Maria 1
Maria 1
KITAB YESAYA
DISUSUN
OLEH:
KELOMPOK 1
AKI YIKWA
MARIA DAMANIK
HEPY HALAWA
SENIDA LAIA
TAHUN 2021-2022
BAB 1
PENDAHULUAN
Tanggal dan kepenulisan Yesaya bin Amos rupanya adalah orang sangat terhormat di
Yerusalem yang mempunyai kebebasan untuk masuk ke istana raja, dan merupakan penasihat
kepercayaan Raja Hizkia. Pelayanannya dimulai sejak Raja Uzia meninggal pada tahun 740 SM
(kalau tidak lebih awal lagi sampai masa pemerintahan Raja Manasye yang menyembah berhala.
Barangkali dia dianiaya dan dibunuh sebagai martir oleh raja ini. Menurut cerita tradisi, dia
dibunuh dengan digergaji hingga hancur (bdk. Ibr.11:37). Kelihatannya dia tidak lagi berkhotbah
di muka umum setelah manasye naik takhta tahun 698 SM, tetapi membatasi penyampaian
pesannya dalam bentuk tertulis yang tersimpan dalam pasal 40 sampai 66. Pengaruh politiknya
yang menonjol terjadi pada tahun yang genting, yaitu 701 SM ketika bangsa Asyur menyerbu
serta mengancam akan menghancurkan Kerajaan Yehuda dan membawa penduduknya sebagai
budakke pembuangan. Melalui doa syafaatnya kepada Allah, bahaya mengerikan ini hilang
secara Ajaib. Sisa-sisa pasukan Sanherib mundur secara memalukan ke Niniwe.
Selama masa genting pada separuh terakhir abad kedelapan SM inillah, Israel, yaitu
Kerajaan Utara (Kesepuluh suku) mengalami kemerosotan drastic dan menyedihkan sesudah
Raja Yerobeam II yang dihormati itu mangkat. Samaria akhirnya hancur sesudah serangan hebat
tahun722 SM. Rentetan Panjang pemerintahan raja-raja yang fasik dan terus berkurangnya iman
yang alkitabiah mengakibatkan kejatuhan Israel. Yehuda di bawah pimpinan Raja Ahaz yang
korup dan berakhlak rendah tampaknya siap mengikuti contoh menyedihkan kemurtadan Israel,
dan meminta perlindungan serta pertolongan kepada bangsa Asyur yang kafir, bukan keoada
Allah perjanjian mereka, yaitu TUHAN (Yahweh). Yesaya dan Mikha dengan tekun mengecam
keras ketidaksetiaan seperti ini. Pada tahun 726 SM kerajaan diperintah oleh Hizkia bin Ahaz
yang takut akan Allah. Dia memusnahkan Sebagian besar bukit-bukit pengurbanan tempat
pemujaan berhala, bahkan yang didedikasikan untuk TUHAN (bertentangan dengan Taurat-
Nya ) dan meningkatkan keadaan melek-Alkitab pada seluruh bangsa. Penyakit yang hamper
merengut nyawanya telah membuat Hizkia makin saleh dan Gerakan pembaharuan pun berlanjut.
Tetapi, Yehuda masih mengikuti politik yang menyesatkan, dengan bersandar kepada sekutu-
sekutunya yaitu bangsa kafir, walaupun Yesaya dengan tulus memberikan peringatan terhadap
persekongkolan dengan Mesir. Sebagaimana dinubuatkan sang nabi, mengandalkan kekuatan
duniawi bangsa Mesir (dan bukan mengandalkan perlindungan Allah saja) terbukti nyaris fatal.
Pasukan Mesir tercerai-berai oleh serangan gencar mesin perang Sanherib, dan hanya campur
tangan ilahi yang menyelamatkan kerajaan Hizkia dari kehancuran. Pada saat yang kritis inilah
raja tersebut benar-benar berbalik dari kecenderungannya mengabaikan peringatan-peringatan
Allah (yang disampaikan Yesaya kepadanya), dan bangkit mencapai tingkat iman yang demikian
tinggi seta kepercayaan yang demikian murni sehingga Tuhan melihat layak untuk mengabulkan
doanya. Hizkia mampu mempertahankan saat mulia ini beberapa tahun saja. Kemudian anak
laki-lakinya yang keras kepala Manasye, memegang tampuk kekuasaan. Dia siap mendengar
nasihat kaum bangsawan yang berpikiran duniawi, yang sudah lama mendongkol karena
keharusan menjalani kemurnian agama yang diberlakukan oleh ayahnya; dengan semangat
“berpikiran luas” dia mmengizinkan lagi praktik penyembahan berhala. Perlahan-lahan dia
sendiri menyembah berhala, lalu secara kejam menyiksa orang-orang yang setia
mempertahankan iman sebagaimana dimiliki ayahnya. Bangsa ini menyimpang dari ajaran
Tuhan dan mengaalami kehancuran moral secara umum. Raja dan para bangsawannya, yang
mengeksploitasi rakyat banyak untuk kepentingan sendiri, memenuhi Yerusalem dengan
pertumpahan darah dan perampasan. Dalam keadaan moral yang bejat dan merosot ini Yesaya
diberi serangkaian penyataan luar biasa yaitu melihat ke depan pada serbuan bangsa Babel pada
abad berikutnya, dan lebiih jauh kepada zaman Pemulihan, ketika Persemakmuran Bangsa
Yahudi Kedua akan didirikan di Negeri Perjanjian.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENULIS ALKITAB
- Berdasarkan pendekatan Tradisional
Penafsir-penafsir Yahudi dan Kristen sama-sama mengakui Yesaya ini adalah anak Amos
(bukan nabi Amos) 1:1, nabi pada abad ke 8. Penafsir2 yang sembelumnya di masa pencerahan
mengalami kesulitan untuk menerima realitas intervensi Ilahi ke dalam sejarah manusia dalam
inspirasi nabi, termasuk Yesaya. Mereka tidak mengakui perkataan2 nabi tentang masa depan
sebagai bukti akan terjadi.
Pendekatan ini dimulai pada akhir abad ke 20 oleh Doderlein (1789) dan Eichorn (1783), yang
mulai mempertahankan tentang kesatuan kitab Yesaya dan membagi kitab Yesaya sampai 40
pasal. Para sarjana Alkitab modern. Mulai membedakan antara Yesaya bin Amos (atau Yesaya
dari Yerusalem) dengan Yesaya kedua (atau Deutro Yesaya). Pendekatan Kritik ini dibagi 3
bangian terhadap pasal 40-66 yaitu:
C. TUJUAN PENULISAN
1. Memberikan gambaran tentang bentuk dan pola pelayanan Kristus terhadapTuhan dan
sesama.
2. Membuktikan nubuatan yang dituliskan Nabi Yesaya tentang bentuk dan pola
pelayanan
Kristus kepada Tuhan dan sesama digenapi, seperti yang dicatatkan dalam keempat Injil.
HAMBA TUHAN
Hamba TUHAN sebagai terang di tengah-tengah segala bangsa (49:1–7)
Sion dipulihkan (49:8 – 50:3)
Ketaatan hamba TUHAN (50:4–11)
Kata-kata penghibur untuk Sion (51:1–23)
TUHAN menyelamatkan Sion (52:1–12)
Hamba TUHAN yang menderita (52:13 – 53:12)
Perjanjian damai dengan Sion (54:1–17)
Seruan untuk turut serta dalam keselamatan yang dari TUHAN (55:1–13)
KESIMPULAN
Nabi Yesaya diutus untuk mengajak orang Israel bertobat dari ketidakadilan. Yesaya
menyadarkan mereka agar percaya kepada Allah. Yesaya juga mendorong para pemimpin untuk
hidup menurut ajaran Allah dan berlaku adil. Ia mengingatkan bahwa umat Allah akan celaka
dan binasa kalau tidak mendengarkan Allah.
1. Kitab Yesaya mengajarkan tentang kekudusan Allah, karena Allah juga menuntut
hidup yang kudus dari umat-Nya.
2. Kitab Yesaya mengajarkan bahwa kelahiran dan penderitaan dari Tuhan Yesus sudah
menjadi rencana Allah.
3. Kitab Yesaya menegaskan bahwa Yesus Kristus adalah perwujudan daripada Allah
yang perkasa, Penasehat yang Ajaib, Bapa yang kekal, dan Raja Damai.
4. Kitab Yesaya mengajarkan bahwa dunia akan mengalami masa penghukuman atau
kehancuran.
5. Kitab Yesaya menegaskan bahwa Kristus Yesus merupakan korban dari dosa- dosa
manusia.