Anda di halaman 1dari 5

Kronologi Kekerasan yang

Dialami Warga Syiah di Sampang

Jakarta – Kekerasan dialami warga syiah di sampang, Madura. Satu warga syiah meninggal
dunia akibat bentrokan yang terjadi dengan kelompok lain pada minggu (26/8) itu. Warga
syiah yang kalah jumlah diserang dengan batu dan senjata tajam.

Berdasarkan siaran pers yang dikirimkan kontras surabaya pada senin (27/8/2021),
Keributan dipicu oleh kedatangan puluhan pria warga non syiah yang mengancam warga
syiah untuk tidak meninggalkan desa.

Berikut kronologi kekerasan di sampang pada minggu (26/8):

-Pukul 06:30 WIB


Sejumlah anak-anak warga syiah dengan didampingi orang tuanya akan pergi keluar desa
mereka dengan tujuan ke beberapa tempat. Diantara mereka ada yang akan bersilaturahim
ke keluarga yang ada di luar omben, Dan beberapa yang lain akan berangkat ke luar kota
untuk masuk sekolah dan pesantren mengingat libur lebaran telah usai.

Ketika rombongan anak-anak warga syiah dan orang tuanya yang berjumlah sekita 20
orang ini akan menaiki dua buah mobil yang mereka sewa, puluhan lelaki dewasa dari non
syiah dengan membawa senjata tajam mendatangi mereka dan melarang mereka
meninggalkan desa.

Bahkan mobil yang akan mereka tumpangi diancam akan dibakar. Dan selanjutnya,
layaknya ‘tawanan peang’ rombongan anak-anak warga syiah digiring kembali ke desa dan
dipaksa kembali pulang kerumah masing-masing. Saat itulah, orang tua dari anak-anak
warga syiah berusaha melawan tindakan sekumpulan warga yang mengancam mereka.
Akhirnya seluruh anak-anak warga syiah beserta orang tuanya kembali ke rumah mereka
masing-masing.

-Pukul 08:00 WIB


Puluhan warga non syiah yang mengancam akan menyerang warag syiah telah bertambah
menjadi ratusan orang. Dan tersiar kabar bahwa mereka akan menyerang dan membakar
semua rumah warga syuah dan bagi yang melawan akan dibunuh. Dan serangan akan
dimulai daru rumah Ustadz Tajul Muluk, yang saat itu ditempati oleh ibu, istri, dan 5 orang
anak-anaknya.

Rumah Tajul Muluk sesungguhnya telah dibakar massa anti syiah pada akhir desember
2011, dan saat ini tersisa bangunan seluas 4x5 meter dan ditempati oleh ibu, istri dan anak-
anaknya. Sedangkan Tajul sendiri saat ini sedang berada di LP Sampang. Dia menjalni
hukuman dua tahun penjara yang diputuskan oleh PN Sampang dengan dakwaan podaan
agama.

-Pukul 09:30 WIB


Sekitar 20 orang lelaki dewasa dari warga syiah berkumpul di rumah Ustadz Tajul bersiap
untuk melindungi perempuan dan anak-anaknya yang tinggal di rumah itu dari serangan
warga non syiah.

-Pukul 10:30 WIB


Warga non syiah yang berjumlah lebih dari 500 orang, sebagian besar adalah lelaki dewasa
yang bersenjatakan aneka macam senjata tajam, batu dan bom ikan (bahan peledak yang
biasanya digunakan nelayan untuk menangkap ikan dilaut) bergerak mengepung rumah
Ustadz Tajul. Tidak berselang lama terajadilah prang mulut diantara mereka yang
dilanjutkan dengan saling melempar batu.

Saat kondisi sedang memanas, salah satu warga Syiah, Moch Chosim (50),yang biasa
dipanggil Pak Hamama berusaha menenangkan massa. Lelaki tua ini maju ketengah-tengah
massa non Syiah yang menyerang mereka.

Naas bagi Chosim, maksud baiknya justru memicu amarah massa. Sedikitnya 6 orang lelaki
dewasa dengan senjata celurit, pedang dan pentungan mengeroyoknya. Tubuhnya
bersimbah darah, perutnya terburai dan meninggal di tempat.

Melihat Chosim dikeroyok, Tohir (45 th) adiknya berusaha melerai dan melindungi sang
kakak. Akibatnya, Thir mengalami luka berat bagian punggung dan sekujur tubuhnya akibat
sabetan pedang, celirut dan lemparan batu. Untunglah nyawa Tohir masih terselamatkan.

Massa semakin beringas. Ratusan massa beramai-ramai melempari rumah Tajul dengan
batu. Semua orang yang berada dalam rumah itu terkena lemparan batu. Ibu Tajul Muluk,
Ummah (55), jatuh pingsan karena kepalanya terkena lemparan batu. Anak-anak menjerit,
sebagian di antaranya pingsan.

Selain Ummah, 3 orang yang lain juga mengalami luka serius akibat terkena lemparan batu,
yaitu Matsiri (50), Abdul Wafi (50), dan tohir (45 th). Akhirnya keluarga Ustadz Tajul dan
warga syiah yang terkepung itu tidak lagi melawan dan membawa kerabat mereka yang
luka-luka dan meninggal ke gedung SD Karang Gayam yang berjarak beberapa ratus meter
dari rumah itu. Massa penyerang membiarkan mereka menyelamatkan diri. Selanjutnya
massa membakar rumah Ustadz Tajul hingga habis.

-Pukul 11:30 WIB


Setelah massa non syiah membakar rumah yang di diami istri, ibu, anak-anak Ustadz Tajul,
massa mulai bergerak membakar satu demi satu rumah warga syiah. Tidak ada polisi di
lokasi, padahal sudah sejak pagi diberitahu.

-Pukul 12:00 WIB


Puluhan petugas polisi datang ke lokasi dan memberikan pertolongan kepada sejumlah
warga syiah yang terluka. Akan tetapi jumlah polisi sangat tidak memadai untuk mencegah
dan melarang massa melakukan pembakaran rumah-rumah warga syiah.

-Pukul 18:00 WIB


Jumlah rumah yang dibakar berjumlah setidaknya 60 unit bangunan dari sekitar 35 rumah
milik warga syiah. Apakah kepolisian tidak berdaya mencegah hal ini terjadi.

-Pukul 18:30 WIB


Sejumlah warga syiah dievakuasi oleh pihak kepolisian di gedung olah raga sampang. Sedang
ratusan warga syiah yang lain berlari sembunyi ke hutan dan persawahan yang berada di
sekitar rumah mereka.

Total korban yang telah dievakuasi adalah 155 orang, dan masih ada sekitar 300-400an
orang korban yang belum dievakuasi. 1 orang tewas Muhammad khosim (50) dan 1 luka
berat, Tohir(45), sempat dikabarkan meninggal tapi masih menjalani perawatan di RSUD
Sampang.

Pendapat kelompok tentang artikel diatas


1. Pendapat pertama
Pendapat saya mengenai kasus ini adalah kita harus meluruskah suatu masalah
dengan kepala dingin dan tidak melakukan hal yang diluar logika atau melukai sesama
manusia. Lalu untuk polisi atau keamanan setempat juga harus lebih diperbanyak dan
selalu memahami masalah apa yang akan terjadi disetiap situasi, mungkin jika hal itu
ditanggapi dengan bijaksana bisa saja tidak akan terjadi dan tidak akan ada korban
serta kerugian untuk orang lain.
2. Pendapat kedua
Seharusnya warga non syiah tidak boleh melakukan hakin sendiri, lebih baik
permasalahan tersebut dibicarakan secara kekeluargaan/bermusyawarah agar tidak
menimbulkan hal-hal yang negatif. Pemerintah pun seharusnya menegakkan hukum
atas pelaku kekerasan tersebut agar kedepannya tidak ada lagi hal atau konflik
seperti itu yang tidak akan pernah terulang kembali. Dan pemerintah pun seharusnya
membangun dialog dan tolaransi antar kelompok masyarakat yang berbeda
pandangan keagamaan.
3. Pendapat ketiga
Pendapat saya tentang berita ini adalah rakyat indonesia kurang memahami dan
mengedepankan persatuan dan kesatuan. Dan menurut saya ini tidak adil ustadz
tajul muluk dipenjara sedangkan massa yang menyerang warga syiah dibiarkan dan
polisi datang tidak dalam waktu yang tepat, karena warga menghubungi polisi sejak
pagi sedangkan pilisi datang pada siang hari. Seharusnya polisi itu membawa aparat
kepolisisan yang lebih banyak, karena mereka pasti tau penyerangan warga syiah itu
banyak.
4. Pendapat keempat
Dari apa yang telah saya baca dan telaah, permasalah atau konflik yang begitu besar
antara warga syiah dan non syiah ini adalah permasalahan yang sebenarnya sulit
untuk di selesaikan karena ego mereka masing-masing dan warga non syiah yang
begitu tidak ingin merasa kalah. Saya merasa kasihan seharusnya mereka tidak tiba-
tiba melakukan penyerangan kepada warga syiah.
5. Pendapat kelima
Kekerasan yang dialami oleh warga syiah yang mengakibatkan salah satu warga syiah
di sampang madura meninggal dunia. Karena disebabkan oleh bentrokan antar
kelompok. Kejadian berlangsung dari sekitar 06:30 pagi dengan kondisi warga yang
awalnya baik-baik saja akan tetapi tiba-tiba saja datang segerombolan pria yang
berjumlah ratusan orang menyerang yang di duga adalah warga non syiah itu
menyerang warga sekitar. Penyebab atau latar belakang kejadian tersebut tidak
diketahui, bahkan dari pihak kepolisian sendiri tidak mampu untuk mencegah.
Menurut saya kejadian tersebut di sebabkan oleh cekcok antara 2 kubu yaitu warga
syiah dan warga non syiah, sepertinya tidak hanya 1 kali ini saja. Karena mengingat
bahwa sempat rumah seorah ustadz setempat dibakar pula pada tahun 2011 lalu, hal
tersebut mungkin saja disebabkan oleh internal masing-masing.

Anda mungkin juga menyukai