Anda di halaman 1dari 44

Proyek Kejuruan

PEMBIBITAN KELAPA SAWIT (Elaeis gueneensis Jacq.)


MENGGUNAKAN TEKNIK DUA TAHAP

Disusun Oleh

Reza Novrianda Nasution 4758


M.Syahrizal 4639
Rehan Novaldi Oppier 4750
Bintang M.P Simangunsong 4499
Tio Sangra 4814

PROGRAM KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN

SMKN PERTANIAN TERPADU PROVINSI RIAU

PEKANBARU

2023

LEMBAR PENGESAHAN

1
PEMBIBITAN KELAPA SAWIT (Elaeis gueneensis Jacq.)
MENGGUNAKAN TEKNIK DUA TAHAP

Penyusun

Reza Novrianda Nasution 4758


M.Syahrizal 4639
Rehan Novaldi Oppier 4750
Bintang M.P simangunsong 4499
Tio Sangra 4814

Laporan proyek ini telah disetujui dan disahkan untuk dilaksanakan sebagai proyek
akhir kejuruan Program Keahlian Pemuliaan Tanaman dan Pembenihan Tanaman SMKN
Pertanian Terpadu Provinsi Riau tahun 2023.

Disahkan di : Pekanbaru
Pada Tanggal : 3 April 2023

Mengetahui
Kepala SMKN Pertanian Terpadu Pembimbing
Provinsi Riau

H.Raimon,M.Pd NURMIAH LUBIS


NIP 19650919 198903 1 006 NIP198311032009032002

KATA PENGANTAR

2
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan proyek ini. Laporan
proyek ini merupakan rancangan kegiatan tugas akhir proyek kejuruan pada Program
Keahlian Pemulian Tanaman dan Benih, sebagai salah satu syarat menuntaskan studi di
SMKN Pertanian Terpadu Provinsi Riau.
Penulis menghaturkan terimakasih yang tak terhingga atas dukungan berbagai pihak
sehingga laporan proyek kejuruan ini dapat diselesaikan. Penulis menyadari laporan proyek
ini masih jauh dari kata sempurna. Masih terdapat kesalahan dan kekurangan disana-sini.
untuk itu penulis mengaharapkan pencerahan, kritik dan saran dari pembimbing serta
bapak/ibu guru.
Terakhir penulis berharap laporan ini akan memberi manfaat bagi pembaca dan
berkontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan.

Pekanbaru, 3 April 2023

Penulis

PEMBIBITAN KELAPA SAWIT (Elaeis gueneensis Jacq.)


MENGGUNAKAN TEKNIK DUA TAHAP

3
Reza novrianda nasution,Muhammad syahrizal,bintang m.p simangunsongt, Rehan novaldi
oppier, Tio sangra.

Abstrak
Tujuan Kegiatan Proyek Usaha pembibitan kelapa sawit sangat tergantung dari
proses yang dilakukan mulai dari pemlihan tempat, pengolahan tempat, persiapan media
tanam, penanaman kecambah dan sampai ke pemeliharaan bibit. Pembibitan dilakukan
dengan teknik double stage atau dua tahap. Tahap yang pertama adalah pre nursery atau
pembibitan awal yang di mana media tanam yang di gunakan adalah polybag kecil dan
menggunakan naungan sebagai pelindung dari sinar matahari dan tahap yang kedua
adalah main nursery atau pembibitan awal yang akan di pindah ke polybag yang lebih
besar akan tetapi main nursery tidak lagi menggunakan naungan karena bibit sudah
membutuhkan sinar matahari lebih. Oleh karena itu proyek pembibitan kelapa sawit yang
di lakukan harus maksimal dan Kegiatan proyek ini dilaksanakan di SMKN Pertanian
Terpadu Provinsi Riau pada Januari-Februari 2023.Kegiatan ini dilaksanakan oleh tim
yang berjumlah 5 orang, terdiri atas empat siswa dan satu siswi Alat dan bahan yang
digunakan dalam kegiatan proyek ini adalah: cangkul, parang, angkong, auger 2 buah,
ayakan tanah, nampan, baby polybag ukuran 14x23, big polybag ukuran 50x40, gembor
(alat siram), tali rapia satu gulung, dan kecambah

bersertifikat. Kata kunci: pembibitan pre nursery, dan main nursery

4
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN................................................................................................... 2
KATA PENGANTAR........................................................................................................... 3
ABSTRACT........................................................................................................................... 4
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... 5
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................................................... 7
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................... 8
1.3 Tujuan Penelitian....................................................................................................... 8
1.4 Manfaat Penelitian..................................................................................................... 8
1.5 Wktu Dan Tempat...................................................................................................... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kelapa Sawit.............................................................................................................. 9
2.1 Pembibitan Kelapa Sawit........................................................................................... 10
2.2.1.Pre Nursery........................................................................................................ 11
2.2.2 Main Nursery..................................................................................................... 15

BAB III METODOLOGI


3.1 Waktu dan Tempat...................................................................................................... 19
3.2 Alat dan Bahan............................................................................................................ 19
3.3 Jadwal.......................................................................................................................... 20
3.4 SOP (Standar OperasionalProsedur............................................................................ 20
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.Hasil................................................................................................................................. 25
4.1.1.Kendala.................................................................................................................... 25
4.1.2.Kendala..................................................................................................................... 26
4.2.Pembahasan...................................................................................................................... 26
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................ 42
LAMPIRAN........................................................................................................................... 43

5
DAFTAR TABEL

Gambar.4.1.1: Tabel Kegiatan Proyek................................................................................... 25


Gambar 4.3.1.:Tabel Alat....................................................................................................... 38
Gambar.4.3.2.:Tabel Bahan................................................................................................... 38
Gambar4.3.3: Tabel Upah Kerja............................................................................................ 39

6
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Kelapa sawit merupakan komoditas perdagangan
yang sangat menjanjikan, karena dapat digunakan bahan baku untuk minyak goreng,
mentega, sabun, kosmetik, dan obat-obatan.Tingginya peranan kelapa sawit dalam
perekonomian Indonesia, telah mendorong pihak pemerintah dan swasta berlomba-lomba
untuk berperan dalam pengembangan kelapa sawit. Hal ini ditunjukkan dengan
perkembangan luas areal perkebunan kelapasawit di Indonesia.Pembibitan merupakan
langkah kunci keberhasilan dalam budidaya kelapa sawit.Pembibitan kelapa sawit yang
baik dan sesuai dengan standar akan memudahkan pencapaian yang optimum dalam
budidaya kelapa sawit (Lubis, 2008).
Pembibitan merupakan awal kegiatan lapangan yang harus dimulai paling lambat satu
tahunsebelum penanaman di lapangan. Tujuan pembibitan kelapa sawit adalah
untukmenghasilkan bibit berkualitas tinggi yang harus tersedia pada saat penyiapan lahan
tanam telah selesai. Pembibitan yang dikelola secara baik akan menghasilkan bibityang
baik serta jumlah yang memadai untuk penanaman di lapangan. Hal ini dikarenakan bibit
akan tumbuh dan bertahan kira-kira setahun lamanya pada lahantersebut (Hartley, 1987).
Pembibitan memberikan kontribusi yang nyata terhadap pertumbuhan dan perkembangan
tanaman. Pembibitan diperlukan karena tanaman kelapa sawit memerlukan perhatian yang
tetap dan terus menerus pada umur 1sampai 1,5 tahun pertama. Produksi awal di lapangan
berkolerasi positif dengan luas daun pada periode Tanaman Belum Menghasilkan (TBM),
suatu keadaan yang sangat ditentukan oleh keadaan pembibitan yang baik ( Pahan, 2008).
Pembibitan kelapa sawit dilakukan di polybag dengan 2 fase pembibitan, yakni Pre nursery
(pembibitan awal) dan Main nursery (pembibitan utama). Pembibitan awal bertujuan untuk
mendederkan benih yang telah berkecambah dalam polybag kecil,sedangkan pembibitan
utama merupakan pembibitan lanjutan bibit kelapa sawit yang sudah berumur 3 bulan dari
pembibitan yang sudah diseleksi. Seleksi sangat penting dilakukan untuk mendapatkan
bibit yang sehat dengan pertumbuhan yang normal (Lubis, 1992).

7
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat diidentifikasikan permasalahan antara lain :
1) Bagaimana cara pelaksanaan teknik pembibitan Dua tahap kelapa sawit di pre
nursery.
2) Bagaimana cara pelaksanaan teknik pembibitan dua tahap kelapa sawit di main
nursery.
1.3.Tujuan Penelitian
1) Untuk mengetahui cara pelaksanaan teknik pembibitan dua tahap kelapa sawit di
pre nursery.

2) Untuk mengetahui cara pelaksanaaan teknik pembibitan dua tahap kelapa sawit
di main nursery.
1.4.Manfaat Kegiatan Proyek

1. Bagi Siswa
Dapat menambah wawasan mengenai pembibitan kelapa sawit.
2. Bagi Sekolah
Dapat memacu siswa untuk bersaing di dalam proyek yang telah di tentukan.
1.5. Waktu dan Tempat

Waktu : 21 Januari 2023 – 10 April 2023


Tempat : SMKN Pertanian Terpadu Provinsi Riau

8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Kelapa Sawit
Kelapa sawit (elaeis guineensis) menurut para ahli secara umum berasal dari
Afrika. Disamping itu ada pula para ahli yang berpendapat bahwa kelapa sawit terbentuk
pada saat Amerika Selatan masih menyatu dengan Afrika, sebelum terjadinya pergeseran
benua (continental drift). Selanjutnya produk kelapa sawit dapat dikelompokkan menjadi
makanan (oleofood/oleo makanan), bahan nonmakanan (oleochemical/oleokimia), bahan
kosmetika dan farmasi (cosmetics & pharmacy) (Mangoensoekarjo, 2005).

Perkebunan kelapa sawit di Indonesia dikembangkan sejak tahun 1911 dimana


pada awalnya dikembangkan di pulau Sumatera, karena kecocokan agroklimat. Namun saat
ini perkebunan kelapa sawit sudah tersebar luas di pulau Sumatera, sebagian Jawa bagian
barat, Kalimantan, Sulawesi dan Irian Jaya. Pada tahun 2014 luas areal kelapa sawit
mencapai 10,9 juta hektar. Perkebunan tersebut dimiliki dan dikelola oleh negara, swasta,
dan perkebunan rakyat, dimana pihak swasta memiliki 51,62% dari total luas perkebunan
kelapa sawit di Indonesia sedangkan perkebunan rakyat memiliki 41,55% sementara
perkebunan negara (BUMN/PTPN) hanya 6,83% . Dengan demikian perusahaan swasta
menjadi penentu dalam perkembangan perkebunan kelapa sawit di Indonesia (Kementerian
Pertanian, 2014).

Kelapa sawit adalah sumber minyak nabati terbesar yang dibutuhkan oleh banyak
industri di dunia. Sebanyak 85% lebih pasar dunia kelapa sawit dikuasai oleh Indonesia dan
Malaysia. Indonesia merupakan produsen kelapa sawit terbesar di dunia, dimana 43% dari
total produksi CPO (Crude Palm Oil) dunia di pasok oleh Indonesia. Pertumbuhan produksi
kelapa sawit Indonesia cukup singnifikan mencapai 7,8% per tahun melampaui Malaysia
yang hanya tumbuh dengan angka 4,2% (Masterplan Percepatan dan Perluasan
Pembangunan Ekonomi Indonesia / MP3EI, 2011). Pada tahun 2014 total produksi kelapa
sawit Indonesia mencapai 31,5 juta ton, dimana 30% dari total produksi diserap oleh pasar
dalam negeri dan sekitar 22 juta ton untuk pasar luar negeri (ekspor) (Gabungan Asosiasi
Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia/GAPKI, 2014).

9
Menurut Setyamidjaja, 2006, Kelapa sawit memiliki tiga tipe benih berdasarkan tebal
tipisnya cangkang yaitu dura, pisifera, dan tenera

 Tipe Dura (D) memiliki ciri-ciri daging buah tipis, cangkang tebal (2-8 mm), inti besar
dan tidak terdapat cincin serabut. Persentase daging buah 35-60% dengan rendemen
minyak 17-18%.
 Tipe Pisifera (P) memiliki ciri-ciri daging buahnya tebal, tidak mempunyai cangkang,
tetapi terdapat cincin serabut yang mengelilingi inti. Intinya kecil sekali bila
dibandingkan dengan tipe Dura ataupun Tenera. Perbandingan daging buah terhadap
buahnya tinggi dan kandungan minyaknya tinggi.
 Tipe Tenera (T) merupakan hasil persilangan antara tipe Dura dan Pisifera. Sifat tipe
Tenera merupakan kombinasi sifat khas dari kedua induknya. Varietas ini mempunyai
tebal cangkang 0.5-4 mm, mempunyai cincin serabut walaupun tidak sebanyak Psifera,
sedangkan intinya kecil. Persentase daging buah 60-90% dengan rendemen 22-24%

2.2.Pembibitan Kelapa Sawit


Pembibitan merukan langkah awal dari seluruh rangkaian kegiatan budidaya kelapa
sawit, yang sangat menentukan keberhasilan pertanaman. Melalui tahap pembibitan
diharapkan akan menghasil bibit yang baik dan berkualitas. Bibit kelapa sawit yang baik
adalah bibit yang memiliki kekuatan dan penampilan tumbuh yang optimal serta
berkemampuan dalam menghadapi kondisi cekaman lingkungan saat pelaksanaan trans
planting. Untuk menghasilkan bibit yang baik dan berkualitas diperlukan pengolahan yang
intensif selama tahap pembibitan. Dalam pengelolaan pembibitan diperlukan pedoman
kerja yang dapat menjadi acuan sekaligus kontrol selama pelaksanaan dilapangan (Sulistyo
dkk, 2010).

Sistem pembibitan yang banyak dipakai sekarang adalah pembibitan satu


tahap (single stage nursery) atau dua tahap (double stage nursery). Pada sistem satu
tahap Kecambah langsung ditanam di dalam kantong plastik besar. Sedangkan pada
pembibitan dua tahap Kecambah ditanam dan dipelihara dulu dalam kantong plastik kecil
selama 3 bulan, yang disebut juga tahap pembibitan pendahuluan (pre nursery),
selanjutnya dipindah pada kantong plastik besar selama 9 bulan. Tahap terakhir ini

10
disebut juga sebagai pembibitan utama (main nursery) (Mangoensoekarjo dan
Semangun, 2008 dalam Jefry, 2016).

2.2.1.Pre Nursery
Pembibitan awal (pre nursery) merupakan tempat kecambah kelapa sawit
(germinated seeds) ditanam dan dipelihara hingga umur tiga bulan. Selanjutnya, bibit
tersebut akan dipindahkan ke pembibitan utama(main nursery). Pembitan pre nursery
dilakukan selama 2-3 bulan, sedangkan pembibitan main nursery selama 10 - 12 bulan.
Bibit akan siap tanam pada umur 12-14 bulan (3 bulan di pre nursery dan 9-11 bulan di
main nursery). 9 Beberapa pertimbangan yang harus diintegraskan dalam rencana
pembibitan (Sunarko, 2009)
1.Kecambah Kelapa Sawit
Perkecambahan dimulai dari pengambilan air, penyerapan, diikuti dengan
proses metabolisme dalam benih yang menyebabkan pembesaran embrio dan
tumbuh menjadi kecambah (Schmidt,2002). Kelapa sawit berkembang biak
dengan biji dan akan berkecambah untuk selanjutnya tumbuh menjadi tanaman.
Kecambah kelapa sawit berasal dari embrio yang keluar dari kulit biji akan
berkembang ke dua arah. Arah tegak lurus ke atas (phototrophy) disebut plumula
yang selanjutnya akan menjadi batang dan daun kelapa sawit. Arah tegak lurus
ke bawah (geotrophy) disebut radikula yang selanjutnya akan menjadi akar.
Plumula akan muncul setelah radikula tumbuh sekitar satu sentimeter
(Sunarko,2009).
Kriteria kecambah normal kelapa sawit yang digunakan PPKS adalah kecambah
tumbuh sempurna, plumula dan radikula sudah dapat dibedakan, plumula dan radikula
tampak segar, kecambah tidak berjamur serta panjang plumula dan radikula
masingmasing maksimum 2 cm. Kriteria kecambah abnormal adalah tumbuh
membengkok, plumula dan radikula tumbuh searah, layu dan berjamur (Kurnila,2009).
Menurut IOPRI, Kecambah Kelapa Sawit Varietas Unggul sebagai berikut :
 Varietas DyP Sungai Pancur ( Dumpy )
Varietas DyP Sungai Pancur I atau yang lebih dikenal sebagai
Varietas Dumpy merupakan varietas kelapa sawit dengan keunggulan
spesifik laju pertumbuhan meninggi lambat (40-50 cm/tahun) dan rerata

11
bobot tandan yang tinggi. Dengan karakter pertumbuhan yang lambat,
varietas Dumpy mampu mencapai umur produksi hingga 30 tahun, lebih
lama dari varietas lain. Selain pertumbuhan meninggi yang lambat, Dumpy
juga memiliki keragaan batang yang relatif besar, sehingga cocok ditanam
di lahan pasang surut untuk mengurangi potensi rebah.
Varietas Dumpy merupakan hasil persilangan antara Dura Dumpy dan Pisifera
turunan SP540T. Dura Dumpy merupakan mutan dari Dura Deli yang diintroduksi
dari Elmina, Malaysia pada 1956 dan hanya dimiliki oleh Pusat Penelitian Kelapa
Sawit (PPKS). Varietas DyP SP I dirilis pada 1984 berdasarkan Surat Keputusan
Menteri Pertanian No. 384/Kpts/TP.204/4/1984.
 Varietas DxP Simalungun
Varietas DxP Simalungun merupakan hasil perbaikan dan
rekombinasi dari tetua-tetua terbaik pada program pemuliaan Reciprocal
Recurrent Selection (RRS) siklus pertama. Sebagai material induk
digunakan dura-dura Deli terbaik, sedangkan untuk tetua bapak, digunakan
pisifera keturunan SP540T murni. Varietas DxP Simalungun dirilis pada 14
Februari 2003 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.
137/Kpts/TP.240/2/2003
2.Persiapan Media Tanam
Media tanaman yang baik harus dapat menyediakan air, oksigen dan unsur
hara dalam jumlah dan keseimbangan yang menguntungkan guna menjamin proses
pertumbuhan bibit kelapa sawit yang baik ( Sadjad 1986 ). Media tanam yang
umum nya digunakan dalam pembibitan kelapa sawit adalah pupuk kendang dan
tanah dengan perbandingan 1:3 ( Lingga 1994 ).
Media tanah yang digunakan yaitu tanah lapisan atas (top soil), gembur,
subur dan bebas dari ganoderma. Tanah bebas ganoderma dapat dilihat dari
penampakan baris pohon yang masih penuh dan rapat. Pohon sawit yang tumbang,
mengindikasikan bahwa tanah sebagai tempat tumbuh telah terserang ganoderma
sehingga tanah tersebut tidak dapat digunakan sebagai media tanah. Menurut
Sastrosayono (2008), pre nursery dapat dilakukan pada bendengan dengan tinggi

12
hingga 35 cm atau bibit ditanam dalam polybag dengan media tanah yang berasal
dari top soil yang sudah dibersihkan.
3.Penyiraman
Penyiraman Pembibitan Air merupakan salah satu faktor yang sangat penting
bagi kehidupan tanaman. Tidak heran bila keberadaannya sangat berpengaruh
terhadap jenis - jenis tanaman yang hidup disuatu tempat. Didaerah yang
mempunyai curah hujan yang tinggi, kita akan menentukan tanaman - tanaman
yang banyak memerlukan air, sedangkan didaerah - daerah yang curah hujannya
rendah akan banyak kita jumpai tanaman - tanaman yang kekeringan. (Najiyati S
dan Danarti, 1988).
Bibit kelapa sawit membutuhkan air untuk kelangsungan hidupnya.
Penyiraman bibit dilakukan dua kali sehari, kecuali apabila jatuh hujan lebih dari 7
- 8 mm pada hari itu. Air untuk menyiram bibit harus bersih. Cara menyiramnya
harus dengan semprotan halus agar bibit dalam polybag tidak rusak dan tanah
tempat tumbuhnya tidak padat. Kebutuhan air siraman ± 2 liter / polybag / hari atau
disesuaikan dengan umur bibit. Jangan sampai lupa menyiram bibit, karena jika
terlambat, bibit bisa layu dan akhirnya mati.
4.Pemupukan
Menurut hasil penelitian Ebet, dkk (2015) perlakuan pemberian pupuk NPK
berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun. Adanya pengaruh
nyata terhadap tinggi dan jumlah daun ini diduga karena adanya unsur hara
essensial seperti N, P dan K yang terkandung di dalam pupuk yang digunakan yang
berguna untuk pertumbuhan tanaman. Namun apabila diberikan dalam jumlah yang
berlebihan akan menghambat pertumbuhan tanaman tersebut. Hal ini sesuai dengan
pendapat Lubis (2008) bahwa pemberian pupuk pada bibit sangat jelas memberikan
pengaruh terhadap pertumbuhan namun jika pemberian berlebihan akan
berpengaruh menekan pertumbuhan. Pengaruh yang tidak nyata terhadap
pertumbuhan bibit disebabkan karena media tanam yang dipakai memiliki tingkat
kesuburan yang baik sehingga pemberian pupuk tidak berpengaruh terhadap
pertumbuhan tanaman. Hal ini menyebabkan pupuk NPK yang diberikan tidak

13
efektif dalam tanah karena jumlah unsur hara yang tersedia di tanah sudah cukup
tinggi.
5.Penyiangan
Bibit yang ditanam dalam polybag juga dapat diganggu oleh gulma. Gulma
didalam polybag biasanya berupa rumput. Gulma seperti itu bisa jadi berasal dari
biji rumput yang masuk bersama tanah yang digunakan sebagai media tanam
dalam polybag. Selain itu, tanah diantara dua polybag juga menjadi lahan subur
gulma. Gulma yang tumbuh didalam polybag dan ditanah antar polybag harus
dibersihkan atau disemprot dengan herbisida. Penyiangan gulma sebaiknya
dilakukan 2 - 3 kali dalam sebulan, atau sesuaikan dengan pertumbuhan gulma.
Pertumbuhan gulma cenderung lebih cepat dari pada bibit kelapa sawit sehingga
kadang gulma menutupi bibit kelapa sawit 9 dari cahaya matahari. Akibatnya
pertumbuhan bibit bisa terhambat karena kurang mendapat cahaya matahari.
Jangan sampai pertumbuhan bibit kelapa sawit terhambat hanya karena lupa tidak
membersihkan gulma.
6.Pengendalian Hama dan Penyakit
Salah satu permasalahan dalam tahap pembibitan awal (pre nursery) kelapa
sawit adalah serangan hama dan penyakit. Apabila tidak cepat diberantas,
produksi buah akan turun, baik secara kuantitas maupun kualitas. Pengendalian
hama dan penyakit pada pre nursery dilakukan setiap satu minggu sekali dengan
menggunakan insektisida dan fungisida. Insektisida yang digunakan dengan merk
dagang santador dengan bahan aktif lamda silahotrin untuk membasmi hama ulat.
Ulat yang sering muncul pada tahap pre nursery adalah ulat tentara (Spodoptera
litura), kumbang (Hypomeces squamosus), tungau merah (Tetranychus Piercei)
dan kutu bulu putih (Aphids/Kepik Mealy B ugs). Sedangkan fungisida yang
digunakan dengan merk dagang amistartop dengan bahan aktif difenokonazol dan
azoksistrobin yang berfungsi untuk membasmi jamur. Jamur yang biasa muncul
pada tahapan pre nursery ini adalah Curvularia sp yang menyebabkan bercak pada
daun.

14
7.Pengedalian Gulma
Pengendalian gulma pada prinsipnya merupakan usaha untuk meningkatkan
daya saing tanaman pokok dan melemahkan daya saing gulma. Keunggulan
tanaman pokok harus ditingkatkan sedemikian rupa sehingga gulma tidak mampu
mengembangkan pertumbuhanya secara berdampingan atau pada waktu
bersamaan dengan tanaman pokok (Pahan, 2010). pengendalian gulma pada pre
nursery dilakukan dengan menyiangi gulma yang ada pada babybag tanpa ada
ketentuan waktu penyiangan.
2.2.2. Main Nursery
Pembibitan Utama (Main Nursery). Dalam rangka pelaksanaan pembibitan utama,
bibit dari pemindahan tahap awal dipindah ke kantong plastik yang lebih besar pada umur
sekitar 4 bulan. Ukuran kantong plastik besar adalah 40 cm (diameter), tingginya 50 cm,
dan tebalnya 0,12 mm, setelah diisi tanah bagian bawahnya datar (agar mudah berdiri
tegak) agar mudah di gunakan dan memiliki lubang-lubang (perforasi) (Mangoensoekarjo
dan Semangun, 2008 dalam Jefry, 2016).
1.Persiapan Areal
Pembibitan utama (main nursery) memerlukan lahan yang luas karena bibit
ditanam dengan jarak tanam yang lebih lebar. Lokasi pembibitan harus tersedia
sumber air untuk mencukupi kebutuhan pembibitan. Areal pembibitan harus
terbuka, bebas dari gulma, dan terhindar dari gangguan hewan liar (Setyamidjaja,
2006).
Areal untuk main nursery dibersihkan dan diratakan secara manual atau
mekanis. Selain itu juga pada areal ini dibutuhkan parit sebagai drainase agar bibit
tidak tergenang dan meminimalisir terserang hama dan penyakit. Menurut Lubis
(2008) pada tahapan main nursery, bibit diletakkan dengan jarak tanam 90 x 90 x
90 cm atau dalam satu ha bersisi sebanyak 12.000 bibit. Hal ini sesuai dengan
praktek dilapangan bahwa luas areal untuk pembibitan di main nursery minimal
satu ha yang dapat menampung kurang lebih 14.000 bibit dengan jarak tanam 90 x
90 x 90 cm dengan pola segitiga sama sisi yang membentuk pola mata lima.

15
2.Persiapan Media Tanam
Media tanah yang digunakan yakni tanah lapisan atas (top soil), gembur,
subur dan bebas dari ganoderma. Tanah yang terbebas dari ganoderma diambil
lalu diayak dengan menggunakan ayakan yang berukuran 2 cm. Selain itu, media
tanam yang digunakan yakni solid. Solid adalah limbah dari proses olah pabrik
yang berbentuk lumpur berwarna kelabu yang biasanya berbau wangi saat belum
mengalami proses dekomposisi. Solid yang digunakan merupakan solid yang telah
mengalami dekomposisi kurang lebih selama 1 bulan dengan ciri-ciri tekstur solid
seperti tanah berwarna hitam

3.Pemupukan

Untuk pembibitan utama (main- nursery) dapat digunakan pupuk tunggal


maupun majemuk, namun untuk majemuk lebih dianjurkan mengingat biaya
pemupukan lebih murah dari pemberian beberapa unsur hara sekaligus lebih
efektif (Legitan, 2012). Unsur hara utama yang mendapat perhatian dalam
pemupukan tanaman kelapa sawit meliputi N,P,K,dan Mg. Pupuk NPKMg
merupakan hara penting bagi tanaman kelapa sawit. Penggunaan pupuk majemuk
NPKmg di pembibitan sangat dianjurkan pada pembibitan tanaman tahunan
seperti kelapa sawit karena sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan mutu
bibit. menurut Mangoensoekarjo (2007), jika dibandingkan dengan pupuk tunggal,
pupuk majemuk lebih memiliki berbagai keunggulan antara lain : dapat mensuplai
berbagai unsur hara dalam satu kali aplikasi, ketersediaan haranya beransur-ansur
yang menjamin efektifnya serapan unsur hara, kehilangan unsur hara akibat
penguapan dan pencucian sangat rendah. Wijaya et al., (2015), menunjukkan
bahwa pemberian pupuk NPKMg berpengaruh nyata terhadap terhadap diameter
batang bibit kelapa sawit..
4.Penyiraman
Penyiraman dilakukan 1 kali sehari kebutuhan air untuk bibit sawit
tegantung dari umur tanaman tersebut. Salisbury dan Ross (1997) menyatakan
bahwa ketersediaan air yang cukup untuk memenuhi kebutuhan air bagi tanaman
sangat penting. Peranan air pada tanaman sebagai pelarut berbagai senyawa

16
molekul organik (unsur hara) dari dalam tanah ke dalam tanaman, transportasi
fotosintat dari sumber (source) ke limbung (sink), menjaga turgiditas sel
diantaranya dalam pembesaran sel dan membukanya stomata, sebagai penyusun
utama dari protoplasma serta pengatur suhu bagi tanaman. Menurut Ardian et al.
(2015) aplikasi penyiraman pembibitan yang terbaik yakni kombinasi waktu pukul
07.30 WIB dengan volume pemberian air 2,0 liter/polybag/hari terhadap
parameter pertambahan tinggi bibit dan pertambahan jumlah daun. Perlakuan
waktu pukul 14.00 WIB dengan volume pemberian air 1,5 liter/polybag/hari
berpengaruh nyata terhadap parameter luas daun. Bila malam turun hujan, maka
pagi tidak perlu disiram.
5.Pengendalian Gulma
Pengendalian gulma pada prinsipnya merupakan usaha untuk meningkatkan
daya saing tanaman pokok dan melemahkan daya saing gulma. Keunggulan
tanaman pokok harus ditingkatkan sedemikian rupa sehingga gulma tidak mampu
mengembangkan pertumbuhanya secara berdampingan atau pada waktu
bersamaan dengan tanaman pokok (Pahan, 2010). Penyiangan atau pengendalian
gulma dilakukan 2 kali seminggu di dalam polybag dilakukan secara manual dan
diluar polybag. Menurut Lubis (2008) pengendalian gulma bisa dilakukan dengan
mekanis seperti menggaruk dan mencabut dengan tanah atau menggunakan bahan
kimia seperti ametrin, simazin, dan diuron.
6.Pengendalian Hama Penyakit Tanaman
Hama dan penyakit yang sering menyerang tanaman sawit pada main
nursery yaitu kumbang apogania dan belalang yang menyebabkan lubang pada
daun, kutu menyebabkan bercak klorotik keil dan menguning, dan jamur yang
menyebabkan antraknosa dan culvularia. Pengenalian hama dan penyakit pada
tanaman ini dilakukan 1-2 minggu sekali dengan menyemprotkan Insektisida yang
digunakan dengan merk dagang santador dengan bahan aktif lamda silahotrin
untuk membasmi hama ulat. Sedangkan pada fungisida yang di gunakan dengan
merk dagang amistartop dengan bahan aktif difenokonazol dan azoksistrobin.

17
BAB III
METODOLOGI

3.1. Waktu dan Tempat

Waktu : 21 Januari 2023 – 10 April 2023


Tempat : SMKN Pertanian Terpadu Provinsi Riau

3.2. Alat Dan Bahan


Alat yang digunakan dalam melakukan pengerjaan proyek :
No FUNGSI
ALAT VOLUME
.
1 Cangkul Untuk membersihkan
2
areal
2 Ayakan Untuk memisahkan
5m
tanah dari sampah
3 Gembor 1 Untuk menyiram bibit
4 Angkong Untuk melangsir
1
polybag
5 Ember Sebagai tempat pupuk &
1
rendam kecambah
6 Pipa paralon uk. 89mm Untuk membuat lobang
1m
tanam
7 Knapsack 1 Untuk menyemprot

18
Bahan yang digunakan dalam melakukan pengerjaan proyek :
No
BAHAN JUMLAH
.
1 Kecambah DxP FR1 100
2 Babybag 18x25 cm 100
3 Polybag 50x40 cm 100
Pupuk Rph 15
4 1.5 kg
gr/polybag x 100
5 Fungisida dithane 1 bungkus
Pupuk Rph 25
6 2.5 kg
gr/polybag x 100
7 NPK 10 gr x 100 1 kg

3,3. Jadwal Pengerjaan Proyek

No. Jenis pekerjaan Januari Februari


1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan areal pembibitan pre nursery
2 Perlakuan kecambah
3 Seleksi kecambah
4 Penanaman kecambah
5 Perawatan di pembibitan pre nursery
6 Pemupukan prenursery
7 Seleksi bibit prennursery
8 Persiapan areal pembibitan main nursery
9 Transplanting bibit ke main nursery
10 Perawatan bibit di main nursery
11 Pemupukan di main nursery
12 Seleksi bibit

19
3.4. SOP
Adapun SOP yang dilakukan disaat pengerjaan proyek pembibitan yaitu selalu
menggunakan apd lengkap yang mana apd yag di gunakan ialah Sepatu boot,helm safty dan
sarung tangan.Adapun langkah pengerjaan proyek dan alat yang di gunakan yaitu:
A.Pembibitan Awal (Pre Nursery)
1.Persiapan Media Tanam Pre nursery
a) Tanah diayak dengan lubang ayakan 1 cm x 1 cm untuk memisahkan
bongkah-bongkah tanah dan sisa-sisaakar/ kerikil.
b) Tanah yang telah diayak dicampur merata dengan pupuk RP sebanyak 15
g/ babybag.
c) Masukkan tanah yang telah di ayak ke dalam baby bag,
2.Penyeleksian dan penanaman Kecambah
Seleksi Kecambah :
a) Kecambah diseleksi sebelum ditanam (pedoman seleksi kecambah normal
dan abnormal disajikan pada Lampiran 1).
b) Ciri kecambah normal dilihat pada diferensiasinya yaitu pucuk (Plumula)
dan akar (Radicula). Plumula bentuknya meruncing berwarna putih
sedangkan radicula bentuknya agak tumpul, panjangnya ± 8 – 25 mm
berwarna gading dengan posisi saling bertolak belakang.
c) Apabila plumula kembar, plumula yang lebih lemah harus dibuang.
Kemudian kecambah ditanam seperti biasa.
d) Kecambah yang harus dibuang dengan kondisi sebagai berikut : 
Kecambah abnormal.  Radicula dan atau plumula busuk/ rusak. 
Radicula dan plumula searah.  Terdapat jamur.
Penanaman :
a) Kecambah yang diterima harus disimpan dan dibuka di tempat yang
ternaungi/ tidak terkena sinar matahari langsung.
b) Kecambah yang masih dalam bungkusan plastik sebelum dibuka terlebih
dulu dipisah-pisahkan sesuai dengan nomor kelompoknya.
c) Sebelum ditanam, semua bungkusan plastik kecambah dibuka dan
disimpan ditempat yang sejuk. Kecambah harus segera ditanam pada hari
itu juga atau paling lama 1 (satu) hari setelah penerimaan kecambah.

20
d) Penanaman kecambah harus dilakukan per kelompok. Sebelum penanaman
kecambah, babybag yang telah diisi tanah harus disiram terlebih dahulu.
e) Penanaman kecambah harus dilakukan dengan hati-hati/ teliti agar akar
dan pucuk tidak patah, dengan cara sebagai berikut :
f) Buat lubang tepat di tengah babybag sedalam 2 – 2,5 cm dengan
menggunakan jari.
g) Letakkan kecambah dengan posisi bagian akar di sebelah bawah dan pucuk
menghadap keatas.
h) Timbun kembali dengan tanah setebal 1 – 1,5 cm dan tidak boleh
dipadatkan.
i) Kecambah yang belum jelas perbedaan bakal akar dan daunnya dapat
ditunda penanamannya, sedangkan yang terlalu panjang akarnya dapat
dipertahankan sampai 5 cm dari pangkalnya, selebihnya harus dipotong.
j) Setelah penanaman, papan label harus dipasang dengan mencantumkan
nama kelompok kecambah yang ditanam.
3.Pemeliharaan Bibit dari bercak daun
a) Menjarangkan letak bibit menjadi 90cm X 90cm X 90cm.
b) Mengurangi volume penyiraman air sementara waktu.
c) Penyiraman secara manual menggunakan gembor lebih
dianjurkandansebaiknya di arahkan ke purmukaan tanah dalam polybag
bukan ke daun.
d) Mengisolasi dan memengkas daun-daun sakit dari bibit yang bergejala
ringan-sedang daun pangkalan harus di bakar.
e) Selanjutnya di semprot menggunakan fungisida.
f) Memusnahkan bibit yang terserang berat.
4.Seleksi Bibit
Seleksi bibit dilakukan mulai bibit berumur 1 bulan sampai menjelang
pindah ke pembibitan utama. Bibit yang afkir meliputi bibit yang
tumbuhnya abnormal ataupun terserang hama penyakit.

21
B.Pembibitan Utama (Main Nursery)
Sama halnya dengan pembibitan awal, maka langkah-langkah yang
harus dilakukan dalam pembibitan utama ini meliputi :
1.Persiapan areal pembibitan Main nursery
a) Dekat sumber air dan air tesedia cukup banyak dengan kualitas yang sesuai
(volume air harus tersedia dalam jumlah cukup pada musim kemarau, yaitu
minimal 40.000 liter/Ha/hari).
b) Topografi datar dan diusahakan terletak di dekat areal tanam.
c) Tidak tergenang dan bebas dari banjir pada musim hujan.
d) Tersedia top soil dalam jumlah cukup untuk pengisian polybag.
e) Lokasi harus mudah dijangkau dan akses jalan ke pembibitan harus baik.
f) Dekat dengan perumahan sehingga pengawasan dapat lebih intensif.
g) Areal harus bebas dari sumber hama dan penyakit,
h) Intensitas sinar baik dan terbuka, tidak terhalang oleh pohon besar atau
bangunan.
2.Persiapan Media Tanam Main nursery
a.Polybag harus dibalik sebelum diisi tanah agar polybag dapat berdiri tegak
dan silendris.
b.Media tanah harus disaring melalui saringan 1,5 cm x 1,5 cm untuk
menghindari adanya gumpalan-gumpalan tanah, sampah, akar tana-man dll.
c. Persiapkan media tanam dan isikan ke dalam polybag. Hindarkan pemadatan
tanah dalam polybag dengan cara menekan kuat ke arah bawah.
d. Guncang polybag pada waktu pengisian untuk memadatkan tanah dan
mencegah agar tidak ada bagian yang mengkerut/terlipat. Isilah sampai
mencapai ketinggian 2,5 cm dari bibir polybag.
3.Transplanting Bibit
a) Siram polybag Main nursery yamg telah di isi tanah hingga jenuh.
b)Kemudian lobangi media menggunakan auger.
c) Tabur pupuk rock phosphate ke dalam lubang .

22
d) sayat polybag kecil secara vertikal di sepanjang sisinya, keluarkan bibit
lengkap dengan tanahnya dari polybag kecil secara hati-hati, masukkan ke
dalam lubang tanam di polybag besar.tutup menggunakan tanah yang yang
di auger tadi.
i) Lakukan penyiraman secukupnya segera sesudah transplanting.
4.Pemeliharaan Bibit
Pengendalian Gulma :
a) Pengendalian gulma di pre-nusery dan Main nursery dilakukan dengan
cara manual yaitu dengan mencabuti seluruh jenis gulma yang tumbuh di
dalam babybag dan mekenis menggunakan cangkul dengan menggkikis
gulma di sekitaran polybag.Gulma yang telah dicabuti, dikumpulkan dan
disingkirkan dari areal pembibitan.
b) Bersamaan dengan pengendalian gulma tersebut, untuk bibit yang doyong
dilakukan penegakan, sedangkan untuk bibit yang akarnya tersembul
dilakukan penambahan tanah ke dalam babybag.
Pengendalian Hama dan Penyakit :
a) Waspada terhadap gejala serangan hama dan penyakit, agar tidak terjadi
out break.
b) Untuk pembibitan diperlukan stok insektisida dan fungisida di gudang
kebun adalah 4 x 3,5 liter/ ha atau 3,5 kg/ ha per jenis insektisida maupun
fungisida.
c) Hindari penyimpanan insektisida dan fungisida tercampur dengan bahan
lainnya, seperti herbisida dan pupuk.
d) Pompa semprot yang dipakai untuk insektisida/ fungisida harus khusus dan
tidak boleh dipakai untuk keperluan lainnya.
5.Seleksi Bibit
Seleksi bibit harus tetap dilakukan 2 bulan sekali. Seleksi bibit ini
meliputi sortir bibit yang tumbuhnya abnormal maupun yang
terserang hama penyakit. Bibit yang afkir biasanya langsung
dimusnahkan. Dengan adanya seleksi bibit yang terus menerus akan
didapatkan bibit-bibit terbaik yang siap tanam.  

23
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Smkn Pertanian Terpadu Povinsi Riau adalah Sekolah yang bergerak di bidang
pertanian. Terdapat jurusan Agribisnis Tanaman Perkebunan Dimana jurusan tersebut
berfokus pada kelapa sawit. Pada tugas proyek akhir ini saya mendapat kan tugas
pembibitan yang mempunyai tahapan pembibitan yaitu Pre Nursery (pembibitan awal) dan
Main Nursery (pembibitan utama).

Tanggal Kegiatan Rincian kegiatan


18-01-2023 menyiapkan media Mengisi tanah kedalam polybag dengan ukuran
Rabu tanam main polybag 30x35 yang dimana sebelumnya tanah
nursery tersebut sudah diayak.Tujuan di ayak adalah
agar tanah tersebut menjadi gembur

19-01-2023 Menyiapkan media Melanjutkan pengisian tanah ke dalam polybag


Kamis tanam main target polybag yang di isi adalah 100 polybag
nursery
20-01-2023 Persiapan areal Membersihkan gulma yang ada pada areal
Jumat tanam main pembibitan menggunakan cangkul
nursery
25-01=2023 Menyusun mata Menyusun polybag dengan meltakkan
Rabu lima polybag di samping bambu yang yg di
tancapkan.
26-01-2023 Menambah tanah Menambah tanah yang kurang di dalam
Kamis polybag
27-01-2023 Transplanting bibit Menanam /transplanting bibit dari pre nursery
Jumat ke main nursery
30-01-2023 Pengendalian Menyemprot racun hama ke bibit main nursery
Senin Hama
01-02-2023 Menyiapkan media Mengisi polybag PN sebanyak 50 polybag
Rabu tanam PN
02-02-2023 Menyiapkan media Mengisi polybag PN 50 polybag
Kamis tanam PN
03-02-2023 Langsir Media Memindahkan polybag PN ke naungan
Jumat Tanam
06-02-2023 Melakukan Menabur pupuk NPK di polybag MN yang
Senin Pemupukan sudah ditanam bibit kelapa sawit
08-02-2023 Pengendalian Membersihkan gulma di polybag MN dan
Rabu Gulma menanam kecambah di polybag PN.menanam

24
kecambah DxP FR 1 sebelum ditanam
kecambah harus direndam dengan dithane
selama 10-15 menit dosisnya dithane 1 sendok
makan 10 L air,penanamannya radikula (bakal
akar) dibawah dan flumula (bakal batang)
kearah keatas
13-02-2023 Penyiangan Membersihkan gulma disekitar polybag dan
Senin didalam polybag PN dan MN
15-02-2023 Tambah Tanah Menambah tanah di polybag MN
Rabu
17-02-2023 Pengendalian Membersihkan gulma disekitar polybag MN
Jumat Gulma
Gambar.4.1.1: Tabel Kegiatan Proyek
4.1.2.Kendala
Kendala yang kami dapati dalam pengerjaan proyek ialah perubahan
schedule kerja di dalam proposal karena keterlambatan datang nya kecambah.
sehingga di lakukan nya perubahan sdhedule yang menyebabkan tidak terurut nya
tahapan dalam pengerjaan proyek pembibitan. Yang mana seharusnya di minggu
pertama dalam pelaksanaan proyek kami melakukan penyeleksian dan penanaman
kecambah, tapi karena keterlambatan nya kedatangan kecamabah kami mengganti
minggu pertama melakukan persiapan media tanam main nursery.
4.2. Pembahasan
4.2.1Pengisian Polybag Main nursery
Sebelum bibit di pindahkan dari pre nursery ke main nursery, polybag
disiapkan terlebih dahulu, menggunakan polybag besar dengan ukuran 35 x 40 cm
menggunakan tanah lapisan atas (top soil) yang di ayak dengan menggunakan
jaring kawat 2 cm agar dapat menyaring akar, batu, dan sampah lainnya.

Gambar4.2.1.1:Pengisian Media Tanam

25
Berikut ini tahapan dalam pengisian polybag :

 Menyiapkan media tanam

- Media tanam menggunakan top soil dengan tekstur yang lempung

- Tanah diayak dengan saringan kawat 2 cm agar bersih dari akar,


rumput, bebatuan dan sampah lainnya.

 Ukuran Polybag

- Ukuran Polybag kecil yang digunakan yaitu35 × 40 cm

 Cara Pengisian Polybag

1. Polibag diiisi tanah sampai 2 cm dari ujung tepi polybag

2. Polybag diguncangkan pada saat pengisian agar tanah menjadi padat

3. Polybag yang sudah terisi kemudian disiram setiap hari

4.2.2.Persiapan areal pembibitan


Untuk Lokasi bibit main nursey lebih luas daripada lokasi bibit pre
nursery di karenakan besar nya polybag dan jarak antara polybag yang
besar. Lokasi penempatan polybag disiapkan sebelum pengisian polybag
agar lokasi yang digunakan memiliki kondisi lokasi yang bagus dan strategis
yang bertujuan agar bibit tertata rapi dan terhindar dari segala gangguan.

Gambar4.2.2.1:Pengukuran lahan Gambar4.2.2.2:Pembersihan lahan

26
Hal yang di lakukan dalam persiapan lokasi :

1. Pengukuran lahan

2. Pembersihan lahan dari gulma agar gulma tersebut tidak


menghambat pertumbuhan bibit sedangkan alat yang digunakan
cangkul.

3. Mengkikis areal yang bergelombang agar datar. Supaya ketika hujan


air tidak tergenang.

4.2.3Pemancangan
Pemancangan dilakukan sebagai pedoman untuk meletakkan bibit
serta dalam pembuatan titik pancang mata lima.adapun jarak pancang yang
di gunakan yaitu 90cm x 90cm x 90cm.untuk pemancangan kami
menggunakan bambu sebagai pedoman jarak tanam polybag main nursery
dan tali/meteran untuk meluruskan jarak tanam.

Gambar.4.2.3.1:Pemancangan
Cara pelaksaan pemancangan :
1.Buat pancang kepala dengan arah
2. Tanam ajir sejajar lurus dengan pancang kepala sesuai jarak
yang telah di tentukan.
3.Pancang/ajir haris lurus dilihat dari segala arah
4.2.4.Penyusunan poliybag ke areal yang telah di pancang
Penyusunan polybag dilakukan di areal Main nursery yang telah di
siapkan dan sudah di pancang. Penyusunan di lakukan dengan menaruh bibit
di samping ajir/pancang.

27
Gambar4.2.4.1:Penyusunan polybag Main nursey

4.2.5.Tambah tanah polybag main nursery


Tanah yang ada di polybag perlu di tambah karena ketika hujan
tanah yang ada di polybag tersebut turun.
4.2.6.Pengendalian bibit dari bercak daun
Bibit pre nursery yang mau kami transplanting mengalami penyakit
bercak daun (curvularia) sehingga kami melakukan penangan penyakit pada
bibit pre nursery menggunakan fungisida
1 .Menunas pelepah secara teratur / Pemotongan pada daun.
Pemotongan pada daun bibit kelapa sawit dilakukan agar bercak
daun tidak menyebar.
2. Tanaman Diisolasi. Penyakit bercak daun yang sudah banyak
menyerang bibit
kelapa sawit akan dilakukan diisolasi agar tidak dapat menyebar,
sehingga tanaman yang masih sehat dapat terhindar dari penyakit
bercak daun.
3. Melakukan penyemprotan dengan fungisida dengan interval
penyemprotan 1 minggu. Menggunakan fungisida. Penyemprotan
dilakukan pada pagi atau sore hari dengan interval 2 minggu
sekali dan jika intensitas serangan tinggi, maka penyemprotan
dapat dilakukan dengan interval 1 minggu sekali.

28
4.2.7.persiapan media tanam pre nursery
Tujuan dari persiapan media tanam ini ialah untuk menyediakan
media untuk pertumbuhan bibit. Dalam persiapan media tanam ada beberapa
hal yang harus di perhatikan yaitu sebagai berikut :
- Tanah yang digunakan merupakan tanah top soil dan terbebas dari hama
dan penyakit.
-Bebas dari kayu-kayuan.
-Tanah yang digunakan tidak boleh menggumpal.

Gambar.4.2.7.1:Pengisian media tanam

Berikut ini tahapan dalam pengisian polybag :


 Menyiapkan media tanam
- Media tanam menggunakan top soil dengan tekstur yang lempung

- Tanah diayak dengan saringan kawat 2 cm agar bersih dari akar,


rumput, bebatuan dan sampah lainnya

 Ukuran Polybag

- Ukuran Polybag kecil yang digunakan yaitu 18 × 25 cm

- Lubang Polybag berjumlah 12-24 lubang

 Cara Pengisian Polybag

1. Polibag diiisi tanah sampai 2 cm dari ujung tepi polybag

2. Polybag diguncangkan pada saat pengisian agar tanah menjadi padat

29
3. Polybag yang sudah terisi kemudian disiram setiap hari

4.2.8.langsir media pre nursery ke naungan


Lokasi penempatan polybag telah disiapkan sebelum pengisian
polybag agar lokasi yang digunakan memiliki kondisi lokasi yang bagus dan
strategis yang bertujuan agar bibit tertata rapi dan terhindar dari segala
gangguan. Hal yang diperhatikan dalam pemilihan lokasi pembibitan
sebagai berikut :

1. Lokasi dekat dengan areal penanaman atau kebun.

2. Pemasangan naungan pada lokasi pembibitan agar mengurangi


intesitas cahaya

3. Topografi rata/kemiringan < 15 derajat

4. Dekat dengan sumber air dan sumber tanah pengisi polybag.

5. Memiliki akses jalan yang baik dalam segala cuaca.

6. Terhindar dari banjir, kondisi kedap air, dan angin kencang.

7. Aman dari gangguan hama.

Penyusunan Polybag kecil yang telah diisi tanah bertujuan untuk


memudahkan dalam perawatan misalnya dalam melakukan penyiraman dan
melakukan pengamatan bibit. Hal yang dilakukan dalam penyusunan
polybag sebagai berikut :

1. Polybag disusun secara tegak dan rapat

2. Di SMKN pertanian di dalam satu bedengan menampung 3


kelompok dengan polybag perkelompok masing-masing 100
polibag.

3. Mengikis permukaan tanah yang tidak datar agar air tidak


menggenangi di sekitar polybag

30
4.2.9.transplanting pre nursery ke main nursery
Transplanting ialah pemindahan bibit dari polybag kecil (pre
nursery) ke polybag besar (main nursery).

Gambar4.2.8.1:Transplanting Bibit

a) Siram polybag Main nursery yamg telah di isi tanah hingga jenuh.
b)Kemudian lobangi media menggunakan auger.
c) Tabur pupuk rock phosphate ke dalam lubang .
d) sayat polybag kecil secara vertikal di sepanjang sisinya, keluarkan bibit
lengkap dengan tanahnya dari polybag kecil secara hati-hati, masukkan ke
dalam lubang tanam di polybag besar.tutup menggunakan tanah yang yang
di auger tadi.
i) Lakukan penyiraman secukupnya segera sesudah transplanting.

4.2.10.pemeliharaan mn
Untuk mendapatkan bibit yang baik dan unggul serta terbebas dari
hama dan penyakit maka perlu pemeliharaan yang baik pula. Pemeliharaan
di pembibitan main nursery yang kami lakukan yaitu sebagai berikut:
1. Penyiraman
Penyiraman pada bibit main nursery dilakukan pada setiap
pagi hingga tampak tanah menjadi jenuh . Penyiraman dimulai pada
pukul 08:00 WIB dan di lanjut pada sore hari pada pukul 16.00 WIB,
sama seperti halnya penyiraman pre nursery, cara dan metode
penyiramannya namun lebih banyak.

31
Gambar4.2.10.1:Penyiraman Bibit

4.2.11.Penyeleksian dan penanaman kecambah


Di SMKN Pertanian menananm jenis kecambah tanaman kelapa
sawit yang di pilih , yaitu D x P FR 1 dengan jumlah 100 kecambah.

A. Varietas DxP FR 1

Varietas DxP FR 1 merupakan sumber benih dari


persilangan dura deli X Avros. Dimana produsen benih nya
memasarkan varietas inidengan jargon”kelapa sawit minyak
tinggi’’. Menurut fathona,head R&D di PT Panca Surya
Garden Varietas ini memiliki sejumlah keunggulan antara
lain rata-rata produksi 30,5 ton TBS/Ha/Tahun , PKO 2,1%,
Produksi CPO 29,3%

32
Gambar 4.1 DxP FR1

Berikut ini menyeleksi kecambah

- Kecambah normal : plumula dan radikula terlihat jelas


panjangnya 8-25 mm

- Radikula berujung tumpul, agak kasar

- Plumula ujungnya tajam seperti tombak

Kriteria kecambah abrormal :

- Calon akar/batang patah

- Calon akar/batang tidak tumbuh

- Calon akar/batang membengkok

- Calon akar/batang tumbuh satu arah

- Calon akar/batang busuk terserang cendawan

- Calon alar/batang layu karena terlalu kering

33
B. Penanaman kecambah
Adapun cara menanam kecambah yang baik dan benar ialah
sebagai berikut:

1.Tanah dipolybag di siram sampai jenuh sebelum kecambah


ditanam

2. Kecambah di seleksi dan dihitung

3. Memperhatikan posisi plumula dan radikula pada saat


penanaman kecambah

4. Kecambah ditanam dengan keadalaman 2-3 cm dibawah


permukaan tanah polybag

5. Setelah penanaman polybag disiram

4.2.12.pemeliharaan pn dan mn
Penyiraman :
Penyiraman bibit kelapa sawit pre nursery dilakukan setiap hari pada
pagi dan sore hingga tanah tampak jenuh. Bila malam sebelumnya hujan
turun (>8mm) dan tanah dipolybag masih basah maka penyiraman
dilakukan sore hari saja. Bila pagi harinya turun hujan (>10mm) maka
tidak perlu menyiram pagi dan sore.

4.2.13.Pengendalian Hama dan Penyakit


Pengendalian hama dan penyakit di Benih Tanaman Perkebunan
pada tanaman di pre nursery dilakukan setiap satu minggu sekali
menggunakan insektisida dan fungisida. Insektisida yang digunakan dengan
merk Curacron 500EC untuk membasmi hama ulat. Sedangkan fungisida
yang digunakan dengan merek Dhytane 80wp yang berfungsi membasmi
jamur.

Bahan untuk Insektisida

Merk : Curacron 500EC

34
Bahan Aktif : Profenofos 500 g/l

Formulasi : EC ( Emusible Concentrate ) / Cairan Pekat

Warna : Kuning kecoklatan

Keunggulan : - Berbentuk cairan yang mudah larut dalam air dan tidak
menimbulkan endapan. Efektif digunakan dengan cara
penyemprotan dan tidak menimbulkan penyumbatan
pada alat semprot.

- Bekerja secara kontak dan lambung, sehingga lebih


cepat bereaksi dan efektif untuk mengendalikan hama
dengan mobilitas tinggi misalnya belalang dan
penggerek daun.

- Hama sasaran luas, hanya dengan menggunakan


Curacron 500EC petani dapat membasmi berbagai jenis
hama sehingga bisa lebih hemat dan dapat menekan
biaya produksi,

Bahan untuk Fungisida

Merk : Dhytane 80wp

Bahan Aktif : Mankozeb 80%

Formulasi : WP ( Werreble Powder ) / bubuk

Warna : Kuning keabu - abuan

Keunggulan : - Ukuran partikel yang lebih halus dan lebih cepat larut,
sehingga hasil semprotan di daun menjadi lebih merata.

- Setiap butir partikel Dithane M-45 80 WP dikapsulasi


dengan micro nutrient (Zn & Mn) yang mengurangi

35
efek berdebu dan memberikan nutrisi tambahan bagi
tanaman.

Kegiatan ini dilakukan pada bibit yang berumur empat minggu. Dan
dilakukan sekali seminggu dengan menggunakan alat sprayer. Dosis
insektisida yang digunakan 300ml dan air 15 liter serta dosis fungisida yang
digunakan adalah 45 gram dan air 15 liter.

4.2.14.Pengendalian Gulma
Pengendalian gulma pada bibit kelapa sawit pre-nursery dilakukan
dengan menyiangi gulma yang ada pada babybag tanpa ada ketentuan waktu
penyiangan. Gulma yang terdapat pada bibit kelapa sawit pre-nursery yaitu
rumput teki, grinting, suweg. Penyiangan gulma ini dilakukan secara
mekanik yaitu mencabut gulma yang ada disekitaran babybag dan sekitaran
bedengan secara langsung dengan menggunakan tangan, cangkul dan parang

Gambar.4.2.14.1:Pengendalian gulma

Pengendalian gulma pada prinsipnya merupakan usaha untuk


meningkatkan daya saing tanaman pokok dan melemahkan daya saing
gulma. Keunggulan tanaman pokok harus ditingkatkan sedemikian rupa
sehingga gulma tidak mampu mengembangkan pertumbuhannya secara
berdampingan atau pada waktu bersamaan dengan tanaman pokok. Tujuan
dari pengendalian gulma yaitu untuk mengurangi persaingan penyerapan
hara, mengurangi persaingan penetrasi sinar matahari dan menghambat
produksi anakan.

36
4.2.15.pemupukan Main Nursery
Bibit Tanaman Perkebunan pada bibit kelapa sawit dilakukan
pemupukan dengan menggunakan pupuk NPK. pupuk ini dapat membantu
proses pertumbuhan bibit kelapa sawit. NPK secara umum adalah membantu
pertumbuhan tanaman agar berkembang secara maksimal. Setiap unsur hara
didalam pupuk NPK memiliki peran yang berbeda dalam membantu
pertumbuhan tanaman. Ketiganya merupakan unsur hara makro primer karena
paling banyak dibutuhkan oleh tanaman.

1) Unsur N (Nitrogen). Unsur hara N berfungsi sebagai penyusun asam


amino (protein), asam nukleat, nukleotida serta klorofil. Hal ini akan
menjadikan tanaman lebih hijau, pertumbuhan tanaman secara
keseluruhan menjadi lebih cepat serta meningkatkan kandungan
protein pada hasil panen.
2) Unsur P (Fosfor). Unsur hara P berfungsi sebagai penyimpan dan
menyalurkan energi untuk semua aktivitas metabolisme tanaman.
Dampak positifnya adalah terpacunya pertumbuhan akar, memacu
perkembangan jaringan, merangsang pembentukan bunga dan
pematangan buah, meningkatkan daya tahan terhadap penyakit.
3) Unsur K (Kalium). Unsur hara K pada tanaman salah satunya adalah
sebagai aktivator enzim yang berpartisipasi dalam proses metabolisme
tanaman. Selain itu juga membantu proses penyerapan air dan hara
dalam tanah. Unsur hara K juga membantu menyalurkan hasil
asimilasi dari daun ke seluruh jaringan tanaman.

Gambar 4.3 Pupuk NPK

37
4.3.Analisis Usaha
Alat :
HARGA TOTAL
No VOLUM SATUA (RP) PENYUSUTA
ALAT
. E N N
(RP)
1 Cangkul 2 90.000 180.000 12.000
2 Papan kayu 5000/m 25.000 1.666
5m
untuk ayakan
3 Kawat besi 1mx1m 16.000 16.000 1.066
4 Gembor 1 75.000 75.000 5.000
5 Angkong 1 450.000 450.000 33.000
6 Ember 1 25.000 25.000 1.666
7 Pipa paralon 80.000/m 80.000 5.000
1m
uk. 89mm
8 Selang air 20 m 5000/m 100.000 6.000
9 Knapsack 1 650.000 650.000 43.000
TOTAL HARGA RP.1.601.000 RP.112.700

Gambar 4.3.1.:Tabel Alat


Bahan :
HARGA TOTAL
No JUMLA
BAHAN SATUA
. H
N
Kecambah DxP FR1 8000/btr 800.000
1 100
& DxP FR2
35.000/ 35.000
2 Babybag 18x25 cm 100
kg
30.000/ 90.000
3 Polybag 50x40 cm 100
kg
4 Pupuk Rph 15 1.5 kg 15.000/ 20.000

38
gr/polybag x 100 kg
5 Fungisida dithane 1 bungkus 50.000 50.000
Pupuk Rph 25 15.000/ 40.000
6 2.5 kg
gr/polybag x 100 kg
30.000/ 30.0000
7 NPK 10 gr x 100 1 kg
kg
TOTAL HARGA RP.1.065.000
Gambar.4.3.2.:Tabel Bahan

Tabel Upah Tenaga Kerja :


N Jenis Volume Harga/Hk Total
HK
o Pekerjaan
Pre nursery
1 Penyiapan 100/200x1hk = 0,5hkx100.00 Rp.50.000
media tanam 200plb/hk 0,5hk 0
=50.000
2 Menanam 100/1000x1hk = 0,1 0,1 hk x Rp.10.000
1000kec/hk
kecambah hk 100.000
3 Menyiram 20.000 100/20.000x1hk = 0,005 hk Rp.45.000
Bibit bbt/hk 0,005 hk x100.000
4 Menyiang 100/4000x1hk = 0,025hk Rp.15.000
polybag dan 4000pkk/hk 0,025 hk x100.000
lapangan
TOTAL Rp.120.000
MN
1 Ayak isi 50/40x1hk = 1,25hk 1,25hk x Rp.125.000
40pkk/hk
letak plb 100.000
Memancang 50/750x1hk 0,006 x Rp600
750pkk/hk
& nyusun =0.06HK 100.000

39
plb
2 Langsir bibit 50/400x1hk 0,125hk x Rp.12.500
Pn dengan 400pkk/hk =0,125hk 100.000
angkong
Memanam 50/250x1hk = 0,2 hk 0,2hk x Rp.20.000
250pkk/hk
bibit 100.000
3. Menyiram 50/20.000x1hk = 0,0025hk x Rp.250
20.000bbt/
bibit 0,0025 100.000
hk

4 Menyiang
dalam plb &
antar plb
5 memupuk 50/2500 x 1hk = 0,02hk x Rp.2000
2.500pkk/hk
0,02 hk 100.000
TOTAL HARGA PRE NURSERY DAN MAIN Rp.280.350
NURSERY
Gambar4.3.3: Tabel Upah Kerja

40
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Dari data yang telah kami paparkan diatas maka kami dapat menyimpulkan bahwa
Produksi Benih Kelapa Sawit mempunyai 2 topik khusus dalam pembibitan kelapa sawit
yaitu Pre Nursery dan Main Nursery. Didalam sistem pembibitan terdapat single stage dan
double stage tetapi yang sering digunakan dalam sistem pembibitan adalah double stage
(dua tahap) yaitu Pre Nursery dan Main Nursery. Yang mana Pre Nursery merupakan
pembibitan awal dalam pembibitan kelapa sawit yang menggunakan polybag kecil dengan
waktu pembibitan yaitu 1-3 Bulan sedangkan
Main Nursery merupakan pembibitan utaman dalam pembibitan kelapa sawit yang
menggunakan polybag besar dimana main nursery lanjutan dari pembibitan di pre nursery
dengan waktu pembibitan 3-12 bulan. Dari dua tahap pembibitan tersebut terdapat
pemeliharaan berupa penyiraman, pemupukan, pengendalian gulma, dan pengendalian
Hama dan penyakit.

5.2. Saran
Saran untuk Sekolah : Dapat menyediakan alat yang memadai untuk pelaksanaan
proyek.agar para siswa tidak bingung dalam melakukan kegiatan proyek.

Saran untuk siswa : Untuk siswa diharapkan untuk lebih mempersiapkan diri
sebelum melaksanakan kegiatan proyek. Misalnya saja mempelajari hal-hal dasar yang
harus dilakukan didalam pengerjaan proyek agar lebih mudah dan tidak merasa bingung.

41
Saran untuk Guru: Untuk Guru kedepannya dapat lebih mengkoordinir para siswa
dalam pengerjaan proyek dengan lebih baik tanpa ada rasa sungkan. Tujuannya agar para
siswa dapat bekerja dengan lebih maksimal serta efektif dan efisien.

DAFTAR PUSTAKA

Nu’man, M. 2009. Pengelolaan Tenaga Kerja Perkebunan Kelapa Sawit (Elaeis


guineensis Jacq.) di Perkebunan PT Cipta Futura Plantation, Muara Enim,
Sumatera Selatan. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Mangoensoekarjo dan Semangun. 2008. Semangun, H. Pengantar Ilmu Penyakit
Tumbuhan. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press.
Sunarko, 2009. Budidaya dan Pengelolaan Kebun Kepala Sawit dengan Sistem
kemitroan. Agromedia Pustaka, Jakarta.
Lingga P. 1986. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta.
Lubis , Rustam Efendi dan Agus Widanarko, 2011. Buku Pintar Kelapa Sawit.
Jakarta : PT Agro Media Pustaka
Pahan, Iyung. 2012. Panduan Lengkap Kelapa Sawit. Penebar Swadaya,
Jakarta
Sunarko, 2007. Petunjuk Praktis Budidaya dan Pengolahan Kelapa Sawit. Agromedia
Pustaka, Jakarta.
Wijaya, I.G.A., 2015. Respons Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis
Jacq.) di Pre Nursery Terhadap Pemberian Limbah Cair Pabrik Kelapa
Sawit Dan Pupuk Npkmg (15:15:6:4). USU Press. Medan.
Mangoensoekarjo dan Semangun, 2008. Pengantar ilmu penyakit tumbuhan. Gadjah
Mada University Press. Yogyakarta.

42
LAMPIRAN

Gambar.1: Promosi

43
Gambar.2.:Pengukuran Lahan Pembibitan Gambar.3.: Penyusunan Polibag

44

Anda mungkin juga menyukai