Anda di halaman 1dari 10

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL


REPUBLIK INDONESIA
JALAN TAMAN SUROPATI NOMOR 2 JAKARTA 10310
TELEPON (021) 31936207, 3905650; FAKSIMILE (021) 3145374
www.bappenas.go.id

Nomor : 10167/PP.01.03/D.7/08/2021 Jakarta, 18 Agustus 2021


Sifat : Segera
Lampiran : 2 Berkas
Hal : Permohonan sebagai Penanggap dalam FGD Series Penyempurnaan
Hukum Ekonomi : Reformasi Sistem Ekseskusi Perdata

Yth.
(Mohon melihat daftar terlampir)

Sehubungan dengan upaya pencapaian sasaran dalam RPJMN 2020-2024 dan


RKP 2021 khususnya pada agenda Penyempurnaan Hukum Ekonomi Untuk
Mendukung Kemudahan Berusaha, bersama ini kami mengundang Bapak/Ibu sebagai
penanggap dalam FGD Series Penyempurnaan Hukum Ekonomi : Reformasi
Sistem Ekseskusi perdata yang akan diselenggarakan pada:

Hari, tanggal : Rabu, 25 Agustus 2021


Waktu : 08.30 s.d. 13.00 WIB
Tempat : Zoom Meeting
(tautan : https://tinyurl.com/FGDEksekusiPerdata)
Acara : FGD Reformasi Sistem Ekseskusi Perdata
Sebagai bahan pertimbangan, bersama ini kami sampaikan Kerangka Acuan
Kegiatan dan dimohon kepada Bapak/Ibu untuk mempersiapkan bahan
paparan/presentasi. Untuk konfirmasi dan koordinasi lebih lanjut dapat menghubungi
Sdri.Silvia (0813-7707-0044) / Naomi Simanjuntak (0822-3295-4398).
Demikian kami sampaikan. Atas perhatian dan kerja sama Bapak/Ibu, kami
ucapkan terima kasih.
Lampiran I
Surat Nomor : 10167/PP.01.03/D.7/08/2021

DAFTAR PENERIMA UNDANGAN

1. YM I Gusti Agung Sumanatha, SH., MH, Ketua Kamar Perdata Mahkamah


Agung;
2. Staf Ahli Bidang Regulasi, Penegakan Hukum, dan Ketahanan Ekonomi,
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian;
3. Staf Ahli Bidang Hukum dan Hubungan Kelembagaan, Kementerian
Keuangan;
4. Direktur Jenderal Peraturan Perundang-undangan, Kementerian Hukum dan
HAM;
5. Deputi Komisioner Manajemen Strategis II A, Otoritas Jasa Keuangan;
6. Tauhid Ahmad, Executive Director Institute For Development of Economics
and Finance;
7. Astriyani,S.H.,MPPM., Ketua Lembaga Kajian dan Advokasi Independensi
Peradilan (LeIP);
8. Prof. Dr. Otto Hasibuan, S.H., M.C.L., M.M, Ketua Dewan Pembina
Perhimpunan Advokat Indonesia (PERADI);
9. Dr. David Tobing,S.H.,M.Kn., Pengacara.
Lampiran II
Surat Nomor : 10167/PP.01.03/D.7/08/2021

Kerangka Acuan Kerja


Focus Group Discussion Series Penyempurnaan Hukum Ekonomi :
Reformasi Sistem Eksekusi Perdata

A. Latar Belakang

Pemerintah Indonesia terus berupaya mendorong perbaikan sistem hukum dan peradilan,
khususnya dalam reformasi sistem eksekusi perdata guna menjamin kepastian hukum,
memperbaiki iklim berusaha, dan investasi. Hal ini didorong melalui riset pada tahun 2019 di
bawah koordinasi Direktorat Hukum dan Regulasi Bappenas yang menghasilkan suatu Grand
Design Reformasi Hukum Ekonomi. Riset ini bertujuan memetakan kebutuhan reformasi
hukum ekonomi baik untuk menunjang peningkatan peringkat Indonesia pada Survei
Kemudahan Berusaha Bank Dunia, peningkatan Indeks Kompetisi Global (Global
Competitiveness Index), pencapaian United Nations Sustainable Development Goals
(SDGs), serta menunjang kebutuhan dunia usaha Indonesia mengenai perbaikan hukum
ekonomi. Sejumlah permasalahan yang dapat diidentifikasi, antara lain ditemukan pada
aspek berikut:

1. Saat ini belum ada sistem yang terintegrasi dan terdigitalisasi yang memonitor serta
melakukan evaluasi atas pelaksanaan eksekusi perdata. Sistem inventaris data yang
belum terintegrasi dengan baik tentunya menyulitkan dalam mengukur keberhasilan
eksekusi perdata yang tentunya akan berdampak pada pengambilan kebijakan dalam
memperbaiki efisiensi dan efektifitas pelaksanaannya.
2. Sistem hukum yang mengatur pelaksanaan putusan perdata di Indonesia perlu diperbarui,
dengan perkembangan zaman dan era teknologi informasi, karena eksekusi perdata
masih merujuk kepada ketentuan hukum acara warisan kolonial Belanda dan beberapa
peraturan teknis, seperti HIR Pasal 195-244 dan RBG Pasal 206-254.
3. Perbedaan pemberlakuan standar kapasitas Jurusita untuk setiap pengadilan berbeda-
beda disesuaikan dengan kelasnya. Studi lapangan menemukan bahwa jumlah Jurusita
yang ada saat ini, baik di Pengadilan Negeri maupun Pengadilan Agama masih terbatas
jika dibandingkan dengan jumlah beban perkara yang ada pada masing-masing tingkat
peradilan. Bahkan, ditemukan pula pengadilan yang tidak memiliki Jurusita selama
bertahun-tahun, sehingga pelaksanaan fungsi Jurusita dilakukan oleh Panitera.
4. Pelaksana eksekusi terhambat karena adanya keterbatasan akses data yang hanya
mengandalkan data dari pihak pemohon eksekusi. Pelaksana eksekusi di negara lain
seperti negara Jerman diberi akses terhadap data harta yang dimiliki pihak yang akan
dieksekusi, sehingga hal ini akan lebih mempercepat pelaksanaan eksekusi terutama
dalam hal eksekusi putusan ganti rugi.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka Reformasi Sistem Eksekusi Perdata
disertakan sebagai salah satu program dalam strategi penyempurnaan hukum ekonomi untuk
mendukung kemudahan berusaha. Strategi ini dilakukan untuk mencapai terselenggaranya
sistem peradilan yang efektif, transparan, dan akuntabel sebagai salah satu sasaran
pembangunan bidang hukum dalam kerangka penegakan hukum nasional yang dinyatakan
dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) 2020-2024.

Lebih lanjut, RPJMN menetapkan target Indonesia dapat mencapai peringkat 40 pada
survei Kemudahan Berusaha (Ease Of Doing Business Survey) oleh Bank Dunia pada tahun
2024. Untuk mencapai peringkat tersebut, Indonesia perlu meningkatkan peringkatnya pada
semua aspek kemudahan berusaha khususnya dalam tiga aspek yang menjadi fokus RPJMN
yaitu aspek penyelesaian perkara kepailitan (resolving insolvency), aspek penegakan kontrak
(enforcing contracts), dan aspek mendapatkan kredit (getting credits).
Usaha untuk mewujudkan target RPJMN tersebut juga tertuang dalam Rencana Kerja
Pemerintah (RKP) Tahun 2021 sebagai dukungan dalam pelaksanaan penegakan hukum
nasional yaitu agenda reformasi sistem eksekusi perdata melalui Mahkamah Agung
melakukan kajian Evaluasi dan Urgensi Penguatan Kelembagaan Jurusita dan
Pengembangan Kompetensi Jurusita dan Jurusita Pengganti di Bidang Teknis peradilan.
Dengan adanya pandemi Covid-19 yang melanda dunia sejak tahun 2020 hingga saat ini,
telah berdampak pada pelaksanaan banyak program prioritas sehingga diperlukan alternatif
solusi dan penajaman atas pemetaan program yang dituangkan dalam RKP 2021.
Harapannya program dan kegiatan dapat menjadi masukan dalam penyusunan RKP tahun
2022. Untuk itu, Direktorat Hukum dan Regulasi Bappenas bermaksud untuk
menyelenggarakan Diskusi Terbatas melalui Teleconference yang akan berfokus untuk
membahas aspek substansi Reformasi Sistem Eksekusi Perdata.

B. Tujuan
Pelaksanaan FGD Reformasi Sistem Eksekusi Perdata di atas bertujuan untuk:
1. Melakukan konfirmasi ulang atas pemetaaan kebutuhan reformasi hukum ekonomi untuk
menunjang kemudahan berusaha di Indonesia khususnya pada aspek reformasi sistem
eksekusi perdata.
2. Mengkoordinasikan serta melakukan sinergi untuk program reformasi sistem hukum
ekonomi untuk menunjang kemudahan berusaha di Indonesia khususnya pada aspek
reformasi sistem eksekusi perdata.
3. Memberikan alternatif pilihan untuk perbaikan sistem eksekusi perdata.
C. Format dan Jadwal Kegiatan
Diskus Terbatas akan dilakukan melalui media teleconference selama 1 (satu) hari, dengan
agenda sebagai berikut:
Jadwal: Rabu, 25 Agustus 2021

Waktu Kegiatan Pelaksana

Persiapan penerimaan peserta


08.30 – 08.40 Panitia Bappenas: MC
melalui teleconference

Dr. Ir. Slamet Soedarsono, MPP,


Sambutan dari Deputi QIA, CRMP, CGAP.
08.40 – 09.00
Polhukhankam Bappenas (Deputi Polhukhankam Kementerian
PPN/Bappenas)

YM Syamsul Maarif, S.H., LL.M, Ph.D.


(Wakil Koordinator Pokja Kemudahan
Berusaha Mahkamah Agung)
Tema: Tantangan dan pembelajaran
(lesson learned) eksekusi perdata
1. Tantangan pelaksanaan eksekusi
perdata
09.00 – 09.15 Presentasi dari Narasumber 2. Pembelajaran pelaksanaan
eksekusi
a. Pelaporan data pelaksanaan
eksekusi melalui sistem IT.
b. Perubahan tata laksana
pelaksanaan eksekusi.
c. Peningkatan kapasitas petugas
pelaksana eksekusi

Dewo Broto Joko Putranto, S.H.,


LL.M.
09.15 – 09.30 Presentasi dari Narasumber
(Direktur Hukum dan Regulasi
Kementerian PPN/Bappenas)
Tema: Peningkatan kemudahan
berusaha melalui reformasi sistem
eksekusi perdata

1. Peningkatan kemudahan berusaha


sebagai Prioritas Nasional dalam
RPJMN 2020-2024 yang
dituangkan dalam RKP 2021 dan
RKP 2022.
2. Reformasi sistem eksekusi perdata
untuk mendukung kemudahan
berusaha:
a. Monitoring dan evaluasi melalui
pelaporan data pelaksanaan
eksekusi melalui sistem IT.
b. Reformasi regulasi terkait
pelaksanaan eksekusi perdata.
c. Peningkatan kapasitas
pelaksana tugas eksekusi.

Prof. Ningrum Natasya Sirait, S.H.,


MLI.
(Guru Besar Universitas Sumatera
Utara)
Tema: Eksekusi perdata yang ideal

1. Indikator keberhasilan eksekusi


09.30 – 09.45 Presentasi dari Narasumber perdata
2. Faktor-faktor pendukung
keberhasilan eksekusi perdata
3. Reformasi Sistem Eksekusi
Perdata
a. Monitoring dan evaluasi
pelaksanaan eksekusi perdata.
b. Reformasi regulasi terkait
pelaksanaan eksekusi perdata.
c. Peningkatan kapasitas
pelaksana tugas eksekusi.

Moderator memandu diskusi.


Penanggap memberikan 1. Moderator: Nisa Istiani, S.H., MLI
09.45 – 12.30
tanggapan masing-masing 15 2. Penanggap Diskusi
menit.

Dewo Broto Joko Putranto, S.H.,

Penutupan oleh Direktur LL.M.


12.30 – 13.00
Hukum dan Regulasi (Direktur Hukum dan Regulasi
Kementerian PPN/Bappenas)

D. Narasumber dan Peserta


Berikut ini adalah usulan peserta untuk FGD Reformasi Sistem Eksekusi Perdata:
• Narasumber
1. YM Syamsul Ma’arif, S.H., LL.M., Ph.D., Wakil Koordinator Pokja Kemudahan
Berusaha Mahkamah Agung;
2. Prof. Dr. Ningrum Natasya Sirait, S.H., MLI, Guru Besar Universitas Sumatera Utara;
3. Dewo Broto Joko Putranto, S.H., LL.M., Direktur Hukum dan Regulasi Kemanterian
PPN/Bappenas.

• Penanggap
1. YM I Gusti Agung Sumanatha, S.H., M.H., Ketua Kamar Perdata Mahkamah Agung ;
2. Staf Ahli Bidang Regulasi, Penegakan Hukum, dan Ketahanan Ekonomi, Kementerian
Koordinator Bidang Perekonomian;
3. Direktur Jenderal Peraturan Perundang-undangan, Kementerian Hukum dan HAM;
4. Staf Ahli Bidang Hukum dan Hubungan Kelembagaan, Kementerian Keuangan;
5. Deputi Komisioner Manajemen Strategis II A, Otoritas Jasa Keuangan;
6. Tauhid Ahmad, Executive Director Institute for Development of Economics and
Finance;
7. Astriyani, S.H., MPPM., Ketua Lembaga Kajian dan Advokasi Independensi Peradilan
(LeIP);
8. Prof. Dr. Otto Hasibuan, S.H., M.C.L., M.M., Ketua Dewan Pembina Perhimpunan
Advokat Indonesia (PERADI);
9. Dr. David Tobing, S.H., M.Kn., Pengacara.

• Peserta
a) Kementerian PPN/ Bappenas
1. Staf Ahli Bidang Hubungan Kelembagaan;
2. Deputi Bidang Ekonomi;
3. Dr. Slamet Seno Adji,MA., Perencana Ahli Utama.
b) Mahkamah Agung
1. Ketua Kamar Perdata Mahkamah Agung;
2. Direktur Jenderal Badan Peradilan Umum;
3. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan dan Pendidikan dan Pelatihan
Hukum dan Peradilan.
c) Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
1. Kepala Biro Hukum dan Organisasi;
2. Reza Yamora Siregar, Staf Khusus Menteri Koordinator Bidang Perekonomian;
3. Raden Pardede, Tim Ahli Menteri Koordinator Bidang Perekonomian;
4. Taufik Maroef Mappaenre, Tim Ahli Menteri Koordinator Bidang Perekonomian.
d) Kementerian Hukum dan HAM
1. Direktur Jenderal Administrasi Hukum Umum;
2. Kepala BADAN PEMBINAAN HUKUM NASIONAL;
3. Direktur Perancangan.
e) Kementerian Keuangan
1. Sekretaris Komite Stabilitas Sistem Keuangan;
2. Kepala Biro Hukum, Sekretariat Jenderal;
3. Kepala Pusat Kebijakan Sektor Keuangan, Badan Kebijakan Fiskal.
f) Melli Darsa & Co.
1. Melli Darsa, Senior Partner.

Anda mungkin juga menyukai