07 Bab Ii
07 Bab Ii
TINJAUAN PUSTAKA
terdahulu berupa beberapa jurnal terkait dengan penelitian yang dihimpun peneliti
terhadap Teks Global melalui Analisis Tema Fantasi”. Dalam penelitian ini
sebelumnya mengenai film princess disney serta analisis literatur sumber refernsi
memaknai film disney dan menyesuaikan dengan realitas sosial yang ada.
keberhasilan dan kegagalan dalam logika naratif dari rantai fantasi, sebuah film
menjadi bagian dari kelompok tertentu, dan berusaha untuk menjadi seperti tokoh
putri ideal yang ada di dalam film. Dan kegagalan yang terjadi akibat dari
10
11
ketidaksesuaian cerita film terhadap budaya dan pemahaman agama islam dari
konstruksi identitas dan pemaknaan teks media bagi anak perempuan bukan
ajaran agama memiliki peran yang penting dalam menentukan pemaknaan teks
Rujukan penelitian kedua yaitu jurnal penelitian Ditha Prasanti dan Sri
Remaja Laki-laki dalam Media sosial Group Line. Objek penelitianya adalah
Group Line.
Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah terdapat beberapa aspek tema
fantasi, rantai fantasi, tipe fantasi dan visi retoris yang terbentuk dalam sosial
media grup Line “Bedebah Cinta”. Dimana topik yang paling sering mereka
bicarakan antar anggota adalah persahabatan, seks, wanita dan game. Ada fakta
unik bahwa mereka di dalam grup hanya beranggota tujuh orang dan semua
anggota nya adalah lelaki, mereka tidak ingin menambah anggota baru apalagi
pembicaraan mereka di dalam grup terkesan blak-blakan dan kasar. Akan tetapi
pembicaraan itu hanya sebatas grup itu saja. Sedangkan di luar grup tersebut dan
di dunia nyata mereka termasuk orang yang berbicara sopan dan rajin beribadah.
Rantai dan tema fantasi terbentuk dalam obrolan di grup line tersebut.
metode etnografi virtual, dengan pengamatan video yang diposting oleh Teman
Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah tema fantasi yang terbentuk
dari relawan Teman Ahok melalui video yang disebar di facebook tahun 2015
yang memiliki tema fantasi “ Jakarta butuh kamu, ayo bergerak sekarang”. Hal
mendukung gerakan satu juta KTP untuk Ahok maju melalui jalur independen.
Mereka tertarik lantaran Ahok dikenal tegas dan berani dalam melawan para
koruptor dan begal APBD. Terlepas dari itu meskipun ada beberapa komentar
negatif terkait agama, latar belakang, etnis dan bahasa Ahok yang kasar. Hal
tersebut telah membentuk visi retoris “Sulit tapi mungkin” dalam mengumpulkan
satu juta KTP melalui media online dan offline. Dengan penyatuan visi retoris dan
13
tema-tema fantasi tersebut dapat membantu realisasi pengumpulan satu juta KTP
tema fantasi. Dan subyek penelitiannya adalah anggota pensiunan marinir yang
tinggal di Tanah Baru dan Rangkapan Jaya Baru, Depok. Obyek penelitian ini
adalah aspek komunikasi dalam bentuk simbol verbal dan noverbal anggota
Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah para anggota pensiunan korps
marinin berbagi tema fantasi di dalam grup mengenai ketulusan dan kejujuran
mereka dalam melaksanakan tugas militer yang berat. Kesetiaan mereka kepada
senior dan sulitnya masuk menjadi anggota marinin membuat komunikasi yang
terjadi di dalam grup semakin akrab. Mereka bercerita mengenai masa lalu
mereka berjuang di timor-timor dan kisah heroik yang dilakukan oleh pensiunan
anggota korps marinir tersebut. Dengan adanya cerita fantasi di antara para
anggota grup dapat menambah keakraban dan saling bertukar cerita di usia senja
mereka.
menggunakan analisis tema fantasi. Dan subyek penelitian ini adalah kisah heroik
Tuan Ni Rungfeng.
Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah visi retoris yang tercipta dari
karyawannya. Mereka berbagi tema fantasi terkait kriteria pemimpin yang ideal
bersemangat dan pekerja keras, dan sifat yang paling menonjol ia adalah orang
yang sangat ambisius dengan karier masa depannya. Namun dibalik sifat positif
Tuan Ni, ia juga memiliki beberapa pandangan negatif terkait otokratis, pemarah
dan tangguh. Dan tak jarang ia tak mau menerima nasihat dan masukan dari
bawahannya.
15
2 Ditha Prasanti & Konvergensi Dengan pendekatan kualitatif terdapat beberapa aspek tema fantasi, penelitian tersebut sama-sama perbedaannya pada subjek penelitian, peneliti
Sri Seti Indriani simbolik Tentang dan metode deskriptif. Tehnik rantai fantasi, tipe fantasi dan visi membahas tentang gambaran hanya berperan sebagai obervasi non
Percakapan Remaja pengumpulan data dilakukan retoris yang terbentuk dalam sosial mengenai rantai dan tema fantasi partisipan jadi hanya mengamati pembicaraan
Laki-laki dalam dengan cara observasi, media grup Line “Bedebah Cinta”. yang terbentuk oleh narasumber. di grup line tersebut dengan hasil screenshoot
Media Sosial Group wawancara mendalam dan Dimana topik yang paling sering percakapan lalu di analisis berdasarkan tema
Line ( Jurnal studi dokumentasi mereka bicarakan antar anggota adalah fantasi yang terbentuk. Sedangkan dalam
komunikasi Hasil persahabatan, seks, wanita dan game. penelitian ini dilakukan secara langsung yaitu
Pemikiran dan Ada fakta unik bahwa mereka di dalam peneliti ikut terlibat langsung dengan
Penelitian. Vol. 4; grup hanya beranggota tujuh orang dan narasumber dan mengamati komunikasi dan
No. 1; Tahun 2018 semua anggota nya adalah lelaki, tema fantasi yang terbentuk.
Halaman 1- mereka tidak ingin menambah anggota
8 .Program Studi baru apalagi seorang wanita, karena
Ilmu Komunikasi, menurut mereka wanita biasanya
universitas Garut sensitif.
P-ISSN: 2461-0836;
E-ISSN: 2580-
538X )
3 Mia Angeline Symbolic pendekatan kualitatif dan adalah tema fantasi yang terbentuk dari Penelitian memiliki kesamaan dalam penelitian ini menggunakan metode
Convergence in a metode etnografi virtual, relawan Teman Ahok melalui video dalam menganalisis tema fantasi etnografi virtual, dimana penelitian dilakukan
social movement : a dengan pengamatan video yang disebar di facebook tahun 2015 yang membuat seseorang dengan melakukan pengamatan melalui
case of yang diposting oleh Teman yang memiliki tema fantasi “ Jakarta bergerak mendukung atau media online yaitu berupa video yang di
“Pengumpulan Satu Ahok. Data dianalisis butuh kamu, ayo bergerak sekarang”. mengikuti sesuatu pesan yang unggah di facebook oleh teman Ahok lalu di
Juta KTP” by menggunakan Analisis Tema Hal ini megundang banyak reaksi disampaikan. Oleh sebuah analisis mengenai tema fantasi. Sedangkan
Teman Ahok Fantasi Boorman. Jenis publik warga Jakarta dan berbondong- kelompok atau organisasi. dalam penelitian kali ini peneliti
16
( HUMANIORA Vol. penelitian yang digunakan bondong mendukung gerakan satu juta menggunakan metode penelitian melalui
7 No.4 Oktober adalah deskriptif. Data yang KTP untuk Ahok maju melalui jalur wawancara mendalam, tatap muka dan focuss
2016 : 535-543 ) dikumpulkan menggunakan independen. Mereka tertarik lantaran grup discussion untuk mendapatkan data-data
metode observasi virtual Ahok dikenal tegas dan berani dalam yang diperlukan di dalam penelitian.
dengan observasi akun sosial melawan para koruptor dan begal
media Teman Ahok yaitu APBD. Hal tersebut telah membentuk
facebook. visi retoris “Sulit tapi mungkin” dalam
mengumpulkan satu juta KTP melalui
media online dan offline.
Judul Penelitian Metode Penelitan dan
No Nama Peneliti Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
tehnik pengumpulan data
4 Virierina Puspita Fantasy Themes of menggunakan pendekatan anggota pensiunan korps marinir dalam penelitian ini sama-sama penelitian ini adalah menggunakan
Marinee Retiree kualitatif dan paradigma berbagi tema fantasi di dalam grup menggunakan metode penelitian subyeknya beberapa anggota marinir yang
Group interpretif subyektif. mengenai ketulusan dan kejujuran secara focuss grup discussion ada dalam usia pensiun sehingga mereka
(HUMANIORA Vol. Penelitian ini menggunakan mereka dalam melaksanakan tugas sehingga data yang di dapatkan berbagi tema fantasi kebanyakan melalui
8 No.2 April 2017 : analisis tema fantasi. Dan militer yang berat. Kesetiaan mereka peneliti menjadi lebih akurat dan pengalaman mereka selama berada di medan
113-120) subyek penelitiannya adalah kepada senior dan sulitnya masuk tema fantasi yang di analisis pertempuran, dan bagaimana susahnya
anggota pensiunan marinir menjadi anggota marinin membuat jauh lebih akurat. menjadi anggota marinir. Sedangkan dalam
komunikasi yang terjadi di dalam grup penelitian yang dilakukan oleh peneliti
semakin akrab. Mereka bercerita memiliki subyek penelitian yang beragam,
mengenai masa lalu mereka berjuang dari mereka yang pemula maupun pendaki
di timor-timor dan kisah heroik yang yang sudah berpengalaman sehingga tema
dilakukan oleh pensiunan anggota fantasi yang disampaikan dapat beragam dan
korps marinir tersebut. Dengan adanya memperkuat solidaritas di dalam kelompok.
cerita fantasi di antara para anggota
grup dapat menambah keakraban dan
saling bertukar cerita di usia senja
mereka.
5 Song Zhaoxun Rhetorical Vision of pendekatan kualitatif. visi retoris yang tercipta dari seorang penelitian ini sama-sama penelitian ini lebih mengedepankan analisis
a Chinese Penelitian ini menggunakan pemimpin perusahaan changhong di menganalisis tema fantasi yang tema fantasi yang dilakukan oleh bawahan
Corporate Hero : A analisis tema fantasi. Dan china yaitu Tuan Ni di mata para terbentuk mengenai obyek terhadap atasan atau pimpinan mereka.
Fantasy Theme subyek penelitian ini adalah karyawannya. Mereka berbagi tema penelitian, sejauh mana fantasi Bagaimana kriteria pemimpin ideal dan
Analysis kisah heroik Tuan Ni fantasi terkait kriteria pemimpin yang tersebut dapat meningkatkan apakah pimpinan saat ini sudah memenuhi
(International Rungfeng. ideal dan sekaligus pahlawan korporat konvergensi dan keefektifan kriteria tersebut, sehingga cenderung pola
Journal Art & di china yang menyumbangkan surplus komunikasi di dalam suatu komunikasi yang di teliti yaitu pola
Sciences, CD-ROM. bagi negara. Mereka menyebutkan organisasi atau perusahaan komunikasi vertikal. Sedangkan dalam
ISSN: 1944- bahwa Tuan Ni memiliki karakter penelitian yang dilakukan oleh peneliti lebih
694 ::08(04):205- visioner, bersemangat dan pekerja banyak berbagi tema fantasi secara horizontal
214 (2015)) keras, dan sifat yang paling menonjol artinya di dalam organisasi bisa berbagi tema
ia adalah orang yang sangat ambisius fantasi masing-masing. Dan bisa juga berbagi
dengan karier masa depannya. tema fantasi antara ketua organisasi dengan
beberapa pandangan negatif terkait para anggota nya.
otokratis, pemarah dan tangguh. Dan
tak jarang ia tak mau menerima nasihat
dan masukan dari bawahannya.
17
17
manusia, hal ini dikarenakan kelompok merupakan bagian yang tidak dapat
mempunyai tujuan bersama, yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai
tujuan bersama (adanya saling ketergantungan), mengenal satu sama lainnya, dan
tatap muka, komunikasi organisasional tidak perlu langsung dan sering kali
memang tidak.
seorang komunikator dengan sekelompok orang yang jumlahnya lebih dari dua
orang. Sekelompok orang yang menjadi komunikan itu bisa sedikit, bisa banyak.
Apabila jumlah orang yang dalam kelompok itu sedikit yang berarti kelompok itu
5
Deddy Mulyana. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2014. Hal
82.
6
Hana Meidi Lousita. Pola Komunikasi kelompok di kalangan Lansia pada Perkumpulan Ismoyo di
Desa Gogor Kecamatan Wiyung Kelurahan Jajar Tunggal Surabaya. Jurnal Komunikasi Profesional
Fakultasi Ilmu Komunikasi Universitas Dr.Soetomo, Vol.1 No.1, Juni 2017. Hal 37-48.
18
proses komunikasi yang berlangsung antara tiga orang atau lebih secara tatap
informasi, dan berbagi pesan yang dipahami secara bersama oleh anggota
kelompok melalui komunikasi verbal dan non verbal. Pemilihan isi pesan seperti
bahasa dan isyarat yang digunakan oleh komunikator menjadi penting agar
komunikasi atau pesan yang disampaikan dapat dipahami dan diterima dengan
perasaan. Apa yang diungkapkan, ucapkan dan lakukan, merupakan pesan yang
dilihat oleh orang lain (diterima) dan selanjutnya akan menimbulkan tanggapan
(reaksi). Proses itulah yang seringkali disebut dengan proses komunikasi. Dalam
7
Deddy Mulyana. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2014. Hal
82.
8
Hafied Cengara. Pengantar Ilmu Komunikasi Edisi Kedua. Jakarta: Rajagrafindo Persada. 2014.
Hal 37.
9
Jalaluddin Rakhmat. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2011. Hal 138.
19
praktiknya pesan terdiri atas rangkaian simbol dan kode yang dipahami manusia
secara bersama.
Menurut Hafied Cengara pemberian arti pada simbol adalah suatu proses
komunikasi yang dipengaruhi oleh kondisi sosial budaya yang berkembang pada
suatu masyarakat10. Sebagai mahluk sosial manusia dalam hidupnya diliputi oleh
berbagai macam simbol, baik yang diciptakan manusia maupun yang bersifat
alami.
kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui
umum digunakan adalah bahasa. Tetapi selain bahasa, ada pula yang dapat
jenis simbol yang menggunakan satu kata atau lebih13. Komunikasi verbal yaitu
makna yang dimaksud oleh komunikator dapat diterjemahkan dengan baik oleh
komunikan. Komunikasi verbal yaitu penerimaan sistem syaraf orang lain dengan
maksud untuk menghasilkan sebuah makna serupa dengan yang ada dalam pikiran
10
Ibid. Hal 113.
11
Hafied Cengara. Pengantar Ilmu Komunikasi Edisi kedua. Jakarta:Rajawali Pers 2014. Hal 27.
12
Nurani Soyomukti. Komunikasi Politik. Jatim: Intrans Publishing. 2013. Hal 49.
13
Deddy Mulyana. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2010. Hal
20
bahasa.
seseorang dengan orang lain, entah itu secara tatap muka ataupun melalui media.
Dan bahasa merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan dalam tipe
dan nonverbal. Sehingga pesan atau cerita yang disampaikan dapat dipahami
bahasa. Bahasa dapat didefinisikan seperangkat kata yang telah disusun secara
berstruktur sehingga menjadi himpunan kalimat yang mengandung arti 14. Bahasa
informasi dan berbagi pesan melalui bahasa. Kesamaan makna dalam bahasa
menjadi kunci komunikasi berjalan efektif, sehingga makna dari pesan yang
merupakan sesuatu yang diwakili oleh lambang. Lambang atau simbol sesuatu
sekelompok orang.
bahasa yang mendasar bagi manusia adalah untuk menamai atau menjuluki obyek,
orang, dan peristiwa17. Setiap orang mempunyai nama untuk identifikasi sosial.
Orang juga dapat menamai apa saja, atau menamai objek-objek yang berlainan,
dimensi pertama bahasa, pada awalnya hal itu dilakukan manusia sesuka mereka,
15
Riswandi. Ilmu Komunikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2009. Hal 6
16
Budhyatna, M Mutmainah. Komunikasi Antar Pribadi. Jakarta: Universitas Terbuka. 20114. Hal
27-28.
17
Ibid. Hal 59
18
Hafied Cengara. Pengantar Ilmu Komunikasi Edisi Kedua. Jakarta : RajaGrafindo Persada. 2014.
Hal 115.
22
mudah diterima oleh orang lain. Sebab bagaimanapun bagusnya sebuah ide , bila
tidak disusun dengan bahasa yang baik, maka ide tersebut akan menjadi kacau.
budaya konteks-tinggi (high context culture) dengan budaya konteks rendah (low-
verbal dan eksplisit, gaya bicara langsung, lugas dan berterus terang. Sifat dari
komunikasi ini adalah cepat dan mudah berubah. Sedangkan budaya konteks
tinggi ditandai dengan pesan implisit, tidak langsung dan tidak terus terang.
pada dasarnya saling bertukar pesan melalui komunikasi verbal dan bahasa, pesan
yang disampaikan dapat dipahami kedua belah pihak sehingga komunikasi yang
menggunakan bahasa dan gaya khasnya, bercerita tentang masa lalu, impian dan
mendengarkannya.
Kode nonverbal biasa disebut bahasa isyarat atau bahasa diam. Menurut
Mark Knapp (1978) dalam Hafied menyebut bahwa penggunaan kode nonverbal
19
Deddy Mulyana. Pengantar Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya. 2014. Hal 327.
20
Ibid. Hal 118.
23
2. Menunjukan perasaan dan emosi yang tidak bisa diutarakan dengan kata-
kata (subtition).
sempurna.
disampaikannya melalui gestur tubuh, ekspresi wajah, mimik wajah, gerak badan
agar pesan yang disampaikan dapat lebih mudah dipahami. Karena kebanyakan
penafsiran pesan yang mudah dipahami berasal dari kode nonverbal dibandingkan
kode verbal.
internal dan eksternal di organisasi. Dari penelitian ini mengenai organisasi atau
21
Elvinaro Ardianto dan, Soleh Soemirat. Dasar-dasar Public Relations. Bandung: Remaja
Rosdakarya. 2010. Hal 14
24
mengadakan baksos (bakti sosial) dan Operasi bersih-bersih gunung dari sampah
plastik. Hal ini bertujuan untuk membentuk citra dan reputasi komunitas pendaki
gunung yaitu bahwa pendaki gunung adalah sebagai individu yang peduli dengan
PR memiliki peran dan fungsi yang sangat vital di dalam suatu institusi
atau organisasi, karena PR merupakan bagian yang akan menyampaikan
informasi baik kepada pihak internal maupun eksternal dalam upaya
meningkatkan opini publik demi keuntungan organisasi atau lembaga
tersebut. menurut Edward L. Bernay dalam Ruslan terdapat 3 fungsi utama
PR yaitu:22
1. Memberikan penerangan kepada masyarakat.
2. Memberikan persuasi untuk mengubah sikap dan perbuatan
masyarakat secara langsung.
3. Berupaya untuk mengintegrasikan sikap dan perbuatan masyarakat
atau sebaliknya.
Dari penjelasan diatas dapat dipahami bahwa PR memiliki 3 fungsi
berkomunikasi.
22
Ruslan, Rosadi. Manajemen Public Relations & Media Komunikasi. 2014:18
25
Bormann adalah pencetus utama dari teori simbolik konvergen. Boorman dan
pada awal tahun 1970 berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Bales
(1950) beserta rekannya. Proses pengkajian sifat distingtif dimulai mereka dengan
konvergensi simbolik23.
sebagai kebanggaan dan motivasi kelompok. Hal ini sejalan dengan pemikiran
source of group pride and motivation”24. Hal ini berkaitan dengan bagaimana
simbol identitas yang unik sebagai sumber motivasi dan kebanggaan kelompok.
motivasi, emosi dan lain sebagainya. Penggunaan kata simbolik (symbolic) dalam
teori ini berkaitan dengan bahasa, fantasi, dan simbol-simbol fakta (sebagai lawan
dari material dan sosial). Kata konvergensi (convergence) digunakan dalam teori
ini karena dasar dari teorema menjelaskan bahwa proses dinamika komunikasi
23
Kusumajanti. Disertasi : Pengembangan Tema Fantasi dalam memelihara hubungan
antarpribadi dan kohesivitas kelompok: analisis tema fantasi “esprit de corps” di kalangan
purnawirawan (studi pada paguyuban moro 15 TNI angkatan laut. Depok: Fisip UI. 2015.
24
John Cragan, Chris R Kasch, David W Wright. Communication In Small Groups: Theory, Process
and Skills seventh edition. Wadsworth : Cengage Learning. 2008. Hal 52.
26
dipahami bersama sebagai sebab dari kesatuan dunia simbolis peserta komunikasi.
sesuatu hal, dan motif dari setiap tindakan yang dilakukan. Teori konvergensi
tersebut hingga menjadi simbol yang nyata. Kesamaan pendapat dan pengertian
simbol tersebut.
dan bercerita sebelum mereka memulai pertemuan atau rapat. Mereka berkumpul,
mungkin dalam beberapa kelompok, dan saling berbagi pengalaman atau cerita
mereka (tema fantasi) yang membuat mereka menyatu dan akrab. Sebagian dari
convergence theory) atau sering disebut dengan analisis tema fantasi (fantasy
theme analysis), yang dikembangkan oleh Ernest Bormann dan rekan membahas
dipercaya.
25
Kusumajanti. Disertasi : Pengembangan Tema Fantasi dalam memelihara hubungan
antarpribadi dan kohesivitas kelompok: analisis tema fantasi “esprit de corps” di kalangan
purnawirawan (studi pada paguyuban moro 15 TNI angkatan laut. Depok: Fisip UI. 2015.
26
Morissan. Teori Komunikasi Individu Hingga Massa. Jakarta: Prenada Media Group. 2015. Hal
232.
28
ErnestBormann kata lain untuk proses konvergensi simbolik adalah tema fantasi.
Bormann mendefinisikan tema fantasi sebagai isi pesan yang didramatisasi hingga
memicu rantai fantasi (the content of the dramatizing message that sparks the
sebagai dramatisasi pesan, dapat berupa lelucon, analogi, permainan kata, cerita
pengalamannya sendiri. Namun ada juga yang belum mengalami sama sekali, dan
hal-hal tersebut menjadi sebuah cerita dan pada satu titik dipahami simbolis secara
bersama, bahwa tiap gunung selalu memiliki ciri khas dan kisah mistis yang unik
Menurut Morissan Tema fantasi adalah bagian dari drama atau cerita besar
yang lebih panjang dan lebih rumit yang dinamakan “visi retorik” (rhetorical
vision) yaitu suatu pandangan bagaimana sesuatu itu terjadi atau menjadi pada
masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang 27. Sedangkan menurut Little
John28 “Tema-tema fantasi merupakan bagian dari drama-drama yang lebih besar
yang merupakan cerita-cerita yang lebih panjang dan lebih rumit yang disebut
27
Ibid. Hal 233.
28
Stephen W Littlejohn dan Karen A Foss. Theories Of Human Communication edisi 9. Jakarta:
Salemba Humanika. 2011. Hal 236.
29
bagaimana segala sesuatu terjadi, sedang terjadi, dan akan terjadi. Tema-tema
fantasi dan bahkan pandangan retorika yang lebih besar, terdiri dari karakter, alur,
tempat dan perantara yang mendukung. Lebih dalam Little John29 mengungkapkan
lainnya. Alur adalah gerak atau perkembangan cerita. Tempat adalah latar,
cerita tersebut.”
Menurut Little John bahwa Tema-tema fantasi merupakan salah satu hal
begitu sering dibahas dan sudah sangat dikenal dalam suatu kelompok atau
terpenting saja.
Menurut Morissan Ada empat hal yang menjadi perhatian pada Analisis
Tema Fantasi, yaitu32 :
1. Memberikan penekanan pada fungsi bahasa imajinatif dalam membangun
kesadaran kolektif dan kebersamaan kelompok.
2. Audiens kembali menjadi pusat kajian komunikasi, dimana sebelumnya
audiens secara esensial menghilang dan terjadi pergeseran yaitu penekanan
pada teks. Hal ini berarti membawa kembali audiens pada paradigma
sebelumnya yaitu terdapat pembicara, pesan, dan audiens.
3. Analisis Tema Fantasi merupakan pendekatan sosial untuk mengkaji
komunikasi dalam konteks kolektivitas.
4. Penekanan fantasi memungkinkan terjadinya suatu analisis yang lebih
kompleks terhadap bahasa imajinati baik secara fiksi maupun non fiksi.
hingga saat ini dapat dikelompok menjadi dua kelompok besar, yaitu kelompok
pertama yang meneliti penggunaan tema fantasi untuk khalayak dalam jumlah
besar dan tidak dapat dideteksi keberadaannya. Guna membentuk dan menyatukan
film, lagu, novel. Sedangkan pada kelompok yang kedua menggunakan tema
kelompok.
menyampaikan cerita yang menarik agar orang lain menerima dengan sepenuh
gunung saling berbagi tema fantasi mengenai pengalaman dan cerita-cerita yang
menggambarkan bagaimana segala sesuatu yang diyakini ada. Cerita ini sebagai
Tema fantasi merupakan bagian dari drama yang lebih besar, lebih panjang dan
rumit.
33
Kusumajanti. Disertasi : Pengembangan Tema Fantasi dalam memelihara hubungan
antarpribadi dan kohesivitas kelompok: analisis tema fantasi “esprit de corps” di kalangan
purnawirawan (studi pada paguyuban moro 15 TNI angkatan laut. Depok: Fisip UI. 2015.
32
2.5. Komunitas
mendiami lokasi tertentu dan biasanya terkait dengan kepentingan yang sama. 34
kalangan.
kumpulan dari para anggotanya yang memiliki rasa saling memiliki, terikat
diantara satu dan lainnya, dan percaya bahwa kebutuhan para anggota akan
Komunitas terbentuk dikarenakan oleh persamaan minat ataupun hobi dari para
anggotanya.
rural, komunitas adalah hal yang dibangun dengan fisik atau lokasi geografi
34
Yosal Iriantara. Community Relations Konsep dan Aplikasinya. Bandung: Simbiosa Rekatama
Media. 2013. Hal 22.
35
Ibid.
33
Pada dasarnya komunitas terbentuk atas dasar kesamaan hobi dan minat
dari individu. Dan memiliki tujuan bersama untuk mencapainya. Komunitas juga
menjadi wadah untuk saling berinterkasi, bertukar informasi dan saling menjalin
36
Yosal Iriantara. Community Relations Konsep dan Aplikasinya. Bandung: Simbiosa Rekatama
Media. 2010. Hal 24.
37
Ibid.
34