Anda di halaman 1dari 6

p-ISSN : 2721-5393, e-ISSN : 2721-5385

www.jurnalp3k.com/index.php/J-P3K/index

Jurnal Penelitian Pendidikan, Psikologi Dan Kesehatan (J-P3K) 2021, Vol. 2 (No. 3) : 310-315

Pentingnya Teknik Empati Dalam Proses Konseling Individual

The Importance of Empathy Techniques in the Individual Counseling


Process

Yunita*
Fakultas Psikologi, Universitas Medan Area, Indonesia
Disubmit: 31 Oktober 2021; Diproses: 31 Oktober 2021; Diaccept: 23 November 2021; Dipublish: 02 Desember 2021
*Corresponding author: E-mail : yunitaa@staff.uma.ac.id
Abstrak
Artikel ini menjelaskan tentang pentingnya teknik empati dalam proses konseling individual. Teknik
empati adalah menyelaraskan diri (peka) terhadap apa, bagaimana, dan latar belakang perasaan dan
pikiran orang lain sebagaimana orang tersebut merasakan dan memikirkannya. Teknik empati
merupakan salah satu dari berbagai teknik dalam proses konseling. Sedangkan Proses Konseling adalah
proses bantuan yang dilakukan melalui wawancara, yang dilakukan oleh seorang ahli disebut konselor
kepada individu yang sedang mengalami suatu masalah disebut konseli apabila di lingkungan formal
dan disebut klien apabila diluar lingkungan formal. Tujuan dari dilakukan konseling adalah bermuara
pada teratasinya masalah yang sedang dialami. Individual atau sendiri adalah mengenai atau
berhubungan dengan manusia secara pribadi yang bersifat perseorangan. Dimana Proses konseling
individual hanya dapat dilakukan secara face to face dengan kata lain tidak ada orang lain atau orang
ketiga selain dari konselor dan klien. Proses konseling individual tidak hanya dapat dilakukan didalam
ruangan melainkan dapat dilakukan diluar ruangan seperti halaman, taman, dan lain-lain. Diharapkan
setelah membaca artikel ini dapat melakukan proses konseling individual dengan menggunakan teknik
empati secara maksimal dan efektif baik di lingkungan formal, non formal dan informal.
Kata Kunci: Teknik Empati; Proses Konseling; Individual

Abstract
This article explains the importance of empathy techniques in the individual counseling process. Empathy
technique is to align oneself (sensitive) to what, how, and the background of other people's feelings and
thoughts as that person feels and thinks about them. Empathy technique is one of the various techniques in
the counseling process. While the Counseling Process is a process of assistance carried out through
interviews, which is carried out by an expert called a counselor to individuals who are experiencing a
problem called counselees if they are in a formal environment and are called clients if they are outside the
formal environment. The purpose of doing counseling is to solve the problem that is being experienced.
Individual or alone is about or relates to humans personally who are individual. Where the individual
counseling process can only be done face to face in other words there is no other person or third person
apart from the counselor and client. The individual counseling process can not only be done indoors but
can be done outdoors such as yards, parks, and others. It is hoped that after reading this article, you can
carry out the individual counseling process using empathy techniques to the maximum and effectively in
both formal, non-formal and informal environments.
Keywords: Empathy Techniques; Counseling Process; Individual

DOI: https://doi.org/10.51849/j-p3k.v2i3.128
Rekomendasi mensitasi :
Yunita (2021), Pentingnya Teknik Empati Dalam Proses
Konseling Individual. Jurnal Penelitian Pendidikan,
Psikologi dan Kesehatan (J-P3K), 2 (3): 310-315.

310
p-ISSN : 2721-5393, e-ISSN : 2721-5385
www.jurnalp3k.com/index.php/J-P3K/index

PENDAHULUAN penuh untuk mengatasi masalah tersebut


Individu adalah seorang; makhluk (Prayitno & Amti, 2004).
individu yang khas (terpisah dari yang Konseling individu juga diartikan
lain) yang hidup mandiri, secara fisiologis sebagai hubungan timbal balik antara dua
bebas/tidak mempunyai hubungan orang dimana satu (konselor) berusaha
alamiah satu sama lain. Individu membantu orang lain (klien) untuk
merupakan unit terkecil yang membentuk sampai pada pemahaman tentang dirinya
masyarakat (Sujatmiko, 2014). sendiri sebanding dengan masalah yang
Individu berasal dari kata Yunani dihadapinya nanti (Sukardi, 2002).
yakni “individium”, yang berarti bersatu. Konseling individu adalah kunci utama
Dalam sosiologi pemahaman individu, dalam kegiatan menasihati. Proses
tentang karakter dengan kehidupan dan konseling individu adalah hubungan
jiwa yang plural, individu mengambil antara konselor dan klien untuk mencapai
bagian dalam hubungan manusia. Individu tujuan klien, khususnya untuk membantu
adalah substansi yang dibatasi, khususnya membangun kembali kesejahteraan
sebagai pribadi tunggal, bukan individu psikologis seseorang melalui
secara umum. pengembangan pribadi dan sosial dan
Dari perspektif sosiologis, individu berusaha untuk menghapus dampak
adalah subjek yang menyelesaikan ketidakharmonisan emosional individu.
sesuatu, subjek yang memiliki jiwa, subjek Menurut Agus Efendi, empati adalah
yang memiliki kemauan, subjek yang sikap seseorang untuk memahami orang
memiliki kesempatan, subjek yang lain menurut sudut pandangnya, yang
memberi arti sesuatu, yang dapat menilai jelas-jelas empati dapat mempengaruhi
perilakunya sendiri. dan hasil gaya hidup seseorang secara umum, bagi
tindakannya. Sederhananya, individu individu yang memiliki empati tinggi pasti
adalah subjek yang bertindak. akan selalu berusaha memahami pikiran
Dalam penggunaan cara yang sama, dan perasaan orang lain, yang dapat
kata pribadi mencakup orang atau benda memberikan beberapa nilai. Empati
tertentu dari sebuah perkumpulan. Sampai sangat penting untuk kecerdasan
abad 15, bahkan hari ini, dalam pengertian emosional sebagai kapasitas untuk
dan kekuasaan, individu berarti "tak memahami perasaan kita sendiri dan
terbagi", dan umumnya menggambarkan perasaan orang lain, kapasitas untuk
setiap artikel nomor tunggal, namun memotivasi diri kita sendiri dan kapasitas
kadang-kadang berarti "seorang individu" untuk mengelola perasaan dengan baik
(Wikipedia, 2021). dalam diri kita sendiri dan terlibat dengan
Proses pembimbingan (konseling) orang lain (Djafri, 2014).
adalah suatu program pemberian bantuan Empati menurut Batson dalam
yang diwujudkan melalui pertemuan- Franzoi (2006) muncul dengan alasan
pertemuan pengarahan oleh seorang bahwa mereka perlu membantu orang lain
spesialis kepada orang-orang yang sedang dari penderitaan yang mereka alami (jenis
menghadapi suatu masalah dengan niat ini disebut altruistic). Ada juga orang-
orang yang membantu karena mereka

311
p-ISSN : 2721-5393, e-ISSN : 2721-5385
www.jurnalp3k.com/index.php/J-P3K/index

perlu disebut pahlawan (jenis ini disebut melakukan review dengan cara mencari
egoistic karena mereka bertindak karena kesamaan diantara beberapa literatur &
kebutuhan mereka sendiri). Dilihat dari diambil kesimpulannya; b) memberikan
hasil penelitian Davis yang dikutip oleh pandangan (Criticize) yaitu teknik
Franzoi (2003) dikatakan bahwa, orang melakukan review dengan membuat
yang memiliki tingkat empati yang tinggi pendapat sendiri terhadap sumber yang
akan sering mendapat perasaan terpanggil dibaca; c) membandingkan (Synthesize)
untuk membantu orang lain yang yaitu teknik melakukan review dengan
menderita. menggabungkan beberapa sumber
Saat ini banyak hal yang terjadi di menjadi sebuah ide baru; d) meringkas
lapangan, baik dalam situasi formal, non- (Summarize) yaitu teknik melakukan
formal atau in-formal, masih ada konselor review dengan menulis kembali
yang melakukan proses konseling individu sumbernya dengan kalimat sendiri.
tanpa menggunakan strategi empati,
sehingga interaksi konseling individu tidak HASIL DAN PEMBAHASAN
mengarah pada menangani masalah klien Individu adalah benda atau makhluk
atau konseli. Hal ini dikarenakan konselor yang berdiri bebas dan independen,
tersebut gagal untuk benar-benar melihat individu adalah sifat bergantung pada diri
bagaimana menggunakan metode empati sendiri, dan individualisme adalah aliran
tersebut, padahal teknik empati sangat yang menerima bahwa seseorang tidak
penting dalam prosesi konseling individu. membutuhkan orang lain dan semuanya
Dari penggambaran di atas, dapat harus dapat dilakukan sendiri.
digarisbawahi bahwa pentingnya Konseling individu adalah
menggunakan metode empati dalam pertemuan konselor dan klien secara
melakukan konseling individu, untuk perorangan dengan seluk-beluk hubungan
menciptakan lingkungan yang aman bagi membimbing yang dekat dan hangat
klien atau konseli saat melakukan sehingga konselor dapat memberikan
konseling individu. bantuan untuk peningkatan diri klien dan
dapat mengatasi masalah yang
METODE PENELITIAN dihadapinya. Arah dan nasihat diatur
Penulisan ini menggunakan metode menuju sudut positif. Serta konselor
deskriptif atas data-data yang dikaji berusaha memuaskan klien dengan
berdasarkan literatur yang terkait dengan menciptakan suatu keadaan kondusif yang
masalah kajian. Penulis melakukan bermanfaat bagi perkembangan klien
komparasi antara literatur dengan sehingga klien dapat mengatasi masalah
pengetahuan. Diantara literatur yang tersebut setelah ia memahami, mengakui
digunakan berupa buku, jurnal, dan artikel dan memahami potensi dan
di media sosial yang berkaitan dengan kekurangannya serta membimbing
pembahasan ini. kemampuannya untuk mengalahkan
Sistematika yang digunakan peneliti masalah dan kekurangan (Andriyani,
dalam penulisan penelitian ini (Zed, 2018).
2014), diantaranya ialah: a) mencari Proses konseling individual adalah
kesamaan (Compare) yaitu teknik hubungan antara konselor dan klien yang
312
p-ISSN : 2721-5393, e-ISSN : 2721-5385
www.jurnalp3k.com/index.php/J-P3K/index

sepenuhnya berniat mencapai tujuan tampak seperti bagian bagi diri sendiri.
klien. Kewajiban konselor dalam Baron dan Byrne (Asih & Pratiwi, 2010)
konseling ini adalah mendorong untuk menjelaskan bahwa empati adalah
menumbuhkan potensi klien untuk kemampuan untuk merasakan kondisi
memiliki pilihan agar bekerja secara emosi orang lain, merasa simpati dan
efektif, produktif dan menjadi manusia berusaha untuk mengatasi masalah, dan
mandiri yang teguh dan berkomitmen mengambil sudut pandang orang lain.
sehingga klien menjadi individu yang Dalam konseling, empati adalah
seimbang antara peningkatan intelektual syarat utama untuk memberikan
yang menjunjung tinggi pengembangan konseling yang efektif. Empati
kreativitas dan produktivitas, sosial digambarkan sebagai kemampuan
emosinal yang menciptakan hubungan konselor untuk memasuki realitas klien,
yang menyenangkan dengan perasaan merasakan perasaan klien, Capuzzi dan
yang stabil dan sikap mental yang baik Gross (Ikiz, 2009). Hal yang sama
terhadap dirinya sendiri dan dunia luar disampaikan oleh Mappiare (2006)
serta moral religius (Wilis, 2013). empati membingkai konseling yang kuat
Layanan konseling individu memiliki dengan kemampuan konselor untuk
tujuan untuk membuat klien mandiri dan memasuki sudut pandang klien kadang-
tidak bergantung pada konselor. Orang- kadang dianggap emphatic understanding.
orang yang dibimbing setelah ditolong Mahsudi (2013) menjelaskan bahwa
diharapkan untuk menjadi mandiri dengan ada dua cara berbeda yang dapat
kualitas utama memiliki pilihan untuk dilakukan oleh konselor pemula untuk
mengenal diri mereka sendiri dan keadaan menampilkan empati kepada orang lain:
mereka saat ini sebagaimana adanya, 1. Berlatih Empati
mengakui diri mereka sendiri dan keadaan a. Catat perasaan baik atau negatif. Jika
mereka saat ini secara positif dan dinamis, kita mengalami rasa baik atau buruk,
menetapkan pilihan untuk pribadi dan segera catat dengan menuangkannya
tanpa bantuan orang lain, dan di jurnal atau saat ini terkenal dengan
mewujudkan diri mereka sendiri secara menulis di blog. Suatu saat, kita dapat
ideal yang ditunjukkan oleh potensi, minat, membuka rekaman ketika seseorang
dan keterampilan terpendam yang mereka mengalami hal yang persis sama. Lagi
miliki (Prayitno & Amti, 2004). pula, rekaman itu bisa berharga bagi
Menurut Sears, empati dicirikan orang lain, yang membacanya ketika
sebagai sensasi simpati dan bentuk dia menghadapi hal yang persis sama,
perhatian kepada orang lain, terutama jadi idealnya itu bisa membantu
untuk berbagi pengalaman atau secara mereka.
tidak langsung merasakan penderitaan b. Memperhatikan curhatan. Biasakan
orang lain (Asih & Pratiwi, 2010). Hurlock mendengar curhat orang lain sampai
(Asih & Pratiwi, 2010) menyatakan bahwa selesai dan penuh perhatian. Semakin
empati secara sederhana adalah kita memperhatikan cerita, masalah,
kemampuan untuk menempatkan pribadi dan perasaan orang lain, maka
pada posisi orang lain sehingga orang lain semakin kaya emosi kita. Dalam

313
p-ISSN : 2721-5393, e-ISSN : 2721-5385
www.jurnalp3k.com/index.php/J-P3K/index

jangka panjang, kita mengetahui dapat terjadi pada individu tersebut. b)


tentang bagaimana memahami Afektif, khususnya orang yang mengerti
kekhawatiran dan perasaan orang apa yang orang lain rasakan.
lain. Batson dan Coke (Asih & Pratiwi,
c. Membayangkan kejadian dalam diri 2010) mengungkapkan bahwa dalam
kita. Mencoba membayangkan empati terdapat aspek-aspek berikut: a)
sesuatu yang akan kita rasakan saat Kehangatan, adalah kecenderungan
menghadapi perasaan atau kondisi bahwa seseorang dapat bersikap hangat
yang sedang dimiliki oleh orang lain. kepada orang lain. b) Kelembutan, adalah
Sehingga, perasaan serupa muncul, kecenderungan bahwa individu perlu
baik yang positif maupun yang negatif, bertindak atau mengungkapkan kata-kata
terlepas dari apakah itu marah, halus terhadap orang lain. c) Peduli,
sengsara, atau gembira. Itulah cara adalah sikap yang dibutuhkan individu
kita melihat situasi dari sudut untuk memberi perhatian pada orang lain
pandang orang lain. dan lingkungan umum.
2. Lakukan dengan tulus agar kita Dari kajian teoritis di atas,
bersimpati cenderung dibicarakan sehubungan
a. Berhati-hatilah dalam ucapan dan dengan pentingnya teknik empati dalam
aktivitas. Renungkan perilaku dan proses konseling individual. Telah
kata-kata kita sebelum melakukan dikatakan bahwa konselor harus memiliki
atau mengatakannya kepada orang sikap empati untuk memasuki realitas
lain. Mungkin perilaku dan kata-kata klien dan memahami perasannya. Hal ini
kita menyakiti orang lain, dan sesuai dengan hasil dari penelitian Clark
mungkin kita bisa menjadi bijak. (2010) bahwa empati ialah hal penting
b. Mulailah dengan diri Anda sendiri. dalam proses konseling, empati
Cobalah untuk tidak menasihati orang diidentifikasi dengan kesadaran konselor
lain untuk mencapai sesuatu yang kita tentang perasaannya dan tanggapan
sendiri tidak mau melakukannya. batinnya dalam bereaksi dan menghadapi
c. Memberi bantuan. Memberi bantuan perasaan klien. Melalui pengetahuan
dengan kegiatan menanyakan sesuatu individu ini, konselor pengalaman, dalam
yang bisa kita lakukan untuk waktu sebentar, merasakan bagaimana
membantu seseorang. Bila Anda tidak rasanya menjadi klien. Ketika mencoba
dapat memberikan sesuatu yang dia untuk memahami klien, konselor sejenak
minta, cari opsi lain yang berbeda dikaitkan dengan interaksi yang
atau mintalah orang lain yang juga mencakup identifikasi, imajinasi, naluri,
dapat membantunya. dan perasaan pada tingkat karakteristik.
Baron dan Byrne (2012) Seolah-olah, seorang konselor berubah
mengungkapkan bahwa dalam empati menjadi alat untuk pengaturan empatik
juga terdapat aspek-aspek, yaitu: a) dan membingkai spekulasi dalam konteks
Kognitif, khususnya; Orang yang dapat konseling. Juga, dalam lingkungan sosial,
mengidentifikasi mendapatkan apa yang empati adalah keinginan untuk membantu
orang lain rasakan dan mengapa hal itu orang lain tanpa memikirkan keuntungan

314
p-ISSN : 2721-5393, e-ISSN : 2721-5385
www.jurnalp3k.com/index.php/J-P3K/index

mereka sendiri. Empati lebih berpusat DAFTAR PUSTAKA


pada bantuan kepada pihak lain. Empati Andriyani, J. (2018). Konsep Konseling Individual
Dalam Proses Penyelesaian Perselisihan
yang tinggi pada konselor akan
Keluarga. Jurnal At-Taujih , 17-31.
menyebabkan dia mau membantu Asih, G. Y., & Pratiwi, M. M. (2010). Perilaku
kliennya, Myers (Asih & Pratiwi, 2010). Prososial Ditinjau dari Empati dan
Kematangan Emosi. Jurnal Psikologi
Baron dan Byrne (Sutoyo, 2013)
Universitas Muria Kudus .
memandang empati sebagai syarat untuk Baron, R. A., & Byrne, D. (2012). Psikologi Sosial
membantu memberdayakan munculnya Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Clarck, A. J. (2010). Emphaty: An Intergal Model In
motif altuiristik.
the Counseling Prosses. Journal of
Berdasarkan hasil penelitian yang Counseling & Development .
dilakukan oleh Ira (Dewi, 2020) dikatakan Dewi, I. K. (2020). Model Creative Art Dalam
bahwa salah satu cara yang dapat Konseling Untuk Meningkatkan Empati dan
Hubungan Interpersonal pada Mahasiswa
digunakan untuk meningkatkan empati Politeknik LP3I Medan Kampus Medan
selama proses konseling ialah dengan Baru. J-P3K , 34-43.
menerapkan model creative art. Penerapan Djafri, N. (2014). Pengantar Pelaksanaan
Bimbingan dan Konseling di Sekolah.
model ini dapat mengatasi permasalahan Gorontalo: Ideas Publishing.
kurangnya empati pada konselor yang Franzoi, S. L. (2006). Social Psychology. New York:
dapat berdampak pada sulitnya menjalin McGraw Hill Companies Inc.
Franzoi, S. L. (2003). Social Psychology 3rd Edition.
hubungan interpersonal dengan klien. Boston: McGraw Hill Company.
Sebab efek jangka panjang yang diperoleh Ikiz, F. E. (2009). Investigation of Counselor
dari penerapan model creative art ini ialah Empathy with Respect to Safe Schools.
Journal: Science Direct .
akan memperkaya konselor untuk lebih Mahsudi, F. (2013). Psikologi Konseling Buku
peka terhadap kreatifitas yang dilakukan Panduan Lengkap dan Praktis Menerapkan
oleh klien sehingga menciptakan Psikologi Konseling. Yogyakarta: IRCiSoD.
Mapierre, A. (2006). Kamus Istilah Konseling dan
kesadaran dan empati terhadap apa yang Terapi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
dirasakan klien. Prayitno, & Amti, E. (2004). Dasar-Dasar
Bimbingan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta.
SIMPULAN Qoyyimah, N. R., Noorrizki, R. D., Sa'id, M.,
Apriliana, J., & Isqy, T. T. (2021). Efektivitas
Berdasarkan dari paparan di atas, Konseling Sebaya sebagai Upaya Penguatan
disimpulkan bahwa teknik empati sangat Kesehatan Mental Remaja Panti Asuhan. J-
penting untuk dikuasi oleh seorang P3K , 166-173.
Sujatmiko, E. (2014). Kamus IPS, Cetakan I.
konselor dalam mengarahkan proses
Surakarta: Aksara Sinergi Media.
konseling individual untuk menghubungi Sukardi, D. K. (2002). Pengantar Pelaksanaan
dan memahami perasaan klien atau Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta:
Rineka Cipta.
konseli secara tepat, sehingga klien atau
Sutoyo, A. (2013). Bimbingan dan Konseling Islami
konseli dapat mengomunikasikan apa (Teori & Praktik). Yogyakarta: Pustaka
yang dia hadapi saat ini secara transparan Belajar.
Wikipedia. (2021, Agustus 28). Pribadi. Diambil
dan sukarela (tanpa paksaan) dan
kembali dari Wikipedia Ensiklopedia Bebas:
mendorong penyelesaian masalah bagi https://id.wikipedia.org/wiki/Pribadi
konseli atau klien. Hal ini disebut KES Wilis, S. S. (2013). Konseling Individual Teori dan
Praktek. Bandung: Alfabeta.
(Kehidupan Efektif Sehari-hari).
Zed, M. (2014). Metode Penelitian Kepustakaan.
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

315

Anda mungkin juga menyukai