Anda di halaman 1dari 19

Anaerobic Baffled Reactor (ABR)

Anaerobic Baffled Reactor dapat dikatakan sebagai pengembangan tangki septik


konvensional. ABR terdiri dari kompartemen pengendap yang diikuti oleh beberapa reaktor
baffle. Baffled ini digunakan untuk mengarahkan aliran air ke atas (upflow) melalui beberapa
seri reaktor selimut lumpur (sludge blanket). Konfigurasi ini memberikan waktu kontak yang
lebih lama antara biomasa anaerobik dengan air limbah sehingga akan meningkatkan kinerja
pengolahan. Dari setiap kompartemen tersebut akan menghasilkan gas.

Teknologi sanitasi ini dirancang menggunakan beberapa baffled vertikal yang akan
memaksa air limbah mengalir keatas melalui media lumpur aktif. Pada ABR ini terdapat tiga
zona operasional: asidifikasi, fermentasi, dan buffer. Zona asidifikasi terjadi pada
kompartemen pertama dimana nilai pH akan menurun karena terbentuknya asam lemak volatil
dan setelahnya akan meningkat lagi karena meningkatnya kapasitas buffer. Zona buffer
digunakan untuk menjaga agar proses berjalan dengan baik. Gas methan dihasilkan pada zona
fermentasi. Semakin banyak beban organik, semakin tinggi efisiensi pengolahannya.

ABR cocok untuk diterapkan di lingkungan kecil, bisa dirancang secara efisien untuk
aliran masuk (inflow) harian hingga setara dengan volume air limbah dari 1000 orang
(200.000 liter/hari). ABR tidak boleh dipasang di daerah dengan muka air tanah tinggi, karena
perembesan (infiltration) akan mempengaruhi efisiensi pengolahan dan akan mencemari air
tanah. Selain itu untuk tujuan pemeliharaan, truk tinja harus bisa masuk ke lokasi.

Kelebihan ABR:
- Efisiensi pengolahan tinggi
- Lahan yang dibutuhkan sedikit karena dibangun dibawah tanah
- Biaya pembangunan kecil
- Biaya pengoperasian dan perawatan murah dan mudah
- Tahan terhadap beban kejutan hidrolis dan zat organik.
- Tidak memerlukan energi listrik.
- Grey water (air bekas mandi dan cuci) dapat dikelola secara bersamaan.
- Dapat dibangun dan diperbaiki dengan menggunakan material lokal.
- Masyarakat dapat ikut berpartisipasi dalam konstruksi.
- Umur pelayanan panjang.
Kekurangan ABR:
- Diperlukan tenaga ahli untuk melakukan desain dan pengawasan pembangunannya.
- Tukang ahli diperlukan untuk pekerjaan plester kualitas tinggi
- Memerlukan sumber air yang konstan.
- Efluen memerlukan pengolahan sekunder atau dibuang ke tempat yang cocok.
- Penurunan zat patogen rendah.
- Pengolahan pendahuluan diperlukan untuk mencegah penyumbatan.

Teknologi pengolahan menggunakan ABR dapat dilihat pada Gambar II.2 berikut ini.

Anaerobic Baffled Reactor

Constructed Wetland

Constructed wetland (lahan basah buatan) merupakan suatu area yang dirancang sehingga
menyerupai lahan basah alami (rawa) untuk mengolah air limbah domestik (kakus atau non-
kakus) dan/atau air limbah industri yang memiliki rasio BOD/COD > 0,3 (mengindikasikan
biodegradable). Sistem ini tergolong sebagai metode pengolahan yang kompleks karena
mengintegrasikan bermacam-macam sistem, meliputi vegetasi lahan basah, tanah, dan
berbagai jenis organisme yang ada di dalamnya untuk mengolah air limbah. Sistem ini
umumnya digunakan sebagai pengolahan lanjutan setelah proses pengolahan tahap kedua atau
ketiga.

Proses pengolahan yang terjadi pada constructed wetland meliputi proses filtrasi, sedimentasi
dan pengolahan biologis. Aliran pada sistem ini dirancang memiliki kecepatan aliran yang
rendah, agar memungkinkan terjadinya proses pengendapan partikel-partikel yang terkandung
dalam air limbah. Selain itu, kecepatan aliran yang rendah dapat memperpanjang waktu
kontak antara air limbah dan permukaan lahan basah di mana organisme-organisme dan
vegetasi menggunakan senyawa organik sebagai sumber nutrien mereka, dan berlangsung
proses destruksi patogen. Constructed wetland sendiri memiliki kelebihan dan kekurangannya
yakni:
Kelebihan:
- Mampu menerima beban yang tinggi
- Biaya konstruksi dan operasional lebih murah dibanding unit pengolahan lain
- Konstruksi sederhana (dapat dibangun menggunakan material lokal)
- Menambah nilai estetika
Kekurangan:
- Luas lahan yang dibutuhkan besar
- Pengolahan menggunakan wetland dinilai lebih ekonomis dibanding pengolahan lain
hanya ketika lahan yang dibutuhkan tersedia dan tidak terlalu mahal

Kebutuhan luas contructed wetland dipengaruhi oleh laju suhu air dalam kolam dan parameter
polutan yang ingin disisihkan. Waktu detensi untuk menyisihkan polutan tersuspensi selama
0,5-3 hari, sedangkan untuk menyisihkan polutan terlarut selama 5-14 hari.

Subsurface Horizontal Flow Constructed Wetland


Subsurface horizonal flow constructed wetland didesain untuk membuat air mengalir
horizontal di bawah permukaan media melalui media yang dapat dilalui air (permeable),
sehingga menjaga proses pengolahan berlangsung di bawah permukaan dan mencegah
terbentuknya bau. Jenis media yang digunakan (biasanya tanah, pasir, dan kerikil) sangat
mempengaruhi sistem hidraulik. Pada umumnya, ketinggian air pada sistem ini dijaga pada 5-
15 cm dan apabila menggunakan media kerikil, jenis yang digunakan berdiameter 3-32 mm
untuk mengisi kolam dengan kedalaman 0,5-1 m.

Gambar II.5. Skema Subsurface Horizontal Flow Wetland

Polutan Proses Penyisihan


Material organik (diukur sebagai Degradasi biologis, sedimentasi, (uptake)
BOD) oleh mikroba
Kontaminan organik (misalnya Adsorpsi, volatilisasi, fotolisis, dan
pestisida) degradasi biotik/abiotik
Padatan tersuspensi (TSS) Sedimentasi, filtrasi
Nitrogen Sedimentasi, nitrifikasi/denitrifikasi,
(uptake) oleh mikroba, volatilisasi
Fosfor Sedimentasi, filtrasi, adsorpsi, (uptake)
oleh tumbuhan dan mikroba
Organisme patogen Mati secara alami, sedimentasi, filtrasi,
predasi, degradasi, dan adsorpsi
Logam berat Sedimentasi, adsorpsi, dan (uptake) oleh
tumbuhan
A. Kebutuhan Air Bersih
Kota Balikpapan: masuk ke dalam Kategori Kota Besar
Kebutuhan Air Bersih: 120 L/orang/hari - 150 L/orang/hari
 Contoh:
jumlah jiwa = 50 orang jiwa
kebutuhan air dipakai 120 L/o/hari
Kebutuhan Air Bersih = 120 L/o/hari x 50 jiwa
= 6000 L/hari
= 6 m3/hari

B. Debit Air Limbah yang dihasilkan (umumnya 80% dari jumlah kebutuhan
air bersih)
Q = 80% x 6m3/hari
= 4,8m3/hari

C. Penentuan Dimensi IPAL


 Contoh:
Waktu puncak (peak) = 4 jam (rata-rata durasi aktivitas warga)
Dik:
Q in = 4,8m3/hari
Q peak = Q air limbah / 4 jam
= 1,2m3/jam

1. Grease Trap (pemisah lemak&minyak)


Diketahui:
Q in = 4,8m3/hari
Minyak-Lemak in = 18mg/L
ρ minyak = 0,8g/cm3

Direncanakan:
Hydraulic Retention time (HRT) = ± 30 menit
Asumsi air limbah dapur = 5% dari total limbah
Interval pengurasan (Ip) = 7 hari
Panjang bak (P) = 30cm
Lebar bak (L) = 15cm
Removal minyak-lemak = 95%

Perhitungan:
Minyak-Lemak out = 18mg/L x (1-95%)
= 0,9 mg/L

Debit air limbah dapur (Qd) = 5% x Qin


= 5% x 4,8m3/hari
= 0,24m3/hari

Massa minyak = minyak-lemak in x Qd x waktu pengurasan


= 18mg/L x 0,24m3/hari x 7 hari
= 30,24 g

Volume minyak = massa minyak / ρ minyak


= 30,24g / 0,8g/cm3
= 37,8cm3

H minyak = volume minyak / (PxL)


= 37,8cm3 / (30cm x 15 cm)
= 0,084cm

Volume air = Qd x HRT


= 0,24m3/hari x 30menit/1440menit
= 0,005m3 = 5000cm3

H air = volume air / (P x L)


= 5000cm3 / (30cm x 15cm)
= 11,11cm

H bak = H minyak + H air


= 0,0084cm + 11,11cm
= 11,12cm ≈ 25 cm (dengan freeboard)

Volume bak = P x L x H bak


= 30cm x 15cm x 25cm
=11.250cm3 = 0,01125m3

Dimensi grease trap yang harus dipasang di dapur:


P= 30cm
L= 15cm
H= 25cm
2. Anaerobic Baffled Reactor (ABR)
a. Perhitungan Zona Bak Pengendap
Diketahui:
Qin : 4,8m3/hari
COD : 250mg/L
BOD in : 110mg/L

Direncanakan:
Lebar dalam : 1,5m
Kedalaman bak (H) : 1,5m
Up-flow velocity : 1,8m/jam
H freeboard : 0,2m
HRT di bak pengendap : 24 jam
Interval pengurasan (Ip) : 24 bulan

Dihitung:
a. Organic loading
¿
Rasio COD/BOD = COD∈ BOD∈¿ ¿ ¿

250 mg/L
=
110 mg/L
= 2,27

Penyisihan COD bak pengendap = rasio SS/COD x (HRT – 1) x 0,1 x 2 + 0,3


= 0,42 x (2-1) x 0,1 x 2 + 0,3
= 0,384 = 38,4%

Lumpur akumulasi = 0,005 x (1 – (Ip x 0,014))


= 0,005 x (1 – (24 x 0,014))
= 0,0033 L/g COD

b. Dimensi bak pengendap


V = Q x td
= 4,8m3/hari x 1 hari
= 4,8m3
Jika tinggi bak 1,5m, maka
V
A=
H
4,8 m3
=
1,5 m
= 3,2m2

Jika lebar bak 1,5m, maka


A
Panjang =
lebar
3,2m 2
=
1,5
= 2,13m

Cek Volume = P x L x H
= 2,13m x 1,5m x 1,5m
= 4,8m3

H actual = H freeboard + H bak


= 0,2m + 1,5m
= 1,7m

Dimensi bak penampung pada ABR


P = 2,13m
L = 1,5m
H = 1,7m

b. Perhitungan Zona Baffled Reactor


Direncanakan:
Waktu pengaliran : 24 jam
Interval pengurasan : 24 bulan
Suhu pengolahan (asumsi): 30 C
H air : 1,3m
Kriteria Desain:
Rasio Settleable SS/COD: 0,42 (0,35 – 0,45 untuk limbah domestik)
Panjang down shaft : 0,25m
HRT ABR : 10 jam (8 jam – 20 jam)
Panjang Kompartemen : < 50% - 60% dari tingginya
Organic load : < 3 kg COD/m3.hari
Up-Flow Velocity : 1,5m/jam (1,4 - 2m/jam)
Volume lumpur pada bak pengendap ≥ 4 L/m3 BOD in dan pada tangka pertama ≥ 1,4
L/m3 BOD removal

Perhitungan:
a. Organic Loading
Factor removal BOD/COD ditentukan berdasarkan grafik BOD/COD removal di bawah
ini (Gambar 4.9). nilai COD removal dari Zona bak pengendap ialah 38,4%, maka nilai
rasio removal BOD/COD sebesar 1,06

Penyisihan BOD = rasio BOD/COD x penyisihan COD bak pengendap


= 1,06 x 38,4%
= 0,407 = 40,7%

COD in di ABR = COD in x (1-COD removal bak pengendap)


= 250mg/L x (1-38,4%)
= 153,75mg/L
BOD in di ABR = BOD in x (1-COD removal bak pengendap)
= 110mg/L x (1-38,4%)
= 61,6mg/L

f-overload = berdasarkan Gambar 2.14, dengan organic loading rate yang


direncanakan < 3 kg/m3hari maka nilai f-overload adalah 1

0,17
f-strength (lihat gambar 4.6) = COD in x + 0,87
2000
0,17
= 250mg/L x + 0,87
2000
= 0,891

f-temp (lihat Gambar 4.4) = 1,08


(hubungan removal COD dengan suhu pengolahan)
f-HRT (lihat gambar 4.8) = HRT x 0,16 / 12 + 0,44
= 10 jam x 0,16 / 12 + 0,44
= 0,573
(hubungan removal COD dengan hydraulic retention time)

% COD penyisihan ABR = f-overload x f-strength x f-temp x f-HRT


= 1 x 0,891 x 1,08 x 0,573
= 0,551 = 55,1%

COD out ABR = COD in ABR x (1-%COD penyisihan ABR)


= 153,75mg/L x (1 – 55,1%)
= 69mg/L (memenuhi baku mutu limbah domestic)

% COD penyisihan total = 1 – (COD out ABR / COD in)


= 1 – (69mg/L / 250mg/L)
= 72,4%
Faktor Penyisihan BOD/CODberdasarkan kurva rasio di atas dengan memasukkan nilai
% COD penyisihan total sebesar 72,4%, maka nilai factor penyisihan BOD/COD adalah
sebesar 1,125

% BOD Penyisihan Total= % COD penyisihan total x removal BOD/COD


= 0,8 x 1,125
= 0,9 = 90%

BOD out ABR = (1 - %BOD penyisihan total) x BOD in


= (1 - 0,9mg/L) x 110mg/L
= 11mg/L (memenuhi baku mutu limbah domestic)

b. Dimensi ABR
Q
Luas permukaan Kompartemen =
upflow velocity
4,8 m3 /hari
=
1,5 m/ jam
= 3,2m2

Panjang kompartemen = 0,5 x kedalaman


= 0,5 x 1,7m
= 0,85m

luas permukaan kompartemen


Lebar kompartemen =
panjang kompartemen
3,2m 2
=
0,85 m
= 2,72m

Volume satu kompartemen = (P kompartemen + P down shaft) x L x H


= (0,85m + 0,25m) x 2,72m x 1,7m
= 5,09m3

Volume ABR direncanakan = Q x HRT


= 4,8m3/hari x 10jam
= 48m3

Volume ABR
Jumlah kompartemen =
volume satu kompartemen
48 m3
=
5,09 m
= 9,43 kompartemen = 10 kompartemen

Volume efektif ABR = Jumlah kompartemen x (P kompartemen + P shaft) x L x H


= 10 x (0,85m + 0,25m) x 2,72m x 1,7m
= 46,24m3

Dimensi ABR
Panjang tiap kompartmen = 0,85m
L = 2,72m
H = 1,7m
Jumlah kompartemen = 10 kompartemen

c. Produksi Biogas di ABR


Dengan asumsi perhitungan sebesar 70% dari COD yang tersisihkan menghasilkan gas
Cha4 (gas metan), setiap kg COD yang terissihkan menghasilkan 350L CH 4 (g) dan 50%
CH4 (g) tersebut larut.
Biogas ABR= (COD in ABR – COD out ABR) x Q x 0,35 / 1000 / 0,7 x 0,5
= (153,75mg/L – 69mg/L) x 4,8m3/hari x 0,35 / 1000 / 0,7 x 0,5
= 0,1017m3/hari
3. Constructed Wetland
Pentingnya karakteristik dari tanaman berhubungan dengan kedalaman optimum air untuk
sistem FWS (Free Water Surface) dan kedalaman rizoma dan penetrasi akar untuk sistem SFS
(Subsurface Flow System). Cattails cenderung untuk mendominasi pada kedalaman air lebih
dari 6 in (0,15 m). Bulrushes tumbuh dengan baik pada kedalaman 2 hingga 10 in (0,05 m –
0,25 m). Reeds tumbuh sepanjang pesisir pantai dan pada kedalaman air hingga 5 ft (1,5 m),
tetapi merupakan kompetitor yang lemah pada air yang dangkal. Sedges umumnya berada
sepanjang garis pantai dan pada air yang lebih dangkal daripada bulrushes. Rizoma dan akar
cattail bertahan pada kedalam air hingga kira-kira 12 in (0,3 m), sedangkan reeds dapat
bertahan pada lebih dari 24 in (0,6 m) dan bulrushes hingga lebih dari 30 in (0,76 m). Reeds
dan bulrushes umumnya dipilih untuk sistem SFS karena kedalaman penetrasi rizomanya
mencukupi untuk penggunaan basin yang lebih dalam.

Panduan Desain Untuk Constructed Wetland


Paramater desain Tipe sistem
Unit FWS SFS
Hydraulic detention time day 4 – 15 4 – 15
Water depth
BOD5 loading rate ft 0.3 – 2.0 1.0 – 2.5

Hyraulic loading rate lb/acre < 60 < 60

Specific area Mgal/acre.d 0.015 – 0.050 0.015 – 0.05


Acre/(Mgal/d) 67 – 20 67 – 20

Tipe Subsurface Flow System (SFS)


Diketahui:
BOD in = 11mg/L
Q = 4,8m3/hari
Tipe vegetasi = bulrushes
Temperatur air minimum = 160C
Media basin = Gravelly sand
Slope basin = 0,01
Tabel 4.12 Karakteristik Tipikal Media untuk tipe SFS
Hydraulic
Media Type Max 10% Porosity, Condictivity, ks, K20
grain size,  ft /ft .d
3 2

mm
Medium sand 1 0.42 1.380 1.84
Coarse sand 2 0.39 1.575 1.34
Gravelly sand 8 0.35 1.640 0.86

a. Kedalaman basin (d)


Kedalaman basin ditentukan berdasarkan jenis vegetasi yang akan digunakan pada sistem
wetland yang direncanakan. Dalam hal ini, vegetasi yang akan digunakan adalah bulrushes
yang mempunyai kemampuan penetrasi rizoma hingga sedalam 76 cm. Oleh karena itu,
kedalaman basin untuk perencanaan adalah sedalam 76,2cm atau 0,762m.

b. Nilai , ks, dan K20


Nilai , ks, dan K20 tergantung dari media yang digunakan, yaitu gravelly sand. Nilai-nilai
tersebut dapat dilihat pada tabel 4.12.
 = 0,35
ks = 1.640 ft3/ft2.d
K20 = 0,86

c. KT
Nilai KT pada temperatur air minimal sebesar 16°C
KT = K20 x (1,1) x (T - 20)
K16 = 0,86 x (1,1) x (16 - 20)
K16 = 0,5874 d-1

d. Waktu Detensi Pore-space (t’)


Ce = TSS out
Co = TSS in

Ce = Co (0,1058 + 0,0011 x (HRT))


= 120mg/L (0,1058 + 0,0011 x (2,4))
= 25,6mg/L
Nilai Ce TSS sebesar 25,6mg/L (memenuhi baku mutu limbah domestic)
t’ = - ln (Ce/Co) / KT
t’ = - ln (47,5mg/L /120mg/L) / 0,5874
t’ = 0,68 d

e. Cross Sectional Area (Ac)


Q
Ac =
Ks . S
4,8 m3/hari
=
46,44 m 3/hari(0,01)
= 10,3m2

f. Lebar Basin (W)


Ac
W=
d
10,3 m2
= = 13,52m
0,762m

g. Panjang Basin (L)


t' x Q
L=
W x d xα
0,68 d x 4,8 m3 /hari
=
13,52m x 0,762 m x 0,35
= 0,91 m

h. Luas permukaan Basin (As)


As = L x W
= 0,91m x 13,52m
= 12,3m2

Anda mungkin juga menyukai