Anda di halaman 1dari 13

DAMPAK PENERAPAN IAS 41: AGRICULTURE TERHADAP PASAR MODAL

Etty Retno Wulandari


Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Jakarta, 12 Oktober 2010

Overview
PSAK Lainnya PSAK 32
Dicabut dg PPSAK No. 1, efektif 1 Januari 2010

VIII.G.7

Dalam proses revisi

P3LKEPP Peternakan

P3LKEPP Perkebunan

SE-02/PM/2002 tanggal 27 Desember 2002

IAS 41 Agriculture

Ruang Lingkup
PSAK 32: Berlaku bagi perusahaan yang menjalankan satu atau lebih kegiatan pengusahaan hutan. Pengertian hasil dalam pengusahaan hutan meliputi: hasil tebangan,
hasil olahan, dan hasil hutan lainnya.

VIII.G.7: Menetapkan bentuk, isi, dan persyaratan dalam penyajian laporan keuangan Emiten/PP P3LKEPP Perkebunan: Berlaku untuk Emiten/PP yang aktivitas utamanya adalah industri perkebunan dg asumsi bahwa Emiten/PP tsb tdk mempunyai anak perusahaan yg dikonsolidasikan. Industri perkebunan aktivitas pengelolaan dan transformasi biologis atas tanaman untuk menghasilkan produk yang akan dikonsumsi atau diproses lebih lanjut

Ruang Lingkup lanjutan


P3LKEPP Peternakan: Berlaku untuk Emiten/PP yang aktivitas utamanya adalah industri perkebunan dg asumsi bahwa Emiten/PP tsb tdk mempunyai anak perusahaan yg dikonsolidasikan. Industri peternakan adanya pengelolaan transformasi biologis hewan untuk menghasilkan produk yang akan dikonsumsi atau diproses lebih lanjut IAS 41: This standard shall be applied to account for the following when they relate to agricultural activity: Biological assets; Agricultural produce at the point of harvest; and Government grants covered by paragraphs 34 and 35.

Perusahaan Agriculture di Pasar Modal


Jenis perusahaan/industri di pasar modal yang terkena dampak penerapan IAS 41: Jenis Perusahaan Kehutanan Perkebunan Peternakan Perikanan Tambak Total Jumlah 6 16 6 3 1 32

P3LKEPP Industri Perkebunan


Tanaman Perkebunan, meliputi: 1. Tanaman telah menghasilkan
Merupakan tanaman keras dan yang dapat dipanen lebih dari satu kali yang telah menghasilkan secara komersial Disajikan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi deplesi.
2. Tanaman belum menghasilkan merupakan tanaman yang belum menghasilkan dan dapat dipanen lebih dari satu kali. Dicatat sebesar biaya yang terjadi sejak penanaman sampai siap untuk menghasilkan dan tidak disusutkan. Pada saat tanaman siap untuk menghasilkan maka direklasifikasi menjadi tanaman telah menghasilkan.

IAS 41: merupakan aset biolojik yang disajikan pada


fair value less cost to sell

P3LKEPP Industri Peternakan


Hewan Ternak dalam Pertumbuhan, meliputi: 1. Hewan dalam proses penetasan atau kandungan: DOC (day old chicken) 2 H 2. Hewan d l dalam proses pembesaran: b anak ayam ayam potong. 3. Hewan dalam proses penggemukan: sapi sapi potong. Disajikan sbg pos persediaan sebesar harga perolehan atau net realizable value mana yang lebih rendah.

IAS 41: merupakan aset biolojik yang disajikan pada


fair value less cost to sell

P3LKEPP Industri Peternakan lanjutan


Hewan ternak produksi berumur pendek Dicatat berdasarkan cost. Hewan ternak produksi berumur panjang: hewan ternak yang telah mencapai umur produktif yang dipelihara untuk menghasilkan barang konsumsi, seperti susu, wool, dsb Aset ini akan diamortisasi (deplesi) sepanjang umur produktif ekonomisnya.

IAS 41: merupakan aset biolojik yang disajikan pada


fair value less cost to sell

IAS 41 Measurement
A biological asset shall be measured at its fair value less costs to sell. Agricultural produce harvested from an entitys biological assets shall be measured at its fair value less costs to sell at the point of harvest. A gain or loss shall be included in profit or loss for the period in which it arises. All cost related to biological assets that are measured at fair value are recognised as expenses when incurred.

Fair Value Hierarchy


Active Market Exists Quoted price

No Active Market The Th most recent market transaction price t t k tt ti i Market prices for similar assets Sector benchmarks No Market-Determined Prices Present value of expected net cash flows from the assets discounted at a current market determined rate

Inability to Measure Fair Value Reliably Cost less accumulated depreciation and impairment losses

Kesiapan Profesi Penilai


Penilai yang melakukan kegiatan di bidang pasar modal wajib terlebih dahulu terdaftar di Bapepam-LK Peraturan Bapepam-LK terkait profesi Penilai:
VIII.C.1: Pendaftaran Penilai yang Melakukan Kegiatan di PM VIII.C.2: Independensi Penilai yang Melakukan Kegiatan di PM VIII.C.3: Pedoman Penilaian dan Penyajian Laporan Penilaian Usaha di PM VIII.C.4: Pedoman Penilaian dan Penyajian Laporan Penilaian Properti di PM X.J.4: Laporan Berkala Kegiatan Penilai

Kesiapan Profesi Penilai lanjutan


VIII.C.4: Pedoman Penilaian dan Penyajian Laporan Penilaian Properti di PM
Isi peraturan:
Tanggung jawab penilai dlm melakukan penilaian Prosedur dan kriteria untuk memperoleh hasil penilaian Prosedur inspeksi properti Penyajian laporan penilaian

Peraturan ini mengatur ttg penilaian properti perkebunan, kehutanan, dan pertambangan. Penilai Properti wajib menggunakan Nilai Pasar (Market Value) dalam setiap kegiatan penilaian properti Penilai harus menggunakan minimum 2 pendekatan penilaian Penilai harus menggunakan the highest and best use analysis untuk memperoleh market value.

Kesiapan Profesi Penilai lanjutan


Jumlah Penilai yang terdaftar di Bapepam-LK:
P il i P Penilai Properti ti Penilai Usaha Penilai Properti dan Usaha Total 74 orang 15 orang 38 orang 127 orang

Anda mungkin juga menyukai