Anda di halaman 1dari 1

Chat WhatsApp

INFO BEASISWA

 Semarang  Ungaran  Ambarawa  Kendal

 Weleri  Kaliwungu  Salatiga

 Pusat Ensiklopedia

BROSUR PMB UNIVERSITAS

PENDAFTARAN ONLINE

 Home

 Maksud dan Tujuan

 Pendaftaran Mahasiswa

 Kampus Maps

 Program Studi

 Uang/Biaya Perkuliahan

 Apa Keunggulannya

 Pelaksanaan Pendidikan

 Batas Waktu Kuliah

 /  Ensiklopedia Dunia /  Uji nyala api

Cari di Ensiklopedia Dunia

Search

Uji nyala api


KLIK DISINI UNTUK MELIHAT PENGUMUMAN SBMPTN
2022

Uji nyala api


adalah
suatu
prosedur
analisis
yang
digunakan
dalam ilmu
kimia untuk
mendeteksi
keberadaan
unsur Uji nyala api dilakukan terhadap
tertentu, tembaga halida. Nyala api dengan warna
khas hijau-kebiruan disebabkan oleh
terutama ion
tembaga.
logam,
berdasarkan
karakteristik
spektrum
emisi
masing-
masing
unsur.
Warna nyala
api secara
umum juga
bergantung
pada Jenis nyala api Pembakar Bunsen yang
temperatur; berbeda tergantung pada aliran udara yang
lihat warna melalui katup:
1. katup udara ditutup
nyala.
2. katup udara nyaris tertutup
Uji ini 3. katup udara setengah terbuka
melibatkan 4. katup udara terbuka penuh.
introduksi
sampel suatu unsur atau
senyawa ke dalam nyala api
panas, tak berwarna, dan
mengamati warna nyala yang
dihasilkan. Ide pengujian ini
adalah bahwa atom-atom
sampel menguap dan karena
panas, mereka mengemisikan
sinar ketika berada dalam
nyala api. Sampel curah juga
memancarkan cahaya, tetapi
Nyala api gas.
cahayanya tidak baik untuk
analisis. Sampel curah
memancarkan cahaya terutama karena pergerakan
atom-atomnya, sehingga spektrumnya lebar, yang terdiri
dari rentang warna yang luas. Atom-atom sampel yang
terpisah dalam nyala api dapat mengalami emisi hanya
karena transisi elektron antara tingkat energi atom.
Transisi tersebut mengemisikan cahaya dengan
frekuensi yang sangat spesiQk, yang tidak lain
merupakan karakteristik unsur kimia itu sendiri. Oleh
karena itu, nyala api menjadi berwarna, yang ditentukan
terutama oleh sifat-sifat unsur kimia yang dimasukkan
ke dalam nyala. Uji nyala api adalah percobaan yang
relatif mudah dilakukan, sehingga sering
didemonstrasikan atau dilakukan dalam kelas sains di
sekolah-sekolah. Untuk keperluan analisis kualitatif
anorganik, uji nyala api sering digunakan sebagai uji
pendahuluan, dan termasuk uji organoleptik.
Sampel biasanya ditaruh pada seutas kawat platina
yang dicuci berulang kali dengan asam klorida untuk
menghilangkan sisa analit sebelumnya.[1] Senyawa
biasanya dibuat menjadi pasta dengan asam klorida
pekat, sebagai halida logam, yang mudah menguap,
sehingga memberikan hasil yang lebih baik. Nyala api
yang berbeda-beda harus dicoba untuk menghindari
kesalahan data akibat nyala api yang "terkontaminasi",
atau kadang-kadang untuk memveriQkasi akurasi warna.
Pada mata pelajaran kimia di sekolah menengah,
kadang-kadang digunakan bidai (splint) kayu, karena
larutan dapat dikeringkan di atasnya, dan harganya
murah. Kadang-kadang juga digunakan kawat nikrom.[1]
Penggunaan bidai harus dilakukan secara hati-hati
dengan melambaikan bidai melewati nyala api, dan
bukannya dengan memegangnya sehingga bidai
terpapar nyala api dalam waktu lama. Hal ini untuk
menghindari bidai terbakar. Penggunaan kapas pentul[2]
(bahasa Inggris: cotton swab (US) atau cotton bud (UK))
atau busa melamin (yang digunakan pada spons
penghapus)[3] sebagai penyangga juga telah disarankan.
Natrium adalah komponen atau kontaminan umum
dalam banyak senyawa dan spektrumnya cenderung
mendominasi warna nyala. Uji nyala api sering dilihat
melalui kaca kobalt biru untuk menyaring warna kuning
natrium dan memudahkan pengamatan ion logam
lainnya.
Uji nyala api adalah praktik yang cepat dan mudah, dan
dapat dilakukan dengan peralatan dasar yang dijumpai
di sebagian besar laboratorium kimia. Namun, jumlah
unsur yang terdeteksi positif pada kondisi ini sangat
sedikit, mengingat pengujian ini lebih bergantung pada
pengalaman subyektif pelaku percobaan daripada objek
percobaan. Uji ini memiliki kesulitan dalam mendeteksi
beberapa unsur dalam jumlah kecil, sementara jika
terlalu besar juga cenderung memudarkan warna nyala
hingga tidak muncul sama sekali.
Meskipun uji nyala api hanya memberikan informasi
kualitatif, bukan data kuantitatif tentang proporsi unsur
dalam sampel, data kuantitatif dapat diperoleh
menggunakan teknik terkait yaitu fotometri nyala atau
spektroskopi emisi nyala. Instrumen spektroskopi
serapan atom nyala api, yang dibuat oleh misalnya
Perkin Elmer atau Shimadzu, dapat dioperasikan pada
moda emisi menurut panduan peralatan.[4]

Unsur-unsur umum
Beberapa unsur umum dan warna nyalanya sebagai
berikut:

Simbol Nama Warna Gambar


Putih
perak,
dalam
kondisi
sangat
Al Aluminium
panas
seperti
busur
listrik, biru
terang

As Arsen Biru

Hijau
B Boron
terang

Hijau
Ba Barium
pucat/apel
Be Berilium Putih
Bi Bismut Biru langit

Ca Kalsium Merah bata

Cd Kadmium Merah bata


Ce Serium Biru
Putih perak
(kadang-
kadang
Co Kobalt dilaporkan
sebagai
hijau
kebiruan)
Putih perak
(kadang-
kadang
Cr Krom dilaporkan
sebagai
hijau
kebiruan)
Cs Sesium Ungu biru
Hijau
Cu(I) Tembaga(I)
kebiruan

Tembaga(II)
Cu(II) Hijau
(non-halida)

Tembaga(II)
Cu(II) Hijau-biru
(halida)
Ge Germanium Biru pucat
Emas,
ketika
sangat
panas
seperti
busur
listrik, biru
Fe(II) Besi(II)
terang,
atau hijau
yang
berubah
menjadi
coklat
jingga

Coklat
Fe(III) Besi(III)
jingga

Hf Hafnium Putih
Hg Raksa Merah
In Indium Indigo/Biru

K Kalium Lilak

merah
krimson;
Li Litium tak terlihat
melalui
kaca hijau
(tidak ada),
tetapi
untuk
logam Mg
Mg Magnesium yang
terbakar
adalah
putih
intensif
Hijau
Mn (II) Mangan (II)
kekuningan
Hijau
Mo Molibdenum
kekuningan
Kuning
terang; tak
tampak
Na Natrium
melalui
kaca biru
kobalt
Hijau atau
Nb Niobium
biru
Putih
keperakan
(kadang-
kadang
dilaporkan
Ni Nikel
sebagai
tak
berwarna
atau hijau
kebiruan)
Hijau
P Fosforus kebiruan
pucat

Pb Timbal Biru/putih

Merah
Ra Radium
krimson
Merah-
Rb Rubidium
ungu

Sb Antimon Hijau pucat

Sc Skandium Jingga
Biru azure
Se Selenium (biru
langit)
Sn Timah Biru-putih
Merah tua
[krimson
hingga
kirmizi
(scarlet)],
kekuningan
jika dilihat
Sr Stronsium melalui
kaca hijau
dan
ungu jika
dilihat
melalui
kaca
kobalt

Ta Tantalum Biru
Te Telurium Hijau pucat
Putih
Ti Titanium
keperakan
Hijau
Tl Talium
murni
Hijau
V Vanadium
kekuningan
W Tungsten Hijau
Merah tua
(Carmine,
Y Itrium Crimson,
atau
Scarlet)
Tak
berwarna
(kadang-
kadang
Zn Seng
dilaporkan
sebagai
hijau
kebiruan)
Merah
Zr Zirkonium
lembut

Emas, perak, platina, paladium, dan sejumlah unsur


lainnya tidak menghasilkan warna nyala api karakteristik
meskipun beberapa dapat menimbulkan percikan
(seperti logam titanium dan besi) dan garam berilium
serta emas dilaporkan terkumpul sebagai logam murni
pada pendinginan.

Lihat juga
Api berwarna
Spektrum emisi
Fotometer nyala fotoelektrik
Analisis anorganik kualitatif
Uji bidai bakar
Uji bidai pendar

Referensi
1. ^ a b Jim Clark (2005). "Flame Tests" . Chemguide.
2. ^ Sanger, Michael J.; Phelps, Amy J.; Catherine Banks
(2004). "Simple Flame Test Techniques Using Cotton
Swabs". Journal of Chemical Education. 81 (7): 969.
doi:10.1021/ed081p969
3. ^ Landis, Arthur M.; Davies, Malonne I.; Landis, Linda;
Nicholas c. Thomas (2009). " "Magic Eraser" Flame
Tests". Journal of Chemical Education. 86 (5): 577.
doi:10.1021/ed086p577
4. ^ "Atomic Absorption (AA)" . Perkin Elmer. Diakses
tanggal 2 May 2013.

Pranala luar

Wikimedia Commons memiliki media mengenai Flame test.

Flame Test - Coloring Fire - Gambar beberapa uji


nyala, disertai instruksi
WebMineral.com - Pewarnaan Nyala Berdasarkan
Unsur

Dengarkan versi lisan dari artikel ini


(2 bagian, 4 menit)

-00:00

Bagian 2

Berkas-berkas suara berikut dibuat berdasarkan


revisi dari artikel ini per tanggal
Error: tidak ada parameter tanggal yang
diberikan
, sehingga isinya tidak mengacu pada revisi terkini.

(Bantuan · Artikel lainnya)

-->

Pusat Layanan
UNIVERSITAS STEKOM PUSAT
Jl. Majapahit 605 Semarang, Jawa tengah
Indonesia
Phone: 081-777-5758
Email: pmb@stekom.ac.id

Anda mungkin juga menyukai