Anda di halaman 1dari 4

Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Merencanakan

Pembelajaran dan Assessment

Perencanaan pembelajaran adalah keseluruhan kegiatan menentukan tindakan apa


yang akan dilakukan dalam suatu proses belajar mengajar yang didalamnya memuat interaksi
guru dan serta peserta didik yang memberikan pengalaman belajar melalui koordinasi
komponen pembelajaran agar tujuan, materi, metode dan penilaian pembelajaran yang jelas
dan sistematis sehingga proses belajar mengajar menjadi efektif dan efisien. terdapat tiga
unsur minimal dari perencanaan yaitu: 1) adanya tujuan yang harus dicapai; 2) adanya
strategi untuk mencapai tujuan dan 3) implementasi setiap keputusan. Tujuan dirumuskan
dalam bentuk sasaran yang jelas dan terukur akan memberikan arah agar perencanaan dapat
disusun dan ditentukan dengan baik. Sementara itu, strategi memiliki keterkaitan erat dengan
penetapan keputusan tentang waktu pelaksanaan dan langkah yang harus dikerjakan oleh
setiap orang yang terlibat di dalamnya. Selanjutnya, untuk mencapai tujuan, perlu dilakukan
penetapan sumber daya yang didalamnya meliputi penetapan sarana dan prasarana yang
diperlukan, anggaran biaya dan sumber daya lainnya, misalnya pemanfaatan waktu yang
diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Sementara itu, pelaksanaan dari
strategi dan penetapan sumber daya dapat didefinisikan sebagai implementasi. Implementasi
sangat penting dalam proses perencanaan untuk menilai efektivitas dari suatu perencanaan.
Penilaian merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur
pencapaian hasil belajar peserta didik. Sementara itu, pembelajaran adalah proses interaksi
antar peserta didik, antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar apda suatu
lingkungan belajar. Penilaian mengacu pada Standar Penilaian Pendidikan dan peraturan-
peraturan lain yang relevan. Peraturan lain yang relevan mencakup lingkup, tujuan, manfaat,
prinsip, mekanisme, prosedur, dan instrumen. Hal-hal yang perlu diperhatikan berkaitan
dengan penilaian adalah sebagai berikut:
1. Penilaian terdiri atas penilaian dari pembelajaran (assessment of learning), penilaian
untuk pembelajaran (assessment for learning) dan penilaian sebagai pembelajaran
(assessment as learning)
2. Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian KI dan KD;
3. Penilaian menggunakan acuan kriteria
4. Penilaian dilakukan secara terencana dan berkelanjutan
5. Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut (program remedial) dan
sebagai umpan balik bagi guru.

B. Prinsip Penilaian Pembelajaran


Prinsip penilaian hasil belajar adalah sebagai berikut:
1. Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang
diukur.
2. Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriterian yang jelas, tidak
dipengaruhi subjektivitas penilain.
3. Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena
berkebutuhan khusus atau perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat
istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.
4. Terpadu, berarti penilaian merupakan salah satu komponen yang tak terpisahkan dari
kegiatan pembelajaran.
5. Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan
keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan.
6. Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian mencakup semua aspek
kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk
memantau dan menilai perkembangan kemampuan peserta didik.
7. Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan
mengikuti langkah-langkah baku.
8. Beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi
yang ditetapkan.
9. Akun tabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi
mekanisme, prosedur, teknik, maupun hasilnya.

Pembelajaran dan asesmen merupakan satu kesatuan yang sebaiknya tidak dipisahkan.
Pendidik dan peserta didik perlu memahami kompetensi yang dituju sehingga keseluruhan
proses pembelajaran diupayakan untuk mencapai kompetensi tersebut. Kaitan antara
pembelajaran dan asesmen.
Pembelajaran dapat diawali dengan proses perencanaan asesmen dan perencanaan
pembelajaran. Pendidik perlu merancang asesmen yang dilaksanakan pada awal
pembelajaran, pada saat pembelajaran, dan pada akhir pembelajaran. Perencanaan asesmen,
terutama pada asesmen awal pembelajaran sangat perlu dilakukan karena untuk
mengidentifikasi kebutuhan belajar peserta didik, dan hasilnya digunakan untuk merancang
pembelajaran yang sesuai dengan tahap capaian peserta didik.
Perencanaan pembelajaran meliputi tujuan pembelajaran, langkah-langkah
pembelajaran, dan asesmen pembelajaran yang disusun dalam bentuk dokumen yang
fleksibel, sederhana, dan kontekstual. Tujuan Pembelajaran disusun dari Capaian
Pembelajaran dengan mempertimbangkan kekhasan dan karakteristik Satuan Pendidikan.
Pendidik juga harus memastikan tujuan pembelajaran sudah sesuai dengan tahapan dan
kebutuhan peserta didik. Proses selanjutnya adalah pelaksanaan pembelajaran yang dirancang
untuk memberi pengalaman belajar yang berkualitas, interaktif, dan kontekstual. Pada siklus
ini, pendidik diharapkan dapat menyelenggarakan pembelajaran yang : (1) interaktif; (2)
inspiratif; (3) menyenangkan; (4) menantang; (5) memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif; dan (6) memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,
kemandirian sesuai bakat, minat dan perkembangan fisik, serta psikologis peserta didik (akan
dijelaskan).
Sepanjang proses pembelajaran, pendidik dapat mengadakan asesmen formatif untuk
mengetahui sejauh mana tujuan pembelajaran sudah dicapai oleh peserta didik. Tahapan
selanjutnya adalah proses asesmen pembelajaran. Asesmen pembelajaran diharapkan dapat
mengukur aspek yang seharusnya diukur dan bersifat holistik. Asesmen dapat berupa formatif
dan sumatif. Asesmen formatif dapat berupa asesmen pada awal pembelajaran dan asesmen
pada saat pembelajaran. Asesmen pada awal pembelajaran digunakan mendukung
pembelajaran terdiferensiasi sehingga peserta didik dapat memperoleh pembelajaran sesuai
dengan yang mereka butuhkan. Sementara, asesmen formatif pada saat pembelajaran dapat
dijadikan sebagai dasar dalam melakukan refleksi terhadap keseluruhan proses belajar yang
dapat dijadikan acuan untuk perencanaan pembelajaran dan melakukan revisi apabila
diperlukan. Apabila peserta didik dirasa telah mencapai tujuan pembelajaran, maka pendidik
dapat meneruskan pada tujuan pembelajaran berikutnya. Namun, apabila tujuan pembelajaran
belum tercapai, pendidik perlu melakukan penguatan terlebih dahulu. Selanjutnya, pendidik
perlu mengadakan asesmen sumatif untuk memastikan ketercapaian dari keseluruhan tujuan
pembelajaran.

Terdapat Tujuh Tahapan Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen yang Perlu


Diperhatikan:

1. Menganalisis Capaian Pembelajaran (CP) Untuk Menyusun Tujuan Pembelajaran


dan Alur Tujuan Pembelajaran
Capaian Pembelajaran (CP) adalah kompetensi pembelajaran yang harus dicapai
peserta didik pada setiap tahap perkembangan untuk setiap mata pelajaran pada satuan
pendidikan usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Capaian pembelajaran
memuat sekumpulan kompetensi dan lingkup materi yang disusun secara komprehensif
dalam bentuk narasi. Menyesuaikan tahap perkembangan peserta didik pemetaan capaian
pembelajaran dibagi dalam fase usia.

2. Perencanaan dan Pelaksanaan Asesmen Diagnostik


Asesmen diagnostik bertujuan untuk mengidentifikasi kompetensi, kekuatan,
kelemahan peserta didik. Hasilnya digunakan pendidik sebagai rujukan dalam merencanakan
pembelajaran sesuai dengan kebutuhan pembelajaran peserta didik. Dalam kondisi tertentu,
informasi terkait latar belakang keluarga, kesiapan belajar, motivasi belajar, minat peserta
didik, dan informasi lain dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan dalam merencanakan
pembelajaran.

3. Mengembangkan Modul Ajar


Pengembangan modul ajar bertujuan untuk mengembangkan perangkat ajar yang
memandu pendidik melaksanakan pembelajaran. Modul ajar yang dikembangkan harus
bersifat esensial; menarik, bermakna, dan menantang; relevan dan kontekstual; dan
berkesinambungan.

4. Penyesuaian Pembelajaran dengan Tahap Capaian dan Karakteristik Peserta Didik


Pembelajaran paradigma baru berpusat pada peserta didik. Karena itu, pembelajaran
ini disesuaikan dengan tahapan pencapaian dan karakteristik peserta didik. Ruang lingkup
materi pembelajaran adalah apa yang akan diajarkan oleh pendidik di kelas atau apa yang
akan dipelajari oleh peserta didik di kelas. Selanjutnya pendidik menyesuaikan proses
pembelajaran, menyesuaikan produk hasil belajar, dan mengkondisikan lingkungan belajar.
5. Perencanaan, Pelaksanaan, dan Pengolahan Asesmen Formatif dan Sumatif
Dalam merencanakan dan melaksanakan asesmen, terdapat lima prinsip asesmen yang
hendaknya diperhatikan. Prinsip pertama adalah asesmen sebagai bagian terpadu dari proses
pembelajaran, memfasilitasi pembelajaran, dan menyediakan informasi yang holistik sebagai
umpan balik. Yang kedua adalah asesmen dirancang dan dilakukan sesuai dengan fungsi
asesmen dengan keleluasaan untuk menentukan teknik dan waktu pelaksanaan asesmen.
Ketiga, asesmen dirancang secara adil, proporsional, valid, dan dapat dipercaya (reliable).
Keempat laporan kemajuan belajar dan pencapaian peserta didik bersifat sederhana dan
informatif. Terakhir, hasil asesmen digunakan oleh peserta didik, pendidik, tenaga
kependidikan, dan orang tua.

6. Pelaporan Kemajuan Belajar


Bentuk Pelaporan hasil belajar yang efektif adalah pelaporan yang melibatkan orang
tua peserta didik, peserta didik dan pendidik sebagai partner; merefleksikan nilai-nilai yang
dianut oleh sekolah; menyeluruh, jujur, adil dan dapat dipertanggung jawabkan; jelas dan
mudah dipahami oleh semua pihak.

7. Evaluasi Pembelajaran dan Asesmen


Pembelajaran dan asesmen yang sudah dilaksanakan selanjutnya dievaluasi. Pendidik
melakukan refleksi pembelajaran dan asesmen pada masing-masing modul ajar. Setelah itu
pendidik mengidentifikasi apa saja yang sudah berhasil dan apa saja yang perlu diperbaiki.
Dengan mengidentifikasi hal tersebut maka modul ajar dapat disempurnakan kembali.

Anda mungkin juga menyukai