Anda di halaman 1dari 9

MENELUSURI BISNIS IKAN HIAS TERBESAR DI KOTA TANGERANG

Ibnu Fajar
Institut Transprtasi dan Logistik Trisakti, Jakarta

Abstrak
Salah satu bisnis di bidang akuatik yang sampai saat ini masih menjadi primadona di
pasaran adalah bisnis ikan hias. Bisnis ikan hias telah menjadi pendapatan utama beberapa pelaku
usahawan di Tangerang selama belasan tahun. Guna mengetahui strategi pengembangan bisnis di
bidang ikan hias, penulis melakukan wawancara langsung. Wawancara ini dilakukan kepada
pengurus usaha tersebut, tujuan dilakukanya wawancara kepada pengurus usaha tersebut adalah
mengetahui awal mula bisnis ikan hias ini berdiri, tantangan atau rintangan dalam berbisnis , serta
strategi dalam menentukan peluang pasar yang terdapat pada bisnis tersebut. Wawancara ini telah
dilaksanakan pada 06 Oktober 2020 disalah satu toko ikan hias di Kota Tangerang.
Pendahuluan
Seiring berkembangnya zaman, keinginan konsumen untuk melakukan kegiatan transaksi
semakin meningkat. Begitu pula orang-orang yang berprofesi sebagai wirausahawan. Hal ini
dibuktikan dengan berkembangnya berbagai macam usaha-usaha kreatif yang diciptakan oleh para
pengusaha di bidang akuatik. Usaha yang digeluti oleh para pengusaha ini bukanlah usaha yang
digeluti ala kadarnya serta dijalankan setengah-setengah, akan tetapi usaha mereka telah dilalui
dengan penuh kesabaran dan kerja keras sehingga usahanya dapat terus bertahan bahkan terus
berkembang seiring dengan perkembangan zaman.
Saat ini semakin banyak bisnis atau usaha yang bergerak di bidang akuatik dengan prospek
yang menjanjikan di berbagai daerah di Indonesia. Hal ini merupakan faktor pendorong para
pengusaha di bidang akuatik untuk semakin gigih dan giat dalam mengembangkan bisnisnya.
Berbagai macam metode dan strategi diaplikasikan baik dalam proses pemasaran maupun
pelayananya. Agar mereka dapat terus bertahan di tengah ketatnya persaingan bisnis akuatik.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan penulis, ditemukan beberapa alasan yang menyebabkan
usaha di bidang akuatik ini sangat digemari di Indonesia. Salah satu alasan kuat yang mendasari
kesuksesan usaha di bidang akuatik ini agar memiliki banyak penggemar terletak pada cara
membaca dan menganalisis pasar untuk menyediakan permintaan barang yang diminati oleh
konsumen. Cara menganalisis kebutuhan pasar yang tepat oleh seorang pengusaha dapat menjadi
modal awal yang besar dalam merintis usaha, sehingga menjadi incaran para konsumen, dengan
demikian keuntungan yang didapat oleh para pelaku usaha pun tidaklah sedikit jumlahnya.
Contoh dari jenis usaha di bidang akuatik yang banyak digemari oleh seluruh kalangan
khusunya di Kota Tangerang adalah bisnis ikan hias. Variasi ikan yang sangat banyak pada tempat
usaha bernama Pisces Akuarium ini sukses menyedot puluhan hingga ratusan konsumen dalam
satu hari. Alhasil usaha yang telah beridiri selama hampir 30 tahun yang lalu ini menjadi salah satu
toko ikan hias yang tidak pernah sepi pengunjung setiap harinya. Tidak banyak usaha yang bisa
bertahan hingga tiga dekade lamanya. Usaha yang sehari-hari dikelola oleh Pandu yang biasa
dipanggil “Mas Pandu” bersama ayahnya menyediakan ratusan jenis ikan hias untuk dipelihara
dari mulai ikan hias yang sangat familiar seperti mas koki, hingga ikan tropis amazon arapaima
giga dari berbagai supplier ikan hias diseluruh JABODETABEK. Sehingga konsumen mempunyai
banyak pilihan dalam membeli ikan hias, hal ini juga menjadi salah satu alasan kuat bertahanya
usaha tersebut selama puluhan tahun.
Prolog
Ketika pertama kali saya mendapat tugas dari dosen mata kuliah hidroseanografi, Pak Ali
untuk mewawancarai salah satu pelaku bisnis di bidang akuatik yang sudah memiliki prestasi di
bidang yang mereka geluti, saya cukup bingung siapakah pengusaha di bidang akuatik yang harus
saya wawancarai. Karena jujur tinggal di daerah perkotaan tidaklah memberikan saya banyak
pilihan untuk mewawancarai pelaku bisnis di bidang akuatik, ditambah lagi tidak adanya kenalan
atau sanak saudara yang berprofesi di bidang tersebut, “makin meyulitkan saja” ujar saya dalam
hati. Sudah hampir seminggu saya mencari pebisnis di bidang akuatik dan berencana untuk mulai
mewawancarai daftar orang-orang di bidang usaha akuatik yang bisa saya temui, sebelum beberapa
hari lagi saya akan ditanyai oleh Pak Ali perihal narasumber yang saya miliki untuk diwawancarai,
namun dari semua pelaku usaha tersebut tidak ada palaku usaha yang memiliki prestasi yang
terlalu menonjol, beberapa hanya Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang bisnisnya
terbilang baru berdiri dan beberapa lagi memiliki omzet yang tidak seberapa.
Sampai suatu saat saya teringat toko penjual ikan hias yang selalu saya datangi saat masih
kecil untuk membeli ikan mas koki sebagai pengisi akuarium saya, saya masih ingat toko tersebut
sangatlah besar sampai semua jenis ikan hias mereka miliki di akuarium-akuarium tokonya, nama
toko tersebut adalah Pisces Akuariqum yang terletak di dekat Rumah Sakit Hermina Kota
Tangerang. Tanpa basa basi fokus saya langsung tertuju pada toko penjual ikan hias tersebut,
karena toko tersebut merupakan salah satu toko penjual ikan hias yang terbesar di Kota Tangerang,
hal ini dibuktikan dengan banyaknya informasi dari mulut ke mulut warga Tangerang, jika
seseorang bertanya tentang toko rekomendasi mereka untuk memulai memelihara ikan hias,
pastilah Pisces Akuarium adalah rekomendasi mereka, surganya para pecinta ikan hias.
Siang itu saya langsung menuju Pisces Akuarium ditemani ibu saya, sesampainya disana
keadaan sangatlah ramai sampai parkiran depan toko tersebut penuh oleh sepeda motor. Tak hanya
di depan toko, didalamnya pun banyak sekali pelanggan yang membeli ikan hias atau sekedar
melihat-lihat jenis ikan. Walaupun keadaan disana yang sangat ramai, kami tetap disambut oleh
salah satu pegawai toko tersebut dengan ramah sambil menanyakan jenis ikan apa yang kami cari
“Tak heran toko ini diminati karena pelayananya yang ramah” pikirku, tanpa basa basi kami
langsung mengutarakan tujuan kami datang untuk mewawancarai pemilik dari toko Pisces
Akuarium, karyawan tersebut langsung pergi kebelakang untuk memanggil sang pemilik toko.
Sekitar lima menit berlalu, karyawan tadi kembali dan memberitahu bahwa pemilik toko sedang
tidak hadir di tokonya karena alasan kesehatan, dan digantikan anaknya selaku orang yang
berwenang untuk mengurus bisnis ini, disamping ayah beliau.
Namanya Pandu Aditya, namun saya pribadi memanggilnya mas Pandu, sedikit informasi
awal untuk narasumber, beliau adalah anak tunggal dari pemilik asli Pisces Akuarium, mas Pandu
merupakan lulusan Strata Satu Teknik Metalurgi Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) dan
saat ini sedang melanjutkan pendidikan ke Strata Dua jurusan Manajemen Bisnis Universitas
Gadjah Mada (UGM) . Saya sangat salut saat mendengar latar belakang pendidikan beliau, karena
disamping mengurus bisnis ayahnya, mas Pandu juga tidak lupa dengan pentingnya pendidikanya.
Setelah kami saling memperkenalkan diri Mas Pandu bersedia untuk diwawancarai hari itu juga,
dia mempersilahkan kami duduk dan saya langsung memulai mewawancarai mas Pandu.
Artikel Wawancara
Pertanyaan pertama yang kami tanyakan kepada mas Pandu tentunya tentang sejarah awal mula
bisnis ini dibangun oleh ayahnya.
Dia mengatakan bahwa “bisnis ini awalnya dari hobi, karena memang ayah saya dari dahulu
suka tentang hal-hal yang berbau ikan hias dan hobi untuk memeliharanya. Selanjutnya ada
sahabat dan keluarga yang tertarik untuk berbisnis bersama ayah saya, akhirnya kita diajak untuk
membuka bisnis ikan hias, kebetulan di dalam keluarga saya ada yang punya keahlian untuk
membuat akuarium ikan hias, jadi kami memulai membuka toko kecil-kecilan untuk menjual
akuarium-akuarium tersebut bersama ikan-ikanya, perlengkapan-perlengakapanya (oksigen,
aksesoris, lampu ,dan lain-lain) serta ikanya itu sendiri, jadi awal kita mulai memang dari iseng-
iseng hobi aja lalu dikembangin menjadi usaha, ya begitulah awalnya hobi merembet ke profesi”
ujar mas Pandu.
Perbincangan kami berlanjut tentang modal awal yang dikeluarkan ayah dan sanak saudara mas
Pandu untuk memulai membuka bisnis ikan hias ini.
“Sejujurnya saya juga tidak tahu persisnya berapa, karena toko ini ada tahun 1991, sedangkan saya
anak kelahiran 1996, jadi toko ini justru ada sebelum saya lahir” kata mas Pandu sambil tertawa
kecil. “Tapi jika ditanya modal utama bagaimana bisnis ini dibangun, yang paling penting
kebersamaan dan kerjasama antara ayah saya dan keluarga untuk modal awal, saling membantu
lah dalam artian saat kita sedang membangun, saudara bisa membantu dan mendukung kami, jadi
rasa kekeluargaanya lebih kental”.
Mas Pandu juga menceritakan awal-awal toko ikan hias ayahnya bisa dikenal masyarakat luas,
sehingga bisa terkenal dan berkembang sampai saat ini.
Menurutnya, tidak ada promosi khusus atau trik-trik spesial dalam mempromosikan tokonya. Tapi
pada awal tahun 2000an ada ikan hias yang bener-bener booming dan viral ikan hias tersebut
adalah ikan louhan. Dari situ semua orang tahu kalau toko Pisces Akuarium adalah toko yang salah
satunya menjual ikan louhan, dan dikarenakan 20 tahun yang lalu tidak ada handphone ataupun
media sosial, kabar toko ikan yang menjual ikan louhan ini hanya berdasarkan informasi mulut ke
mulut dan dari situ Pisces Akuarium meraup untung yang sangat besar.
Setelah menjelaskan cerita awal mula bisnis ini berkembang, saya pun menanyakan perihal unique
selling proposition dari toko ikan hias Pisces Akuarium.
Kalau untuk unique selling proposition sepertinya tidak ada keunikan yang terlalu meononjol dari
bisnis ini, mungkin hampir tidak ada bedanya dengan toko-toko ikan hias lainya yang serupa tapi
kembali lagi, yang namanya hobi dan kesukaan itu sifatnya subjektif dari masing-masing orang,
hanya saja bedanya toko ikan kita selalu sustain stok dan persediaan apapun itu yang berkaitan
dengan ikan hias, baik itu peralatan, aksesoris, dan lain-lain sehingga konsumen tidak perlu takut
untuk kekurangan stok apalagi sampai kehabisan.
Saya pun melanjutkan pertanyaan ke mas Pandu dengan menanyakan “siapa target pasar dari bisnis
ikan hias ini?”
Mas Pandu segera membalas “untuk target pasar pasti penggemar ikan hias, terutama yang
memang hobi mereka memelihara ikan hias. Tetapi ga menutup kemumngkinan juga semua
kalangan adalah target kita, karena dari mulai anak kecil sampai orang tua pun bisa memelihara
ikan hias dirumah mereka.
Pertanyaan saya berlanjut ke alasan mas Pandu dan ayahnya memilih untuk memilih stay dan
tetap berkutat dalam bisnis ini.
Ternyata menurut opini mas Pandu kenapa mereka masih stay dibisnis ikan hias ini dan
memutuskan untuk tidak beralih jenis usaha dikarenakan memelihara dan merawat ikan hias tidak
sesulit dan seheboh yang orang kebanyakan bilang dan pikirkan, bahkan untuk orang awam
sekalipun yang ingin mencoba memelihara ikan hias sama sekali tidak sulit, asal mereka rajin
memberi makan dan menguras media atau tempat dari habitat ikan hias itu sendiri jika sudah
terlihat kotor. “Simpel dan sederhana tapi enak buat dipandang, bikin tenang apalagi malem-
malem dengerin air dan liat ikan di kamar itu sangat menenangkan luar biasa “ucap mas Pandu
yang sudah sedari kecil mengikuti hobi ayahnya untuk memelihara ikan hias.
Sehabis memberi alasan untuk tetap stay dan tidak berniat berganti bisnis, kami menanyakan
tentang alur sebuah bisnis yang tidak pernah mulus dan pastinya seperti roda berputar, terkadang
diatas dan terkadang dibawah.
Ia pun berpikiran jika selama manusia punya hobi dalam memelihara binatang khusunya ikan hias,
maka penjual ikan hias pasti selalu ada, karena toko ikan hias berdiri dikarenakan banyak orang
yang ingin memelihara ikan hias. “Tapi betul, namanya berbisnis jelas tidak melulu enak” ucapnya
Pisces Akuarium pernah beberapa bulan bahkan hampir setahun pendapatanya stagnan, dalam
artian tidak ada kenaikan yang signifikan dari segi penjualan ikan, peralatanya, dan aksesoris juga
dari segi pendapatan perbulanya.
Setelah bercerita panjang lebar, sembari meminum air putih di depanya mas Pandu lanjur bercerita
tentang cara Pisces Akuarium menghadapi saingan bisnis serupa yang makin banyak di kota
Tangerang.
Kami tahu jika toko ikan hias seperti kami tidak hanya ada satu di kota Tangerang, tapi kita punya
strategi, strategi kami untuk menghadapi persaingan yang pertama adalah selalu memastikan
persediaan stok itu ada. Toko ikan hias di kota Tangerang pasti barang-barangnya bervariasi, ada
toko ikan hias yang menyediakan ikan air tawar doang ada juga toko yang hanya menyediakan
perlengkapan-perlengkapan doang. Nah, di Pisces Akuarium semua itu disatukan di dalam satu
toko, jadi dalam satu toko ikan hias, kami menjual ikan air tawar, ikan air laut, kami juga
menyediakan berbagai alat-alat dan perlengakapan tak lupa aksesoris untuk ikan. Lalu kita juga
membuka pet shop untuk hewan peliharaan lain seperti kucing, hamster sehingga segala hewan
dan perlengkapanya jua hewan kami jual, kalau memang pasarnya untuk konsumen ada untuk
menjual hewan-hewan tersebut maka kami sediakan barangnya, sehingga pembeli punya banyak
opsi dan variasi dalam membeli. Yang kedua kami selalu melihat peluang pasar barang yang
diminati oleh konsumen, sebagai contoh, zaman sekarang kana apa-apa sudah serba digital, kita
selalu liat informasi terkini tentang dunia hewan di platform-platfrom media sosial seperti youtube
dan facebook, hampir semua orang punya akses internet. Maka dari situ saat banyak artis di
Indonesia yang mem-posting tentang ragam peliharaanya seperti ikan cupang, kura-kura orang-
orang jadi latah ingin memeliharanya juga. Dikarenakan lagi ada wabah corona, banyak orang-
orang bosan ,mall ditutup. Tempat hiburan juga sama sepinya, sehingga mereka butuh hobi baru.
Dari situ kita pasti langsung suruh supplier untuk menyetok ikan cupang, bukan hanya ikan
cupangnya saja melainkan dengan tempat gelasnya, terus daun ketapang buat anti bodi ikan
cupangnya. Nah, dari hobi yang musiman itu kita memanfaatin peluang yang ada buat cari untung.
Seetelah memberikan strategi penjualan ikan hiasnya kepada saya, saya juga menanyakan perihal
omzet dari bisnis ini.
Saat mendengar omzet dari bisnis ini saya pun setengah tidak percaya, mas Pandu berkata jika
perharinya omzet kotor dari usahanya meraup penghasilan antara 15-20 Juta Rupiah, yang berarti
dalam satu bulan omzet kotor rata-rata dari Pisces Akuarium adalah setengah miliar lebih!!!.
Mendengar omzet kotor Pisces Akuarium per bulanya yang bisa menyentuh angka setengah miliar,
saya pun penasaran apakah omzet sebanyak itu didapatkan dengan penjualan yang sudah go
international alias diekspor keluar Indonesia.
Ternyata, Pisces Akuarium tidak sampai melakukan penjualan keluar Indonesia atau ekspor, tapi
mas Pandu menekankan untuk lebih fokus menjual ikan-ikan hiasnya ke pelanggan lokal di
sekitaran JABODETABEK. Namun, beberapa ikan-ikan hias yang ada di Pisces Akuarium adalah
ikan hias impor. Sebagai contoh ikan cupang yang dikirim dari Tiongkok oleh supplier demi
memenuhi kebutuhan stok ikan cupang.
Wawancara saya lanjutkan dengan pertanyaan “berapa banyak cabang toko ikan hias yang Pisces
Akuarium miliki?”
Mas Pandu bilang jika Pisces Akuarium hanya memiliki 1 cabang toko ikan hias yang kesemuanya
berada di Kota Tangerang. Cabang utama sekaligus toko yang pertama berdiri adalah Pisces
Akuarium tempat kita wawancara sekarang, terletak di Jalan Otista No. 119, Pasar Baru, Karawaci,
Gerendeng di dekat Rumah Sakit Hermina Kota Tangerang. Dan cabang toko ikan hias yang kedua
terletak di Jalan KH Asyim Ashari, Cipondoh di dekat Rumah Sakit Usada Insani Tangerang.
Keduanya sama-sama menjual berbagai macam ikan hias mulai dari ikan air tawar dan air laut,
dan juga menjual aksesoris-aksesoris untuk akuarium.
Penulis pun ingin mengetahui lebih dalam tentang bisnis ikan hias yang dikelola mas Pandu, untuk
itu penulis bertanya mengenai masalah-masalah yang ada di Pisces Akuarium dan cara
penyelesaianya kedepan.
Manajemen, tanpa basa-basi mas Pandu mengatakan hal tersebut. Menurutnya mengelola usaha
sebesar ini sangatlah banyak hal-hal yang harus diperhatikan seperti selalu mengecek ketersediaan
stok dari supplier, mengatur anak buahnya untuk rajin mengecek kondisi-kondisi ikan yang
jumlahnya ribuan sekaligus merawatnya dengan memberi makan dan membersihkan akuarium.
Semua itu dilakukan agar tidak terjadi kesalahan manajemen dalam menjalankanya yang
menyebabkan kerugian.
Lalu penulis menanyakan tentang masalah utama pada Pisces Akuarium, penulis pun kembali
bertanya apakah wabah virus COVID-19 menjadi masalah baru bagi usaha Pisces Akuarium
karena seperti yang kita ketahui, hampir seluruh sector ekonomi terdampak oleh sistem
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) akibat COVID-19.
Alhamdulillah banget enggak, jawab mas Pandu dengan yakin. Justru pendapatan per bulan kita
naik seiringan dengan permintaan barangnya. “Karena kembali lagi, justru saat pandemi seperti
ini muncul hobi musiman baru karena orang-orang pasti bosan dirumah terus, sehingga
memelihara ikan cupang, memelihara kura-kura, membangun aquascape jadi sampingan yang
bermanfaat daripada ga ngapa-ngapain dirumah.”
Tak terasa sudah lebih dari waktu yang saya perkirakan diawal. Untuk itu saya mengakhiri sesi
wawancara dengan menanyakan pertanyaan terakhir tentang rencana dan harapan yang ingin
dilakukan mas Pandu selaku pengelola yang akan menggantikan ayahnya.
“Yang pertama pastinya sustain sih” itulah kata pertama yang dilontarkan mas Pandu, kedepanya
kita kan tidak ada yang tahu kayak gimana nasibnya tapi yang pasti kita akan terus ada untuk
menjawab keinginan langganan-langganan akuarium Pisces Akuarium sehingga bisnis bisa terus
berjalan. Yang kedua sebenernya kita mau buka cabang lagi, tapi sepertinya tidak dalam waktu
dekat ini karena tadi, masalah utama dari bisnis ini ada di cara mengatur manajemen yang buat
kita pusing, mungkin untuk sekarang dua cabang saja, asalkan bisa berjalan dengan lancar dan
tidak terganggu oleh hal-hal yang tidak diinginkan.
Sehabis mewawancarai mas Pandu, kami pun berterimakasih padanya karena sudah menyisihkan
waktunya untuk dimintai jawaban tentang seluk-beluk bisnis ini. Tak lupa kami mendoakan agar
bisnis yang dikelolanya bersama sang ayah selalu lancer tanpa hambatan yang berarti , Aamiin dan
meminta foto bersama sebagai bagian dokumentasi atas wawancara tersebut.

PENUTUP
Artikel ini merupakan hasil dari wawancara langsung dengan pelaku usaha di bidang akuatik yang
dinilai penulis sudah memiliki prestasi di bidangnya. Dalam penyusunan artikel ini banyak bahasa
yang tidak baku dan tidak berpedoman pada Ejaan Yang Disempurnakan (EYD), karena pada
dasarnya artikel ini adalah artikel popular yang menekankan pada sifat persuasif untuk
pembacanya. Penulis berharap agar artikel ini dapat menambah wawasan pembaca tentang dunia
usaha akuatik agar terus tertarik meningkatkan keingintahuan nya terhadap dunia bisnis yang
bermanfaat. Demi kesempurnaan artikel ini, penulis berharap kritik dan saran dari pembaca yang
sifatnya membangun agar artikel ini bisa segera direvisi dan lebih baik kedepanya.
DOKUMENTASI

Penulis dan narasumber yang


berfoto bersama

Toko ikan dari depan


Arapaima giga yang sering disebut
ikan alligator di Indonesia
Berbagai aneka ikan hias dan aksesorisnya
yang dijual di Pisces Akuarium

Anda mungkin juga menyukai