Anda di halaman 1dari 38

PENELITIAN MATEMATIKA PEMINATAN

PERBANDINGAN RATA - RATA PENGGUNAAN MEDIA


SOSIAL “INSTAGRAM” DAN “WHATSAPP”
SISWA SMAN 2 PASURUAN

Disusun Oleh:

1. DANIAR RAIHAN WIDAYAT / 11739


2. JIHAN WEKA ABIYAHTI / 11810
3. MOHAMAD FIRMAN SYAHPUTRA / 11844
4. NAILATUL KARIMAH /11886

KELAS: XII MIPA 4

Guru pembimbing :
Muhammad Ali, M.pd

UPT SMA NEGERI 2 PASURUAN


Jalan Panglima Sudirman No. 163, Kebonagung, Kecamatan
Purworejo,
Kota Pasuruan, Jawa Timur, 67116
Tahun Pelajaran 2022/2023
1. LATAR BELAKANG
Seiring dengan perkembangan zaman, perkembangan
teknologi saat ini semakin hari semakin bertambah canggih.
Salah satu kemajuan teknologi yang sedang berkembang
pesat saat ini adalah gadget. Gadget merupakan salah satu
kata yang tidak asing lagi di berbagai kalangan usia mulai
dari anak-anak, remaja, dewasa bahkan sampai orang tua.
Masyarakat memanfaatkan gadget sebagai alat untuk
komunikasi mengenai urusan pekerjaan, bisnis, ataupun
mencari informasi dalam kehidupan sehari-hari. Devito
(dalam Andarwati, 2016) menyatakan bahwa komunikasi
terbagi menjadi 2 jenis, yaitu secara langsung dan secara
tidak langsung. Komunikasi secara langsung dilakukan
dengan cara bertatap muka tanpa melalui perantara,
sedangkan komunikasi secara tidak langsung dilakukan
melalui media perantara.

Di era digital saat ini, orang-orang banyak melakukan


komunikasi secara tidak langsung melalui media sosial
dengan menggunakan e-mail, facebook, twitter, instagram,
dan whatsapp. Menurut Hidayatun (dalam Pratama &
Sari, 202) media sosial merupakan suatu aplikasi yang
terhubung ke internet sehingga dapat digunakan untuk
berkomunikasi. Media sosial memudahkan para

1
penggunanya untuk dapat terhubung dari pengguna yang satu
dengan pengguna lainnya, terutama pada saat situasi
pandemi saat ini sehingga masyarakat tidak merasa kesulitan
ketika ingin berkomunikasi. Menurut Zarella (dalam
Pratama & Sari, 2020) mengatakan bahwa media sosial
memudahkan semua orang untuk dapat berkomunikasi,
berpartisipasi, saling berbagi, dan membentuk sebuah grup.
Akan tetapi, kemudahan dalam mengakses media sosial
tersebut membuat kebanyakan orang menjadi lengah
sehingga dapat menimbulkan intensitas yang berlebihan
dalam penggunaan media sosial. 

Menurut Sandya (dalam Pratama & Sari, 2020)


intensitas penggunaan media sosial merupakan suatu bentuk
keterlibatan seseorang terkait dengan aktivitas penggunaan
media sosial yang menggambarkan frekuensi dengan
menunjukkan seberapa lama pengguna dalam sesekali
mengakses media sosial dan seberapa banyak jumlah
pertemanan yang dibentuk oleh pengguna. Intensitas media
sosial dapat diukur berdasarkan frekuensi penggunaan media
sosial yang sering digunakan oleh individu dan seberapa
lama individu menggunakan media sosial dalam sekali
mengaksesnya (Aprinta & Dwi, 2017). Berdasarkan
pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa intensitas

2
penggunaan media sosial dari suatu aktivitas yang dilakukan
oleh seseorang sebagai bentuk keinginan untuk terlibat
dalam aktivitas sosial.

Alan Rubin (dalam Syahreza, 2018)


mengemukakan bahwa terdapat beberapa alasan seseorang
dalam menggunakan media sosial di antaranya sebagai
tempat menghabiskan waktu, sebagai media pertemanan
(companionship), memenuhi ketertarikan (excitement),
tempat pelarian, hiburan, interaksi sosial, relaksasi, sumber
informasi, sumber pendapatan, dan sumber pembelajaran.
Saat ini, Instagram mayoritas digunakan oleh generasi muda,
termasuk para pelajar SMA. Sesuai fungsinya, Instagram
berasal dari kata Insta yang merupakan terapan dari kata
“Instan” yang artinya cepat (dalam kategori membuat foto
cepat). Kata Gram berasal dari kata “Telegram” yang berarti
mengirimkan informasi kepada orang lain dengan cepat. Bila
digabungkan menjadi Instan-Telegram disingkat menjadi
Instagram.

Riset dari Cuponation hingga bulan April 2019


jumlah pengguna media sosial Instagram di Indonesia
mencapai 56 juta pengguna atau 20,97 persen dari total
populasi dan menduduki peringkat keempat pengguna

3
terbesar di dunia. Di Peringkat pertama pengguna Instagram
terbanyak yaitu Amerika Serikat dengan jumlah pengguna
110 juta pengguna diikuti Brazil di peringkat kedua dengan
66 juta pengguna dan India di peringkat ketiga dengan 64
juta pengguna. Di Indonesia, pengguna Instagram terbanyak
berasal dari rentang usia 18 tahun hingga 24 tahun untuk pria
dan wanita.

Selain itu, pengguna juga bisa share location guna


memberi tahu kepada pengguna Instagram yang melihat
fotonya dimana lokasi foto itu diambil, dan sebagai respon
atau umpan balik dari pengguna yang menjadi follower
terhadap foto yang diunggah, pengguna Instagram lainnya
dapat memberikan komentar dan memberi tanda suka (like)
pada foto tersebut bahkan membubuhi dengan stiker-stiker
lucu dari aplikasi Instagram. Penggunanya juga bisa berbagi
di berbagai jaringan sosial dan berbagi dengan sesama
pengguna. Awalnya aplikasi ini hanya ada di gadget
produksi Apple (iPad, iPhone) tetapi sekarang sudah tersedia
di Android. Melalui media sosial Instagram, masyarakat
khususnya remaja tidak segan untuk mengunggah segala
macam kegiatan, keluh kesah, foto pribadi, dan video singkat
untuk disampaikan kepada masyarakat luas melalui akun
media sosial Instagram dalam membentuk identitas diri.

4
Di sisi lain, Hendra Pranajaya dan Wijaksono,
(2018:59-67) Popularitas WhatsApp tetap melesat cepat di
hampir semua platform. Diketahui pengguna WhatsApp di
dunia lebih dari 1 miliar di lebih dari 180 negara. Dari segi
kultur memang aplikasi WhatsApp sangat cocok dengan
kondisi Indonesia, karena umumnya bangsa kita memang
senang mengobrol (chat). Indonesia termasuk salah satu
pasar yang paling aktif berkirim pesan di wilayah Asia
Tenggara. Begitu tingginya angka pengguna WhatsApp
sebagai salah satu media sosial yang banyak digemari oleh
orang Indonesia terutama para remaja maka tidak mustahil
menimbulkan berbagai dampak yang positif maupun yang
negatif.

Menurut Hendra Pranajaya dan Wicaksono,


(Hilwa Putri Kamila, 2019) WhatsApp merupakan sebuah
aplikasi media sosial yang dirancang untuk memudahkan
penggunanya dalam berkomunikasi melalui berbagai macam
fitur yang tersedia. Beberapa fitur yang ada pada aplikasi
WhatsApp antara lain Chat Group, WhatsApp di Web dan
Desktop, Panggilan Suara dan Video WhatsApp, Enkripsi
End-To-End, Pengiriman Foto dan Video, Pesan Suara, dan
Dokumen. Media sosial WhatsApp melalui beragam fitur

5
yang disediakan dapat digunakan untuk kegiatan yang lebih
bermanfaat, misalnya untuk pendidikan. WhatsApp dalam
dunia pendidikan termasuk ke dalam teknologi pendidikan
yang dapat difungsikan sebagai alat atau media komunikasi
dalam pengelolaan pendidikan dan pengembangan
pendidikan. Kelebihan penggunaan aplikasi WhatsApp yaitu
membuat siswa menjadi lebih ekspresif dengan membuat
status, upload foto dengan caption yang terkadang aneh
bahkan juga memotivasi dan berbagi video.

Berdasarkan pemaparan diatas terkait penggunaan


media sosial pada siswa, maka Peneliti tertarik untuk
melakukan sebuah penelitian lebih lanjut mengenai
“Perbandingan Rata-Rata Penggunaan Media Sosial
"Instagram" dan "WhatsApp" Siswa SMAN 2 Pasuruan”.

2. UJI STATISTIK
Penelitian ini bertempat di SMA Negeri 2 Kota
Pasuruan. Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah
siswa SMA Negeri 2 Kota Pasuruan. Dan yang menjadi
sampelnya adalah siswa-siswi kelas X-XII. Sehingga jika
dilihat dari sampel penelitian, maka peneliti menggunakan
pengujian dengan cara Uji T independent. Independent
maksudnya adalah bahwa populasi yang satu tidak

6
dipengaruhi atau tidak berhubungan dengan populasi yang
lain. Barangkali, kondisi di mana peneliti tidak memiliki
informasi mengenai ragam populasi adalah kondisi yang
sering dijumpai di kehidupan nyata. Oleh karena itu, secara
umum Uji T (baik 1-sampel, 2-sampel, independent maupun
paired) merupakan metode yang sering digunakan.

Uji independent sample t-test adalah salah satu cara


untuk mengetahui apakah dua kelompok sampel memiliki
perbedaan rata-rata secara signifikan atau tidak, ada banyak
cara untuk melaksanakan uji T tersebut, bisa dengan
menggunakan software olah data statistik semisal SPSS,
MINITAB, dengan perhitungan menggunakan microsoft
excel maupun bisa dengan perhitungan manual.

Adapun dengan cara perhitungan manual dapat


dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
a. Uji t untuk varian yang sama (equal variance)

menggunakan rumus Polled Varians:

7
b. Uji t untuk varian yang berbeda (unequal variance)

menggunakan rumus Separated Varians:

Berdasarkan rumus tersebut dapat diketahui, terdapat 3 jenis


nilai yang harus dipersiapkan, yaitu:

 Xi : rata-rata skor / nilai kelompok i.


 ni : jumlah responden kelompok i
 si2: variance skor kelompok i.

Untuk menghitung DF (degree of freedom) uji T


independent yang variannya tidak sama dapat menggunakan
rumus berikut :

8
Hipotesis uji T adalah suatu hipotesis yang digunakan
untuk membuktikan perbedaan rata-rata dua populasi atau
lebih menggunakan uji statistik T. Ini sering digunakan
dalam penelitian ilmiah untuk membandingkan rata-rata dua
kelompok berbeda, seperti kelompok kontrol dan kelompok
percobaan.

Berikut adalah hipotesis uji T yang umum:

 H0 (hipotesis nol): Tidak ada perbedaan rata-rata antara


dua populasi. (μ₁=μ₂)
 Ha (hipotesis alternatif): Ada perbedaan rata-rata antara
dua populasi. (μ₁≠μ₂)

Peneliti akan menguji hipotesis ini menggunakan uji statistik


T untuk menentukan apakah ada bukti yang signifikan untuk
membuktikan hipotesis alternatif atau menolak hipotesis nol.

Berikut adalah hipotesis perbandingan rata-rata penggunaan


media sosial "Instagram" dan "WhatsApp" oleh siswa:

 H0 (hipotesis nol): Tidak ada perbedaan rata-rata


penggunaan media sosial "Instagram" dan "WhatsApp"
oleh siswa.

9
 Ha (hipotesis alternatif): Ada perbedaan rata-rata
penggunaan media sosial "Instagram" dan "WhatsApp"
oleh siswa.

Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh


pengaruh satu variabel independen secara individual dalam
menerangkan variasi variabel dependen. Uji t digunakan
untuk mengukur signifikansi pengaruh pengambilan
keputusan dilakukan berdasarkan perbandingan nilai t hitung
masing-masing koefisien regresi dengan t tabel (nilai kritis)
sesuai dengan tingkat signifikansi yang digunakan (Ghozali,
2013:98). Kesimpulan hasil pengujian analisis uji t
berpengaruh positif adalah sebagai berikut:

a. Jika t hitung > t tabel, atau P value < α = 0,05 maka Ho


ditolak dan Ho diterima berarti variabel independen
mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen.
b. Jika t hitung < t tabel, atau P value > α = 0,05 maka Ho
diterima dan Ho ditolak berarti variabel independen
tidak mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen.

10
3. SAMPEL PENELITIAN

Menurut Sugiyono, (2017:81) sampel ialah bagian


dari populasi yang menjadi sumber data dalam penelitian,
dimana populasi merupakan bagian dari jumlah karakteristik
yang dimiliki oleh populasi. Pengukuran sampel dilakukan
melalui statistik atau berdasar pada estimasi penelitian guna
menentukan besarnya sampel yang diambil dalam
melaksanakan penelitian suatu objek.

Dalam penelitian ini, sampel penelitian akan diambil


dari siswa SMA Negeri 2 Pasuruan yang menggunakan
kedua jenis media sosial tersebut. Pertama-tama, peneliti
perlu menentukan jumlah sampel yang diambil. Jumlah
sampel yang cukup besar dapat menghasilkan hasil yang
lebih akurat, namun jumlah sampel yang terlalu besar dapat
membuat penelitian menjadi sulit dan mahal. Dalam hal ini,
peneliti dapat menggunakan rumus sample size untuk
populasi tak terbatas dengan margin of error 5% dan tingkat
kepercayaan 95%. Dari rumus tersebut, diperoleh jumlah
sampel sebesar 60 siswa.

Selanjutnya, peneliti dapat menggunakan teknik


pengambilan sampel acak sederhana untuk memilih sampel
penelitian. Dalam hal ini, peneliti dapat menggunakan daftar
siswa dari SMA Negeri 2 Pasuruan sebagai basis untuk

11
memilih sampel secara acak. Setelah itu, peneliti dapat
mengirimkan kuesioner kepada siswa yang terpilih untuk
mengumpulkan data tentang penggunaan media sosial
"Instagram" dan "WhatsApp" mereka dengan jumlah siswa
nya yaitu :

a. Kelas X sebanyak 37 siswa


b. Kelas XI sebanyak 11 siswa
c. Kelas XII sebanyak 12 siswa

Responden dari sampel tersebut telah mengisi link


google form yang berisi berbagai pertanyaan terkait lama
penggunaan aplikasi WhatsApp dan Instagram, kemudian
didapatkan hasil T hitung masih berada pada daerah
penerimaan H0 atau dengan kata lain tidak terdapat
perbedaan yang signifikan antara lama penggunaan aplikasi
WhatsApp dan Instagram.

4. PROSEDUR KERJA

1. Berkoordinasi dengan anggota kelompok

Dalam penelitian ini anggota kelompok ditentukan


oleh guru pembimbing, yang beranggotakan 4 siswa yaitu:
Daniar Raihan Widayat, Jihan Weka Abiyahti, Mohamad
Firman Syahputra, dan Nailatul Karimah. Setelah anggota

12
untuk menentukan judul penelitian yang akan dilakukan.
kelompok sudah terbentuk, kemudian anggota kelompok
berdiskusi

2. Menentukan judul penelitian

Setelah berdiskusi dengan anggota kelompok,


disepakati judul penelitian tentang “Perbandingan Rata-Rata
Lama Penggunaan Media Sosial "Instagram" dan
"WhatsApp" Siswa SMAN 2 Pasuruan” dan judul tersebut
sudah mendapat persetujuan dari guru pembimbing untuk
dilakukan penelitian. Alasan peneliti memilih judul tersebut
ialah karena dua aplikasi tersebut paling sering digunakan
oleh siswa/i SMA Negeri 2 Pasuruan, sehingga peneliti yakin
untuk mengambil judul tersebut sebagai penelitian kali ini.

3. Membuat latar belakang penelitian

Setelah pembuatan judul penelitian telah disetujui oleh


guru pembimbing, maka prosedur selanjutnya adalah
pembuatan latar belakang yang sesuai dengan judul yang
akan dilakukan penelitian. Pengambilan latar belakang
didasari oleh penggunaan media sosial instagram dan
whatsapp yang digunakan oleh para siswa/i, dimana aplikasi
tersebut pasti dimiliki oleh seluruh siswa/i SMA Negeri 2
Pasuruan, dan latar belakang yang telah dilakukan di

13
konsultasikan kepada guru pembimbing agar penulisan latar
belakang ini dapat dicantumkan dengan tepat sesuai dengan
format yang telah ditentukan.

4. Menentukan hipotesis awal dan akhir

Seluruh anggota kelompok berdiskusi untuk


mendapatkan hipotesis awal dan akhir yang tepat untuk
dilampirkan dalam penelitian, dan untuk hipotesis ini masuk
dalam prosedur uji statistika. Dalam hipotesis penelitian ini
didapatkan Tidak ada perbedaan rata-rata antara dua
populasi, dan ada perbedaan rata-rata antara dua populasi.
Kemudian hipotesis yang yang telah ditentukan
dikonsultasikan kepada guru pembimbing untuk
mendapatkan persetujuan hipotesis yang digunakan.

5. Menentukan uji statistika pada penelitian

Pada penelitian kali ini, peneliti menggunakan uji T


secara random atau acak kepada setiap responden di SMA
Negeri 2 Pasuruan, dan juga di dalam uji statistika
dilampirkan rumus untuk menghitung hasil pengujian rata-
rata dari penelitian yang telah dilakukan. Dan untuk uji T
pada penelitian ini menggunakan uji T independen, yang
mana uji tersebut yaitu salah satu cara untuk mengetahui

14
apakah dua kelompok sampel memiliki perbedaan rata-rata
secara signifikan atau tidak.

6. Menyusun sampel penelitian

Penelitian ini menggunakan sampel penelitian siswa


dan siswi SMA Negeri 2 Pasuruan yang berjumlah 60 orang
yang mengisi data lama penggunaan menggunakkan google
form.

7. Mencari sampel responden siswa/i SMA Negeri 2


Pasuruan

Mencari sampel dilaksanakan setelah para anggota


kelompok mengkonsultasikan hipotesis dan uji statistika
yang telah dibuat kepada guru pembimbing untuk bisa
dilakukan pengecekan, kemudian untuk sampel pembuatan
ini dilakukan dengan cara online menggunakan google form
yang telah diedit sesuai dengan yang akan dilakukan
penelitian. Di sini Peneliti mencari sampel yang berjumlah
60 siswa dan siswi SMAN 2 Pasuruan, mulai dari kelas 10
hingga kelas 12 baik dari jurusan MIPA, IPS, dan Ilmu
bahasa budaya. Pencarian sampel dilakukan dengan
pembagian link google form pada setiap responden.

8. Menentukan prosedur kerja dalam penelitian

15
Prosedur kerja ditentukan sesuai dengan apa yang akan
dilakukan oleh peneliti dalam melakukan kegiatan penelitian
dan penentuan penulisan prosedur kerja ini dipandu oleh
guru pembimbing peneliti, sehingga apabila terjadi kesalahan
dapat segera direvisi. Dalam prosedur kerja ini dijelaskan
tentang urutan dari penelitian mulai dari awal pembentukan
kelompok hingga akhir saat penentuan kesimpulan penelitian
yang akan dilakukan.

9. Mengolah data responden

Data dari responden kemudian diinput dalam Microsoft


Excel untuk mempermudah peneliti melihat rata-rata
penggunaan Instagram dan WhatsApp. Peneliti percaya
bahwa diletakkannya data dari responden pada Microsoft
Excel akan membuat data tersebut lebih tertata rapi dan akan
lebih mudah dalam mencari hasil rata-rata dan simpangan
baku dalam penelitian dan uji T tersebut. Sehingga waktu
yang diperlukan peneliti dalam melakukan penelitian ini
menjadi lebih efisien.

10. Menentukan hasil dan membuat pembahasan

Dari pengolahan data yang telah dilakukan, peneliti


akan mengetahui rata-rata waktu yang dihabiskan oleh
responden dalam penggunaan Instagram dan WhatsApp

16
dalam jangka waktu satu minggu. Setelah rata-rata diketahui,
peneliti akan melakukan perhitungan uji T. Perhitungan
dilakukan secara:

a. Manual. Perhitungan uji T secara manual dilakukan


menggunakan rumus yang telah ditentukan sebelumnya.
Perhitungan manual dipilih oleh peneliti untuk menghitung
rata-rata dari data responden.
b. Otomatis. Perhitungan ini dilakukan dengan
menggunakan Microsoft Excel. Peneliti memilih perhitungan
secara otomatis karena waktu yang diperlukan cenderung
lebih efisien dan didapatkan hasil yang akurat.

Setelah itu, peneliti akan membahas mengenai hasil


yang diketahui sebelumnya. Pembahasan akan berisi
penjelasan yang lebih detail mengenai hasil yang didapat
tersebut. Dalam pembahasan, peneliti juga akan mengaitkan
hasil yang didapatkan dengan teori-teori dari para ahli.

11. Menarik kesimpulan

Peneliti akan menarik kesimpulan dari pembahasan


yang sudah ada. Kesimpulan akan ditulis secara ringkas dari
keseluruhan hasil pembahasan. Kesimpulan yang dibuat
peneliti juga akan menjawab hipotesis uji T yang sudah
ditentukan sebelumnya.

17
12. Membuat laporan penelitian

Laporan penelitian adalah laporan pertanggungjawaban


kegiatan penelitian yang sudah dijalani. Laporan ini
membahas penelitian dengan jelas, lengkap, detail, dan bisa
dipahami semua kalangan. Ada 2 metode laporan penelitian;
kualitatif dan kuantitatif. Laporan penelitian berisi latar
belakang penelitian dan analisis masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, kegunaan penelitian, hipotesis, metode
penelitian secara garis besar serta teknik pengumpulan data
dan pendekatannya, lokasi dan sampel penelitian. Daftar
pustaka dalam laporan penelitian berisi berbagai referensi
jurnal dan buku-buku dari berbagai sumber di internet yang
digunakan untuk menunjang peneliti dalam melaksanakan
penelitian dengan judul yang terlampir di atas. Laporan
penelitian perlu disusun secara jelas, lengkap, dan dapat
dipahami dengan baik. Prosedur, proses, dan sistematikanya
juga harus sesuai dengan kaidah yang berlaku. Selain itu,
substansi dari hasil penelitiannya pun harus lengkap agar
laporan penelitian yang kamu buat dapat memberikan
manfaat kepada mereka yang membacanya. Dalam penelitian
ini, peneliti menggunakan metode kualitatif yang disertai

18
data-data tabel dan perhitungan. Metode penelitian kualitatif
bertujuan untuk menjelaskan suatu fenomena dengan
mendalam dan dilakukan dengan mengumpulkan data
sedalam-dalamnya.

5. HASIL dan PEMBAHASAN


 Hasil

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian,


pada tanggal 30 Januari hingga 3 Februari, maka diperoleh
rata-rata lama penggunaan aplikasi WhatsApp selama satu
minggu sebesar:

Diperoleh pula rata-rata lama penggunaan aplikasi


Instagram selama satu minggu sebesar:

Kemudian, dari hasil rata-rata tersebut dapat dihitung untuk


perhitungan simpangan baku dari lama penggunaan aplikasi
WhatsApp, yakni:

19
Dapat dihitung pula untuk perhitungan simpangan
baku dari lama penggunaan aplikasi Instagram, yakni:

Uji T dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat


perbedaan lama penggunaan aplikasi WhatsApp dan aplikasi
Instagram. Dalam hasil ini menggunakan perhitungan rumus
t hitung varians berbeda, karena data yang diperoleh
dianggap tidak sama atau belum ditentukan.

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh T hitung =


1,53546 dan t tabel = 1,98176, sehingga t hitung < t tabel
pada taraf signifikansi α sebesar 0,05. Berdasarkan hasil
tersebut, maka thitung masih berada pada daerah penerimaan
Ho atau dengan kata lain tidak terdapat perbedaan yang
signifikan dari rata-rata lama penggunaan media sosial
Instagram dan WhatsApp siswa SMA Negeri 2 Pasuruan
pada taraf signifikansi 5%. Berdasarkan hasil tersebut, maka

20
T hitung masih berada pada daerah penerimaan Ho atau
dengan kata lain tidak terdapat perbedaan yang signifikan
antara lama penggunaan aplikasi WhatsApp dan Instagram.

 Pembahasan

Pembahasan mengenai hasil penelitian yang telah


dilakukan tentang perbandingan lama penggunaan media
sosial Instagram dan WhatsApp oleh siswa sekolah
menengah atas dapat dilakukan dengan merujuk pada hasil
penelitian yang menyatakan bahwa tidak ada perbedaan lama
penggunaan kedua platform tersebut sesuai dengan hasil
penelitian yang ada di atas.

Hal ini menunjukkan bahwa siswa sekolah menengah


atas memiliki kecenderungan untuk menggunakan Instagram
dan WhatsApp dengan waktu yang sama dan seimbang.
Meskipun kedua platform ini memiliki fungsinya masing-
masing, namun penggunaannya oleh siswa SMA tidak terlalu
berbeda. Perlu dicatat bahwa Instagram dan WhatsApp
merupakan media sosial yang memiliki penggunaan yang
sangat luas di kalangan remaja saat ini. Instagram, misalnya,
digunakan untuk berbagi foto dan video, sementara
WhatsApp digunakan untuk berkomunikasi secara pribadi
dengan teman dan keluarga.

21
Namun, meskipun tidak ada perbedaan lama
penggunaan antara Instagram dan WhatsApp, penting bagi
siswa SMA untuk memperhatikan waktu yang mereka
habiskan di kedua platform ini. Terlalu banyak waktu yang
dihabiskan untuk menggunakan media sosial dapat
mengganggu konsentrasi dan produktivitas dalam belajar.
Oleh karena itu, perlu untuk membiasakan diri dengan
penggunaan yang bijak dan seimbang dalam penggunaan
media sosial, sehingga tidak mengganggu waktu yang
seharusnya dihabiskan untuk belajar dan beraktivitas lainnya.

Dalam hal ini, siswa SMA dapat memanfaatkan


pengaturan waktu pada perangkat mereka untuk membatasi
waktu yang dihabiskan dalam menggunakan media sosial.
Sehingga, waktu yang lebih banyak dapat dialokasikan untuk
kegiatan yang lebih bermanfaat seperti belajar dan
berinteraksi dengan teman secara langsung. Dengan
demikian, perbandingan lama penggunaan media sosial
Instagram dan WhatsApp oleh siswa SMA seharusnya tidak
menjadi fokus utama, melainkan bagaimana siswa dapat
mengelola waktu mereka dengan baik untuk meningkatkan
produktivitas dan kesejahteraan mental.

6. KESIMPULAN

22
Dalam penelitian yang telah dilakukan oleh para
peneliti, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada
perbedaan yang signifikan antara rata-rata lama penggunaan
Instagram dan WhatsApp oleh siswa SMAN 2 Pasuruan.
Temuan ini dapat memberikan pemahaman yang lebih baik
tentang preferensi dalam penggunaan media sosial di
kalangan siswa pada zaman yang serba canggih seperti saat
ini, yang dapat membantu guru dan orang tua dalam
memahami perilaku siswa atau anak mereka dan
memperhatikan pengaruh penggunaan media sosial terhadap
kesehatan mental, fisik, rohani, dan akademik siswa dalam
kehidupan sehari harinya. Namun demikian, perlu diingat
bahwa hasil penelitian ini hanya mencakup sampel yang
diambil dari beberapa siswa SMAN 2 Pasuruan, sehingga
kesimpulan ini belum dapat dijadikan generalisasi dan
perluasan untuk seluruh populasi siswa atau bahkan populasi
pengguna media sosial pada umumnya yang ada
dimasyarakat. Oleh karena itu, perlu adanya penelitian lebih
lanjut dengan sampel yang lebih besar dan representatif
diperlukan untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat dan
reliable, sehingga dapat ditentukan mana penggunaan media
sosial yang lebih lama digunakan oleh umum.

23
7. DAFTAR PUSTAKA

Saputri, V. (2021). PERBEDAAN INTENSITAS


PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL PADA
MAHASISWA YANG BERTEMPAT TINGGAL DI
KOS DAN DI RUMAH. Skripsi. Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma.

Toni, A. (2022). PENGARUH PENGGUNAAN


WHATSAPP TERHADAP INTERAKSI SOSIAL
SISWA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 5
PEKANBARU. Skripsi. Riau: UIN Sultan Syarif
Kasim.

Rakanda, D. (2020). PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL


INSTAGRAM DALAM PEMBENTUKAN
IDENTITAS DIRI GENERASI Z ATAU
IGENERATION DI DESA CAWAS. Skripsi.
Yogyakarta: Universitas Pembangunan Nasional
“VETERAN”.

Firdianti. (2020). PENERAPAN PEMANFAATAN MEDIA


SOSIAL WHATSAPP DALAM PEMBELAJARAN
TERHADAP HASIL BELAJAR IPA PADA KONSEP
SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA SISWA
KELAS V SDN 1 KORE KECAMATAN SANGGAR.
Skripsi. Makassar: Universitas Muhammadiyah
Makassar.

24
Sweetenia dkk. (2019). PENGARUH KOMPETENSI,
SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL, DAN
KUALITAS PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN
TERHADAP AKUNTABILITAS PEMERINTAH
DESA. Jurnal Analisis Bisnis Ekonomi, 17(1), 49-54.

Dianto, A. (2016). Uji Independent Sample T-test Secara


Manual. Diakses pada 1 Februari 2023, dari
https://aksiomatik.wordpress.com/2016/09/08/uji-
independent-sample-t-test-secara-manual/

Muhammad, I. (6 April 2013). Uji T Dua Sampel. Blog


Free Learning. Diakses pada 16 Februari 2023, dari
https://freelearningji.wordpress.com/2013/04/06/uji-t-
dua-sampel/

Gaib, M. (21 Maret 2011). Uji T Independen. Blog


Biostatistik. Diakses pada 18 Februari 2023, dari
http://statistik-kesehatan.blogspot.com/2011/03/uji-t-
independen.html?m=1

Riadi, M. (29 november 2020). Populasi dan Sampel


Peneltian (Pengertian, Proses, Teknik Pengambilan,
dan Rumus). Diakses pada 1 Maret 2023, dari
https://www.kajianpustaka.com/2020/11/populasi-dan-
sampel-penelitian.html?m=1

Populasi dan Sampel Penelitian Kuantitatif (Cara


Menentukan). (3 Desember 2022). Diakses pada 1
Maret 2023, dari
https://deepublishstore.com/blog/pengertian-populasi-
dan-sampel/

25
Lampiran 1.

● Tabel data rata rata penggunaan media sosial

26
27
28
● Tabel data simpangan baku

29
30
 Tabel T hitung

31
 Hasil perhitungan

32
Lampiran 2.
 Tampilan g form untuk mengisi lama penggunaan
media sosial.

33
 Dokumentasi responden saat mengisi g form

34
Lampiran 3.

PENELITIAN MATEMATIKA PEMINATAN


ANGKET
PERBANDINGAN RATA-RATA PENGGUNAAN
MEDIA SOSIAL “INSTAGRAM” dan “WHATSAPP”
SISWA SMAN 2 PASURUAN
Nama:

Kelas:

1. Berapa lama penggunaan Whatsapp Anda dalam 1 minggu?

2. Berapa lama penggunaan Instagram Anda dalam 1 minggu?

3. Menurut Anda, lebih penting dan efektif mana antara Whatsapp

Lampiran 4

 Angket terisi

35
36
37

Anda mungkin juga menyukai