Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Amanah Kesehatan | E – ISSN : 2685-4023

Volume 2 No 1 ( 2020 ) | ojs.stikesamanahpadang.ac.id

Hubungan Personal Hygiene dan Penggunaan Vaginal Douching Dengan Kejadian Keputihan
Pada Siswi SMAN 1 Lembah Gumanti 2019

Rizawati
STIKes YPAK Padang
Email : rizawati2@gmail.com

ABSTRACT
In Indonesia the number of women who experience Albus flour is very large, more than 75% of women in
Indonesia have experienced Ablution flour. 70% of them are caused by fungi and parasites such as cream
worms and protozoa. The aim is to determine the relationship between Personal Hygiene and the Use of
Vaginal Douching with Leucorrhoea in Student Sman 1 Lembah Gumanti. The research conducted is
descriptive analytic with cross sectional approach. This research was conducted at SMAN 1 Lembah Gumanti
in August - December 2019. The population in this study were 206 people with a sample of 86 people taken
stratified random sampling. Data collection was carried out using a questionnaire, and the data were
analyzed univariately and bivariately by means of the chi-square test. The results showed that the incidence of
vaginal discharge was higher in respondents with poor personal hygiene by 36 people (78.3%) and the
incidence of vaginal discharge was higher in respondents who used Vaginal Douching by 40 people (88.9%).
There is a meaningful relationship between Personal Hygiene and the Use of Vaginal Douching with
Leucorrhoea incidence p value = 0.001 (p <0.05). Based on the results of the study found that there is a
significant relationship between Personal Hygiene and the Use of Vaginal Douching with Leucorrhoea.

Keywords: Personal Hygiene, Vaginal Douching and Leucorrhoea

ABSTRAK
Di Indonesia jumlah wanita yang mengalami flour Albus sangat besar, lebih dari 75% wanita di Indonesia
pernah mengalami flour Ablus. 70% diantaranya disebabkan oleh jamur dan parasit seperti cacing krimi dan
protozoa. Tujuan untuk mengetahui hubungan antara Personal Hygiene Dan Penggunaan Vaginal Douching
Dengan Kejadian Keputihan Pada Siswi Sman 1 Lembah Gumanti. Penelitian yang dilakukan bersifat
Deskriptif Analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan di SMAN 1 Lembah Gumanti
pada Agustus – Desember 2019. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 206 orang dengan sampel 86 orang
yang diambil secara Stratified random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan
kuesioner, dan data dianalisa secara univariat dan bivariat dengan cara uji chi-square. Hasil penelitian
didapatkan, kejadian keputihan lebih tinggi pada responden yang personal hygiene buruk sebanyak 36 orang
(78,3%) dan kejadian keputihan lebih tinggi pada responden yang menggunakan Vaginal Douching sebanyak
40 orang (88,9%). Terdapat hubungan yang bermakana antara Personal Hygiene dan Penggunaan Vaginal
Douching dengan Kejadian Keputihan p value =0,001 (p <0,05). Berdasarkan hasil penelitian didapatkan
bahwa ada hubungan yang bermakna antara Personal Hygiene dan Penggunaan Vaginal Douching dengan
Kejadian Keputihan.

Kata Kunci : Personal Hygiene, Vaginal Douching dan Kejadian Keputihan

28
Jurnal Amanah Kesehatan | E – ISSN : 2685-4023
Volume 2 No 1 ( 2020 ) | ojs.stikesamanahpadang.ac.id

PENDAHULUAN 11 – 24 tahun. Pada masa ini remaja


Kesehatan reproduksi menurut World mengalami perubahan-perubahan yang bersifat
Health Organization (WHO) adalah suatu psikologis, fisik dan fisiologis. Perubahan ini
keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial yang berjalan secara berkesinambungan sampai usia
utuh dan bukan hanya bebas dari penyakit atau dewasa (Munajat, 2000).
kecacatan dalam segala aspek yang Perilaku yang tidak baik dalam menjaga
berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi kebersihan organ reproduksi seperti
dan sistem pada semua tahap kehidupan. membersihkan dengan air yang tidak bersih,
Kesehatan reproduksi sangat perlu penggunaan sabun pembersih kewanitaan yang
mendapatkan perhatian khusus terutama pada berlebihan, menggunakan celana dalam yang
wanita yang memiliki masalah yang lebih ketat atau yang tidak menyerap keringat,
kompleks. Masalah kesehatan reproduksi jarang mengganti pakaian dalam dan tidak
wanita tidak hanya permasalahan menstruasi sering mengganti pembalut merupakan
saja, tetapi ada beberapa permasalahan pencetus timbulnya infeksi yang
kewanitaan lain yang juga menjadi momok meneyebabkan flour albus patologis
tersendiri bagi kaum hawa, mulai dari (Kusmiran, 2012). Fenomena yang terjadi di
keputihan, bau tak sedap, peradangan vagina, masyarakat banyak yang mengabaikan
hingga peradangan pada kandung kemih. kejadian Flour ablus yang abnormal, mereka
Sering kali keadaan tersebut dapat tidak perduli baik yang wanita dewasa ataupun
mengganggu hingga menyebabkan yang masih remaja. Masa remaja seringkali
ketidaknyamanan dalam aktifitas sehari-hari ikut dipengaruhi teman sebaya untuk mencoba
Di Indonesia jumlah wanita yang menggunakan cairan pembersih vagina tanpa
mengalami flour Ablus sangat besar, lebih dari mengetahui efek dari penggunaan cairan
75% wanita di Indonesia pernah mengalami pembersih vagina, selain itu remaja juga sering
flour Ablus. 70% diantaranya disebabkan oleh terpengaruh oleh iklan pembersih vagina
jamur dan parasit seperti cacing krimi dan dengan berbagai merk (Mayangingtyas, 2011).
protozoa (Trichomonas vaginalis) (Widiastuti, Berdasarkan penelitian yang dilakukan
2009). Dan sekitar 90% perempuan termasuk Tristanti tentang hubungan personal Hygiene
remaja memiliki peluang untuk mengalami Genital dengan kejadian keputihan terhadap
Flour ablus (Anurogau, 2011). siswi Madrasah Aliyah Muhammadiyah
Kesehatan remaja terutama kesehatan Kudus tahun 2016 didapatkan hasil dari 30
reproduksinya merupakan suatu hak yang orang sampel didapatkan 18 orang (60%) yang
sangat penting, karena hal tersebut tidak hanya melakukan personal hygiene genital dengan
mempengaruhi remaja yang bersangkutan, baik dan tidak mengalami keputihan, dan 6
akan tetapi juga keluarganya bahkan orang (20%) melakukan personal hygiene
lingkungannya dan masih banyak remaja yang genital dengan baik dan mengalami
belum terlalu sadar akan hal tersebut (Burns, keputihan, 1 orang (3,33%) melakukan
2005). Kesehatan reproduksi remaja adalah personal hygiene genital dengan buruk dan
suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem, mengalami keputihan dan 5 orang (16,67%)
fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki melakukan personal hygiene genital dengan
oleh remaja. Apabila remaja tidak mengerti buruk dan tidak mengalami keputihan
tentang kesehatan reproduksi, maka akan Menurut penelitian yang dilakukan Risna
terjadi penyakit-penyakit yang berhubungan triyani dkk tentang hubungan pemakaian
dengan reproduksi. Diantaranya infeksi pembersih vagina dengan kejadian keputihan
vagina, penyakit radang panggul, tumor pada terhadap siswi kelas 2 SMPN 1 Beringin
alat reproduksi dan sebagainya. Salatiga tahun 2013 didapatkan hasil dari 135
Remaja ini merupakan kelompok sampel didapatkan sebagian besar 72 orang
masyarakat yang barada pada kelompok usia (53,3%) responden menggunakan pembersih

29
Jurnal Amanah Kesehatan | E – ISSN : 2685-4023
Volume 2 No 1 ( 2020 ) | ojs.stikesamanahpadang.ac.id

vagina mengalami keputihan, dan 41 orang daerah kewanitaan untuk mengurahi rasa yang
(30,4%) responden tidak menggunakan tidak nyaman yang di timbulkan akibat
pembersih vagina dan tidak mengamami keputihan
keputihan.
Keputihan merupakan gejala yang sangat
sering dialami oleh sebagian besar wanita. METODE PENELITIAN
Gangguan ini merupakan masalah kedua Jenis penelitian ini adalah Analitik
sesudah gangguan haid. Keputihan sering kali dengan desain penelitian ini adalah Cross
tidak ditangani dengan serius oleh para remaja. Sectional Penelian ini dilaksanakan di SMAN
Padahal, keputihan bisa jadi indikasi adanya 1 Lembah Gumanti pada bulan Agustus-
penyakit. Hampir semua perempuan pernah Desember 2019 dengan Jumlah Sampel 86
mengalami keputihan. Pada umumnya, orang Orang. Teknik pengambilan sampel yaitu
menganggap keputihan pada wanita sebagai dengan cara Stratified Random sampling.
hal yang normal. Pendapat ini tidak
sepenuhnya benar, karena ada berbagai sebab
yang dapat mengakibatkan keputihan. HASIL DAN PEMBAHASAN
Keputihan yang normal memang merupakan
hal yang wajar. Namun, keputihan yang tidak Analisa Univariat
normal dapat menjadi petunjuk adanya
penyakit yang harus diobati (Kompas, 2009). Tabel 1
Distribusi Frekuensi Responden
Indikasi adanya masalah kesehatan Berdasarkan Personal Hygiene pada Siswi
jika keputihan tersebut mulai berubah warna, di SMAN 1 Lembah Gumanti
gatal dan mengeluarkan bau yang kurang enak.
Keputihan yang fisiologis biasanya tidak gatal, NO Personal F %
tidak bau, dan datangnya pada masa subur Hygiene
wanita, biasanya juga menjelang seorang 1 Baik 46 53,5
wanita dewasa terkena haid. Sedangkan 2 Buruk 40 46,5
keputihan yang patologis yang sudah gatal, Jumlah 86 100
bau dan berubah warna. Data yang didapat dari Dari Tabel 1 Didapatkan dari 86 orang
Departemen Kesehatan Provinsi Sumatera responden di SMAN 1 Lembah Gumanti lebih
Barat menyatakan bahwa 45% remaja dari separuh 46 Orang (53,5%) responden
mengalami keputihan, 10% diantaranya mempunyai personal hygine yang baik dan 40
menyatakan panas dan memerah di sekitar orang (46,5%) mempunyai personal Hygiene
vagina. yang Buruk.

Hasil studi pendahuluan yang di Tabel 2


lakukan di SMAN 1 Lembah Gumanti dengan Distribusi Frekuensi Responden
20 orang remaja, di dapatkan hasil 20 remaja Berdasarkan Penggunaan Vaginal
pernah mengalami keputihan yang di sertai Douching pada Siswi Di SMAN 1 Lembah
dengan gatal. Dari 20 remaja menyatakan Gumanti 2019
memiliki cara yang berbeda untuk mengatasi NO Vaginal F %
keputihan. 6 dari 20 remaja menyatakan saaat Douching
keputihan remaja rajin mengganti pakaian 1 Menggunakan 45 52,3
2 Tidak 41 47,7
dalam, 4 remaja mengatakan tidak melakukan
Menggunakan
tindakan apapun. 5 remaja mengatakan Jumlah 86 100
menggunakan pentyliner dan 5 remaja
mengatakan menggunakan sabun pembersih

30
Jurnal Amanah Kesehatan | E – ISSN : 2685-4023
Volume 2 No 1 ( 2020 ) | ojs.stikesamanahpadang.ac.id

Dari Tabel 2 Didapatkan dari 86 orang kejadian keputihan di SMAN 1 Lembah


responden di SMAN 1 Lembah Gumanti Gumanti 2019
lebih dari separuh 45 Orang (52,3%)
responden menggunakan Vaginal Douching Tabel. 4
dan 41 orang (47,7%) responden tidak Hubungan Penggunaan Vaginal Douching
menggunakan Vaginal Douching. dengan Kejadian Keputihan Pada Siswi
SMAN 1 Lembah Gumanti 2019
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Responden N Vaginal Kejadian Keputihan Jumlah
Berdasarkan Kejadian Keputihan pada o Douching Ya Tidak F %
f % f %
Siswi SMAN 1 Lembah Gumanti Tahun
1 Menggunak 40 88,9 5 0,11 45 52,3
2019 an
2 Tidak 7 0,17 34 83 41 47,7
NO Keputihan f % Menggunak
an
1 Ya 45 52,3 Jumalah 47 52,3 39 47,7 86 100
2 Tidak 41 47,7
P Value = 0,001
Jumlah 86 100
Dari Tabel 4 Didapatkan dari 86 orang
Dari Tabel 3 Didapatkan dari 86 orang
Responden di SMAN 1 Lembah Gumanti
responden di SMAN 1 Lembah Gumanti lebih
kejadian keputihan lebih tinggi pada
dari separuh 45 Orang (52,3%) responden
responden yang menggunakan Vaginal
mengalami keputihan dan 41 orang (47,7%)
Douching sebanyak 40 orang (88,9%)
responden tidak mengalami keputihan.
dibandingkan responden dengan responden
yang tidak menggunakan Vaginal Douching
Analisa Bivariat
sebanyak 7 orang (0,17%).
Setelah dilakukan uji statistik dengan
Tabel. 4.4
Chi Square didapatkan nilai p = 0,001
Hubungan Personal Hygiene dengan
(p<0,05) , berarti adanya hubungan yang
Kejadian Keputihan Pada Siswi SMAN 1
bermakna antara Penggunaan Vaginal
Lembah Gumanti 2019
Douching dengan kejadian keputihan di
SMAN 1 Lembah Gumanti 2019
No Personal Kejadian Keputihan Jumlah
Hygiene Ya Tidak f %
f % f % PEMBAHASAN
1 Baik 10 21,7 36 78,3 46 53,5 Personal Hygiene
2 Buruk 31 77,5 9 22,5 40 46,5 Berdasarkan hasil penelitian dari 86
Jumalah 41 47,7 45 52,3 86 100
responden di SMAN 1 Lembah Gumanti
P Value = 0,043
terdapat lebih dari separuh siswa (53,5%)
Dari Tabel 4 Didapatkan dari 86 orang
memiliki personal Hygiene yang baik.
Responden di SMAN 1 Lembah Gumanti
Penelitian serupa dengan hasil
kejadian keputihan lebih tinggi pada
penelitian Tristanti tentang hubungan personal
responden yang personal hygiene buruk
Hygiene Genital dengan kejadian keputihan
sebanyak 36 orang (78,3%) dibandingkan
terhadap siswi Madrasah Aliyah
responden dengan personal hygiene baik
Muhammadiyah Kudus tahun 2016 didapatkan
sebanyak 9 orang (22,5%).
hasil dari 30 orang sampel didapatkan 18
Setelah dilakukan uji statistik dengan
orang (60%) yang melakukan personal
Chi Square didapatkan nilai p = 0,043
hygiene genital dengan baik.
(p<0,05) , berarti adanya hubungan yang
Berdasarkan hasil penelitian terhadap
bermakna antara personal hygiene dengan
86 responden terdapat 46 orang (53,5%) telah

31
Jurnal Amanah Kesehatan | E – ISSN : 2685-4023
Volume 2 No 1 ( 2020 ) | ojs.stikesamanahpadang.ac.id

melakukan personal Hygiene dengan baik. Sedangkan yang internal adalah dengan cara
Perilaku personal Hygiene meliputi memasukkan atau (Nara, 2011). Sebagian
membersihkan daerah genital dengan besar remaja memakai pembersih vagina
menggunakan air bersih, segera mengganti karena menginginkan alat genetalianya
pakaian dalam bila sudah terasa kotor dan nyaman dan berbau wangi.
basah, selalu mengganti pakaian dalam sehabis Menurut asumsi peneliti terhadap 86
mandi, menggunakan celana dalam berbahan responden. Remaja pada umumnya memiliki
katun yang menyerap keringat, melakukan sifat ingin tahu yang besar pada sesuatu hal
cebok dari arah depan kebelakang, yang baru. Sifat ingin tahu inilah yang
mengeringkan daerah genital dengan tissue cenderung membuat remaja ingin mencoba-
atau kain bersih yang kering, tidak coba hal yang belum pernah diketahui atau
menggunakan panthyliner, tidak memakai dialami, sehingga penggunaan Vaginal
bedak untuk mencegah keputihan. Douching ini dipengaruhi oleh factor
Mengeringkan daerah genitalia setelah tersebut.
mandi atau cebok agar tidak membasahi
pakaian dalam yang dipakai sehingga tidak Kejadian Keputihan
menjadi basah dan lembab yang akan Berdasarkan hasil penelitian dari 86
berpotensi tumbuhnya bakteri dan responden di SMAN 1 Lembah Gumanti
jamur.(Yanti 2014). terdapat lebih dari separuh 45 (52,3%)
responden mengalami keputihan.
Penggunaan Vaginal Douching Penelitian ini Hal ini sesuai dengan
Berdasarkan hasil penelitian dari 86 penelitian yang dilakukan oleh Nurlaila,
responden di SMAN 1 Lembah Gumanti Mardiana Z, yang menunjukkan berdasarkan
terdapat lebih dari separuh responden 45 hasil penelitian terdapat 39 (65%) responden
orang (53,5%) menggunakan Vaginal mengalami kejadian keputihan dan yang tidak
Douching. keputihan sebesar 21 (30,5%).
Penelitian serupa dengan hasil penelitian Pudiastuti, (2010) berpendapat Flouralbus
yang dilakukan Risna Triyani dkk tentang adalah kondisi keluarnya cairan dari vagina
hubungan pemakaian pembersih vagina yang berlebih sehingga sering menyebabkan
dengan kejadian keputihan terhadap siswi pakaian dalam basah dan bukan merupakan
kelas 2 SMPN 1 Beringin Salatiga tahun darah.
2013 didapatkan hasil 82 (60,7%) responden Menurut sutarno (2003) gejala klinis dari
menggunakan Pembersih Vagina. keputihan yaitu :ciri-ciri cairan lendir yang
normal adalah berwarna putih encer, bila
Data penelitian tentang kesehatan di menempel pada celana dalam maka warnanya
Indonesia menunjukkan bahwa 75% wanita kuning terang, konsistensinya seperti lendir
pernah menggunakan cairan pembersih (encer kental) tergantung hormon tidak berbau
vagina yang telah menjadi bagian dalam dan tidak menimbulkan keluhan, sebaliknya
personal hygiene mereka yang dilakukan jika terjadi gejala lain ; gatal pada organ intim,
secara rutin. Bahkan biasanya cairan yang rasa panas atau terbakar, kemerahan, nyeri
digunakan adalah (51%) sabun (18%) selama berhubungan intim, nyeri saat
pembersih cairan yang dijual komersil berkemih, keluar cairan berlebih dari organ
(Septian, 2009). intim baik lendir ataupun campuran darah dan
Pembersih vagina adalah cairan yang berbau.
digunakan dalam proses pembersihan vagina. Terjadinya keputihan pada sebagian
Pembersihan vagina dapat berupa internal responden dikarenakan faktor fisiologis dan
dan eksternal. Untuk eksternal yang biasa kita juga disebabkan penggunaan antiseptic dan
lakukan yaitu membasuh bagian luar vagina. sabun pada vagina yang dapat mempengaruhi

32
Jurnal Amanah Kesehatan | E – ISSN : 2685-4023
Volume 2 No 1 ( 2020 ) | ojs.stikesamanahpadang.ac.id

pH vagina sehingga flora normal terganggu, intim (baik berlendir ataupun bercampur
akibatnya vagina justru menjadi tempat darah), dan berbau maka perlu diwaspadai
berkembang biaknya kuman dan jamur karena keputihan tersebut disebabkan oleh
penyebab keputihan.(Rahmatika 2010). penyakit. 95% kasus kanker leher rahim pada
wanita Indonesia ditandai dengan keputihan.
Menurut asumsi peneliti kejadian Selain itu, keputihan tidak mengenal usia.
keputihan dapat disebabkan karena bebrapa Cuaca lembab juga ikut mempengaruhi
faktor yaitu pengetahuan, sikap yang kurang (Rubensani, 2010).
baik dan personal hygine yang kurang baik Walaupun personal hygiene yang dimiliki
termasuk penggunaan vaginal douching yang responden lebih dari separuhnya (50,0%) baik,
sudah menjadi bagian dari personal Hygiene. namun masih banyak yang mengalami
keputihan. Hal ini disebabkan oleh
Hubungan personal Hygiene dengan penggunaan cairan pembersih genitalia yang
kejadian keputihan menyebabkan ketidak seimbangan ekosistem
Didapatkan dari 86 orang Responden di pada genitalia. Sehingga meskipun personal
SMAN 1 Lembah Gumanti proporsi kejadian hygiene baik tapi tetap mengalami keputihan
keputihan lebih tinggi pada responden yang disebabkan penggunaan cairan pembersih
personal hygiene buruk sebanyak 36 orang genitalia. Hal ini disebabkan kurangnya
(78,3%) dibandingkan responden dengan pemahaman dan informasi tentang cairan
personal hygiene baik sebanyak 9 orang pembersih genitalia pada mahasiswi. Untuk itu
(22,5%). diupayakan kepada institusi pendidikan untuk
Setelah dilakukan uji statistik dengan memberikan informasi tentang efek
Chi Square didapatkan nilai p = 0,043 penggunaan cairan pembersih genitalia.
(p<0,05) , berarti adanya hubungan yang Masih ada sebagian 40 (46,5%) respoden
bermakna antara personal hygiene dengan yang memiliki personal hygiene yang buruk,
kejadian keputihan di SMAN 1 Lembah dikarenakan hal ini disebabkan karena masih
Gumanti 2019 adanya responden yang belum memahami cara
Penelitian ini tidak sejalan dengan hasil membersihkan daerah genitalia, dan juga
penelitian yang dilakukan oleh Hasil penggunaan pakaian dalam yang ketat dan
perhitungan uji statistik hubungan antara tidak berbahan katun sehingga tidak bias
perilaku personal hygiene dengan kejadian menyerap keringat. Pakaian dalam yang terlalu
keputihan menggunakan uji fisher didapatkan ketat karena selain gerah juga menyebabkan
hasil p value sebesar 0,734 dengan derajat peredaran darah tidak lancar dan menyebabkan
kemaknaan 5%. Nilai p value (0,734 >0,05) kulit susah bernafas dan
sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 akhirnya bisa menyebabkan daerah kewanitaan
diterima dan Ha ditolak yang berarti tidak menjadi lembab dan teiritasi.(Suryati 2012).
terdapat hubungan antara perilaku personal Menurut asumsi peneliti hubungan
hygiene dengan kejadian keputihan. personal Hygiene yang buruk dengan
Ciri dari cairan lendir yang normal kejadian keputihan dijuga disebabkan karena
adalah berwarna putih, encer, bila menempel factor perilaku remaja yang menggunakan
pada celana dalam maka warnanya kuning sabun atau cairan pemebrsih vagina.
terang, konsistensinya seperti lendir (encer
kental) tergantung dari siklus hormon, tidak Hubungan penggunaan Vaginal Douching
berbau dan tidak menimbulkan keluhan. dengan Kejadian Keputihan
Sebaliknya, bila terjadi gejala-gejala antara Didapatkan dari 86 orang Responden
lain : gatal, rasa terbakar, kemerahan, nyeri di SMAN 1 Lembah Gumanti proporsi
selama berhubungan intim, nyeri saat kejadian keputihan lebih tinggi pada
berkemih, keluar cairan berlebihan dari organ responden yang menggunakan Vaginal

33
Jurnal Amanah Kesehatan | E – ISSN : 2685-4023
Volume 2 No 1 ( 2020 ) | ojs.stikesamanahpadang.ac.id

Douching sebanyak 40 orang (88,9%) albus dapat terjadi disegala usia remaja atau
dibandingkan responden dengan responden pun dewasa. Remaja pada umumnya meliki
yang tidak menggunakan Vaginal Douching rasa ingin tahu yang sangat tinggi ini yang
sebanyak 7 orang (0,17%). cenderung membuat remaja ingin mecoba hal
Setelah dilakukan uji statistik dengan Chi hal baru, sehingga bisa jadi penggunaan
Square didapatkan nilai p = 0,001 (p<0,05) , vaginal douching di pengaruhi oleh teman
berarti adanya hubungan yang bermakna sebaya.
antara Penggunaan Vaginal Douching dengan
kejadian keputihan di SMAN 1 Lembah KESIMPULAN
Gumanti 2019 Ada hubungan yang signifikan antara
Penelitian ini sejalan dengan penelitian personal hygiene dan penggunaan Vaginal
yang dilakukan Penelitian ini didukung oleh douching dengan kejadian keputihan. Semakin
penelitian yang dilakukan oleh RisnaTryani buruk personal Hygiene dan semakin sering
dan Ardiana S (2015) bahwa remaja yang penggunaan Vaginal Douching semakin besar
menggunakan pembersih vagina sebagian peluang untuk terjadi keputihan.
besar mengalami keputihan yaitu 72 responden
(53,3%) responden yang tidak memakai UCAPAN TERIMAKASIH
pembersih vagina sebagian besar tidak Ucapan terimakasih kepada pihak sekolah
mengalami keputihan yaitu 41% responden SMAN 1 Lembah Gumanti serta semua pihak
(30,4%). terkait yang telah mendukung dan membantu
Penelitian ini jaga didukung oleh dalam proses pelaksanaan sehingga penelitian
penelitian yang di lakkan oleh Indriani Biga, ini apat diselesaikan dengan baik.
Afnal Asrifuddin, Belly j Kepel dengan judul
Hubungan PersonalHygine dan penggunaan DAFTAR PUSTAKA
vaginal douching dengan kejadian flour albus
patologis Pada Siswi Madrasah Aliyah Negeri Aisyah, 2010 Hubungan Pengetahuan dan
(MAN) Model 1 Manado didapatkan hasil Sikap Terhadap Penggunaan Cairan
analisi bahwa berdasarkan hasil uji statistik Pembersih Genitalia di SMA Negeri 1
untuk melihat hubungan antara personal Glenmore Kecamatan Glenmore
hygine dengan kejadian flour albus patologis Kabupaten Banyuwangi
menunjukan bahwa didapatkan nilai pvalue
melihat hubungan antara personal hygine Anas Rahmad HidayatLasmini, Isnani
dengan kejadian flour albus patologis Nurhayati. (2015). Tingkat Pengetahuan
menunjukan bahwa didapatkan nilai pvalue <a Remaja Putri Tentang Keputihan di
(0,05) yaitu 0,000. Sedangkan hubungan SMK
penggunaan vaginal Douching dengan
kejadian Flour Albus patologis pada Siswi Arikunto, 2006 Prosedur Penelitian, Jakarta :
Man I Manado menunjukan hasil uji statistik Rineka Cipta
menggunakan Chi Square menunjukan bahwa
ada hubungan antara penggunaan vaginal Aulia, 2012 Serangan Penyakit-penyakit Khas
douching dengan kejadian flour albus Wanita Jakarta : Buku Biru
patologis yang dialami siswi Man Model 1
Manado, dimana dari hasil p yaitu 0,000. Hubungan pengetahuan dan personal hygiene
Peneliti berasumsi penyebab flouralbus dengan kejadian keputihan (Flour
dapat disebabkan oleh personalhygiene yang Albus) pada remaja putri. Jurnal
kurang yang di dalamnya terdapat praktik keperawatan , Volume XI,No 1.
penggunaan vagianl douching secara Indriani Biga, A. A. (n.d.). Hubungan personal
berlebihan atau tidak sesuai indikasi. Flour hygine dan penggunaan vaginal

34
Jurnal Amanah Kesehatan | E – ISSN : 2685-4023
Volume 2 No 1 ( 2020 ) | ojs.stikesamanahpadang.ac.id

douching dengan kejadian flour albus Yusra Diviana, 2011 Hubungan personal
patologispada siswa Madrasah Aliyah hygiene dengan kejadian keputihan pada
Negeri (MAN) Model 1 Manado. siswi SMA Negeri 1 Dharmasraya

Kusmiran. (2012). Kesehatan Reproduksi


Remaja dan wanita. Jakarta Selatan :
Salemba Medika.

Mandal G, D. L.(2014) (Vol 1 No 4). Vaginal


Douching: Methotds practices and healt
risk, heald sciences research. 50-57.

Manuaba, 2009 Kesehatan Reproduksi Remaja


Dan Wanita, Jakarta : Salemba Medika

Notoadtmodjo Soekidjo, 2010 Metodologi


Penelitian Kesehatan, Jakarta : Rineka
Cipta

Nurlaila, M. Z. (2015). Hubungan


pengetahuan dan personal hygiene
dengan kejadian keputihan (Flour
Albus) pada remaja putri. Jurnal
keperawatan , Volume XI,No 1.

Ika Tristanti (2016). Hubungan Personal


Hygiene Dengan Kejadian Keputihan
Pada Siswi Madrasah Aliyah
Muhammadiyah Kudus. JIKK Vol 7 No
1

Pudiastuti, R. D. (2010). Pentingnya organ


kewanitaan . Jakarta : Indeks.

RinaTriyani, A. S. (2013). Hubungan


pemakaian pembersih vagina dengan
kejadian keputihan pada remaja putri.
Jurnal ilmiah kebidanan , Vol.4 hal 56-
60.

Septian. (2009). Hubungan Vaginal Douching


Dengan Kejadian Keputihan Pada
Wanita Usia Muda.Skipsi Rini Malen:

Wartonah, 2006 Kebutuhan Dasar Manusia


dan Proses Keperawatan, Jakarta :
Salemba Medika.

35

Anda mungkin juga menyukai