Penatalaksanaan Gangguan Pernapasan Kelompok VII - Compress
Penatalaksanaan Gangguan Pernapasan Kelompok VII - Compress
OLEH
KELOMPOK VII
F A K U L T A S KEPERAWATAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2019
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
atas berkat dan rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan
Tentu banyak kekurangan dalam makalah ini baik dari bobot materi dan
dalam hal penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat berharap saran dan kritik
Kelompok VII
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG..................................................................................1
B. TUJUAN PENULISAN................................................................................2
C. RUMUSAN MASALAH..............................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
A. FISIOTERAPI DADA..................................................................................3
B. LATIHAN PERNAPASAN........................................................................10
C. HEIMLICH MANUVER............................................................................13
D. TERAPI NEBULIZER...............................................................................16
BAB III..................................................................................................................19
PENUTUP..............................................................................................................19
A. KESIMPULAN...........................................................................................19
B. SARAN.......................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................22
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Oleh karena itu proses pernapasan menjadi hal yang sangat penting
mengancam jiwa.
Saluran pernapasan atas terdiri atas jalan nasal, sinus, dan trakea.
dengan polip nasal, septum nasal dengan deviasi, atau fraktur nasal.
1
obstruksi udara yang masuk ke trakea, juga jalan keluar udara. Paralisis
pita suara (plika vokalis) dan laringospasme juga dapat memengaruhi jalan
udara di laring dan pita suara (plika vokalis) (M.Black & Hawk, 2014).
keperawatan.
B. TUJUAN PENULISAN
pernapasan.
C. RUMUSAN MASALAH
2
BAB II
PEMBAHASA
A. FISIOTERAPI DADA
upaya klien dan memperbaiki fungsi paru. (Jauhar 2013) dalam (Aryayuni
1. Drainase postural
3
anatomi segmen-segmen paru. Drainase postural harus difokuskan
Prosedur tindakan :
a. Persiapan klien
drainage.
- Menyampaikan salam
ada kontraindikasi.
b. Persiapan alat
- Bantal 1 sampai 4
4
- Handuk
- Sarung tangah
- Stetoskop
sendiri.
- Alas kerja
- Sampiran
c. Pelaksanaan
drainage.
5
- Apabila secret berada pada bronkus lobus tengah atas bagian
6
- Cuci tangan selesai prosedur.
Perkusi adalah tindakan menepuk dinding dada dengan kedua tangan yang
a. Persiapan Alat :
2) Celemek/perlak
4) Masker
5) Handscoen
b. Penatalaksanaannya :
2) Tutup area yang akan dilakukan perkusi dengan handuk atau pakaian
langsung.
7
3) Tutup area yang akan dilakukan perkusi dengan handuk atau pakaian
langsung.
meningkatkan relaksasi
9) Cuci tangan
3. vibrasi dada
8
untuk meningkatkan turbulensi udara ekspirasi dan melepaskan mukus
sebagai berikut :
a. Persiapan Alat :
2) Celemek/perlak
4) Masker
5) Handscoen
b. Penatalaksanaan
yang akan didrainase, satu tangan di atas tangan yang lain dengan jari-
jari menempel bersama dan ekstensi. Cara lain tangan bisa diletakkan
secara bersebelahan.
relaksasi
4) Selama masa ekspirasi, tegangkan seluruh otot tangan dan lengan serta
9
6) Setelah setiap kali vibrasi ,anjurkan klien batuk dan keluarkan sekresi
ke tempat sputum.
7) Cuci tangan
B. LATIHAN PERNAPASAN
1. Pengertian
ekspirasi)
2. Tujuan:
pernapasan,
pernapasan,
bernapas
3. Prosedur kerja
1
a. Tahap Prainteraksi
Mencuci tangan
b. Tahap Orientasi
kepada klien
c. Tahap Kerja
klien rileks.
1
Intruksikan klien sambil menghembuskan udara melalui
kenikmatannya.
otot.
d. Tahap terminasi
e. Dokumentasi
1
C. HEIMLICH MANUVER
1. Definisi
3. Indikasi
Manuver Heimlich awalnya diperkenalkan pada tahun 1974
a. Orang yang mengalami FBAO (Foreign Body Airway Obstruction),
oleh Dr. Henry Heimlich setelah membuktikan teorinya bahwa
tersedak secara sadar dari benda asing supra-laring yang bersarang
cadangan udara di paru-paru dapat berfungsi untuk mengusir objek
(Jafet, 2018)
dari kerongkongan dengan mendorong ke atas dengan cepat ke bawah
b. Hanya boleh diterapkan pada anak dengan usia > 1 tahun dan dewasa
di bawah tulang rusuk. Benda asing yang berhubungan dengan
pada kondisi FBAO (Thorax, 2017)
tersedak biasanya tertahan di atas tulang rawan krikoid di daerah
c. Pada orang dengan tanda tersedak universal dengan tanda
supra-laring. Adapun manuver itu sendiri, tusukan harus dilakukan di
ketidakmampuan berbicara, bernapas atau batuk sambil mengangkat
atas wilayah epigastrium tepat di bawah tulang rusuk dan diarahkan
kedua tangan ke tenggorokan sendiri (Rodriguez & Brands, 2018).
ke atas menuju kepala pasien (Rodriguez & Brands, 2018).
tersedak karena oklusi saluran napas oleh benda asing (Pavitt MJ,
FKUI).
1
4. Kontraindikasi
a. Pada anak berusia < 1 tahun yang mengalami FBAO karena dapat
5. Komplikasi
yang salah dan penerapan yang luar biasa kuat. Satu studi manikin yang
jika benda asing tidak hilang setelah set pertama dorongan. Komplikasi
yang paling sering dilaporkan adalah fraktur tulang rusuk dan perforasi
obstruksi jalan napas. Dalam situasi seperti itu, penerapan dorong perut
1
terlatih. Ini menyiratkan bahwa kekuatan yang berlebihan mungkin
memainkan peran yang lebih besar daripada teknik yang tepat dalam
6. Prosedur Pelaksanaan
6) Mengaktifkan SPGDT
lengan kita.
d) Buat gerakan ke dalam dan ke atas secara cepat dan kuat untuk
1
napasnya. Manuver ini terus diulang hingga korban dapat kembali
D. TERAPI NEBULIZER
1. Pengertian
1
2018). Berbagai macam obat yang sering di gunakan pada terapi ini
2. Tujuan
a) Alat tulis
b) Set nebulizer
c) Obat bronkodilator
d) Bengkok
e) Tissue
f) Spuit 5cc
4. Prosedur kerja
Mencuci tangan
Menyiapkan alat
b) Tahap orientasi
keluarga/pasien
1
Menanyakan persetujuan/kesiapan klien sebelum kegiatan
dilakukan
c) Tahap kerja
nebulizer
bengkok
d) Tahap terminasi
Membereskan alat-alat
Mencuci tangan
1
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
jaringan otak dan apabila hal tersebut berlangsung lama akan terjadi
tubuh terdiri atas tiga tahapan,yaitu ventilasi, perfusi, dan pertukaran gas.
1
1. Fisioterapi dada adalah salah satu dari pada fisioterapi yang sangat
terganggu
uap dan dihirup. Tentunya tidak semua obat dapat diberikan melalui
membebaskan jalan napas dari sumbatan benda asing. Hal ini dapat
B. SARAN
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna maka dari itu kami ingin
meminta kritik dan saran dari pembaca serta dosen pembimbing agar
makalah yang kami buat bisa menjadi sempurna dan jauh lebih baik dari
2
mudah - mudahan bisa menjadikan makalah ini jauh lebih sempurna dan
2
DAFTAR PUSTAKA
Aryayuni, C., Tatiana, N., & Kep, S. (2015). Pengaruh Fisioterapi Dada
https://doi.org/10.4274/eajem.galenos.2019.21033
Morton, P. gonce, Fontaine, D., Hudak, C. M., & Gallo, barbara M. (2017).
KEPERAWATAN KRITIS. ( nike budhi Subekti, Ed.) (8 vol 2). Jakarta: EGC.
Pavitt MJ, Swanton LL, Hind M, et al. (2017). Choking on a foreign body : a
StatPearls. E-Book.
Indomedia Pustaka.
2
terapi Bisolvon terhadap patensi jalan nafas pada pasien Asma Bronchial,
86–98.