Tugas PKN
Tugas PKN
Jakarta – Kekerasan dialami warga syiah di sampang, Madura. Satu warga syiah meninggal
dunia akibat bentrokan yang terjadi dengan kelompok lain pada minggu (26/8) itu. Warga
syiah yang kalah jumlah diserang dengan batu dan senjata tajam.
Berdasarkan siaran pers yang dikirimkan kontras surabaya pada senin (27/8/2021),
Keributan dipicu oleh kedatangan puluhan pria warga non syiah yang mengancam warga
syiah untuk tidak meninggalkan desa.
Ketika rombongan anak-anak warga syiah dan orang tuanya yang berjumlah sekita 20
orang ini akan menaiki dua buah mobil yang mereka sewa, puluhan lelaki dewasa dari non
syiah dengan membawa senjata tajam mendatangi mereka dan melarang mereka
meninggalkan desa.
Bahkan mobil yang akan mereka tumpangi diancam akan dibakar. Dan selanjutnya,
layaknya ‘tawanan peang’ rombongan anak-anak warga syiah digiring kembali ke desa dan
dipaksa kembali pulang kerumah masing-masing. Saat itulah, orang tua dari anak-anak
warga syiah berusaha melawan tindakan sekumpulan warga yang mengancam mereka.
Akhirnya seluruh anak-anak warga syiah beserta orang tuanya kembali ke rumah mereka
masing-masing.
Rumah Tajul Muluk sesungguhnya telah dibakar massa anti syiah pada akhir desember
2011, dan saat ini tersisa bangunan seluas 4x5 meter dan ditempati oleh ibu, istri dan anak-
anaknya. Sedangkan Tajul sendiri saat ini sedang berada di LP Sampang. Dia menjalni
hukuman dua tahun penjara yang diputuskan oleh PN Sampang dengan dakwaan podaan
agama.
Saat kondisi sedang memanas, salah satu warga Syiah, Moch Chosim (50),yang biasa
dipanggil Pak Hamama berusaha menenangkan massa. Lelaki tua ini maju ketengah-tengah
massa non Syiah yang menyerang mereka.
Naas bagi Chosim, maksud baiknya justru memicu amarah massa. Sedikitnya 6 orang lelaki
dewasa dengan senjata celurit, pedang dan pentungan mengeroyoknya. Tubuhnya
bersimbah darah, perutnya terburai dan meninggal di tempat.
Melihat Chosim dikeroyok, Tohir (45 th) adiknya berusaha melerai dan melindungi sang
kakak. Akibatnya, Thir mengalami luka berat bagian punggung dan sekujur tubuhnya akibat
sabetan pedang, celirut dan lemparan batu. Untunglah nyawa Tohir masih terselamatkan.
Massa semakin beringas. Ratusan massa beramai-ramai melempari rumah Tajul dengan
batu. Semua orang yang berada dalam rumah itu terkena lemparan batu. Ibu Tajul Muluk,
Ummah (55), jatuh pingsan karena kepalanya terkena lemparan batu. Anak-anak menjerit,
sebagian di antaranya pingsan.
Selain Ummah, 3 orang yang lain juga mengalami luka serius akibat terkena lemparan batu,
yaitu Matsiri (50), Abdul Wafi (50), dan tohir (45 th). Akhirnya keluarga Ustadz Tajul dan
warga syiah yang terkepung itu tidak lagi melawan dan membawa kerabat mereka yang
luka-luka dan meninggal ke gedung SD Karang Gayam yang berjarak beberapa ratus meter
dari rumah itu. Massa penyerang membiarkan mereka menyelamatkan diri. Selanjutnya
massa membakar rumah Ustadz Tajul hingga habis.
Total korban yang telah dievakuasi adalah 155 orang, dan masih ada sekitar 300-400an
orang korban yang belum dievakuasi. 1 orang tewas Muhammad khosim (50) dan 1 luka
berat, Tohir(45), sempat dikabarkan meninggal tapi masih menjalani perawatan di RSUD
Sampang.