BAB I - Proposal Margareta
BAB I - Proposal Margareta
PENDAHULUAN
perusahaan dapat bertahan dalam dunia persaingan yang ketat. Sumber daya
sisi lain, suatu organisasi perlu untuk mempertahankan sumber daya yang
potensial agar tidak berdampak pada keinginan keluar (intention to stay) (Hidayati
Intention to stay menurut Cascio (2012) adalah niat atau keinginan untuk
tinggal diperusahaan dalam jangka panjang. Makna intention adalah niat atau
keinginan yang timbul dari individu untuk melakukan sesuatu. Dalam perilaku
karyawan, akan ditemukan tindakan tindakan yang positif maupun negatif. Salah
satu perilaku yang terjadi adalah niat untuk tinggal dalam perusahaan. Hal ini
terjadi karena karyawan merasakan dampak dampak yang didapatkan saat bekerja
di perusahaan tersebut.
1
2
pekerjaan.
kerja. Seluruh layanan tersebut telah memiliki prosedur mutu, instruksi kerja dan
universitas.
sebuah pencapaian atas kerjanya selama ini maka dari itu seorang karyawan tidak
melakukan intention to stay adalah kepuasan kerja. Menurut Luthans et al. (2021)
pengalaman kerja. Fenomena yang ada yaitu pekerjaan yang mereka jalani sudah
sesuai dengan latar belakang pendidikan, antara atasan atau rekanan kerja terjalin
hubungan baik serta suasana kekeluargaan dan faktor lain yang menciptakan
kepuasan kerja yaitu tunjangan yang diberikan sudah sesuai dengan jabatan, serta
bekerja, adanya rasa puas atas kesempatan promosi yang diberikan oleh
diperlukan dan lebih memperhatikan mereka untuk membuat mereka lebih loyal
dan punya keinginan untuk bertahan (intention to stay) dan bekerja di perusahaan
(Sumiwi, 2016).
Faktor kepuasan kerja terjadi dengan adanya hubungan baik dengan sesama
rekan kerja dan atasan serta adanya peluang promosi yang adil dan sesuai dengan
promosi dilihat dari masa kerja, tingkat pendidikan serta loyalitas terhadap
organisasi. Selain itu disaat pekerjaan yang dikerjakan terselesaikan sesuai dengan
waktu yang sudah dibatasi dan memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai
dengan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat, karyawan akan merasa puas atas
2) Fasilitas Kesehatan.
3) Fasilitas Olahraga.
4) Fasilitas Kendaraan.
dan pada akhirnya sulit untuk keluar dari pekerjaannya (intention to stay). Hal
tersebut sesuai dengan hasil penelitian terdahulu seperti Sapar & Oducado (2021),
Chiang et al. (2005), Thakur & Arora (2022), Azzuhairi et al. (2022), An Nidhom
et al. (2022), Maditiya (2022), dan Monica & Prasetyo (2021) yang menyebutkan
intention to stay yang lebih rendah daripada perawat. Lebih lanjut disimpulkan
5
bahwa ada perbedaan kepuasan kerja dan intention to stay antara penyedia
layanan kesehatan Uganda dan Zambia. Kemudian penelitian Shalihah & Azzuhri
(2018), Malik (2020), dan An Nidhom et al. (2022) juga menyimpulkan bahwa
Hal ini disebabkan karena tenaga kerja yang berkomitmen akan selalu
berkeinginan untuk tinggal dan tetap berada dalam organisasi, sehingga jaminan
dari salah satu staf Bagian Umum dan Kepegawaian Universitas Widyagama
Malang menyebutkan bahwa selama 3 tahun terakhir tidak ada karyawan yang
sikap seseorang yang loyal terhadap organisasi dan tetap menjadi menjadi anggota
organisasi untuk mencapai tujuan utama organisasi. Robbins & Judge (2013),
dalam organisasi.
perusahaan dalam jangka waktu lama, namun juga karyawan mau memberikan
batas yang diwajibkan perusahaan. Hal ini hanya bisa terjadi jika karyawan
mendorong karyawan berkomitmen tinggi ada beberapa aspek penting yang perlu
perusahaan. Jika kondisi semacam ini bisa dicapai, maka tidak diperlukan
seseorang yang mencerminkan hal positif untuk organisasi, salah satunya adalah
7
(2022), Mohsin et al. (2021), Azzuhairi et al. (2022), Shalihah & Azzuhri (2018),
An Nidhom et al. (2022), Maditiya (2022), dan Monica & Prasetyo (2021) yang
intention to stay. Namun disisi lain ada pendapat yang berbeda, yaitu Malik
Bagis et al. (2021), Malik et al. (2010), Adiansyah & Sakir (2021), Azzuhairi et
al. (2022), Malik (2020), An Nidhom et al. (2022), Maditiya (2022), dan Monica
komitmen organisasional, yaitu Ngatimun et al. (2021) dan Linda et al. (2021)
komitmen organisasi.
melalui komitmen organisasi. Begitu juga dengan Monica & Prasetyo (2021),
stay. Berbeda dengan hasil penelitian An Nidhom et al. (2022) yang menyebutkan
intention to stay.
komitmen organisasional?
adalah:
stay.
organisasional.
intention to stay.
stay.