Revisi Skripsi Putri Mardhiana
Revisi Skripsi Putri Mardhiana
Universitas Lampung
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No. 01
Gedung Meneng, Bandarlampung
I.PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................. 5
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................. 6
1.4.1 Manfaat Teoritis ............................................................................. 6
1.4.2 Manfaat Praktis ............................................................................... 6
II. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................. 7
3.1 Akuntansi Manajemen ........................................................................... 7
3.2 Total Quality Management (TQM) ........................................................ 9
3.3 Budaya Organisasi ............................................................................... 12
3.4 Sistem Penghargaan (Rewarding System) ............................................ 15
3.5 Kinerja Manajerial ............................................................................... 19
3.6 Penelitian Terdahulu ............................................................................ 22
3.7 Kerangka Pemikiran ............................................................................ 25
3.8 Hipotesis .............................................................................................. 25
2.8.1 Pengaruh Total Quality Management Terhadap Kinerja Manajerial
25
2.8.2 Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Manajerial ........... 26
2.8.3 Pengaruh Sistem Penghargaan Terhadap Kinerja Manajerial ......... 27
III. METODOLOGI PENELITIAN ................................................................... 29
4.1 Populasi Penelitian............................................................................... 29
4.2 Sampel Penelitian ................................................................................ 29
4.3 Jenis dan Sumber Data ......................................................................... 29
4.4 Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 30
4.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ......................... 30
3.5.1 Variabel Penelitian ....................................................................... 30
3.5.2 Definisi Operasional Variabel ....................................................... 31
4.6 Uji Instrumen Penelitian ...................................................................... 33
3.6.1 Uji Validitas ................................................................................. 33
3.6.2 Uji Reliabilitas .............................................................................. 33
4.7 Structural (inner) Model....................................................................... 33
3.7.1 Coefficient of Determination ........................................................ 33
3.7.2 Path Coefficient ............................................................................ 34
4.8 Uji Hipotesis ........................................................................................ 34
IV.HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................................... 35
4.1 Analisis Deskriptif Data ....................................................................... 35
4.2 Karakteristik Responden ...................................................................... 36
4.3 Hasil Penelitian .................................................................................... 37
4.3.1 Statistik Deskriptif Tanggapan Responden .................................... 37
4.4 Uji Outer Model (Kualitas Data) .......................................................... 42
4.4.1 Uji Validitas ................................................................................. 42
Gambar 4.1 Gambar Outer Loading ............................................................ 42
4.4.2 Uji Reliabilitas .............................................................................. 45
5.5 Uji Struktural (Inner) Model ................................................................ 46
5.6 Pengujian Hipotesis ............................................................................. 48
4.6.1 Hipotesis 1 .................................................................................... 49
4.6.2 Hipotesis 2 .................................................................................... 49
4.6.3 Hipotesis 3 .................................................................................... 50
V. KESIMPULAN ............................................................................................. 58
5.1 Simpulan ............................................................................................. 58
5.2 Keterbatasan Penelitian ........................................................................ 59
5.3 Saran ................................................................................................... 59
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1
I.PENDAHULUAN
Indonesia ialah salah satu negara yang juga terkena wabah tersebut. Faktanya,
banyak perusahaan yang bangkrut atau collapse dikarenakan terkena dampak
COVID-19. Menurut media KOMPAS (2020), COVID-19 sudah menjatuhkan
ekonomi global ke dalam penurunan yang parah.
1999). Dalam kasus yang disebutkan di atas, start-up di sektor pariwisata, digital,
dan ekosistem yang mendukung maritim adalah yang paling terpuruk. Sementara
sektor sistem kesehatan,teknologi informasi, logistik, pembayaran, pertanian, dan
pendidikan sesungguhnya terkena dampaknya namun situasi perusahaan masih
cukup baik(KOMPAS, 2020). Jadi dalam kondisi pandemi seperti ini, perusahaan
perlu adanya evaluasi lagi utuk menghadapi perubahan yang ada agar terciptanya
solusi, dengan itu perlu adanya Total Quality Management.
Total Quality Management (TQM) ialah sebuah sistem yang bisa dikembangkan
menjadi suatu pendekatan dalam menggerakkan bisnis untuk mengoptimalkan
daya saing organisasi lewat pengembangan produk, jasa, proses, tenaga kerja,dan
lingkungan secara berkesinambungan (Tjiptono, 2004). Pengaplikasian TQM
dalam suatu perusahaan bisa memberikan beberapa kegunaan utama yang pada
waktunya bisa menaikkan keuntungan dan daya saing perusahaan yang
bersangkutan. Selain itu, penerapan TQM yang terencana dan tepat sasaran bisa
membantu meningkatkan produktivitas dan kinerja karyawan (Poernomo,
2016:103). Menurut penelitian Suprantiningrum (2002), keterlibatan dan
komitmen CEO dan manajer dalam menerapkan TQM sangat berdampak pada
keberhasilan pengaplikasian TQM. Manajer tentuakan bisa meningkatkan kinerja
manajerialnya jika mempunyai rasa tanggung jawab dan partisipasi utuh.
Budaya organisasi ialah sebuah sistem nilai-nilai dan keyakinan bersama yang
memengaruhi perilaku pekerja (Dubrin, 2007). Keberhasilan sebuah perusahaan
dalam mengaplikasikan konsep TQM berhubungan erat dengan budaya organisasi
perusahaan. Budaya organisasi bertujuan untuk memutuskan ke mana arah
organisasi, memberitahu hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan, serta cara
menggarap dan mengalokasikan sumber daya organisasi untuk menghadapi
masalah internal dan eksternal. Sebuah perusahaan harus bisa mencapai
efektivitas organisasi dengan membangun budaya yang bisa mewujudkan tujuan
organisasi tersebut demi kepuasan pelanggan. Budaya organisasi dengan tujuan
organisasi yang sesuai akan bisa mencapai pada kepuasan pelanggan.
Suatu budaya organisasi akan memberikan daya tarik tertentu bagi individu yang
mempunyai keistimewaan tertentu untuk bergabung. Maka dari itu, organisasi
berusaha untuk memperoleh partisipan yang memiliki share value yang sejenis
dengan organisasi melewati dua tahap sosialisasi (Schneider, 1987). Menurut
Maghfiro (2001), keharmonisan antara budaya organisasi dengan partisipan yang
mendukungnya akan memunculkan kepuasan kerja, sehingga mendorong individu
untuk bertahan pada satu perushaan dan berkarir dalam jangka panjang. Dari
pernyataan tersebut dapat diketahui keharmonisan antara budaya organisasi dan
partisipan akan meningkatkan loyalitas anggota di dalam organisasi, hal ini tentu
akan memaksimalkan produktivitas perusahaan.
Kesiapan untuk berubah (readiness for change) pada diri setiap perusahaan ialah
strategi yang mendesak agar lebih diperhatikan, terutama pada perusahaan bisnis
global. Kompetisi global zaman ini membutuhkan kesiapan untuk berubah dari
setiap industri tanpa henti. Maka dari itu, manajemen wajib menerapkan cara-cara
praktis dan strategis untuk mengeluarkan organisasi dari kondisi krisis yang nyaris
meruntuhkan sebagian perusahaan yang mempersiapkan diri dengan baik.
Menurut Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana (2003) dalam bukunya Total
Quality Management (TQM) bahwa TQM mempunyai definisi sebagai
sebuahpendekatan dalam menggerakkan usaha yang mencoba untuk
memaksimalkan daya saing organisasi lewat perbaikan terus-menerus atas produk,
layanan, proses, manusia, dan lingkungan organisasi.
Menurut Sallis (1993), kualitas memang suatu hal yang saling tarik-menarik
antara sebagai konsep absolut atau konsep relatif. Tetapi, ia menekankan bahwa
kualitas lebih dipakai sebagai konsep yang absolut saat ini. Dengan begitu,
kualitas memiliki arti yang sama dengan kebenaran, kebaikan, keserasian atau
keindahan yang tidak ada kompromi. Standar kualitas mencakup dua hal, yaitu
kualitas yang didasarkan pada standar produk/jasa dan kualitas yang didasarkan
pada pelanggan (customer).
Bukan hal yang mudah,untuk menanamkan budaya TQM dalam suatu organisasi
jika melihat latar belakang anggota organisasi yang beragam dari segi pendidikan,
pengalaman, hingga budaya. Maka dari itu, butuh waktu yang cukup panjang
untuk menanamkan budaya TQM. Jika hal ini bisa diraih, tentu akan berpengaruh
positif pada peningkatan kualitas, produktivitas dan daya saing untuk bertahan
dalam persaingan lokal maupun regional (Nasution:2005).
Hal serupa dipaparkan pula oleh Mangkunegara (2005) , bahwa budaya organisasi
ialah seperangkat asumsi atau sistem keyakinan, nilai-nilai, dan norma yang
dikembangkan dalam organisasi yang dijadikan panduan tingkah laku bagi
anggota-anggotanya untuk menghadapi masalah adaptasi eksternal dan internal.
Selanjutnya dipaparkan pula bahwa proses budaya bisa terjadidengan cara, (1)
kontak budaya; (2) benturan budaya; (3) penggalian budaya,tetapi membutuhkan
waktu dan biaya yang bahkan cukup banyak untuk bisa menerima nilai-nilai baru
dalam organisasi.
Menurut Jewell dan Siegall (1998), komitmen kerja ialah derajat hubungan
individu yang melihat dirinya sendiri dengan pekerjaannya dalam organisasi
tertentu.
Bisa dibilang bahwa budaya organisasi dengan komitmen kerja saling terhubung
satu sama lain yakni terdapatnya komitmen kerja yang baik dari karyawan yang
telah dibentuk serta terdapatnya juga budaya organisasi yang baik di perusahaan.
15
Bisa disimpulkan terdapat upaya untuk menjaga budaya seperti semakin anggota
organisasi memahami, mengakui, meresapi, danmengaplikasikan keyakinan, tata
nilai, atau adat kebiasaan tersebut, makasemakin tinggi pula tingkat kesadaran
anggota organisasi dan budaya organisasiakan terus ada dan bertahan, dan juga
berlaku sebaliknya. Itulah mengapa jikaada pendatang baru yang akan bergabung
menjadi anggota organisasi dituntut untuk melaksanakan pembudayaan
(akulturasi).
Menurut Handoko (1997), reward ialah segala hal yang diterima karyawan
sebagai balas jasa atas kinerja mereka. Reward ialah salah satu strategi
manajemen sumber daya manusia untuk membangun keharmonisan kerja antara
staf dengan pimpinan perusahaan dalam pencapaian tujuan dan sasaran yang telah
disetujui bersama (Walker, 1997, dalam Nicke, 2011).Para pekerja
akanmemperolehgaji atauupahberkat pelaksanaan pekerjaan yang dibagikan
manajer dan hasil yang sudah didapatkan. Selain itu, manajer turut menyiapkan
insentif bagipekerja yang bisa memberikan prestasi kerja melampaui standar
kinerja yang diidamkanuntuk meningkatkan kinerja para pekerja.
Reward atau penghargaan bisa menjadi sebuah alat bagi perusahaan dalam
memecahkan masalah yang berhubungan dengan pengurusan karyawan dan
menjadi salah satu alat untuk memotivasi karyawan. Jika individu merasakan
bahwa suatu kinerja yang baik akan memperolehreward (penghargaan) yang baik
pula, motivasi individuuntuk berusaha mencapai sasaran yang telah ditetapkan
akan tinggi. Demikian pula sebaliknya, jika terdapat kecenderungan yang rendah
suatu kinerja memperoleh reward, maka motivasi individuakan rendah pula.
Motivasi yang rendah ini akan tercipta dalam bentuk karyawan yang kurang
peduli pada pekerjaannya, tidak masuk kerja, dan meningkatnya perputaran
karyawan.
1. Gaji ialah besarnya upah yang diterima oleh karyawan secara tetap
maupun tidak tetap, sebagai imbalan terhadap kinerja yang sudah
dikerjakan atau diberikan karyawan terhadap organisasi.
2. Benefit/Bonusialah hasil lebih yang diberikan organisasi kepada
karyawan atas kinerja yang telah diraih diperiode lalu dengan catatan jika
telah memenuhi syarat-syarat yang berlaku pada organisasi. Atau bisa
juga berupa tunjangan kesehatan,serta dana pensiun.
3. Insentif ialah kompensasi yang secara khusus berhubungan dengan
fungsi pengendalian manajemen.Tujuan pemberian insentifyakni
mendorong prestasi kerja karyawan dan insentif dibangun secara
jelasmemakai indikator yang jelas, sehingga setiap karyawan mempunyai
kesempatan untuk mendapatkan insentifnya.
18
Satu hal yang sangat penting bahwa penghargaan (reward) yang telah diraih
sangat berdampakpada tingkat motivasi dan kepuasan kerja, serta hasil kerja
(Mangkunegara, 2001). Penghargaan menarik perhatian karyawan dan
memberikan informasi atau meningkatkan akan berharganya hal yang diberi
penghargaan daripada yang lain.Penghargaan bisa pula meningkatkan motivasi
karyawan terhadap ukuran kinerja, sehingga mendukung karyawan
mengalokasikan waktu dan usaha karyawan (Mardiyah dan Listianingsih, 2005).
a. Untuk memberikan dan menjelaskan hak dan kewajiban yang diterima oleh
seorang karyawan.
b. Untuk memenuhi harapan yang menjadi harapan karyawan sejalan dengan
kesepakatan yang ditandatangani.
c. Untuk mencerminkan wibawa perusahaan bahwa perusahaan mampu
membayar reward dan berbagai bentuk reward lainnya dengan tepat waktu.
d. Sebagai penjelasan kepada pihak stakeholders bahwa perusahaan mampu
melaksanakan kewajiban likuiditasnya dengan tepat waktu.
e. Mampu meningkatkan reputasi perusahaan sebagai perusahaan yang setia dan
berdedikasi tinggi dalam menciptakan kepedulian dan kesejahteraan
karyawan.
Seperti yang sudah dikatakan di atas, bisa disimpulkan bahwa kinerja manajerial
adalah suatu hasil dan dapat diukur berdasarkan kinerja yang telah dilakukan
untuk organisasi. Pengukuran kinerja artinya membandingkan standar yang sudah
ditetapkan dengan kinerja yang sesungguhnya terjadi. Penilaian kinerja
mempunyai beberapa tujuan dan kegunaan bagi organisasi dan pekerja
(manajerial) seperti :
manajerial ialah salah satu faktor yang juga bisa meningkatkan keefektifan
organisasi.
Narsa dan Yuniawati (2003) mengemukakan kinerja manajerial ialah kinerja para
individu dalam kegiatan manajerial. Kinerja personel meliputi delapan dimensi
yaitu:
d. Evaluasi ialah kecakapan untuk menilai dan mengukur proposal, kinerja yang
diamati atau dilaporkan, penilaian pegawai, penilaian catatan hasil, penilaian
laporan keuangan, pemeriksaan produk.
e. Pengawasan (supervision) ialah kecakapan untuk mengarahkan, memimpin
dan mengembangkan bawahan, membina, melatih dan memaparkan peraturan
kerja pada bawahan, membagikan tugas pekerjaan dan menangani bawahan.
f. Pengaturan staf (staffing) ialah kecakapan untuk mempertahankan angkatan
kerja, merekrut, mewawancarai dan memilih pegawai baru, menempatkan,
mempromosikan,dan mutasi pegawai.
PLN (Persero)
Distribusi Jawa
Timur APJ Ex-
Karisidenan Besuki)
7. Dika Ayu Pengaruh Total Hasil penelitian ini
Wulandari (2016) Quality Management, menunjukkan bahwa total
Sistem Pengukuran quality management, sistem
Kinerja, Sistem penghargaan, dan komitmen
Penghargaan, Dan organisasi berpengaruh
Komitmen Organisasi terhadap kinerja manajerial,
Terhadap Kinerja sedangkan sistem pengukuran
Manajerial (Studi kinerja tidak berpengaruh
Kasus pada terhadap kinerja manajerial
Perusahaan Batik
Danar Hadi)
8. Sugiyatno, Pengaruh Total Hasil analisis menunjukkan
Rispantyo, dan Quality Management bahwa (1) Total Quality
Djoko Kristianto Sistem Akuntansi Management berpengaruh
(2017) Manajemen Dan signifika terhadap kinerja
Sistem Penghargaan manajerial, (2) Sistem
Terhadap Kinerja Akuntansi Manajemen
Manajerial (Study berpengaruh signifikan
Empiris di terhadap kinerja manajerial,
Perusahaan Jasa dan (3) sistem penghargaan
Wilayah Surakarta) tetapi tidak berpengaruh
signifikan terhadap kinerja
manajerial.
Berdasarkan kajian teoritis yang telah dipaparkan di atas, maka dalam penyusunan
penelitian ini, kerangka pemikiran penelitian adalah sebagai berikut :
3.8 Hipotesis
2.8.1 Pengaruh Total Quality Management Terhadap Kinerja Manajerial
Menurut Tjiptono dan Diana dalam bukunya Total Quality Management(TQM),
TQM berarti suatu pendekatan dalam melaksanakan usaha yang mencoba untuk
mengoptimalkan daya saing organisasi lewat perbaikan atas produk, jasa,
manusia, proses, dan lingkungan organisasi.
26
Menurut hasil penelitian Marbun (2017), sistem Total Quality Management dalam
organisasi pada dasarnya akan selalu melakukan evaluasi dengan tujuan untuk
meningkatkan kinerjanya dan hal tersebut dilakukan secara bertahap dan
berkelanjutan. Hasil peneliatian Suprantiningrum (2002) menunjukkan
keberhasilan penerapan TQM sangat dipengaruhi oleh keikutsertaan dan
komitmen seorang CEO dan para manajer dalam pelaksanaan TQM,di mana
sistem TQM diaplikasikan dalam ruang rapat direksi, dengan keterlibatan penuh
rasa tanggungjawab manajer, dan TQM akan berdampak pada meningkatnya
kinerja manajerial.
Dengan bukti empiris yang telah dilaporkan oleh peneliti sebelumnya, termasuk
dalam penelitian oleh Jevon Dauhan (2013); Raisa Shoffiani Jusuf (2013);
Kritianto et.all (2017); R. Ajeng Dwi Cahyani (2013); dan Dika Ayu Wulandari
(2016) menunjukkan hubungan yang positif antara Total Quality Manajemen
terhadap Kinerja Manajerial, di mana sistem TQM benar benar memiliki peran
yang tinggi dalam memajukan peningkatan kinerja manajerial pada perusahaan
ataupun organisasi.
H1 : Total Quality Manajemen berpengaruh positif terhadap Kinerja
Manajerial
Dalam bukti empiris yang dilaporkan oleh peneliti yaitu menurut Jevon Dauhan
(2013); R. Ajeng Dwi Cahyani (2013) mengungkapkan bahwa budaya organisasi
sangat berpengaruh signifikan yang di mana perusahaan ataupun organisasi akan
sangat berkembang jika mempunya budaya organisasi yang telah dibentuk yang
dijadikan dasar sikap dalam pekerjaan, dan memudahkan untuk melakukan
perkembangan dengan ditambahkan sistem TQM yang mendukung.
H2 : Budaya Organisasi berpengaruh positif terhadap Kinerja Manajerial
Tes path coefficient (β) ialah nilai koefisien jalur atau besarnya hubungan atau
pengaruh konstruk laten. Pengujian ini dikerjakan dengan memakai prosedur
bootstraping dengan melihat nilai koefisien parameter dan nilai signifikan pada t-
statistik. Pengujian ini bertujuan untuk meyakinkan bahwa hubungan antar
konstruk adalah kuat. Apabila nilai path coefficient lebih dari 0,1, maka bisa
dikatakanantar konstruk memiliki hubungan yang kuat. Serta hubungan antara
variabel laten dikatakan signifikan jika path coefficient ada pada level 0,05.
a. Jika t hitung > t tabel atau probabilitas < 0,05 maka hipotesis diterima.
Hal ini menandakan bahwa variabel independen tersebut memiliki
dampak yang signifikan terhadap variabel dependen.
b. Jika t hitung < t tabel atau probabilitas > 0,05 maka hipotesis ditolak.
Hal ini menandakan bahwa variabel independen tersebut tidak memiliki
dampak yang signifikan terhadap variabel dependen.
35
TQM5 4,667 5 5 4 5
TQM6 4,49 5 5 3 5
TQM7 4,451 5 5 3 5
TQM8 4,51 5 5 3 5
TQM9 4,529 5 5 3 3
TQM10 4,551 4 5 3 3
Budaya BO1 4,059 4 4 3 5
Organisasi BO2 4,216 4 4 3 5
BO3 4,157 4 4 3 5
BO4 4,333 4 4 3 5
BO5 4,431 4 4 4 5
BO6 4,157 4 5 3 5
BO7 3,961 4 4 3 5
BO8 4,196 4 4 3 5
BO9 4,255 4 4 3 5
BO10 4,176 4 4 3 5
BO11 4,431 4 4 3 5
BO12 4,451 4 4 4 5
BO13 4,588 5 5 4 5
Sistem SP1 4,51 5 5 3 5
Penghargaan SP2 4,471 5 5 3 5
SP3 4,667 5 5 4 5
SP4 4,490 5 5 3 5
SP5 4,451 5 5 3 5
SP6 4,510 5 5 3 5
SP7 4,529 5 5 2 5
SP8 4,451 4 5 3 5
Kinerja KM1 4,412 4 4 3 5
Manajerial KM2 4,725 5 5 4 5
KM3 4,549 5 5 3 5
KM4 4,529 5 5 3 5
KM5 4,686 5 5 4 5
KM6 4,333 4 4 4 5
KM7 4,431 5 5 3 5
KM8 4,549 5 5 3 5
Sumber : Data primer yang diolah (2021)
Berdasarkan Tabel 4.5 tentang deskriptif data diketahui bahwa jumlah sampel
yang bisa diolah dan analisis sebanyak 52 sampel dan menggunakan 4 point
39
skalalikert, point 1 sangat tidak setuju hingga point 4 untuk sangat setuju.
Berdasarkan jawaban responden maka hasil pengukuran masing-masing variabel
sebagai berikut :
2. Budaya Organisasi
Pada variabel budaya organisasi terdapat delapan pertanyaan.
a. Pertanyaan BO1, 54,9% responden memberikan penilaian pada pertanyaan
ini dengan nilai diatas 4,00.
b. Pertanyaan BO2, 45,1% responden memberikan penilaian pada pertanyaan
ini dengan nilai diatas 4,00 .
40
3. Sistem Penghargaan.
Pada variabel sistem penghargaan terdapat sepuluh pertanyaan.
a. Pertanyaan SP1, 52,9% responden memberikan penilaian pada pertanyaan
ini dengan nilai diatas 5,00 .
b. Pertanyaan SP2, 56,9% responden memberikan penilaian pada pertanyaan
ini dengan nilai diatas 5,00 .
c. Pertanyaan SP3, 66,7% responden memberikan penilaian pada pertanyaan
ini dengan nilai diatas 5,00.
41
4. Kinerja Manajerial.
Pada variabel sistem penghargaan terdapat sepuluh pertanyaan.
a. Pertanyaan KM1, 52,9% responden memberikan penilaian pada pertanyaan
ini dengan nilai diatas 4,00 .
b. Pertanyaan KM2, 49% responden memberikan penilaian pada pertanyaan
ini dengan nilai 4,00 dan 5,00 .
c. Pertanyaan KM3, 52,9% responden memberikan penilaian pada pertanyaan
ini dengan nilai diatas 4,00 .
d. Pertanyaan KM4, 56,9% responden memberikan penilaian pada pertanyaan
ini dengan nilai diatas 4,00 .
e. Pertanyaan KM5, 51% responden memberikan penilaian pada pertanyaan
ini dengan nilai diatas 4,00 .
f. Pertanyaan KM6, 54,9% responden memberikan penilaian pada pertanyaan
ini dengan nilai diatas 4,00 .
g. Pertanyaan KM7, 51% responden memberikan penilaian pada pertanyaan
ini dengan nilai diatas 4,00 .
h. Pertanyaan KM8, 47,1% responden memberikan penilaian pada pertanyaan
ini dengan nilai diatas 4,00 .
42
Dari tabel 4.8 di atas bisa dilihat terdapat dua item kuesioner mempunyai nilai
loading>0,5 dan terdapat satu item kuesioner memiliki nilai loading<0,5 sehingga
dapat dikatakan valid dan memenuhi kriteria untuk dilakukan pengujian.
Dari tabel 4.9 di atas bisa dilihat terdapat lima item kuesioner mempunyai nilai
loading>0,5 sehingga dapat dikatakan valid dan memenuhi kriteria untuk
dilakukan pengujian.
Pada Tabel 4.10 di atasbisa dilihat akar AVE konstruk total quality management
dengan konstruk lainnya adalah 0,656. Sedangkan dengan akar AVE budaya
organisasi adalah sebesar 0,732. Lalu dengan akar AVE konstruk sistem
penghargaan adalah 0,714 dan akar AVE kinerja manajerial adalah 0,704.Hal ini
memperlihatkan akar AVE masing-masing konstruk mempunyai nilai lebih tinggi
45
Selanjutnya discriminant validity juga bisa dinilai dengan metode cross loading,
dengan membandingkan setiap item konstruk dengan konstruk lainnya.
Berdasarkan nilai cross loading pada Tabel 4.11 bisa dilihat bahwa korelasi
indikator konstruk dari masing-masing variabel mempunyai nilai yang lebih tinggi
dibandingkan dengan indikator lainnya.Dengan demikian nilai cross loading
seluruh indikator memperlihatkan discriminant validity yang baik.
Cronbach’s Alpha dipakai untuk mengukur batas bawah nilai reliabilitas suatu
konstruk. Bisa dilihat bahwa nilai Cronbach’s Alpha semua variable > 0,6 yang
berarti konstruk memiliki reliabilitas yang baik. Sedangkan Composite Reliability
dipakai untuk mengukur nilai sesungguhnya reliabilitas suatu konstruk.Dari tabel
di atas, nilai composite reliability semua variabel > 0,6 yang berarti konstruk
mempunyai reliabilitas yang baik. Composite reliability juga dapat
memperkirakan konsistensi internal suatu konstruk (Jogiyanto, 2009).
4.6.1 Hipotesis 1
H1 :Total Quality Management (TQM) berpengaruh positif terhadap kinerja
manajerial
Hipotesis pertama dalam penelitian ini yang akan diuji adalah total quality
management berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial. Berdasarkan tabel
4.12 diatas dapat dilihat bahwa pengaruh total quality management terhadap
kinerja manajerial memiliki nilai t-statistics sebesar 3,828 yang mana lebih besar
dari nilai t-table 1,96, sehingga hipotesis pertama terdukung. Dan nilai p-values
sebesar 0,000 yang mana lebih kecil daripada nilai 0,05, sehingga menunjukan
pengaruh yang signifikan. Dari hasil tersebut bisa dibilang bahwa total quality
management berdampak positif terhadap kinerja manajerial pada perusahaan
start-up di Indonesia.
Hasil penelitian ini menemukan bahwa penerapan total quality management yang
baik akan menaikkan kinerja manajerial. Penerapan total quality management
yang buruk tentu akan menurunkan kinerja manajerial.
4.6.2 Hipotesis 2
H2 : Budaya Organisasi berpengaruh positif terhadap Kinerja Manajerial
50
Hipotesis kedua dalam penelitian ini yang akan diuji adalah budaya organisasi
berdampak positif terhadap kinerja manajerial. Berdasarkan tabel 4.12 diatas
dapat dilihat bahwa pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja manajerial
memiliki nilai t-statistics sebesar 2,122 yang mana lebih besar dari nilai t-table
1,96, sehingga hipotesis kedua terdukung. Dan nilai p-values sebesar 0,034 yang
mana lebih kecil daripada nilai 0,05, sehingga menunjukan pengaruh yang
signifikan. Dari hasil tersebut bisa dibilang bahwa budaya organisasi berpengaruh
positif terhadap kinerja manajerial pada perusahaan start-up di Indonesia.
Dan penelitian ini didukung dengan penelitian Dauhan (2013); Cahyani (2013)
mengungkapkan bahwa budaya organisasi sangat berpengaruh signifikan yang di
mana perusahaan ataupun organisasi akan sangat berkembang jika mempunyai
budaya organisasi yang telah dibentuk yang dijadikan dasar sikap dalam
pekerjaan, dan memudahkan untuk melakukan perkembangan dengan
ditambahkan sistem TQM yang mendukung.
4.6.3 Hipotesis 3
H3 : Sistem Penghargaan berpengaruh negatif terhadap Kinerja Manajerial
Hipotesis ketiga dalam penelitian ini yang akan diuji adalah sistem penghargaan
berpengaruh negatif terhadap kinerja manajerial. Berdasarkan tabel 4.12 diatas
bisa dilihat bahwa pengaruh sistem penghargaan terhadap kinerja manajerial
mempunyai nilai t-statistics sebesar 1,151 yang mana lebih kecil dari nilai t-table
1,96, sehingga hipotesis ketiga tidak terdukung. Dan nilai p-values sebesar 0,250
yang mana lebih besar daripada nilai 0,05, sehingga menunjukan pengaruh yang
tidak signifikan. Dari hasil tersebut bisa dibilang bahwa sistem penghargaan tidak
berdampak terhadap kinerja manajerial pada perusahaan start-up di Indonesia.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Narsa dan
Yuniawati (2003:33) yang memaparkan bahwa interaksi sistem penghargaan tidak
berdampak pada kinerja manajerial. Hasil ini memperlihatkan bahwa sistem
penghargaan bukanlah faktor dalam meningkatkan kinerja manajerial. Hal ini
terjadi karena perusahaan tidak sanggup membuat sistem penghargaan menjadi
motivasi para karyawan seperti manajer dan staf yang setara. Penghargaan yang
diberikan sebagai prestasi kerja tidak memotivasi karyawan untuk meningkatkan
51
4.7 Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Total Quality Management
(TQM), Budaya Organisai serta Sistem Penghargaan berpengaruh terhadap kinerja
manajerial pada perusahaan (startup) selama pandemi Covid-19 berjalan.
Responden pada penelitian ini merupakan manajer atau sejajarnya pada
perusahaan startup di Indonesia.
Dari hasil yang diperoleh, responden yang telah berpatisipasi dalam penelitian ini
berkategori jenis kelamin di dominasi oleh Laki-laki, dengan presentase 52,9%
atau berjumlah 27 responden dan Perempuan dengan presentase 47,1% atau
berjumlah 24 responden.
Responden yang mengisi kuisioner di pilih dengan kriteria manajer atau setara
dalam perusahaan startup pada tahun 2021. Penyebaran kuisioner ini di targetkan
sesuai dengan hasil perhitungan model sampel convience sampling dan terkumpul
51 responden. Setelah di kategorikan jawaban yang sah dan gugur peneliti
kemudian menghitung hasil kuisioner tersebut dan menemukan hasil yang positif
yaitu variabel X1 dan X2 mempengaruhi Y atau Total Quality Management dan
Budaya Organisasi berpengaruh terhadap Kinerja Manajerial , sedangkan X3
52
Berdasarkan teori yang digunakan oleh peneliti yaitu teori Total Quality
Management, TQM yang merupakan sistem yang melakukan secara terus menerus
untuk meningkatkan kualitas produk yang tinggi akan berdampak pada kepuasan
pelanggan dan peningkatan penjualan. Sehingga tingkat kepuasan pelanggan
dipakai sebagai tanda pelayanan yang baik, serta dapat dipakai oleh manajer
sebagai evaluasi pada profit serta untuk perbaikan kinerja (Nasution, 2005). Total
Quality Management (TQM) adalah pendekatan manajemen yang berfokus pada
peningkatan kualitas secara menyeluruh dalam semua aspek operasional
perusahaan. Berdasarkan hasil dari penelitian ini, penerapan Total Quality
Management memiliki dampak positif yang signifikan terhadap kinerja manajerial
perusahaan start-up di Indonesia selama pandemi COVID-19.
Peningkatan Inovasi
TQM mendorong budaya organisasi yang mendukung inovasi dan
pengembangan produk baru. Perusahaan start-up dapat menggunakan
prinsip-prinsip TQM untuk merancang proses inovasi yang lebih
terstruktur dan efektif.
Peningkatan Kualitas Produk dan Layanan
TQM membantu perusahaan untuk meningkatkan kualitas produk dan
layanan mereka. Kualitas yang lebih baik dapat membantu perusahaan
start-up memenangkan kepercayaan pelanggan dan membangun reputasi
yang baik, terutama di tengah persaingan yang ketat.
Pengambilan Keputusan Berbasis Data
TQM mendorong pengambilan keputusan yang didasarkan pada data dan
fakta. Hal ini membantu manajer perusahaan start-up untuk membuat
keputusan yang lebih baik dan mengurangi risiko ketidakpastian selama
pandemi.
Keterlibatan Karyawan
TQM mendorong keterlibatan dan partisipasi aktif karyawan dalam proses
perbaikan dan pengembangan. Dalam konteks pandemi, keterlibatan
karyawan dapat membantu perusahaan start-up untuk lebih fleksibel dan
responsif terhadap perubahan yang cepat.
Hasil dari penelitian ini mengatakan bahwa, lingkungan bisnis yang penuh
ketidakpastian seperti pandemi COVID-19, penerapan Total Quality Management
membantu perusahaan start-up di Indonesia untuk mengoptimalkan sumber daya,
memahami pelanggan dengan lebih baik, dan terus berinovasi. Ini bukan hanya
tentang meningkatkan kualitas produk dan layanan, tetapi juga tentang
menciptakan fondasi yang kokoh untuk pertumbuhan jangka panjang.
Budaya organisasi yang kuat dan positif memiliki peran yang sangat penting
dalam meningkatkan kinerja manajerial perusahaan, terutama dalam konteks
perusahaan start-up di Indonesia selama pandemi COVID-19. Berikut adalah
beberapa hasil dari data yang telah diteliti mengenai bagaimana budaya organisasi
dapat berdampak positif terhadap kinerja manajerial ialah:
Lalu, mengenai secara teori Sistem Penghargaan ialah sistem dimana seluruh
bentuk pengembalian dalam bentuk finansial maupun non-finansial yang
didapatkan oleh karyawan karena bentuk dedikasi pada perusahaan (Mintje,
2013).
V. KESIMPULAN
5.1 Simpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menguji terdapatnya pengaruh Total Quality
Management, Budaya Organisasi serta Sistem Penghargaan terhadap Kinerja
Manajerial pada perusahaan start-up di Indonesia. Berdasarkan hasil analisis data,
simpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
5.3 Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, adapun saran yang dapat diberikan untuk
penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut :
1. Data dalam penelitian ini ialah data hasil kuesioner berdasarkan persepsi
jawaban responden. Hal tersebutbisa menyebabkan masalah jika persepsi
responden tidak relevan dengan keadaan sebenarnya. Sehingga,
dibutuhkan keterlibatan peneliti secara langsung untuk mencegah hal
tersebut.
2. Bagi peneliti selanjutnya,diharapkan bisa lebih memperhitungkan waktu
responden dalam mengembalikan kuesioner untuk memperoleh hasil yang
lebih optimal.
3. Peneliti selanjutnya disarankan bisa menambah variabel lainyang mungkin
bisa memengaruhi kinerja manajerial.
DAFTAR PUSTAKA
i
Penghargaan Motivasi dan Komitmen Organisasi terhadap Kinerja
Manajerial (Studi Empiris pada Perhotelan di Pekanbaru) (Doctoral
dissertation, Riau University).
ii
I Made Narsa & Rani Dwi Yuniawati. 2003. Pengaruh Interaksi Total
Quality Manajemen dengan Sistem Pangukuran Kinerja dan Sistem
Penghargaan terhadap Kinerja Manajerial. Jurnal Ekonomi
Akuntansi, Fakultas Ekonomi- Universitas Kristen Petra.
HAFIZH KURNIA. 2018. Analisis Pengukuran Kinerja Sekolah
Menengah Pertama Da’wah Pekanbaru Menggunakan Metode
Integrated Performance Measurment System (Ipms)
Indra Bastian. 2006. Sistem Akuntansi Sektor Publik. Edisi 2. Jakarta:
Salemba Empat.
Mulyadi & Johny.2001. Sistem Perencanaan dan Pengendalian
Manajemen. Edisi Kedua. Jakarta: Salemba Empat
Aida & Listianingsih. 2004. Pengaruh Sistem Pengukuran Kinerja Sistem
Reward dan Profit Center Terhadap Hubungan Antara Total
Quality Management dengan Kinerja Manajerial. SNA VIII. Solo
Tahir Saleh, CNBC Indonesia 2020.11 Emiten Ini Terpaksa PHK &
Rumahkan Pegawai, Ini List-nya di
https://www.cnbcindonesia.com/market/20200823224600-17-
181374/11-emiten-ini-terpaksa-phk-rumahkan-pegawai-ini-list-
nya/3( diakses 18 Maret 2021 )
Artha Uly, Yohana. KOMPAS 2020. Pandemi COVID-19, Mampukah
Startup Indonesia Bertahan? di
https://money.kompas.com/read/2020/07/10/120300126/pandemi-
covid-19-mampukah-startup-indonesia-bertahan?page=all (diakses
18 Maret 2021 )
Heru Margianto, KOMPAS 2020. Covid-19, Resesi Ekonomi, dan
Perubahan Budaya Kerja di
https://www.kompas.com/tren/read/2020/08/29/181520165/covid-
19-resesi-ekonomi-dan-perubahan-budaya-kerja?page=all ( diakses
18 Maret 2021 )
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2020. FAQ di
https://www.kemkes.go.id/folder/view/full-content/structure-
faq.html ( diakses 18 Maret 2021 )
iii
Jogiyanto, H.M, 2010. Analisis dan Rancangan Sistem Informasi :
Pendekatan Tersruktur teori dan Praktek aplikasi bisnis, Andi
Ofset, Yogyakarta.
iv
LAMPIRAN
Lampiran 2. Tabulasi Data Kuisioner
No. TQM1 TQM2 TQM3 TQM4 TQM5 TQM6 TQM7 TQM8 TQM9 TQM10
1. 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4
2. 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4
3. 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4
4. 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5
5. 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5
6. 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5
7. 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
8. 5 4 4 5 4 5 5 5 4 4
9. 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4
10. 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4
11. 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5
12. 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4
13. 5 5 4 5 5 4 4 5 4 4
14. 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
15. 4 4 3 3 5 5 3 5 5 5
16. 3 5 4 4 5 5 5 4 4 4
17. 4 3 4 5 3 4 4 5 5 5
18. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
19. 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5
20. 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
21. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
22. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
23. 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5
24. 5 4 3 5 5 5 5 5 4 3
25. 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
26. 4 4 4 4 5 5 4 5 4 5
27. 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5
28. 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5
29. 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5
30. 4 5 4 4 5 5 4 5 4 4
31. 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5
32. 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
33. 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
34. 4 5 4 5 5 5 5 5 4 4
35. 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
36. 5 5 4 4 4 4 5 5 4 5
37. 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
38. 5 5 4 4 4 5 4 5 5 4
39. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3
40. 5 5 4 4 4 4 5 4 5 5
41. 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4
42. 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
43. 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4
44. 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
45. 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5
46. 4 4 4 5 5 3 5 5 5 4
47. 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4
48. 4 5 5 4 4 4 4 4 5 5
49. 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4
50. 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
51. 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5
No. BO1 BO2 BO3 BO4 BO5 BO6 BO7 BO8 BO9 BO10 BO11 BO12 BO13
1. 4 3 5 4 4 3 4 5 5 5 5 4 5
2. 5 3 5 4 4 3 3 4 5 5 4 4 5
3. 5 4 4 5 4 4 4 5 5 4 5 4 4
4. 5 3 5 5 4 3 3 4 4 4 5 5 4
5. 4 4 5 4 4 3 3 4 4 4 4 4 5
6. 4 4 5 4 4 3 3 3 4 5 5 5 4
7. 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4
8. 5 5 5 5 5 5 3 4 5 5 5 5 5
9. 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5
10. 4 4 4 5 4 5 5 5 4 4 5 5 4
11. 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5
12. 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5
13. 3 3 4 5 4 3 3 4 5 5 5 5 4
14. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5
15. 4 3 5 4 4 3 3 4 5 4 3 4 5
16. 4 4 4 5 4 3 3 4 4 4 5 4 5
17. 5 4 4 5 4 3 3 5 4 5 4 5 4
18. 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4
19. 4 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5
20. 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5
21. 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 4 5
22. 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4
23. 4 5 5 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5
24. 5 5 5 5 4 4 5 5 4 5 5 5 4
25. 4 3 4 4 4 3 4 4 5 4 4 4 5
26. 3 3 4 5 4 3 3 5 4 4 3 4 5
27. 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 4
28. 4 3 3 5 4 3 3 5 5 5 5 5 4
29. 4 4 5 4 4 3 3 4 4 4 5 4 5
30. 4 4 5 4 4 3 3 4 4 3 4 5 4
31. 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 5 4 5
32. 3 5 5 5 5 5 3 4 5 5 4 4 4
33. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4
34. 4 4 4 5 4 5 5 5 4 4 5 5 4
35. 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5
36. 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 4
37. 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5
38. 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5
39. 4 5 4 5 4 5 4 5 5 5 4 4 5
40. 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 5
41. 5 5 5 4 4 5 3 4 5 5 4 5 4
42. 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5
43. 4 5 4 5 5 5 4 5 4 4 4 4 5
44. 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5
45. 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4
46. 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 5
47. 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5
48. 4 5 5 4 5 4 5 5 5 4 4 5 4
49. 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 5
50. 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 5
51. 5 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4
Lampiran 3. Cross Loading
Lampiran 4. Fornell Larcker
Lampiran 5. Cronbach’s Alpha & Composite Reliability
Lampiran 6. R-Square