Imran Laporan PKL
Imran Laporan PKL
LAPORAN MAGANG
KOTA KENDARI
Oleh:
IMRAN
KENDARI
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat ALLAH SWT penguasa segala ilmu pengetahuan, dan
alam semesta. Atas rahmat dan karunia-Nya, serta taufik-Nya penulis dapat
menyelesaikan penulisan laporan “(PEKERJAAN PEMBANGUNAN STADION
LAKIDENDE)” sebagai salah satu syarat penyelesaian tugas mata kuliah Magang
program studi D3 Teknik Sipil.
Ucapan terima kasih saya kepada Bapak Kasbi selaku pembimbing dan
pelaksana di lapangan yang telah memberikan ilmu bagaimana teknis pelaksanaan
pekerjaan di lapangan, serta Bapak Awilliambuth B. Lewikinta, S.T.,M.T. selaku
pembimbing akademik yang telah memberikan masukan pada saat konsultasi dan
teman-teman yang telah membantu dalam proses penyusunan dan penulisan laporan
ini sehingga dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya teman-
teman D3 Teknik Sipil. Sebagai manusia biasa penulis menyadari bahwa laporan
magang yang di susun ini masih banyak kekurangan didalamnya jauh dari apa yang
penulis harapkan, untuk itu penulis meminta kritik dan saran usulan dari para
pembaca agar laporan ini dapat mengalami kemajuan di dalam penulisannya demi
perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada yang sempurna tanpa saran
yang membangun di masa depan. Sekian dan terima kasih.
Kendari, 2022
SAMPUL ................................................................................................................. 1
KATA PENGANTAR ............................................................................................. 2
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................... 3
LEMBAR ASISTENSI ........................................................................................... 4
DAFTAR ISI ........................................................................................................... 9
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. 10
BAB I ..................................................................................................................... 12
1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 12
1.2 Maksud dan Tujuan Magang ...................................................................... 13
1.3 Manfaat Magang ......................................................................................... 13
BAB II ................................................................................................................... 14
2.1 Stadion ......................................................................................................... 14
2.2 Uraian Pengertian (Teori) Terkait Lingkup Pekerjaan ............................. 15
2.3 Metode Pelaksanaan Sesuai Standar (SNI) ................................................ 21
BAB III .................................................................................................................. 37
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Magang.................................................. 37
3.2 Data Umum Proyek ..................................................................................... 38
BAB IV .................................................................................................................. 39
4.1 Tahapan Item Pekerjaan ............................................................................. 39
4.2 Hasil Pelaksanaan Magang (Pekerjaan sloof dan kolom) ......................... 44
4.3 Pembahasan ................................................................................................. 57
BAB V.................................................................................................................... 66
5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 66
5.2 Saran ............................................................................................................ 67
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 68
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Pekerjaan pondasi tiang pancang
Gambar 2.3 Pekerjaan sloof beton
Gambar 2.4 Pekerjaan kolom beton
Gambar 2.6 Pekerjaan balok beton
Gambar 2.7 Pekerjaan plat boundek
Gambar 3.1 Lokasi proyek
Gambar 4.3 Pekerjaan Kolom Pedestal
Gambar 4.4 Pekerjaan Sloof Beton
Gambar 4.5 Pekerjaan Kolom Beton
Gambar 4.7 Pekerjaan BalokBeton
Gambar 4.8 Pekerjaan PelatLantai
Gambar 4.11 Pemotongan baja tulangan
Gambar 4.12 Pembengkokan baja tulangan
Gambar 4.13 Perakitan tulangan sloof
Gambar 4.14 Pemotongan bahan pembuatan bekisting
Gambar 4.15 Perakitan bekisting
Gambar 4.16 Pemasangan bekisting
Gambar 4.17 Perakitan tulangan kolom
Gambar 4.18 Pemasangan sengkang
Gambar 4.19 Pembersihan plywood dan dioles dengan oli
Gambar 4.20 Pemindahan bekisting
Gambar 4.21 Pengencangan tie nut
Gambar 4.22 Pemasangan penyangga
Gambar 4.23 Slump test Sloof dan Kolom
Gambar 4.24 Pengambilan sampel beton
Gambar 4.25 Beton dari molen diangkut menggunakan gerobak
Gambar 4.26 Pengecoran
Gambar 4.27 Pengaliran beton dari truck redy mix
Gambar 4.28 Beton ready mix dipompa dan dialirkan ke bekisting kolom
Gambar 4.29 Pembongkaran bekisting
Gambar 4.30 Mengendorkan semua baut dan wing nut
Gambar 4.31 Melepas penyangga kayu
Gambar 4.32 Pemindahan dan pengolesan oli bekisti
BAB I
PENDAHULUAN
2.1 Stadion
Stadion adalah sebuah bangunan yang umumnya digunakan untuk
menyelenggarakan acara olahraga, di mana di dalamnya terdapat lapangan atau
pentas yang di kelilingi tempat berdiri atau duduk bagi penonton. Selain sebagai
tempat berlangsungnya pertandingan-pertandingan olahraga, stadion yang sering di
gunakan untuk kegiatan-kegiatan lain yang memerlukan ruang besar, misalnya
upacara pertujukan-pertujukan yang bersifat kolosal dan lain sebagainya istilah
stadion berasal dari kitab yunani stadion, yakni satuan pengukuran yang setara
dengan panjang 186 meter stadion zaman kuno biasanya berbentuk segi empat dan
tidak beratap.
Stadion modern lebih bervariasi bentuknya dan biasanya beratap baik sebagian
maupun seluruh bangunannya. Secara umum kata stadion juga di gunakan untuk
menyebut jenis bangunan lain yang serupa, misalnya amfiteater,hipodnm,dan sirkus.
Minat terhadap olahraga yang kian besar dan bertambahnya jumlah penduduk
pada abad ke-1 pendorong di bangunanya untuk menyelenggarakan pesta-pesta
olahraga di spanyol, Portugal, dan amerika latin sejak abad ke-18 banyak di bangun
gelenggang adu banteng yang bentuknya mirip dengan amfiteater. Stadion modern
yang megah di bangun di Sheperds Bush, London pada tahun 1908 untuk
penyelenggaraan olimpiade ke-4. Stadion ini beratap sebagian dan mampu
menampung 50.000 penonton. Stadion-stadion olimpiade dengan arsitekture yang
megah juga di bangun sebelum perang dunia II. Misalnya fi stoclhom(1912).
Clombes, di paris(1924), Amsterdam(1927) dan Berlin(1936).
Stadion-stadion yang populer karena kemegahannya dan menjadi kebanggaan
rakyat setempat antara lain Wembley stadion di London tzentralnyi stadion yang
moskwa, Maracana stadion di rio de janeiro. Melboune cricket ground di melboune,
Odsal stadion di Bradford, Aztec stadion di mexico city dan Gelora senayan Jakarta.
Kontruksi pada umunya stadion modern berbentuk segi empat dengan sudut-
sudut sedikit melengkung meskipun sering juga di jumpai stadion berbentuk oval,
melingkar, tapal kuda, dan sebagainya sesuai dengan keperluan. Stadion-stadion itu
kebanyakan hanya beratap sebagian yakni di atas tempat duduk penonton. Kesulitan
pembuatan stadion besar yang beratap seluruhnya adalah di perlukaannya tiang
penyangga yang tentu saja menggangu pemandangan bahwa penyelenggaraan
pertandingan itu sendiri baru pada pertengahan abad ke-20 dapat dibuata stadion
besar yang seluruhnya bratap, yakni stadion Astrodone di Houston
Texas.(Sumberhttps://id.wikipedia.org/wiki/Stadion).
2.2.2 Sloof
Menurut Kusdjono (1984), Sloof adalah balok beton bertulang yang berfungsi
sebagai pendukung beban yang berada diatas pondasi dan juga berfungsi untuk
menahan beban dinding diatasnya dan merupakan bagian yang menyatukan dan
mengompakkan antara pondasi untuk menerima
2.2.3 Kolom
Kolom merupakan komponen struktur yang menerima gaya tekan aksial atau
kombinasi lentur dan tekan aksial harus juga memenuhi persyaratan-persyaratan yang
sudah di tentukan oleh SNI. Kolom harus dirancang untuk mampu menahan gaya
aksial dari beban terfaktor pada semua lantai atau atap dan momen maksimum dari
beban terfaktor pada satu bentang lantai atau atap bersebelahan yang ditinjau. Kondisi
pembebanan yang memberikan rasio momen meksimum terhadap beban aksial harus
juga ditinjau (SNI 2847:2013).
Gambar 2.4 Pekerjaan kolom beton
Kolom merupakan struktur utama pada bangunan gedung karena kolom adalah
struktur yang akan menahan beban dari bangunan mau beban hidup atau beban mati.
Dalam mendesain suatu ukuran kolom pada bangunan, langkah pertama yang harus
dilakukan adalah menghitung beban yang harus ditahan oleh kolom itu sendiri yang
berasal dari kombinasi beban yang terjadi. Momen yang terjadi pada plat lantai atau
atap dapat didistribusikan dengan kolom di bawah dan diatas plat lantai berdasarkan
kekuatan relatif kolom. Secara garis besar, hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam
pemilihan jenis-jenis terhadap kolom ialah:
1. Ketersediaan material
2. Besarnya beban yang diterima
3. Panjang bentang kolom
4. Waktu dan biaya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan proyek
Fungsi kolom sebagai struktur utama yang akan menahan beban sebanyak berat
gedung dan akan meneruskan langsung beban yang ditahan ke pondasi, banyaknya
jumlah kolom dan dimensi kolom akan berpengaruh penting pada pembangunan
gedung dikarenakan kapasitas kolom tertentu untuk menahan beban tertentu pada
kondisi tertentu.
2.2.4 Balok
Balok adalah bagian dari struktural sebuah bangunan yang kaku dan dirancang
untuk menanggung dan mentransfer beban menuju elemen-elemen kolom penopang
yang memiliki fungsi sebagai rangka penguat horizontal bangunan akan beban-beban.
Gambar 2.6 Pekerjaan balok beton
2.2.5 Pelat
Pelat metal baja berprofil khusus, jika dikombinasikan dengan beton akan
membentuk pelat lantai komposit yang sempurna. Metal mempunyai karakteristik
material teknis yang unik dan bentuk embossment berfungsi sebagai penahan geser
dan menambah daya kapasitas dari profil tersebut. Salah satu fungsi metal dek adalah
sebagai bekisting yang bersifat permanen. sehingga Metal dek dapat menghasilkan
lantai kerja yang lebih aman dan lebih baik bagi pekerja dan dapat menahan beban
beton basah dan material-material lain. Keuntungan menggunakan metal dek, antara
lain:
1. Berfungsi ganda, yaitu sebagai bekisting tetap dan tulangan positif satu arah,
efisiensi waktu dan kemajuan pekerjaan dapat dipercepat karena waktu untuk
pembuatan dan pembongkaran bekisting sudah tidak diperlukan lagi. Pekerjaan
pembersihan di bagian yang mengalami tarik, dapat direduksi atau bahkan
dihilangkan karena telah digantikan fungsinya oleh Floor Deck.
2. Cepat dan mudah pemasangannya, baik pada konstruksi beton maupun baja.
Tidak seperti bekisting konvensional pada umumnya yang harus dikerjakan per
bentang. Metal dek dapat mencapai beberapa bentang sekaligus, sehingga lebih
cepat pemasangannya.
3. Dapat secara langsung digunakan sebagai plafon.
4. Umumnya telah diuji terhadap: Uji Lentur dan Loading Test dan Uji Kebakaran.
2.3.2 Kolom
1. Pengertian Kolom
Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari
balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan
penting dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom merupakan
lokasi kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang bersangkutan
dan juga runtuh total (total collapse) seluruh struktur (Sudarmoko, 1996).
Diameter dalam untuk bengkokan jaring kawat baja las (polos atau ulir) yang
digunakan untuk sengkang dan sengkang ikat tidak boleh kurang dari 4d
untuk kawat ulir yang lebih besar dari D-7 dan 2d untuk kawat lainnya.
Bengkokan dengan diameter dalam kurang dari 8d tidak boleh berada kurang
dari 4d dari persilangan las yang terdekat.
e. Cara pembengkokan tulangan harus memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai
berikut:
Semua tulangan harus dibengkokkan dalam keadaan dingin, kecuali bila
diijinkan lain dan pengawas lapangan.
Tulangan yang sebagian sudah tertanam di dalam beton tidak boleh
dibengkokkan di lapangan, kecuali seperti yang ditentukan pada gambar
rencana, atau diijinkan oleh pengawas lapangan.
Selain cara pembengkokan tulangan, kondisi permukaan tulangan juga harus
diperhatikan. Berikut ini adalah syarat kondisi permukaan tulangan berdasarkan SNI
2847 : 2013.
a. Pada saat beton dicor, tulangan harus bebas dari lumpur, minyak, atau pelapis
bukan logam lainnya yang dapat menurunkan lekatan. Pelapis epoksi tulangan
baja yang sesuai dengan standar yang dirujuk dalam peraturan yang diizinkan.
b. Kecuali untuk baja prategang, tulangan baja dengan karat, lapisan permukaan
hasil oksidasi akibat pemanasan (mill scale), atau kombinasi keduanya, harus
dianggap memenuhi spesifikasi ASTM yang sesuai yang dirujuk dalam peraturan.
c. Baja prategang harus bersih dan bebas dari minyak, kotoran, lapisan permukaan
hasil oksidasi (scale), lubang permukaan akibat korosi dan karat yang berlebihan.
Lapisan tipis karat diizinkan.
b. Selanjutnya perakitan bekisting, papan multiplek dan kaso dipaku dengan rapat
agar pada saat pengecoran tidak mengalami kebocoran.
d. Setelah besi terpasang pada posisinya dan cukup kaku lalu dipasang bekisting
kolom
3. Pemasangan bekisting kolom
Berikut adalah uraian singkat mengenai proses pembuatan bekistig kolom:
a. pembersihan plywood dan dioles dengan oli
c. apabila setiap panel telah berada diposisi yang benar, maka dilakukan
pengencangan tie nut yang berada pada corner tie holder
d. setelah bekisting kolom berada pada posisi yang benar dilakukan pemasangan
penyangga bagian sisi luar kolom menggunakan kayu agar tidak terjadi
kemiringan pada bekisting kolom
Gambar 4.22 pemasangan penyangga
e. cek posisi vertikal bekisting terhadap AS kolom sehingga tidak terjadi kemiringan
bekisting kolom.pemasangan unting-unting pada kedua sisi bekisting berfungsi
sebagai pengecek posisi vertikal bekisting.
b. melepas penyangga (kayu) bagian sisi luar kolom kemudian kolom akan terlepas
sendiri
4.3 Pembahasan
Kegiatan magang yang dilakukan di Proyek pembangunan stadion lakidende Kota
Kendari selama 4 bulan ini, merupakan bentuk praktik nyata dari beberapa mata
kuliah yang pernah didapat dibangku perkuliahan. Dapat dikatakan bahwa kegiatan
magang tersebut merupakan praktik atau simulasi yang dilakukan berdasarkan teori
yang diperoleh. Teori yang didapatkan dalam perkuliahan dapat menjadi tambahan
pengetahuan untuk mengetahui suatu metode dalam pelaksanaan pekerjaan. Salah
satu mata kuliah yang berkaitan dengan kegiatan magang yang dilakukan di Proyek
pembangunan stadion lakidende adalah, Teknik pelaksanaan bangunan struktur, yang
dimana penyusun dapat meninjau langsung serta berkontribusi dalam beberapa
pekerjaan yang telah dilakukan antara lain pekerjaan struktur bawah (sub structure)
dan pekerjaan struktur atas (upper structure).
Untuk pengujian kuat tarik baja sesuai dengan pengujian sifat mekanis baja
tulangan yang terdapat dalam spesifikasi umum 2018 dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.1 pengujian kuat tarik baja
= 21067,63 kg
1
Tb2 = 4 3,14 𝑥 222 x 2400 m x 78,50
1
= 4 3,14 (22𝑥10−3 )2 x 2400 x 78,50
= 71,580696 kg
Tinggi = 8,09 m
K2 =……
K3 =…….
Penye:
Rumus = v = p x l x t
= 4,272 𝑚3
= 3,024 𝑚3
- volume K3 = 𝜋 𝑥 𝑟 2 𝑥 𝑡
= 3,1118 𝑚 3
K2 = 18 kolom
K3 = 18 kolom
K2 = 18 x 3,204 𝑚3 = 57,672 𝑚3
K3 = 18 x 3,1118 𝑚 3 = 56,0124 𝑚 3
K1 = 28 x 8 = 224 m
K2 = 18 x 8 = 144 m
K3 = 18 x 8 = 144 m
c. tinggi tulangan utama
K2 = 144 m x 12 = 1728 m
K3 = 144 m x 12 = 1728 m
1
rumus = 4
𝜋𝐷2 x T.tulangan x Berat jenis besi
1
K1 = 3,14 𝑥 222 𝑥 3136 𝑥 78,50
4
1
= 4 3,14 (22𝑥10−3 )2 x 3136 x 78,50
= 93,5321 kg
1
K2 = 4 3,14 𝑥 222 𝑥 1728 𝑥 78,50
1
= 4 3,14 (22𝑥10−3 )2 x 1728 x 78,50
= 51,5381 kg
1
K3 = 4 3,14 𝑥 222 𝑥 1728 𝑥 78,50
1
= 4 3,14 (22𝑥10−3 )2 x 1728 x 78,50
= 51, 5381 kg
5.1 Kesimpulan
Selama proses magang yang dijalani selama 4 bulan, penyusun banyak mendapat
keuntuangan mengenai pembelajaran nyata didunia kerja konsrtuksi, dari hasil selama
magang yang telah dilakukan menyusun dapat menyimpulkan diantaranya adalah
sebagai berikut:
1. Penulis dapat melanjutkan untuk mengerjakan tugas akhir karena telah memenuhi
syarat.
2. Dari hasil pengamatan penulis di lapangan bahwa pekerjaan sloof dan kolom
dimulai dari pekerjaan persiapan, pengukuran, perakitan besi, pemasangan
bekisting, pengecoran, dan pembongkaran bekisting sedangkan pekerjaan kolom
dimulai dari pekrjaan persiapan, penentuan AS kolom, pembesian,pemasangan
bekisting , pengecoran dan pepembongkaran bekisting. pekerjaan pengecoran dan
pembongkaran bekisting adalah. Ilmu yang penulis dapatkan dibangku
perkuliahan berguna ketika turun langsung meninjau ke lapangan.
3. Cukup sulit untuk memanajemen waktu pengerjaan proyek, apalagi ketika cuaca
di lokasi proyek kurang mendukung.
4. Teori yang didapat di bangku perkualiahan mengenai ereksi pada bangunan yang
cukup tinggi yaitu menggunakan alat berat tower crane dan mobile crane, tetapi
ternyata untuk menyesuaikan kondisi di lapangan maka tidak digunakan alat berat
untuk melakukannya, melainkan menggunakan tenaga manusia untuk lantai 2dan
dibantu dengan tali nilon untuk lantai di atasnya.
5. Penulis dapat menggunakan metode yang sama ketika mendapati kondisi yang
sama seperti pada Proyek Pembangunan stadion lakidende Kota Kendari saat
sudah berada di dunia kerja.
5.2 Saran
Dalam proses pelaksanaan proyek pembangunan Stadion lakidende Kota
Kendari, agar pekerja harus lebih mendisiplinkan diri terutama dalam menyangkut
K3, mengefisienkan waktu disaat keterlambatan material, dan menambah tenaga kerja
untuk mempercepat proses pengerjaan agar pembangunan tetap berjalan dan bisa
terselesaikan sesuai jadwal seperti kontrak proyek.
DAFTAR PUSTAKA
Penjelasan tentang pondasi Menurut Frick (2000)
Penjelasan tentang kolom berdasarkan (SNI 287:2019)
Guru sipil. Struktur bangunan beserta fungsinya. Sloof adalah. Diakses pada 25
februari 2018, dari
https://www.gurusipil.com/struktur-bangunan-beserta-fungsinya/
watukarung development. Pengertian kolom. Diakses pada 6 juli 2020, dari
https://watukarungblog.wordpress.com/2020/07/06/pengertian-kolom/
ifosiana. Pengertian batu bata merah. Diakses pada 3 januari 2021, dari
https://www.batamerahgarut.com/pengertian-batu-bata-merah/
arsitur studio (2020). Pengertian balok dalam bangunan dan jenisnya.
https://www.arsitur.com/2017/10/pengertian-balok-dalam-bangunan-dan.html
pengertian bondek pelapis cor lantai. Diakses pada 30 agustus 2019, dari
https://bahan-konstruksi.com/blog/pengertian-bondek/
L
R
A
N
LOG BOOK