Bab Iv
Bab Iv
id
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Bab ini membahas mengenai pengumpulan dan pengolahan data penelitian. Berikut
ini penjelasan lebih lanjut:
1. Pengumpulan Data
a. Observasi
Tahapan ini dilakukan dengan mengamati secara langsung kegiatan praktikum
mahasiswa di ruang workshop. Dalam proses pembuatan benag membutuhkan mesin
seperti mesin blowing, mesin carding, mesin drawing, mesin combing, mesin roving,
mesin ring spinning, open end dan winding. Ruangan workshop selain digunakan untuk
membuat benang juga digunakan untuk membuat kain. Adanya 2 proses produksi yang
dilakukan secara bersamaan dalam 1 ruang workshop maka mengakibatkan tingkat
kebisingan menjadi tinggi. Pengamatan juga dilakukan terhadap perilaku mahasiswa
saat berlangsungnya praktikum. Kuesioner pendahuluan digunakan pada observasi awal
yang dibagikan kepada seluruh responden yang terdiri dari 10 pernyataan.
b. Wawancara
Wawancara dilakukan kepada dosen, staf pengajar dan mahasiswa. Staf pengajar
yan dimaksud adalah pengajar yang memiliki tugas dan tanggungjawab saat praktikum
berlansung. Dosen memiliki tugas dan tanggungjawab pada bagian teori. Wawancara
dilakukan untuk mengetahui jadwal perkuliahan dan sistem perkuliahan di sekolah
vokasi. Wawancara dilakukan kepada 1 dosen, 1 staf pegajar dan 5 mahasiswa. Dari
hasil wawancara diketahui bahwa setiap mahasiswa harus menyelesaikan 80 SKS dalam
jangka waktu 4 semester dengan pembelajaran sistem blok. Perkuliahan dengan sistem
blok di AK Tekstil dalam satu semester dibagi menjadi satu bulan teori di kelas, satu
setengah bulan praktik di workshop, dan satu setengah bulan praktik di industri (luar
kampus). Penjabaran detail jadwal selama satu semester gasal terdapat pada lampiran.
Staf pengajar menjelaskan mengenai kegiatan praktikum pada pembuatan benang terdiri
dari proses pengoperasian mesin blowing, mesin carding, mesin drawing, mesin
combing, mesin roving, mesin ring spinning, open end dan winding.
Dalam sesi wawancara staf pengajar juga menginformasikan bahwa program studi
commit
pembuatan benang mencakup pembelajaran to user
mengenai:
45
perpustakaan.uns.ac.id 46
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 48
digilib.uns.ac.id
Gambar di bawah ini merupakan foto kegiatan praktikum dan juga beberapa mesin
dan raw material praktikum teknik pembuatan benang AK-Tekstil Surakarta.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 49
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 50
digilib.uns.ac.id
Pengukuran beban kerja fisik dilakukan secara langsung dengan dua tahap yaitu
sebelum pelaksanaan praktikum dan setelah pelaksanaan praktikum. Pengukuran denyut
jantung sebelum tindakan operasi dilakukan sebelum mahasiswa memasuki ruangan
praktikum dan untuk pengukuran denyut setelah pelaksanaan praktikum dilakukan saat
praktikum selesai. Pengukuran dilakukan selama satu hari dengan durasi jam belajar 8
jam. Pengukuran dilakukan dengan cara manual yaitu mengecek melalui pembuluh nadi
dipergelangan tangan. Pengukuran ini tidak mengidentifikasi kegiatan atau aktifitas
responden sebelum dilakukan pengukuran denyut jantung. Berikut ini merupakan data
denyut nadi mahasiswa sebelum dan setelah praktikum pada berikut.
Tabel 4.1 Data Denyut Nadi Mahasiswa
Responden Denyut nadi istirahat Denyut nadi kerja
1 78 99
2 77 81
3 84 121
4 64 78
5 69 74
6 68 85
7 82 89
8 78 134
9 69 81
10 80 95
11 67 81
12 81 111
13 101 103
14 71 94
15 83 94
16 86 90
17 74 109
18 83 86
19 72 112
20 89 106
21 107 132
22 84 92
23 84 95
24 85 88
25 79 90
2) Pengumpulan Data Beban Kerja Mental Mahasiswa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 52
digilib.uns.ac.id
2) Pemberian Rating
Pemberian rating berdasarkan isian kuesioner pada bagian kedua dan pemberian
nilai diberikan tiap indikator oleh masing-masing responden. Beikut ini merupakan
tabel data pemberian rating kuesioner NASA-TLX mahasiswa.
Tabel 4.4 Hasil Pengolahan Data Tahap Pemberian Rating NASA-Tlx
Responden MD PD TD OP FR EF
1 90 90 90 90 90 90
2 30 50 30 95 30 85
3 50 70 70 60 40 80
4 85 90 70 100 35 75
5 70 60 75 50 60 70
6 80 70 60 60 55 70
7 80 90 75 90 78 93
8 75 90 70 80 80 75
9 100 100 0 100 30 100
10 95 90 70 100 65 85
11 90 85 85 100 75 100
12 55 60 50 80 55 75
13 100 75 35 80 65 70
14 90 90 60 90 60 90
15 70 70 25 85 60 100
16 80 80 49 90 38 80
17 80 50 20 70 40 75
18 100 80 20 90 0 100
19 95 98 80 95 50 98
20 70 50 40 100 30 100
21 75 80 80 100 65 75
22 80 80 80 80 80 80
23 70 70 30 95 30 60
24 60 40 38 80 30 50
25 45 60 60 75 50 85
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 56
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 57
digilib.uns.ac.id
Rekapitulasi perhitungan hasil kuesioner burnout yang telah disamakan levelnya antara
favorable dan unfavorable terdapat pada lampiran L-3.
d. Pengolahan SPSS
1. Uji Normalitas
Uji normalitas Shapiro-wilk merupakan bagian dari uji asumsi klasik. Uji
commit
normalitas bertujuan menetahui apakah datatoberdistribusi
user normal atau tidak. Alasan
perpustakaan.uns.ac.id 58
digilib.uns.ac.id
menggunakan uni normalitas Shapiro wilk karena jumlah data hanya 25. Data
dikatakan berdistribusi normal jika nilai signifikansi > 0,05, jika nilai signifikansi <
0,05 maka data tidak berdistribusi normal.
Hasil uji normalitas data beban kerja mental
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Berdasarkan hasil uji normalitas diketahui nilai signifikansi 0,457 > 0,05
maka dapat disimpulkan bahwa data beban kerja mental berdistribusi normal.
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Berdasarkan hasil uji normalitas diketahui nilai signifikansi 0,444 > 0,05
maka dapat disimpulkan bahwa data burnout berdistribusi normal.
Hipotesis 1 (H1)
1) Ho : Beban kerja mental berpengaruh signifikan terhadap beban kerja fisik
begitu pula sebaliknya
2) H1 : Beban kerja mental tidak berpengaruh signifikan terhadap beban kerja
fisik begitu pula sebaliknya
3) α : 0,05
4) Daerah kritis : p < 0,05
5) Perhitungan :
SPSS
a
Coefficients
a
Coefficients
Model Summary
a
Coefficients
Hipotesis 4 (H4)
Model Summary
a
Coefficients
B. Pembahasan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 62
digilib.uns.ac.id
1. Pengkategorian Skor Beban Kerja Mental, Beban Kerja Mental dan Tingkat
Burnout Mahasiswa
Hasil perhitungan beban kerja mental mahasiswa berupa WWL dapat
dikategorisasikan berdasarkan tingkatannya. Nilai WWL yang diperoleh merupakan
tingkat beban kerja mental masing-masing mahasiswa. Kategorisasi beban kerja mental
mahasiswa dapat dilihat pada tabel 4.9 di bawah ini.
Tabel 4.9 Kategori Beban Kerja Mental Mahasiswa
Average Workload
Responden MD PD TD OP FR EF WWL WWL Category
1 270 90 270 450 0 270 1350 90 Very high
2 90 100 90 190 0 425 895 60 Moderate
3 100 280 0 180 200 80 840 56 Moderate
4 170 90 280 500 0 225 1265 84 Very high
5 210 0 300 100 60 350 1020 68 High
6 240 70 120 240 0 350 1020 68 High
7 320 270 150 90 0 465 1295 86 Very high
8 75 270 350 80 80 300 1155 77 High
9 200 300 0 400 0 100 1000 67 High
10 285 0 70 500 130 340 1325 88 Very high
11 270 170 85 500 0 400 1425 95 Very high
12 165 120 50 320 0 375 1030 69 High
13 300 150 0 400 195 140 1185 79 High
14 180 90 300 360 0 270 1200 80 High
15 140 70 0 340 180 500 1230 82 Very high
16 240 160 49 450 0 320 1219 81 Very high
17 240 100 60 210 0 300 910 61 High
18 400 160 20 450 0 300 1330 89 Very high
19 380 196 320 95 0 392 1383 92 Very high
20 140 50 120 500 30 300 1140 76 High
21 225 80 320 300 0 300 1225 82 Very high
22 400 0 320 80 160 240 1200 80 High
23 210 70 90 380 0 240 990 66 High
24 180 40 152 80 90 150 692 46 Moderate
25 135 60 180 225 50 340 990 66 High
Berdasarkan tabel 4.9 terdapat 10 mahasiswa yang termasuk dalam kategori beban
kerja mental yang sangat tinggi, 12 mahasiswa termasuk kategori tinggi sisanya masuk
commit to
dalam kategori sedang. Dimensi yang terdapat user
pada metode NASA-Tlx ada 6 dan yang
perpustakaan.uns.ac.id 63
digilib.uns.ac.id
menjadi dimensi tertinggi adalah effort. Dimensi dengan nilai terendah adalah
frustration level.
Tingkat beban kerja fisik mahasiswa dihitung berdasarkan pengukuran denyut nadi
sebelum dan setelah menjalani praktikum. Kategorisasi tingkat beban kerja fisik
mahasiswa dilakukan dengan menggunakan metode cvl yang merupakan metode
pengukuran beban kerja fisik dengan menentukan klasifikasi beban kerja berdasarkan
peningkatan denyut nadi kerja yang dibandingkan dengan denyut nadi maksimum
karena beban kardiovaskuler. Klasifikasi beban kerja fisik pada mahasiswa AK-Tekstil
dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut ini
Berdasarkan tabel 4.10 klasifikasi beban kerja fisik terdapa 6 mahasiswa yang
termasuk dalam kategori perlu perbaikan yang artinya beban kerja fisik yang dialami
oleh keenam mahasiswa lebih tinggi daripada 19 mahasiswa lainnya. Kategorisasi
tingkat burnout mahasiswa dengan menggolongkan subjek menjadi 3 kategorisasi yaitu
kategori rendah, sedang dan tinggi. Mayoritas hasil tingkat pengukuran burnout pada
mahasiswa dalam kategori sedang. Klasifikasi tingkat burnout mahasiswa terdapat pada
tabel di bawah ini tabel 4.11
Jalur
Responden JK Usia Masuk Total Tingkat Burnout
1 L 18 Umum 75 Rendah
2 L 19 Khusus 82 Sedang
3 L 23 Khusus 77 Sedang
4 P 18 Umum 81 Sedang
5 P 19 Khusus 88 Tinggi
6 P 20 Umum 84 Sedang
7 P 18 Umum 81 Sedang
8 L 19 Umum 79 Sedang
9 L 33 Khusus 78 Sedang
10 L 19 Umum 78 Sedang
11 L 18 Umum 84 Sedang
12 P 18 Umum 86 Sedang
13 P 19 Umum 77 Sedang
14 P 19 Umum 82 Sedang
15 P 18 Umum 81 Sedang
16 P 19 Khusus 76 Sedang
17 L 18 Khusus 72 Rendah
18 L 20 Umum 80 Sedang
19 P 19 Umum 67 Rendah
20 L 18 Umum 80 Sedang
21 L 18 Umum 81 Sedang
22 L 19 Umum 78 Sedang
23 L 17 Umum 94 Tinggi
24 L 18 Umum 89 Tinggi
25 L 19 Umum 86 Sedang
2. Perbandingan Tingkat Beban Kerja Mental, Beban Kerja Fisik dan Burnout
Mahasiswa commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 65
digilib.uns.ac.id
a. Jenis kelamin
Jenis kelamin responden dalam penelitian ini terdiri dari kelompok responden
laki-laki (L) dan perempuan (P). Kelompok responden laki-laki terdapat 15
orang dan responden perempuan terdiri dari 10 mahasiswa. Berdasarkan hasil
perhitungan tabel 4.12 pada mahasiswa laki-laki dan perempuan diperoleh hasil
perbandingan seperti pada gambar grafik 4.2.
Tabel 4.12 Perbandingan Jenis Kelamin
Beban kerja mental Beban kerja fisik
No. (average WWL) (%cvl) Burnout
L P L P L P
1 90 84 17 4 79 81
2 60 68 3 33 82 88
3 56 68 33 4 79 84
4 77 86 10 36 79 83
5 67 69 4 18 86 86
6 88 79 13 34 78 77
7 95 80 6 9 84 82
8 61 82 45 11 74 81
9 89 81 9 4 84 76
10 76 92 12 11 82 67
11 82 11 81
12 80 25 80
13 66 2 96
14 46 17 89
15 66 9 86
Rata-rata 73 79 14 16 83 81
Standar
Deviasi 14.35 8.30 11.88 13.23 5.29 5.99
Sig
(Uji T) 0.031 0.414 0.796
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 66
digilib.uns.ac.id
Grafik Perbandingan
Berdasarkan Jenis Kelamin
100 83 81
79
80 73
60
L
40
14 16 P
20
0
mental fisik burnout
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 67
digilib.uns.ac.id
Grafik Perbandingan
Berdasarkan Usia
100
75 76 81 83
80
60
≥19
40
14 16 <19
20
0
mental fisik burnout
c. Jalur Masuk
Jalur masuk mahasiswa AK-Tekstil Surakarta terdiri dari 2 jalur yaitu jalur
khusus dan umum. Jalur khusus berdasarkan rekomendasi dari industri untuk
memberikan kesempatan tugas belajar bagi karyawannya, sehingga mahasiswa
jalur khusus mempunyai pengalaman bekerja sebelumnya. Mahasiswa jalur
umum berasal dari proses seleksi umum siswa dari SMA atau SMK melalui
serangkaian tes. Berdasarkan hasil perhitungan tabel 4.14 pada mahasiswa jalur
umum dan khusus diperoleh hasil perbandingan seperti pada gambar grafik 4.4.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 68
digilib.uns.ac.id
Grafik Perbandingan
Berdasarkan Jalur Masuk
100
79 81 82
80 65
60
Khusus
40
20 Umum
20 14
0
mental fisik burnout
kerja fisik yang lebih tinggi dibanding dengan beban kerja fisik laki-laki. Beban
kerja fisik rata-rata yang dialami wanita sebesar 16. Beban kerja fisik dalam hal
ini %cvl rata-rata laki-laki yaitu 14. Beban kerja fisik perempuan lebih besar
karena beban kerja fisik merupakan beban yang dialami saat melakukan kegiatan
fisik cenderung mengunakan otot jadi laki-laki lebih kuat dalam melakukan
kegiatannya sehingga laki-laki beban kerja fisiknya tidak seberat perempuan.
Menurut Fithri dkk. (2017) secara umum perempuan hanya mempunyai
kekuatan fisiologis 2/3 dari kekuatan fisiologis dan kekuatan otot laki-laki.
Kondisi fisiologi perempuan lebih tidak stabil disbanding laki-laki (Mila, 2011).
Pada hasil perbandingan rata-rata tingkat beban kerja fisik antara dua
kategori usia muda dan tua ternyata sesuai grafik 4.2 dapat dilihat bahwa beban
kerja fisik golongan muda lebih besar daripada usia tua. Beban kerja fisik
golongan muda rata-rata 16 dan golongan tua sebesar 12. Hal ini tidak sesuai
dengan teori yang ada bahwa beban kerja fisik lebih berat dialami oleh usia tua.
Ketidaksesuaian itu terjadi karena penggolongan usia mahasiswa rangenya
terlalu dekat sehingga mempengaruhi hasil tersebut. Pada penelitian Kusgianto
dkk. (2017) diperoleh hasil bahwa terdapat pengaruh usia terhadap beban kerja
fisik. Pengaruh tersebut terjadi karena fungsi faal tubuh yang dapat berubah
yang disebabkan faktor usia mempengaruhi ketahanan tubuh dan kapasitas kerja
seseorang. Seseorang yang berumur muda sanggup melakukan pekerjaan berat
dan sebaliknya jika seseorang berusia lanjut maka kemampuan untuk melakukan
pekerjaan berat akan menurun karena merasa cepat lelah dan tidak bergerak
dengan gesit ketika melaksanakan tugasnya sehingga mempengaruhi kinerjanya.
Mahasiswa dari jalur umum mengalami tingkat beban kerja fisik yang lebih
rendah dibandingkan dengan mahasiswa jalur khusus hal ini dapat diketahui dari
gambar 4.3. Tingkat rata-rata %cvl mahasiswa jalur khusus yaitu 20 untuk
mahasiswa jalur umum sebesar 14. Mahasiswa jalur khusus diberi tanggung
jawab lebih untuk mengajarkan dan mengoperasikan mesin secara langsung
kepada mahasiswa umum yang belum mengerti dan memahami mesin
sebelumnya. Semua mahasiswa yang berasal dari jalur khusus memiliki
pengalaman dan masa kerja tertentu di industri tempat mereka bekerja. Hasil
penelitian tingkat bebean kerja commit
fisik initosama
userseperti pada penelitian Kusgianto
perpustakaan.uns.ac.id 72
digilib.uns.ac.id
dkk. (2017) yang menyatakan bahwa beban fisik dipengaruhi kelelahan. Tingkat
kelelahan kerja justru lebih banyak dialami oleh pekerja dengan masa kerja lama
(berpengalaman). Dalam penelitian Kusgianto dkk. (2017) masa kerja dapat
mempengaruhi pekerja baik pengaruh positif maupun negatif. Pengaruh positif
terjadi bila semakin lama seorang pekerja bekerja maka akan berpengalaman
dalam melakukan pekerjaannya. Sebaliknya pengaruh negatif terjadii bila
semakin lama seorang pekerja bekerja akan menimbulkan kelelahan dan
kebosanan, terlebih dengan aktivitas pekerjaan yang monoton dan berulang-
ulang.
Mahasiswa dalam kategori beban kerja fisik rendah yang berarti tidak terjadi
kelelahan secara fisik maka kegiatan praktikum dapat dikategorikan kegiatan
yang tidak menguras fisik walaupun dalam praktiknya mahasiswa harus berdiri
selama praktikum tersebut berlangsung. Kegiatan praktikum termasuk kegiatan
yang tidak membutuhkan usaha fisik yang melelahkan karena tidak
membutuhkan kegiatan fisik seperti material handling yang berat sebab raw
material benang adalah kapas yang sifatnya ringan. Terdapat beberapa
mahasiswa yang memiliki beban kerja fisik sedang yang masih dalam kategori
tidak perlu perbaikan sehingga kegiatan praktikum masih dalam batas aman
untuk dilakukan secara berulang-ulang dalam jangka waktu lama.
c. Analisis Tingkat Burnout
Pengukuran tingkat burnout mahasiswa diperoleh dari hasil Maslach
Burnout Inventory General Service (MBI-GS). Alasan penggunaan MBI-GS
dikarenakan kegiatan praktikum mahasiswa masuk dalam kategori umum.
Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata tingkat burnout mahasiswa termasuk
dalam kategori sedang. Mahasiswa yang mengalami tingkat burnout rendah
sebanyak 3 orang, tingkat burnout sedang sebanyak 19 orang dan tingkat
burnout tinggi sebanyak 3 orang. Perbedaan tingkat burnout yang dialami
mahasiswa dikarenakan adanya perbedaan demografi baik usia, jenis kelamin
dan jalur masuk. Berdasarkan jenis kelamin untuk tingkat burnout yang dialami
laki-laki memiliki rata-rata nilai lebih tinggi dibandingkan perempuan. Penyebab
laki-laki memiliki tingkat burnout lebih tinggi karena menurut teori, laki-laki
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 73
digilib.uns.ac.id
cenderung terbebani secara mental dibanding fisik sehingga beban kerja mental
mahasiswa perlu diminimalisir agar tidak terjadi beban mental yang berlebih. Effort
berkaitan dengan seberapa keras usaha yang dilakukan untuk bekerja (Fahamsyah,
2017). Usaha yang paling dominan dalam kegiatan praktikum adalah tuntutan untuk
mengingat materi yang diperoleh agar dapat diterapkan di dunia industri. Pada masing-
masing mesin telah terdapat langkah kerja namun langkah kerja pengoperasian mesin
hanya tertulis dengan ukuran yang kecil dan kurang jelas sehingga saran untuk
memperbaiki langkah kerja agar tertulis dengan jelas dan lebih baik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 76
digilib.uns.ac.id
Ukuran
No. Keterangan ukuran Rumus (mm)
1 Tinggi huruf besar (H) Jarak visual (mm)/200 2.50
2 Tinggi huruf kecil (h) (2/3) x H 1.67
3 Lebar huruf besar (2/3) x H 1.67
4 Lebar huruf kecil (2/3) x h 1.11
5 Tebal huruf besar (1/6) x H 0.42
6 Tebal huruf kecil (1/6) x h 0.28
7 Jarak antara 2 huruf (1/4) x H 0.63
8 Jarak antara 2 angka (1/5) x H 0.50
9 Jarak antara huruf dan angka (1/5) x H 0.50
10 Jarak antara 2 kata (2/3) x H 1.67
11 Jarak antara baris antar kalimat (2/3) x H 1.67
Jarak visual yang digunakan sebesar 500mm. Detail ukuran sesuai tabel akan
menjadi usulan perbaikan dari langkah kerja yang sebelumnya telah ada. Berikut ini
tampilan langkah kerja yang suda dipergunakan sebelumnya yang belum sesuai standard
ukuran.
Langkah kerja yang terletak pada mesin tampak sudah lama dan belum diperbarui.
Ada beberapa lembar langkah kerja yang telah lepas dari mesin. Lembar kerja ditempel
dengan posisi dan ukuran yang tidak sesuai, sehingga perlu dilakukan perbaikan sesuai
dengan perhitungan tabel 4.15.
Berdasarkan analisis beban kerja fisik terdapat 19 responden yang tergolong perlu
perbaikan. Dari penelitian menurut Kusgianto dkk. (2017) selama proses kerja yang
melibatkan aktifitas fisik, nadi kerja akan terus meningkat sejalan dengan semakin
tingginya beban kerja fisik yang dikerjalan oleh seorang pekerja. Nadi kerja akan
mendukung seseorang untuk menyelesaikan pekerjaannya dengan baik sehingga apabila
denyut nadi pekerja meningkat maka kemungkinan tingkat kelelahan akan semakin
tinggi sehingga hasil pekerjaan yang melibatkan aktivitas fisik akan ikut menurun.
Untuk memulihkan nadi kerja supaya kembali optimal untuk dapat melaksanakan
pekerjaan periode berikutnya, diperlukan istirahat dan peregangan yang cukup.
Dikarenakan satu periode pekerjaan diselesaikan selama 4 jam bekerja, maka perlu
istirahat yang cukup minimal 30 menit untuk mengatasi kelelahan akibat paparan
pekerjaan monoton dalam waktu yang lama. AKT- Tekstil menerapkan 2 kali istirahat
dengan durasi 30 menit namun pada prakteknya mahasiswa lebih sering meminta untuk
istirahat 1 kali dengan durasi 1 jam. Usulan perbaikan untuk jam istirahat tetap
mengikuti peraturan yang ada dengan 2 kali istirahat masing-masing selama 30 menit
pada jam 09.00 dan 12.00. commit to user