Anda di halaman 1dari 11

NAMA : ANES FITRIA

SEMESTER 2

PRODI : MPI

NIM 22561007

MATA KULIAH : MANAJEMEN PESERTA DIDIK

JAWABAN SOAL NOMER 4

RESUME

PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PESERTA


DIDIK

Pengertian Disiplin Peserta Didik

Kata disiplin menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, mempunyai arti ketaatan dan
kepatuhan pada aturan, tata tertib dan lain sebagainya. Mulyasa mengatakan, disiplin
adalah suatu keadaan tertib, ketika orang-orang bergabung dalam suatu sistem tunduk
pada peraturan-peraturan yang ada dengan senang hati.

Sikap disiplin harus tercermin dan terwujud dalam sikap dan perbuatan kita sehari-hari
baik dalam lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, organisasi, maupun dalam
lingkungan masyarakat pada umumnya. Adapun menurut Wyckoff, disiplin merupakan
proses belajar mengajar kepada ketertiban dan pengendalian diri. Dari beberapa
pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa disiplin adalah mematuhi dan menaati
pekerjaan dengan tertib dan teratur serta dalam waktu dan tempatnya tanpa paksaan
dari siapapun.Disiplin bagi peserta didik merupakan hal yang rumit dipelajari sebab
merupakan hal yang kompleks dan banyak kaitannya, yaitu dengan pengetahuan,
sikap, dan prilaku. Masalah disiplin yang dibahas dalam penelitian ini adalah disiplin
yang dilakukan oleh para siswa dalam kegiatan belajarnya baik dirumah maupun
disekolah.Berdisiplin disini sangatlah penting karena dapat menjadikan seorang siswa
memiliki beberapa strategi mengenai cara belajar yang baik, juga merupakan suatu
proses kearah pembentukan watak yang baik. Disiplin tersebut akan terwujud melalui
pembinaan sejak dini, sejak usia muda dimulai dari lingkungan keluarga melalui
pendidikan yang tertanam sejak usia muda yang semakin lama semakin menyatu dalam
dirinya dengan bertambahnya usia. Sehingga dalam hal ini, khususnya pendidikan di
dalam sekolah disiplin harus bisa diterapkan kepada para siswa tentu saja dengan
proses dan cara penerapan serta pembinaan berlanjut yang akan menjadikan siswa
mempunyai kedisiplinan yangberlaku dalam dunia pendidikan.

Rasulullah SAW bersabdah:

Dari Ibnu Umar r.a, ia berkata:“Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam memegang


pundakku, lalu bersabda: Jadilah engkau di dunia ini seakan-akan sebagai orang asing
atau pengembara. Lalu Ibnu Umar Radhiallahu Anhuma berkata: “Jika engkau di waktu
sore, maka janganlah engkau menunggu pagi danjika engkau di waktu pagi, maka
janganlah menunggu sore dan pergunakanlah waktu sehatmu sebelum kamu sakit dan
waktu hidupmu sebelum kamu mati”. (HR. Bukhari) Hadits di atas mengajarkan kepada
kita bahwa dalam hidup ini kita harus menjadi manusia yang disiplin.

Dalam belajar disiplin sangat diperlukan. Disiplin dapat melahirkan semangat


menghargai waktu, bukan menyia-nyiakan waktu berlalu dalamkehampaan. Budaya jam
karet adalah musuh besar bagi mereka yang mengagungkan disiplin dalam belajar.
Setiap jam dan bahkan setiap detik sangat berarti bagi mereka yang menuntut ilmu di
mana dan kapan pun juga, ketika memasuki sekolah siswa dihadapkan pada berbagai
peraturan dan tata tertib yang harus ditaati dan dilaksanakan, misalnya kita diharuskan
masuk sekolah tepat pada waktunya, harus berpakaian rapi sesuai peraturan yang
berlaku, kita juga diwajibkan untuk mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru
dan tidak boleh malas dan diharuskan untuk banyak belajar di rumah. Semua itu
dimaksudkan agar tercipta suasana belajar yang baik dan harmonis, sehingga
diharapkan para siswa dapat belajar dengan baik dan mencapai apa yang ia cita-
citakan.

Pada dasarnya manusia hidup di dunia memerlukan suatu aturan sebagai pedoman dan
arahan untuk mempengaruhi jalan kehidupan, demikian pula di sekolah perlu adanya
tata-tertib untuk berlangsungnya proses belajar yang tinggi maka dia harus mempunyai
kedisiplinan belajar yang tinggi. Disiplin sangat penting dan dibutuhkan oleh setiap
peserta didik. Disiplin menjadi prasyarat bagi pembentukan sikap, perilaku, dan tata
kedisiplinan yang akan menghantar kesuksesan dalam hidup setiap individu.

Tulus Tu’u megungkapkan beberapa fungsi sikap disiplinyaitu:

1. Menata Kehidupan Bersama Fungsi disiplin adalah mengatur tata kehidupan


manusia, dalam kelompok tertentu atau dalam masyarakat. Dengan begitu hubungan
individu antara satu dengan lain menjadi lancar.
2. Membangun Kepribadian Lingkungan yang berdisiplin baik, sangat berpengaruh
terhadap kepribadian

seorang individu. Apalagi seorang peserta didik yang sedang tumbuh kepribadiannya,
tentu lingkungan sekolah yang tertib, teratur, tenang, tentram, sangat berperan dalam
membangun kepribadian yang baik.

3. Melatih Kepribadian Sikap, perilaku dan pola kehidupan yang baik dan berdisiplin
tidak terbentuk dalam waktu yang singkat. Namun, terbentuk melalui satu proses yang
membutuhkan waktu panjang. Salah satu proses untuk membentuk kepribadian
tersebut dilakukan melalui latihan.

4. Pemaksaan Disiplin dapat terjadi karena dorongan kesadaran diri. Disiplin dengan
motif kesadaran diri ini lebih baik dan kuat, dengan melakukan kepatuhan dan ketaatan
atas kesadaran diri, bermanfaat bagi kebaikan dan kemajuan diri. Sebaliknya, disiplin
dapat pula terjadi karena adanya pemaksaan dan tekanan dari luar.

5. Hukuman Tata tertib sekolah biasanya berisi hal-hal positif yang harus dilakukan oleh
peserta didik. Sisi lainnya berisi sanksi atau hukuman bagi yang melanggar tata tertib
tersebut. Ancaman sanksi/hukuman sangat penting karena dapat memberi dorongan
dan kekuatan bagi peserta didik untuk mematuhi dan meaati peraturan yang
diberlakukan. Tanpa ancaman hukuman/sanksi, dorongan ketaatan dan kepatuhan
dapat diperlemah. Motivasi untuk hidup mengikuti aturan yang berlaku menjadi lemah.

6. Menciptakan Lingkungan yang Kondusif Disiplin sekolah berfungsi mendukung


terlaksananya proses dan kegiatan pendidikan agar berjalan lancar. Hal itu dicapai
dengan merancang peraturan sekolah, yakni peraturan bagi guru maupun siswa serta
peraturan-peraturan lain yang dianggap perlu. Kemudian diimplementasikan secara
konsisten dan konsekuen. Dengan demikian, sekolah menjadi lingkungan pendidikan
yang aman, tenang, tentram, tertib dan teratur. Lingkungan seperti ini adalah lingkungan
yang kondusif bagi pendidikan.

Macam-macam Disiplin :

Disiplin terdiri dari banyak hal. Antara lain sebagai berikut:

1. Disiplin Waktu

Disiplin waktu menjadi sorotan yang utama bagi seorang guru maupun peserta didik,
yang akan menjadi tolak ukur dalam hal kedisiplinan itu sendiri. Waktu adalah suatu
nikmat yang diberikan oleh Allah Subhanahu Wata‟ala, maka sudah sepantasnya kita
memanfaatkan waktu dengan se-efektif dan se-efisienmungkin untuk menjalankan
tugas sebagai khalifah Allah dimuka bumi ini.

2. Disiplin Mentaati Peraturan Disiplin mentaati aturan sangat berpengaruh terhadap


kewibawaan seseorang. Mayoritas siswa saat ini cerdas dan kritis, sehingga kalau
diperlakukan semena-mena dan pilih kasih, mereka akan memakai cara mereka sendiri
untuk menjatuhkan harga diri guru. Selain itu, pilih kasih dalam memberikan sanksi
sangat dibenci oleh agama. Keadilan harus ditegakkan dalam keadaan apapun.Karena
itulah yang mengantarkan kehidupan ke arah kemajuan, kebahagiaan, dan kedamaian.

3. Disiplin Dalam Bersikap Disiplin dalam mengontrol perbuatan diri sendiri menjadi
starting point untuk menata perilaku orang lain. Misalnya, disiplin untuk tidak marah,
tergesa- gesa dan tidak gegabah dalam bertindak. Disiplin dalam sikap ini
membutuhkan latihan dan perjuangan. Karena, setiap saat banyak hal yang menggoda
kita untuk melanggarnya. Kalau kita disiplin memegang prinsip dan perilaku dalam
kehidupan ini niscaya kesuksesan akan menghampiri kita.

4. Disiplin dalam Beribadah Menjalankan ajaran agama menjadi parameter utama


kehidupan ini. Pendidikan agama, pendidikan sekolah sebaikanya ditekankan pada
pembiasaan beribadah kepada peserta didik, yaitu kebiasaan-kebiasaan untuk
melaksanakan atau mengamalkan ajaran agama, misalnya dibiasakan shalat di masjid
pada awal waktu, melaksanakan puasa, dan sebagainya.

B. Program Pembinaan Peserta Didik

Pembinaan peserta didik sangat diperlukan dalam rangka untuk mempersiapan peserta
didik dalam menghadapi tantangan hidup di masa sekarang dan masa yang akan
datang.Hal ini sejalan dengan definisi pendidikan yang dijelaskan dalam UU No 20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu suatu usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang


diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara, Oleh karena itu sasaran
pembinaan peserta didik meliputi pembinaan dalam sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.

1. Pembinaan Sikap

Pembinaan peserta didik dalam aspe sikap bertujuan agar peserta didik memiliki sikap
sesuai dengan yang di amanatkan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
yaitu sikap yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti yang luhur,
dan berakhlak mulia serta berkepribadian yang baik.Pembinaan dalam aspek sikap ini
biasanya dilakukan melalui beberapa program pendidikan umum, seperti pendidikan
agama, pendidikan pancasila dan kewarganegaraan, serta pendidikan seni budaya.
Selain itu pendidikan dalam aspek siap ini bisa diberikan melalui pembelajaran di kelas
oleh setiap guru dengan memberikan keteladanan atau contoh nyata dalam
pengembangan sikap peserta didik dalam hal kejujuran, kedisiplinan, kerjasama, saling
menghormati, saling membantu dan sebagainya.

2. Pembinaan pengetahuan/kecerdasan

Selain pembinaan sikap, peserta didik juga mendapatkan pembinaan


kecerdasan/pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan berpikir yang rasional dan sistematis.

3. Pembinaan keterampilan

Pembinaan peserta didik dalam aspek keterampilan bertujuan agar peserta didik
memiliki keterampilan dalam bidang tertentu yang di butuhkan untuk dapat hidup dalam
masyarakat lingkungannya. Dengan adanya keterampilan yang dimiliki peserta didik
akan mampu meningkatkan pembangunan ekonomi di daerahnya. Pembinaan
keterampilan ini dilakukan melalui pendidikan muatan lokal yaitu mata pelajaran yang
berisi kearifan lokal di daerah di sekitar sekolah, misalnya pertanian, membatik, dan
sebagainya. Pendidikan keterampilan ini lebi jauh bertujuan agar peserta didik memiliki
keterampilan yang memadai sehingga peserta didik mampu menciptakan lapangan
pekerjaan atau berwirausaha.

C. Kode Etik, Pengadilan dan Hukuman Peserta Didik

1. Kode Etik Peserta Didik

Secara bahasa, kode etik berasal dari kata kode dan etik, kode artinya simbol atau
tanda, sedangkan etik berasal dari bahasa latin ethico dan bahasa Yunani ethos. Dalam
kedua bahasa tersebut, etik berarti norma-norma, nilai-nilai, kaidah-kaidah, dan ukuran
bagi tingkah laku manusia.

Kode etik peserta didik adalah aturan-aturan, norma-norma yang dikenalkan kepada
peserta didik, berisi sesuatu yang menyatakan boleh tidak boleh, benar tidak benar,
layak tidak layak, dengan maksud agar ditaati oleh peserta didik, aturan-aturan tersebut,
bisa berupa maupun yang tertulis maupun tidak tertulis, termasuk di dalamnya adalah
tradisi-tradisi yang lazim di taati di dunia pendidikan, khususnya di sekolah. Adapun
tujuan dari kode eti adalah:

a. Agar terdapat suatu standar tingkah laku tertentu yang dapat dijadikan sebagai
pedoman bagi peserta didik di sekolah tertentu.

b. Agar terdapat kesamaan bahasa dan gerak langkah antara sekolah dengan orang tua
peserta didik serta masyarakat, dalam hal ini menangani peserta didik, kesamaan arah
ini sangat penting agar upaya-upaya yang mengaruh pada perkembangan peserta didik
menuju arah yang sama dan tidak saling bertolak belakang

c. Agar dapat menjunjung citra peserta didik di mata masyarakat, adanya upaya dan
tingkah laku yang pantas, sangat menjunjung tinggi citra dan wibawa peserta didik dan
bahkan lembaga pendidikan secara keseluruhan. Jangan sampai terjadi hanya karena
tingkah laku perbuatan beberapa oknum peserta didik, dapat mencemarkan peserta
didik secara keseluruhan termasuk lembaganya

d. Agar tercipta suatu aturan yang di taati bersama, khususnya peserta didik, dan
demikian juga oleh personalia sekolah yang lain. Ketaatan demikian sangat penting
demi menjaga harkat dan martabat.

2. Pengendalian Peserta Didik

Pengendalian peserta didik atau yang lazim di kenal dengan sebutan (student countrs),
adalah suatu lembaga pengadilan yang ada di sekola, dan bertugas mengadili peserta
didik. Peserta didik yang diduga mempunyai kesalahan-kesalahan tidak divonis begitu
saja, melainkan dihadapkan ke pengadilan dan diadakan persidangan.

3. Hukuman Peserta Didik

Setelah peserta didik mendapatkan vonis dari pengadilan peserta didik maka hukuman
yang di jatuhkan kepadanya siap direalisasikan.Tujuan hukuman sebagai alat pendidik
dimana hukuman yang diberikan justru harus dapat mendidik dan menyadarkan peserta
didik. Apabila setelah mendapatkan hukuman, peserta didik tetap tidak sadar,
sebaiknya tidak diberikan hukuman, sebab misi dan maksud hukuman, bagaimana
harus dicapai. Penahanan di kelas adalah jenis hukuman yang diberikan kepada
peserta didik karena peserta didik melakukan kesalahan-kesalahan. Hukuman demikian
mungkin juga efektif manakali dikaitkan dengan beban pekerjaan yang bersifat mendidik
kepada peserta didik, dan harus disadari juga bahwa hukuaman bukanlah dimaksud
untuk dendam
melainkan menyadarkan dan mendidik peserta didik.

D. Strategi Pembinaan dan Pengembangan Peserta Didik

1. Strategi Pembinaan Peserta Didik

Strategi sangat berperan dalam pembinaan karakter peserta didik khususnya pada
sikap disiplin, karena jika salah menerapkan strategi dalam pembinaan sikap disiplin
akan berdampak pada karakter peserta didik yang kurang baik. Selaku pendidik,
diharapkan dapat menerapkan strategi yang efektif untuk membinabsikap disiplin anak
didiknya, penerapan strategi pembinaan sikap disiplin peserta didik sebagai berikut:

a. Keteladanan

Guru memiliki peranan penting dalam membantu siswa dalam mengembangkan


potensi yang dimiliki. Guru juga berperan dalam penerapan strategi sikap disiplin
melalui interaksi yang dilakukan.

Contoh dan keteladanan guru adalah suatu perbuatan atau tingkah laku yang baik, yang
patut ditiru oleh anak didik yang dilakukan oleh seorang guru dalam tugasnya sebagai
pendidik, baik tutur kata maupun perbuatannya yang dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari oleh murid, baik di lingkungan sekolah maupun dilingkungan masyarakat.

b. Hukuman dan Ganjaran

Hukuman adalah salah satu strategi yang digunakan oleh pendidik berupa sanksi yang
bersifat mendidik, dengan mempertimbangkan pelanggaran yang dilakukan oleh siswa
serta akibat-akibat yang kemungkinan ditimbulkan melalui hukuman yang diberikan oleh
pendidik.

Seorang pendidik dilarang memberikan hukuman yang menimbulkan rasa sakit pada
siswa secara fisik maupun psikis. Penghargaan adalah salah satu dari kebutuhan pokok
yang mendorong seseorang untuk mengaktualisasikan dirinya. Penghargaan adalah
unsur disiplin yang sangat penting dalam pengembangan diridan tingkah laku anak.
Seseorang akan terus berupaya meningkatkan dan mempertahankan disiplin apabila
pelaksanaan disiplin itu menghasilkan prestasi dan produktivitas yang kemudian
mendapat penghargaan. Hukuman dijadikan sebagai salah satucara untuk membentuk
kedisiplinan pada anak. Terkadang dalam pelaksanaan kedisiplinan di sekolah
hukuman dijadikan sebagai sarana jitu dalam membangun kedisiplinan pada siswa.

c. Buku Penghubung (Sistem Point)

Buku penghubung merupakan buku yang berisi tata tertib yang diberlakukan jika
seorang siswa melakukan pelanggaran aturan tata tertib di sekolah. Penerapan strategi
dengan buku penghubung ini menggunakan sistem point, dimana setiap pelanggaran
yang dilakukan oleh siswa diberikan sanksi point pada masing-masing aturan.

2. Strategi Pengembangan Peserta Didik

a. pengembangan guru

Ini hal utama yang perlu dilakukan. Bila guru hebat, maka sekolah, siswa, dan
lingkungan pun juga akan hebat. Seorang guru dapat berperan penting dalam membuat
suasana belajar di sekolah menjadi menyenangkan. Mengapa begitu? Mendikbud
menjelaskan, seorang siswa akan menyukai satu mata pelajaran bukan karena buku
teks mata pelajaran, melainkan sosok seorang guru yang dapat membawakan suasana
menyenangkan dalam proses belajar mengajar. "Untuk itu, para guru lakukanlah hal
yang mulia, jadilah guru yang inspiratif. Dengan begitu siswa dan masyarakat akan
menghormati anda," tutur Mendikbud.

b. Memperkuat peran orang tua siswa

Orang tua itu adalah pendidik terpenting yang paling tak tersiapkan. Hal ini tidak boleh
terjadi dalam dunia pendidikan, karena orang tua adalah yang utama dalam
pembentukan karakter seorang anak. Oleh sebab itu orang tua harus diperkuat
perannya, dan dapat terlibat dalam proses pendidikan.

c. Melibatkan para siswa

Sebagai upaya menciptakan suasana yang menyenangkan dalam proses belajar


mengajar. Mendikbud mengajak para pemangku kepentingan di bidang pendidikan
untuk bertanya kepada para siswa mengenai proses belajar seperti apa yang
diinginkan. Hal tersebut perlu dilakukan, karena siswa yang menjalankan proses
belajar. Proses belajar yang baik bukan menginstalasi materi kepada siswa, melainkan
menumbuhkan seluruh potensi yang ada pada siswa.

E. Bentuk-Bentu Layanan Dalam Pengembangan Peserta Didik

Beriut beberapa layanan-layanan yang dibutuhkan peserta didik di sekolah meliputi:

1. Layanan Bimbingan dan Konseling

Layanan BK merupakan proses pemberian bantuan terhadap siswa agar perembangan


optimal sehingga anak didi bisa mengarahkan dirinya dalam bertindak dan bersikap
sesuai dengan tuntutan dan situasi lingungan sekolah, keluarga dan masyarakat.Fungsi
bimbingan disini adalah membantu peserta didik dalam memilih jenis sekolah
lanjutannya, memilih program, lapangan pekerjaan, sesuai bakat, minat, dan
kemampuan. Selain itu bimbingan dan konseling juga membantu guru dalam
menyrsuaikan program pengajaran yang disesuaikan dengan bakat minat siswa, serta
membantu siswa dalam menyesuaikan diri dengan bakat dan minat siswa untuk
mencapai perkembangan yang optimal.

2. Layanan perpustakaan

Diperlukan untuk memberikan layanan dalam menunjang proses pembelajaran di


sekolah, melayani informasi yang dibutuhkan serta memberikan layanan rekreatif
melalui koleksi bahan pustaka. Keberadaan perpustakaan sangatlah penting karena
perpustakaan juga dipandang sebagai kunci dalam pembelajaran di sekolah. Bagi siswa
perpustakaan bisa menjadi penyedia bahan pustaka yang memperkaya dan
memperluas cakrawala pengetahuan, meningkatkan keterampilan, membantu siswa
dalam mengadakan penelitian, memperdalam pengetahuannya berkaitan dengan
subjek yang diminati, serta meningkatkan minat baca siswa dengan adanya bimbingan
membaca, dan sebagainya

3. Layanan kantin

Kantin diperlukan tiap sekolah agar kkebutuhan anak terhadap makanan yang bersih,
bergizi dan higienis bagi anak sehingga kesehatan anak terjamin selama di sekolah.
Guru bisa mengontrol dan berkonsultasi dengan pengelola kantin dalam menyediakan
makanan yang sehat dan bergizi. Peranan lain dengan adanya kantin dalam sekolah
anak didik tidak berkeliaran mencari makanan dan tidak harus keluar dari lingkungan
sekolah.

4. Layanan kesehatan

Layanan kesehatan di sekolah biasanya di bentuk dalam sebuah wadah yang bernama
Unit Kesehatan Sekolah (UKS) sasaran utama UKS untuk meningkatkan atau membina
kesehatan siswa dan lingkungan hidupnya. Proram UKS sebagai berikut:

a. Mencapai lingkungan hidup yang sehat

b. Pendidikan kesehatan
c. Pemeliharaan kesehatan di sekolah

5. Layanan transportasi

Sarana transport bagi peserta didik sebagai penunjang untuk kelancaran proses belajar
mengajar, biasanya layanan transport diperlukan bagi peserta didik di tingkat
prasekolah dan pendidikan dasar. Penyelenggaraan transportasi sebaiknya
dilaksanakan oleh sekolah yang bersangkutan atau pihak swasta.

6. Layanan asrama

Bagi siswa layanan asrama sangat berguna untuk mereka yang jauh dari keluarga
sehingga membutuhkan tempat tinggal yang nyaman untuk mereka beristirahat.
Biasanya yang mengadakan layanan asrama di tingkat sekolah menengah dan
perguruan tinggi.

F. Kompetensi Pembina Kesiwaan

Walaupun di sekkolah-sekolah telah ada wakil kepala sekolah urusan kesiswaan, akan
tetapi sifatnya koordinatif dan administratif, ia bertugas mewakili kepala sekolah dalam
hal memadukan rencana serta mengkoordinasikan penyelenggaraan pembinaan
kesiswaan sebagai bagian yang terpadu dari keseluruhan program pendidikan di
sekolah.Pada dasarnya, pembina kesiswaan di sekolah merupakan tanggung jawab
semua tenaga kependidikan. Guru adalah salah satu tenaga kependidikan yang kerap
kali berhadapan dengan peserta didik dalam proses pendidikan. Guru sebagai pendidik

bertanggung jawab atas terselenggaranya proses tersebut di sekolah, baik melalui


bimbingan, pengajaran, dan atau pelatihan. Seluruh tanggung jawab dijalankan dalam
upaya memfasilitasi peserta didik agar konpetensi dalam seluruh aspek peribadinya
berkembang optimal. Apabila guru hanya menjalankan salah satu bagian dari tanggung
jawabnya,, maka perkembangan peserta didik tidak mungkin optimal. Dengan kata lain,
pencapaian hasil dari peserta didik yang optimal, mempersyaratkan pelayanan dari guru
yang optimal pula.Oleh karena guru merupakan tenaga kependidikan, maka guru pun
bertanggung jawab atas terselenggaranya pembinaan kesiswaan di sekolah secara
umum dan secara khusus terpadu dalam setiap mata pelajaran yang menjadi tanggung
jawab masing-masing. Dengan demikian, setiap guru sebagai pendidik seyogyanya
memahami, menguasai, dan menerapkan kompetensi bidang pembinaan
kesiswaan.Dalam kerangka berpikir dan bertindak seperti itulah dikembangkan standar
kompetensi guru di bidang pembinaan kesiswaan, yang selanjutnya dirinci ke dalam sub
-sub kompetensi dan indikator-indikator rujukan penyelenggaraan pembinaan
kesiswaan. Keseluruhan indikator yang diturunkan dari enam kopetensi dasar yang
dimaksud dapat menjadi acuan, baik bagi penyelenggaraan pembina kesiswaan secara
umum dalam prgram pendidikan di sekolah, maupun secara khusus terpadu dalam
program pembelajaran dan bimbingan yang menjadi tanggung jawab guru mata
pelajaran dari guru pembimbing.

Dan dapat di simpulkan

Disiplin adalah kunci kesuksesan, sebab dengan disiplin orang menjadi berkeyakinan
bahwa disiplin membawa manfaat yang dibuktikan dengan tindakan disiplin itu sendiri.
Disiplin dapat melahirkan semangat menghargai waktu, bukan menyia-nyiakan waktu
berlalu dalam kehampaan. Semua itu dimaksudkan agar tercipta suasana belajar yang
baik dan harmonis, sehingga diharapkan para peserta didik dapat belajar dengan baik
dan mencapai apa yang dicita-citakannya

Anda mungkin juga menyukai