama diare bertujuan untuk memberikan gizi pada
penderita terutama pada anak agar tetap kuat dan tumbuh serta mencegah
berkurangnya berat badan. Anak yang masih minum ASI harus lebih sering diberi
ASI. Anak yang minum susu formula diberikan lebih sering dari biasanya.
Anak usia 6 bulan atau lebih termasuk bayi yang telah mendapat makanan padat
harus diberikan makanan yang mudah dicerna sedikit demi sedikit tetapi sering.
Setelah diare berhenti, pemberian makanan ekstra diteruskan selama 2 rninggu
untuk membantu pemulihan berat badan anak.
4) Pemberian Antibiotika hanya atas indikasi
Antibiotik tidak boleh digunakan secara rutin karena kecilnya kejadian diare yang
memerlukannya (8,4%). Antibiotik hanya bermanfaat pada anak dengan diare
berdarah (sebagian besar karena shigellosis), suspek kolera, dan infeksi-infeksi
di luar saluran pencernaan yang berat, seperti pneumonia.
Obat-obatan ianti-diarei tidak boleh diberikan pada anak yang menderita diare
karena terbukti tidak bermanfaat. Obat anti muntah tidak dianjurkan kecuali
muntah berat. Obat- obatan ini tidak mencegah dehidrasi ataupun meningkatkan
status gizi anak. Obat antiprotozoa digunakan bila terbukti diare disebabkan oleh
parasit (amuba, giardia).

5) Pemberian Nasihat
Ibu atau keluarga yang berhubungan erat dengan balita harus diberi nasihat
tentang :
a) Cara memberikan cairan (Oralit) dan obat Zinc di rumah.
b) Kapan harus membawa kembali balita ke petugas kesehatan :
■ Diare lebih sering
■ Muntah berulang
■ Sangat haus
■ Makan atau minum sedikit

C. Penentuan Diagnosis Diare


1. Anak
a. Riwayat Penyakit
 Berapa hari anak diare?
 Berapa kali diare dalam sehari?
 Adakah darah dalam tinja?
 Apakah ada muntah? Berapa kali ?
 Apakah ada demam?
 Makanan apa yang diberikan sebelum diare? Jenis makanan dan
 minuman apa yang diberikan selama sakit?
 Obat apa yang sudah diberikan?
 Imunisasi apa saja yang sudah didapat?
 Apakah ada keluhan lain?
b. Menilai derajat dehidrasi

D. Pengobatan
1. Diare Akut Pada Anak
Menentukan Rencana Pengobatan
Berdasarkan hasil penilaian derajat dehidrasi gunakan Bagan Rencana
Pengobatan yang sesuai :
a. Rencana Terapi A untuk penderita diare Tanpa Dehidrasi di rumah.
b. Rencana Terapi B untuk penderita diare dengan Dehidrasi Rirlgan/Sedang
(tidak berat) di Sarana Kesehatan untuk diberikan pengobatan dan
pemantauan selama 3 jam.
c. Rencana Terapi C untuk penderita diare dengan Dehidrasi Berat di Sarana
Kesehatan untuk pemberian cairan rehidrasi Intra Vena

2. Tatalaksana Penderita Diare Dewasa


1. Terapi Cairan
a. Derajat Dehidrasi
Pada dewasa perlu ditentukan tingkat dehidrasi :
(1) Tanpa dehidrasi, ciri utama adalah timbulnya rasa haus.
(2) Ringan
(3) Sedang
(4) Berat

b. Jenis cairan
Semua diare dimulai dengan pemberian ORALIT atau
dimulai dengan cairan rumah tangga (air matang, air tajin.air kelapa. kuah
savur)
Komposisi ORALIT terdiri dari:
■Natrium klorida
■Natrium bikarbonat
■Kalium klorida
■Glukosa

Cairan tersebut diatas tersedia dalam kemasan sachet (ORALIT 200 ml).
Pada penderita yang memerlukan pemberian cairan secara intra vena
diberikan cairan Ringer lactat atau Ringer asetat.

c. Jumlah Cairan
Jumlah cairan yang diberikan harus sesuai dengan jumlah cairan yang
dikeluarkan dengan menggunakan Skor Daldiyono (lihat tabel 4)atau
perkiraan klinis :
 Tanpa dehidrasi: ORALIT
 Dehidrasi Ringan: ORALIT
 Dehidrasi Sedang: ORALIT dan Cairan Infus
 Dehidrdasi Berat: Cairan Infus dan ORALIT

d. Cara Pemberian
Kehilangan cairan sesuai perhitungan diberikan dalam 2 jam pertama,
selanjutnya diberikan cairan dosis pemeliharaan (1500 cc - 2000 cc per 24
jam) ditambah kehilangan cairan baru.

Catatan :
Dalam keadaan dimana cairan infus tidak bisa diberikan, dianjurkan
pemberian cairan dengan sonde lambung secukupnya sampai infus bisa
terpasang. Untuk pasien rawat jalan diberikan 10 bungkus ORALIT.
 2,6 gram/L
 2,9 gram/L
 1.5 gram/L
 13.5 gram/L
 75 mmol/L
 65 mmol/L
 75 mmol/L
 20 mmol/L
 10 mmol/L

e. Monitoring dan Rujukan


Selama terapi dengan pemberian infuse pasien harus dimonitor baik
secara klinis maupun laboratorium. Monitoring meliputi:
1. Diuresis
2. Tanda vital
3. Intake dan output cairan
4. Pasien dengan dehidrasi berat atau syok perlu dimonitor, ureum
kreatinin dan elektrolit
5. Pasien yang ditangani di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer, yang
menunjukkan tanda over hidrasi, harus diberikan diuretika intravena
kemudian dirujuk untuk penanganan lebih lanjut.

f. Tatalaksana diare kronik


1. Pasien dengan diare kronik pada orang dewasa dilakukan pemeriksaan
feses.Bila terdapat Amoebiasis, langsung diberikan Metronidazol 3x500
mg selama 7nl0 hari.
2. Apabila terdapat Amoebiasis berulang, maka rujuk untuk evaluasi lebih
lanjut dengan pemeriksaan endoskopi.
3. Bila Amoeba tidak ditemukan, maka dirujuk ke rumah sakit.

g. Faktor risiko
Sebagian besar penderita HIV mempunyai presentasi klinis berupa diare
kronis. Oleh sebab itu pada-pasien dengan diare kronis perlu dilakukan
skrining untuk HIV.
Riwayat kanker pada keluarga juga perlu ditanyakan. Ranker kolorektal
menimbulkan keluhan diare kronis yang kadang-kadairg disertai dengan
amoebiasis berulang.
2. Diare Pada Pelancong (Traveller’s Diarrhea)
a. Tatalaksana Diare Pada Pelancong
1. Mencegah dan mengatasi dehidrasi dengan ORALIT.
2. Pemberian antibiotik dengan Siprofloksasin 2 x 500 mg selama 1 sampai 2
hari. Alternatif lain bila terdapat kontra indikasi, pilihan antibiotik adalah
Kotrimoksasol, Amoksisilin, Azitromisin.
3. Terapi simtomatik, dapat diberikan loperamid (diberikan pada diare berat)
dengan jangka waktu pendek.Harap diperhatikan efek samping loperamid
terjadi ileus paralitik yang akan memperburuk keadaan. Penggunaan
loperamid dihentikan apabila setelah 48 jam gejala menetap.
4. Pengaturan makanan dengan makanan lunak rendah serat.
b. Komunikasi dan edukasi
Meyakinkan penderita:
1. Bahwa ORALIT merupakan hal paling penting dalam pencegahan dan
pengobatan dehidrasi.
2. Menerapkan cuci tangan pakai sabun.
3. Bahwa diare tidak perlu dihentikan dengan segera.
4. Bila diare makin berat dalam 48 jam maka segera ke unit gawat darurat di
rumah sakit.

3. Rujukan
a) Anak
Rujukan dilakukan pada :
1. Dehidrasi tidak berat, tetapi muntah profuse.
2. Diare akut dengan dehidrasi berat.
3. Disentri dengan faktor risiko menjadi berat merupakan indikasi rawat inap
antara lain dengan gangguan gizi berat, umur kurang dari dari satu tahun,
menderita campak pada enam bulan terakhir, disentri disertai dehidrasi
berat dan disentri dengan komplikasi.
4. Diare persisten pada bayi muda yang berumur kurang dari 2 bulan,
mengalami dehidrasi, menderita infeksi berat, penderita diperkirakan tidak
akan dapat mengkonsumsi makanan sesuai dengan jenls, bentuk dan
jumlah yang direkomendasikan.
5. Diare bermasalah lainnya seperti diare dengan gizi buruk, diare dengan penyakit
Penyerta.

b) Dewasa
Selama pemberian infus, pasien harus dipantau secara klinis dan laboratoris,
meliputi:
1. Bila diare memburuk dalam 48 jam, segera ke unit gawat darurat/rumah sakit.
2. Pasien dengan dehidrasi berat atau syok perlu dipantau ureum , keratin
dan elektrolit .
3. Pasien yang ditangani di fasilitas pelayanan primer dan menunjukkan tanda
over hidrasi, harus diberikan diuretik intravena kemudian dirujuk
untuk penanganan lebih lanjut.
4. Pasien yang ditangani di fasilitas pelayanan kesehatan primer dan
menunjukkan gagal ginjal akut karena syok atau komplikasi gangguan
elektrolit, harus dirujuk untuk penanganan lebih lanjut.

Anda mungkin juga menyukai