Anda di halaman 1dari 10

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Paradigma Penelitian.

Lawrence mengungkapkan bahwa paradigma merupakan kerangka

penyusunan umum untuk teori dan penelitian yang mencakup asumsi dasar,

persoalan inti, model dari penelitian kualitas, dan metode untuk menjawab

pertanyaan.1

Menurut Harmon dalam Moleong paradigma adalah cara mendasar untuk


mempersepsi, berpikir, menilai, dan melakukan yang berkaitan dengan
sesuatu secara khusus tentang realitas. Sedangkan Baker mendefinisikan
paradigma sebagai seperangkat aturan yang (1) membangun atau
mendefinisikan batas-batas; dan (2) menjelaskan bagaimana sesuatu harus
dilakukan dalam batas-batas itu agar berhasil.2

Pada penelitian ini paradigma yang digunakan adalah konstruktivisme.

Paradigma ini berpendapat bahwa alam semesta, secara epistemologis adalah hasil

kontruksi sosial. Disamping itu, paham ini hampir merupakan antitesis dari paham

yang meletakan pengamatan dan objektivitas dalam menemukan suatu realitas

atau ilmu pengetahun.3 Secara sederhana konstruktivisme beranggapan bahwa

pengetahuan kita itu merupakan konstruksi (bentukan) dari yang mengetahui

sesuatu.4

Peneliti intepretatif meyakini teori konstruktivisme sosial (social

constructivism) yang mengemukakan gagasan bahwa “realitas” yang kita tinggali

1
Lawrence W Newman. Metodologi Penelitian Sosial: Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif.
Jakarta: PT Indeks. 2016. Hal 108
2
Zulfikar dan Nyoman Budiantara. Manajemen Riset dengan Pendekatan Kompulasi Statistika.
Yogyakarta: deepublisher. 2014. Hal 31.
3
Anwar dan Adang. Pengantar Sosiologi Hukum. Jakarta: Grasindo. 2008. Hal 59-60.
4
Ibid. Hal 60.

35
36

ini terbentuk dari waktu ke waktu melalui proses komunikasi. Daymon dan

Holloway berpendapat bahwa realitas merupakan “hal-hal yang dimiliki bersama

dan diterima sebagaimana cara dunia dipersepsi dan dipahami” 5. Penelitian ini

melakukan observasi terhadap kelompok pecinta alam yang beranggotakan para

pendaki gunung yang secara terperinci dan langsung dalam latar alamiah, supaya

bisa memperoleh pemahaman dan kesamaan interpretasi orang terhadap tema-

tema fantasi.

Menurut Eko Sugiarto menjelaskan penelitian kualitatif adalah jenis


penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur
statistik atau bentuk hitungan lainnya dan bertujuan mengungkapkan
gejala holistik-kontekstual melalui pengumpulan data dari latar alami
dengan memanfaatkan diri penelti sebagai instrumen kunci.6

Peneliti melakukan pendekatan Kualitatif yang berfokus pada proses

maupun peristiwa interaktif. Keotentikan menjadi faktor utama, penilaian

dilakukan saat ini dan secara eksplisit. Pendekatan ini tidak menutup

kemungkinan terjadinya percampuran antara data dan teori. Penelitian dibuat

tergantung pada situasi, dan bersifat kasuistik dengan jumlah subjek yang sedikit.

Analisis yang dilakukan berdasarkan tematik, serta adanya keterlibatan peneliti

secara langsung dalam penelitian.

Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif karena dianggap sesuai

dengan permasalahan penelitian mengenai analisis tema fantasi, yang lebih

menenakankan pada deskriptif dan cerita-cerita antar para anggota pendaki

5
Daymon dan Holloway. Riset Kualitatif dalam Public Relations & Marketing Communications.
Yogyakarta: PT Bentang Pustaka. 2008. Hal 6.
6
Eko Sugiarto. Menyusun Proposal Penelitian Kualitatif: Skripsi dan Tesis. Yogyakarta: Suka
Media. 2015. Hal 8.
37

gunung. Hingga berbagi fantasi dan simbol bersama antar para anggota pendaki

gunung sehingga tercapai pemahaman bersama (konvergensi).

3.2 Metode Penelitian.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang meneliti cara

pandang, kemampuan untuk menciptakan tema fantasi, selera humor ataupun

ungkapan emosi dan keyakinan anggota pendaki gunung termasuk data dari

dokumen yang harus dikumpulkan. Penelitian ini melihat dan menggali proses

yang terjadi dalam pembuatan tema-tema fantasi. Menurut Ardianto penelitian

studi kasus merupakan tipe pendekatan yang menelaah satu kasus secara intensif,

mendalam, mendetail, dan komprehensif.7

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif studi kasus dengan

perspektif konvergensi simbolik atau tema fantasi. Pendekatan ini memungkinkan

seorang peneliti untuk menginterpretasikan dan menjelaskan suatu fenomena

secara holistik dengan menggunakan kata – kata, tanpa harus begantung pada

sebuah angka. Konvergensi simbolik lebih menekankan pada makna interaksi

budaya sebuah komunitas. Pada saat berkomunikasi jelas banyak menampilkan

simbol yang bermakna, maka peneliti berusaha menemukan makna tersebut.

Peneliti mengumpulkan data-data yang ada, menyusunnya sehingga membangun

suatu gambaran yang komprehensif, menganalisa dan melaporkan pandangan

responden.

Menurut Yin menjelaskan berkenaan dengan studi kasus yaitu “an


empirical enquiry thar investigates a contemporary phenomenon within its
7
Elvinaro Ardianto. Metodologi Penelitian untuk Public Relations Kuatitatif dan Kualitatif.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2011. Hal 64.
38

real-life context when the boundaries between phenomenon and context


are not clearly evident, and in which multiple sources of evidence are
used”8. Studi kasus sebagai inkuiri empiris yang menyelidiki fenomena
yang berkembangdalam kelompok yang diteliti di dalam konteks
kehidupan nyata bilamana batasbatas antara fenomena dan konteks tak
tampak dengan tegas dan bilamana multisumber bukti dimanfaatkan serta
dibatasi oleh konteks ruang dan waktu dan dalam prosesnya menggunakan
berbagai macam cara pengumpulan data.

3.3 Subjek Penelitian.

Subjek penelitian yang dipilih dari komunitas KPGIR Jakarta Raya pada

penelitian adalah sebagai berikut :

1. Muhammad Haikal (Wakil Ketua Umum KPGIR Jakarta Raya),

sebagai seorang Wakil ketua baru beliau telah memiliki banyak

pengalaman di dalam organisasi pecinta alam atau pendaki gunung. Dan

telah menjajaki banyak gunung. Sehingga cerita dan pengalaman beliau

akan gunung sudah cukup matang. Dan beliau termasuk yang ppaling aktif

di organisasi ketika menjadi anggota dulu.

2. Arief Setiadi (Koordinator Wilayah Jakarta Raya), beliau sebelumnya

adalah Ketua KPGIR Jakarta Raya yang pertama, dan menjabat selama

masa jabatan 2 tahun. Sekarang beliau menjabat sebagai seorang

koordinator wilayah Jakarta Raya. Pengalaman beliau di dunia pendakian

sudah sangat banyak dan matang dalam segi ilmu pendakian gunung.

Terakhir beliau sudah mencapai gunung yang berada di Lombok, dan

beliau menerima private trip untuk pendakian gunung dan menjadi guide.

8
Yin, Robert K. Case Study Research Design and Methods 4th ed. Applied
Social Research Methods Series Vol. 5. Singapore: Sage. 2009. Hal 25.
39

3. Dion (Informan 1), beliau adalah anggota KPGIR Jakarta Raya yang

lokasi tempat tinggalnya berdekatan dengan d=sekretariat jadi hampir

setiap hari ia selalu berada di sekret untuk menyambut jikalau ada tamu

yang ingin bersilaturahmi ke sekretariat.

4. Encang (Informan 2), beliau adalah anggota KPGIR Jakarta Raya yang

paling dihormati karena mungkin dari segi usia dialah yang tertua dan

sebagai salah seorang anggota yang sudah banyak memiliki pengalaman

dalam mendaki gunung.

5. Endang (Informan 3), Beliau adalah anggota KPGIR Jakarta Raya sudah

hampir 2 tahun, dan anggota yang paling aktif ketika di group whatsapp,

maupun ketika kumpul-kumpul(Kopdar). Dialah yang selalu aktif dan

memancing cerita dan guyonan kepada peserta lainnya untuk mencairkan

suasana dan mengurangi ketegangan komunikasi.

6. Cheffy (Informan 4), beliau adalah mantan Ketua Umum KPGIR Jakarta

Raya yang sekarang aktif hanya sebagai anggota biasa dan sudah tidak lagi

menjadi pengurus. dan beliau adalah anggota yang paling sering

mengadakan open trip pendakian gunung.

7. Zul (Informan 5), beliau adalah anggota yang lokasi tempat tinggalnya

berdekatan dengan sekretariat KPGIR Jakarta Raya, sama seperti Dion,

beliau juga selalu berada di sekret dan mengetahui hampir seluruh

kegiatan yang ada di sekret maupun rencana kegiatan yang akan

dilaksanakan.
40

3.4 Tehnik Pengumpulan Data.

Ada dua jenis data yang digunakan dalam penelitian menurut cara

memperoleh data yaitu data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data

yang digunakan pada penelitian ini sebagai berikut:

3.4.1 Data Primer

Menurut Ruslan data primer merupakan data yang diperoleh secara

langsung dari objek penelitian perorangan, kelompok dan organisasi.9 Data primer

yang ada pada penelitian ini didapat melalui teknik pengumpulan data sebagai

berikut:

1. Wawancara Mendalam (Depth Interview)

Menurut Ardianto wawancara mendalam (intensive/depth interview)

adalah teknik mengumpulkan data atau informasi dengan cara bertatap muka

langsung dengan informan agar mendapatkan data lengkap dan mendalam.10

Wawancara mendalam memiliki beberapa karakteristik unik diantaranya.


Adalah:11
1. Digunakan untuk subjek yang sedikit bahkan satu orang saja.
2. Menyediakan latar belakang secara perinci (detailed back ground)
mengenai alasan informan memberikan jawaban tertentu.
3. Peneliti tidak hanya memerhatikan jawaban verbal informan, tapi juga
respon-respon nonverbal.
4. Dilakukan dalam waktu yang lama dan berkali kali.
5. Memungkinkan memberikan pertanyaan yang berbeda atas informan yang
satu dengan yang lain.
6. Dipengaruhi oleh iklim wawancara.

9
Rosady Ruslan. Metode Penelitian : Public Relations dan Komunikasi. Jakarta: PT Rajagrafindo
Persada. 2017. Hal 28.
10
Elvinaro Ardianto. Metodologi Penelitian untuk Public Relations Kuantitatif dan Kualitatif.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2011. Hal 178.
11
Ibid. Hal 178.
41

2. Observasi Lapangan

Menurut Ardianto observasi lapangan atau pengamatan lapangan (field

observation) adalah kegiatan yang setiap saat dilakukan, dengan kelengkapan,

pancaindra yang dimiliki.12 Observasi yang peneliti lakukan mencangkup

pengamatan langsung terhadap cara berkomunikasi para anggota pendaki gunung

di KPGIR Jakarta Raya.

3.4.2 Data Sekunder.

Menurut Ruslan data sekunder diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi

(tersedia) melalui publikasi dan informasi yang dikeluarkan di berbagai organisasi

atau perusahaan.13 Termasuk adalah majalah jurnal, dan mengumpulkan data dari

berbagai sumber kepustakaan data yang berkenan.

3.5 Tehnik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki

lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan. Menurut Nasution

(1998) dalam Sugiyono menyatakan “Analisis telah mulai sejak merumuskan dan

menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai

hasil penelitian”. Berikut adalah beberapa tehnik analisis data, yaitu : 14

a. Data Reduction
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal yang penting. Karena semakin lama peneliti ke
lapangan, maka data yang diperoleh akan semakin banyak.15
b. Data Display

12
Elvinaro Ardianto. Metodologi Penelitian untuk Public Relations Kuantitatif dan Kualitatif.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2011. Hal 179.
13
Rosady Ruslan. Metode Penelitian : Public Relations dan Komunikasi. Jakarta: PT Rajagrafindo
Persada. 2017. Hal 30.
14
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bndung: Alfabeta. 2018. Hal 245.
15
Ibid. Hal 247.
42

Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data.


Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya.
Dalam hal ini Miles dan Huberman (1984) dalam Sugiyono menyatakan
“the most frequent form of display data for qualitative research data in the
past has been narrative text”. Yang paling sering digunakan untuk
menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang
bersifat naratif.16
c. Conclusion
Langkah ketiga dalam penelitian kualitatif menurut Miles dan Huberman
adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi.17 Kesimpulan awal yang
dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak
ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung tahap pengumpulan
data berikutnya.

Berdasarkan tehnik analisa diatas peneliti menyesuaikan dengan penelitian

mengenai tema fantasi, dikarenakan banyak narasumber yang mengakibatkan

banyaknya data yang akan diolah nantinya dan berkaitan dengan fantasi atau

cerita yang diuraikan narasumber melalui pengalamannya jadi peneliti akan

memilih cerita yang sesuai dengan tema dari penelitian kali ini yaitu melalui data

reduction. Setelah memilih data yang sesuai dengan penelitian maka data yang

didapatkan diolah sesuai dengan penelitian kualitatif yaitu berupa naratif dan

bagan melalui data display. Dan terakhir dilakukan penarikan kesimpulan dan

verifikasi beserta bukti dari dokumentasi selama di lapangan dari hasil penelitian

kualitatif.

3.6 Tehnik Pemeriksaan Keabsahan Data.

Menurut Sugiyono uji keabsahan data dalam penelitian, sering hanya

ditekankan pada uji validitas dan reliabilitas 18. Dalam penelitian kualitatif, temuan

atau data dapat dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara yang
16
Ibid. Hal 249.
17
Ibid. Hal 252.
18
Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif (dilengkapi contoh proposal dan laporan penelitian).
Bandung: Alfabeta.2014. Hal 117.
43

dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang

diteliti.19 Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tehnik triangulasi data dalam

menguji keabsahan data penelitian. Adapun jenis triangulasi yang digunakan pada

penelitian ini sebagai berikut:

1. Triangulasi Sumber
Membandingkan atau mengecek ulang derajat kepercayaan suatu informasi
yang diperoleh dari sumber yang berbeda. Misalnya, membandingkan hasil
pengamatan dengan wawancara; membandingkan apa yang dikatakan umum
dengan yang dikatakan pribadi.20

2. Triangulasi Metode
Triangulasi metode merupakan usaha pengecekan keabsahan data dan temuan
riset, maka triangulasi metode dapat dilakukan dengan menggunakan lebih
dari satu tehnik pengumpulan data untuk memperoleh hal yang sama. 21

Peneliti akan menggunakan triangulasi sumber dengan cara

membandingkan informasi yang didapat dari narasumber dengan perspektif orang

disekitarnya. Peneliti juga akan membandingkan informasi yang didapat dari

narasumber pada waktu yang berbeda-beda sepanjang waktu penelitian. Dalam

triangulasi metode dengan cara membandingkan informasi atau data yang telah

diperoleh dari wawancara dengan informasi yang didapat dari pengamatan

langsung atau observasi. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan kebenaran

informasi yang didapat.

Dalam memeriksa keabsahan data sebagai bentuk kevaliditasan penelitian

kualitatif, maka peneliti melakukan triangulasi sumber dan triangulasi data dalam

peneltian mengenai tema fantasi, yaitu mengenai beberapa tema fantasi yang

19
Ibid. Hal 119.
20
Rosady Ruslan. Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi. Jakarta: Rajagrafindo
Persada. 2017. Hal 235.
21
Ibid. hal 235.
44

dibagikan oleh kelompok pendakian gunung di KPGIR Jakarta Raya dan beberapa

narasumber eksternal dari komunitas.

Anda mungkin juga menyukai