Anda di halaman 1dari 38

LAMPIRAN I

PERATURAN BUPATI PADANG


PARIAMAN
NOMOR TAHUN 2023
TENTANG
RECANA STRATEGIS BADAN
LAYANAN UMUM DAERAH
UNIT PELAYANAN TEKHNIS
DAERAH LABORATORIUM
KESEHATAN PADA DINAS
KESEHATAN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pembangunan Kesehatan dilaksanakan dengan
meningkatkan aksesibiltas masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan mulai dari promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
secara berkesinambungan. Dalam rangka mewujudkan hal
tersebut, Sesuai dengan Peraturan Bupati Padang Pariaman
Nomor 46 Tahun 2017 Tentang Pembentukan UPTD Labkes, maka
telah ditetapkan Unit Pelaksanaan Teknis Daerah Laboratorium
Kesehatan sebagai pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten
Padang Pariaman yang bertugas melaksanakan kegiatan teknis
operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang Dinas Kesehatan
dibidang pelayanan pemeriksaan laboratorium kesehatan
diwilayah kerja Kabupaten Padang Pariaman. UPTD Labkes
Kabupaten Padang Pariaman dibentuk dengan tujuan untuk
meningkatkan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat.
Dalam rangka mewujudkan hal tersebut, diperlukan suatu
Rencana Strategis (Renstra). Penyusunan Rencana Strategis
Laboratorium Kesehatan Daerah Kabupaten Padang Pariaman
2021-2026 merupakan bagian tidak terpisahkan dari Rencana
Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman.
Penyusunan Rencana Strategis ini didasarkan pada
Permendagri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara
Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah,
Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan daerah Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Serta Tata Cara
Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah,
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana
Kerja Pemerintah Daerah.
Rencana Strategis (Renstra) UPTD Labkes Kabupaten Padang
Pariaman tahun 2021-2026 adalah dokumen resmi perencanaan
yang memuat tujuan, sasaran, strategi dan arah kebijakan bagi
Laboratorium Kesehatan dalam mewujudkan visi dan misi daerah
dalam kurun waktu lima tahun kedepan.

Rencana Strategis UPTD Labkes kabupaten Padang


Pariaman mengacu pada Renstra Dinas Kesehatan tahun 2021-
2026 dengan memperhatikan RPJMD Kabupaten Padang Pariaman
tahun 2021-2026 yang merupakan penjabaran dari visi, misi dan
program yang akan dilaksanakan.
Dalam Renstra ini disampaikan pencapaian kinerja UPTD
Labkes Kabupaten Padang Pariaman selama 5 tahun terakhir
sebagai acuan dalam pencapaian tujuan sehingga UPTD Labkes
mampu menjadi lembaga yang beroperasi secara efisien, akuntabel
dan profesional.

Renstra UPTD Labkes Kabupaten Padang Pariaman juga


memuat komitmen Laboratorium Kesehatan Daerah Kabupaten
Padang Pariaman untuk berusaha mencapai sasaran strategis dan
indikator-indikator kinerja yang telah disepakati dan ditetapkan
yang nantinya merupakan laporan pertanggungjawaban Kepala
UPTD Labkes melalui Kepala Dinas Kesehatan kepada Bupati
Padang Pariaman.
Disamping itu Renstra ini merupakan acuan bagi seluruh
pelaku pembangunan kesehatan yang bersifat koordinatif,
integratif, sinergis, dan sinkron antara satu dengan lainnya dalam
satu Visi Padang Pariaman Berjaya.

1.2. Landasan Hukum


Landasan hukum dalam penyusunan Rencana Lima
Tahunan UPTD Laboratorium Kesehatan Kabupaten Padang
Pariaman Tahun 2022-2026 adalah sebagai berikut :
1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1956 tentang Pembentukan
Daerah Otonom Kabupaten dalam Lingkungan Daerah Provinsi
Sumatera Tengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1956 Nomor 25);
2. Undang - Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang keuangan
Negara (lembaran Negara RI Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4286);
3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4286);
5. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144,
Tambahan Lembaran Negara Republik nomor 5072)
sebagaimana telah diubah dengan Undang - Undang Nomor 6
Tahun 2023 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah;
6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 244, Tambahan Lembaran negara Republik Indonesia
Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2023 tentang
Penetapan Peraturan Pemerintah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5679);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun1996
Nomor 49 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3637);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2016 tentang Fasilitas
Pelayanan Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2016 Nomor 229, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5942);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang


Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2019 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6322);
10. Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2020-2024
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 10);
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017
tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi
Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan
Peraturan Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah, serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah;
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018
tentang Badan Layanan Umum Daerah;
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 70 Tahun 2019
tentang Sistem Informasi Pemerintah Daerah;
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 90 Tahun 2019
tentang Klasifikasi, Kodefikasi, dan Nomenklatur Perencanaan
Pembangunan dan Keuangan Daerah;
15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 Tahun 2020
tentang Peraturan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor
13 Tahun 2019 Tentang Laporan dan Evaluasi
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah;
16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2020
tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Daerah;
17. Peraturan Daerah Kabupaten Padang Pariaman Nomor 2
Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah (RPJPD) Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2005-
2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Padang Pariaman Tahun
2010 Nomor 2);
18. Peraturan Daerah Kabupaten Padang Pariaman Nomor 10
Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat
Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Padang Pariaman Tahun
2016 Nomor 10) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Daerah Nomor 7 tahun 2021 tentang Perubahan Atas
Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan susunan Perangkat Daerah (Lembaran
Daerah Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2021 Nomor 7,
Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Padang Pariaman
Nomor 5);
19. Peraturan Daerah Kabupaten Padang Pariaman Nomor 5
Tahun 2020 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Tahun
2020-2040 (Lembaran Daerah Kabupaten Padang Pariaman
Tahun 2020 Nomor 5);
20. Peraturan Daerah Kabupaten Padang Pariaman Nomor 8
Tahun 2021 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Tahun 2021-2026 (Lembaran Daerah Kabupaten
Padang Pariaman Tahun 2021 Nomor 8);
21. Peraturan Bupati Padang Pariaman Nomor 46 Tahun 2017
tentang Pembentukan Unit Pelaksana Teknis Daerah
Laboratorium Kesehatan Padang Dinas Kesehatan;

1.3. Maksud dan Tujuan


Adapun maksud disusunnya Rencana Strategis UPTD
Laboratorium Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman adalah
untuk:
1. Menjabarkan gambaran tentang kondisi UPTD Labkes
Kabupaten Padang Pariaman dan sekaligus memaknai arah
dan tujuan yang ingin dicapai dalam rangka mewujudkan Visi
dan Misi UPTD Labkes yang mengacu kepada Renstra Dinas
Kesehatan dan RPJMD Kabupaten Padang Pariaman;
2. Memberikan arahan dan pedoman bagi semua personil dalam
melaksanakan tugasnya untuk menentukan prioritas
pelayanan pemeriksaan laboratorium, sehingga tujuan program
dan sasaran kegiatan yang telah ditetapkan dalam kurun
waktu 2021-2026 dapat tercapai;
3. Tersedianya acuan bagi UPTD Labkes Kabupaten Padang
Pariaman untuk Perencanaan, Pelaksanaan, Pengendalian
Program dan kegiatan tahunan yang terkait pembiayaan baik
yang bersumber dari pendapatan atau sumber lain yang sah;
4. Menjadi kerangka dasar dan tolak ukur pencapaian kinerja
UPTD Labkes dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan
kesehatan di Kabupaten Padang Pariaman;
Adapun tujuan penyusunan Renstra Laboratorium
Kesehatan Daerah Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2021-2026
adalah sebagai berikut;
1. Menjabarkan Visi dan Misi Kepala Daerah ke dalam tujuan,
sasaran, strategi, arah kebijakan serta program dan kegiatan
pada UPTD Labkes Kabupaten Padang Pariaman mengacu
pada Renstra Dinas Kesehatan tahun 2021-2026;
2. Untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara
perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengendalian
antara Renstra UPTD Labkes Kabupaten Padang Pariaman
mengacu pada Renstra Dinas Kesehatan tahun 2021-2026
dengan memperhatikan RPJMD Kabupaten Padang Pariaman
Tahun 2021-2026;
3. Menjadi pedoman bagi penyusunan Rencana Kerja dan/atau
Rencana Kerja Tahunan UPTD Labkes Kabupaten Padang
Pariaman;

1.4. Sistematika Penulisan


Rencana Strategis UPTD Labkes Kabupaten Padang
Pariaman Tahun 2021-2026 disusun dengan mengacu kepada
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 86
Tahun 2017, dengan sistemika penyusunan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penulisan
Mengemukakan secara ringkas pengertian Renstra UPTD
Labkes Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2021-2026
dalam penyelenggaraan pembangunan daerah. Proses
penyusunan Renstra UPTD Labkes Kabupaten Padang
Pariaman Tahun 2021-2026 mempunyai keterkaitan
dengan RPJMD, Renstra K/L dan Renstra Dinas Kesehatan
Provinsi dan dengan Renstra Dinas Kesehatan.
1.2 Landasan Hukum
Memuat penjelasan tentang undang-undang, peraturan
pemerintah, Peraturan Daerah, dan ketentuan peraturan
lainnya yang mengatur tentang struktur organisasi, tugas
dan fungsi, kewenangan, serta pedoman yang dijadikan
acuan dalam penyusunan perencanaan dan penganggaran.
1.3 Maksud dan Tujuan
Memuat penjelasan tentang maksud dan tujuan dari
penyusunan Renstra UPTD Labkes Kabupaten Padang
Pariaman.
1.4 Sistematika Penulisan
Menguraikan pokok bahasan dalam penulisan Rencana
Strategis UPTD Labkes, serta susunan garis besar isi
dokumen.

BAB II GAMBARAN PELAYANAN UPTD LABKES


Memuat informasi tentang peran (tugas dan fungsi)
Laboratorium Kesehatan dalam penyelenggaraan urusan
pemeriksaan sampel kualitas air minum dan air bersih,
mengulas secara ringkas apa saja sumber daya yang
dimiliki UPTD Labkes dalam penyelenggaraan tugas dan
fungsinya, mengemukakan capaian-capaian penting yang
telah dihasilkan melalui pelaksanaan Rencana Lima
Tahunan. UPTD Labkes, mengemukakan capaian program
prioritas, dan mengulas hambatan-hambatan utama yang
masih dihadapi dan dinilai perlu diatasi melalui Rencana
Lima Tahunan UPTD Labkes ini.
2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi UPTD Labkes
Memuat penjelasan umum tentang dasar hukum
pembentukan UPTD Labkes, struktur organisasi Dinas
Kesehatan dimana Laboratorium Kesehatan merupakan
bagian dari Dinas Kesehatan, serta uraian tugas dan fungsi
UPTD Laboratorium Kesehatan.
2.2 Sumber Daya UPTD Labkes
Memuat penjelasan ringkas tentang macam sumber daya
yang dimiliki Laboratorium Kesehatan dalam menjalankan
tugas dan fungsinya, mencakup sumber daya manusia,
asset/modal, dan unit usaha yang masih operasional.
2.3 Kinerja pelayanan UPTD Labkes
Bagian ini menunjukkan tingkat capaian kinerja
Laboratorium Kesehatan yang mendukung pencapaian
SPM untuk urusan wajib, dan/atau indikator kinerja
pelayanan UPTD Labkes dan/atau indikator lainnya seperti
SDGs atau indikator yang telah diratifikasi oleh
pemerintah.
2.4Tantangan dan peluang pengembangan pelayanan UPTD
Labkes.
BAB III PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS
BERDASARKAN
TUGAS DAN FUNGSI
3.1. Identifikasi Permasalahan berdasarkan tugas, fungsi
pelayanan.
Pada bagian ini dikemukakan permasalahan-
permasalahan pelayanan UPTD Labkes Kabupaten
Padang Pariaman beserta faktor - faktor yang
mempengaruhinya.

3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil
Kepala Daerah Terpilih.
Bagian ini mengemukakan apa saja tugas dan fungsi
Laboratorium Kesehatan yang terkait dengan Visi, Misi,
serta Program Kepala daerah dan Wakil Kepala Daerah
terpilih. Selanjutnya berdasarkan identifikasi
permasalahan pelayanan Laboratorium Kesehatan (Tabel
T-B.35), dipaparkan apa saja faktor-faktor penghambat
dan pendorong pelayanan Laboratorium Kesehatan yang
dapat mempengaruhi pencapaian Visi dan Misi Dinas
Kesehatan. Faktor-faktor inilah yang kemudian menjadi
salah satu bahan perumusan isu strategis pelayanan
Laboratorium Kesehatan.

3.3 Telaahan Renstra K/L dan Renstra


Bagian ini mengemukakan apa saja faktor-faktor
penghambat ataupun faktor-faktor pendorong dari
pelayanan UPTD Labkes yang mempengaruhi
permasalahan pelayanan Dinas Kesehatan ditinjau dari
sasaran Jangka Menengah Renstra K/L ataupun Renstra
Dinas Kesehatan.

3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian


Lingkungan Hidup Strategis.
Pada bagian ini dikemukakan apa saja faktor-faktor
penghambat dan pendorong dari pelayanan UPTD Labkes
yang mempengaruhi permasalahan pelayanan UPTD
Labkes ditinjau dari implikasi RT/RW dan KLHS.

3.2. Penentuan Isu-isu Strategis


Pada Bagian ini direview kembali faktor-faktor dari
pelayanan UPTD Labkes yang mempengaruhi
permasalahan pelayanan Dinas Kesehatan ditinjau dari :
1. sasaran Jangka Menengah pada Renstra K/L;
2. sasaran Jangka Menengah dari Renstra Dinas
Kesehatan Provinsi Sumatera Barat;
3. sasaran Jangka Menengah dari Dinas Kesehatan
Kabupaten Padang Pariaman;
4. gambaran pelayanan UPTD Labkes;
5. implikasi RTRW bagi Pelayanan UPTD Labkes;
6. implikasi KLHS bagi Pelayanan UPTD Labkes;

Selanjutnya dikemukakan metoda penetuan isu-isu


strategis dan hasil penentuan isu-isu strategis
tersebut. Dengan demikian, pada bagian ini diperoleh
informasi tentang apa saja isu strategis yang akan
ditangani melalui Renstra Dinas Kesehatan.

BAB IV TUJUAN DAN SASARAN


Pada bagian ini dikemukakan rumusan pernyataan
tujuan dan sasaran Jangka Menengah UPTD Labkes.

BAB V STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN


Pada bagian ini dikemukakan rumusan pernyataan
strategi dan arah kebijakan jangka menengah UPTD
Labkes.

BABVI RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA


PENDANAAN
Pada bagian ini dikemukakan rencana program dan
kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran dan
pendanaan indikatif.

BAB VII KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG URUSAN


Pada bagian ini dikemukakan indikator kinerja UPTD
Laboratorium Kesehatan yang secara langsung
menunjukkan kinerja yang akan dicapai Laboratorium
Kesehatan dalam lima tahun mendatang sebagai
komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan
sasaran Renstra Dinas Kesehatan tahun 2021-2026
dengan memperhatikan RPJMD Kabupaten Padang
Pariaman 2021-2016.

BAB VIII PENUTUP

BAB II
GAMBARAN PELAYANAN LABORATORIUM KESEHATAN

2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi UPTD Labkes.


Dinas Kesehatan merupakan unsur pelaksana Pemerintah
Daerah di bidang Kesehatan yang dipimpin oleh seorang Kepala
Dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Bupati melalui Sekretaris Daerah. Salah satu tugas pokok dan
fungsi dari Dinas ini adalah melaksanakan kewenangan daerah di
bidang Kesehatan. Agar dapat secara efektif melaksanakan
tugasnya serta untuk mendukung transparansi maka unit kerja
ini harus melaksanakan apa yang telah ditetapkan dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
urusan pemerintahan antara pemerintah, pemerintah Daerah
Propinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, dan Peraturan
Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat
Daerah, serta Peraturan Daerah Kabupaten Padang Pariaman
Nomor : 50 Tahun 2016 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata
Kerja Lembaga Teknis Daerah.
Berdasarkan Peraturan Bupati Padang Pariaman Nomor 50
Tahun 2016, struktur organisasi dan pejabat dari Dinas
Kesehatan, UPTD Labkes bertanggung jawab langsung ke Kepala
Dinas Kesehatan, seperti bagan berikut:

Gambar 2.1
Struktur Organisasi dan Tata Kerja
Dinas Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman

UPT/UPTD

UPTD Labkes mempunyai tugas melaksanakan sebagian


tugas Dinas Kesehatan yang mempunyai satu atau beberapa
wilayah kerja.
Dalam melaksanakan tugas UPTD Labkes Dinas Kesehatan
mempunyai fungsi:
1. melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional dan/atau
kegiatan teknis penunjang pada Dinas Kesehatan yang
mempunyai wilayah kerja satu atau beberapa kecamatan; dan
2. pelaksanaan urusan administrasi.
Gambar 2.2
Struktur Organisasi
UPTD Labkes

KEPALA UPTD LABKES

KEPALA SUB BAGIAN TATA


USAHA

JABATAN FUNGSIONAL

 Kepala UPTD Labkes


Untuk melaksanakan tugas Kepala UPTD Labkes
menyelenggarakan fungsi :
a. memimpin kegiatan operasional dan/atau kegiatan teknis
penujang Dinas di bidang penyelenggaraan Laboratorium
Kesehatan di Daerah;
b. memimpin pelaksaan penyusunan rencana, program dan
anggaran bidan Laboratorium Kesehatan;
c. memimpin pelaksaan pelayanan pemeriksaan kualitas air
minum dan air bersih efektif dan efisien;
d. memimpin pelaksanaan pelayanan pemeriksaan hematologi;
e. memimpin pelayanan pemeriksaan kimia klinik dan
urinalisa;
f. memimpin pelayanan pemeriksaan pengukuran pelayanan
Laboratorium Kesehatan;
g. memimpin pelayanan Evaluasi dan penyusunan laporan
Laboratorium Kesehatan;
h. memimpin pelaksanaan urusan Administrasi; dan
i. memimpin pelaksaan tugas kedinasan lain yang diberikan
oleh pimpinan.

 Kepala Sub Bagian Tata Usaha


Untuk melaksanakan tugas Kepala Sub Bagian Tata Usaha
UPTD Laboratorium Kesehatan menyelenggarakan fungsi :
a. melaksanakan penyusunan rencana kerja Sub Bagian Tata
Usaha;
b. melaksanakan perencanaan program/kegiatan UPTD;
c. melaksanakan pengelolaan urusan administrasi,
ketatausahaan;
d. melaksanakan pengelolaan kepegawaian dan
ketatalaksanaan;
e. melaksanakan pengelolaan kearsipan, evaluasi;
f. melaksanakan pengelolaan administrasi keuangan;
g. melaksanakan pengelolaan kearsipan, perlengkapan dan
peralatan kantor;
h. melaksanakan pengelolaan evaluasi dan pelaporan UPTD;
i. melaksanakan koordinasi penyelenggaraan tugas umum
lainnya pada UPTD Labkes; dan
j. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh
pimpinan.

 Jabatan Fungsional
Untuk melaksanakan tugas Jabatan Fungsional UPTD Labkes
menyelenggarakan fungsi :
a. kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas sejumlah jabatan
fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok jabatan
fungsional sesuai dengan bidang keahliannya;
b. jumlah jabatan fungsinal sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja;
c. jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) diatur sesuai dengan peraturan perundang-
undangan;
d. pembinaan terhadap pejabat fungsional sebagaimana
dimaksud ayat (1) dilakukan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.

2.1 Sumber Daya UPTD Labkes


2.2.1 Sumber Daya Aparatur
Berdasarkan Peraturan Mentri Kesehatan Nomor
1267/Menkes/SK/XII/ 2004 Standar ketenagaan laboratorium
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, sebagai berikut:
1. Penanggung Jawab.
Minimal seorang Sarjana Kedokteran, Sarjana Farmasi,
Sarjana Biologi, Sarjana Kesehatan Masyarakat,
Sarjana Kimia, Sarjana Biokimia yang mempunyai
pengalaman kerja 3 tahun di laboratorium kesehatan.
2. Tenaga Teknis.
a. Analis Kesehatan.
Minimal 3 (tiga) orang analis kesehatan dengan
ketentuan 1 (satu) Orang diantaranya dapat diganti
dengan Asisten Apoteker atau Analis Kimia.
b. Sanitarian
1 (satu) orang minimal D3.
3. Tenaga Administrasi
2 (dua) orang minimal lulusan SMA atau yang setara

UPTD Labkes Kabupaten Padang Pariaman, hampir sama


dengan OPD lainnya yang ada di lingkungan Pemerintah Daerah
Kabupaten Padang Pariaman. Dimana terdapat beragam komposisi
pegawai baik dari tingkat pendidikan formal, pangkat/golongan
ruang.

Sampai dengan akhir tahun 2020, UPTD Labkes


Kabupaten Padang Pariaman didukung oleh 10 (sepuluh) orang
aparatur. Secara kuantitas aparatur UPTD Laboratorium
Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman masih belum memadai
dan belum cukup potensial dalam mendukung pelayanan.

Komposisi pegawai UPTD Laboratorium Kesehatan


Kabupaten Padang Pariaman dapat dilihat pada tabel 2.1 - tabel
2.3.

Tabel 2.1
Komposisi Pegawai Berdasarkan Pangkat/Golongan :
N Golongan Jumlah Pegawai
o
1 Golongan III d 3
2 Golongan III b 1
3 Tenaga Swakelola 6

Tabel 2.2
Komposisi Pegawai Berdasarkan Eselonering
No
Eselon Jumlah (orang)
.
1 IV/a 1
2 IV/b 1
Total 2

Tabel 2.3
Komposisi Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan
N Jenis Pendidikan
o Uraian Jumlah
1 S1 (Sarjana)
- S1 Kesehatan Masyarakat 1
- S1 Ekonomi 1
- S1 Teknik Lingkungan 1
- S1 Biologi 1
- S1 Akuntansi 1
Jumlah S1 (Sarjana) 5
2 Diploma III
- Diploma III Analis Kesehatan 2
Jumlah Diploma III 2
N Jenis Pendidikan
o Uraian Jumlah
3 Diploma I/SLTA/Sederajat
- SLTA Lain 2
Jumlah Diploma I/SLTA/Sederajat 2
4 Jumlah SLTP 1
Jumlah 10

Jika dilihat dari tabel di atas, terlihat bahwa proporsi


terbesar jenjang pendidikan SDM di UPTD Labkes Kabupaten
Padang Pariaman adalah Strata Satu (S-1) sebanyak 5 orang
(50%). Diploma III (D-3) sebanyak 2 orang (20%). SLTA sebanyak 2
orang (20%) serta SLTP sebanyak 1 orang (10%).

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 80 Tahun


2016 tentang Penyelenggaraan Pekerjaan Asisten Tenaga
Kesehatan, setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang
kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau ketrampilan
melalui pendidikan kesehatan di bawah jenjang Diploma Tiga
disebut dengan Asisten Tenaga Kesehatan. Asisten Tenaga
Kesehatan hanya dapat melakukan pekerjaannya di bawah
supervisi tenaga kesehatan secara langsung.

2.2.2 Sumber Daya Aset/ Modal


Dua kata tersebut memiliki arti yang berbeda. Aset bisa
menjadi modal, sedangkan modal tidak bisa menjadi aset. Dalam
ilmu akuntansi, aset sama dengan hutang ditambah modal. Dalam
ilmu akuntansi persamaan aktiva terdiri dari hutang dan ekuitas.
Sebagai istilah akuntansi, ekuitas memiliki pengertian
sebagai selisih nilai antara nilai aset dengan liabilitas atau
kewajiban. Artinya secara umum, ekuitas dapat diartikan sebagai
besaran hak yang harus dikeluarkan oleh pemilik terhadap harta
yang dimiliki oleh organisasi.
Ekuitas sendiri sering disebut modal karena merupakan
harta yang dikeluarkan organisasi untuk memenuhi operasional
yang nantinya harta tersebut mengalami residu atau pengurangan
karena kewajiban yang harus dibayarkan seperti hutang dan
beban. Seperti yang disebutkan sebelumnya, modal selalu
berhubungan dengan aset dan kewajiban. Aset sendiri merupakan
suatu yang dimiliki oleh organisasi misalnya saja bisa berupa
anggaran, peralatan operasional perusahaan seperti komputer,
atau peralatan pendukung seperti kursi. Sedangkan kewajiban
sendiri merupakan beban yang harus dibayarkan oleh perusahaan
di masa depan atau layanan yang sedang dan harus dilakukan
kepada pihak lainnya. Kewajiban sendiri bisa terdiri dari beban
hutang, beban gaji pegawai, dan juga beban perawatan karena
depresiasi.
Nilai ekuitas tidak selalu positif, dan bisa saja negatif
apabila nilai beban lebih besar dibanding nilai asetnya. Nilai
negatif biasa disebut dengan defisit. Dari persamaan tersebut,
dapat disimpulkan bahwa aset adalah semua sumber ekonomi
atau kekayaan yang dimiliki oleh suatu entitas, baik itu
perorangan atau organisasi, yang bisa diukur secara jelas
menggunakan satuan mata uang serta diharapkan dapat
memberikan manfaat usaha di masa depan.
Namun, sesuai dengan kebutuhan dalam penyusunan
dokumen ini, ruang lingkup dari asset maupun ekuitas (modal)
dipersempit ke dalam alokasi anggaran dan sarana prasarana
karena apabila kedua hal ini tidak tersedia maka semua kegiatan
yang dilakukan tidak akan dapat mencapai hasil yang diharapkan
sesuai dengan rencana.
Dalam hal menjalankan tugas pokok dan fungsi sesuai
dengan aturan yang telah ditetapkan, maka UPTD Labkes yang
menjalankan fungsi penunjang urusan pemerintahan,
mendapatkan proporsi belanja yang relatif kurang.
Untuk melihat gambaran pengelolaan keuangan di UPTD
LabkesKabupaten Padang Pariaman dalam lima tahun terakhir,
dapat dilihat pada tabel 2.4 berikut :
Tabel 2.4
Plafon Anggaran dan Realisasi Keuangan
UPTD Labkes Kab. Padang Pariaman
Tahun 2016-2020

Belanja Operasional
Tahu
Total Anggaran
n
Anggaran Realisasi %
120.000.000,0
2016 120.000.000,00 117.224.475,00 97,69
0
2017 87.000.000,00 87.000.000,00 86.970.125,00 99,97
2018 95.000.000,00 95.000.000,00 77.854.600,00 81,95
2019 79.700.000,00 79.700.000,00 79.472.150,00 99,71
174.000.000,0
2020 174.000.000 172.000.000,00 98,85
0
Tabel 2.6
Rincian Saldo Aset Lancar Labkesda per 31 Desember 2020

31 Desember 31 Desembsr Bertambah


N 2020 2019 /(Berkurang)
Uraian
o Rp Rp Rp
Kas di Bendahara
1 0,00 0,00 0,00
Penerimaan
Kas di Bendahara
2 0,00 0,00 0,00
Pengeluaran
Kas di Bendahara
3 0,00 0,00 0,00
BLUD
Kas di Bendahara
4 0,00 0,00 0,00
FKTP
5 Piutang Pendapatan 0,00 0,00 0,00)
6 Penyisihan Piutang 0,00 0,00 0,00
7 Persediaan 0,00 0,00 0,00

Jumlah 0,00 0,00 0,00

Tabel 2.7
Rekapitulasi Aset Tetap Labkesda per 31 Desember 2020
Saldo Per 31 Saldo Per 31 Bertambah /
No
Uraian Desember 2020 Desember Berkurang
.
(Rp.) 2019 (Rp.) (Rp.)
1 Tanah - - -
2 Peralatan dan Mesin 362.224.620 328.224.820 33.999.800
3 Gedung dan Bangunan - - -
Jalan, Jaringan dan
4
Instalasi - - -
5 Aset Tetap Lainnya - - -
Konstruksi Dalam
6
Pengerjaan - - -
7 Akumulasi Penyusutan - - -
 Jumlah Aset Tetap 362.224.620 328.224.820 33.999.800
Sumber : Laporan Keuangan labkesda 2020

Pada tabel tersebut, terlihat bahwa saldo aset tetap berupa


peralatan dan mesin Per 31 Desember 2019 adalah
Rp.328.224.820 sedangkan 31 Desember 2020 adalah
Rp.362.224.620. Dimana untuk aset tetap tanah terdapat
penambahan nilai sebesar Rp. 33.999.800.

2.3. Kinerja Pelayanan UPTD Labkes Kabupaten Padang Pariaman


Indikator Kinerja Utama Rencana 5 Tahunan UPTD Labkes Kabu-
paten Padang Pariaman.
Kinerja penyelenggaraan UPTD Labkes Kabupaten Padang
Pariaman diukur berdasarkan tingkat pencapaian sasaran dengan
membandingkan antara target dengan realiasi indikator sasaran
berdasarkan Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Padang
Pariaman Tahun 2016-2021, mengingat sebelumnya UPTD Labkes
masih berada di bawah bidang Pelayanan Kesehatan di Dinas
Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman. Untuk itu kinerja
penyelenggaraan UPTD Labkes secara implisit tergambarkan di
dalam capaian kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Padang
Pariaman.
Adapun tujuan, sasaran dan indikator sasaran yang menjadi
Indikator Kinerja Utama Dinas Kesehatan untuk tahun 2016-2021
adalah sebagai berikut :
Tabel 2.8
Tujuan dan Sasaran
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Tahun 2016-2021
Indikator
No Tujuan Tujuan Sasaran Indikator Sasaran (IKU)
(IKK)
1 Meningkatk Cakupan Meningkatkan Universal Coverage Visit
an akses kunjungan kunjungan Rate
kesehatan pelayanan masyarakat Universal Health Coverage
kesehatan kepada fasilitas
pelayanan
kesehatan
Meningkatkan Cakupan desa/nagari
kemandirian siaga aktif
masyarakat Persentase korong yang
untuk hidup melaksanakan STBM
sehat
2 Meningkatk Indeks Meningkat nya Usia Harapan Hidup
an mutu Kepuasan pelayanan
pelayanan Masyarakat kesehatan
kesehatan terhadap masyarakat
masyarakat kualitas
pelayanan
kesehatan

Usia Persentase fasilitas


Harapan pelayanan kesehatan yang
Hidup terakreditasi

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa UPTD Labkes berada


pada tujuan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
masyarakat dengan indikator Indeks Kepuasan Masyarakat
terhadap kualitas pelayanan kesehatan dengan sasaran
meningkatnya pelayanan kesehatan masyarakat dengan indikator
Persentase fasilitas pelayanan kesehatan yang terakreditasi.
Tabel 2.9
Capaian Indikator Kinerja Utama Sasaran
Dinas Kesehatan Tahun 2016-2021
Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman
Tahun 2016-2021
No Sasaran Indikator Kinerja Satuan Target Renstra Perangkat daerah Realisasi Capaian Tahun ke Rasio Capaian pada Tahun ke
Strategis Tahun ke
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2016 2017 2018 2019 2020 2021
3. Meningkatnya 5 Persentase % 20 60 100 100 100 100 16 48 100 100 100 100 80 80 100 100 100 100
kualitas sarana
sarana pelayanan
pelayanan kesehatan
kesehatan yang
terakreditasi
Untuk mencapai indikator kinerja di atas, maka UPTD Labkes
Kabupaten Padang Pariaman menetapkan standar pelayanan sesuai
dengan jenis layanan seperti tabel di bawah ini:
Tabel. 2.10
Target, dan Indikator Kinerja UPTD Labkes
Tahun 2016-2021
Jenis Batas Waktu Pencapaian (Tahun)
No Indikator Standar
Pelayanan 2016 2017 2018 2019 2020 202
A. Laboratorium 1 Waktu tunggu hasil < 150 < 150 < 150 < 150 < 150 < 150 < 15
Klinik pemeriksaan Laboratorium Menit menit menit menit menit menit men
Klinik
a. Hematologi
b. Kimia klinik
c. Urinalisis
d. Serologi ( Golongan darah)
2 Pelaksana ekspertisi hasil 100 % 50 % 60 % 70 % 80 % 90 % 95 %

3 Tidak adanya kesalahan 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
penyerahan hasil
4 Kepuasan Pelanggan > 80 % > 80 % > 80 % > 80 % > 80 % > 80 % > 80 %
5 Pengolahan limbah padat 100 % 70 % 80 % 90 % 95 % 100 % 100 %
berbahaya sesuai aturan
B. Laboratorim 1 Waktu tunggu hasil
Kesehatan pemeriksaan Laboratorium
Masyarakat Kesehatan Masyarakat
a. Fisik air 1 hari 1 hari 1 1 1 hari 1 hari 1 har
hari hari
b. Kimia air 3 hari 3 hari 3 hari 3 hari 3 hari 3 hari 3 hari
c. Bakteriologi air 6 hari 6 hari 6 hari 6 hari 6 hari 6 hari 6 har
2 Pelaksana ekspertisi hasil 100 % 80 % 90 % 95 % 100 % 100 % 100 %
3 Tidak adanya 100 % 90 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
kesalahan
penyerahan hasil
4 Kepuasan Pelanggan > 80 % > 80 % > 80 % > 80 % > 80 % > 80 % > 80 %
5 Pengolahan limbah padat 100 % 70 % 80 % 90 % 95 % 100 % 100 %
berbahaya sesuai aturan

2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan UPTD Labkes

Peningkatan derajat kesehatan masyarakat harus diikuti dengan


peningkatan kualitas pelayanan dan kuantitas Sumber Daya Manusia
kesehatan yang dimiliki. Beberapa tantangan dan peluang yang akan
dihadapi dalam pengembangan pelayanan UPTD Labkes Kabupaten
Padang Pariaman pada lima tahun kedepan jika dikaitkan dengan
Renstra Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Renstra Dinas
Kesehatan Provinsi Sumatera Barat, Renstra Dinas Kesehatan
Kabupaten Padang Pariaman dan hasil analisas terhadap KLHS antara
lain :
1. meningkatnya kasus Penyakit Tidak Menular (PTM) seperti
hipertensi, diabetes melitus, ODGJ (orang dengan gangguan jiwa),
jantung;
2. masih tingginya beban penyakit menular (TBC, HIV, Malaria, DBD,
penyakit yang bisa dicegah dengan Imunisasi (P3DI) dan kasus
Pandemi Covid-19;
3. faktor resiko kesehatan lingkungan yang masih mempengaruhi
status kesehatan;
4. masih adanya kekurangan tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan
kesehatan;
5. pengelolaan keuangan UPTD Labkes dengan Badan Layanan Umum
Daerah (BLUD);
6. belum adanya regulasi dari Pemerintah tentang perizinan operasional
depot air minum isi ulang yang mempunyai kekuatan hukum,
sebagaimana yang diamanatkan oleh Permendagri Nomor 75 Tahun
2010 tentang
7. masih adanya kekurangan tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan
Kesehatan UPTD Labkes;
8. belum adanya tarif dari setiap layanan pemeriksaan yang dilakukan
di UPTD Labkes;
9. semua biaya operasional UPTD Labkes berasal dari APBD;
10. ketersediaan reagen tidak mencukupi dari anggaran APBD;
11. pemeriksaan Laboratorium Klinik belum bisa dilaksanakan karena
biaya operasional yang mahal;
12. promosi terhadap layanan Laboratorium tidak terlaksana karena
fasilitas yang tidak mencukupi.

Peluang keberhasilan dari UPTD Labkes Kabupaten Padang


Pariaman adalah sebagai berikut:
1. adanya komitmen Kepala Daerah untuk meningkatkan kinerja
pelayanan menjadi Badan Layanan Umum Daerah;
2. UPTD Labkes Kabupaten Padang Pariaman sudah memiliki gedung
sendiri;
3. UPTD Labkes Kabupaten Padang Pariaman sudah memiliki alat
kesehatan untuk melakukan pemeriksaan kualitas air dan
laboratorium klinik;
4. adanya dukungan pembiayaan Jaminan Kesehatan Nasional dari
Pemerintah Pusat, Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten
Padang Pariaman;
5. lokasi gedung berdekatan dengan RSUD Kabupaten Padang
Pariaman.

BAB III
PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan


UPTD Labkes
Permasalahan pembangunan kesehatan adalah kesenjangan
antara kinerja pembangunan kesehatan yang dicapai saat ini dengan
yang direncanakan serta kesenjangan antara apa yang ingin dicapai
dimasa datang dengan kondisi riil saat perencanaan dibuat. Sedangkan
isu strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau
dikedepankan dalam perencanaan pembangunan daerah karena
dampaknya yang signifikan bagi daerah dengan karakteristik bersifat
penting, mendasar, mendesak, berjangka menengah/panjang, dan
menentukan pencapaian tujuan penyelenggaraan pemerintahan daerah
dimasa yang akan datang.
Identifikasi masalah dilaksanakan dengan membuat daftar
masalah yang dikelompokkan menurut jenis upaya, target, pencapaian,
dan masalah yang ditemukan. Identifikasi masalah UPTD Labkes berasal
dari kondisi pelayanan yang didasarkan pada permasalahan-
permasalahan dari kegiatan upaya kesehatan di wilayah kerja
Kabupaten Padang Pariaman.
Sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis di bawah Dinas
Kesehatan memiliki tugas pokok untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat. Dinas Kesehatan memiliki beberapa tantangan dan
permasalahan pokok yang dihadapi dalam pelaksanaan program kerja.
Pemetaan permasalahan yang dihadapi UPTD Labkes pada Dinas
Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman dapat dilihat pada tabel 3.1
berikut ini:
Tabel 3.1
Pemetaan Permasalahan untuk Penentuan prioritas
dan Sasaran Pembangunan Daerah

No Masalah Pokok Masalah Akar Masalah


1 Belum meningkatnya 1 Masih belum 1 Rendahnya
derajat kesehatan optimalnya prilaku Perilaku Hidup
masyarakat hidup bersih dan Bersih dan Sehat
sehat (PHBS) dan
belum optimalnya
implementasi Gerakan
Masyarakat Hidup
Sehat (GERMAS).
2 Peningkatan Kasus 1 Kapasitas
Covid 19 di Kabupaten Laboratorium tidak
Padang Pariaman siap, dimana
(Penyakit Penyakit Laboratorium
yang bersifat wabah di Biomolekuler hanya
tengah- tengah tersedia di
masyarakat) Laboartorium Riset
dan tidak tersedia
di Laboratorium
Kesehatan daerah
dan Laboratorium
RS
2 Sistem Informasi
Surveilance
Berbasis PCR
belum ada
3 Sistem
Penyeledikan
Epidemiologi sudah
dilaksananakan,
namun belum
terbiasa dengan
penyakit infeksius
4 Sistem Pelayanan
Kesehatan Primer
sudah terbangun
menangani KLB,
namun belum siap
menangani New
Emerging Disease
yang infeksius dan
diagnosa PCR

7 Masih tingginya beban 1 Trend TB MDR


penyakit menular meningkat karena
(TBC, HIV, Malaria, putus minum obat
DBD, Penyakit yang dan masih banyak
bisa dicegah dengan penderita TB RO
Imunisasi (P3DI) dan yang belum
kasus Pandemi covid- ditemukan
19
8 Meningkatnya kasus 1 Masih banyak
Penyakit Tidak masyarakat yang
Menular (PTM) seperti belum melakukan
hipertensi, diabetes pemeriksaan
melitus, ODGJ (orang kesehatan secara
dengan gangguan berkala sesuai
jiwa), Jantung. dengan standar
2 Kebiasaan
masyarakat
mengkonsumsi
makanan yang
mengandung
kolesterol dan
konsumsi garam
yang berlebih
9 Faktor resiko 1 Masih rendahnya
kesehatan lingkungan cakupan air bersih
yang masih
mempengaruhi status
kesehatan.
10 Masih adanya 1 Terbatasnya
kekurangan tenaga rekruitmen tenaga
kesehatan di fasilitas kesehatan sesuai
pelayanan kesehatan dengan rencana
kebutuhan tenaga
karena adanya
kebijakan pusat
tentang ketenagaan
2 Masih banyak
tenaga kesehatan
yang tidak
memilikin STR yang
aktif, sehingga
penerbitan SIP nya
tidak bisa
dilakukan
3 Peningkatan
kompetensi petugas
melalui pendidikan
dan pelatihan
belum bisa
dilakukan sesuai
dengan kebutuhan
karena
keterbatasan
anggaran
2. Optimalisasi Sumber Peningkatan Peningkatan
Pendapatan Asli Daerah Penerimaan Pendapatan BLUD
Dalam Pembangunan Pendapatan Asli
Daerah (PAD)

3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah Terpilih
Penelaahan visi, misi dan program Kepala Daerah (Bupati) dan
Wakil Kepala Daerah (Wakil Bupati) terpilih ditujukan untuk memahami
arah pembangunan yang akan dilaksanakan selama lima tahun ke
depan, sesuai dengan periode kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati
yang tertuang dalam RPJMD Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2021-
2026. Proses telaah tersebut dilakukan untuk mengidentifikasi faktor-
faktor penghambat dan pendorong pelayanan Dinas Kesehatan yang
dapat mempengaruhi pencapaian visi dan misi pembangunan
Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2021-2026.
Sebagaimana tertuang dalam RPJMD Kabupaten Padang
Pariaman Tahun 2021-2026, visi pembangunan jangka menengah
Kabupaten Padang Pariaman tahun 2021-2026 adalah :
“PADANG PARIAMAN BERJAYA”
Visi tersebut merupakan cita-cita dan semangat serta tekad
Kabupaten Padang Pariaman untuk menjadi Kabupaten terbaik dalam
segala aspek dan ke depan, dimana kata kunci tersebut adalah sebagai
berikut :
1. “Unggul Berkelanjutan” memiliki makna suatu tekad untuk
menjadikan Kabupaten Padang Pariaman maju selangkah
dibandingkan daerah ainnya dalam segala hal yang dilaksanakan
secara berkelanjutan.
2. “Religius” adalah kondisi masyarakat yang menjunjung tinggi norma-
norma agama, berpegang teguh pada ajaran agama dan dijadikan
agama sebagai pondasi dalam kehidupan sehari-hari.
3. “SeJAhtera” merupakan suatu kondisi masyarakat yang mencapai
taraf kehidupan yang layak dari sektor ekonomi, pendidikan,
kesehatan dan sosial budaya.
4. “BerbudaYA” merupakan suatu gambaran yang kondisi
masyarakatnya mempertahankan adat istiadat sebagai warisan
nenek moyang terdahulu.

Dalam upaya mewujudkan Visi tersebut, diperlukan sejumlah misi


yang dapat menuju pencapaian visi secara terstruktur, maka
dirumuskan “Misi Pembangunan Kabupaten Padang Pariaman tahun
2021-2026” sebagai berikut :
1. meningkatkan kualitas kehidupan beragama berdasarkan falsafah
Adat Bersandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah serta memelihara
kerukunan, ketentraman dan ketertiban;
2. meningkatnya kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana publik
secara berkelanjutan dengan memperhatikan kelestarian lingkungan
dan penantaan ruang;
3. membangun kemandirian ekonomi dan kesejahteraan msyarakat
melalui daya dukung sektor primer dan jasa berbasiskan
pemberdayaan msyarakat;
4. meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia yang cerdas dan
terampil serta berdaya saing melalui peningkatan kualitas
pendidikan formal dan menggerakan sektor pendidikan non formal;
5. mewujudkan tata kelola pemerintahan yang efektif, bersih,
berkeadilan, aspiratif, partisipatif dan transparan;
6. meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan dasar dengan
memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kearifan lokal
melalui pemberdayaan masyarakat;
7. meningkatkan sumber-sumber pendanaan dan ketepatan alokasi
investasi melalui penciptaan iklim yang kondusif untuk
pengembangan usaha dan penciptaan lapangan kerja;
Untuk menunjang Misi Dinas Kesehatan dan Visi Misi Bupati
Padang Pariaman, UPTD Labkes sebagai salah satu UPTD yang
berkontribusi sebagai pendukung, penunjang dan pengarah
terwujudnya seluruh visi, misi, tujuan dan sasaran Dinas Kesehatan
Kabupaten Padang Pariaman tahun 2021-2026 di bidang urusan
kesehatan dengan memperhatikan RPJMD Kabupaten Padang Pariaman.
Mengingat eratnya kaitan antara Renstra UPTD Labkes dengan
Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman dan Dokumen
RPJMD 2021-2026, maka dalam penyusunannya harus menjadikan
dokumen perencanaan jangka menengah tersebut sebagai acuan,
artinya indikator kinerja UPTD Laboratorium Kesehatan Kabupaten
Padang Pariaman harus sinkron untuk mencapai target kinerja sesuai
dengan kewenangan sebagaimana tercantum dalam Peraturan Bupati
Padang Pariaman Nomor 46 Tahun 2017 tentang UPTD Labkes.
Sesuai dengan misi Kepala Daerah yang tertuang di dalam
RPJMD, UPTD Labkes Kabupaten Padang Pariaman dalam menjalankan
perannya untuk tahun 2021-2026 mendukung :
1. Misi ke 5 (lima) yaitu “Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang
efektif, bersih, berkeadilan, demokratis melalui penyelenggaraan
pemerintah yang profesional, aspiratif, partisipasif dan
transparan”.
2. Misi ke 6 (Enam) yaitu “Meningkatkan kualitas dan kuantitas
pelayanan dasar dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta kearifan lokal melalui pemberdayaan masyarakat”.

Tabel 3.2
Faktor Penghambat dan Pendorong Pelayanan
UPTD Labkes Terhadap Pencapaian Visi, Misi dan Program
Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
Visi : "Padang Pariaman Berjaya"
Misi dari Faktor
Program KDH Permasalahan
No
dan Wakil KDH Pelayanan OPD Penghambat Pendorong
terpilih
1 Misi 5 :
Mewujudkan Masih adanya Belum Adanya komitmen
tata kelola kekurangan terpenuhinya kepala daerah
pemerintahan tenaga formasi ASN di untuk
yang efektif, kesehatan di UPTD meningkatkan
bersih, fasilitas Laboratorium kinerja pelayanan
berkeadilan, pelayanan Kesehatan menjadi Badan
demokratis kesehatan Layanan Umum
melalui UPTD Daerah
penyelenggaraa Laboratorium
n pemerintah Kesehatan
yang
profesional,
aspiratif,
partisipasif dan
transparan
2 Misi 6 :
1 Meningkatkan Masih belum Budaya dan Adanya kebijakan
kualitas dan optimalnya Perilaku Hidup pelaksanaan
kuantitas prilaku hidup Sehat GERMAS di
pelayanan bersih dan Masyarakat seluruh
dasar dengan sehat (PHBS) masih kurang Kabupaten/Kota
memanfaatkan dan belum dari Kementrian
ilmu optimalnya Kesehatan
pengetahuan implementasi Republik
dan teknologi Gerakan Indonesia
serta kearifan Masyarakat
lokal melalui Hidup Sehat
pemberdayaan (GERMAS).
masyarakat
Masih tingginya Trend TB MDR 1. Adanya Komisi
beban penyakit meningkat Koalisi Organisasi
menular (TBC, karena putus Profesi Indonesia (
HIV, Malaria, minum obat KOPI ) TB
DBD, Penyakit dan masih 2. Adanya Public
yang bisa banyak Private Mix
dicegah dengan penderita TB ( PPM )
Imunisasi RO yang belum
(P3DI) dan ditemukan
kasus Pandemi
covid-19
Pasien TB tidak 3. Adanya Komisi
mau berobat Penangulangan
dengan tuntas AIDS Daerah
Kabupaten
Padang Pariaman
Masih adanya 4. Adanya Satgas
kematian pada Penanggulangan
penderita TB Covid 19 Tingkat
Kabupaten
Padang Pariaman.
Masih adanya 5. Adanya Satgas
penularan yang Penanggulangan
dilakukan oleh Covid 19 Tingkat
perilaku Dinas Kesehatan
penderita, baik Kabupaten
melalui Padang Pariaman
hubungan
seksual,
penggunaan
jarum suntik
atau cara
lainnya
Masih 6. Adanya Perda
kurangnya Bupati Padang
akses kepada Pariaman Nomor
populasi HIV 4 Tahun 2020
dalam Tentang
penanggulanga Pencegahan dan
n HIV Penanggulangan
Penyakit Menular
Tuberkulosis,
Kusta dan Human
Immunodeficiency
Virus -
AcquiredImmuno
Deficiency
Syndrome
Meningkatnya Masih banyak Adanya Advokasi
kasus Penyakit masyarakat dengan BNN
Tidak Menular yang belum tentang bahaya
(PTM) seperti melakukan NAPZA
hipertensi, pemeriksaan
diabetes kesehatan
melitus, ODGJ secara berkala
(orang dengan sesuai dengan
gangguan jiwa), standar
Jantung.
Kebiasaan
masyarakat
mengkonsumsi
makanan yang
mengandung
kolesterol dan
konsumsi
garam yang
berlebih
Kurangnya
aktifitas fisik
oleh
masyarakat
Faktor resiko Masih
kesehatan rendahnya
lingkungan cakupan air
yang masih bersih
mempengaruhi
status
kesehatan.
masih
rendahnya
cakupan
sanitasi layak
Ketersediaan Sebaran SDM 1. Tersedianya
SDM Kesehatan Kesehatan dokumen
belum sesuai belum merata. Rencana
standar. Kebutuhan SDM
Kesehatan.
2. Adanya
program
Nusantara Sehat
dari Kementrian
Kesehatan
Republik
Indonesia.
3. Adanya
dukungan
anggaran dari
DAK Non Fisik
untuk
pemenuhan
kekurangan SDM
Kesehatan dengan
disiplin ilmu
tertentu.
Kualitas dan Peningkatan Tersedianya
Kuantitas SDM kompetensi anggaran
Kesehatan petugas belum pelatihan dan
masih belum bisa peningkatan
optimal. dioptimalkan kompetensi
karena pengelola Program
keterbatasan dari anggaran
anggaran DAK Non Fisik
Alat Kesehatan Keterbatasan Adanya anggaran
belum tersedia anggaran dari DAK Fisik
sesuai dengan dalam untuk
standar di pemenuhan pemenuhan
Fasyankes alat kesehatan ketersediaan alat
sesuai standar. kesehatan di
fasyankes

3.3 Telaahan Renstra K/L dan Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera
Barat
3.3.1 Kementrian Kesehatan
Tabel 3.3
Telaahan Renstra Kementrian Kesehatan Tahun 2020-2024
Sasaran Jangka
Sebagai Faktor
No Menengah Permasalahan
Renstra K/L Penghambat Pendorong
1 2 3 4 5
1 Meningkatnya Pencegahan dan Masih kurangnya Adanya Komiten
Pencegahan dan Pengendalian kapasitas untuk Nasional untuk
Pengendalian Penyakit menular pencegahan, Tujuan
Penyakit serta dan tidak menular deteksi dan respon Pembangunan
Pengelolaan belum efektif cepat terhadap Berkelanjutan
Kedaruratan ancaman penyakit ( Tujuan 3 )
Kesehatan termasuk
Masyarakat penguatan allert
System Kejadian
Sasaran Jangka
Sebagai Faktor
No Menengah Permasalahan
Renstra K/L Penghambat Pendorong
1 2 3 4 5
Luar Biasa ( KLB )
2 Meningkatnya Ketersediaan Alat Kurangnya
Akses, Kesehatan di ketersediaan
Kemandirian dan Fasyankes belum anggaran untuk Adanya anggaran
Mutu sesuai dengan penyediaan Alat DAK Fisik dari Pusat
Kefarmasian dan standar Kesehatan untuk Penyediaan
Alat Kesehatan Alat Kesehatan

3.3.2 Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat


Tabel 3.4
Telaahan Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat
Tahun 2021-2026

Sasaran Jangka Sebagai Faktor


No Menengah Renstra Permasalahan
K/L Penghambat Pendorong
1 2 3 4 5
Visi : "Terwujudnya Sumatera Barat Madani, Unggul dan Berkelanjutan"
Misi 1 :
1 Meningkatkan 1 Meningkatnya Perubahan Adanya Kebijakan
Kualitas Sumber angka kesakitan lingungan yang Nasional yang
Daya Manusia dan angka begitu pesat diterapkan di
Sehat, kematian akibat yang dapat Kabupaten Padang
Berpengetahuan, penyakit memunculkan Pariaman yang
Terampil & Berdaya menular dan re-emerging mendukung untuk
Saing tidak menular disease mengendalikan
Penyakit Menular
dan Tidak Menular
2 Rendahnya Belum semua Kerjasama dengan
akses terhadap Kabupaten/Kota program
kualitas memiliki penyediaan sarana
lingkungan sehat regulasi yang sanitasi lewat IPAL
mengatur Komunal,
kesling pengelolaan
sampah instalasi
air minum dan
sanitasi sekolah,
sanitasi terminal,
pasar sehat
Masyarakat
belum
menjadikan
sanitasi sebagai
kebutuhan
3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan
Hidup Strategis
3.4.1 Telaahan Rencana Tata Ruang
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Padang
Pariaman merupakan matra spasial dari perencanaan pembangunan
daerah. Dalam RTRW kabupaten direncanakan dan diarahkan berbagai
sektor pembangunan yang memiliki aspek spasial untuk menjamin
terwujudnya pembangunan wilayah yang aman, nyaman, produktif dan
berkelanjutan. Penyusunan RTRW diamanatkan oleh Undang-Undang
Penataan Ruang Nomor 26 Tahun 2007.
Dalam rangka penyusunan RTRW tersebut dibutuhkan proses dan
prosedur penyusunan yang baik agar dihasilkan dokumen rencana tata
ruang yang secara substansial telah menyelesaikan isu pembangunan
daerah, efektif sebagai instrumen pengarahan dan pengendalian
pembangunan dan memiliki landasan hukum yang kuat untuk
pengendalian pembangunan daerah. Dalam proses penyusunanannya,
RTRW Kabupaten merupakan hasil kajian teknis dari unsur-unsur
wilayah dan juga hasil kesepakatan berbagai stakeholders sebagai
pedoman pembangunan oleh pemerintah, swasta dan masyarakat di
daerah.
Fungsi RTRW kabupaten adalah sebagai:
1. acuan dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah (RPJPD) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD).
2. acuan dalam pemanfaatan ruang/pengembangan wilayah
kabupaten;
3. acuan untuk mewujudkan keseimbangan pembangunan dalam
wilayah kabupaten;
4. Acuan lokasi investasi dalam wilayah kabupaten yang dilakukan
pemerintah, masyarakat, dan swasta;
5. pedoman untuk penyusunan rencana rinci tata ruang di wilayah
kabupaten;
6. dasar pengendalian pemanfaatan ruang dalam
penataan/pengembangan wilayah kabupaten yang meliputi
penetapan peraturan zonasi, perizinan, pemberian insentif dan
disinsentif, serta pengenaan sanksi; dan
7. acuan dalam administrasi pertanahan.

Peraturan Daerah RTRW Kabupaten Padang Pariaman Nomor 5


Tahun 2020 sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Penataan Ruang
Nomor 26 Tahun 2007 dimana dalam jangka waktu 5 tahun bisa direvisi
untuk mengakomodasi dan menyesuaikan dengan perkembangan
daerah yang terjadi selama kurun waktu ini.
Kabupaten Padang Pariaman memiliki potensi sumberdaya alam
yang beragam dalam sektor pertanian padi sawah, perkebunan,
perikanan, industri, perdagangan dan jasa, pariwisata serta pelayanan
sosial pendidikan dan kesehatan. Posisi Kabupaten Padang Pariaman
yang berada pada wilayah tengah Provinsi Sumatera Barat berbatasan
dengan Kota Padang sebagai ibukota Provinsi menjadi keuntungan
lokasi kabupaten untuk mengembangkan kegiatan perdagangan dan
jasa, pariwisata serta pelayanan sosial pendidikan dan kesehatan.
UPTD Labkes mempunyai tugas melaksanakan kegiatan operasional
dan/atau kegiatan teknis penunjang Dinas di bidang penyelenggaraan
Laboratorium Kesehatan di Daerah.

3.4.2 Telaahan Kajian Lingkungan Hidup Strategis


Kajian Lingkungan Hidup Strategis adalah rangkaian analisis yang
sistematis, meyeluruh dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip
dari pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi
dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana dan
program (KRP), melalui antisipasi kemungkinan dampak negatif KRP
terhadap lingkungan hidup dan mengevaluasi sejauh mana KRP yang
akan diterbitkan berpotensi: meningkatkan resiko perubahan iklim,
meningkatkan kerusakan, kemerosotan, atau kepunahan
keanekaragaman hayati, meningkatkan intensitas bencana banjir,
longsor, kekeringan dan/atau kebakaran hutan dan lahan terutama
pada daerah yang kondisinya telah tergolong kristis, menurunkan mutu
dan kelimpahan sumber sumber daya alam terutama pada daerah yang
kondisinya telah tergolong kritis, meningkatkan jumlah penduduk
miskin atau terancamnya keberlanjutan penghidupan (livehood
sustainability) sekelompok masyarakat dan/atau meningkatkan resiko
terhadap kesehatan dan keselamatan manusia.
KLHS juga merupakan salah satu pilihan alat bantu melalui
perbaikan kerangka pikir (framework of thinking) perencanaan tata
ruang wilayah dan perencanaan pembangunan daerah untuk
mengantisipasi persoalan lingkungan hidup yang bertujuan untuk
mengarus utamakan (mainstreaming) prinsip-prinsip pembangunan
keberlanjutan di dalam kebijakan, rencana dan program yang tertuang
dalam rencana tata ruang maupun rencana pembangunan sehingga
kebijakan, rencana dan program tersebut dapat disempurnakan.
KLHS juga merupakan amanat dari Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
pasal 15 ayat (1) dimana Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib
membuat KLHS untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan
berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan
suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana dan/atau program.
Selanjutnya, dalam pasal yang sama ayat (2) juga dinyatakan
bahwa Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib melaksanakan KLHS
ke dalam penyusunan atau evaluasi RTRW beserta rinciannya, RPJP dan
RPJMN, provinsi dan kabupaten/kota, kebijakan, rencana dan/atau
program yang berpotensi menimbulkan dampak dan/atau resiko
lingkungan hidup. Oleh sebab itu, KLHS harus dilakukan Pemerintah
Daerah sebelum memberikan izin pengelolaan lahan. Ditegaskan lagi
bahwa Dinas Kesehatan sebagai lembaga teknis yang membidangi
kesehatan juga harus mengarahkan perencanaan pembangunan
kesehatan sesuai dengan ketentuan dari Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
tersebut.
UPTD Labkes merupakan depoter ber kumpulnya berbagai
penyakit sesuai dengan jenis kegiatan yang dilakukan. Sehingga dapat
menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan yang secara
langsung atau tidak langsung, akan mempengaruhi kehidupan
masyarakat, sehingga perlu adanya upaya untuk meningkatkan
dampak positif (manfaat) dan mencegah agar tidak terjadi atau
meminimalkan dampak negatif yang timbul dari air limbah laboratorium
mengandung senyawa-senyawa kimia dan organisme patogen yang
dapat menyebabkan penyakit sehingga sangat perlu dibangun Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL) agar air limbah yang dihasilkan
memenuhi standar yang diizinkan agar aman dibuang ke lingkungan.
Oleh karena itu diperlukan pengelolaan limbah sehingga dapat
mengurangi dan mencegah dampak yang timbul akibat dari kegiatan
pelayanan di UPTD Labkes.
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di UPTD Labkes dibangun
tahun 2021 yang berfungsi untuk meminimalisasikan kandungan air lim
bah, baik air limbah domestik yang mengandung patogen dan limbah ya
ng mengandung zat-zat kimia. Air limbah yang berasal dari UPTD
Labkes mengandung senyawa kimia berbahaya serta mengandung mikro
organisme patogen yang dapat menyebabkan penyakit terhadap masyara
kat sehingga diharapkan sebelum dibuang dapat dihilangkan sifat berba
haya dan beracun. Kapasitas IPAL dalam mengolah Air limbah yaitu 3
m3.
Tabel 3.5
Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dinas Kesehatan
Tahun 2021-2026

ARAH KEBIJAKAN TERHADAP INDIKATOR TUJUAN PEMBANGUNAN


(TPB) BERKELANJUTAN YANG BELUM TERCAPAI
NAMA OPD: DINAS KESEHATAN

Arah
No. Indikator Evalu Indikasi
No. OPD Kebijaka Program
Indikator TPB asi Program
n
36 3.4.1.(b) Prevalensi NA Dinas Mengemb Peningkatan 1.02.02
tekanan Keseha angkan intensitas Program
darah tinggi. tan sistem penjaringan Pemenuha
Dinas dalam penemuan n Upaya
Keseha upaya kasus Kesehatan
tan menurun Peningkataan Peroranga
kan Koordinasi n dan
keajdian dengan sektor Upaya
penyakit terkait dalam Kesehatan
menular upaya Masyaraka
dan tidak penurunan t
menular penyakit
menular dan
tidak menular
42 3.9.3.(a) Proporsi NA Dinas Meningk Peningkatan 1.02.03
kematian Keseha atkan Kapasitas SDM Program
akibat tan sistem Kesehatan Peningkata
keracunan. Dinas pengawa Peningkatan n
Keseha san obat kualitas kapasitas
tan dan Laboratorium Sumber
Dinas makanan Kesehatan Daya
Keseha Peningkatan Manusia
tan advokasi Kesehatan
Dinas dengan lintas
Keseha sektor terkait
tan Peningkatan
Dinas kerjasama
Keseha berbasis
tan Filantropi
Dinas untuk
Keseha pembiayaan
tan Jaminan
Kesehatan
Menguat Peningkatan
kan SDM
Impleme Kesehatan
ntasi Pengembangan
PERDA Infrastruktur
Kawasan untuk
Tanpa pengendalian
Rokok merokok pada
umur ≥ 15
Tahun
( Smokelizer )
Peningkatan
SDM
Kesehatan
Pengembangan
Infrastruktur

BAB IV
TUJUAN DAN SASARAN UPTD LABKES

Tujuan dan sasaran adalah tahap perumusan sasaran strategis


yang menunjukkan tingkat prioritas tertinggi dalam perencanaan
pembangunan jangka menengah daerah yang selanjutnya akan
menjadi dasar penyusunan arsitektur kinerja UPTD Labkes
Kabupaten Padang Pariaman.
Tujuan tersebut berupa pernyataan-pernyataan tentang hal-hal
yang perlu dilakukan untuk mencapai visi, melaksanakan misi,
memecahkan permasalahan dan menangani isu strategis daerah yang
sudah dituangkan dalam bab sebelumnya. Sedangkan sasaran
merupakan hasil yang diharapkan dari suatu tujuan yang
diformulasikan secara terukur, spesifik, mudah dicapai, rasional
untuk dapat dilaksanakan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun ke
depan.
Perumusan sasaran perlu memperhatikan indikator kinerja
sesuai tugas dan fungsi UPTD Labkes Kabupaten Padang Pariaman
atau kelompok sasaran yang akan dilayani, serta profil pelayanan
yang terkait dengan indikator kinerja.
Pernyataan tujuan dan sasaran jangka menengah UPTD Labkes
Kabupaten Padang Pariaman beserta indikator kinerja nya disajikan
dalam tabel 4.1 berikut ini:
Tabel 4.1
Tujuan, Indikator Tujuan, Sasaran, dan Indikator serta target Sasaran UPTD Laboratorium Kesehatan Kabupaten
Padang Pariaman Tahun 2021-2026

INDIKATOR INDIKATOR
TUJUAN SASARAN  SATUAN 2021 2022 2023 2024 2025 2026
TUJUAN SASARAN
VISI : PADANG PARIAMAN BERJAYA

MISI 6 : Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan dasar dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kearifan lokal melalui pemberdayaan masyarakat

meningkatkan IK : Angka Menurunkan Angka % 11,75 10,15 8,55 6,95 5,35 3,75
derajat Usia angka Morbiditas/
kesehatan Harapan kesakitan Kesakitan
masyarakat Hidup dan
kematian Rumus :
Rumus : akibat Jumlah
Jumlah penyakit penduduk
usia orang menular dan yang
yang tidak mengalami
meninggal menular keluhan
satu kesehatan
tahun / dan
jumlah tergangguny
orang yang a aktifitas :
meninggal Jumlah
satu tahun penduduk x
100%
Meningkatkan Persentase  % 38,00 42,33 46,66 50,99 55,32 59,65
kualitas air jumlah depot
minum dan air minum
air bersih sesuai
standar
Rumus :
Jumlah
depot air
minum yang
melakukan
uji
bakterologi 4
kali setahun
dan uji kimia
air 2 kali
setahun
dibagi
dengan
jumlah depot
air minum
keseluruhan
MISI 7 : Meningkatkan sumber-sumber pendanaan dan ketepatan alokasi investasi melalui penciptaan iklim yang kondusif untuk pengembangan usaha dan penciptaan lapangan
kerja

Peningkatan Persentase Peningkatan Jumlah Rp 0 0 1.682.975.000


pendapatan peningkata penerimaan penerimaan
asli daerah n pendapatan pendapatan
pendapatan BLUD UPTD BLUD UPTD
asli daerah Labkes Labkes

Rumus:
Jumlah
penerimaan
BLUD UPTD
Labkes
BAB V
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN UPTD LABKES

5.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN UPTD LABKES


Strategi dan kebijakan dalam Renstra UPTD Labkes adalah
strategi dan kebijakan UPTD Labkes untuk mencapai tujuan dan
sasaran jangka menengah yang selaras dengan strategi dan kebijakan
daerah serta rencana program prioritas dalam Renstra Dinas
Kesehatan. Strategi dan kebijakan jangka menengah UPTD Labkes
menunjukkan bagaimana cara untuk mencapai tujuan, sasaran
jangka menengah, dan target kinerja hasil (outcome) program
prioritas Renstra Dinas Kesehatan yang menjadi tugas dan fungsi
UPTD Labkes. Strategi dan kebijakan dalam Renstra selanjutnya
menjadi dasar perumusan kegiatan bagi setiap program prioritas
Renstra Dinas Kesehatan yang menjadi tugas dan fungsi UPTD
Labkes.
Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan
komperhensif tentang bagaimana mencapai tujuan dan sasaran
dengan efektif dan efisien. Dengan pendekatan yang komprehensif,
strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan
tranformasi, reformasi, dan perbaikan kinerja birokrasi. Perencanaan
strategik tidak saja mengagendakan aktivitas pembangunan, tetapi
juga segala program yang mendukung dan menciptakan layanan
masyarakat tersebut dapat dilakukan dengan baik, termasuk di
dalamnya upaya memberbaiki kinerja dan kapasitas birokrasi, sistem
manajemen, dan pemanfaatan teknologi informasi.
Selanjutnya untuk mewujudkan tujuan dan sasaran yang telah
dirumuskan tersebut di atas, maka strategi dan arah kebijakan yang
ditempuh dapat dilihat pada tabel 5.1.

Tabel 5.1.
Tujuan, Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan UPTD Labkes

Visi RPJMD : Padang Pariaman Berjaya


Misi 5: Mewujudkan tatakelola pemerintahan yang efektif, bersih,
berkeadilan, demokratis melalui penyelenggaraan pemerintah yang
profesional, aspiratif, partisipatif, dan transparan
TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH
KEBIJAKAN
Terwujudnya Birokrasi yang Meningkatkan Pengintegrasian
reformasi bersih dan kualitas perencanaan,
birokrasi yang akuntabel pelaksanaan penganggaran,
efektif dan efisien perencanaan, evaluasi dan
penganggaran, pelaporan
evaluasi dan berbasis IT
pelaporan
Sinergitas Peningkatan
penyelenggaraan koordinasi
pemerintahan penyelenggaraan
daerah pemerintah
daerah
MISI 6 : Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan dasar dengan
memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kearifan lokal melalui
pemberdayaan masyarakat

TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH


KEBIJAKAN
Meningkatkan Menurunkan Meningkatkan Peningkatan
derajat angka kesakitan cakupan Kapasitas
kesehatan dan kematian pemeriksaan Laboratorium
masyarakat akibat penyakit kesehatan secara (sesuai standar
menular dan berkala sesuai BSL-2)
tidak menular dengan standar
Peningkatan
pemeriksaan
hematologi,
kimia klinik, dan
urinalisa
Meningkatkan Meningkatkan Peningkatan
kualitas air cakupan pemeriksanaan
minum dan air pengawasan air kimia air dan
bersih minum dan air bakteriologis
bersih
MISI 7 : Meningkatkan sumber-sumber pendanaan dan ketepatan alokasi
investasi melalui penciptaan iklim yang kondusif untuk pengembangan
usaha dan penciptaan lapangan kerja
TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH
KEBIJAKAN
Peningkatan Peningkatan Intensifikasi dan Meningkatkan
pendapatan asli penerimaan ekstensifikasi optimalisasi
daerah pendapatan penerimaan pendataan dan
BLUD UPTD BLUD UPTD penetapan
Labkes Labkes potensi objek
penerimaan
BLUD UPTD
Labkes

BAB VI
RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, DAN SUB KEGIATAN
SERTA PENDANAAN

Perumusan kebijakan umum dan program pembangunan


daerah bertujuan untuk menggambarkan keterkaitan antara bidang
urusan pemerintahan daerah dengan rumusan indikator kinerja
sasaran yang menjadi acuan penyusunan program pembangunan
jangka menengah daerah berdasarkan strategi dan arah kebijakan
yang ditetapkan.

Melalui kebijakan umum diperoleh cerita strategi melalui


program-program yang saling terkait dan rasional dalam mendukung
pencapaian indikator dan target sasaran yang ditetapkan.
Keberhasilan capaian satu program mendukung atau memicu
keberhasilan program lainnya.

Untuk mewujudkan tujuan dan sasaran setiap misi serta


berdasarkan arah kebijakan yang ditetapkan, disusun program-
program pembangunan. Program yang tercantum dalam Renstra ini
mengacu kepada program di Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten
Padang Pariaman Tahun 2021-2026 beserta pengembangannya untuk
mendukung Visi dan Misi daerah.

UPTD Labkes Kabupaten Padang Pariaman melaksanakan


program dan kegiatannya dengan berkosentrasi pada pencapaian Misi
ke-5 RPJMD Kabupaten Padang Pariaman, yaitu “Mewujudkan tata
kelola pemerintahan yang efektif, bersih, berkeadilan, demokratis
melalui penyelenggaraan pemerintah yang profesional, aspiratif,
partisipasif dan transparan”.

Di dalam pencapaian misi tersebut dimaknai sebagai


pelaksanaan Kebijakan pada urusan perencanaan pembangunan
daerah yang diarahkan pada peningkatan efektifitas dan keterpaduan
perencanaan dan pelaksanaan pembangunan daerah, peningkatan
kerjasama pembangunan daerah, dan peningkatan partisipasi
masyarakat dalam perencanaan pembangunan daerah.

Program-program pembangunan pada urusan perencanaan


penelitian dan pengembangan daerah yang dilaksanakan
menggunakan Kodefikasi dan Nomenklatur yang telah ditetapkan
pada keputusan Menteri Dalam Negeri No 050-3708 Tahun 2020
tentang Hasil verifikasi dan validasi pemutakhiran klasifikasi,
kodefikasi dan Nomenklatur Perencanaan Pembangunan dan
Keuangan daerah adalah sebagai berikut :
1. PROGRAM PENUNJANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH
KABUPATEN/KOTA
2. PROGRAM PEMENUHAN UPAYA KESEHATAN PERORANGAN DAN
UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT
3. PROGRAM PENINGKATAN KAPASITAS SUMBER DAYA MANUSIA
KESEHATAN
4. PROGRAM SEDIAAN FARMASI, ALAT KESEHATAN DAN MAKANAN
MINUMAN
Program UPTD Labkes yang mengacu pada program prioritas
Renstra Dinas Kesehatan tersebut di atas, disesuaikan dengan tugas
dan fungsi perencanaan pembangunan daerah yang diembannya.
Rencana program, prioritas beserta indikator keluaran program dan
pagu anggaran sebagaimana tercantum dalam RPJMD, selanjutnya
dijabarkan kedalam rencana kegiatan untuk setiap program prioritas
tersebut. Pemilihan kegiatan untuk masing-masing program prioritas
ini didasarkan atas strategi dan kebijakan jangka menengah UPTD
Laboratorium Kesehatan.

Indikator keluaran program prioritas yang telah ditetapkan


tersebut, merupakan indikator kinerja program yang berisi outcome
program. Outcome merupakan manfaat yang diperoleh dalam jangka
menengah untuk beneficiaries tertentu yang mencerminkan
berfungsinya keluaran dari kegiatan-kegiatan dalam satu program.

Pada tabel 6.1. dibawah ini dikemukakan rencana program dan


kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran, dan pendanaan
indikatif.

Anda mungkin juga menyukai