Anda di halaman 1dari 8

Buku Teks Pelajaran Berbasis Aneka Sumber

Opini

Buku Teks Pelajaran Berbasis Aneka Sumber

B.P. Sitepu*)

Abstrak
elaras dengan perubahan paradigma terhadap pendidikan, khususnya terhadap pembelajaran,

S tulisan ini membahas tentang penyusunan buku teks pelajaran berbasis aneka sumber. Tulisan
ini diawali dengan perubahan paradigma terhadap pendidikan yang membawa dampak
perubahan kedudukan peserta didik dalam proses belajar dan membelajarkan. Peserta didik
menjadi subjek dan pusat perhatian dalam merancang serta melaksanakan pembelajaran. Pendidik
berperan lebih sebagai perancang, pengelola, fasilitator, tutor, dan mentor. Kemudian, tulisan ini
membahas peranan buku teks pelajaran sebagai salah satu sumber belajar. Berkaitan dengan usaha
memberikan kecakapan belajar agar mampu belajar sepanjang hayat, tulisan ini mengangap perlu
menyusun buku teks pelajaran yang dapat dijadikan acuan dalam mewujudkan pembelajaran yang
aktif, kreatif, inovatif, efektif, dan menyenangkan. Isi buku pelajaran dianggap perlu dikembangkan
dengan mendayagunakan berbagai sumber belajar di lingkungan peserta didik. Dalam menyusun
buku yang berbasis aneka sumber itu, tulisan ini menawarkan sejumlah gagasan yang perlu
dikembangkan dalam menyusun isi, metode pengembangan isi, bahasa, ilustrasi, dan grafika buku
teks pelajaran.

Kata kunci: Paradigma pendidikan, pembelajaran, sumber belajar, pembelajaran kontekstual, buku
teks pelajaran.

In the line of paradigm shift about education, particularly in teaching-learning process, this article
discusses the textbooks based on various resources. The first part of this article describes the paradigm
shift about education and its impacts on the learners’ roles in teaching-learning process. The learners
become the subjects and the focus of interest in designing and conducting the instructional programs.
Teacher acts more as an instructional designer and manager, facilitator, tutor, and mentor. Next, this
article discusses the role and function of textbook as learning resource. To make instructional process
becomes active, creative, innovative, effective, and joyful as well as to enable the learners to obtain
life-long learning skill, the textbooks should provide rich information referring to and utilizing various
learning resources available within their environment. With this context in mind, this article proposes
a set of ideas to be elaborated further in developing the textbooks based on various learning resources,
such as considerations in developing content, methods of developing content, language, illustration
and graphic aspects..

pembelajaran), serta perubahan lingkungan


Perubahan Paradigma yang terjadi secara alamiah atau karena
tentang Pendidikan perbuatan manusia, mempengaruhi cara
berpikir manusia. Perubahan-perubahan yang
Kemajuan yang pesat di bidang ilmu terus menerus terjadi, juga mendorong
pengetahuan (termasuk ilmu pendidikan) dan perubahan cara berpikir manusia menanggapi
teknologi (termasuk teknologi pendidikan/ dunia atau apa yang disebut Lincoln (1985: 29)

*) Guru Besar Universitas Negeri Jakarta

Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008 95


Buku Teks Pelajaran Berbasis Aneka Sumber

dengan istilah paradigma atau Weltanschauung. Tabel 2: Perubahan Sistem Pendidikan


Sebagai ilustrasi, Reigeluth (1994:5) memberikan dari Era Industri ke Era Informasi
contoh perubahan cara berpikir manusia
terhadap sarana transportasi, keluarga, Era Industri Era Informasi
perusahaan, dan pendidikan dari era pertanian, B u k u s e b ag ai al at Teknologi sebagai alat
ke era industri, sampai ke era informasi. Khusus
di bidang pendidikan, Reigeluth (1994:8) Buku teks tunggal Perpustakaan
elektronik
menggambarkan terjadi perubahan pandangan
manusia terhadap pendidikan akibat perubahan Ruang kelas sebagai Dunia sebagai ruang
di lingkungan kerja dari era industri ke era dunia k e l as
informasi, sebagai berikut.
Berfokus kepada Berfokus pada
pembicara pertanyaan
Tabel 1: Perubahan Sistem Pendidikan
Tingkatan tergantung Pengembangan terus
dari Era Industri ke Era Informasi Akibat u si a menerus
Perubahan di Lingkungan Kerja
K e l u l u s an Belajar seumur hidup
Era Industri Era Informasi
Orang terdidik Pemelajar mandiri
Tingkat kelas Kemajuan terus
menerus Menguasai materi Berbasis hasil
Penguasaan isi Belajar berdasarkan
Tes beracuan standar Tes berbasis kinerja
kemampuan

Tes berdasarkan Tes individual Kelas atau sekolah Dunia menentukan


patokan menentukan standar standar

Penilaian tidak Penilaian berdasarkan Ingatan hafalan Pemecahan masalah


autentik kinerja (performanc e)
Fakta-fakta terisolasi Keterhubungan
Penyampaian bahan Rencana belajar secara divisualisasikan
ajar berdasarkan individual
kelompok Keterampilan Keterampilan
membaca terisolasi komunikasi di semua
Belajar secara bersaing Belajar kooperatif media
K e l as P u s at b e l aj at
Pembelajaran bersaing Pembelajaran
Guru sebagai sumber Guru sebagai kooperatif
pengetahuan pemandu dan tutor
d al am b e l aj ar Kompetisi antar rekan Kolaborasi dengan
k e l as komunitas pemelajar
Menghapal fakta yang Kemampuan berpikir
tidak berarti dan memecahkan Guru sebagai Guru sebagai pelatih,
masalah, dan membuat pengucur pembimbing, dan
makna pengetahuan fasilitator

Kemampuan Kemampuan Pamer hasil Bimbingan dari orang


membaca dan menulis berkomunikasi l ai n
yang terpisah.
B e l aj ar s e s u ai k as u s Belajar sesuai waktu
B u k u s e b ag ai al at Teknologi maju
sebagai alat. Tertutup Terbuka

Langkah dan tahapan Identifikasi tujuan


Sedikit berbeda dengan pendapat Regeluth, standar untuk semua belajar individual
Belt (1997) menunjukkan perubahan di dalam siswa
pendidikan dari era industri ke era informasi
dapat dilihat pada tabel 2.
Teknologi informasi dan teknologi meluas di berbagai kehidupan manusia. Seperti
komunikasi sudah berkembang pesat dalam terlihat pada Tabel 1 dan 2, terdapat perubahan
dekade akhir abad ke 20. Akan tetapi, dalam abad paradigma atas pendidikan yang antara lain
ke 21 ini teknologi informasi dan komunikasi sebagai akibat dari merebaknya perkembangan
terus berkembang dan dimanfaatkan secara teknologi informasi dan teknologi komunikasi.

96 Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008


Buku Teks Pelajaran Berbasis Aneka Sumber

Quantum Teaching menggabungkan kemampuan


Perkembangan Pembelajaran dan keistimewaan yang dimiliki peserta didik
sehingga memperoleh prestasi yang
Perkembangan dalam ilmu pendidikan juga mengagumkan. Perubahan dalam cara belajar
telah mengubah kedudukan peserta didik dalam dan membelajarkan terjadi begitu cepat dalam
proses belajar dan membelajarkan. Fokus dekade terakhir abad ke 20. Bahkan, Dryden
kegiatan belajar-membelajarkan tidak lagi dan Vos dalam buku mereka The Learning
berpusat pada pendidik/guru, tetapi pada Revolution: The Change the World Learn (1999)
peserta didik. Dengan demikian, kedudukan
menyebutkan terjadi revolusi dalam cara belajar
pendidik/guru, pendekatan dan metode belajar
dan membelajarkan
dan membelajarkan juga berubah. Guru lebih
Dengan membanding-bandingkan
berfungsi sebagai perencana dan pengelola
bagaimana belajar didefinisikan oleh berbagai
pembelajaran, tutor, dan motivator. Metode
ahli psikologi dan ahli pendidikan (Glenn E.
pembelajaran diarahkan pada membuat peserta
Snelbecker,1974: 12-15), pada hakikatnya belajar
didik aktif belajar secara mandiri dan dalam
dapat diartikan sebagai upaya sadar, berencana,
kelompok untuk memperoleh pengetahuan dan
dan sistematis untuk mengubah perilaku ke arah
keterampilan untuk mengetahui (to know),
yang lebih baik dan bersifat relatif menetap. Hasil
melakukan (to do), memiliki jati diri (to be), hidup
belajar dalam bentuk perubahan perilaku itu
bersama to live togather), serta bagaimana belajar
dipergunakan untuk mengatasi masalah dan
(to learn).
mengembangkan kualitas hidup sehingga lebih
Perubahan paradigma atas pendidikan
baik, baik di dunia maupun di akhirat.
mendorong perubahan yang cepat pula dalam
Agar peserta didik memperoleh
metode belajar dan membelajarkan. Pada tahun
pengalaman belajar
tujuh puluhan
yang sesuai untuk
DePorter bersama
mencapai tujuan
Hernaki mengem-
belajar, maka pem-
bangkan cara bel- Agar peserta didik memperoleh belajaran yang dike-
ajar dan membe- pengalaman belajar yang sesuai hendaki adalah pem-
lajarkan diawali di untuk mencapai tujuan belajar, belajaran aktif, krea-
Sekolah Bisnis di maka pembelajaran yang tif, inovatif, efektif,
daerah Vermont dikehendaki adalah pembelajaran dan menyenang-
serta pada awal aktif, kreatif, inovatif, effektif, dan kan (PAKIEM).
tahun delapan pu- menyenangkan (PAKIEM). Pembelajaran aktif
luhan dikembang-
memiliki ciri:
kan di Super Camp
menuntut siswa
di Kirkwood Mea-
mempelajari bahan
dows, California.
ajar sebelum pem-belajaran di kelas, mendorong
Dalam program Super Camp itu mereka mem-
siswa menanyakan hal-hal yang kurang jelas,
perhatikan dan mengembangkan semua potensi
menuntut siswa melakukan diskusi kelompok
yang dimiliki oleh peserta didik, menumbuhkan
di kelas, menuntut siswa memberikan tanggapan
rasa percaya diri, keterampilan belajar, dan
atas isi bahan ajar,dan mendorong siswa
kemampuan berkomunikasi dalam suatu
mengetahui lebih lanjut atau lebih jauh.
lingkungan yang menyenangkan. Cara belajar
Pembelajaran kreatif memiliki ciri
yang mereka sebut dengan Quantum Learning
mendorong peserta didik menemukan gagasan
(1992) sebagai suatu cara belajar yang nyaman
baru, mendorong peserta didik untuk
dan menyenangkan. Quantum Learning yang
mengkomunikasikan ide mereka dalam berbagai
dianggap cukup berhasil itu menuntut
bentuk secara tertulis dan lisan, mendorong
perubahan pada cara guru membelajarkan
peserta didik untuk mencari dan memperoleh
peserta didik. DePorter, Reardon, dan Singer-
informasi melalui gagasan-gagasan lisan
Nourie, metode pembelajaran yang mereka sebut
maupun tulisan., mendorong peserta didik
Quantum Teaching (1999) merupakan cara-cara
mengembangkan alternatif pemecahan masalah,
yang dapat dipergunakan guru untuk membuat
dan mendorong peserta didik untuk menggu-
Quantum Learning dipraktikkan di kelas. nakan sumber belajar lain.

Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008 97


Buku Teks Pelajaran Berbasis Aneka Sumber

Pembelajaran inovatif memiliki ciri 5. Membuat aktivitas belajar bekerjasama


mendorong peserta didik menemukan gagasan dengan masyarakat
baru dan mendorong peserta didik membuat hal- 6. Menerapkan penilaian autentik
hal yang baru. Sedangkan pembelajaran effektif Keberhasilan penerapan pembelajaran
memiliki ciri peserta didik mencapai indikator kontekstual perlu melibatkan berbagai pihak
kompetensi, peserta didik mencapai kompetensi serta sumber belajar dan tidak hanya berasal dari
dasar, dan peserta didik mencapai standar buku dan guru, melainkan juga dari lingkungan
kompetensi. sekitar baik di rumah maupun di masyarakat;
Yang dimaksud pembelajaran menye- strategi pembelajaran kontekstual memiliki
nangkan adalah membuat suasana belajar banyak variasi sehingga memungkinkan guru
membelajarkan menggembirakan, memberikan untuk mengembangkan model pembelajaran
kebebasan berekspresi kepada peserta didik, yang berbeda dengan keajegan yang ada.
menghargai peserta didik yang berhasil, dan Untuk melengkapi dan memperkaya
menunjukkan penggunaan berbagai metode kemampuan peserta didik serta untuk
belajar yang bervariasi. Suasana pembelajaran memudahkannya mempelajari pengetahuan
yang demikian memberikan motivasi dan atau keterampilan baru, dalam proses belajar-
semangat belajar untuk lebih berprestasi. membelajarkan peserta didik perlu
Di samping proses pembelajaran memiliki menggunakan berbagai sumber.
ciri aktif, kreatif, inovatif, efektif, dan
menyenangkan, pembelajaran juga perlu
dilakukan secara kontekstual. Konsep ini Perkembangan Buku Pelajaran
didasarkan pada hasil penelitian John Dewey
(1916) yang menyimpulkan bahwa siswa belajar Buku merupakan kumpulan kertas tercetak yang
dengan baik jika apa yang dipelajari terkait berisi informasi dalam hal tertentu dan disusun
dengan apa yang telah diketahui dan dengan secara sistematis, dijilid, dan diberi kulit
kegiatan yang atau peristiwa yang terjadi di pelindung (cover) serta dapat dijadikan sebagai
sekelilingnya. Pembelajaran ini menekankan salah satu sumber belajar-membelajarkan.
pada daya pikir yang tinggi, transfer ilmu Pengertian ini jelas masih mengacu pada wujud
pengetahuan, mengumpulkan dan fisik buku dalam bentuk buku seperti terlihat
menganalisis data, memecahkan masalah- dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1998),
masalah tertentu baik secara individu maupun Ensiklopedia Indonesia (1980), dan rumusan
kelompok Unesco yang dikutip oleh Andriese dkk (1964).
Pembelajaran kontekstual membantu guru Di lingkungan Departemen Pendidikan
mengaitkan bahan pelajaran dengan keadaan/ Nasional buku dikelompokkan ke dalam dua
dunia nyata dan memotivasi peserta didik jenis yaitu buku teks pelajaran dan buku untuk
membuat hubungan antara pengetahuan dan perpustakaan sekolah. Buku teks pelajaran
penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai adalah buku teks wajib untuk digunakan di
anggota keluarga, anggota masyarakat, dan sekolah yang memuat materi pembelajaran
pekerja. Dengan menerapkan konsep dalam rangka mencapai tujuan pendidikan
pembelajaran kontekstual, guru dapat nasional. Oleh karena itu buku teks pelajaran
memberikan keterampilan hidup (life skills) yang
harus melalui proses penilaian yang objektif
lebih kongkrit. Melalui pembelajaran ini, siswa
untuk menjamin mutu isi, metode pembelajaran,
menjadi lebih responsif dalam menggunakan
bahasa, dan grafikanya. Buku teks pelajaran
pengetahuan dan keterampilan di kehidupan
wajib dipakai oleh guru dan siswa sebagai
nyata sehingga memiliki motivasi tinggi untuk
acuan dalam proses belajar-membelajarkan.
belajar.
(Pasal 1 s.d. 3, Peraturan Menteri Pendidikan
Beberapa strategi pengajaran yang dapat
Nasional, No. 11 thn 2005).
dikembangkan oleh guru melalui pembelajaran
Di samping buku teks pelajaran, guru dan
kontekstual, antara lain:
siswa dapat menggunakan buku perpustakaan
1. Pembelajaran berbasis masalah.
untuk menambah atau memperkaya
2. Memanfaatkan lingkungan siswa untuk
pengetahuan. Buku perpustakaan sekolah itu
memperoleh pengalaman belajar
3. Memberikan aktivitas kelompok termasuk buku panduan guru dan buku referensi
4. Membuat aktivitas belajar mandiri lainnya.

98 Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008


Buku Teks Pelajaran Berbasis Aneka Sumber

Dengan menggunakan teknologi informasi, belajar tentang apa saja, dan belajar untuk tujuan
bahan ajar dapat ditampilkan dengan apa saja. Peserta didik dapat menggunakan
menggunakan media elektronik seperti berbagai alam, lingkungan, orang dan apa saja dalam
bentuk disk (compact disk, flash disk, dll) dengan memperoleh informasi sebagai bahan ajar.
tetap menggunakan format buku. Penerbitan Dengan demikian, bahan ajar tidak hanya
buku elektronik itu lebih cepat dan murah serta bersumber dari buku serta bahan ajar cetak
lebih mudah disebarkan. Di lain pihak dengan lainnya atau dari media noncetak seperti kaset,
menggunakan berbagai program, bahan ajar CD, dan internet/komputer. Bahkan untuk
dapat disusun dan disajikan secara interaktif keperluan tertentu seperti untuk belajar IPA,
dan lebih menarik. Menurut Grycz dalam peserta didik dapat belajar dengan mengamati
Altabach (1998: 131-132) penerbitan buku gejala-gejala alam yang ada di sekitarya. Alam
elektronik berkembang pesat di abad ke-21 ini dijadikan sebagai laboratorium, tempat
dan dapat menggeser kedudukan buku dalam melakukan pengamatan dan percobaan.
wujud kertas apabila tidak dilakukan Sumber, tempat, dan waktu belajar menjadi lebih
penyempurnaan dan penyesuaian dalam terbuka dan lebih luas serta dapat juga menjadi
menyusun dan menyajikan informasi dalam lebih murah. Keberhasilan belajar berbasis
buku konvensional. aneka sumber ini sangat tergantung pada
Mengingat semakin mahalnya harga buku kemampuan dan kejelian pendidik/guru dan
dan berbagai kendala dalam menyalurkan buku peserta didik dalam mengamati dan memilih
ke sekolah, Depdiknas menggunakan buku sumber-sumber belajar yang ada di
elektronik (e-book) yang disebarkan melalui lingkungannya yang tepat dijadikan sebagai
internet. Untuk tahun pelajaran 2008/2009 ini bahan ajar untuk keperluan tujuan belajar
Depdiknas sudah menyebarluaskan 47 judul tertentu.
buku pelajaran pokok dan akan terus meningkat Penyusunan buku teks pelajaran di
hanya sampai 250 judul buku untuk SD/MI, Indonesia dewasa ini terkesan kaku dan kering
SMP/MTs, dan SLTA. Buku elektronik ini dapat sehingga kurang memotivasi siswa untuk
dengan cepat disebarkan dan setiap siswa bebas belajar. Supriadi (2000) melihat keadaan ini
membuka dan mengunduhnya (down load) berkaitan erat dengan pemikiran penyusun
sehingga lebih murah dibandingkan kalau naskah buku teks pelajaran yang beranggapan
naskah buku itu dicetak. bahwa guru akan memberikan uraian lebih rinci
Internet menawarkan berbagai data dan atas bahan ajar yang disajikan dalam buku itu
informasi mutakhir yang dapat dipergunakan sehingga menjadi lebih jelas dan menarik.
sebagai sumber belajar-membelajarkan. Banyak Kebanyakan pula buku teks pelajaran terlalu
ilmuwan dan tokoh menyebarluaskan temuan terikat pada tujuan dan materi pokok yang
dan gagasannya melalui internet. Kemudahan ditetapkan dalam kurikulum, sehingga
memperoleh informasi melalui internet membuat penyusun buku pelajaran kurang memper-
sumber informasi untuk belajar-membelajarkan hatikan sumber-sumber belajar lain yang ada di
tidak hanya terbatas pada kelas, sekolah, dan sekolah dan di lingkungan siswa tinggal. Hal
lingkungan siswa saja tetapi memungkinkan yang demikian menurut Chattry-Komarek (1996)
siswa memperoleh informasi dari berbagai antara lain mengakibatkan belajar kontekstual
tempat di dunia. (Forsyth, 2001). Dengan (contextual learning) kurang terlihat dalam buku
demikian, hal yang penting bagi siswa ialah teks pelajaran.
keterampilan mencari dan memilih informasi Dalam era informasi, di berbagai negara
dari internet secara cepat dan sesuai dengan yang maju di bidang teknologi informasi dan
kebutuhan belajarnya. komunikasi seperti Jepang, Korea, Amerika, dan
Oleh karena berbagai keterbatasan dana dan Inggris, kedudukan buku sebagai alat
sarana pendidikan (khususnya alat-alat pendidikan/pembelajaran secara berangsur
praktik/laboratorium) dan sering juga dialami mulai digantikan oleh teknologi. Buku bukan
kurangnya jumlah tenaga pendidik/guru yang lagi merupakan media cetak tunggal yang
bermutu, dewasa ini berkembang konsep belajar dipergunakan sebagai sumber belajar, tetapi
berbasis aneka sumber yang dikenal dengan telah dapat digantikan oleh perpustakaan
akronim “bebas”. Konsep ini mengembangkan elektronik. Dengan demikian, keterampilan
proses belajar dengan sumber belajar apa saja, membaca yang sebelumnya diandalkan dalam
belajar dari siapa saja, belajar kepada siapa saja, menyerap informasi dari buku/media cetak, di

Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008 99


Buku Teks Pelajaran Berbasis Aneka Sumber

era informasi ini yang dituntut adalah 2. Unsur yang cukup diperhatikan adalah
kemampuan berkomunikasi dengan berbagai pembelajaran efektif dalam arti bahwa materi
media. Dengan dianggapnya proses belajar- isi buku dikembangkan untuk dapat
membelajarkan tidak hanya terbatas di kelas/ mencapai kompetensi yang ditetapkan
ruangan yang dibatasi dengan dinding, lantai dalam kurikulum.
dan langit-langit, tetapi dunia terbuka menjadi 3. Penggunaan buku teks pelajaran kurang
ruang belajar maka kedudukan dan fungsi buku memperhatikan sumber-sumber belajar lain,
menjadi berubah. sebagai rujukan atau pengayaan. Dengan
Di Indonesia buku teks pelajaran pada demikian masing-masing buku teks
umumnya masih dijadikan acuan utama dalam pelajaran terkesan disusun berdiri sendiri.
proses pembelajaran. Bahkan di sejumlah 4. Dilihat dari isi dan penyajiannya, buku teks
sekolah guru dapat melaksanakan pembelajaran pelajaran untuk mata pelajaran bahasa
mengacu pada buku teks pelajaran tanpa pernah Indonesia dan Matematika belum disusun
melihat kurikulum. Akan tetapi guru tidak dapat berbasis aneka sumber belajar.
menghadapi kesulitan melaksanakan pembe- Temuan dalam penelitian itu tidak dapat
lajaran tanpa buku teks pelajaran meskipun digenera-lisasikan, karena penyusun buku teks
kurikulum tersedia. Oleh karena sangat pelajaran yang berbeda dapat saja menyusun
beralasan kebijakan Departemen Pendidian buku dengan cara yang berbeda. Sungguh-pun
Nasional yang menyatakan bahwa buku teks demikian, hasil penelitian itu setidak-tidaknya
pelajaran yang dipakai di sekolah harus dipilih merupakan gejala yang mengggugah guru untuk
dari buku-buku yang telah melalui penilaian lebih mencermati isi buku teks pelajaran itu serta
Badan Standar Nasional Pendidikan serta melakukan penyesuaian dalam mengu-
dinyatakan layak nakannya sebagai
melalui keputusan sumber belajar bagi
Menteri Pendidikan siswa dan sumber
Nasional (Permen- pembel-ajaran bagi
diknas No. 11 Thn
Hasil penelitian (2007) yang
guru.
2005). Dalam penilai- dilakukan penulis atas lima judul Oleh karena di
an itu telah diper- buku teks pelajaran SMP terbitan kebanyakan
hatikan kelayakan 2006 menunjukkan, kelima buku sekolah di Indone-
dari segi isi, bahasa, tersebut belum menggunakan sia, guru masih
penyajian, dan kegra- mengandalkan
fikaan. Akan tetapi
pendekatan belajar berbasis aneka
buku teks pelajaran
sejauh manakah sumber. sebagai acuan
penyusunan buku dalam merancang
teks pelajaran ini dan melaksanakan
telah menerapkan prinsip-prinsip belajar pembelajaran serta dalam melakukan evaluasi
berbasis aneka sumber, perlu pencermatan lebih hasil belajar siswa (Pusat Perbukuan, 2005), buku
lanjut. pelajaran perlu disusun sesuai dengan
Hasil penelitian (2007) yang dilakukan perkembangan teori-teori pedagogik dan
penulis atas lima judul buku teks pelajaran SMP mengintegrasikannya dengan sumber-sumber
terbitan 2006 menunjukkan, kelima buku belajar yang ada di lingkungan siswa seperti
tersebut belum menggunakan pendekatan belajar sekolah, rumah, dan masyarakat sehingga proses
berbasis aneka sumber. Kecuali satu, empat dari belajar-membelajarkan dapat membuat siswa
buku yang dipergunakan sebagai buku teks aktif, kreatif, dan inovatif. Dengan demikian
pelajaran untuk Bahasa Indonesia dan
akan terwujud suasana belajar dan
Matematika kelas VIII SMP itu telah dinilai dan
pembelajaran yang efektif, efisien dan
dinyatakan layak dipakai sebagai buku teks
menyenangkan.
pelajaran oleh Mendiknas. Hasil penelitian yang
menggunakan teknik analisis isi menunjukkan
antara lain:
1. Isi dan penyajian kelima buku teks pelajaran Penyusunan Buku Teks Pelajaran
belum sepenuhnya disusun membuat
pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif, Secara umum dapat dikemukakan, dalam
efektif, menyenangkan, dan kontekstual. menyusun naskah buku teks pelajaran

100 Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008


Buku Teks Pelajaran Berbasis Aneka Sumber

pengembangan bahan ajar perlu mengacu pada


penyusun perlu memperhatikan (a) isi, (b) (a) tujuan pembelajaran, (b) karakteristik peserta
metode pembelajaran, (c) bahasa, (d) ilustrasi, didik, (c) karakteristik bahan ajar, (d) lingkungan
dan (e) unsur-unsur grafika, ketika naskah itu belajar, (e) sumber belajar yang tersedia, dan (f)
akan dicetak. Isi buku berkaitan dengan tuntutan alokasi waktu. Metode pengembangan bahan
kurikulum yang berlaku seperti standar ajar ini sangat berpengaruh pada efektivitas dan
kompetensi, kompetensi dasar dan indikator efisiensi kegiatan belajar dan membelajarkan.
kompetensi. Untuk mencapai kompetensi itu Metode ini pula akan mempengaruhi sejauh
dalam kurikulum telah disebutkan materi pokok mana proses belajar aktif, kreatif, inovatif, dan
bahan ajar. Penyusun buku mengembangkan menyenangkan dapat diwujudkan.
materi pokok itu sehingga dapat mencapai Ketiga, bahasa merupakan alat komunikasi
masing-masing kompetensi dasar. Kedalaman untuk menyampaikan bahan ajar dari penyusun
dan keluasan uraian bergantung pada indikator buku teks pelajaran kepada peserta didik. Bahan
kompetensi yang hendak dicapai. Konsep dan ajar yang telah disusun secara tepat dilihat dari
teori yang disampaikan harus relevan dengan materi isi dan metodologi belajar dan
pokok bahasan, mutakhir dan benar pembelajaran akan bermanfaat sebagai sumber
berdasarkan disiplin ilmunya. Susunan dan belajar kalau disajikan dan disampaikan dengan
urutan konsep dan teori didasarkan pada menggunakan bahasa yang komunikatif, dapat
hubungan yang dapat bersifat hierarkial, dimengerti dengan mudah oleh pembaca/
prosedural, kelompok atau campuran ketiga- penggunanya. Hal-hal yang mempengaruhi
tiganya. Contoh aplikasi atau kegunaan teori penggunaan bahasa yang efektif dan efisien ialah
sedapat mungkin diambil dan dikembangkan pilihan kata (diksi), kaidah-kaidah bahasa yang
dari lingkungan serta kehidupan peserta didik. baik dan benar, susunan serta struktur kalimat
Dengan demikian belajar secara kontekstual dan paragraf, dan gaya bahasa. Dalam
dapat juga terlihat dari materi isi bahan ajar. menggunakan bahasa ini perlu diperhatikan (a)
Hal kedua yang perlu diperhatikan ialah kemampuan berbahasa peserta didik, (b) kaidah-
pengembangan materi isi bahan ajar dengan kaidah bahasa, (c) karakteristik bahan ajar, dan
metode pembelajaran yang tepat. Metode (d) lingkungan sosial/budaya setempat.
pembelajaran terkait dengan metode belajar Sebelum naskah dicetak, keterbacaan bahan ajar
dalam arti bahwa dalam memilih metode perlu diujicobakan terlebih dahulu kepada calon
pembelajaran, penyusun buku teks pelajaran pemakai.
perlu mengetahui teori belajar yang sesuai. Keempat, ilustrasi berfungsi untuk
Dalam melaksanakan pembelajaran memperjelas konsep/teori dan dapat dibuat
berdasarkan Quantum Teaching, guru perlu dalam bentuk gambar, tabel, grafik, diagram,
mengetahui Quantum Learning; kalau secara teori, sketsa, denah, peta, atau potret. Dengan
siswa belajar dari yang kongkrit ke yang abstrak, menggunakan ilustrasi uraian dapat dibuat
penyusuan buku teks pelajaran menyajikan menjadi lebih singkat, jelas, terfokus, dan
bahan atau contoh yang nyata/kongkrit menarik. Untuk menunjukkan perubahan nilai
kemudian mengarah ke yang abstrak. Penyusun tukar dolar terhadap rupiah dalam satu bulan
buku pelajaran perlu pula memperhatikan misalnya, dapat disajikan dengan grafik
prinsip-prinsip belajar aktif dengan sehingga lebih singkat, jelas, dan menarik
memberikan kesempatan kepada siswa berperan daripada penjelasan dengan uraian/narasi. Di
serta dalam proses pembelajaran secara aktif samping hal-hal yang tidak mungkin
misalnya dengan memberikan kesempatan ditunjukkan dalam bentuk sesunguhnya karena
menemukan sendiri masalah dan cara berbagai keterbatasan atau untuk keselamatan,
pemecahannya yang terkait dengan pokok dapat disampaikan dalam bentuk gambar atau
bahasan. Memberikan kesempatan melakukan seketsa. Dalam membuat ilustrasi perlu
pengamatan, praktek, dan mendiskusikan diperhatikan (a) relevansi ilustrasi dengan
temuan-temuan mereka. Dalam proses belajar konsep atau fenomena yang hendak dijelaskan
dan pembelajaran itu dimanfaatkan aneka (b) ketepatan dan kesesuaian ilustrasi, (c) warna,
sumber belajar yang ada di sekitar tempat belajar khususnya kalau warna itu mengandung
dan tempat tinggal siswa, seperti pasar, makna, (d) dan penempatan ilustrasi,
perpustakaan, laboratorium, museum, pabrik, ditempatkan sedekat mungkin dengan konsep
pertanian, sungai, hutan, dan internet. Metode yang dijelaskan dengan ilustrasi.

Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008 101


Buku Teks Pelajaran Berbasis Aneka Sumber

Keenam, unsur-unsur grafika termasuk (a) Cohen, P. (1990). Publishing Development in


desain buku, (b) kertas dan ukuran buku, (c) Sumatra and West Kalimantan. London.
tipografi dan (d) tata letak kulit dan isi buku. Laporan Penelitian. Tidak diterbitkan
Sungguhpun tidak harus menguasai Cohen, P. (1991). Publishing development in eastern
pengetahuan tentang kegrafikaan ini, penyusun Indonesia. London. Laporan Penelitian.
buku teks pelajaran perlu tahu bahwa Tidak diterbitkan
penampilan fisik buku dapat memotivasi peserta DePorter, B., & Hernacki, M. (2000). Quantum
didik membaca dan mempelajarinya. Biasanya learning: Membiasakanbelajar nyaman
hal-hal yang berkaitan dengan kegrafikaan ini dan menyenangkan. Penerjemah:
dibahas oleh perancang buku (book designer) Alwiyah Abdurrahman, Bandung: Kaifa
penerbit dan penyusunan buku teks pelajaran. DePorter, B., Reardon,M. & Singer-Nourie, S.
Di samping untuk daya tarik, unsur-unsur (2000). Quantum teaching: Memprektikkan
grafika ini mempengaruhi harga produksi buku quantum learning di ruang-ruang kelas.
pelajaran. Penerjemah: Ary Nilandari. Bandung: Kaifa
Dryden, G., & Vos, J. (2000). Revolusi cara belajar
(The learning revolution). Penerjemah: Word
Penutup ++ Translation service. Bandung: Kaifa
Forsyth, I. (2001). Teaching & learning materials &
Perubahan paradigma atas pendidikan telah the internet. London: Kogan Page Limited.
mengakibatkan perubahan dalam praktik belajar Johnson, E.B. (2007). Contextual teaching &
dan membelajarkan. Perkembangan dalam learning. Penerjemah\; Ibnu Setiawan.
metode belajar dan membelajarkan juga telah Bandung: MLC
mengubah fungsi dan peran sumber-sumber Komarek, C. K. (1996). Tailor-made textbooks.
belajar yang ada. Untuk meningkatkan proses Oxford: CODE Europe
dan hasil belajar peserta didik, diperlukan Porter, B., Mark R., & Sarah S. (1999). Quantum
pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif, efektif, teaching. Boston: Allyn and Bacon
dan menyenangkan dengan menggunakan Rowntree, D. 1994. Preparing materials for open, distance
berbagai sumber belajar. Dengan pemikiran yang and flexible learning: An action guide for teachers
demikian maka pengembangan bahan ajar & trainers. London: Kogan Page Limited
dalam buku teks pelajaran perlu disesuaikan Shadily, H. (Pem.Red). (1980). Ensiklopedi
dengan perkembangan teori belajar dan Indonesia. Jakarta: Ichtiar Baru-Van Hoeve
membelajarkan. Isi dan penyajian bahan ajar & Elsevier Publishing Projects
dalam buku teks pelajaran perlu disusun Sitepu, B. P. (1997). Industri buku di Indonesia.
mendukung terwujudnya pembelajaran yang Jakarta: Pusat Perbukuan
aktif, kreatif, inovatif, efektif, dan menyenangkan. Sitepu, B.P. (2006). Penyusunan buku pelajaran.
Ciri itu perlu dilihat pada materi, metode Jakarta: Verbum Publishing
pembelajaran dalam mengembangkan bahan Sitepu, B.P. (1998). Buku sebagai sumber
ajar, bahasa, ilustrasi dan grafika buku teks pembelajaran. Jakarta: Pusat Perbukuan
pelajaran. Sitepu, B.P. (2000). Otonomi penyediaan buku
pelajaran dalam Analisis CSIS. Tahun
XXIX/2000, No. 3. Jakarta: CSIS
Daftar Pustaka Supriadi, D. (2000). Anatomi buku sekolah di Indonesia:
Problematik penilaian, penyebaran dan
Altbach, P. G. & Teferra (Eds.). (1998). Publishing penggunaan buku pelajaran, buku bacaan dan buku
and develompment: A book of readings. sumber. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa
Chesnull Hill. Massachusets: Bellagio Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan
Publishing Network & Obor, The Pengembangan Bahasa. (1994). Kamus Besar
International Book Institute, Inc. Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Andriese, H.G. et al. (1994). Pengelolaa penerbitan _____.Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
buku. Jakarta: Pusat Grafika Indonesia tentang Sistem Pendidikan Nasional,
Askerud, P. (1998). Educational Publishing and Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
Book Provision dalam Publishing and tentang Standar Pendidikan Nasional.
Development: A Book of Readings. Chesnut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Hill: Bellagio Publishing Network Nomor 11 Tahun 2005 tentang Buku Teks
Belt, S. (1997). Emerging vision of information age Pelajaran dalam Himpunan Peraturan
education, http://www.pmx.com.gator Perundang-undangan. Jakarta: Fokusmedia

102 Jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Anda mungkin juga menyukai